IV. Pembahasan
V. Penutup
1. Kesimpulan
2. Saran
Daftar Pustaka
Filsafat Politik adalah cabang ilmu dari filsafat yang mempelajari tema-tema seperti politik,
kebebasan, keadilan, hak milik, hak, hukum, pemerintahan, dan penegakan hukum oleh otoritas.
Beberapa pertanyaan utama dalam ilmu filsafat politik antara lain adalah; apa yang melegitimasi
otoritas suatu pemerintahan, hak-hak dan kebebasan apa saja yang dimiliki warga negara dan harus
dilindungi oleh pemerintah, dan apa saja tugas warga negara dalam pemerintahan. Beberapa filsuf
dalam bidang filsafat politik yang penting pada era modern adalah Thomas Hobbes, Machiavelli, John
Ekologi adalah ilmu yang mempelajari interaksi antara organism dengan lingkungan nya dan
yang lain nya. Berasal dari kata Yunani oikos (habitat) dan logos (ilmu). Ekologi diartikan
sebagai ilmu yang mempelajari baik interaksi antar mahluk hidup maupun interaksi mahluk
hidup dengan lingkungan nya. Dalam ekologi, mahluk hidup dipelajari sebagai kesatuan atau
system dengan lingkungan nya.
1. Perpindahan materi dan energi dari mahluk hidup yang satu ke mahluk hidup yang lain ke
dalam lingkungan nya dan faktor-faktor yang menyebabkan nya.
2. Perubahan populasi atau spesies pada waktu yang berbeda dalam faktor-faktor yang
menyebabkan nya.
3. Terjadi hubungan antarspesies (interaksi antarspesies) mahluk hidup dan hubungan antara
mahluk hidup dengan lingkungan nya.
Ekologi menimbulkan banyak filsafat yang amat kuat dan pergerakan politik termasuk
gerakan konservasi, kesehatan, lingkungan dan ekologi yang kita kenal sekarang. Saat
semuanya digabungkan dengan gerakan perdamaian enam asas, gerakan hijau. Umumnya
mengambil kesehatan ekosistem yang pertama pada daftar moral manusia dan prioritas
politik, seperti jalan untuk mencapai kesehatan manusia dan keharmonisan sosial, dan
ekonomi yang lebih baik.
Orang-orang yang memiliki kepercayaan itu disebut ekolog politik. Beberapa telah
mengatur ke dalam akakelompok hijau namun ada benar-benar ekolog politik dalam
kebanyakan partai politik. Sangat sering mereka memakai argument dari ekologi untuk
melanjutkan kebijakan, khususnya kebijakan hutan dan energi. Seringkali argument-argumen
itu bertentangan satu sama lain,seperti banyak yang dilakukan akademisi
KATA PENGANTAR
Rasa syukur saya panjatkan kepada Allah SWT. karena berkat rahmat dan ridhoNya
lah saya dapat menyelesaikan makalah sederhana ini. Makalah ini saya susun karena
merupakan salah satu tugas yang diberikan pada mata kuliah Pengantar Lingkungan Hidup.
Makalah ini akan membahas Konservasi sumber daya alam
Saya berharap makalah ini dapat bermanfaat dalam proses perkuliahan khususnya bagi
mahasiswa Program Studi Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan di Universitas
Pancasakti Tegal. Saya mohon maaf apabila terdapat banyak kekurangan dalam makalah ini,
karena pada dasarnya saya hanya manusia biasa yang masih dalam tahap belajar dan masih
harus banyak melakukan perbaikan. Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun sangat
saya harapkan untuk perbaikan makalah ini.
Saya mengucapkan banyak terima kasih pada semua pihak yang telah membantu saya
dalam menyusun makalah ini dan bagi semua pembaca makalah ini.
Penyusun,
DAFTAR ISI
KATA
PENGANTAR ....................................................................................................................
........................................................................................................................................... ii
DAFTAR
ISI .......................................................................................................................................
.......................................................................................................................................... iii
BAB I PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
.............................................................................................................................................
........................................................................................................................................... 1
.............................................................................................................................................
B. RUMUSAN MASALAH
.............................................................................................................................................
