Anda di halaman 1dari 10

KEMENTERIAN LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN

DIREKTORAT JENDERAL KONSERVASI SUMBERDAYA ALAM DAN EKOSISTEM

BALAI BESAR TAMAN NASIONAL KERINCI SEBLAT


Jalan Basuki Rahmat No.11 Po. Box. 40 Kode Pos 37101 Telp. 0748-22250, Fax. 0748-22300

PETUNJUK TEKNIS PELAKSANAAN KEGIATAN

PENDAMPINGAN KELOMPOK MASYARAKAT

Disusun Oleh:
BALAI BESAR TAMAN NASIONAL KERINCI SEBLAT

Sungai Penuh, Desember 2019


KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan
hidayah-Nya sehingga proses penyusunan Petunjuk Pelaksanaan Kegiatan
Pendampingan Kelompok Masyarakatdapat berjalan dengan baik dan selesai tepat pada
waktunya. Petunjuk Teknis ini merupakan arahan atau panduan dalam pelaksanaan
kegiatan tersebut, sehingga pelaksana dapat memahami dan mengetahui apa yang
harus dilakukan serta bagai prosedur pelaksanannya.
Pendampingan Kelompok Masyarakat ini dimaksudkan untuk mendampingi masyarakat
selama tahapan kegiatan Kemitraan Konservasi mulai dari proses awal sampai pasca
Kegiatan Kemitraan Konservasi sehingga kegiatan tersebut tepat sasaran dan
berkelanjutan.

Semoga Petunjuk Pelaksanaan ini dapat bermanfaat dan menjadi pedoman dalam
pelaksanaan kegiatannya. Saran dan kritikan sangat dibutuhkan dalam rangka
perbaikan petunjuk pelaksanaan yang akan datang.

Sungai Penuh, Desember 2019


Kepala Balai Besar,

Tamen Sitorus
NIP. 19601209 198601 1 001

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.....................................................................................................i
DAFTAR ISI.............................................................................................................ii
I. PENDAHULUAN................................................................................................1
A. Latar Belakang.............................................................................................1
B. Maksud dan Tujuan......................................................................................1
C. Batasan dan Pengertian...................................................................................2
D. Ruang Lingkup dan Sasaran..........................................................................2
II. PROSEDUR PELAKSANAAN...............................................................................3
A. Dasar Pelaksanaan...........................................................................................3
B. Pelaksanaan.................................................................................................3
1. Target Indikator Kinerja (IKK) dan atau Output kegiatan.................................3
2. Maksud dan Tujuan......................................................................................3
3. Metode Kegiatan...........................................................................................3
C. Pelaporan........................................................................................................4
III. PENUTUP........................................................................................................6
I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Taman Nasional Kerinci Seblat (TNKS) merupakan suatu bentuk alokasi kawasan hutan
negara untuk upaya konservasi wilayah sistem penyangga kehidupan. Taman nasional
dengan luasan 1.389.509,867 hektar ini merupakan salah satu kawasan pelestarian
alam terluas di Indonesia yang terletak di sebelah barat Pulau Sumatera bagian tengah
dan membentang diantara Kota Padang di utara dan Kota Bengkulu di selatan.
Kawasan konservasi dengan panjang 350 km dan lebar rata-rata 70 km ini menyangga
berbagai tumbuhan dan satwa serta masyarakat di kurang lebih 350 desa yang secara
administrasi termasuk dalam 13 wilayah kabupaten, 2 kota, dan 4 provinsi di Pulau
Sumatera.
Sebagai kawasan pelestarian alam, TNKS memiliki tiga fungsi dasar, yaitu melindungi
sistem penyangga kehidupan, mengawetkan keanekaragaman jenis satwa, tumbuhan
dan ekosistem, serta menyediakan sumberdaya hayati untuk pemanfaatan secara
berkelanjutan. Fungsi-fungsi tersebut memberikan kontribusi yang sangat besar bagi
kehidupan masyarakat di sekeliling dan sekitar kawasan konservasi ini. Menjaga
kelestarian fungsi tersebut agar tetap berkelanjutan merupakan tugas yang berat bagi
Balai Besar TNKS selaku pengelola karena langsung maupun tidak langsung TNKS
menghadapi ancaman yang tinggi dan kompleks dari berbagai faktor yaitu faktor politik,
ekonomi, sosial budaya, dan hukum. Salah satu ancaman dan gangguan terbesar
adalah adanya aktivitas perambahan dan perladangan liar di dalam kawasan TNKS yang
terus meningkat dari waktu ke waktu.
Salah satu solusi untuk menekan ancaman dan gangguan tersebut adalah melalui
kegiatan kemitraan konservasi. Ini merupakan solusi tepat untuk menanggulangi
masalah tersebut, karena Kemitraan konservasi bertujuan antara lain meningktakan
peran serta masyarakat untuk ikut berperan aktif dalam menjaga kelestarian kawasan
TNKS dan memberikan akses bagi masyarakat lokal dan adat dalam pemanfaatan
potensi kawasan sesuai dengan priinsip-prinsip kelestarian. Oleh karena itu, pengelola
kawasan TNKS selaku fasilitator juga dituntut untuk mengelola potensi kawasan secara
profesional sehingga masyarakat sebagai pelaku, yang memiliki potensi dan daya untuk
dikembangkan, dapat dimotivasi untuk meningkatkan kesejahteraan dengan tetap
menjaga kelstarian kawasan TNKS.
Untuk mensukseskan program kemitraan konservasi diperlukan pendampingan yang
berkelanjutan oleh petugas dilapanganan (Penyuluh Kehutanan) kepada kelompok
masyarakat pelaku kemitraan konservasi setempat sehingga kegiatan kemitraan
konservasi dapat berjalan dengan baik.

