Anda di halaman 1dari 58

OPTIMISASI TUJUAN TINGKAT

POHON DAN TEGAKAN


Endang Hernawan
TUJUAN PERKULIAHAN
Setelah mengikuti materi ini mahasiswa diharapkan:
• memahami bagaimana dan mengapa optimisasi akan dipertimbangkan untuk
menentukan rencana aksi untuk tegakan atau pohon individu
• mampu menentukan waktu optimal untuk individu pohon berbasis kriteria ekonomi
• Dapat membahas berbagai metode yang dapat dikembangkan untuk mengestimasi
panjang rotasi tegakan pohon tidak seumur
• Dapat membahas factor-factor yang harus dipertimbangkan ketika menilai penjarangan
optimal atau penebangan parsial baik tegakan seumur maupun tidak seumur.
• Dapat Membahas isu-isu manajemen berkaitan dengan pengembangan rencana
manajemen tingkat tegakan optimal yang mencakup kerapatan tegakan atau tingkat
simpanan kayu
• memahami basis struktur programming dinamis, metoda-metoda recursive, dan isu-isu
lainnya berkaitan dengan penggunaannya dalam optimisasi tingkat tegakan.
I. OPTIMISASI

• Berbagai situasi dalam kehidupan sehari-hari kita memerlukan seleksi


tindakan dan membuat keputusan dengan berfikir ke masa depan
bagaimana pengaruhnya pada kondisi masa yang akan datang.
• Banyak keputusan sulit dibuat, dan memerlukan waktu untuk
mempertimbangkan dalam menganalisis.
• Jika bertindak secara rasional, kita akan memikirkan akibat dari
semua pilihan keputusan potensial dan bagaimana memahami
pengaruhnya terhadap orang lain atau sumberdaya.
• Metode khusus dalam keputusan manajemen hutan harus dilakukan
secara simultan karena harus mempertimbangkan tujuan-tujuan
penting, seperti:
• secara ekologi,
• ekonomi (misal return on investment (ROI) dan
• social (kualitas tenaga kerja, pekerja) dalam suasana yang tidak
jelas.
• Proses pengambilan keputusan bukan hal mudah, dan merupakan
sumber dari kekuatiran terbesar diantara para manajer sumberdaya
alam.
• Banyak ketidakpastian keputusan kita terkait dengan pertimbangan
ekonomi dan ekologi, dimana yang lain akan memberikan efek pada
kondisi/proses ekonomi, ekologi, atau social.
• Optimisasi merupakan suatu metode untuk membantu dalam
penyortiran melalui alternative dan saran tindakan yang akan
menyediakan manfaat terbesar bagi pemilik lahan.
• Dengan meningkatnya variabel dalam pengambilan keputusan, maka
sejumlah opsi meningkat secara eksponensial dengan setiap
penambahan variable.
• Sebagai contoh, diasumsikan bahwa anda me-manaj 4 tegakan
pohon, dan bahwa pada decade berikutnya anda memiliki
opportunity mengecilkan diameter kayu untuk panen. Untuk
menentukan jumlah kemungkinan kombinasi aksi-aksi dapat diringkas
sebagaimana rumus berikut:

𝑛𝑢𝑚𝑏𝑒𝑟 𝑜𝑓 𝑚𝑎𝑛𝑎𝑔𝑒𝑚𝑒𝑛𝑡 𝑢𝑛𝑖𝑡


𝑛𝑢𝑚𝑏𝑒𝑟 𝑜𝑓 𝑐ℎ𝑜𝑖𝑐𝑒
• Dalam kasus di atas, terdapat dua pilihan untuk masing-masing tegakan
(tegakan pohon lebih ramping atau tegakan dengan pohon tidak lebih
ramping), sehingga:

= 24 = 16 𝑟𝑒𝑛𝑐𝑎𝑛𝑎 𝑎𝑘𝑠𝑖 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑏𝑒𝑟𝑏𝑒𝑑𝑎


