Anda di halaman 1dari 41

-5-

oleh keberadaan pasang surut air laut. Sebagai kumpulan vegetasi endemik
yang hidup di antara transisi daerah laut dan daratan di kawasan pesisir,
keberadaan ekosistem atau hutan mangrove menjadi penting sebagai sabuk
hijau bagi area pesisir dan sekitarnya, yang sekaligus memberikan multi-
fungsi secara fisik, ekonomi, sosial-budaya, dan lingkungan bagi
masyarakat dan kawasan pesisir.
Hutan mangrove menjadi salah satu sumber penghidupan bagi
masyarakat pesisir yang dalam masa pandemi ini merasakan dampak
penurunan ekonomi yang paling signifikan. Oleh karena itu, melalui
kegiatan Padat Karya Penanaman Mangrove ini diharapkan dapat menjadi
stimulus perekonomian bagi masyarakat di sekitar ekosistem mangrove dan
sekaligus mempercepat pemulihan ekonomi nasional, melalui pemberian
kesempatan untuk berusaha dan melakukan aktivitas yang dapat
memperbaiki keadaan ekonomi masyarakat sekitar ekosistem mangrove.
Kegiatan padat karya ini diharapkan dapat menyerap tenaga kerja
sebanyak 67 HOK/ha sehingga jumlah HOK yang terserap untuk
penanaman mangrove seluas 15.000 ha sebanyak lebih dari 1 juta HOK.
Kegiatan Padat Karya Penanaman Mangrove ini selain sebagai upaya
percepatan pemulihan ekonomi nasional, sekaligus menjadi bagian dari
corrective measures di era Kabinet Kerja 2019 – 2024 to make real and shape
the future. Hal ini dilakukan antara lain melalui upaya pengendalian
perlindungan dampak perubahan iklim secara fisik, pemanfaatan ekonomi
secara berkelanjutan, keberpihakan kepada masyarakat dengan
perhutanan sosial dan masyarakat sebagai driver pembangunan,
penguatan kapasitas kelembagaan di tingkat tapak dan grass
root/kelompok, dan pengamanan ekosistem melalui
rehabilitasi/penanaman.

B. Maksud dan Tujuan


1. Rencana Operasional ini dimaksudkan sebagai pedoman teknis dalam
pelaksanaan Padat Karya Penanaman Mangrove Tahun 2020
2. Tujuannya adalah agar pelaksanaan kebijakan percepatan pemulihan
ekosistem mangrove dan perekonomian nasional melalui padat karya
penanaman mangrove pada masyarakat terdampak Covid-19 dapat
berjalan secara efektif.
-6-

C. Ruang Lingkup
Ruang lingkup Rencana Operasional ini meliputi:
1. Rencana pelaksanaan, meliputi organisasi pelaksana, sasaran lokasi,
tata waktu, dan anggaran;
2. Pelaksanaan, meliputi mekanisme, penyusunan rancangan teknis
sederhana, penanaman, pembayaran, dan penyebarluasan informasi;
dan
3. Monitoring, evaluasi dan pelaporan.
-7-

BAB II
RENCANA PELAKSANAAN

A. Organisasi Pelaksana
Organisasi pelaksana Padat Karya Penanaman Mangrove Tahun 2020
terdiri atas Pengarah, Tim PEN KLHK, Tim Padat Karya, Tim Pelaksana
Kegiatan/UPT In Charge, Pendamping Lapangan, dan Pelaksana
Penanaman. Organisasi pelaksana ini ditetapkan untuk menjamin
pelaksanaan kegiatan padat karya dapat berjalan sesuai dengan maksud
dan tujuan yang telah ditentukan.

Struktur organisasi pelaksana Padat Karya Penanaman Mangrove


Tahun 2020 sebagai berikut:

STRUKTUR ORGANISASI PELAKSANA

PENGARAH:
Menteri LHK

TIM PEN KLHK

TIM PADAT KARYA


MANGROVE

TIM PELAKSANA KEGIATAN/UPT IN CHARGE:


BPDASHL, BPTH, BBKSDA/BBTN/BKSDA/BTN, BPSKL,
BPPI, BDLHK, PEMDA/KPH, POKJA HUTSOS

PELAKSANA PENANAMAN Pendamping Lapangan


(Hutsos, Proklim, KK, KTH, dan Komunitas)

= INSTRUKSI

= PENDAMPINGAN/
PENGAWASAN
-8-

1. Tim Padat Karya


Tim Padat Karya terdiri atas Ketua Tim yaitu Direktur Jenderal
Pengendalian Daerah Aliran Sungai dan Hutan Lindung (PDASHL) dan
Wakil Ketua yaitu Tenaga Ahli Menteri LHK Bidang Pengelolaan dan
Perlindungan Daerah Aliran Sungai.
Tugas Tim Padat Karya, antara lain:
a. Menyiapkan pedoman pelaksanaan teknis.
b. Memberikan arahan kepada Tim Pelaksana Kegiatan.
c. Melakukan koordinasi, sinkronisasi data dan informasi sasaran
kelompok masyarakat dan lokasi penanaman mangrove dengan
eselon I lingkup KLHK.
d. Melakukan pembinaan pelaksanaan Padat Karya Penanaman
Mangrove.
e. Melaporkan hasil penyelenggaraan kegiatan kepada Menteri LHK
dan Ketua Tim PEN KLHK.
f. Dapat melakukan koordinasi dengan perguruan tinggi, lembaga
swadaya masyarakat atau lembaga lain dalam rangka
meningkatkan keberhasilan pelaksanaan kegiatan.

