Anda di halaman 1dari 16

RENCANA USAHA BUDIDAYA SENGON

RENCANA USAHA BUDIDAYA SENGON


Untuk Memenuhi : Tugas Mata Kuliah Kewirausahaan
Dosen Pengajar : Ir. Setyo Indroprahasto, M.Si

DISUSUN OLEH:
GALIH INDRA PERMANA (20100212030)

FAKULTAS KEHUTANAN
INSTITUT PERTANIAN (INTAN) YOGYAKARTA
2013

l. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Usaha

Kerusakan hutan yang sangat parah dengan laju yang mencapai 1,8 juta hektar pertahun (data
Dep Hut), menyebabkan hutan alam tidak mampu lagi menjadi pemasok kayu utama untuk
bahan industri, padahal kebutuhan kayu tiap tahunnya sangat tinggi. Kerusakan hutan
mengakibatkan efek berantai, mulai dari kerusakan ekosistem, punahnya flora dan fauna, serta
munculnya berbagai bencana alam yang justru merugikan manusia, untuk itu dibutuhkan solusi
yang dapat mengatasi kerusakan hutan yang terus menerus sekaligus dapat mencukupi
kebutuhan perkayuaan. Keputusan Perhutani menjadi lembaga stabilisator harga kayu tidak
melulu karena bisnis. Ada alasan strategis dan tanggung jawab Perhutani sebagai pengelola
hutan jawa untuk menjaga daya dukung lingkungan di pulau yang terdapat di Indonesia ini. Luas
lahan hutan yang dikelola Perhutani hanya sekitar 19%. Padahal, tutupan vegetasi hutan yang
ideal untuk daya dukung lingkungan optimal adalah 30% dari luas daratan. Di sinilah hutan
rakyat memegang peranan penting untuk memenuhi kebutuhan tutupan vegetasi hutan.
Pada awalnya sengon hanyalah pohon biasa yang tumbuh secara bebas di kebun-kebun rakyat
yang penanamannya belum memperhatikan kaidah-kaidah pembudidayaan tanaman. Saat itu
masyarakat mengenal sengon taklebih dari sekedar pohon yang kayunya dapat dijadikan kayu
bakar, daunnya untuk pakan ternak, dan pohonnya dapat dijadikan peneduh di perkebunan-
perkebunan teh, kopi atau vanili. Dengan adanya perkembangan dalam bidang perkayuan yang
sangat pesat dan semakin menipisnya ketersediaan kayu, saat ini sengon (paraserianthes
falcataria) merupakan jenis pohon yang cukup potensial untuk dikembangkan dalam dunia
perkayuaan, dikarenakan pertumbuhannya cepat, masa tebang lebih pendek, budidayanya lebih
mudah, dapat ditanam diberbagai kondisi tanah, kayunya cenderung lebih lurus,
produktivitasnya tinggi serta memiliki banyak manfaat dalam segi lingkungan.

B. PERUMUSAN MASALAH
Desa gunungsari, kecamatan Tlogowungu, kabupaten Pati, Provinsi Jawa tengah, merupakan
desa yang sebagian besar masyarakatnya bermatapencaharian sebagai petani. Kebanyakan para
petani melakukan budidaya tanaman palawija yang hasilnya tidak dapat meningkatkan
kesejahteraan hidupnya, padahal didaerah tersebut memiliki potensi lahan yang cocok sekali
untuk ditanami tanaman kayu, terutama tanaman sengon. Karena kuranya sosialisasi dari
pemerintah dan keterbatasan SDM yang dimiliki masyarakat desa tersebut, sehingga potensi
yang seharusnya bisa dikembangkan tidak dapat dilakukan.

C. Tujuan Usaha Budidaya Sengon


Adapun tujuan yang ingin di capai dalam usaha ini adalah:
1. Menumbuhkan minat petani untuk gemar menanam pohon.
2. Membatu petani dalam mengoptimalkan lahan milik/ pekarangan/ kebun yang tidak produktif
menjadi bernilai ekonomi, serta ramah lingkungan.
3. Meningkatkan kesejahteraan masyarakat yang tanggap terhadap lingkungan.
4. Membuka lapangan kerja bagi masyarakat sekitar.
5. Menciptakan usaha untuk meningkatkan perekonomiaan.
6. Mengikuti program pemerintah untuk dapat meningkatkan produksi hasil hutan berupa kayu
khususnya di daerah Pati.
7. Membantu menghambat pemanasan global yang saat ini kita rasakan.
8. Menyelamatkan lingkungan.

D. Alasan Usaha Budidaya Sengon


Di daerah Pati memiliki lahan yang cocok sekali untuk ditanami sengon. Lokasi relatif datar
dengan kemiringan maksimum 25%, dan ketinggian tempat antara 10-800m dpl, dengan curah
hujan tahunan rata-rata 2.000-4.000 mm.Lapisan solum tanah cukup tebal.Sengon memiliki
prospek menjanjikan untuk dibudidayakan baik sekala kecil maupun besar. Hal itu di dukung
oleh faktor-faktor berikut:
1. Cepat Panen
Tidak seperti bisnis kayu keras lainnya, bisnis sengon itu cepat panen. Ini artinya cepat
mendatangkan keuntungan. Hanya perlu waktu lima atau enam tahun untuk bisa memanen.
Bahkan, menikmati bisnis sengon bisa dimulai pada tahun ketiga (penjarangan tahap pertama,
saat itu kita memanen 10% dari pohon tertananam) dan tahun keempat (penjarangan tahap kedua
di mana kita memanen sebanyak 10%).