........................................................................................................................................... 2
C. TUJUAN
.............................................................................................................................................
........................................................................................................................................... 2
BAB II PEMBAHASAN
A. KONSERVASI SUMBER DAYA ALAM
B. JENIS JENIS SUMBER DAYA ALAM
C. UPAYA UNTUK MELESTARIKAN SUMBER DAYA ALAM
D. KONSERVASI DALAM SUMBER DAYA ALAM
E. PRINSIP PRINSIP ETIKA BIOLOGI KONSERVASI............................................... 5
DAFTAR
PUSTAKA .........................................................................................................................
........................................................................................................................................... 8
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Sumber Daya Alam merupakan unsur yang sangat penting dalam kehidupan ini,karena
tanpa ada sumber daya alam kita mustahil untuk dapat hidup di dunia ini,misalnya untuk makan
maka kita mengambil makanan tersebut dari alam,untuk membangun rumah kita menggunakan
kayu,kayu ter sebut juga berasal dari sumber daya alam dan masih banyak yang lainnya
pokoknya semua kegiatan di bumi ini pasti tidak terlepas dari sumber daya alam.Di Indonesia
ini terdapat berbagai macam sumber daya alam yang melimpah,namun kitasepertinya tidak
memanfaatkan sumber daya alam tersebut dengan baik dan juga tidak bijaksana dalam
menggunakannya.Mengingat begitu pentingnya manfaat sumber daya alam ter sebut maka kita
seharusnya melakukan konser vasi atau melestarikan sumber daya alam tersebutuntuk
kelangsungan hidup kita.
Undang Undang Republik Indonesia No. 5 Tahun 1990 tentang Konservasi Sumber
daya Alam Hayati dan Ekosistemnya, menjelaskan bahwa yang dimaksud dengan konservasi
sumber daya alam hayati adalah pengelolaan sumber daya alam hayati yang pemanfaatannya
dilakukan secara bijaksana untuk menjamin kesinambungan persediaannya dengan tetap
memelihara dan meningkatkan kualitas keanekaragaman dan nilainya.
Konservasi sumber daya alam hayati dan ekosistemnya dilakukan melalui kegiatan :
Perlindungan sistem penyangga kehidupan
Pengawetan keanekaragaman jenis tumbuhan dan satwa beserta ekosistemnya
Pemanfaatan secara lestari sumberdaya alam hayati beserta ekosistemnya.
Usaha untuk memperoleh manfaat yang setinggi-tingginya dari sumber daya alam
sering mengakibatkan menurunnya kemampuan sumber daya alam yang bersangkutan bahkan
terkadang dapat mengakibatkan kepunahan dari sumber daya alam tersebut.
1.2 Rumusan Masalah
1. Apa pengertian Konservasi?
2. Jenis-jenis sumber daya alam?
3. Upaya untuk melakukan konservasi sumber daya alam?
4. Kendala untuk melakukan konservasi?
5. Apa aja Prinsip-prinsip etika biologi konservasi?
6. Contoh Konservasi Sumber daya alam di Indonesia?
1.3 Tujuan Masalah
1. Untuk mengetahui pengertian dari konservasi sumber daya alam.
2. Mengetahui jenis sumber daya alam.
3. Untuk mengetahui bagaimana cara melakukan konservasi sumber daya alam.
4. Untuk mengetahui kendala dalam melakukan konservasi.
5. Untuk mengetahui prinsip-prinsip etika biologi konservasi.
6. Untuk mengetahui contoh konservasi sumber daya alam di Indonesia.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Konservasi Sumber Daya Alam
Ditinjau dari bahasa, konservasi berasal dari kata conservation, dengan pokok kata to
conserve (Bhs inggris) yang artinya menjaga agar bermanfaat, tidak punah/lenyap atau
merugikan. Sedangkan sumber dalam alam sendiri merupakan salah satu unsur dari
liungkungan hidup yang terdiri dari sumber daya alam hayati dan sumber daya alam non
hayati, serta seluruh gejala keunikan alam, semua ini merupakan unsur pembentuk
lingkungan hidup yang kehadirannya tidak dapat dipisahkan satu dengan yang lainnya.