2. Tim Pelaksana Kegiatan/UPT In Charge


Tim Pelaksana Kegiatan/UPT In Charge terdiri atas Kepala Balai
PDASHL (BPDASHL), bersama-sama Kepala Dinas Provinsi, Kepala
Balai Besar KSDA (BBKSDA), Kepala Balai Besar Taman Nasional
(BBTN), Kepala Balai KSDA (BKSDA), Kepala Balai Taman Nasional
(BTN), Kepala Balai PSKL (BPSKL), Kepala Balai PPI (BPPI), Kepala Balai
Litbang KLHK (BLI), Kepala Balai Diklat Lingkungan Hidup dan
Kehutanan (BDLHK) dan/atau Kepala Unit Pelaksana Teknis Daerah
(UPTD) Pemangku/Penanggung Jawab wilayah (KPH) disesuaikan
dengan kondisi wilayah.
Tugas Tim Pelaksana Kegiatan/UPT In Charge meliputi:
a. Melakukan koordinasi dan sosialisasi kegiatan;
b. Menyusun rancangan teknis sederhana;
c. Menyiapkan dan mengembangkan kelembagaan pelaksana
penanaman;
d. Melaksanakan pembinaan teknis dan administrasi kepada
pelaksana penanaman;
-9-

e. Melaksanakan pengendalian, pengawasan dan monitoring


pelaksanaan kegiatan penanaman dan pendampingan; dan
f. Menyampaikan laporan progres pelaksanaan kegiatan kepada Ketua
Tim Padat Karya.

3. Pelaksana Penanaman
Pelaksana penanaman adalah kelompok masyarakat yang
melaksanakan kegiatan padat karya penanaman mangrove sesuai
dengan rancangan teknis sederhana, yang terdiri antara lain:
a. Kelompok masyarakat Perhutanan Sosial (Hutsos);
b. Kelompok masyarakat Program Kampung Iklim (Proklim);
c. Kelompok Kemitraan Konservasi (KK);
d. Kelompok Tani Hutan (KTH); dan
e. Komunitas lain.

4. Pendamping Lapangan
Pendamping Lapangan ditetapkan oleh Kepala BPDASHL
berdasarkan usulan dari instansi pembina wilayah penanaman.
Pendamping lapangan dapat berasal dari Penyuluh, Penyuluh
Kehutanan Swadaya Masyarakat (PKSM) atau petugas teknis lain yang
kompeten. Dalam melakukan pendampingan, petugas harus berada di
lapangan pada setiap tahapan pelaksanaan kegiatan, dengan tugas
sebagai berikut:
a. Menyiapkan kelembagaan pelaksana penanaman;
b. Melakukan sosialisasi penanaman;
c. Memberikan bimbingan teknis dan pendampingan pelaksanaan
kegiatan mulai dari penyiapan lapangan, penyediaan bibit, dan
penanaman, serta kegiatan pendukung lainnya
(pertanggungjawaban administrasi);
d. Memantau dan mengawasi pelaksanaan kegiatan fisik di lapangan;
dan
e. Melaporkan hasil pendampingan lapangan kepada Kepala
BPDASHL.

B. Sasaran Lokasi
Sasaran lokasi adalah ekosistem mangrove yang berada di hutan
konservasi, hutan lindung, hutan produksi, rural public area dan urban
- 10 -

public area dengan total luasan sebesar 15.000 ha yang tersebar di seluruh
Indonesia sebagaimana Tabel di bawah.

LUAS
NO PROVINSI BPDASHL
(Ha)
1 ACEH Krueng Aceh 700
2 SUMATERA UTARA Wampu Sei Ular 700
Asahan Barumun 500
3 SUMATERA BARAT Agam Kuantan 100
4 RIAU Indragiri Rokan 500
5 KEPULAUAN RIAU Sei Jang Duriangkang 700
6 BENGKULU Ketahun 50
7 SUMATERA SELATAN Musi 310
8 JAMBI Batanghari 200
9 BANGKA BELITUNG Baturusa Cerucuk 500
10 LAMPUNG Way Seputih Sekampung 500
11 BANTEN Citarum Ciliwung 144
12 DKI JAKARTA Citarum Ciliwung 20
13 JAWA BARAT Citarum Ciliwung 136
Cimanuk Citanduy 500
14 DI YOGYAKARTA Serayu Opak Progo 20
15 JAWA TENGAH Serayu Opak Progo 80
Pemali Jratun 500
16 JAWA TIMUR Solo 300
Brantas-Sampean 600
17 BALI Unda Anyar 100
18 NTB Dodokan Moyosari 400
19 NTT Benain Noelmina 500
20 KALIMANTAN BARAT Kapuas 700
21 KALIMANTAN SELATAN Barito 1.000
22 KALIMANTAN TENGAH Kahayan 800
23 KALIMANTAN TIMUR Mahakam Berau 600
24 KALIMANTAN UTARA Mahakam Berau 400
25 GORONTALO Bone Bolango 650
26 SULAWESI BARAT Lariang Mamasa 500
27 SULAWESI SELATAN Jeneberang Saddang 500
- 11 -

LUAS
NO PROVINSI BPDASHL
(Ha)

28 SULAWESI TENGAH Palu Poso 200


29 SULAWESI TENGGARA Sampara 600
30 SULAWESI UTARA Tondano 250
31 MALUKU Waehapu Batu Merah 100
32 MALUKU UTARA Ake Malamo 100
33 PAPUA Memberamo 340
34 PAPUA BARAT Remu Ransiki 200
TOTAL 15.000

C. Tata Waktu
Tata waktu Padat Karya Penanaman Mangrove Tahun 2020

September Oktober November Desember


No Kegiatan
I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV

1 Penyusunan
Rancangan Teknis
Sederhana
2 Penanaman
a. Persiapan
lapangan
b. Penyediaan
bibit
c. Pelaksanaan
penanaman
3 Monitoring dan
evaluasi

D. Anggaran
Pembiayaan Padat Karya Penanaman Mangrove Tahun 2020 berasal
dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) yang dialokasikan
pada DIPA Ditjen PDASHL, Kementerian LHK sebesar Rp.
406.177.500.000,- dengan rincian sebagai berikut:
1. Penyusunan Rancangan Teknis Sederhana sebesar Rp. 9.225.000.000,-
2. Penanaman sebesar Rp. 391.500.000.000,-
3. Monitoring dan evaluasi sebesar Rp. 5.452.500.000,-
- 12 -

BAB III
PELAKSANAAN

A. Mekanisme
Mekanisme pelaksanaan Padat Karya Penanaman Mangrove Tahun
2020 sebagai berikut:
1. Pelaksana Teknis
2. Pendamping Lapangan

Penyiapan Kelembagaan

Koordinasi Rancangan
Sosialisasi Monitoring
& Teknis Penanaman Pelaporan
Sosialisasi Lapangan & Evaluasi
Sederhana

