Anda di halaman 1dari 26

LAPORAN

PRAKTIK KERJA LAPNGAN (PKL)


DI BKPH TANGGEUNG
Dari Tanggal 21 Desember sampai 21 Februari 2021

SADAPAN POHON PINUS

Disusun oleh:
NENG LENI
192010007

PEMERINTAH PROVINSI JAWA BARAT


DINAS PENDIDIKAN
CABANG DINAS PENDIDIKANWILAYAH VI

SMK NEGERI 1 PASIRKUDA


KOMPTENSI KEAHLIAN TEKNIK PRODUKSI HASIL HUTAN
Jalan Pasirsuit, RT/RW.004/002, Desa Pusakajaya,Kecamatan
Pasirkuda, Cianjur 43266
E-mail : smkn1pasirkuda@yahoo.com
2021
LEMBAR PENGESAHAN PERUSAHAAN

LAPORAN
PRAKTIK KERJA LAPANGAN (PKL)
DI RPH CIBINONG
Dari Tanggal 21 Desember 2020 sampai 21 Februari 2021

Disahkan oleh:
Pembimbing lapangan

JANI
PHT. 1983292015011000

Mengetahui dan menyetujui,


Kepala Asper/KBKPH Tanggeung

EJANG SUKIMAN
PHT. 19691214199607100
LEMBAR PENGESAHAN SEKOLAH

LAPORAN

PRAKTIK KERJA LAPAMGAN (PKL)

DI BKPH TANGGENG/RPH CIBINONG

Dari Tanggal 21 Desember Sampai 21 Februari 2021

Disahkan oleh :

Pembimbing Sekolah, Kepala Program,

HENDRA SETIAWAN U. PAHMI PAUZI


NUPTK.1643773674130062 NUPTK.7048766667130183

Mengetahui dan Menyetujui,

Kepala SMKN 1 Pasirkuda Wakil Kepala Bid.Humas Bin

YULI TRIANA M,Pd DENI GUSNIMAN S.Pd.


NIP.19880823 201903101
NIP.19720704 200701 1 008
KATA PENGANTAR
Puji serta syukur saya panjatkan kepada Allah SWT. Yang telah
melimpahkan karunia-Nya kepada penulis sehingga dapat menyelesaikan dan
menyusun laporan hasil Praktik Kerja Lapangan (PKL) yang dilakukan pada
tanggal 21 Desember sampai 21 Februari 2021 bertempat di KRPH Cibinong.

Dengan bekal yang telah penulis dapatkan selama kegiatan Praktik Kerja
Lapangan Ini berlangsung. Kami menyadari bahwa penyusunan laporan ini masih
banyak kekurangan dan banyak mengalami kesulitan berkat bimbingan dan
pengarahan semua pihak sehingga kesulitan itu dapat diatasi dengan baik.

Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih atas bimbingan


dan bantuannya selama pelaksanaan kegiatan Praktik Kerja Lapangan (PKL) ini
kepada:

1. Bapak Ejang Sukiman selaku KBKPH Tanggeung Atas ijin dan bantuan
fasilitasnya sehingga penulis bisa melaksanakan PKL dengan lancar.
2. Bapak Jani sebagai Mantri serta pembimbing lapangan yang telah
memberikan arahan dan bimbingan dilapangan selama kegiatan PKL.
3. Seluruh stokeholder instansi/perhutani BKPH TANGGEUNG.
4. Bapak Yuli Triana, M.Pd. Selaku Kepala Sekolah SMK Negeri 1
Pasirkuda astas masukan dan arahannya.
5. Bapak Deni Gusniman S.Pd. Selaku Waka Humas /Hubin SMK Negeri 1
Pasirkuda.
6. Bapak Ujang Pahmi Pauzi, S.P selaku Kepala Program Jurusan Kehutanan
SMK Negeri 1 Pasirkuda.
7. Bapak Hendra Setiawan selaku pembimbing sekolah yang telah membantu
dan mengarahkan kami selama pelaksanaan Praktik Kerja Lapangan
(PKL).
8. Seluruh panitia Praktik Kerja Lapangan (PKL) SMK Negeri 1 Pasirkuda.
9. Kepada Ayah dan Ibu kami dan segenap keluarga yang telah senantiasa
memberikan perhatian dan motivasinya, serta materi untuk membantu
kelancaran pelaksaan PKL.
10. Tidak lupa rekan-rekan seperjuangan, terimakasih atas kebersamaan dan
kekompakannya, selama pelakanaan kegiatan Praktik Kerja Lapangan
(PKL).
Penulis menyadari banyak sekali kekurangan dalam penulisan dan kata dalam
laporan ini maka penulis memohon maaf atas segala kekurangannya dan
mengharapkan kritik dan saran dari berbagai pihak dalam upaya penyempurnaan
laporan ini. Semoga dalam segala kekurangannya masih tetap bisa bermanfaat
bagi pembaca maupun yang lainnya.