2. Investasi Murah
Siapapun bisa memasuki bisnis sengon. Ini disebabkan karena investasinya murah. Per hektare
membutuhkan total nilai investasi sampai panenhanya Rp 90.000.000,-
3. Mudah Pemeliharaan
Memelihara sengon itu gampang. Masyarakat Desa yang sudah turun temurun menanam sengon
secara tradisional, biasanya hanya memelihara sampai setinggi 2 meter, yang penting sudah
tidak dijangkau oleh kambing (Kambing adalah musuh utama sengon pada tahun pertama),
setelah itu benar-benar ditinggal dan lima tahun kemudian bisa panen. kenapa ini bisa terjadi?
karena Sengon pada hakekatnya mudah memeliharanya. Pola pemeliharaan tradisional seperti
ini tentu hasilnya tidak optimal, biasanya lima tahun hanya mendapapat diameter 15 Cm.
Sengon bisa hidup dijenis tanah apa saja, kecuali tanah berlumpur. Sengon juga tidak
membutuhkan air banyak. Cukup ketika menanam pas di musim hujan (biasanya Desember -
Februari plus tiga minggu terakhir bulan April). Asal kena hujan minimal tiga kali dalam
seminggu setelah ditanam Sengon bisa hidup normal.
4. Daya Hidup Tinggi
Sengon juga mempunyai karakteristik unik; Mempunyai Daya Hidup Tinggi. Menanam sengon
tidak perlu risau, tidak perlu perlakuan khusus. Misalnya ketika dalam proses pengangkutan
bibit ke lokasi tanam ada yang patah batang, Sengon masih bisa ditanam karena dalam waktu
singkat bisa tumbuh trubus baru.
Kenapa Sengon punya daya hidup tinggi? Ini sangat terkait dengan kultur perakaran Sengon
yang menghunjam ke dalam dan melebar ke samping. Bahkan antara besaran batang dan besaran
akar hampir seimbang. Artinya kalau diameter batang 10 Cm, maka diameter akar juga hampir
10 Cm. Daya jangkau akar yang luas dan mendalam inilah yang menyebabkan Sengon
mempunyai daya hidup yang tinggi, karena mempunyai jangkauan yang luas untuk menyerap
makanan dari dalam tanah.
5. Penyakit Ganas tapi Mudah Ditanggulangi
Dari sekitar 12 jenis penyakit Sengon, hanya dua yang perlu diwaspadai; Karat Puru (kankernya
Sengon) dan ulat Penggerek (Uter).
6. Tingginya Permintaan Pasar
Permintaan pasar terhadap kayu sengon cukup tinggi dan masih belum terpenuhi, sehingga
peluang pasar masih terbuka lebar.
7. Secara Bisnis Sangat Menguntungkan
Per ha, dengan jarak tanam 1X3 (3.300 pohon per ha), kita panen tahun ke 6 sebesar 70% dari
pohon tertanam, diameter batang antara 25-30 Cm ke atas dan harga jual Rp500 ribu per m3,
maka keuntungan bersih per ha Rp 576.959.800,-. Di mana total investasi hanya Rp 90.000.000,-
. Jadi keuntungan Sengon itu berlipat-lipat.
8. Penyelamat Lingkungan
Alasan ini yang penting; Menyuburkan dan menghijaukan Bumi. Menanam sengon itu bisa
makin menyuburkan tanah, menjaga sumber-sumber air dan tentu menghijaukan bumi.
9. Lahan masih luas
Lahan untuk berbudidaya sengon masih tersedia luas, baik mengoptimalkan lahan
milik/pekarangan/kebun yang tidak produktif menjadi bernilai ekonomi serta ramah lingkungan.

E. Volume Pasar
PT SGS sebagai penguasa pasar Sengon di Indonesia memprediksi bahwa dalam 5-10 tahun
yang akan datang kebutuhan Sengon akan naik 10 kali lipat. Setidaknya ada beberapa hal yang
menyebabkan ini terjadi;
Pertama, pada 5 tahun mendatang, negara tujuan ekspor seperti Amerika, Eropa dan Jepang
hanya mau menerima kayu hasil budidaya bukan kayu hasil hutan. Inilah yang menyebabkan
Sengon, sebagai salah satu kayu hasil budidaya akan mengambil posisi penting dalam percaturan
pasar ekspor dunia.

Kedua, ada 12 perusahaan besar di Indonesia yang fokus di Sengon, dan mereka tiap tahun
menaikkan kapasitas produksi sampai 20% dalam kondisi pasokan bahan baku masih kurang.
Kebijakan inilah yang terus memicu antara kebutuhan dan pasokan Sengon tidak akan pernah
seimbang.

Ketiga, masa panen yang lima tahun. Meski Sengon dikenal sebagai tanaman keras yang masa
panennya paling cepat, tapi tetap saja menyebabkan pasokan Sengon di pasar dalam dan luar
negeri terus kekurangan. Ini terjadi karena kebutuhan pabrik menyerap sengon per bulan 1,2 juta
m3 baru terpenuhi 50% saja. Jadi intinya, kebutuhan tiap hari terus saja terjadi, sementara
panennya tiap lima tahun sekali.

Keempat, beberapa perusahaan besar seperti SGS kini telah memodifikasi mesin-mesinnya agar
bisa menyerap kebutuhan Sengon lebih besar. Sebelumnya, bentuk kayu yang harus
menyesuaikan mesin. Kini setelah ada modifikasi, bentuk mesin yang menyesuaikan kayu
Sengon. Efek dari kebijakan ini adalah SGS kini bisa menerima kayu Sengon pada diameter 8
Cm, sebelumnya hanya minimal 13-15 Cm.

Kelima, fungsi bahan substitusi yang terus naik prosentasenya. Semisal adalah bahan baku
tripleks. Sebelumnya komponen tripleks dari bahan Sengon hanya 60% saja, sekarang Tripleks
sudah 100% dari bahan baku Sengon. Efek dari itu semua, harga kubikasi Sengon pun terus
merangkak naik.

II. GAMBARAN UMUM USAHA


A. Latar belakang perusahaan
 Nama Perusahaan
Usaha ini nantinya akan di beri nama GARIFU SENGON.
 Perijinan
Bahwa berdasarkan Peraturan Menteri Kehutanan Nomor P. 31/Menhut-II/2005 telah ditetapkan
ketentuan tentang pelepasan kawasan hutan dalam rangka pengembangan usaha budidaya
perkebunan.
 Struktur Organisasi Perusahaan
Pimpinan (saya sendiri)

Karyawan (masyarakat sekitar lahan)

 Upah Tenaga Kerja


Pemberian upah tenaga kerja akan diberikan dengan sitem harian. Tenaga kerja akan diberikan
upah sebesar Rp.25.000/hari.
 Jumlah tenaga kerja
Dalam luasan 1 ha, saya membutuhkan 10 orang tenaga kerja.
B. Financial
Modal
Untuk menjalankan usaha ini diperlukan modal untuk biaya produksi sebesar Rp.90.000.000,-.
Modal yang digunakan adalah modal saya pribadi.