B. Maksud dan Tujuan


1. Maksud

1
Maksud disusunnya petunjuk pelaksanaan ini adalah sebagai panduan dalam
melaksanakan Kegiatan Pendampingan Masyarakat, sehingga pelaksana kegiatan
memahami dan mengetahui apa yang harus dilakukan dan bagaimana tahapan
melakukan kegiatan tersebut.
2. Tujuan

Tujuan disusunnya Petunjuk Pelaksanaan ini adalah terciptanya persamaan


persepsi dan pemahaman terhadap rencana, pelaksanaan, pelaporan dan
evaluasi kegiatan demi tercapainya tujuan Kegiatan Pendampingan Kelompok
Masyarakatsecara tepat dan optimal.
C. Batasan dan Pengertian
Dalam Petunjuk Teknis Pelaksanaan kegiatan Pendampingan Kelompok Masyarakat ini,
yang dimaksud dengan:
1. Masyarakat
Orang perseorangan atau sekelompok orang termasuk masyarakat hukum adat
yang tinggal di dalam atau diluar kawasan Taman Nasional yang memiliki
keterkaiatan dan ketergantungan pada potensi SDA kawasan
2. Kelompok Masyarakat
Kumpulan Warga Negara Indonesia yang mengelola usaha kehutanan, pertanian,
peternakan, perikanan, dll baik yang berada dalam kawasan maupun diluar kawasan
TNKS
3. Pendampingan
Aktifitas penyuluhan yang dilakukan secara terus menerus pada masyarakat dalam
kegiatan pembanguan kehutanana untuk meningkatkan keberhasilan dan
keberlanjutan pembanguna kehutanan serta keberdayaan dan kesejahteraan
masyarakat
4. Penyuluh Kehutanan
Pegawai Negeri Sipil yang diberi tugas, tanggung jawab, dan hak wewenang secara
penuh oleh pejabat yang berwenang untuk melakukan penyuluhan Kehutanan
5. Kemitraan Konservasi
Kerjasama antara kepala pengelola unit kawasan atau pemegang ijin pada kawasan
konservasi pada masyarakat setempat dengan prinsip saling menghargai, saling
percaya dan saling menguntungkan

D. Ruang Lingkup dan Sasaran


Petunjuk teknis Pelaksanaan kegiatan Pendampingan kelompok masyarakat meliputi
Latar belakang, maksud dan tujuan, batasan pengertian, dan prosedur pelaksanaan
kegiatan yang meliputi dasar, pelaksanaan dan pelaporan, serta penutup. Sedangkan
sasaran kegiatan ini adalah Kelompok masyarakat yang sudah dan akan mendapat
bantuan melalui kegiatan kemitraan konservasi, pemberdayaan masyarat, peningkatan
usaha ekonomi disekitar kawasan
II. PROSEDUR PELAKSANAAN

A. Dasar Pelaksanaan
Adapun dasar hukum penyusunan petunjuk pelaksanaan kegiatan ini adalah:
1. Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1990 tentang konservasi Sumber Daya Alam
Hayati dan Ekosistemnya;
2. UU NO 41 Tahun 1999 tentang Kehutanan;
3. Keputusan Menteri Kehutanan No.P 131/Menhut-II/2007, tanggal 14 Pebruari
2007, tentang Struktur Organisasi Balai Besar Taman Nasional di Indonesia;
4. Petunjuk Teknis Pendampingan Pemberdayaan Masyarakat Daerah Penyangga
Kawasan Konservasi, Direktorat Jenderal Perlindungan Hutan dan Konservasi
Alam, Kementerian Kehutanan, 2012.
5. Peraturan Menteri Kehutanan No. P.39/Menhut-II/2013 tentang Pemberdayaan
Masyarakat Setempat Melalui Kemitraan Kehutanan;
6. Peraturan Direktur Jendral KSDAE No, P.6/KSDAE/SET/Kum.1/6/2018 tentang
Petunjuk teknis Kemitraan Konservasi pada kawasan suaka alam dan kawasan
pelestarian alam;
7. Peraturan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Republik Indonesia No.
P.13/MENLHK/SETJEN/KUM.1/4/2109 tentang Pendampingan Kegiatan
Pembangunan di Bidang Kehutanan.