• Apabila kita memiliki 81 tegakan pohon, diasumsikan masing-masing
tegakan, rata-ratanya, memiliki 3 aktivitas manajemen (termasuk yang
tidak ada kegiatannya) yang dapat diterapkan pada periode 15 tahun
berikutnya. Maka jumlah rencana manajemen yang berbeda yang
diperlukan penilaian untuk pendataan penuh dari situasi manajemen
sebanyak:
= 381 𝑎𝑡𝑎𝑢 = 4.4𝑥1038
sehingga luar biasa banyaknya alternative aksi manajemen
• Hal yang sama, jika pada tingkat tegakan kita akan
mempertimbangkan 3 opsi penjarangan untuk tegakan selama
periode 5 tahun, maka alternative tingkat tegakan yang berbeda akan
diperlukan evaluasi yakni:
𝑛𝑢𝑚𝑏𝑒𝑟 𝑜𝑓 𝑐ℎ𝑜𝑖𝑐𝑒 𝑛𝑢𝑚𝑏𝑒𝑟 𝑜𝑓 𝑡𝑖𝑚𝑒 𝑝𝑒𝑟𝑖𝑜𝑑𝑒
𝑎𝑡𝑎𝑢 3 5 , 𝑎𝑡𝑎𝑢 243
• Berdasarkan kondisi tersebut, maka teknik-teknik optimisasi dapat
membantu kita dengan men-sortir opsi-opsi secara efisien.
OPTIMISASI TINGKAT POHON
• Keputusan manajemen yang optimal pada tingkat pohon adalah
menentukan skala finansial pada keputusan mana dibuat dalam
manajemen sumberdaya alam.
• Pertanyaan utama yang dihadapi manajer lahan adalah apa konsen tujuan
dari setiap pohon. Bagaimana hal itu berkontribusi kepada tujuan pemilik
lahan?
• Ketergantungan tujuan pohon, kita mungkin atau tidak mungkin dapat
mengkuantifikasikan nilainya.
• Sebagai contoh, pemilik lahan mengindikasikan pentingnya tujuan
pengelolaannya seperti untuk estetika, rekreasi, dan habitat hidupan liar,
hal ini mengalami kesulitan untuk menilai pada tingkat pohon.
• Untuk penilaian dari nilai pohon, sejumlah karakteristik pohon diperlukan
untuk dinilai, yakni laju pertumbuhan saat ini (current growth rate), cacat,
dan kualitas lainnya yang mungkin meningkatkan atau menurunkan nilai
pasar.
• Nilai ekonomi pohon dapat meningkat dengan cepat apabila pohon
memiliki laju pertumbuhan yang tinggi, atau memiliki potensi tumbuh
menjadi kayu gergajian (lumber) atau produk kayu lainnya.
• Demikian juga karakteristik potensial yang dapat menurunkan nilainya
seperti retak, melintir, dll yang akan mengurangi nilai log yang dapat
diperoleh dari pohon.
• Harga kayu berubah, nilai pohon akan berubah juga, oleh karena itu
penilaian pasar ke depan adalah sama pentingnya.
• Salah satu solusi optimum untuk permasalahan manajemen tingkat
pohon adalah dimana biaya marginal dari perusahaan sama dengan
keuntungan dari penebangan pohon.
• Oleh karena itu, optimisasi nilai ekonomi pohon, kita perlu untuk
membandingkan laju pertumbuhan dalam nilai pohon terhadap laju
alternative atau bunga (discount rate) yang ditetapkan oleh pemilik
lahan.
• Jika pertumbuhan pohon dalam nilai pada tingkat laju lebih tinggi dari
laju pengembalian alternative, maka diputuskan mengijinkan pohon
untuk dibiarkan tumbuh dan nilainya bertambah.
• Sebaliknya jika tingkat laju pertumbuhan pohon lebih rendah dari tingkat
pengembalian alternative, maka keputusannya pohon harus dijual, dan re-
investasi uang dalam opportunities paling sedikit mencapai laju
pengembalian.
• Untuk menghitung nilai persen tumbuh pohon individu, kita membutuhkan
mengetahui hanya dua item: nilai sekarang pohon dan proyeksi nilai pohon
ke depan. Laju pertumbuhan dapat ditetntukan dengan menggunakan
rumus berikut.