Dari sedikit uraian tersebut diatas, maka konservasi sumber daya alam dapat diartikan
sebagai pengelolaan sumber daya alam yang dapat menjamin pemanfaatannya secara
bijaksana dan menjamin kesinambungan persediaannya dengan tetap memelihara dan
meningkatkan kualitas keanekaragamannya.
Pengertian konservasi sumber daya alam dapat mengandung tiga aspek, yaitu :
Sistem penyangga kehidupan merupakan satu proses alami dari berbagai unsur hayati dan
non hayati yang menjamin kelangsungan kehidupan makhluk. Perlindungan sistem
penyangga kehidupan ditujukan bagi terpeliharanya proses ekologis yang menunjang
kelangsungan kehidupan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat dan mutu kehidupan
manusia.
2. Pengawetan dan pemeliharaan keanekaragaman, jenis baik flora dan fauna beserta
ekosistemnya.
3. Pemanfaatan secara lestari bagi terjaminnya sumber daya alam hayati dan
ekosistemnya.
Pemanfaatan secara lestari sumber daya alam hayati dan ekosistemnya dilakukan melalui
kegiatan:
a. pemanfaatan kondisi lingkungan kawasan pelestarian alam;
b. pemanfaatan jenis tumbuhan dan satwa liar.
1. Tekanan penduduk
Jumlah penduduk Indonesia yang padat sehingga kebutuhan akan sumber daya alam
meningkat.
2. Tingkat kesadaran
Tingkat kesadaran ekologis dari masyarakat masih rendah, hal ini dikarenakan tingkat
pendidikan yang rendah dan pendapatan yang belum memadai. Sebagai contoh
beberapa kawasan konservasi yang telah ditetapkan banyak mengalami kerusakan
akibat perladangan liar / berpindah-pindah.
3. Kemajuan teknologi
Kemajuan teknologi yang cukup pesat akan menyerap kekayaan (eksploitasi sumber
daya alam) dan kurangnya aparat pengawasan serta terbatasnya sarana prasarana.
4. Peraturan dan perundang-undangan
Peraturan perundang-undangan yang ada saat ini belum cukup mendukung
pembentukan kawasan konservasi khususnya laut (perairan).
1. Kawasan suaka alam, adalah kawasan dengan ciri khas tertentu baik didarat dan
diperairan yang mempunyai fungsi pokok sebagai kawasan pengawetan
keanekaragaman tumbuhan, satwa, dan ekosistemnya yang juga berfungsi sebagai
wilayah penyangga kehidupan.
2. Kawasan pelestarian alam, adalah kawasan dengan ciri khas tertentu baik didarat
maupun diperairan yang mempunyai fungsi perlindungan sistem penyangga
kehidupan, pengawetan keanekaragaman jenis tumbuhan dan satwa, serta
pemanfaatannya secara lestari sumber daya alam hayati dan ekosistemnya.
3. Cagar alam, adalah hutan suaka alam yang berhubungan dengan keadaan alam yang
khas termasuk alam hewani dan alam nabati yang perlu dilindungi untuk kepentingan
ilmu pengetahuan dan kebudayaan.
BAB III
PENUTUP
3.1Simpulan
Konservasi
artinya menjaga agar bermanfaat, tidak punah/lenyap atau merugikan.
Menurut kemungkinan pemulihannya, kita mengenal 2 (dua) macam sumber daya alam,
yaitu :
Renevable, sumber daya alam yang dapat dipulihkan/ diperbaharui.
Anrenevable, yaitu sumber daya alam yang tidak dapat diperbarui/ dipulihkan apabila dipakai
terus menerus akan habis dan tidaka dapat diperbarui.
Upaya untuk melakukan konservasi sumber daya alam
Intensifikasi pengelolaan kawasan konservasi
Peningkatan dan perluasan kawasan konservasi sehingga mewakili tipe-tipe ekosistem yang
ada.
Recruitment dan peningkatan ketrampilan personel melalui pendidikan dan latihan.
Peningkatan sarana dan prasarana yang memadai.
Peningkatan kerjasama dengan isntansi lain didalam dan luar negeri.