B. Pelaksanaan
1. Target Indikator Kinerja (IKK) dan atau Output kegiatan
Kegiatan Pendampingan masyarakat tidsk dibebani target IKK dan output
kegiatan secara langsung. Namun demikian, kegiatan ini memiliki peran penting
dalam mewujudkan jumlah desa yang mendapatkan akses pengelolaan
kawasan konservasi dan peningkatan usaha ekonomi produktif sebanyak 2
desa.
2. Maksud dan Tujuan
Kegiatan Pendampingan Kelompok Masyarakat ini dimaksudkan sebagai upaya
pendampingan proses pra dan pasca bagi kelompok atau desa yang
mendapatkan akses pengelolaan kawasan konservasi dan peningkatan usaha
ekonomi produktif. Sebagai upaya pemantauan dan bimbingan petugas TNKS
yang berkelanjutan. Sehingga kegiatan tersebut dapat berjalan sesuai yang
diharapkan.
Tujuan kegiatan ini adalah untuk mewujudkan pengelolaan kawasan konservasi
dan peningkatan usaha ekonomi produktif yang tepat sasaran, terencana dan
tepat guna bagi masyarakat yang terlibat dalam kegiatan tersebut
3. Metode Kegiatan
Lingkup kegiatan Pendampingan kelompok masyarakat meliputi:
a. Pendampingan rutin ke kelompok masyarakat (12 bulan)
Pendampingan kelompok masyarakat meliputi tiga hal sbb (sesuai dengan
Peraturan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Republik Indonesia
No. P.13/MENLHK/SETJEN/KUM.1/4/2109 tentang Pendampingan Kegiatan
Pembangunan di Bidang Kehutanan):
- kelola kelembagaan;
- kelola kawasan;
- kelola usaha;
b. Follow up kegiatan setelah pemberian bantuan meliputi:
- Monitoring evaluasi perkembangan bantuan;
- Evaluasi peran serta masyarakat dalam keikutsertaan dalam upaya
kelestarian kawasan TNKS;
- Peningkatan kepedulian terhadap kawasan TNKS;
c. Laporan pendampingan setiap bulan oleh Pendamping desa
binaan/kelompok sesuai SK kepala Balai Besar TNKS.

C. Pelaporan
Penyusunan dan penyampaian laporan kegiatan baik Surat Pertanggung Jawaban
(SPJ) maupun laporan fisik paling lambat 1 (satu) minggu setelah kegiatan selesai
dilaksanakan dengan uraian sebagai berikut:
a. Laporan disusun oleh Pendamping kelompok masyarakat yang diketahui
oleh Kepala Sub Bagian atau Kepala Seksi Wilayah.
b. Laporan dibuat sebanyak 6 (lima) rangkap dengan peruntukan:
 Kepala Balai Besar (1 eksemplar)
 Kepala Bidang Teknis Konservasi (1 eksemplar)
 Kepala BPTN Wilayah (1 eksemplar)
 Kepala SPTN Wilayah (1 eksemplar)
 Bendahara (1 eksemplar)
 Arsip pelaksana
c. Format Laporan

LAPORAN PELAKSANAAN KEGIATAN


PENDAMPINGAN KELOMPOK…………………

1. Penyuluh Kehutanan
a. Nama/NIP :
b. Pangkat/Golongan :
c. Jabatan :
d. Unit Kerja :
2. Dasar Pelaksanaan :
3. Nama Kegiatan :
4. Pelaksanaan Kegiatan :
a. Waku Pelaksanaan :
b. Tempat/Lokasi :
6. Hasil Kegiatan :
1.
2.
Dst

Diketahui …………………,…………………
Kepala Seksi PTN Wilayah… Yang membuat

Lampiran:
- Dokumentasi
- Daftar Hadir
III. PENUTUP

Petunjuk Pelaksanaan ini disusun sebagai acuan dan panduan lingkup Balai Besar
TNKS dalam melaksanakan kegiatan Pendampingan Kelompok masyarakat sehingga
pelaksana kegiatan memahami dan mengetahui apa yang harus dilakukan dan
bagaimana prosedur melakukannya.
Diharapkan dengan adanya Petunjuk Pelaksanaan ini akan tercipta persamaan
persepsi dan pemahaman terhadap rencana, pelaksanaan, pelaporan dan evaluasi
kegiatan diantara seluruh pelaksana lingkup Balai Besar TNKS.

Anda mungkin juga menyukai