PROGRAM SARJANA
REKAYASA KEHUTANAN
INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG
MINGGU - 2
60
6 15 1 0
7 18 7 3 30
8 20 17 8
9 23 42 19
20
10 25 58 26
11 28 61 27
12 30 22 10 10
13 33 9 4
14 36 2 1
0
6 7 8 9 10 11 12 13 14
Rata-rata tinggi
Kelas DBH (inchis) Jml Phn per acre Cacat phn per acre
(feet)
2 29.0 19.7 0.9
3 75.0 24.5 1.0
4 91.5 27.8 1.1
5 253.5 31.1 0.9
6 16.5 42 -
Total 465.5 3.9
(σ 𝑗𝑚𝑙 𝑝ℎ𝑛 𝑥 𝑘𝑒𝑙𝑎𝑠 𝐷𝐵𝐻)
𝐴𝑣 𝐷𝐵𝐻 = =4.3 in
𝐽𝑚𝑙 𝑝ℎ𝑛
C. Distribusi Diameter Pohon
• Distribusi Diameter pohon • Distribusi Diameter Pohon
seumur tidak seumur
D. Luas Bidang Dasar (Basal Area): jumlah areal melintang setiap pohon
diukur pada DBH.
2
𝐷𝐵𝐻 2
𝐵𝐴(𝑢𝑛𝑖𝑡𝑠 ) = 𝜋( )
2
Atau
𝐷𝐵𝐻 2
𝐵𝐴(𝑢𝑛𝑖𝑡𝑠 2 ) = 𝜋( )
4
𝐷𝐵𝐻2
𝜋( )
2
𝐵𝐴(𝑓𝑒𝑒𝑡 ) = 4
144
𝐵𝐴(𝑓𝑒𝑒𝑡 2 ) = 0.005454𝐷𝐵𝐻2
e. Quadratic Mean Diameter • 𝑄𝑀𝐷 (𝑖𝑛𝑐ℎ𝑒𝑠) =
(QMD) of Trees: diameter 𝐴𝑣𝑒𝑟𝑎𝑔𝑒 𝑏𝑎𝑠𝑎𝑙 𝑎𝑟𝑒𝑎 𝑝𝑒𝑟 𝑡𝑟𝑒𝑒
pohon yang digambarkan 0.005454
oleh rata-rata luas bidang
dasar.
f. Average Height: Rata-rata 500
450
180
160
tinggi pohon digunakan
100
105
110
35
60
15
20
25
30
40
45
50
55
65
70
75
80
85
90
95
bonita) tegakan Umur Tegakan
G. Volume kayu:
• Volume pohon merupakan karakteristik umum yang diukur dalam
nventarisasi dan outputnya digunakan untuk rencana manajemen
hutan.
• Volume kayu terkait langsung dengan keuntungan, oleh karena itu
terjalin erat dengan evaluasi aktivitas ekonomi.
• Capaian volume diperoleh melalui aktivitas peningkatan habitat,
khususnya dengan mengurangi kepadatan pohon sehingga lebih cocok
untuk species yang ada.
• Di Amerika Serikat telah ditetapkan standard maksimum luas bidang
dasar pada kualitas tempat tumbuh yang baik untuk jenis tertetu,
misalnya untuk jenis Picoides borealis yakni 80 𝑓𝑡 2 per acre.
• Volume pohon sering dinyatakan juga dalam satuan kayu solid
(𝑚3 , 𝑓𝑡 3 , 𝑐𝑢𝑛𝑖𝑡, 𝑐𝑜𝑟𝑑), satuan manufaktur (board foot, thousand
board foot (MBF), berat (ton, atau metric ton) dsb.
H. MEAN ANNUAL INCREMENT, PERIODIC ANNUAL INCRMENT
• Mean annual increment (MAI) adalah rata-rata pertumbuhan
tahunan dihitung berdasarkan volume, berat, atau satuan
lainnya, sampai waktu pengukuran atau waktu proyeksi.