Pelaksana Teknis 1. Pelaksana Teknis 1. Pelaksana Teknis Pokmas Hutsos/Proklim/ 1. Pelaksana Teknis Pelaksana Teknis
2. Pendamping Lapangan 2. Pendamping Lapangan KK/KTH/Komunitas Lain 2. Pendamping Lapangan

Pendampingan Lapangan

Pendamping Lapangan

1. Mekanisme pelaksanaan Padat Karya Penanaman Mangrove Tahun


2020 di lokasi Kelompok Masyarakat Hutsos, terdiri atas:
a. BPDASHL dan/atau BPSKL melakukan koordinasi dan sosialisasi
kegiatan kepada pemerintah daerah dan pokja perhutanan sosial
setempat;
b. BPDASHL dan/atau BPSKL, pemangku kawasan bersama
pendamping lapangan melakukan sosialisasi kepada kelompok
Hutsos;
c. BPDASHL menyusun rancangan teknis sederhana penanaman
mangrove. Dalam penyusunan rancangan teknis sederhana,
BPDASHL melibatkan pemangku kawasan dan/atau BPSKL yang
dapat didahului dengan prakondisi (sosialisasi teknis pelaksanaan,
pengumpulan data primer dan sekunder, dan observasi lapangan,
serta menyerap aspirasi masyarakat);
d. BPSKL/BPDASHL dan pendamping lapangan menyiapkan
kelembagaan pelaksana penanaman mangrove dan tata waktu
pelaksanaan;
- 13 -

e. Kelompok masyarakat hutsos melaksanakan penanaman mangrove


mulai dari penyiapan lapangan, penyediaan bibit, penanaman,
pemeliharaan dan pertanggungjawaban administrasi;
f. Pendamping lapangan melakukan pendampingan kelembagaan,
pelaksanaan penanaman, dan pertanggungjawaban administrasi;
g. Monitoring pelaksanaan penanaman dilakukan oleh BPDASHL,
BPSKL, pemangku kawasan, dan/atau pendamping lapangan; dan
h. Pelaporan progres penanaman dilakukan secara berkala oleh
kelompok masyarakat hutsos dan pendamping lapangan kepada
BPDASHL dan ditembuskan kepada BPSKL dan/atau pemangku
kawasan.

2. Mekanisme pelaksanaan Padat Karya Penanaman Mangrove Tahun


2020 di lokasi Kelompok Masyarakat Proklim, terdiri atas:
a. BPDASHL dan/atau BPPI melakukan koordinasi dan sosialisasi
kegiatan kepada pemerintah daerah dan pemangku kawasan;
b. BPDASHL dan/atau BPPI dan pemangku kawasan bersama
pendamping lapangan melakukan sosialisasi kepada kelompok
masyarakat Proklim;
c. BPDASHL menyusun rancangan teknis sederhana penanaman
mangrove. Dalam penyusunan rancangan teknis sederhana,
BPDASHL melibatkan pemangku kawasan dan/atau BPPI yang
dapat didahului dengan prakondisi (sosialisasi teknis pelaksanaan,
pengumpulan data primer dan sekunder, dan observasi lapangan,
serta menyerap aspirasi masyarakat);
d. BPPI/BPDASHL dan pendamping lapangan menyiapkan
kelembagaan pelaksana penanaman mangrove dan tata waktu
pelaksanaan;
e. Kelompok masyarakat proklim melaksanakan penanaman
mangrove mulai dari penyiapan lapangan, penyediaan bibit,
penanaman, pemeliharaan dan pertanggungjawaban administrasi;
f. Pendamping lapangan melakukan pendampingan kelembagaan,
pelaksanaan penanaman, dan pertanggungjawaban administrasi;
g. Monitoring pelaksanaan penanaman dilakukan oleh BPDASHL,
BPPI, pemangku kawasan, dan/atau pendamping lapangan; dan
h. Pelaporan progres penanaman dilakukan secara berkala oleh
kelompok masyarakat proklim dan pendamping lapangan kepada
- 14 -

BPDASHL dan ditembuskan kepada BPPI dan/atau pemangku


kawasan.

3. Mekanisme pelaksanaan Padat Karya Penanaman Mangrove Tahun


2020 di lokasi KK:
a. BPDASHL dan/atau BBKSDA/BBTN/BKSDA/BTN melakukan
koordinasi dan sosialisasi kegiatan kepada pemerintah daerah.
b. BPDASHL dan/atau BBKSDA/BBTN/BKSDA/BTN bersama
pendamping lapangan melakukan sosialisasi kepada mitra
konservasi.
c. BPDASHL menyusun rancangan teknis sederhana penanaman
mangrove. Dalam penyusunan rancangan teknis sederhana,
BPDASHL melibatkan BBKSDA/BBTN/BKSDA/BTN yang dapat
didahului dengan prakondisi (sosialisasi teknis pelaksanaan,
pengumpulan data primer dan sekunder, dan observasi lapangan,
serta menyerap aspirasi masyarakat).
d. BBKSDA/BBTN/BKSDA/BTN/BPDASHL dan pendamping
lapangan menyiapkan kelembagaan pelaksana penanaman
mangrove dan tata waktu pelaksanaan.
e. Mitra konservasi melaksanakan penanaman mangrove mulai dari
penyiapan lapangan, penyediaan bibit, penanaman, pemeliharaan
dan pertanggungjawaban administrasi.
f. Pendamping lapangan melakukan pendampingan kelembagaan,
pelaksanaan penanaman, dan pertanggungjawaban administrasi.
g. Monitoring pelaksanaan penanaman dilakukan oleh BPDASHL,
BBKSDA/BBTN/ BKSDA/BTN, dan/atau pendamping lapangan.
h. Pelaporan progres penanaman dilakukan secara berkala oleh mitra
konservasi dan pendamping lapangan kepada BPDASHL dengan
tembusan kepada BBKSDA/BBTN/BKSDA/BTN.