Harga Jual
Jumlah tanaman per hektar lahan adalah berkisar 3.300 batang dan prediksi susut sebesar 10%
atau sejumlah 330 batang. Maka setiap Ha lahan akan menghasilkan kayu yang dapat dipanen
sebanyak 2.970 batang. Harga jual yang saya rencanakan adalah sebesar Rp.500.000,-/m3

lIl. PROSES USAHA

A. Lokasi Usaha
Usaha budidaya sengon ini berlokasi di Desa Gunungsari, Kecamatan Tlogowungu, kabupaten
Pati, Provinsi Jawa tengah. Alasan memilih lokasi tersebut karena biaya tenaga kerja lebih
murah, lokasi strategis dan lahannya cocok sekali ditanami sengon.
Layout Fasilitas Fisik

Keterangan :
A : Jalan
B : Gudang
C, D, E : Lahan

B. Sarana dan Prasarana Produksi

Bahan
 Bibit sengon
 Pupuk kandang/organik.
 Pupuk kimia
 Obat-obatan

Sarana dan Prasarana Produksi


 Lahan
 Sabit
 Cangkul
 Golok
 Ajir
 Sprayer 14 lt

C. Proses Produksi

1. Persiapan Lahan
Penyiapan lahan pada prinsipnya membebaskan lahan dari tumbuhan pengganggu atau
komponen lain dengan maksud untuk memberikan ruang tumbuh kepada tanaman yang akan
dibudidayakan. Cara pelaksanaan penyiapan lahan digolongkan menjadi 3 cara, yaitu cara
mekanik, semi mekanik dan manual. Jenis kegiatannya terbagi menjadi dua tahap ;

Pembersihan lahan, yaitu berupa kegiatan penebasan terhadap semak belukar dan padangrumput.
Selanjutnya ditumpuk pada tempat tertentu agar tidak mengganggu ruang tumbuh tanaman.

Pengolahan tanah, dimaksudkan untuk memperbaiki struktur tanah dengan cara mencanggkul
atau membajak (sesuai dengan kebutuhan).

2. Penanaman
a. Persiapan Tanam
Penanaman sengon diawali dengan pengaturan jarak tanam dan pembuatan lubang tanam. Jarak
tanam misalnya ditentukan 3x1 meter, dan ditandai dengan pemasangan ajir dari bambu. Pada
tempat inilah hendak di buat lubang tanam. Adapun ukuran tiap lubang adalah panjang 30cm,
lebar 30 cm, dan dalamnya 30 cm.
Ketika membuat lubang, tanah cangkulan bagian atas(20-25 cm) dan bagian bawah(5-10 cm)di
pisahkan. Pada tanah-tanah cangkulan tersebut diberikan pupuk kandang. Pemberian pupuk
kandang di lakukan satu bulan sebelum tanam, dan kebutuhannya 20 t0n/hektar. Dua minggu
sebelum masa tanam, tanah bekas cangkulan dimasukan kembali kedalam lubang seperti
sediakala. Tanah cangkulan bagian bawah dikembalikan ke bagian bawah, dan tanah cangkulan
bagian atas juga dikembalikan kebagian atas
b. Cara Tanam
Sengon sebaiknya ditanam pada awal musim penghujan, atau pada bulan november-desember,
karna bibit tanaman ini cukup peka terhadap kekeringan. Namu boleh saja bibit sengon ditanam
diluar musim penghujan. Dalam hal ini, tentu saja membutuhkan penyiraman pagi dan sore.
Sedangkan cara tanamnya adalah sebagai berikut: tanah pada lubang tanam tadi di gali kembali
sesuai kebutuhan besarnya bibit sengon. Lalu, kantong plasik bibit sengon disobek dan dibuang.
Masukan bibit sengon beserta tanahnya kedalam lubang tanam, lantas tanah bekas galian
ditimbunkan dan dipadatkan.

3. Pemeliharaan
Sesudah bibit sengon ditanam, tidak berarti seluruh pekerjaan selesai. Dalam kenyataan, sering
kali pengusahaan sengon tidak memperhatikan segi pemeliharaannya. Akibatnya sudah dapat
diduga, yakni produksi kayu sengon yang didapatkan pastilah dibawah rata-rata.
Untuk memperoleh produksi dan mutu kayu sengon yang sesuai dengan harapan kita, tindakan
pemeliharaan tidak boleh dilupakan. Tidak jauh berbeda dengan manusia, yang sejak bayi perlu
dirawat secara baik, demikian pula tanaman pada umumnya – termasuk sengon – mutlak
membutuhkan pemeliharaan. Pemeliharaan tanaman sengon meliputi: penyulaman, penyiangan,
pemupukan, penjarangan, serta pengendalian hama dan penyakit.
a. Penyulaman
Sekitar 2-3 minggu setelah tanam, hendaknya diadakan pemeriksaan ke kebun sengon. Bila
ditemukan pertumbuhan sengon yang layu, atau malah sudah mati, secepatnya dilakukan
penyulaman. Agar pertumbuhan bibit sulaman itu tidak jauh tertinggal dengan tanaman lain,
sebaiknya dipilih bibit yang baik disertai pemeliharaan yang intensif. Penyulaman ini berguna
untuk mengetahui jumlah tanaman yang sesungguhnya, dan nantinya digunakan untuk
memprediksi produk sengon yang dihasilkan.
b. Penyiangan
Gulma yang tumbuh liar di sekeliling tanaman sengon hendaknya dibersihkan, agar kemampuan
kerja akar dalam menyerap unsur-unsur hara dapat berjalan secara optimal. Disamping itu,
tindakan penyiangan juga dimaksudkan untuk mencegah datangnya hama dan penyakit yang
biasanya menjadikan rumput atau gulma lain sebagai sebagai tempat persembunyian, sekaligus
untuk memutus daur hidupnya.
Pada tahun-tahun permulaan sejak penanaman, tindakan penyiangan merupakan hal yang amat
penting untuk dilakukan, agar pertumbuhan tanaman sengon tidak kerdil atau terhambat.
Penyiangan selanjutnya dilakukan pada awal maupun akhir musim penghujan, karena pada
waktu itu banyak gulma yang tumbuh.
c. Pemupukan
Untuk mendapatkan produksi kayu sengon yang sesuai dengan harapan kita, tidak ada salahnya
jika kita memanfaatkan jasa pemupukan. Selain pupuk kandang yang telah diberikan pada saat
pembuatan lubang tanam, juga disusul dengan penggunaan pupuk anorganik. Pada umur 3-4
bulan sejak tanam, diberikan pupuk sebanyak 40 kg urea, 80 kg ZA, 120 kg TSP, dan 160 kg
KCl. Kemudian, dengan dosis yang sama diulangi lagi pada awal tahun kedua. Caranya pupuk
tersebut dimasukkan ke dalam tanah, melingkari tanaman sengon, berjarak 10-15 cm.