Pasirkuda, Februari 2021

Penulis
DAFTAR ISI
Kata Pengantar..................................................................................................
Daftar Isi...........................................................................................................
Daftar Tabel......................................................................................................
Daftar Gambar..................................................................................................
Daftar Lampiran................................................................................................
BAB I PENDAHULUAN...............................................................................
A. Latar Belakang .....................................................................................
B. Dasar Hukum........................................................................................
C. Tujuan Praktik Kerja Lapangan (PKL).................................................
D. Manfaat Praktik Kerja Lapangan (PKL)...............................................
BAB II KAJIAN TEORITIS.........................................................................
A. Pengertian Pinus...................................................................................
B. Metode dan proses Penyadapan ...........................................................
C. Alasan/argument pemilihan tema.........................................................
BAB III LAPORAN HASIL KEGIATAN PKL..........................................
A. Sejarah Perusahaan ..............................................................................
B. Profil Perusahaan..................................................................................
C. Laporan Hasil Kegiatan........................................................................
1. Jadwal Kegiatan PKL.....................................................................
2. Rencana Kegiatan PKL ..................................................................
3. Pemaparan Hasil Kegiatan PKL.....................................................
4. Kendala/Masalah yang dialam selama kegiatan PKL.....................
5. Solusi/Penyelenggaraan Masalah ..................................................
BAB IV PENUTUP ........................................................................................
A. Kesimpulan...........................................................................................
B. Saran-Saran ..........................................................................................
DAFTAR PUSTAKA .....................................................................................
LAMPIRAN-LAMPIRAN.............................................................................
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar belakang
Sekolah menengah kejuruan (SMK) merupakan sekolah yang memang
sudah mempersiapkan peserta didiknya untuk bisa bekerja setelah lulus.
Dalam upaya mewujudkan visi-misinya, SMK Negeri 1 Pasirkuda
melaksanakan berbagai kegiatan yang ditunjukan untuk mengembangkan
potensi peserta didik.
Hal ini bisa dilihat dari kegiatan Praktik Kerja Lapangan (PKL) yang
dilaksanakan oleh peserta didik atas kerjasama antara pihak sekolah dengan
pihak perusahaan. Tentu ini akan membantu peserta didik dalam
mengembangkan potensi bekerjanya, karna ketika PKL peserta didik dituntun
untuk bekerja dalam pekerjaan yang sebenarnya. Kegiatan ini dilaksanakan
didunia usaha atau didunia Industri yang sesuai dengan kompetensi keahlian
peserta didik. Hal ini dilakukan guna meningkatkan mutu SMK dan juga
menambah bekal masa depan mendatang untuk memasuki dunia kerja yang
semakin ketat persaingan.

Bagian Resort Pemangku Hutan (RPH) Cibinong yang beralamat di Jl.


Raya cibinong, Desa. Sukajadi, Kec. Cibinong sekaligus tempat penelitian
kegiatan Praktik Kerja Lapangan. Penulis dalam hal ini meneliti tentang
Penyadapan getah pinus yang diteliti selama kurang lebih 2 bulan lamanya
dari mulai proses Prasadap, Pengoakan, Pemupulan hingga pengangkutan
getah sampai getah tersebut diserahkan ke TPG dan siap untuk diperjual
belikan.

Pinus merupakan pohon penghasil getah yang mempunyai nilai


ekonomis cukup tinggi karena getah tersebut merupakan bahan dasar
pembuatan gondorukem dan terpentin yaitu bisa digunakan untuk bahan
vernis atau bahan kimia lainnya. Getah pinus juga disebut Aleorosin yang
mampu bertahan dikondisi tropis sehingga sangat cocok ditanam diareal
Kawasan BKPH Tanggeung.