4. Mekanisme pelaksanaan Padat Karya Penanaman Mangrove Tahun


2020 di lokasi KTH terdiri atas:
a. BPDASHL dan/atau BDLHK melakukan koordinasi dan sosialisasi
kegiatan kepada pemerintah daerah dan pemangku kawasan;
b. BPDASHL dan/atau BDLHK, serta pemangku kawasan bersama
pendamping lapangan melakukan sosialisasi kepada KTH;
- 15 -

c. BPDASHL menyusun rancangan teknis sederhana penanaman


mangrove. Dalam penyusunan rancangan teknis sederhana,
BPDASHL melibatkan pemangku kawasan dan/atau BDLHK yang
dapat didahului dengan prakondisi (sosialisasi teknis pelaksanaan,
pengumpulan data primer dan sekunder, dan observasi lapangan,
serta menyerap aspirasi masyarakat);
d. BDLHK/BPDASHL dan pendamping lapangan menyiapkan
kelembagaan pelaksana penanaman mangrove dan tata waktu
pelaksanaan;
e. KTH melaksanakan penanaman mangrove mulai dari penyiapan
lapangan, penyediaan bibit, penanaman, pemeliharaan dan
pertanggungjawaban administrasi;
f. Pendamping lapangan melakukan pendampingan kelembagaan,
pelaksanaan penanaman, dan pertanggungjawaban administrasi;
g. Monitoring pelaksanaan penanaman dilakukan oleh BPDASHL,
BDLHK, pemangku kawasan, dan/atau pendamping lapangan; dan
h. Pelaporan progres penanaman dilakukan secara berkala oleh KTH
dan pendamping lapangan kepada BPDASHL dengan tembusan
kepada BDLHK dan/atau pemangku kawasan.

5. Mekanisme pelaksanaan Padat Karya Penanaman Mangrove Tahun


2020 di lokasi Komunitas lain, terdiri atas:
a. BPDASHL melakukan koordinasi dan sosialisasi kegiatan kepada
pemerintah daerah dan pemangku kawasan;
b. BPDASHL serta pemangku kawasan bersama pendamping lapangan
melakukan sosialisasi kepada komunitas lain;
c. BPDASHL menyusun rancangan teknis sederhana penanaman
mangrove. Dalam penyusunan rancangan teknis sederhana,
BPDASHL melibatkan pemangku kawasan yang dapat didahului
dengan prakondisi (sosialisasi teknis pelaksanaan, pengumpulan
data primer dan sekunder, dan observasi lapangan, serta menyerap
aspirasi masyarakat);
d. BPDASHL dan pendamping lapangan menyiapkan kelembagaan
pelaksana penanaman mangrove dan tata waktu pelaksanaan;
e. Komunitas lain melaksanakan penanaman mangrove mulai dari
penyiapan lapangan, penyediaan bibit, penanaman, pemeliharaan
dan pertanggungjawaban administrasi;
- 16 -

f. Pendamping lapangan melakukan pendampingan kelembagaan,


pelaksanaan penanaman, dan pertanggungjawaban administrasi;
g. Monitoring pelaksanaan penanaman dilakukan oleh BPDASHL,
pemangku kawasan, dan/atau pendamping lapangan; dan
h. Pelaporan progres penanaman dilakukan secara berkala oleh
komunitas lain dan pendamping lapangan kepada BPDASHL dengan
tembusan kepada pemangku kawasan;

B. Penyusunan Rancangan Teknis Sederhana


Rancangan Teknis Sederhana disusun oleh Tim yang ditetapkan oleh
Kepala BPDASHL. Tim terdiri dari unsur BPDASHL dan dapat melibatkan
Pelaksana Penanaman, BPSKL, BPPI, BBKSDA, BBTN, BKSDA, BTN,
BDLHK, pemangku kawasan, dan/atau perguruan tinggi.
Rancangan Teknis Sederhana disahkan oleh Kepala BPDASHL, paling
sedikit memuat:
a. nama kelompok pelaksana;
b. letak dan luas lokasi;
c. jumlah dan jenis bibit;
d. pola penanaman;
e. rencana anggaran biaya;
f. tata waktu pelaksanaan; dan
g. peta lokasi.
Contoh Buku Rancangan Teknis Sederhana sebagaimana tercantum
dalam Format 1.

C. Penanaman
Rangkaian kegiatan penanaman meliputi persiapan lapangan,
penyediaan bibit, dan pelaksanaan penanaman.
1. Persiapan Lapangan
Kegiatan persiapan lapangan terdiri dari:
a. Pengukuran ulang batas-batas areal calon lokasi penanaman;
b. Pemancangan patok batas luar areal penanaman;
c. Pemasangan ajir sesuai titik-titik penanaman; dan
d. Penyiapan titik bagi bibit di masing-masing areal penanaman.
- 17 -

2. Penyediaan Bibit/Benih
Bibit/benih untuk keperluan penanaman dapat diperoleh dari:
a. Pemanfaatan bibit yang sudah tersedia di masyarakat;
b. Pengumpulan anakan; dan/atau
c. Pengumpulan benih mangrove berupa propagul atau benih
mangrove lainnya.

3. Pelaksanaan Penanaman
Pelaksanaan penanaman mangrove harus memperhatikan
beberapa faktor penunjang keberhasilan penanaman yakni pasang
surut air laut, ombak dan kesesuaian jenis dengan
lingkungannya/zonasi serta keterlibatan masyarakat setempat. Oleh
karena itu pemilihan pola dan kegiatan pendukung penanaman sangat
penting agar keberhasilan tanaman tersebut dapat tercapai.
a. Pola penanaman
Alternatif pola penanaman yang dapat diterapkan sebagai berikut:
1) Pola tanam murni
a) Penanaman murni dilakukan pada lokasi berupa hamparan,
ombak tidak terlalu besar, konflik sosial rendah, dan/atau
tidak terdapat aktivitas pertambakan.
b) Penanaman merata dan/atau penanaman strip (jalur) pada
areal tanam yang telah disiapkan sesuai rancangan dengan
jumlah bibit/benih 3.300 – 10.000 batang.
c) Untuk penanaman merata atau penanaman strip (jalur)
jarak tanam disesuaikan dengan kondisi di lapangan.
d) Pada areal yang rawan terhadap gerakan air/ombak,
penanaman dilakukan dengan pemancangan ajir.
e) Untuk meningkatkan keberhasilan penanaman dapat dibuat
pelindung tanaman.
- 18 -