d. Penjarangan
Tujuan penjarangan adalah untuk memberikan kesempatan tumbuh lebih leluasa bagi tanaman
sengon yang tinggal. Biasanya penjarangan dilakukan pada saat tanaman berumur 3 tahun,
karena tajuknya sudah merapat. Penjarangan ini dapat menghasilkan tambahan pendapatan,
karena batang sengon sudah mencapai diameter sekitar 10-15 cm, sehingga dapat digunakan
bahan baku pembuatan kertas.
Cara penjarangan, pohon-pohon sengon ditebang menurut sistem “untu walang” (gigi belalang)
yakni:dengan menebang selang satu pohon pada tiap barisan dan lajur penanaman.
e. Pengendalian Hama dan Penyakit
Dari sekitar 12 jenis penyakit sengon, hanya dua yang perlu diwaspadai; karat puru (kankernya
sengon) dan ulat penggerek (uter). penyakit dan hama lainnya seperti kambing, serbuan ribuan
ulat, jamur nyaris lebih mudah ditanggulangi. bahkan serbuan ribuan ulat yang sampai
menghabiskan daun sampai 100% juga tidak perlu dirisaukan. penyakit tahunan ini bahkan
menjadi hiburan tersendiri karena ketika serangan itu terjadi, kita seperti mendengar musik alam
yang serempak "krak..krak..krak..." sangkin banyaknya ulat memakan daun dalam waktu
bersamaan.
Kita bahas dulu hama uter (ulat penggerek). jenis ulat ini mulai memakan batang sejak umur 0
tahun. biasanya mereka masuk ke batang, kemudian memangsa habis bagian tengah sebagai inti
sel penyalur makanan dari akar. akibatnya pohon mengalami layu batang pada daun bagian atas,
akibat suplai makanan terhenti. tapi saat menyerang batang berumur 3-5 tahun menyebabkan
batang berlubang tapi tidak sampai menyebabkan kematian. hanya menyebabkan harga jual
berkurang rp200 ribu per m3. Hama ini mudah sekali diketahui gejalanya. kalau pohon tiba-tiba
layu dan ada lubang kecil di batangnya, itu tanda sengon terserang uter. nah, kalau lihat
gejalanya segera lakukan pencegahan, caranya kupas kulit batang sengon dari atas sampai
bawah, laiknya orang telanjang. cara ini terbukti bisa mencegah uter sampai 98%. menelanjangi
pohon menyebabkan inti batang menjadi panas. dan akan menyebabkan uter mati secara per
lahan. dan lobang batang akan tertutup kembali.
Uter juga bisa dicegah dengan cara dikorek pada lubang yang terkena hama sampai ketemu
ulatnya (biasnya berwarna coklat) kemudian disemprot dengan insektisida. uter biasanya
menyerang hanya 10% saja dari sengon tertanam. jadi mudah dilokalisir dan segera dicegah.
Bagaimana dengan karat puru? di jawa timur hanya dalam enam bulan sebesar 120 ribu hektare
kebun sengon mati. dan penyakit ganas ini sudah mewabah secara hebat ke jawa tengah, jawa
barat, dan bali. sebaran penyakit ini selalu muncul di mana sentra sengon berkembang. dan
sebaran ini di bawa oleh angin, kayu panenan atau bibit dari daerah yang sudah terserang. Tapi
mari kita lihat bagaimana masyarakat ciamis menanggulangi karat puru dengan cara mereka.
hanya dengan larutan yang sangat sederhana, penyakit ini bisa dibasmi sampai 92%. Meski
ganas, karat puru juga mudah diketahui gejalanya. muncul bintil-bintil hitam di daun. lalu apa
yang pekebun ciamis lakukan? begitu muncul bintil-bintil pada daun, daun kemudian dipangkas
dan dikubur (jangan dibakar). setelah itu daun disemprot dan batang dicat dengan campuran tiga
jenis zat, yaitu kapur (1 kg), garam (0,1 kg) dan air (10 liter untuk semprot daun dan 5 liter
untuk labur batang). lakukan dua minggu sekali. dengan cara ini karat puru bisa dicegah secara
sempurna.
f. Strategi Untuk Memperkecil Tingkat Kematian Di Lapangan
Saya memiliki strategi untuk memperkecil tingkat kematian pohon sengon di lapangan dengan
cara memberi kebebasan kepada para pekerja untuk mengolah tanah, disela-sela tanaman
pokok(sengon) dengan tanaman tumpangsari, pada jarak tanam yang 3 m. Tapi dengan catatan,
disamping para pekerja memelihara tanaman tumpangsarinya, juga sekaligus menjaga tanaman
pokok(sengon), yaitu dengan melakukan pengawasan rutin, kalau misalnya ada pohon sengon
yang terserang hama, penyakit atau bahkan mati, bisa langsung segera ditangani. Dalam
pemilihan jenis tanaman tumpang sari, kita juga harus benar-benar memperhatikan jenis
tanaman tumpangsari yang ditanam, jangan sampai tanaman tumpangsari tersebut mengganggu
pertumbuhan tanaman pokok(sengon). Jenis - jenis tanaman tumpangsari yang tidak boleh
ditanam pada sela-sela budidaya sengon, yaitu jenis tanaman yang rakus sama unsur hara.

D. Produksi
Produksi kayu sengon selain dipengaruhi oleh teknologi pembudidayaannya, juga umur tanaman
itu sendiri. Semakin tua sengon semakin besar diameter kayunya, dan karna itu Produksinya
juga semakin tinggi. Besarnya diameter kayu yang hendak ditebang hendaknya disesuaikan
dengan kebutuhan konsumen. Jika kayu sengon hendak dijadikan bahan industri kayu lapis,
tentu membutuhkan diameter lebih besar dibandingkan untuk kotak kas, dan sebagainya.
Sebaiknya prihal menebang pohon sengon kita memperhatikan juga pelestarian kemampuan
lingkungan. Artinya sebelum dilakukan penebangan sudah kita siapkan bibit-bibit sengon yang
baru.
E. Rencana Pemasaran
1. Pemasaran
Pemasaran kayu sengon relatif lebih mudah, karena kayu sengon merupakan jenis kayu yang
tingkat konsumsinya tinggi.Industri-industri yang menyerap kayu sengon diantara lain ;kayu
lapis, industri mainan anak, industri mebel, industri korek api, industri pulp, industri alas sepatu,
industri bahan bangunan, industri desain interior, industri seni arsitektur, industri kertas, industri
konstruksi dan non konstruksi.Pemasaran sengon di beberapa wilayah biasanya dilakukan oleh
tengkulak atau langsung dijual ke pabrik pemotongan kayu (sawmill). Harga pasar kayu sangat
beragam dan berbeda antara daerah satu dengan lainnya. Saat ini asumsi harga kayu sengon Rp.
500.000/m3.