• MAI dapat dihitung untuk pohon atau tegakan pohon, dan untuk
tegakan pohon menggambarkan laju pertumbuhan per satuan
luas per tahun.
• MAI selalu berubah selama hidup pohon atau tegakan pohon,
dengan laju yang lambat pada awal pertumbuhan, laju tertinggi
pada pertengahan umur hidupnya pohon atau tegakan pohon,
dan laju pertumbuhannya menurun pada umur tua.
• Titik pada mana MAI mencapai puncaknya secara umum disebut
sebagai biological maturity, dan seringkali digunakan untuk
pegangan keputusan pemanenan.
𝑉𝑜𝑙𝑢𝑚𝑒 𝑎𝑡𝑎𝑢 𝐵𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑝𝑒𝑟 𝑎𝑐𝑟𝑒
𝑀𝐴𝐼 =
𝑈𝑚𝑢𝑟 𝑇𝑒𝑔𝑎𝑘𝑎𝑛
• MAI juga dapat digambarkan sebagai fungsi indeks kualitas lahan (site
index)
𝑀𝐴𝐼 = 0.00473 𝑆𝐼 2.04
• MAI untuk tegakan seumur (even-age) akan berubah sejalan dengan
waktu, sedangkan pada tegakan tidak seumur (uneven-age) mungkin
berubah mungkin tidak tergantung pada kondisi tegakan tidak
seumur dan intensitas tebangan periodic.
• Persamaan MAI oleh Hanson et al diringkas menghasilkan estimasi
tunggal MAI yang menggambarkan rata-rata riap (increment) pada
periode waktu dari tegakan terbentuk (dapat diukur
pertumbuhannya) sampai umur pada MAI mencapai maksimum
(mencapai nilai maksimum)
• Periodic annual increment (PAI) adalah laju pertumbuhan pohon
atau tegakan pohon pada periode waktu tertentu , yakni 1 tahun, 5
tahun, satu decade (8 tahun), atau lebih panjang lagi.
• PAI yang dihitung pada periode satu tahun disebut Current Annual
Increment (CAI) atau laju pertumbuhan tahunan. Untuk manajemen
hutan biasanya menggunakan CAI.
• Ketika grafik kurva PAI (atau kurva CAI, jika periode tahunan) bertemu
dengan kurva MAI merupakan umur rotasi untuk tegakan seumur.
• Hitungan CAI dalam bentuk persamaan berikut:
• Jika kita ingin menggunakan PAI, dan “periode” lebih panjang dari
satu tahun, Persamaan PAI dimodifikasi versi persamaan CAI
Volume (ft3)
50 9447 1549
55 10996 1468
60 12464 1366 10000
65 13830 1242
70 15072 1117
75 16189 1004 5000
80 17193 891
85 18084 787
90 18871 711
0
95 19582 655
100
105
110
40
95
15
20
25
30
35
45
50
55
60
65
70
75
80
85
90
100 20237 613
Volume per acre PAI- 5 THN
105 20850 581
110 21431 0
MAI dan CAI untuk Tegakan Seumur Jenis
Douglas Fir
350,0
Umur Volume per acre CAI MAI
15 375 25.0
MAI
20 867 98.4 43.4 300,0
25 1723 171.2 68.9 CAI
30 3006 256.6 100.2
250,0
35 4534 305.6 129.5
40 6194 332 154.9
45 7836 328.4 174.1
Volume (ft3)
200,0
50 9447 322.2 188.9
55 10996 309.8 199.9
60 12464 293.6 207.7 150,0
65 13830 273.2 212.8
70 15072 248.4 215.3
75 16189 223.4 215.9 100,0
105
100
110
30
40
95
15
20
25
35
45
50
55
60
65
70
75
80
85
90
105 20850 122.6 198.6
110 21431 116.2 194.8 Umur Tegakan
I. SNAGS
• Pohon yang baru saja mati dan tetap berdiri disebut Snags.