2) Pola tanam silvofishery/wanamina


a) Penanaman dikombinasikan dengan kegiatan pertambakan
dilakukan pada lokasi tambak/empang.
b) Jumlah tanaman 1.100 - 2.200 batang per hektar dengan
jarak tanam disesuaikan dengan kondisi lapangan.
c) Bibit/benih ditanam di pelataran tambak dan/atau tanggul
tambak sesuai dengan rancangan.
d) Pola silvofishery/wanamina dapat dilakukan dengan teknik
antara lain empang parit tradisional, komplangan, empang
parit terbuka atau kao-kao.
e) Untuk meningkatkan keberhasilan penanaman dapat dibuat
pelindung tanaman.

a. empang parit tradisional


a b b. komplangan
c. empang parit terbuka
d. kao-kao

c d

Parit Bibit

3) Pola penanaman rumpun berjarak


a) Penanaman rumpun berjarak dilaksanakan seperti halnya
dengan penanaman murni akan tetapi bibit/benih ditanam
rapat membentuk rumpun-rumpun dengan tujuan untuk
meningkatkan kekokohan tanaman.
- 19 -

b) Jumlah tanaman paling sedikit 5.000 batang per hektar


dengan jumlah bibit/benih tiap rumpun dan jarak antar
rumpun yang ditanam disesuaikan dengan kondisi tapak.
c) Untuk meningkatkan keberhasilan penanaman dapat dibuat
pelindung tanaman.

4) Pola pengkayaan tanaman


a) Pengkayaan tanaman dilakukan pada lokasi mangrove
dengan kerapatan jarang, untuk mempercepat proses
revegetasi dan menambah keanekaragaman jenis.
b) Pemilihan jenis disesuaikan dengan jenis yang tumbuh pada
habitat tersebut atau jenis baru sesuai kondisi tapaknya.
c) Jumlah bibit/benih yang ditanam sebanyak 1.000 – 3.000
batang per hektar dengan jarak tanam disesuaikan dengan
rancangan.
d) Cara penanaman dapat secara langsung dengan bibit atau
benih.
e) Pada areal yang rawan terhadap ombak, bibit perlu diikat
dengan ajir yang kuat (bambu belah/kayu/bahan lainnya).
f) Untuk meningkatkan keberhasilan penanaman dapat dibuat
pelindung tanaman.
- 20 -

b. Pelindung tanaman
Pelindung tanaman dapat berupa bronjong, pagar pengaman,
dan pelindung tanaman lainnya, yang dapat diterapkan pada
kondisi dimana wilayah tersebut memiliki perbedaan pasang surut
yang tinggi, ombak besar dan rawan gangguan hama serta
menahan/menangkap sedimen/lumpur. Contoh pelindung
tanaman sebagaimana gambar di bawah ini.

c. Pemeliharaan tanaman
Pemeliharaan tanaman setelah kegiatan penanaman padat
karya menjadi tanggung jawab dan dilaksanakan oleh kelompok
pelaksana penanaman, yang dinyatakan dalam surat pernyataan
kesanggupan sebagaimana tercantum dalam Format 2.

d. Serah terima hasil penanaman


Hasil penanaman diserahterimakan dari kelompok pelaksana
penanaman kepada PPK yang dituangkan dalam Berita Acara Serah
Terima Hasil Penanaman sebagaimana tercantum dalam Format 3.
PPK menyerahkan hasil penanaman kepada Kepala BPDASHL
selaku KPA yang dituangkan dalam Berita Acara Serah Terima Hasil
Penanaman sebagaimana tercantum dalam Format 4.
- 21 -

Kepala BPDASHL menyerahkan hasil penanaman kepada


ketua kelompok pelaksana penanaman yang dituangkan dalam
Berita Acara Serah Terima Hasil Penanaman. Format Berita Acara
Penyerahan Hasil Penanaman sebagaimana tercantum dalam
Format 5.

D. Pembayaran
Pelaksanaan padat karya penanaman mangrove dilaksanakan secara
swakelola, dengan mekanisme pembayaran mengacu pada ketentuan
peraturan perundangan.
Pembayaran dilaksanakan secara account to account ke rekening
anggota kelompok, dibayarkan sesuai dengan prestasi pekerjaan dan/atau
jumlah hari orang kerja (HOK). Pembayaran dapat dilakukan secara
simultan terhadap kegiatan penanaman, penyediaan bibit/benih,
penyediaan bahan maupun kegiatan lain. Penyediaan bibit/benih,
penyediaan bahan atau kegiatan lainnya yang tidak dapat dibayarkan
melalui rekening anggota kelompok, dapat dibayarkan melalui rekening
atas nama kelompok.
BAHAN BIBIT SEWA PENANAMAN

•dibayar •dibayar •dibayar •dibayar


berdasar berdasarkan berdasarkan berdasarkan
prestasi prestasi nilai kehadiran
pekerjaan pekerjaan penggunaan harian
(ajir, bronjong, (jumlah dan harian (sewa anggota dan
bambu, bahan nilai satuan perahu untuk prestasi
lain berdasar bibit) penanaman) pekerjaan
jumlah & nilai
satuan)

Kelengkapan data untuk pembukaan rekening anggota kelompok


antara lain nama, Nomor Induk Kependudukan (NIK)/surat keterangan dari
Kepala Desa/Dusun bagi anggota yang belum memiliki NIK, alamat
domisili, nomor handphone (jika memiliki), dan nama gadis ibu kandung.
Pertanggungjawaban pembayaran dilengkapi dengan dokumen daftar
hadir sebagaimana tercantum dalam Format 6 dan daftar pembayaran
kepada anggota kelompok sebagaimana tercantum dalam Format 7 serta
dokumen lain yang diperlukan.

