OLEH :
1
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR…………………………………………………………….1
DAFTAR ISI…………………...………………………………………………….2
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar belakang………………………………………………………………...3
1.2 Rumusan Masalah………………………………………………………….…3
1.3 Tujuan…………. …………………………………………………….………4
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Tinjauan Pustaka………………………………………………….…………..5
BAB III PEMBAHASAN
3.1 Pengertian pendekatan ekosistem dalam sumber daya alam……………….….7
3.2 Prinsip pendekatan dalam pengelolaan sumber daya alam……………………7
3.3 Panduan pelaksanaan pengelolaan sumber daya alam berbasis ekosistem……9
3.4 Prinsip pengelolaan hutan dengan pendekatan ekosistem…………………...10
3.5 Hal-hal yang perlu dilakukan dalam pengelolaan sumber daya alam………..11
BAB 1V PENUTUP
4.1 Kesimpulan…………………………………………………………….….…13
4.2 Penutup…………………………………………………..…………………..13
DAFTAR PUSTAKA
2
BAB I
PENDAHULUAN
3
c. Apa saja panduan pelaksanaan pengelolaan sumber daya alam berbasis
ekosistem?
d. Bagaimana prinsip pengelolaan hutan dengan pendekatan ekosistem?
e. Hal-hal apa yang perlu dilakukan dalam pengelolaan sumber daya alam?
1.4 Tujuan
Untuk mengetahui pengertian pendekatan ekosistem dalam sumber daya
alam
Untuk mengetahui prinsip pendekatan dalam pengelolaan sumber daya alam
Untuk mengetahui panduan pelaksanaan pengelolaan sumber daya alam
berbasis ekosistem
Untuk mengetahui prinsip pengelolaan hutan dengan pendekatan ekosistem
Untuk mengetahui hal-hal yang perlu dilakukan dalam pengelolaan sumber
daya alam
4
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
5
mengendalikan banjir, longsor, peternakan, pertanian, penghalang tsunami serta
rekreasi. Konservasi di tingkat ekosistem selain melindungi spesies juga akan
melindungi ekosistem untuk menjalankan fungsinya dan memberi jasa
lingkungan. Ruang lingkup pengelolaan ekosistem meliputi memastikan
keberlanjutan semua spesies, menjaga agar ekosistem sehat dan berfungsi efektif,
memahami hubungan setiap tahap maupun skala yang berlaku dalam hirarki
ekosistem, memantau komponen penting dalam ekosistem dan memahami
bahwa manusia merupakan bagian dari ekosistem. (Hanafi,2016)
6
BAB III
PEMBAHASAN
7
a. Prinsip Optimal Pengelolaan Sumber Daya Alam
UUD 1945 pasal 33 ayat 3, menyatakan bahwa “ Bumi, air, dan kekayaan
alam yang terkandung didalamnya dikuasai oleh negara dan dipergunakan untuk
sebesar-besarnya kemakmuran rakyat”. Berdasarkan ayat tersebut, optimalisasi
dari pengelolaan sumber daya alam mutlak harus dilakukan. Optimalisasi sumber
daya alam dapat berupa pemanfaatan sumber daya alam dengan cara mengambil
kekayaan alam secara menyeluruh dengan memaksimalkan keuntungan dan
meminimalkan resiko kerugian, demi kepentingan negara dan rakyat, tetapi tetap
memperhatikan keberlanjutan sumber daya alam tersebut dikemudian hari.
Optimalisasi pengambilan sumber daya alam ini, tidak serta merta
mengizinkan untuk mengambil seluruh kekayaan alam tanpa batas dan tanpa
perencanaan yang matang, melainkan dilakukan secara arif dan bijaksana, dengan
menerapkan asas pembangunan berkelanjutan. Artinya, dalam eksploitasi
kekayaan alam yang ada, dilakukan untuk memenuhi kebutuhan masyarakat pada
masa sekarang, tetapi dilakukan tanpa mengorbankan kebutuhan generasi
mendatang.
b. Prinsip Lestari Pengelolaan Sumber Daya Alam
Lestari yang dimaksud adalah upaya pengelolaan sumber daya alam
beserta ekosistemnya dengan tujuan mempertahankan sifat dan bentuknya. Jadi,
prinsip lestari adalah segala daya upaya yang dilakukan untuk menjaga sumber
daya alam yang ada, tetap ada, baik dilihat dari sifatnya maupun dari bentuknya.