𝑦𝑒𝑎𝑟𝑠 𝑓𝑢𝑡𝑢𝑟𝑒 𝑣𝑎𝑙𝑢𝑒 𝑜𝑓 𝑡𝑟𝑒𝑒


𝑅𝑎𝑡𝑒 𝑜𝑓 𝐺𝑟𝑜𝑤𝑡ℎ = −1
𝑃𝑟𝑒𝑠𝑒𝑛𝑡 𝑣𝑎𝑙𝑢𝑒 𝑜𝑓 𝑡𝑟𝑒𝑒
• Begitu keputusan untuk menebang atau membiarkan setiap pohon telah
dibuat, sejumlah pohon dipanen dan menghasilkan volume pemanenan
total dari sejumlah keputusan yang diterapkan untuk masing-masing pohon
secara individu.
• Sayangnya, efisinsi dari keputusan manajemen tingkat pohon didasarkan
pada operasi yang lain yang akan terjadi dalam tegakan. Pemanenan pohon
secara individu mungkin tidak menggairahkan secara ekonomi bagi pemilik
lahan dan penebang kecuali kalau dinilai sangat tinggi.
• Hasilnya, walaupun keputusan untuk memanen pohon secara individu dan
telah ditentukan, namun secara ekonomi tidak efisien (atau tidak
memungkinkan) untuk mengekstrak pohon dari hutan ketika biaya logging
telah diperhitungkan.
Contoh:
• Diasumsikan anda memiliki pohon jati di suatu tempat, dan anda mempertimbangkan opsi untuk
ditebang pada tinggi 30 m dan diameter 55 cm. Harga sekarang log jati untuk mutu rata-rata
sekitar $285 per m3. Anda mengukur pertumbuhan pohon, diperoleh laju pertumbuhan
diameter sekitar 1.27 cm per tahun. Anda mengestimasi bahwa volumenya sekarang adalah 1,924
m3, dan dalam dua tahun ke depan mejadi 2,066 m3. Jika anda telah memilih alternative tingkat
pengembalian 5 persen, tentukan apakah anda akan memanen sekarang atau menunggu?
• Jawab:
2 2,066𝑥$285
𝑟𝑎𝑡𝑒 𝑜𝑓 𝑔𝑟𝑜𝑤𝑡ℎ = −1
1,924𝑥$285
2 $588,9248
= − 1 = 0.036, 𝑎𝑡𝑎𝑢 3.6%
$548,4043
Kita mendapatkan pertumbuhan nilai pada periode dua tahun ke depan adalah 3,6%, maka karena
lebih kecil dari 5%, anda akan memutuskan untuk memanen pohon sekarang.
III. OPTIMISASI TINGKAT TEGAKAN
• Pengembangan optimisasi dalam mendapatkan perencanaan terbaik
adalah optimisasi tingkat tegakan.
• Proses perencanaan untuk tegakan pohon meliputi analisis perlakuan
antara serta keputusan tebangan akhir, waktu tebangan untuk
mendapatkan satu atau lebih tujuan pemilik lahan.
• Constraint diperlukan sebagai bahan pertimbangan, seperti terkait dengan
waktu kegiatan, atau terkait dengan struktur tegakan yang tinggal setelah
aktivitas implementasi.
• Tujuan dan pembatas untuk tegakan dalam hutan akan sesuai dengan yang
dinginkan dan kebutuhan dari pemilik lahan, kondisi setiap tegakan, sosial
ekonomi dan geografi dalam mana tegakan berada dan pemilik lahan
bekerja.
• Tujuan dan pembatas dapat dihubungkan dengan
• Nilai ekonomi (cash flow, NVP),
• Komoditas (volume kayu),
• Nilai ekologi (habitat) atau
• social concerns (keindahan, lapangan pekerjaan).
• Hal itu sulit tetapi bukan tidak mungkin, untuk mengakomodasi
berbagai macam tujuan atau jasa dalam tegakan pohon secara
individual.
• Hasilnya, banyak penggunaan tegakan pohon potensial banyak
berkompetisi dengan penggunaan utamanya (main use). Oleh karena
itu optimisasi dari penggunaan lahan dapat menyebabkan:
1) Hanya mengelola lahan dengan respek terhadap main use
2) Mengelola lahan dengan respek terhadap main use, namun
mengakomodasi penggunaan lain sepanjang mereka tidak
tercampur dengan pencapaian main use, atau
3) Mengelola lahan dengan respek terhadap beberapa penggunaan
sangat penting.
• Dua permasalahan yang ditangkap manajer hutan pada 40 tahun ini:
1) permasalahan rotasi kayu optimal dari tegakan seumur, dan
2) permasalahan waktu optimal perlakuan antara untuk tegakan seumur
dan tegakan tidak seumur.
• Permasalahan pertama disebut rotation problem, dan permasalahan kedua
disebut thinning problem, dan masing-masing isu awalnya berkaitan
dengan ekonomi atau produksi komoditas.
• Baru-baru ini, permasalahan biodiversity dan forest health telah
mendorong kebutuhan tipe optimasi tingkat tegakan dengan permasalahan
serupa yakni optimasi struktur hutan yang dapat mengontrol kepadatan
tegakan optimal atau tingkat simpanan kayu.
A. Rotasi Kayu Optimum
• Rotasi pohon-pohon adalah jumlah tahun diantara berdirinya hutan
dan tebangan akhir. Dalam system manajemen klasik dan struktur
hutan yang diinginkan, keputusan rotasi adalah penting untuk
pergerakan struktur lahan milik ke satu tegakan normal, yang berisi
jumlah areal yang sama setiap kelas umur.
• Umur rotasi adalah sangat penting ketika kita ingin mencapai tujuan
ekonomi atau produksi komoditas.
• William menggambarkan 7 tipe umur rotasi untuk tegakan pohon seumur,
yaitu:
1) The physical rotation age (umur rotasi fisik): panjang rata-rata rentang
hidup pohon.
2) The technical rotation age (umur rotasi teknik): panjang waktu yang
diperlukan untuk tumbuhnya tegakan pohon sampai dimensi tertentu
sesuai dengan yang diperlukan pasar komersial.
3) The silvicultural rotation age (umur rotasi silvikultur): umur pada saat
mana produksi biji maksimum ditentukan untuk memfasilitasi
regenerasi alam.
4) The biological rotation age (umur rotasi biologis): umur rotasi yang
memberikan produksi volume maksimum.
5) The income generation rotation age (umur rotasi menghasilkan
pendapatan) atau disebut juga forest rent yaitu satu umur yang
menghasilkan income rata-rata tertinggi, yakni ditentukan oleh
pembagian pendapatan panen potensial dalam tiap periode
waktu dengan umur tegakan.
6) The economic rotation age yakni umur rotasi yang menghasilkan
persen keuntungan bersih maksimum. Metode yang digunakan
dengan menentukan NPV maksimum untuk tegakan pohon.
Volume per Nilai panen NPV satu
Tahun Factor disconto Biaya awal NR SEV ($)
acre (MBF) (S/acre) rotasi ($)
15 - - 2 200 (200) (415.79) (385.37)
20 1 294 3 200 (89) (236.81) (143.23)
25 3 1,522 3 200 250 845.08 354.13
30 8,531 3,839 4 200 688 2,974.56 895.43
35 15,050 6,773 6 200 1,028 5,669.30 1,255.38
40 22,551 10,148 7 200 1,241 8,739.95 1,447.01
45 29,881 13,446 9 200 1,297 11,649.45 1,458.92
50 32,270 14,522 11 200 1,066 12,228.02 1,168.20
55 44,858 20,186 15 200 1,179 17,258.97 1,265.73
60 52,495 23,623 19 200 1,065 19,886.91 1,124.88
65 59,555 26,800 24 200 924 22,031.77 964.62
70 66,092 29,741 30 200 777 23,656.11 803.91
75 71,838 32,327 39 200 632 24,560.56 649.19
80 78,024 35,111 50 200 508 25,198.51 518.90
85 83,524 37,586 63 200 394 24,934.93 400.53
90 88,702 39,916 81 200 294 23,769.83 298.13
95 93,108 41,899 103 200 207 21,291.66 208.67
100 97,634 43,935 132 200 134 17,635.05 135.13
7) The value growth percent rotation age yakni estimasi peningkatan
nilai dari satu tahun ke tahun berikutnya, kemudian dibagi dengan
nilai tegakan sebelumnya.