B. Landasan hukum

1. Undang-undang no 20 tahun 2003, tentang sistem pendidikan


nasional:Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk
mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran peserta didik
secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan
spiritual, keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak
mulia, serta kepribadian yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan
negara.
2. Kepmen Pendidikan Dan Kebudayaan no 323/u/1997, tentang
penyelenggaraan Praktik Kerja Lapangan SMK.
3. Peraturan Pemerintah no.29 tahun 1990 tentang pendidikan menengah
yang antara lain:
a. Penyelenggaraan sekolah menengah dapat bekerja sama dengan
masyarakat terutama dunia usaha/industri dan para dermawan untuk
memperoleh sumber daya dalam rangka menunjang penyelenggaraan
dan pengembangan pendidikan.
b. Pada sekolah menengah dapat dilakukan uji coba gagasan baru yang
diperlukan dalam rangka pengembangan pendidikan menengah.
4. Kepmendikbud no. 080/V/1993 tentang kurikulum sekolah menengah
kejuruan yang menyatakan:
a. Menggunakan unit produksi sekolah beroperasi secara profesional
sebagai wahana pelatihan kejuruan.
b. Melaksanakan kelompok mata pelajaran kejuruan di sekolah, dan
sebagai nilainya di dunia usaha dan industri.
c. Melaksanakan kelompok mata pelajaran keahlian kejuruan
sepenuhnya di masyarakat dunia usaha dan industri.

C. Tujuan Praktik Kerja Lapangan (PKL)

1. Tujuan Umum
Praktik kerja lapangan bertujuan agar siswa memiliki wawasan,
pengalaman, dan kemampuan untuk bekerja dan menyesuaikan diri
dengan keadaan dunia kerja di bidang kehutanan yang sesungguhnya.

2. Tujuan Khusus
Untuk Program keahlian Teknik Produksi Hasil Hutan (TPHH)
kegiatan PKL mempunyai tujuan khusus yaitu:
a. Mengenal dan memahami tata tertib dan mekanisme kerja serta segala
aktivitas yang sesungguhnya pada dunia usaha/industri di bidang
kehutanan
b. Meningkatkan pengetahuan dan keterampilan siswa untuk bekerja di
bidang kehutanan
c. Melatih dan menumbuhkan etos kerja.
d. Mengurangi kesenjangan dan ketidaksesuaian pengetahuan dan
keterampilan yang diperoleh siswa di sekolah dengan yang dibutuhkan
oleh dunia kerja.
e. Meningkatkan efisiensi dan efektivitas dalam pencapaian kompetensi
tamatan SMK yang profesional.
f. Terjadinya pemindahan/transfer ilmu pengetahuan dan teknologi dari
dunia usaha/industri ke sekolah.
g. Menumbuhkan semangat dan jiwa berwiraswasta.
3. Tujuan Penyusunan Laporan

a. Sebagai wujud pertanggungjawaban atas kegiatan yang telah


dilaksanakan selama mengikuti kegiatan PKL.
b. Menguraikan kegiatan yang telah dilaksanakan pada saat PKL.
c. Memberikan informasi perkembangan di bidang kehutanan di Perum
Perhutani KPH Cianjur Selatan agar dapat bermanfaat sebagai bahan
referensi bagi sekolah khususnya jurusan TPHH.
4. Manfaat kegiatan PKL

1. Manfaat utuk peserta didik :


Manfaat bagi siswa yaitu menghasilkan sumber daya manujsia yang
profesional, melatih siswa untuk menjadi lebih disiplin dan bertanggung
jawab sebelum memasuki dunia kerja profesional, dan menambah wawasan
dan kemampuan untuk bekerja dan menyesuaikan diri dengan keadaan dunia
kerja di bidang yang sesungguhnya
2. Manfaat bagi sekolah penyeleng gara :Memberikan kontribusi dan tenaga
kerja bagi perusahaan atau instansi terkait dapat menyesuaikan program
Pendidikan sesuai dengan kebutuhan lapangan kerja tujuan Pendidikan
tercapai, serta kreadibilitas sekolah.
3. Manfaat bagi IDUKA :
Dapat mengenal persis kualitas siswa yang berlatih diperusahaan dan instansi,
mendukung program pemerintah, dan mendapatkan tenaga kerja sementara
sebagai sumber daya perusahaan.

BAB II
KAJIAN TEORITIS
A. Pengertian Pinus

Pohon pinus (Pinus merkusi) merupakan salah satu jenis pohon yang
sudah dikenal oleh masyarakat sebagai penghasil getah. Pinus pertama kali
ditemukan didatarantinggi Batak oleh Dr. F.W. Junghun pada tahun 1841 dan
diberi nama Tusam kemudian oleh G.G. Markus diberi nama Pinus Sumatrana,
Prof. Devriese menyebutkan vegetasi ini dengan Pinus Merkusi.