Dengan demikian, sumber daya alam harus senantiasa dikelola secara seimbang
untuk menjamin keberlanjutan pembangunan nasional.
Penerapan prinsip-prinsip pembangunan yang berkelanjutan diseluruh
sektor dan wilayah, menjadi prasyarat utama untuk diinternalisasikan kedalam
kebijakan dan peraturan perundangan, terutama dalam mendorong investasi
pembangunan jangka menengah. Contoh konsep lestari dalam pengelolaan
Sumber Daya Alam :
a. Menggunakan pupuk alami atau organik
Penggunaan pupuk alami atau pupuk organik dalam pertanian merupakan
pilihan yang sangat tepat, karena dapat menjaga kelestarian tanah.
b. Penggunaan pestisida sesuai kebutuhan
Untuk mendukung kelestarian sumber daya alam, pestisida yang
digunakan harus sesuai dengan kebutuhan, agar residu yang dihasilkan tidak
begitu banyak dan mengendap.
c. Pelestarian tanah
Upaya pelestarian tanah dapat dilakukan dengan menggalakkan kegiatan
menanam pohon atau penghijauan kembali (reboisasi), terhadap tanah yang
semula gundul.
d. Pelestarian udara
8
Upaya yang dapat dilakukan untuk menjaga udara, agar tetap bersih dan
sehat, seperti menggalakkan penanaman pohon ataupun tanaman hias di sekitar
kita, mengupayakan pengurangan emisi atau pembuangan gas sisa pembakaran,
baik pembakaran hutan maupun pembakaran mesin, dan mengurangi atau bahkan
menghindari pemakaian gas kimia yang dapat merusak lapisan ozon di atsmosfer.
e. Pelestarian hutan
Eksploitasi hutan yang terus menerus berlangsung sejak dahulu hingga
kini, tanpa diimbangi dengan penanaman kembali, menyebabkan kawasan hutan
menjadi rusak.
f. Pelestarian flora dan fauna
Kelestarian flora dan fauna merupakan hal yang mutlak harus diperhatikan
demi kelangsungan hidup manusia. Beberapa upaya yang dapat dilakukan untuk
menjaga kelestarian flora dan fauna diantaranya adalah: mendirikan cagar alam
dan suaka margasatwa, serta melarang kegiatan perburuan liar.
g. Pelestarian laut dan pantai
Dengan upaya untuk melestarikan laut dan pantai, dapat dilakukan dengan
cara melakukan reklamasi pantai dengan cara menanam kembali tanaman bakau
di areal sekitar pantai, melarang pengambilan batu karang yang berada disekitar
pantai maupun di dasar laut, dan melarang pemakaian bahan peledak dan bahan
kimia lainnya, dalam mencari ikan.
9
3. Melakukan praktik adaptive management
Akibat tingginya tingkat ketidakpastian hubungan dengan konstruksi
sosial yang ada, pengelolaan ekosistem harus merupakan proses pembelajaran
yang terus-menerus terjadi. Pembelajaran hanya bisa dilakukan bila terdapat
kemungkinan adaptasi. Implementasi program harus dirancang memiliki cukup
daya kelenturan dan penyesuaian.
4. Pengelolaan kegiatan dilakukan pada skala isu yang tepat
Pendekatan ekosistem harus dilakukan dengan pola desentralisasi sampai
ke level terbawah. Pengelolaan kegiatan tak jarang harus dilakukan pada tingkatan
komunitas lokal. Efektivitas desentralisasi membutuhkan pendampingan dan
pemberdayaan, juga dukungan kerangka kebijakan dan aturan. Pada keterlibatan
hak-hak publik, pengelolaan dalam skala yang lebih besar dibutuhkan untuk dapat
mengakomodasi seluruh kepentingan para pihak.