• Snags ini dianggap berbahaya untuk penebangan dan tujuan
pengendalian kebakaran, namun mereka memiliki nilai untuk
beberapa tujuan habitat satwa liar.
• Sebagai contoh, model kesesuaian habitat burung pelatuk bulai
(Picoides pubescens) mencakup dua variabel, yang merupakan
fungsi dari bidang dasar pohon dalam tegakan, dan lainnya yang
merupakan fungsi dari jumlah snags per satuan luas yang DBH
lebih besar dari 6 inci
29
• Snags per satuan luas dapat diperkirakan dengan
menggunakan teknik sampling di lapangan yang sama
dengan yang digunakan untuk menentukan pohon
hidup per satuan luas.
• Memproyeksikan ketersediaan snags berdasarkan
waktu (ke masa depan) melibatkan prosedur yang lebih
kompleks. Jumlah snags baru di setiap jangka waktu
proyeksi dapat diperoleh dengan menilai perbedaan
antara pohon hidup per satuan luas per periode ke
depan.
30
Klas DBH jml phn per Snags per
rata-rata tinggi (feet)
(inches) acre acre
(D) (N) (F) (S)
2 29.0 19.7 0.9
3 75.0 24.5 1.0
4 91.5 27.8 1.1
5 253.5 31.1 0.9
6 16.5 42.0 -
Total 465.5 29.0 3.9
31
J. Down Woody Debris
Down Woody Debris dinyatakan dalam dua jenis yaitu:
• Merupakan bagian yang dekat atau pada permukaan tanah
sebagai pembentuk pohon berdiri, sebagai dasar perhitungan
capaian kayu yang diperoleh. Volumenya dirumuskan sbb:
32
• Volume kayu yang dibuang termasuk karena
penyakit
Kelas Kerusakan
I II III IV V
Kulit Pohon utuh Sebagian besar utuh Sebagian besar Tidak ada kulit Tidak ada kulit
utuh
Integritas Sehat kayu gubal busuk hati kayu baik hati kayu busuk Tidak ada
Cabang Lengkap yang ada ranting yang ada ranting yang ada Tidak ada
besar besar potongan
cabang besar
K. Tutupan Tajuk Pohon (Crown) dan Kanopi
Tegakan
• Beberapa pengukuran tajuk pohon diperlukan
untuk permodelan pertumbuhan dan hasil serta
penilaian kualitas habitat.
• Dua pengukuran dasar tajuk adalah (1) panjang
tajuk dari puncak sampai cabang yang masih
hidup, dan (2) rasio tajuk (tinggi total pohon
dibagi panjang tajuk.
34
• Diameter tajuk diukur di lapangan dengan cara
proyeksi secara vertical dari sisi pohon dan
dikuru jarak dari satu sisi ke sisi lainnya.
• Diameter tajuk juga dapat diukur dengan
menggunakan foto udara.
• Penutupan kanopi diukur dengan jumlah area di
lapangan yang tertutup oleh tajuk pohon dalam
suatu tegakan.
35
• Terdapat hubungan antara radius tajuk dengan DBH,
contoh Pinus ponderosa menggunakan persamaan
sbb:
𝑅𝑎𝑑𝑖𝑢𝑠 𝑇𝑎𝑗𝑢𝑘 = 0.9488 + 0.0356(𝐷𝐵𝐻)
36
L. Umur
• Umur tegakan digunakan untuk menggambarkan suatu
kondisi hutan seumur, dan membantu dalam
memprediksi pertumbuhan dan hasil pohon. Umur
tegakan dapat digambarkan dengan beberapa cara
diantaranya:
• Jangka waktu sejak perkecambahan biji
• Jangka waktu sejak semai
• Jangka waktu sejak penanaman pohon atau semai
di lapangan
• Jangka waktu sejak tinggi pohon 4.5 feet
37
•Pengkarakteristikan lain terkait dengan
umur adalah dengan membuat kelas
umur. Kegunaan kelas umur ini digunakan
untuk manajemen hutan seumur dan
hutan tidak seumur.