2. Target Penjualan
Dalam usaha budidaya sengon saya mencoba menargetkan penjualan 100% dari penyediaan
bahan baku, rencananya akan saya jual kepada tengkulak atau salah satu depo kayu sengon di
Pati, yang siap menerima kapasitas kayu sengon berapapun jumlahnya.
IV. ANALISA (SWOT)
Faktor Internal
Kekuatan Memiliki pengetahuan yang dibutuhkan serta sudah berpengalaman.
Kelemahan Membutuhkan lebih banyak waktu untuk mengontrol dan mengawasi jalannya
usaha.

Faktor Eksternal
Peluang  Lahan pertanian yang masih cukup luas
 Peluang pasar masih terbuka lebar
 Sedikitnya pesaing
Ancaman  Kurangnya perhatian pemerintah terhadap para petani
 Iklim yang tidak menentu

Rencanajangka pendek : Memperluas lahan produksi budidaya sengon


Rencana jangka menengah : Melakukan perkembangan inovasi yang lain, contoh : melakukan
sistem tumpang sari budidaya tanaman empon-empon dibawah tegakan sengon.
Rencana jangka panjang : Dapat mengolah hasil produksi kayu sengon bulat menjadi kayu
gergajian atau kayu lapis.

V. ANALISA KELAYAKAN USAHA


CASH FLOW USAHA BUDIDAYA SENGON SELAMA SATU TAHUN
NO URAIAN HARGA TAHUN KE-1
Rp. UNIT JUMLAH
A. MODAL (Modal Pribadi) 90.000.000
B. BIAYA 41.651.000
B.1 Biaya Langsung 39.051.000
B.1.1 Biaya Sarana Produksi 16.251.000
1. Sewa Tanah 4.000.000/th 1Ha 4.000.000
2. Cangkul 50.000 10 500.000
3. Sabit 15.000 10 150.000
4. Golok 30.000 10 300.000
5.Sprayer 14 lt 400.000 1 400.000
5. Transportasi 2.500.000
6. Bibit Sengon 1.000 3.300 3.300.000
7. Ajir 500 3.300 1.650.000
8. Pupuk
Pupuk Kandang 100.000 30 3.000.000
Urea 2.000/kg 40 40.000
TSP 2.100/kg 120 126.000
ZA 1.500/KG 80 60.000
9. Obat-obatan 225.000
Insektisida 50.000 3
Fungisida 15.000 5

B.1.2 Biaya Tenaga Kerja 22.800.000


1. Persiapan Lahan 25.000 15 HOK 3.750.000
2. Gaji Manager 900.000 6thn 10.800.000
3. Pembuatan Lubang 25.000 4 HOK 1.000.000
4. Penanaman 25.000 7 HOK 1.750.000
5. Penyulaman 25.000 2 HOK 500.000
6. Penyiangan 25.000 10 HOK 2.500.000
7. Pemupukan 25.000 8 HOK 2.000.000
8. Pengendalian 25.000 2 HOK 500.000

B.2 Biaya Tidak Langsung 2.600.000


1. Biaya Penyusutan 600.000/thn 1 Ha 600.000
3. Biaya Overhead 5 % 2.000.000

Proyeksi PendapatanJika Modal Di Dapat Dari Modal Pribadi

Harga Jual kayu =Rp.500.000,-/m3


a. Penjarangan tahap I (umur 3 tahun)
Diameter 15 Cm atau untuk mencapai 1m3 perlu 4 pohon
Dipanen 330 pohon (10% dari pohon tertanam)
330 : 4 X 300.000 Rp 24.600.000
b. Penjarangan tahap II (umur 4 tahun)
Diameter 20 Cm atau untuk mencapai 1m3 perlu 3 pohon
Dipanen 330 pohon (10% dari pohon tertanam)
330 : 3 X 400.000 Rp 44.000.000
c. Panen Keseluruhan (umur 6 tahun)
Diameter 30 Cm atau untuk mencapai 1m3 perlu 2 pohon
Dipanen 2.310 pohon (70% dari pohon tertanam)
2.310 : 2 X 500.000 Rp 577.500.000

 Proyeksi Keuntungan
Keuntungan=Pendapatan – Total Pengeluaran
=Rp 646.100.000,-. – Rp 69.500.200,-
=Rp576.599.800,-

 Break Event Point (BEP)


• BEP Harga Produksi = Total Biaya Produksi
Jumlah kayu yang dijual(m3)
=Rp 92.840.200,-
1.247,5 m3
=Rp 74.400,-/m3
Titik impas harga produksi diperoleh bila harga jual sengon Rp 74.400,-/m3 dengan harga jual
pohon sengon Rp.500.000,-/m3, maka titik impas tercapai. Artinya usaha penjualan usah
budidaya sengon menguntungkan.

BEP Volume Produksi =Total Biaya Produksi


Harga Jual kayu Sengon
= Rp 92.840.200,-
Rp 500.000,-/m3
= 185,680 m3
Titik impas volume produksi diperoleh bila volume produksi pohon sengon 185,680 m3,
sedangkan volume produksi selama proses pengusahaan adalah 1.247,5 m3. Dengan demikian
titik impas tercapai. Artinya usaha budidaya sengon menguntungkan.
B/C ratio = KEUNTUNGAN
BIAYA TOTAL
= Rp576.599.800,-
Rp 69.500.200,-
= 8,29 %
Benefit cost ratio adalah analisis yang digunakan untuk mengetahui besaran
keuntungan/kerugian serta kelayakan suatu proyek. Dalam hal ini Benefit cost ratio mempunyai
nilai 8,29 % sehingga usaha ini layak dijalankan karena usaha ini dapat menguntungkan.