𝑉𝑎𝑙𝑢𝑒 𝑖𝑛𝑐𝑟𝑒𝑎𝑠𝑒𝑡→𝑡+1
𝑉𝑎𝑙𝑢𝑒 𝑔𝑟𝑜𝑤𝑡ℎ 𝑟𝑎𝑡𝑒 = 100
𝑉𝑎𝑙𝑢𝑒 𝑜𝑓 𝑠𝑡𝑎𝑛𝑑
Contoh:
• Jika tegakan dinilai $906.71 per acre pada umur 19 tahun, dan dinilai
$1,031.39 per acre pada umur 20, maka persen peningkatan nilai
adalah:
1,031.39 − 906.71
𝑉𝑎𝑙𝑢𝑒 𝑔𝑟𝑜𝑤𝑡ℎ 𝑟𝑎𝑡𝑒 = 100 = 13.75%
906.71
B. Waktu Penjarangan Optimum
• Jadwal optimum penjarangan atau tebangan parsial dalam tegakan pohon
merupakan permasalahan sulit untuk diselesaikan karena beberapa factor
berikut.
1) Campuran spesies pohon potensial dalam suatu tegakan
2) Bervariasinya laju pertumbuhan pohon dalam suatu tegakan
3) Bervariasinya laju pertumbuhan dengan perbedaan umur pohon
4) Potensial untuk penjarangan dari atas (besarnya penjarangan, tinggi pohon),
atau menghilangkan pohon proposional terhadap distribusi diameter
5) Kebutuhan untuk menilai jumlah tegakan tinggal atau tingkat kepadatan atau
intensitas penjarangan
6) Permasalahan waktu tebangan, siklus tebangan atau entry period.
• Selain itu, sejumlah interaksi terjadi antar factor-factor tersebut. Intensitas
penjarangan pada satu titik waktu, sebagai contoh, dapat mempengaruhi
intensitas penjarangan berikutnya serta potensi volume tebangan akhir.
• Tipe penjarangan akan mempengaruhi distribusi diameter sehingga nilai
tegakan tinggal, dan respon pertumbuhan dari tegakan tinggal tergantung
pada stocking dan kerapatan tegakan yang tertinggal.
• Untuk tegakan seumur, penjarangan yang dipilih tergantung oleh rotasi
tebangan yang ditentukan, oleh karena itu, penjarangan akan menambah
umur rotasi optimum.
• Ketika menilai opsi penjarangan untuk tegakan seumur, NPV dan SEV
secara umum digunakan.
• Untuk tegakan tidak seumur, penjarangan diasumsikan untuk kelestarian tegakan, oleh
karena itu jumlah pohon yang ditebang dalam tegakan tidak seumur lebih sulit
dibandingkan dengan tegakan seumur.
• Keputusan optimum untuk tegakan tidak seumur meliputi ketentuan sebagai berikut.
• The optimal sustainable diameter distribution
• The optimal species mix
• The optimal entry cycle
• Ketika konversi tegakan seumur menjadi tegakan tidak seumur, strategi konversi
optimal dan panjang waktu diperlukan untuk kecukupan mengubah tegakan seumur
menjadi tegakan tidak seumur.
• Nilai sekarang dari tebangan bukan akhir disarankan sebagai ukuran untuk penilaian
pertumbuhan tegakan pada tingkat tegakan optimum terbaik untuk tegakan tidak
seumur.
C. Kerapatan Tegakan atau Simpanan Kayu Optimum
• Beberapa rimbawan, pemeliharaan kerapatan tegakan diacu
dalam menentukan harapan tertinggi yang diinginkan
dibandingkan dengan memaksimalkan nilai ekonomi atau nilai
produksi komoditas.
• Gambaran kerapatan tegakan pohon adalah cara untuk
komunikasi vegetasi yang ada dalam satu unit lahan, dan dapat
menggambarkan site index.
• Strategi penjarangan optimal untuk tegakan harus mengetahui
kerapatan tegakan, dan batas kerapatan yang sesuai untuk jenis
pohon yang berbeda
• Menentukan species alam campuran pada tegakan tidak seumur,
index kepadatan tegakan dapat menggunakan secara roposional
dari luas bidang dasar setiap species untuk menghasilkan
kerapatan tegakan keseluruhan.
• Setelah menghitung campuran species pohon, kemudian kaitkan
dengan tenpat dalam ketercapaian kerapatan tegakan pada waktu
berikutnya, kesesuaian secara ekologi atau rentang manajemen.
D. Sistem Penjarangan di Indonesia
Terdapat tiga macam penjarangan
a. Penjarangan berdasarkan kelas pohon
b. Penjarangan bebas atau praktis
c. Penjarangan berdasarkan jumlah batang menurut
HART
Di Perhutani sistem penjarangan yang digunakan
adalah Penjarangan Jumlah Batang
a. Penjarangan berdasarkan kelas pohon
• Pohon diklasifikasikan berdasarkan perkembangan tajuk dan posisi dalam
tegakan (Kraft dalam Djiun, 1957), yaitu:
1) Tajuk luas dan besar
2) Tajuk besar
3) Tajuk kecil
4) Tajuk berkembang satu sisi
5) Tajuk tertekan sebagian
6) Pohon tertekan
7) Pohon merana atau mati
1 2
6 2 5 7 5 7 3 6 2 4
1 4