Pinus merupakan pohon penghasil getah yang mempunyai nilai


ekonomis cukup tinggi karena getah tersebut merupakan bahan dasar pembuatan
gondorukem dan terpentin. Getah pinus juga disebut Aleorosin.
Getah pinus yang dihasilkan oleh BKPH Tanggeung sangatlah meningkat
dan berkembang pesat sehingga menjadi inti dari Perusahaan.
B. Metode dan proses penyadapan
1. PERENCANAAN
Dalam Menyusun perencanaan sadapangetah pinus pada kawasan hutan
lindung perludiperhatikanhal-hal sebagaiberikut:
a) Penyadapan di hutan lindung dilaksanakan pada zona/blok pemanfaatan
b) Areal yang teridentifikasi sebagai Kawasan yang mempunyai tingkat
keaneka ragaman hayati yang penting. dilarang melakukan penyadapan.
c) Dilakukan inventarisasi pada zona/blok pemanfaatan yang bertegakan
pinus untuk mengetahuipotensi dan kondisi tegakan pinus yang layak
sadap.
d) Sadap buka dimulai pada tegakan pinus berumur 11 tahun keatas. Dengan
pertimbangan dapat dilaksanakan apabila potensi pohon yang
bisadisadapmempunyai keliling 55 cm dengan sebaran pohon minimal
60% dan telah melalui proses prasadap.
e) Pembuatan bidang sadap pada hutan lindung hanya diperkenalkan satu
buah quare hidup untuk setiap pohon dengan tinggi maksimal 95 cm untuk
masa penyadapan 3 tahun. Setelah itu bidang sadapan harus berpindah
pada bidang sebaliknya.
f) Penyusunan RTT sesuai dengan prosedur yang berlaku dan semua areal
sadapan harus melalui tahap mulai dari prasadap.

2. METODE PENYADAPAN

Pada dasarnya penyadapan getah pinus di blok pemanfaatan hutan lindung


dilakukan dengan metode:
1. Rill/salur (mengacu pada SK. Direksi No. 879/ KPTS/DIR 1992. Tentang
pedoman penyadapan getah pinus dengan sistem saluran). Kegiatan
perlukaan pada pohon pinus yang mempunyai bidang sadap yang masih
baru atau yang masih lebar/luas dengan menggunakan pisau rill. Caranya
dengan membuat sayatanberupa saluran induk (saluran tengah) beserta
saluran cabangnya sebagai jalan keluarnya getah yang disalurkan melalui
talang yang terbuat dari seng/kaleng. Kemudian ditampung kedalam
tempurung kelapa untuk selanjutnya dilakukan pemungutan
pembaharuan/perlakuan Kembali dilakukan setiap 6 (enam) hari sekali.
2. Bor (melubangi)
a. Kegiatan perlukaan pohon pinus yang mempunyai bidang sadap yang
masih baru atau masih lebar dan luas atau yang sempit akibat bekas
dilakukan penyadapan baik dengan metode rill atau quare
b. Alat sadap berupa bor manual atau mesin.
c. Penggunaan mata bor pada metode ini dapat digunakan ukuran ½ sampai
dengan ¾ inch dan sebagai alat untuk menyalurkan getah ke penampang
(biasanya kantong plastik) menggunakan selang atau paralon disesuaikan
dengan lubang yang dibuat.
d. Melakukan titik bor tepat pada bagian batang yang sedang aktif
tumbuh/berkembang. Bagian ini biasanya ditandai dengan bentuk alur
kulit yang jelas /merekah dan mudah lepas dengan tangan.
e. Pengembilan getah dilakukan 3 kali setelah pengeboran atau dipindahkan
le lobang bor yang lain setelah 3 hari pemungutan getah dilakukan
setelah kantong plastik penuh getah
3. Quare/koakan kecil
a. Kegiatan diperlukan pohon pinus yang mempunyai bidang sadap yang
masih baru atau yang masih cukup lebar/luas dan atau bekas penyadapan
dengan menggunakan metode rill.
b. Caranya bidang sadap dilukai oleh kadukul yang mempunyai ukuran
lebar 4 cm, panjang 18 cm dan besar sudut alat terhadap pegangan adalah
35derajat. Hal ini dimaksudkan agar hasil perlukaan/koakan kecil selebar
4 cm dengan maksimal panjang 15 cm dan kedalaman 1,5 cm.
c. Hasil perlukaan selebar 4cm sebagai jalur keluarnya getah. Kemudian
disalurkan melalui talang ketempurung kelapa untuk dilakukan
pemungutan.