E. Penyebarluasan Informasi
Penyebarluasan informasi dapat dilaksanakan antara lain melalui
media cetak, media elektronik, dan media sosial (instagram/twitter/
facebook/youtube).
- 22 -

BAB IV
MONITORING, EVALUASI DAN PELAPORAN

A. Monitoring dan Evaluasi


Monitoring dan evaluasi (monev) adalah kegiatan lapangan yang
bertujuan untuk mengetahui, memotret, dan menginformasikan kondisi
faktual sebelum dan sesudah dilakukan penanaman, kendala, hambatan
serta perkembangan pelaksanaan kegiatan padat karya penanaman
mangrove.
Monev kegiatan padat karya penanaman mangrove dilaksanakan
sebagai berikut:
1. Pelaksana monev adalah Tim Pelaksana Kegiatan/UPT In Charge.
2. Waktu pelaksanaan monev: saat pelaksanaan sampai dengan akhir
kegiatan.
3. Monitoring pelaksanaan kegiatan dilakukan dengan mengambil data
lapangan berupa penyediaan bibit, persiapan, penyediaan bahan,
penanaman, yang dilengkapi dengan gambar dan/atau video yang
memuat data waktu dan lokasi geografis, yang diinput dalam aplikasi
berbasis website Monev Padat Karya Penanaman Mangrove.
4. Hasil monitoring digunakan sebagai bahan evaluasi untuk mengetahui
output yang dihasilkan dari kegiatan padat karya penanaman mangrove
secara berkala.

B. Pelaporan
Pelaporan kegiatan padat karya penanaman mangrove merupakan
laporan progres penanaman dan realisasi anggaran yang disusun oleh
Kepala BPDASHL kepada Direktur Jenderal PDASHL selaku Ketua Tim
Padat Karya setiap 1 (satu) bulan sekali atau sesuai dengan kebutuhan
sebagaimana tercantum dalam Format 8.
Laporan Kepala BPDASHL kepada Direktur Jenderal disusun
berdasarkan laporan mingguan yang dibuat oleh pelaksana penanaman
dengan contoh sebagaimana tercantum dalam Format 9.
- 23 -

BAB V
PENUTUP

Rencana Operasional ini merupakan acuan dalam pelaksanaan kegiatan


Padat Karya Penanaman Mangrove Tahun 2020 dan apabila terdapat hal-hal
yang belum cukup diatur, akan dilakukan penyempurnaan serta pengaturan
lebih lanjut.
- 24 -

Format 1.
Rancangan Teknis Sederhana

LEMBAR PENGESAHAN
RANCANGAN TEKNIS SEDERHANA
PADAT KARYA PENANAMAN MANGROVE TAHUN 2020

Lokasi :
Desa :
Kecamatan :
Kabupaten :
Propinsi :
Luas :
Pelaksana : Kelompok…………

DISAHKAN DINILAI DISUSUN


Kepala BPDASHL Kepala Seksi Program Ketua Tim
BPDASHL

………………………. ………………………. ……………………….


NIP. NIP. NIP.
- 25 -

I. PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Program Pemulihan Ekonomi Nasional merupakan respon kebijakan


yang ditempuh oleh Pemerintah dalam upaya mempercepat pemulihan
ekonomi nasional, serta untuk mendukung kebijakan keuangan negara.
Salah satu program PEN di bidang Lingkungan Hidup dan Kehutanan
diterjemahkan dalam kegiatan Padat Karya Penanaman Mangrove.
Kegiatan Padat Karya Penaman Mangrove ini diharapkan dapat menjadi
stimulus perekonomian bagi masyarakat di sekitar ekosistem mangrove dan
sekaligus mempercepat pemulihan ekonomi nasional, melalui pemberian
kesempatan untuk berusaha dan melakukan aktivitas yang dapat
memperbaiki keadaan ekonomi masyarakat serta ekosistem mangrove.
Pelaksanaan kegiatan Padat Karya Penanaman Mangrove pada tingkat
tapak didasarkan pada rancangan teknis sederhana

B. MAKSUD DAN TUJUAN

Maksud pelaksanaan Penyusunan Rancangan ini adalah tersusunnya


buku Rancangan Teknis Sederhana Padat karya Penanaman Mangrove di
lingkup wilayah pengelolaan BPDASHL ........ tahun ..... di Kabupaten ......,
Kecamatan ......., Desa ........
Sedangkan tujuan kegiatan penyusunan Rancangan Kegiatan ini adalah
agar Kegiatan Padat Karya Penanaman Mangrove pada lokasi
Hutsos/Proklim/KK/KTH/ Komunitas……... dapat terlaksana dengan baik.

II. RISALAH UMUM

A. BIOFISIK

1. Letak dan Luas Lokasi Tanam


a. Letak Administratif
- Blok/Lokasi :
- Desa :
- Kecamatan :
- Kabupaten :
- Propinsi :
- 26 -

b. Letak Geografis
Terletak pada koordinat geografis .............
c. Luas Lokasi Tanam
Rencana luas lokasi tanam adalah ......... Ha dalam bentuk (hamparan
kompak/tersebar)

2. Vegetasi dan Penggunaan Lahan


Pada umumnya tipe vegetasi yang terdapat pada areal terdiri dari
pohon jenis .............. Penggunaan lahan di lapangan berupa
.......................

3. Aksesibilitas
- Jarak ke Kota Kecamatan : ....... km
- Jarak ke Kota Propinsi : ....... km
- Jarak ke Kota Kabupaten : ....... km

B. SOSIAL EKONOMI

1. Tenaga Kerja
Untuk pelaksanaan kegiatan ini akan dilakukan oleh Kelompok
Hutsos/Proklim/KK/KTH/Komunitas..... yang dibimbing oleh
pendamping lapangan. Tenaga kerja baik laki-laki maupun perempuan
berasal dari anggota kelompok Hutsos/Proklim/KK/KTH/Komunitas lain.

2. Kelembagaan Masyarakat
Untuk pelaksanaan kegiatan menggunakan Kelompok Hutsos/
Proklim/KK/KTH/Komunitas dengan anggota dapat dilihat pada Tabel
2.1.

Tabel 2.1. Nama-nama pelaksana penanaman

No. Nama Anggota Jenis Kelamin NIK


1 2 3 4
1
2
3 Dst
- 27 -

III. RANCANGAN PENANAMAN

A. POLA TANAM DAN KEBUTUHAN BIBIT/BENIH

Kegiatan penanaman menggunakan pola...dengan gambar rencana


pola tanam padat karya penanaman mangrove disajikan pada gambar……

Gambar pola tanam (contoh).