Proyeksi Pendapatan Jika Modal Di Dapat Dari Pinjam Bank


Jika saya melakukan usaha ini dengan meminjam modal dari bank, saya akan memilih
meminjam uang di PD.BPR Bank daerah Pati yang terkenal memiliki bunga yang rendah, Jika
saya meminjam uang sebesar Rp. 90.000.000,- dalam jangka waktu pengembalian 6 tahun, saya
akan dikenai bunga sebesar 10,8 %. Angsuran hutang Bank dan biaya bunga tiap bulannya yaitu
sebesar Rp. 2.060.000,-. Jadi selama 6 tahun, biaya yang harus saya keluarkan untuk membayar
angsuran Bank dan bunganya yaitu sebesar Rp. 148.320.000,-
Proyeksi Keuntungan
Keuntungan = Pendapatan –(Total Pengeluaran + Angsuran Bank dan Bunganya)
= Rp. 646.100.000 – (Rp. 69.500.200 + Rp. 148.320.000)
= Rp. 646.100.000 – Rp. 217.820.200
=Rp. 428.279.800,-
 Break Event Point (BEP)
• BEP Harga Produksi = Total Biaya Produksi
Jumlah kayu yang dijual(m3)
= Rp 217.820.200,-
1.247,5 m3
=Rp 174.605,-/m3
Titik impas harga produksi diperoleh bila harga jual sengon Rp 174.605,-/m3 dengan harga jual
pohon sengon Rp.500.000,-/m3, maka titik impas tercapai. Artinya usaha penjualan usaha
budidaya sengon menguntungkan.
BEP Volume Produksi =Total Biaya Produksi
Harga Jual kayu Sengon
= Rp 217.820.200,-
Rp 500.000,-/m3
= 435,640 m3
Titik impas volume produksi diperoleh bila volume produksi pohon sengon 435,640 m3,
sedangkan volume produksi selama proses pengusahaan adalah 1.247,5 m3. Dengan demikian
titik impas tercapai. Artinya usaha budidaya sengon menguntungkan.
B/C ratio = KEUNTUNGAN
BIAYA TOTAL
= Rp576.599.800,-
Rp. 217.820.200
= 2,64 %
Benefit cost ratio adalah analisis yang digunakan untuk mengetahui besaran
keuntungan/kerugian serta kelayakan suatu proyek. Dalam hal ini meskipun modal awal didapat
dari pinjam Bank , Benefit cost rationya masih mempunyai nilai 8,29 % sehingga usaha ini layak
dijalankan karena usaha ini dapat menguntungkan.

ANALISA KELAYAKAN USAHA DENGAN SISTEM PERBANDINGAN

Perbandingan Modal Jika Di Tabung DI Bank Dengan Modal Yang Dipergunakan Untuk Usaha
Jika saya memiliki uang sebesar Rp. 90.000.000,- kemudian saya depositokan di Bank dengan
jangka waktu 6 tahun, maka saya akan mendapatkan bunga sebesar 8 % per bulan, dengan
ketentuan pengambilan bunga bisa dilakukan 1 tahun sekali pada akhir periode. Bunga yang
saya terima tiap bulannya yaitu sebesar Rp. 480.000,-. Jadi total hasil bunga selama 6 tahun
sebesar Rp. 34.650.000,-. Maka jumlah uang saya setelah 6 tahun menjadi Rp. 124.650.000,-
SEDANGKAN
Jika saya memiliki uang sebesar Rp. 90.000.000,- kemudian saya pergunakan untuk usaha
budidaya sengon, maka jumlah uang saya setelah 6 tahun yaitu sebesar Rp. 576.599.800,-
Dengan demikian usaha budidaya sengon ini layak untuk dijalankan.
VI. KESIMPULAN

1. Dalam menjalankan usaha budidaya sengon denan skala luasan 1 ha memiliki prospek yang
bagus hal itu terlihat dari rencana laporan laba rugi rata-rata per tahun yang digambarkan dalam
6(enam) tahun kedepan.
Dalam 6(enam)Tahun Ke depan
NO TAHUN PENGELUARAN PENDAPATAN KEUNTUNGAN KETERANGAN
1 Tahun ke-1 41.651.000 Proses produksi
2 Tahun ke-2 21.851.000
3 Tahun ke-3 21.375.000 24.600.000
4 Tahun ke-4 21.375.000 44.000.000
5 Tahun ke-5 21.413.100
6 Tahun ke-6 31.905.100 577.500.000 576.599.800 Sengon sudah diproduksi
Jumlah 159.500.200 646.100.000 576.599.800 Sdh di potong PPN

Pengembalian modal dilakukan pada tahun ke-6 sesudah produksi.


Dari berbagai analisa usaha yang saya lakukan, jika modal didapat dari modal pribadi ataupun
jika modal dari pinjaman, usaha ini tetap menguntungkan. Jadi Usaha Budidaya Sengon Ini
Layak Untuk Dijalankan.
PROPOSAL TERBUKA BUDIDAYA SENGON

1. PENDAHULUAN

Sengon atau albazia chinensis merupakan tanaman kayu yang batangnya dapat berukuran
diameter lumayan besar. Pohonnya dapat mencapai tinggi sekitar 30-40 meter dengan diameter
batang sekitar 70-80 cm. Bentuk batang sengon bulat, kulit luarnya berwarna putih atau kelabu,
tidak beralur dan tidak mengelupas. Dengan adanya perkembangan dalam bidang perkayuan
yang sangat pesat dan semakin menipisnya ketersediaan kayu, saat ini sengon merupakan jenis
pohon yang cukup potensial untuk dikembangkan dalam dunia perkayuan, dikarenakan
pertumbuhannya cepat, masa tebang lebih pendek, budidayanya lebih mudah, dapat ditanam
diberbagai kondisi tanah, kayunya cenderung lebih lurus, produktivitasnya tinggi serta memiliki
banyak manfaat dalam segi lingkungan. Permintaan kayu sengon baik dari dalam negeri maupun
dari luar negeri semakin meningkat. Untuk pasar ekspor semakin banyak negara yang meminati
kayu olahan sengon, seperti kawasan Eropa, Amerika Serikat, Afrika, Timur Tengah, Asia.

2. ALASAN INVESTASI POHON SENGON

• Cepat Panen
Ini artinya dapat cepat mendatangkan keuntungan. Hanya memerlukan waktu 5 tahun untuk
memanen.
• Investasi Murah
Siapapun bisa ikut serta dalam investasi ini, karena modal minim dapat menghasilkan
keuntungan relative tinggi.
• Mudah Pemeliharaan
Sengon bisa hidup di jenis tanah apa saja, kecuali tanah berlumpur, tidak membutuhkan banyak
air dan mudah hidup. Tidak membuang waktu karena bisa sebagai sampingan kerja.
• Daya Hidup Tinggi
Kultur perakaran sengon yang menghunjam kedalam dan melebar ke samping serta besaran
batang maupun akar hampir seimbang. Daya jangkau akar yang luas dan mendalam inilah yang
menyebabkan pohon sengon mempunyai daya hidup tinggi.
• Tingginya Permintaan Pasar
Kayu sengon memiliki prospek pasar yang cukup tinggi. Permintaannya bukan hanya di dalam
negeri, namun juga datang dari mancanegara. Kayu ini dipergunakan antara lain untuk bahan
bangunan, peralatan rumah tangga, sampai pada bahan baku kertas dan kayu lapis.
http://www.tempo.co/read/news/2013/1...-Ekspor-Sengon

• Penyelamat Lingkungan
Mengurangi dampak polusi lingkungan, sebagai penghijauan, menjaga sumber air sekaligus
menyuburkan tanah.
• Mengoptimalkan lahan
Mengoptimalkan banyak lahan yang tidak produktif menjadi bernilai ekonomi yang ramah
lingkungan.