•Tegakan hutan seumur menyebar secara
kurva bel kurus atau kurva normal,
dengan 20% tersebar pada rata-rata umur
tegakaan.
38
300
250
200
100
50
0
5 10 15 20 25 30 35 40 45 50 55 60 65 70 75 80
39
M. Biomass dan Carbon
• Perhitungan simpanan karbon dan karbon merupakan
topic yang hangat dalam manajemen hutan dewasa ini.
• Pengukuran karbon dalam pohon atau tegakan dapat
dilakukan secara langsung atau tidak langsung
• Metode pengukuran langsung dilakukan dengan
memotong bagian pohon dan menganalisis kandungan
kayu. Sedangkan metode tidak langsung dilakukan
dengan menggunakan berat jenis, kerapatan air, dan
volume pohon.
40
• Persamaan dasar untuk mengestimasi berat kering kayu
dalam pohon atau tegakan pohon adalah:
𝐵𝑒𝑟𝑎𝑡 = 𝐵𝐽𝐾 × 𝐵𝐽𝐴 × 𝑉𝑇
41
• Contoh: diasumsikan BJ kayu Pinus merkusii adalah 0.47, dan
kerapatan air adalah 62.4 pounds per ft3. Jika tegakan pohon
memiliki kayu sebanyak 2,500 ft3 per acre, berapa kandungan karbon
dalam tegakan tsb?
• Jawab:
Berat kayu = (0.47)x(62.4 lb/ft3)x(2,500 ft3/acre)
= 73,320 pounds kayu per acre
42
• Untuk mengetahui simpanan karbon dalam suatu periode waktu tertentu ke
periode berikutnya, maka kita membutuhkan estimasi volume tegakan pada
permulaan periode, dan estimasi tegakan pada akhir periode.
• Untuk contoh sebelumnya dimisalkan, bahwa pada akhir tahun berikutnya
volume tegakan menjadi 2,650 feet cubic, maka berat kering kayu pada
akhir periode akan menjadi:
• Berat kayu = (0.47)x(62.4 lb/ft3)x(2,650 ft3/acre)
= 77,719 pounds kayu per acre
dan estimasi karbon adalah
Carbon = (0.5) x (77,719 pounds
= 38,860 pounds atau 19.43 ton
Maka estimasi penambahan karbon selama periode satu tahun menjadi:
∆𝐶𝑎𝑟𝑏𝑜𝑛 = 𝐶𝑎𝑟𝑏𝑜𝑛𝑎𝑘ℎ𝑖𝑟 − 𝐶𝑎𝑟𝑏𝑜𝑛𝑎𝑤𝑎𝑙
= 38,860 − 36,660 = 2,200 pounds/acre = 1.1 ton/acre
43
N. Pine Straw
44
O. HHBK Lainnya
Jumlah (Ton)
500
Thousands
445
450
400
350
300
254
250
206
200 186
167 169
150
100
50
7 1 0 11 12 1 7
0
45
P. SITE QUALITY
• KUALITAS TEMPAT TUMBUH ADALAH MENUNJUKKAN TINGKAT
KETERSEDIAAN AIR DAN KONDISI TANAH YG DIPERLUKAN POHON
ATAU TEGAKAN
• TINGKAT KUALITAS TEMPAT TUMBUH BIASANYA DINYATAKAN DALAM
SITE INDEX ATAU BONITA
• IS ATAU BONITA DINYATAKAN DIUKUR OLEH PENINGGI YAKNI RATA-
RATA POHON TERTINGGI DALAM LUASAN TT
46
47
48
Q. SIMPANAN DAN KERAPATAN TEGAKAN
• JUMLAH POHON PER UNIT AREA DAN BASAL AREA SUATU
TEGAKAN ADALAH DASAR PENGUKURAN DARI SIMPANAN DAN
KERAPATAN TEGAKAN
• KERAPATAN TEGAKAN ADALAH UKURAN KUANTITATIF DARI
TEGAKAN YANG DIGAMBARKAN SBG JUMLAH TEGAKAN PER
SATUAN UNIT DALAM ANGKA ABSOLUT ATAU RELATIF.