Penyempurnaan peraturan perundang-undanagn dibidang konservasi sumber daya alam dan
lingkungan hidup.
Peningkatan pengamanan dan pengawasan terhadap kawasan konservasi (dengan pemberian
pal-pal batas) peradaran flora dan fauna.
Memasyarakatkan konservasi ke seluruh lapisan masyarakat sehingga dapat berperan serta
dalam upaya konservasi sumber daya alam dan lingkungan
Kendala dalam konservasi sumber daya alam
Tekanan penduduk
Tingkat kesadaran.
Kemajuan teknologi
Peraturan dan perundang-undangan
Prinsip-prinsip konservasi yang tengah berkembang tersebut:
1. Keanekaragaman spesies dan komonitas biologi harus dilindungi. Pada umummnya,
kebanyakan orang turut menikmati manfaat keanekaragaman hayati, sehingga setuju dengan
prinsip-prinsip ini.
2. Kepunahan spesies dan populasi yang terlalu cepat harus dihindari.
3. Kompleksitas harus dipelihara. Banyak hal yang sangat berharga dan menarik dari
keanekaragaman hayati hanya dapat ditemukan pada lingkungan alami. Misalnya, tumbuhan
dengan bunga-bunga yang aneh dipolinasi oleh serangga-serangga yang khusus pula.
4. Evolusi harus berlanjut. Adaptasi evolusi merupakan proses yang mengarah pad
pembentukan spesies baru dan meningkatkan keanekaragaman hayati.
5. Keanekaragaman hayati memiliki nilai intrinsik. Nilai ini tidak didapat hanya dari sejarah
evolusi mereka serta peran ekologinya yang unik, namun juga dari keberadaannya.
DAFTAR PUSTAKA
http://duniabiologisaja.blogspot.com/2012/04/makalah-konservasi-sumber-daya-alam.html
http://hukumsda.blogspot.com/2012/01/konservasi-sumber-daya-alam.html
http://hasansyaidahfrimmerlieben.blogspot.com/2012/01/makalah-pengetahuan-
lingkungan.html
Filosofi Konservasi
1. Sebagai aparatur negara kita harus menjaga sumberdaya alam (cq kawasan hutan, kawasan
konservasi) untuk mencapai the ultimate (never ending) goal-nya : kawasan lestari untuk kesejahteraan
generasi saat ini dan terjaga keutuhan dan fungsinya bagi mendatang), dengan berpedoman pada hasil
tafsir ulang terhadap Pasal 33 UUD 1945, dalam konteks kekinian (perkembangan iptek dan aspirasi
rakyat) dan visi NKRI 100 tahun ke depan.
2. Kawasan hutan, kawasan konservasi adalah sumberdaya yang masuk dalam kategori common pool
resoueces (CPR). Maka, CPR hanya berhasil apabila dilakukan dengan membangun kesadaran
kolektif sebagai dasar lahirnya aksi kolektif dengan dukungan aliansi pakar-praktisi mutidisipliner,
networking dan kolaborasi pemerintah-swasta-masyarakat serta mendapatkan dukungan politik oleh
regim politik yang konsisten.
3. Resort_Based Management (RBM) adalah kendaraan (tool) dan strategi kelola kawasan konservasi
saat ini dan ke depan, yang didorong oleh spirit : kembali ke lapangan, riset, dokumentasi, dan
networking. Spirit yang dibangun oleh Dr.S.H.Koorders sejak 1912 dalam menggerakan Perhimpunan
Perlindungan Alam Hindia Belanda. RBM mendorong perubahan sikap mental dan perilaku policy
maker dan pekerja konservasi untuk kembali menjaga, menyelesaikan masalah secara arif-kontekstual,
menggali potensi dan mendokumentasikan potensi untuk kepentingan masa depan ilmu pengetahuan
dan kemaslahatan manusia lintas generasi dalam arti seluas-luasnya.