Kebutuhan bibit/benih sebagaimana tercantum dalam tabel di bawah


ini.
Tabel 3.1 Pola Tanam dan Kebutuhan Bibit/Benih

Luas Jenis Jumlah Bibit/Benih


No. Pola Tanam
(Ha) Bibit/Benih ( Batang )
1 2 3 4 5
1
2
3
Total

B. RANCANGAN PENANAMAN

1. Persiapan
Penyiapan lahan berkaitan dengan penyediaan habitat tumbuh yang
sesuai bagi jenis tanaman mangrove yang akan ditanam. Kegiatan yang
dilaksanakan pada tahap persiapan adalah:
a. Pengukuran ulang batas-batas areal.
b. Pemancangan patok batas luar areal tanam.
c. Pembuatan dan pemasangan ajir sesuai titik-titik penanaman.
- 28 -

d. Penyiapan titik bagi bibit (di masing-masing areal penanaman).


e. Pemasangan pelindung tanaman dan perbaikan saluran pasang
surut (disesuaikan dengan lokasi).

2. Kebutuhan Tenaga Kerja dan Bahan


Mengacu pada pola tanam padat karya penanaman mangrove diatas
dibutuhkan tenaga kerja sebagaimana pada Tabel 3.2.

Tabel 3.2 Kebutuhan Tenaga Kerja

NoNo. Komponen Satuan KebutuhanKebutuhan


1 2 3 4
1 Pembuatan arah larikan HOK
2 Pembuatan dan HOK
pemacangan ajir
3 Pembuatan dan HOK
pemasangan papan nama
4 Pembuatan, pengangkutan HOK
dan penanaman
bibit/benih
5 Dst

Sedangkan kebutuhan bahan dan alat kerja sebagaimana pada Tabel


3.3

Tabel 3.3 Kebutuhan Bahan dan Alat Kerja

No. KomponenKomponen Satuan KebutuhanKebutuhan

1 2 3 4
1 Patok arah larikan Batang
2 Ajir Batang
3 Bambu Batang
4 Dst
- 29 -

IV. RANCANGAN ANGGARAN BIAYA

Rancangan Anggaran Biaya Padat Karya Penanaman Mangrove Kelompok


Hutsos/Proklim/KK/KTH/Komunitas……. Dengan standar HOK sebesar
Rp……… sebagaimana pada Tabel 4.1.

Tabel 4.1. Rancangan Anggaran Biaya

Biaya
NoNo KomponenKomponen Satuan VolumeVolume
(Rp)
1 2 3 4 5
Upah
1 Pembuatan arah larikan HOK
2 Pembuatan dan pemancangan HOK
ajir
3 Pembuatan dan pemasangan HOK
papan nama
4 Pembuatan, pengangkutan dan HOK
penanaman bibit/benih
5 Dst
Bahan dan Alat
1 Patok Arah Larikan Batang
2 Ajir Batang
3 Bambu Batang
4 Dst
- 30 -

V. TATA WAKTU PELAKSANAAN

Tata waktu pelaksanaan kegiatan dapat dilihat pada Tabel 5.1.

Tabel 5.1. Tata Waktu Pelaksanaan

BULAN
No. Komponen SEPT OKT NOV DES
I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV
1 Pembuatan arah larikan
2 Pembuatan dan
pemancangan ajir
3 Pembuatan dan
pemasangan papan nama
4 Pembuatan, pengangkutan
dan penanaman
bibit/benih
5 Penyulaman
6 Pengawasan/mandor
7 Pembuatan guludan
8 Pengumpulan benih
9 Perlindungan hama
penyakit
10 Pembuatan pelindung
tanaman
11 Perbaikan saluran pasang
surut
12 Dst
- 31 -

PETA LOKASI TANAMAN (Skala 1:1000 s/d 1 : 10.000)

Contoh Peta Rancangan Teknis Sederhana Padat Karya Penanaman Mangrove


- 32 -

Gambar ….. Papan Nama

120 cm

Logo
KLHK KEMENTERIAN LHK
UPT KEMENTERIAN LHK

KEGIATAN PADAT KARYA PENANAMAN MANGROVE

Lokasi : ...........................................
Desa : ...........................................
Kecamatan : ...........................................
Kabupaten : ...........................................
Provinsi : ...........................................
Luas : ...........................................
Jenis Tanaman : ...........................................
Pelaksana : ...........................................

- warna dasar cat hijau tua 90 cm


- tulisan warna putih

120 cm
- 33 -

Format 2.
Surat Pernyataan Kesanggupan

SURAT PERNYATAAN

Yang bertanda tangan di bawah ini:


Nama :
NIK :
Ketua : Hutsos/Proklim/KK/KTH/Komunitas ………………
Alamat :

Kami sebagai pelaksana kegiatan padat karya penanaman mangrove dengan ini
menyatakan bahwa:

1. Sanggup melaksanakan pemeliharaan tanaman hasil kegiatan padat karya


penanaman mangrove seluas….. Ha, yang berlokasi di Desa……..

2. Sanggup untuk mengikuti aturan dan prosedur yang ditetapkan pemerintah


dalam melaksanakan pemeliharaan tanaman yang menjadi tanggung jawab
kelompok kami.

Demikian surat pernyataan ini dibuat dengan sebenarnya dan penuh tanggung
jawab, tanpa ada paksaan dari pihak manapun.

………….,…………

Yang menyatakan,
Ketua

(materai Rp. 6000,-)

Nama
- 34 -

Format 3.
Format Berita Acara Serah Terima Hasil Penanaman dari Kelompok Pelaksana
Penanaman kepada PPK

BERITA ACARA SERAH TERIMA


HASIL PENANAMAN
……………………………………………………………
Nomor:
…………………………………
Tanggal:
…………………………………

Pada hari ini ………… tanggal ……… bulan……… tahun ………… kami yang
bertandatangan di bawah ini:
Nama :
Jabatan :
Ketua Kelompok :
Alamat :
selanjutnya disebut sebagai PIHAK KESATU.

Nama :
Jabatan :
PPK pada BPDASHL :
Alamat :
selanjutnya disebut sebagai PIHAK KEDUA.