A. PRASADAP
1. Pembagian blok sadapan.
a. Areal sadapan terlebih dahulu dibagi dalam blok-blok sadapan seluas 2-5
ha sesuai dengan kemampuan penyadap.
b. Batas blok sadapan dapat mengikuti batas blok tanaman pemeliharaan
atau batas alam yang sudah ada, ditandai dengan menggunakan cat
berwarna putih pada pohon batas selebar 10 cm dan setinggi 180 cm
sepanjang/setiap 50 cm atau sebatas kemampuan mata melihat atau pada
titik-titik belokan batas blok
c. Pada batas blok dibuat jalan setapak atau jalan pemeriksaan untuk
memudahkan angkutan getah ke TPG
d. Masing-masing blok sadapan kemudian ditetapkan penydapannya serta
dipilih seorang ketua blok yang dipilih oleh penyadap dan dapat
berkomunikasi cukup intensif dengan mandor sadap. Diupayakan setiap
blok berjumlah 10-20 penyadap, dengan jumlah pohon pangkuan tiap
penyadap sesuai dengan kemampuan.
2. Pembersihan lapangan sadapan
a. Sebelum diadakan penyadapan, lapanagan/areal sadapan dibersihkan dari
perduh dan semak-semak agar sinar matahari dapat langsung menyinari
pohon pinus serta memudahkan para pekerja dan mandor untuk
melaksanakan pengawasan.
b. Untuk menjaga kebersihan lapangan sadapan dapat pula dikembangkan
tanaman pemanfaatan lahan bawah tegakan (PLDT) yang memiliki
prospek ekonomi yang baik dan dapat menambah penghasilan penyadap
3. Pembersihan kulit pohon
a. Kulit pada batang pohon yang akan disadap dibersihkan/dikerok dengan
alat pengerok/bark shaver setebal 33 mm, lebar 10 cm tinggi 60 cm (tiap
tahun), mulai setinggi 20 cm diatas tanah tanpa melukai kayunya
b. Pembersihan kulit pohon juga harus dilaksanakan terhadap sadap lanjut
pada permukaan lain pada pohon yang sama.

4. Alat-alat perlengkapan
Untuk pelaksanaan penyadapan diperlukan alat-alat dan perlengkapan
sebagai berikut:
- Petel sadap/kadukul
- Golok
- Kerok getah
- Talang seng
- Tempurung
- Drum/wadah pemungutan getah
- Perangasang getah/chas

B. PELAKSANAAN PENYADAPAN
1. SADAP BUKA
a. Sadap buka adalah meupakan pembuatan saluran. Quare atau lubang
permulaan setinggi 20 cm dari tanah.
b. Setelah semua persiapan selesai (akhir bulan desember), selanjutanya
dibuat quare permulaan pada bagian pohon dengan ukuran lebar maksimal
4 cm, tinggi 15 cm darimpermukaan tanah menggunakan petel sadap
dengan kedalaman quare 1,5 cm (tidak termasuk teba kulit).
c. Pemasangan talang dan tempurung
Talang dipasang menempel pada bagian atas bawah quare seperti gambar
berikut:

Keterangan:
1. Bagan atau mal sadap bulan 1s/d XII
2. Bagian yang dibersihkan kulitnya
3. Bagan/mal sadap buka
4. Quare awal
5. Talang sadap
6. Tempurung tempat getah
Gambar diatas adalah contoh pemasangan talang dan tempurung
Pemasangan talang tidak pada bagian kayu tetapi ditempelkan saja pada
tepi quare agar tidak mengganggu aluran getah ke bawah. Ukuran talang
6x5 cmdengan bentuk curve (cekung) dari sel galvanisir (timplat).
Pebersihan talang yang kotor tidak diperkenankan dengan cara
dibakar/dipanasi karena akan berakibat kebersihan warna getah. Getah
akan dikeluarkan dari kayu yang lunak dan dari atas, samping dan
kebawah. Tempurung dipasang 5 cm dibawah talang sebagai penampung
getah.
2. SADAP LANJUT
a. Sadap lanjut (pembaharuan quare) harus dilakukan tepat waktu 3 hari
sekali dilakuka diatas luka sadapan yang telah ada dengan pebaharuan
sepanjang 5 mm. Dengan demikian luka sadapan dalam satu bulan terdapat
30/3x5 mm= 5 cm (maksimum). Dalam satu tahun terdapat 12x5 cm = 60
cm sehingga dalam 3 tahun setinggi 195 (termasuk quare permulaan
setinggi 15 cm). Pada setiap mulai pembaharuan quare, talang dan
tempurung harus dipisahkan terlebih -serpihan kayu (tetel).setelah
pembahruan quare mencapai 20 cm (setiap quare bertambah 20 cm)talang
dan tempurung harus ikut dinaikan selanjutnya dilakukan kegiatan
penyadapan pada pohon yang sama pada bidang lain yang telah diawali
dengan pembersihan kulit dan pembuatan mal sadap baru dengan jumlah
quare yang diperkenankan 1 quare hidup.
Jumlah quare yang diperkenankan:
1) Keliling 65-124 cm. Sebanyak 1 quare hidup
2) Keliling 125-175 cm. Sebanyak 2 quare hidup
3) Keliling 176 cm ke atas, maksimal 4 quare hidup
b. Petel sadap harus dijaga tetap tajam, sehingga penyadap harus selalu siap
dengan batu asahan.
c. Petel harus selalu bersih dari kotoran (getah yang menempel). Apabila
petel kotor terkena getah yang melekat harus dibersihkan dengan minyak
tanah.