3. PROSES PRODUKSI
1) Persiapan lahan
Membebaskan lahan dari tumbuhan pengganggu, memberikan ruang tumbuh pada bibit sengon.
2) Penanaman
Pengaturan jarak tanam 1.5m x 1.5m dan pembuatan lubang.
3) Pemeliharaan
- Penyulaman
Penggantian bibit mati yang sudah ditanam selama 6 bulan.
- Penyiangan
Pembersihan gulma disekeliling pohon, agar akar pohon maksimal dalam menyerap unsur hara.
- Pemupukan
Dilakukan 2 minggu sekali selama 6 bulan (musim hujan), selama 5 tahun kecuali daerah yang
airnya mudah didapat.
- Penjarangan
Pemotongan ranting pohon yang bertujuan memberikan kesempatan tumbuh lebih leluasa bagi
tanaman sengon yang pertumbuhannya tertinggal sekaligus meluruskan batang pohon.

4. TABEL PROYEKSI PENDAPATAN PER 1.000 POHON


Spoiler for TABEL:

Go Green YUK !!!


Penawaran Investasi Budidaya Sengon :
Modal yang dibutuhkan : Rp. 23.750.000
Slot dibagi menjadi 10 slot,
Jadi 1 slot : Rp. 2.375.000

Keterangan :
- Kita mainya paketan, jadi minimal 1000 pohon.
- Kita juga mainnya kontrak 5 tahun, tapi terserah pemilik, jika setelah 6bulan mau dibpanen ya
monggo, resiko harga masih murah, dan sewa lahan udah paketan bayar 5 tahun.
SIlahkan bagi bos dan agan-agan yang berminat atau tanya-tanya langsung hubungi kita :
Sms : 085712691204
Pin BBM : 51393C88
Rencana Lokasi penanaman : D.I.Yogyakarta
BAB IPENDAHULUAN
1.1Latar BelakangSengon merupakan pohon yang sangat cocok untuk dibudidayakan, baik
dalam skala besarsepertiHutan Tanaman Industri (HTI) maupun dalam skala kecilyaituhutan
rakyat. Menurut Siregar et al., (2008) peluang untuk mengusahakan sengon dalam skala besar
atau kecil semakin terbuka lebar mengingat permintaan ekspor yang kian meningkat dan para
pengusaha dalam negeri pun masih terus mengeluh tentang kurangnya bahan baku kayu
(lampiran 1).Salah satu komoditi perkebunan, sengon merupakan sebuah investasi yang sangat
menguntungkan. Budidaya sengon relatif mudah dan kayu yang dihasilkan cenderung lurus.
Tanaman kayu yang tumbuh lurus sangat penting karena bernilai ekonomilebih tinggi (Alex,
2010)Manfaat tanaman sengon diantaranya daunnya dapat dijadikan makanan ternak, kayunya
digunakan untuk materi pertukangan dan bangunan. Tanaman ini cepat tumbuh dan memiliki
daur tebang yang pendek, sehingga hasil kayu dapat cepat diperoleh. Pada umur lima tahun
pohon sengon sudah dapat dimanfaatkan kayunya sebagai kayu pertukangan, bahan baku pabrik
kertas atau kayu bakar. Umur masak tebang pohon sengon adalah 9 tahun. Jenis ini juga mampu
tumbuh pada lahan yang kurang subur, sehingga dapat merehabilitasi lahan kritis dan
menciptakan iklim mikro yang lebih baik untuk lingkungan (Widyastuti, 2007).
2Tanaman sengon yang banyak dibudidayakan pada saat inimemiliki pertumbuhan yang sangat
beragam dan produktivitasnya rendah. Oleh sebab itu dibutuhkan tanaman sengon yang
memiliki pertumbuhan yang relatif homogen dan produktivitasnya tinggi. Salah satusengon yang
direkomendasikan adalah sengon Solomon (Widyastuti, 2007). Di Indonesia, sengon solomon
masih jarang dibudidayakan oleh petanisehingga benih masih sulit diperoleh, pohon sengon
solomon sulit berbunga dan berbuah. Bibit sengonbiasanyadiperbanyak dengan cara
konvensional sehingga dibutuhkan waktu yang lebih lama untuk menghasilkan bibit dalam
jumlah yang banyak untuk memenuhi kebutuhan industri perkayuan (Dwiyanti, 2009).Solusi
yang dapat dilakukan untuk mengatasi permasalahan tersebut adalah dengan memanfaatkan
perbanyakan secara in vitro. Perbanyakan dengan teknik ini memungkinkan bibit dapat
dihasilkan dalam kurun waktu yang relatif cepat dan dalam jumlah yang banyak. Media tanam
yang akan digunakanuntuk penelitianyaitu media WPM (Woody Plant Medium)yang
ditambahkan dengan zat pengatur tumbuh sitokinin yaitu Benzil Amino Purin (BAP)dan
Kinetin. Benzil Amino Purin (BAP)adalah sitokinin yang sering digunakan karena paling efektif
untuk merangsang pembentukan tunas, lebih stabil dan tahan terhadap oksidasi(Bhojwani dan
Razdan, 1983). Kinetin adalah sitokinin yang berperan dalam mendorong pembelahan sel atau
jaringan yang digunakan sebagai eksplan dan merangsang perbanyakan pucuk-pucuk tunas.
Sitokinin yang digunakan secara komersial dalam propagasi in vitro adalah: Benzyladenin (6-
benzylaminopurin), Kinetin, Isopentiladeni (dimetil aminopurin), Adenin sulfat (Wetherell,
1982).
3Media merupakan faktor utama dalam perbanyakan eksplan dengan kultur jaringan.
Keberhasilan perbanyakan dan perkembangbiakan tanaman dengan metode kultur jaringan
secara umum sangat tergantung pada jenis media(Santoso dan Nursandi, 2003).1.2Rumusan
Masalah1.Bagaimanakah pengaruh pemberian zat pengatur tumbuhsitokinin (BAP dan kinetin)
terhadap pertumbuhan biji tanaman sengon solomon (Paraserianthes falcataria (L.) Nielsen)
secara in vitro?2.Pada konsentrasi berapakah BAP dan kinetin memberikan pengaruh terbaik
pada tahap perkecambahanbiji sengon solomon (Paraserianthes falcataria (L.) Nielsen) secara in
vitro?1.3Tujuan Penelitian1.Mengetahuipengaruh pemberian konsentrasi zat pengatur
tumbuhsitokinin (BAP dan Kinetin) terhadap pertumbuhan biji tanaman sengon solomon