1Kelas Pohon Berdasarkan Perkembangan Tajuk dan Posisi Tegakan


• Berdasarkan pembagian kelas pohon tersebut, dibagi dalam tiga sistem
penjarangan yi:
i. Penjarangan keras (high thinning), yaitu pemeliharaan terhadap pohon-
pohon terpilih (elite) dengan cara menebang pohon yang mengganggu
yaitu pohon dengan pemenang yang jelek, sehingga tajuk teratas
terbuka, untuk memungkinkan pohon yang dibawahnya tumbuh
berkembang. Pohon tertekan tetap dipertahankan untuk melindungi
tanah.
ii. Penjarangan sedang (midle thinning) yaitu pohon-pohon yang sama
sekali tertindas dan pohon-pohon yang dikuasai dan mempunyai tajuk
yang mendatar ditebang
iii.Penjarangan lunak (low thinning), yi penebangan dilakukan pada pohon-
pohon yang tertekan dan pohon yang menang tidak diganggu.
b. Penjarangan bebas atau praktis
• Dalam penjarangan ini dipilih pohon yang dipertahankan yakni mempunyai sifat batang
lurus, sehat dan bertajuk normal. Heck membagi pohon dalam tujuh kelas, yi:
1)Batang panjang atau baik dan tak bercabang
2)Batang sedang atau baik
3)Batang bengkok, batang bercabang
4)Batang yang bercenggeh
5)Batang yang banyak cabang
6)Batang yang berasal dari terubusan
7)Batang yang sakit dan merana
• Penjarangan ini sangat subyektif, sehingga sangat tergantung pada pelaksana
penjarangan
c. Penjarangan berdasarkan jumlah batang menurut HART
• Tujuan dari sistem ini adalah menghilangkan subyektifitas dalam
pelaksanaannya, dengan derajat penjarangan ditetapkan secara obyektif.
• Sifat-sifat penjarangan menurut jumlah batang:
1) Penjarangan dilakukan menurut jumlah batang dari pohon-pohon
peninggi dan perbandingan yang baik antara jumlah batang dan ruang
tumbuh
2) Pohon yang baik harus diberi ruang yang baik
3) Kekerasan (derajat) penjarangan berdasarkan perbandingan antara jarak
dan peninggi
4) Apabila perbandingan diperbesar maka penjarangan berarti diperkeras.
• Dalam kepentingan melakukan penjarangan sistem ini HART
menggunakan suatu pohon peninggi yakni rata-rata pohon tertinggi
yakni 100 pohon per ha.
• Peninggi (P) ini merupakan indikator yang baik untuk menetapkan
bonita (site index).
• Dalam menentukan pohon peninggi HART membagi dua kelas pohon
dalam suatu tegakan yaitu:
• Pohon pemenang (dominant trees), yaitu 100 pohon tertinggi
• Pohon tertekan (suppresse trees), tingginya maksimum ¾ peninggi.
• Menurut HART, jarak pohon terbaik yaitu bila jarak antar pohon
merupakan segitiga sama sisi, sehingga pohon yang ditengah
dikelilingi oleh pohon yang mempunyai jarak yang sama jauhnya,
sehingga perkembangan tajuk tidak menyebelah.
a
Perhitungan:
1 2 3
𝑡 = 𝑎 − 𝑎 = ൗ4 𝑎 2
2 2
a a a a
4 t
1
𝑡= 𝑎 3
2 a ½a L ½a
a= jarak rata-rata antar pohon
t= jarak antar sua larikan yg berdekatan
a a
a
a
a
Bila jarak tanam akan dihitung (a):
• Dalam larikan per hektar ada =
100 2
200x100
pohon a =
a N 3
2x104 2
a= = 100 atau
N 3 N 3
100 200
Tiap hektar ada = 1 = atau 100
a 3 a 3
2 a= x1,0745
N