Dengan ini menyatakan bahwa PIHAK KESATU telah melaksanakan kegiatan


penanaman mangrove di:
Desa/Kelurahan :
Kecamatan :
Kabupaten/Kota :
Provinsi :
Luas penanaman : ................ Ha

Selanjutnya PIHAK KESATU menyerahkan hasil penanaman kepada PIHAK


KEDUA dan PIHAK KEDUA menerima hasil penanaman dari PIHAK KESATU
dalam keadaan baik, lengkap dan cukup

Demikian Berita Acara Serah Terima Hasil Penanaman ini dibuat dan
ditandatangani oleh kedua belah pihak dengan sebenarnya untuk
dipergunakan sebagaimana mestinya.

PIHAK KESATU PIHAK KEDUA

Nama Nama
NIP.
- 35 -

Format 4.
Format Berita Acara Serah Terima Hasil Penanaman dari PPK kepada Kepala
BPDASHL selaku KPA

BERITA ACARA SERAH TERIMA


HASIL PENANAMAN
…………………………………………………………………
Nomor:
…………………………………
Tanggal:
…………………………………

Pada hari ini ………… tanggal ……… bulan……… tahun …………


kami yang bertandatangan di bawah ini:

Nama :
Jabatan : PPK pada BPDASHL ..................
Alamat :
selanjutnya disebut sebagai PIHAK KESATU.

Nama :
Jabatan : KPA pada BPDASHL..................
Alamat :
selanjutnya disebut sebagai PIHAK KEDUA.

Dengan ini menyatakan bahwa PIHAK KESATU telah melaksanakan


kegiatan penanaman mangrove di:
Kabupaten/Kota :
Provinsi :
Luas Tanaman : ................ Ha

Selanjutnya PIHAK KESATU menyerahkan hasil penanaman kepada PIHAK


KEDUA dan PIHAK KEDUA menerima hasil penanaman dari PIHAK KESATU
dalam keadaan baik, lengkap dan cukup sesuai dengan Berita Acara Serah
Terima Hasil Penanaman Mangrove dari Kelompok pelaksana penanaman
kepada PPK Kegiatan Padat Karya Mangrove sebagaimana terlampir.

Demikian Berita Acara Serah Terima Hasil Penanaman Mangrove ini dibuat dan
ditandatangani oleh kedua belah pihak dengan sebenarnya untuk
dipergunakan sebagaimana mestinya.

PIHAK KESATU PIHAK KEDUA

Nama Nama
NIP. NIP.
- 36 -

Format 5.
Format Berita Acara Serah Terima Hasil Penanaman dari Kepala BPDASHL
selaku KPA kepada Kelompok Pelaksana Penanaman

BERITA ACARA SERAH TERIMA


HASIL PENANAMAN
……………………………………………………………………
Nomor:
…………………………………
Tanggal:
…………………………………

Pada hari ini ………… tanggal ……… bulan……… tahun …………


kami yang bertandatangan di bawah ini:

Nama :
Jabatan : Kepala Balai selaku KPA
Alamat :
selanjutnya disebut sebagai PIHAK KESATU.

Nama :
Jabatan : Ketua Kelompok …………..
Alamat :
selanjutnya disebut sebagai PIHAK KEDUA.

Dengan ini menyatakan bahwa PIHAK KESATU menyerahkan hasil


penanaman mangrove kepada PIHAK KEDUA dan PIHAK KEDUA menerima
hasil penanaman tersebut dalam keadaan baik dan lengkap untuk selanjutnya
dikelola dan dipelihara sesuai peruntukannya, di:
Desa/Kelurahan :
Kecamatan :
Kabupaten/Kota :
Provinsi :
Luas penanaman : ................ Ha

Demikian Berita Acara Serah Terima Hasil Penanaman Mangrove ini dibuat
dan ditandatangani oleh kedua belah pihak dengan sebenarnya untuk
dipergunakan sebagaimana mestinya.

PIHAK KESATU PIHAK KEDUA

Nama Nama
NIP.
- 37 -

Format 6.
Daftar Hadir Peserta Kerja
- 38 -

Format 7.
Daftar Pembayaran
- 39 -

Format 8.
Format Laporan BPDASHL kepada Ketua Tim Padat Karya

LAPORAN PROGRES/AKHIR PELAKSANAAN


PADAT KARYA PENANAMAN MANGROVE
DI WILAYAH BPDASHL ………………

I. PENDAHULUAN

II. REALISASI FISIK DAN ANGGARAN

III. PERMASALAHAN DAN SARAN

IV. DOKUMENTASI

V. PENUTUP
- 40 -

Format 9.
Format Laporan Pelaksana Penanaman

LAPORAN MINGGUAN KE …………. BULAN ……………….


PELAKSANA PADAT KARYA PENANAMAN MANGROVE TAHUN 2020

Nama Kelompok :
Jumlah Anggota Kelompok/ : ……………Orang/…………….KK
Kepala Keluarga
Lokasi Penanaman
Dusun/Blok :
Desa :
Kecamatan :
Kabupaten/Kota :
Provinsi :
Koordinat Geografis :
Penanaman
Luasan Penanaman : Ha

Realisasi Bahan Realisasi Penyerapan Tenaga Kerja


Biaya HOK Biaya
No. Kegiatan/Bahan Jumlah Ket.
Total Jumlah Jumlah Total
Bibit/Bahan Total
(Rp) Orang Hari (Rp)
1 Pengadaan patok arah Buah - - - -
larikan
(bambu/kayu/dll)
2 Pembuatan arah larikan - - -
3 Pembuatan/pengadaan
ajir
a. Pengadaan bahan ajir Buah - - - -
(bambu/kayu/dll)
b. Pembuatan ajir Ajir -
4 Pemancangan ajir - - -
5 Pembuatan papan nama
a. Pengadaan bahan Paket - - - -
papan nama
b. Pembuatan papan Unit -
nama
6 Pembuatan pelindung
tanaman
a. Pengadaan bahan Paket - - - -
b. Pembuatan pelindung Unit -
tanaman
7 Pemasangan pelindung - - -
tanaman

Anda mungkin juga menyukai