(Paraserianthes falcataria (L.) Nielsen) secara in vitro.2.Menentukan konsentrasi yang optimum
dengan pemanfaatan zatpengatur tumbuhsitokinin BAP dan Kinetin terhadappertumbuhanbiji
tanaman sengon solomon (Paraserianthes falcataria (L.) Nielsen)secara in vitro.
41.4Kegunaan PenelitianKegunaan dari penelitian ini sebagai berikut:1.Secara ilmiah dapat
mengetahui pengaruh pemberiankonsentrasizat pengatur tumbuhsitokinin BAP dan kinetin
terhadap pertumbuhan biji tanaman sengon solomon (Paraserianthes falcataria (L.) Nielsen)
secara in vitro.2.Secara praktis dapat menjadi sebagai bahan rujukan penelitian selanjutnya
agarlebih baikdalamperbanyakanpertumbuhansengon solomon (Paraserianthes falcataria (L.)
Nielsen) secara in vitro.1.5Kerangka PemikiranTanaman sengon yang dibudidayakan di
Indonesia memiliki pertumbuhan yang sangat beragam dan produktifitasnya rendah, salah
satunya adalahsengon solomon. Perbanyakan tanaman secara vegetatif merupakan alternatif
untuk mendapatkan tanaman baru yang mempunyai sifat sama dengan induknya dalam jumlah
besar. Perbanyakan secara vegetatif dengan sistem konvensional, umumnya masih memerlukan
waktu yang cukup lama. Di beberapa negara maju telah banyak dikembangkan suatu sistem
perbanyakan tanaman secara vegetatif yang lebih cepat dengan hasil yang lebih banyak
lagi,yaitu dengan sistem kultur jaringan. Prinsip teknik kultur jaringan adalah sel tanaman
mempunyai sifat totipotensi yaitu kemampuan sel untuk tumbuh dan berkembang membentuk
tanaman lengkap dalam medium aseptik yang mengandung unsur hara dan zat pengatur tumbuh
yang sesuai (Suryowinoto, 1996).
5Kultur in vitrosudah diakui sebagai metode baru dalam perbanyakan tanaman. Tanaman yang
pertama berhasil diperbanyak melalui kultur jaringan adalah tanaman anggrek, menyusul
berbagai tanaman hias, sayuran, buah-buahan, pangan dan tanaman hortikultura lainnya. Selain
itu juga saat ini telah dikembangkan tanaman perkebunan dan tanaman kehutanan melalui teknik
kultur jaringan. Terutama untuk tanaman yang secara ekonomi menguntungkan untuk
diperbanyak melalui kultur jaringan.Namun ada beberapa tanaman yang tidak menguntungkan
bila dikembangkan dengan kultur jaringan, misalnya: kecepatan multiplikasinya terlalu rendah,
terlalu banyak langkah untuk mencapai tanaman sempurna atau terlalu tinggi tingkat
penyimpangan genetik.Biji yang ditanam dalam medium MS tanpa zat pengatur tumbuh
memperlihatkan pertumbuhan yang baik. Hal tersebut sesuai dengan pernyataan Pierik (1998)
bahwa germinasi bisa terjadi dalam medium sederhana yang mengandung mineral dan gula. Biji
Sengon mulai berkecambah pada hari ketiga dalam tingkat perkecambahan sebesar 90%.
Kecambah sengon memiliki panjang sekitar 3-4cm pada hari keenam. Biji mulai berkecambah
bila berada pada kondisi lingkungan yang cocok (Suradinata, 2003). Adanya airdalam medium
perkecambahan sangat membantu proses imbibisi yaitu penyerapan air akibat potensial air yang
rendah pada biji yang kering. Imbibisi air menyebabkan biji mengembang dan memecahkan
kulit pembungkusnya serta memicu perubahan metabolik pada embrio yang menyebabkan biji
tersebut melanjutkan pertumbuhan. Enzim-enzim akan mulai mencerna bahan-bahan yang
disimpan dalam endosperma atau kotiledon, dan nutriennya dipindahkan ke bagian embrio yang
sedang tumbuh.
6Zat pengatur tumbuh BAP adalah sitokinin yang paling efektif untuk merangsang pembentukan
tunas, lebih stabil dan tahan terhadap oksidasi. Sitokinin sintetik mempunyai aktivitas tinggi
dalam memacu pembelahan sel dalam kultur jaringan tanaman. Maulida (2005) menyatakan
bahwa BAP bersifat merangsang multiplikasi tunas dibanding kinetin. Kinetin mempunyai
pengaruh mempercepat induksi tunas. Selain itu kesesuian pemakaian zat pengatur tumbuh juga
merupakan faktor pembatas bagi spesies tanaman (Wattimena, 1992).Zat pengatur tumbuh
kinetin dapat merangsang berbagai tanggap biologi bila diberikan secara eksogen terhadap
seluruh tanaman atau organ tanaman yang mempengaruhi pembelahan sel, morfogenesis,
memacu perkembangan kuncup samping tanaman dikotil, menghambat gugurnya daun dan
mempunyai kemampuan menunda penuaan (Salisbury dan Ross, 1995). Sutarmi (1974)
menyatakan kinetin merupakansalah satu zat pengatur tumbuh yang dapat menumbuhkan mata
atau tunas tanaman.Pada penelitian tanaman karet dengan pemberian kinetin dengan konsentrasi
5 ppm –20 ppm pada entres hijau dan coklat mampu mempercepat pemecahan mata tunas
dibandingkan perlakuan tanpa meberian kinetin, pemberian kinetin dengan konsentrasi 10 ppm
adalah konsentrasi yang tepat untuk percepatan pemecahan mata tunas baik pada entres hijau
maupun coklat (Elisarnis et al., (2007). Untuk lebih jelas mengenai kerangka pemikiran
penelitian dapat dilihat padagambar dibawah ini.
7Gambar 1. Bagan Kerangka Pemikiran1.6Hipotesis Penelitian1.BAP dan Kinetinberpengaruh
terhadap pertumbuhan biji sengon solomon (Paraserianthes falcataria (L.) Nielsen) secara In
Vitro.2.Terdapat konsentrasi optimum zat pengatur tumbuhsitokinin BAP dan Kinetin yang
berpengaruh terhadappertumbuhan biji sengon solomon (Paraserianthes falcataria (L.) Nielsen)
secara In Vitro

Anda mungkin juga menyukai