C. PEMUNGUTAN GETAH
1. Frekuensi priode pemungutan getah untuk pohon-pohon dilakukan
maksimal hari ke 10 dan langsung disetor ke TPG pada hari itu juga.
2. Getah dipungut dan dibersihkan untuk selanjutnya dipikul ke TPG.
3. Pada akhir proses pengerukan, agar dilakukan pembersihan tempurung dan
talang sadap sehingga benar-benar bersih dari sisa-sisa kotoran, hal ini
umruk menghindari percampuran getah lama dan baru yang nantinya akan
mempengaruhi mutu getah.
4. Selanjutnya getah diangkut ke TPG.
5. Di TPG disediakan bak penampung getah terpisah menurut mutu getah
terbuat dari semen atau kayu dan dilengkapi dengan keran pembuka.
Alat-alat yang disediakan di TPG adalah alat timbang dan rum plastik.
6. Dari TPG diangkut dengan drum plastik ke PGT. Dapat pula
dilaksanakan getah tidak tuang kedalam bak penampung di TP, tetapi
langsung dimasukan ke dalam drum bekas/plastik.

D. MANFAAT GETAH PINUS


Pohon pinus yang biasa kita lihat didaerahpegunungan ternyata
menghasilkan getah yang sangat berguna untuk kita. Hasil dari getah
pinus itu bisa menghasilkan minyak terpentin yang mengandung senyawa
terpene. Terpentin biasanya digunakan sebagai pelarut untuk
mengencerkan cat minyak, juga digunakan bahan campuran vernis yang
biasa kita gunakan untuk mengkilapkan permukaan kayu dan bisa untuk
bahan baku kimia lainnya. Aroma terpentin harum seperti minyak kayu
putih, karena keharumannya itu terpentin bisa digunakan untuk bahan
pewangi lantai atau pembunuh kuman yang biasa kita beli, tapi ada lagi
kegunaan lain dari getah pinus ini sehingga bisa menghasilkan terpineol
yaitu alfa-terpinol merupakan salah satu dari tiga jenis alkohol isomer
beraroma harum. Terpinol bisa bermanfaat untuk kesehatan yaitu
relaksasi bila digunakan sebagai bahan campuran minyak pijat aromanya
yang harum dijadikan minyak pijat aroma terapi karena saat dioleskan ke
kulit terasa relaksasinya bila digunakan dengan dosis sesuai atauran. Bisa
digunakan juga untuk bahan makanan tapi bukan dalam bentuk getahnya
melainkan dari gum rosin yang telah di esterfikasi dengan gliselor
dibawah atmosfir nitrogen menjadi gum rosin ester. Salah satu bahan
tambahan pembuatan permen karet hingga menja kenyal dan lentur.
Aman untuk dikonsumsi karena sudah diuji oleh badan pengawas obat
dan makanan amerika serikat jadi tidak perluk hawatir memkan permen
karetnya.
Gondorukem didapat dari hasil pengolahan getah pinus. Bersifat rapuh,
bening, mempunyai titik leleh rendah dan bau khas terpentin serta tidak
larut dalam air, manfaat gondorukem adalah:
1. Industri batik: bahan penyampur lilin, batik memperoleh malam.
Kebutuhan kira-kira 3500 ton pertahun.
2. Industri kertas: vahan pengisi dalam pembuatan kertas. Kebutuhannya
kira-kira 0,5% dari produksi kertas atau 2000 ton pertahun.
3. Industri sabun: sebagai campuran kira-kira 5-10% dari berat sabun.
4. Pembuatan vernis, tinta,bahan isolasi listrik, korek api, lem dan industri
kulit.
5. Diluar negeri manfaat lain gondorukem dan derivetnya digunakan untuk
membuat resin sintetis, plastik, lem, aspal dan industri sepatu.