NΤ 200 100 20.000 107,45


ha = x = pohon =
a 3 a a2 3 N
107,45
Jadi Sm (a) = N
• Derajat kekerasan penjarangan (S%) merupakan perbandingan antara
jarak rata-rata pohon dengan peninggi:

a
S% = x100%
p
• Bonita (site quality index) dapat ditentukan dengan berdasarkan
peninggi (P) dan umur tegakan, dapat dicari mempergunakan tabel
bonita (jati, misalnya) menurut Woll Von Wolfing.
Penjarangan Menggunakan Jumlah Pohon Normal di Perhutani
• Pada hutan tanaman, kegiatan tingkat penjarangan menggunakan tabel jumlah pohon normal
(Nn) yang telah dikembangkan.
• Untuk menentukan tingkat penjarangan atau persentase penjarangan dilakukan dengan
menggunakan rumus sbb:

Npcp
x100% = %P
Nn
• Jumlah pohon yang dijarangi:
Nmp = Nn − Npcp
Dimana;
Npcp = Jumlah pohon dalam satu petak ukur
Nn = Jumlah pohon normal
DYNAMIC PROGRAMMING
• Pemograman dinamik sering digunakan untuk memaksimasi potensi
biologis (mean annual increment) dan economic return (soil
expectation value) terkait dengan tegakan pohon, dan menunjukkan
suatu teknik untuk penentuan secara sistematik dari kombinasi
keputusan yang optimal.
• Pemograman dinamik juga merupakan suatu metode penyelesaian
secara numeric dari suatu system persamaan dinamik.
• Melalui pemograman ini dapat digunakan meliputi
• Issue manajemen SD
• Bisnis dan industri
• Komponen untuk kerangka pemilihan penyelesaian permasalahan
manajemen meliputi dua komponen yaitu
• Stages yaitu posisi dalam permasalahan dimana sejumlah
perbedaan kondisi masalah dapat terjadi. Sebagai contoh dalam
optimisasi tingkat tegakan adalah umur tegakan
• States adalah kondisi masalah yang direkognisi pada setiap tahapan
(node pada setiap tahapan). Sebagai contoh dalam optimisasi
tingkat tegakan adalah pertumbuhan tegakan sisa atau perbedaan
kerapatan tegakan tinggal pada setiap umur tegakan.
Hubungan rekursif
• Dynamik programming menggunakan salah satu nya apakah forward
recursive atau backward recursive untuk menyelesikan permasalahan
manajemen
• Forward recursion meliputi gerakan dalam suatu arah dari tahap pertama
sampai tahap akhir
• Backward recursion adalah kebalikannya, dimana masalah diselesaikan dari
tahap akhir kembali ke arah awal.
• Forward recursion menguntungkan untuk masalah dengan waktu yang
tidak jelas
• Backward recursion menguntungkan untuk penyelesaian masalah opsinya
dengan horizon waktu yang sama.
Hal-hal yang perlu diperhatikan
• Dua aspek dari dynamic programming yang harus dipahami dan
digunakan dan membantu secara penuh dalam menginterpretasi hasil
adalah the optimal path through the network of states and stages
bukan mencakup kumulatif reward tertinggi pada setiap tegakan
untuk masalah tegakan seumur, atau setiap tahun dari rencana untuk
manajemen tegakan tidak seumur. Keputusan yang lebih efisien
perihal manajemen tegakan, seperti mengurangi volume tegakan atau
menunda pendapatan.
• Asumsi bahwa gerakan ke depan melalui network opsi, merupakan
solusi optimal bagaimana kita mencapainya.
Contoh sederhana
Stage From node Cost To-node Route
Stage From node Cost To-node Route
2 1 4.20 3 1--3--7-->8
1 3.68 4 1--4--7-->8
4 6 1.60 1.60 6-->8 1 4.96 5 1--5--7-->8
2 4.40 3 2--3--7-->8
7 1.12 1.12 7-->8 2 3.76 4 2--4--7-->8
2 4.80 5 2--5--7-->8

Stage From node Cost To-node Route From


Stage Cost To-node Route
3 3 3.20 6 3--6-->8 node
3 3.00 7 3--7-->8 1 0 6.53 1 0--1--4--7-->8
4 3.12 6 4--6-->8 0 6.37 2 0--2--4--7-->8
4 2.68 7 4--7-->8
5 3.68 6 5--6-->8
5 3.36 7 5--7-->8

Anda mungkin juga menyukai