4. Dalam konteks dinamika global dan berdampak pada kondisi riil (kelola) kawasan konservasi, yang
terus menerus mengalami tekanan yang luar biasa, maka RBM masih harus mendapatkan spiritnya
dengan cara revitalisasi dan penemuan kembali nilai-nilai yang akan membantu policy makers dan
pekerja konservasi menemukan ruh kerja konservasi, yang nantinya akan built-in dalam profesi
konservasi secara luas. RBM harus memperhatikan dan memperhitungkan kajian sejarah dan nilai-nilai
filosofi yang digali dalam konteks NKRI dengan Lima Sila dalam Pancasila sebagai nilai luhur dan
alasan sejarah akan kelahiran NKRI.
5. Nilai-nilai luhur itu adalah Sila Kesatu, Ketuhanan Yang Maha Esa (Tuhan pencipta alam semesta dan
manusia sebagai khalifah-menjaga bumi); Sila Kedua, Kemanusiaan yang Adil dan Beradab (kelola
SDA Indonesia termasuk kawasan hutan, harus dilakukan secara beradab, mempertimbangkan
kemaslahatan rakyat Indonesia); Sila Ketiga,Persatuan Indonesia (ragam ekosistem dan bentang alam
serta keindahannya-dari bawah samudera sampai ke puncak gunung bersalju dari Sabang s/d Merauke
memiliki nilai intrinsik, potensial, dan fenomena serta ragam budaya yang sangat tinggi yang
merupakan satu kesatuan, tidak dapat dipisah-pisahkan); Sila Keempat-Kerakyatan yang Dipimpin oleh
Hikmat Permusyaratan dalam Perwakilan (kelola kawasan konservasi harus dilakukan secara
musyawarah untuk mencapai mufakat, didorong kerjasama multipihak, multidisiplin, dengan
pengambilan keputusan yang demokratis dan melibatkan para pihak); dan Sila Kelima-Keadilan Sosial
Bagi Seluruh Rakyat Indonesia-kelola kawasan konservasi harus mempertimbangkan rasa keadilan,
mempertimbangkan nilai-nilai sosial, budaya, tradisi yang berakar dari saripati kehidupan masyarakat
Nusantara, untuk kepentingan masyarakat saat ini dan generasi yang akan datang).
Kesimpulan
Menerapkan RBM dalam kelola kawasan konservasi dalam arti luas, berarti harus kembali berpegang
kepada nilai-nilai filosofi yang terkandung dalam Pancasila dan UUD 1945, khususnya Pasal 33 secara
menyeluruh, total, dan konsisten dalam konteks interpretasi kelola kawasan konservasi, sebagai
benteng utama SDA Hayati dan Ekosistemnya sebagai titik referensi dalam konteks kekinian dan untuk
visi 100 tahun ke depan.***
Gagasan konservasi muncul diakibatkan oleh kekhawatiran yang semakin mencekam akan
langkanya persediaan sumberdaya alam dan energi. Sumber daya alam dan energi terbatas
adanya: apabila terus menerus diambil dan diolah maka persediaan akan semakin berkurang
dan akhirnya akan habis. Untuk itu dilakukan berbagai gerakan konservasi yang bersandarkan
pada penyelamatan lingkungan untuk kehidupan manusia. Gagasan konservasi dalam
perkembangan tidak lagi bermuatan doktrin konservasi an sich tetapi telah diperkuat oleh
banyak aspek seperti ekonomi, politik, sosiologi, kesehatan, seni dan sebagainya mulai
dimasukan dalam agenda setiap pergerakan lingkungan hidup.
Menurut Fred. T. Wildes definisi konservasi dipengaruhi oleh konsep Antroposentric dan
Preservasionis. Konsep Antroposentric mengartikan konservasi dengan pendekatan
utilitarian dengan penekanan pada penggunaan sumberdaya alam secara bijaksana.
Konservasi dalam konsep ini dikembangkan kearah pendayagunaan secara terus menerus
atau pengembangan secara terus menerus. Konservasi disini dikonotasikan sebagai suatu
strategi penggunaan sumberdaya alam dalam memenuhi kebutuhan dan ekonomi tanpa
mengabaikan kebutuhan generasi masa depan atau usaha untuk meningkatkan kualitas hidup
manusia dalam kapasitas yang dapat mendukung keberadaan mata rantai ekosistem.