Untuk minyak terpentinnya, dapat digunakan secara langsung dan


murni melalui upaya distilasi ulang serta melalui pengolahan lanjutan,
misalnya untuk pelarut organik, bahan semir sepatu, loga, dan kayu dan
bahan kompor sintetis.

C. ALASAN /ARGUMEN TASI PEMILIHAN TEMA /SUB JUDUL


Alasan penulis mengambil materi sadapan dikarenakan lebih tertarik
dan mudah dipelajari oleh penulis. Penulis juga tertarik karena hasil
getah pinus merupakan salah satu komoditi hasil hutan bukan kayu
(HHBK) yang cukup potensial untuk pemasukan dana bagi BKPH/KPH.
Dengan adanya laporan ini penulis berharap kepada masyarakat agar
lebih menyadari dan faham akan pentingnya hasil hutan khususnya yang
diperoleh dari getah pinus.

BAB III

LAPORAN HASIL KEGIATAN PKL


A. SEJARAH BKPH

BKPH Tanggeung. KPH Cianjur, Perum Perhutani Unit III Jawa


Barat dan Banten. Dipimpin oleh seorang Asisten Perhutani Kepala
Bagian Kesatuan Pemangku Hutan (ASPER/KBKPH). Administrasi
dipegang oleh Staf TU dan Staf TK dikantor BKPH.
Kepala Resort Pemangku Hutan dikepalai oleh seorang Mantri, dan
setiap Mantri memegang 1 RPH yang terdiri 5 RPH yaitu :

1. RPH Cibinong,
2. RPH Salatri,
3. RPH Ciogong
4. RPH Walahir
5. RPH Kadupandak,
kemudian daripada itu ada yang ditugaskan untuk membantu Kepala
Resort yaitu mandor-mandor yang bekerja disetiap RPH. Adapun jabatan
yang dipegang mandor tersebut berupa
1. Mandor Persemaian,
2. Mandor Penyadapan Getah Pinus,
3. Mandor Penebangan,
4. Mandor Penanaman,
5. Mandor PCP (Penjarangan),
6. Mandor PHBM dan Polisi Teritorial

BKPH Tanggeung memiliki luas areal hutan 10.612,66 Hekar.


Keseluruhan kawasan hutan tersebut masuk kedalam bagian

B. Profil intansi
VISI

Menjadi perusahan pengelolaan hutan berkelanjutan dan bermanfaat bagi


masyarakat

MISI

1. Mengelola sumber daya hutan secara lestari


2. Peduli kepada kepentingan masyarakat dan lingkungan
3. Mengoptimalkan bisnis kehutanan dengan prinsip Good corporate
govermance (GCG)
Susunan pegawai

C. Laporan hasil kegiatan


1. Jadwal kegiatan PKL

No Kegiatan Tahapan Waktu pelaksanaan ket


Des Jan Feb
3 4 1 2 3 4 1 2
1 Penghadapan Mempersiapkan Meminta
ke BKPH Barang-barang perizinan untuk
dan administrasi melaksanakan
yang diperlukan praktik di tempat
tersebut.
2 Persemaian Pengenalan Pengenalan
lokasi kerja lokasi/lingkungan
praktik
3 Persemaian Pemeliharaan Untuk menjaga
bibit-bibit agar
tidak terganggu
dari
gulma/tanaman
pengganggu
4 Tanaman Penyiangan dan Untuk menjaga
Hutan pendangiran dan
membersihkan
gulma/tanaman
pengganggu
5 Sadapan getah Pembaharuan Pembaharuan
pinus quare quare dilakukan
setelah 3 hari
6 Tanaman Penyulaman Pembaharuan
hutan quare dilakukan
setelah 3 hari
7 Pembuatan Menjarang Untuk
PCP Pohon-pohon meningkatkan
kualitas kayu,dan
untuk
memberikan
ruang bagi
anakan pohon jati