• KERAPAN TEGAKAN DIGUNAKAN SEBAGAI INPUT UNTUK
MEMPREDIKSI PERTUMBUHAN DAN HASIL SEBAGAI PETUNJUK
DALAM TINDAKAN SILVIKULTUR ATAU EVALUASI HHBK SEPERTI
HABITAT SATWA LIAR.
49
Basal Area Per Acre (ft2)
Keterangan:
a= Jarak antar satu pohon dengan pohon yg lain
t= jarak antar dua larikan yang berdekatan
N= jumlah pohon tiap hektar
52
• Perhatikan segitiga siku-siku:
2 2
1 2 3 2
𝑡 =𝑎 − 𝑎 = 𝑎
4 4
1
𝑡= 𝑎 3
2
𝑎 = 𝑗𝑎𝑟𝑎𝑘 𝑟𝑎𝑡𝑎 − 𝑟𝑎𝑡𝑎
100
Dalam larikan per hektar = 𝑝𝑜ℎ𝑜𝑛
𝑎
100 200
Tiap hektar terdapat = 1 = larikan
𝑎 3 𝑎 3
2
𝑁 200 100 20,000
Atau = 𝑥 = 2
ℎ𝑎 𝑎 3 𝑎 𝑎 3
53
• Untuk menghitung jarak tanam:
2
200𝑥100
𝑎 =
𝑁 3
2𝑥104 2
𝑎= = 100 atau
𝑁 3 𝑁 3
100
𝑎= 𝑥1.0745
𝑁
107.45
Sm=a=
𝑁
54
• Hart (1938) menyatakan bahwa derajat kekerasan penjarangan berdasarkan
perbandingan jarak rata-rata antara pohon dan peninggi, atau menurut
Ferguson dinyatakan dalam S%
𝑎
𝑆% = 𝑥100%
𝑝
dimana;
𝑆𝑚 = 𝑎 = 𝑗𝑎𝑟𝑎𝑘 𝑟𝑎𝑡𝑎 − 𝑟𝑎𝑡𝑎 𝑠𝑎𝑡𝑢 𝑝𝑜ℎ𝑜𝑛 𝑑𝑒𝑛𝑔𝑎𝑛 𝑦𝑔 𝑙𝑎𝑖𝑛
𝑝 = 𝑂𝐻 = 𝑃𝑒𝑛𝑖𝑛𝑔𝑔𝑖
𝑆% = 𝑑𝑒𝑟𝑎𝑗𝑎𝑡 𝑘𝑒𝑘𝑒𝑟𝑎𝑠𝑎𝑛 𝑝𝑒𝑛𝑗𝑎𝑟𝑎𝑛𝑔𝑎𝑛
= 𝑗𝑎𝑟𝑎𝑘 𝑑𝑖ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 𝑑𝑎𝑟𝑖 % 𝑝𝑒𝑟𝑏𝑎𝑛𝑑𝑖𝑛𝑔 𝑗𝑎𝑟𝑎𝑘 𝑑𝑒𝑛𝑔𝑎𝑛 𝑝𝑒𝑛𝑖𝑛𝑔𝑔𝑖
𝑁 = 𝑏𝑎𝑛𝑦𝑎𝑘𝑛𝑦𝑎 𝑝𝑜ℎ𝑜𝑛 𝑡𝑖𝑎𝑝 ℎ𝑎
55
Reference
56