5. Menjamin keterlibatan, kerja sama, dan koordinasi antarsektor
Pendekatan ekosistem tidak dapat lepas dari strategi dan rencana aksi
nasional, sehingga tetap harus memperhitungkan keterlibatan, kerjasama, dan
koordinasi antarsektor dalam mengelola sumber daya alam, antara lain pertanian,
perikanan, kehutanan, dan berbagai sektor terkait lainnya.
10
Prinsip 3 : Seluruh perencanaan dan kegiatan harus memasukkan
perlindungan fungsi hutan pada semua skala waktu dan ruang,
dengan menentukan batas ekologis dari seluruh jenis ekosistem
hutan.
Prinsip 4 : Seluruh perencanaan dan kegiatan harus melindungi, memelihara
dan jika perlu merehabilitasi keanekaragaman hayati yang ada
(genetik, spesies dan komunitas).
Prinsip 5 : Menghargai dan memelihara proses/gangguan alam sepanjang
waktu dan ruang sebagai dasar kegiatan perlindungan,
pemeliharaan dan rehabilitasi kawasan hutan.
Prinsip 6 : Pada setiap aktivitas perencanaan dan pengelolaa hutan harus
selalu memperhatikan aspek perlindungan, pemeliharaan, dan
pemulihan komposisi, struktur, dan fungsi hutan pada setiap
bagian atau level tegakan
Prinsip 7 : Pada setiap aktivitas perencanaan dan pengelolaa hutan harus
selalu memperhatikan aspek perlindungan, pemeliharaan, dan
pemulihan ekositem hutan pada keseluruhan skala ekologis.
Prinsip 8 : Pengakuan terhadap konsep landscape hutan yang meliputi seluruh
organisme hutan dan prosesnya.
Prinsip 9 : Keseimbangan dalam setiap tahap pencanaan dan pelaksanaan
pengelolaan hutan, untuk mendorong keberlangsungan fungsi
hutan secara secara ekologi, sosial dan ekonomi yang tetap
berlangsung optimal.
Prinsip 10 : Selalu melakukan evaluasi keberhasilan seluruh kegiatan
pengelolaan hutan berdasarkan prinsip ekologi.
11
4. Di dalam pengelolaan sumber daya alam perlu adanya
pertimbangan-pertimbangan seperti:
a. Teknologi yang dipakai tidak sampai merusak kemampuan sumber
daya untuk pembaruannya.
b. Sebagian hasil panen harus digunakan untuk menjamin
pertumbuhan sumber daya alam hayati.
c. Dampak negatif pengelolaannya harus ikut dikelola, misalnya
dengan daur ulang.
d. Pengelolaannya harus secara serentak disertai proses
pembaruannya.
12
BAB IV
PENUTUP
3.1Kesimpulan
Pendekatan ekosistem dalam pengelolaan SDA adalah strategi
pengelolaan tanah, air, dan sumber daya hayati terpadu yang memajukan
pelestarian dan pemanfaatan berkelanjutan dengan cara yang adil dan merata.
Pemanfaatan SDA, harus mengutamakan dua prinsip, yaitu optimal dan lestari.
Sebuah pendekatan berbasis ekosistem dalam pemanfaatan hutan adalah
melindungi/menjaga fungsi hutan pada semua skala spasial dan waktu sebagai
prioritas pertama, selanjutnya menuju pemanfaatan yang berkelanjutan atau lestari
dalam batasan ekologi. Sumber daya alam harus dikelola untuk mendapatkan
manfaat yang maksimal, tetapi pengelolaan sumber daya alam harus diusahakan
agar produktivitasnya tetap berkelanjutan sehingga diperlukan kebijaksanaan
dalam pemanfaatan sumber daya alam yang ada agar dapat lestari dan
berkelanjutan dengan menanamkan pengertian sikap serasi dengan
lingkungannya.
3.2 Saran
Dalam pengelolaan sumber daya alam ini menurut saya tentang bagaimana
cara pemanfaatan sumber daya alam yang baik seperti reboisasi hutan yang
dilakukan secara berkala pada tiap tahun agar mencegah terjadinya kekeringan
dan banjir, sedangkan pengelolaan ekosistem laut dapat dilakukan dengan
mengembang biakkan ekosistem laut sehingga tercipta laut yang indah dan jernih.
13
DAFTAR PUSTAKA
14