1. uraian rencana kegiatan

N0 Kegiatan Tahapan Sub tahapan Output Analisis Ket


kegiatan kegiatan /hasil yang dampak
diharapak
kan
1 Persemai Pemeliha Pencabutan Tanaman Tanaman Sesuai dengan
an raan gulma/tana tumbuh terjaga yang
man sehat dan diharapkan
pengganggu tidak
berpenyakit
2 Sadapan Pembaha Penyemprot Getah cair Getah dan Memenuhi
getah ruan an quare dan bersih tegakan target
pinus Quare dengan sesuai mutu terjaga penghasilan
cairan yang
stimulansia diharapkan
3 Tanaman Mengatu Menanam Tanaman Tanaman Tanaman
r jarak bibit yang tumbuh tumbuh tumbuh sesuai
tanam sudah dengan dengan target tanam
sekaligus dipersiapka sehat teratur
mebuat n
lubang
4 Pemeliha Babad Penyiangan Tanaman Supaya Tanaman
raan tumbuh tanaman terjaga dan
tanaman tidak terlihat indah
terganggu

1. pemaparan hasil kegiatan PKL

N Kegiatan Sebelum Setelah Output Manfaa ket


o kegiatan kegiatan /hasil t yang
kegiatan di
dapat
1 Persemaia Pemelihara Pencabutan Tanaman Tanama Sesuai
n an gulma/tanam tumbuh n dengan
an sehat dan terjaga yang
pengganggu tidak diharapka
berpenyak n
it
2 Tanaman Mengatur Menanam Tanaman Tanama Tidak
jarak tanam bibit yang tumbuh n memenuh
sekaligus sudah dengan tumbuh i target
mebuat dipersiapkan sehat dengan tanam
lubang teratur

BAB IV

PENUTUP
A. KESIMPULAN

Penyadapan yaitu pengambilan getah dari tegakan pinus dengan


menggunakan metode tertentu dan dengan kurun waktu yang telah ditentukan.
Metode penyadapan dibagi menjadi tiga bagian yaitu metode riil, quare dan bor,
sedangkan di BKPH Tanggeung khususnya di RPH Cibinong Metode sadap yang
digunakan adalah metode quare atau kowakan. Dengan langkah-langkah
penyadapan dimulai dari prasadap, sadap buka, sadap lanjut, pemungutan getah,
penerimaan angkutan getah, sortasi mutu, sampai dengan pengawasan dan
pengendalian .

B. SARAN
1. Saran untuk peserta PKL

Penulis menyarankan kepada semua siswa/i yang akan melaksanakan


kegiatan PKL yang akan datang diharapkan agar lebih serius dan lebih
berbekal ilmu yang maksimal untuk dipraktikan diperusahaan. Perlu juga
adanya pembekalan keterampilan dan kemampuan, pemahaman kepada
siswa/i tentang materi-materi yang ada diperusahaan. Sehingga ada gambaran
untuk para siswa yang akan melaksanakan kegiatan PKL, serta taati segala
aturan yang berlaku baik diperusahaan maupun di lapangan demi kelancaran
kegiatan selama PKL.

2. Saran-saran bagi sekolah/panitia penyelenggara

Penulis menyarankan kepada sekolah/panitia penyelenggara sebelum


dilaksanakan kegiatan PKL alangkah lebih baiknya lagi siswa/i yang akan
melaksanakan PKL diberikan pembekalan materi-materi sesuai dengan
keahliannya masing-masing agar siswa/i yang akan melaksanakan kegiatan
PKL setidaknya mempunyai gambaran dan lebih siap dalam menjalani PKL

3. Saran-saran bagi Instansi/BKPH TANGGEUNG-RPH CIBINONG

Penulis menyarankan kepada instansi RPH Cibinong agar lebih


diperhatikan kelengkapan alat baik untuk pekerja maupun alat transportasi
agar siswa/i yang akan melaksanakan kegiatan PKL selanjutnya tidak perlu
membawa motor karna sudah disediakan oleh pihak instansi.
Semoga dengan tersusunnya laporan hasil PKL ini dapat bermanfaat dan
memberikan kontribusi positif bagi program keahlian Teknik Produksi Hasil
Hutan SMK Negeri 1 Pasirkuda CIANJUR,

Akhir kata ucapan terimakasih yang tak terhingga ingin penulis sampaikan
kepada semua pihak yang telah berperan serta membantu penulis dalam
menyusun laporan ini. Semoga Allah SWT melimpahkan rahmatnya untuk
kita semua. Aamiin.

Anda mungkin juga menyukai