Pemikiran konsevasi diatas dapat di golongkan pada kelompok pemikiran yang optimis.
Kelompok ini berpendapat bahwa ketersediaan sumber daya alam sangat berlimpah dan tak
pernah habis, lebih lebih untuk sumber daya alam yang dapat diperbaharui. Di lain pihak,
kelompok ini mengakui adanya pengurasan sumber daya alam serta pencemaran yang
semakin membahayakn, sehingga perlu diambil tindakan untuk mencegahnya.
Deep ecology diawali dari anggapan bahwa semua spesies memiliki nilai di dalam dan dari
dirinya sendiri, dan manusia tidak berhak untuk mengurangi kekayaan ini. Karena kegiatan
manusia saat ini merusak keaneragaman hayati, politik, ekonomi, teknik, dan struktur
ideologi yang ada harus dirubah. Perubahan ini akan memperkaya kualitas hidup manusia,
menekankan pada perbaikan kualitas lingkungan, estetika, budaya dan agama dan bukan
konsumsi materi. Filosofi dari deep ecology mencakup keharusan untuk bekerja
melaksanakan perubahan yang dibutuhkan melalui kegiatan politik dan komitmen terhadap
gaya hidup. Filosofi lingkungan dari deep ecology ini lah yang mendorong perkembangan
kegiatan organisasi lingkungan internasional seperti Greenpeace dan Earth First yang
mengarahkan kemampuan dan pengetahuannya di bidang lingkungan untuk melindungi
spesies dan ekosistem.
Berbagai perkembangan pemikiran preservasionis ternyata lebih banyak didasari oleh adanya
kekhawatiran akan habisnya sumberdaya alam, sehingga ini dapat dikualifikasikan sebagai
kelompok pesimis.
Mengkaji konsevasi yang melahirkan konsep antroposentric dan preservasionis tidak akan
terlepas dari falsafah konservasi alam. Falsafal konservasi alam yang dianut akan
memperngaruhi pula berbagai kebijakan bagi penetapan suatu kawasan konservasi. Falsafah
konservasi alam berpandangan lama menyebutkan bahwa suatu area konservasi perlu
dilindungi dari manusia atau masyarakat agar tidak terjadi kerusakan flora, fauna, ekosistem
dan komponen lingkungan lainnya (nohayati) yang berada di dalam area, untuk
kepentingan manusia yang akan datang. Dalam falsafah lama ini terkandung dua aspek yang
mendalam yaitu aspek melindungi dari masyarakat dan untuk apa area itu dilindungi? Jika
perlindungan itu dimaksutkan untuk masyarakat yang akan datang, maka bagaimana halnya
dengan masyarakat kini? Apakah masyarakat sekarang tidak dapat menikmati area
konservasi?.
Berbagai pertanyaan diatas menimbulkan suatu pandangan yang baru bahwa area konservasi
alam tidak lagi dilindungi dari masyarakat tetapi untuk kepentingan kehidupan masyarakat
yaitu masyarakat sekarang dan yang akan datang. Dengan demikian secara implisit sudah
terkandung tentang prinsip ekologis bagi keanekaragaman hayati.
M. Fahmi Bastian
https://mitapasa94.wordpress.com/2016/02/22/filsafat-konservasi-antroposentric-dan-
preservasionis/
Mari kita mulai terlebih dahulu diskusi kita ini dengan beberapa pengertian
Apa itu filsafat? Secara literal, filsafat berasal dari bahasa Yunani, yakni philia
dan sophia. Philia berarti cinta, dan sophia berarti kebijaksanaan. (Wattimena,
2008, 1)
Dalam konteks ini, filsafat berarti cinta akan kebijaksanaan, dan seorang
Menurut saya, filsafat adalah suatu aktivitas, dan bukan sekedar mata
kuliah saja. Ia berdiri secara formal sebagai mata kuliah, namun jangkauannya
segala sesuatu di dalam realitas, namun dilihat dari sudutnya yang paling
mendasar, dan dilakukan secara terbuka, kritis, sistematis, dan rasional. Filsafat
berbicara tentang semua hal, tentang tata sosial, ekonomi, budaya, seni, manusia,
Namun, tidak seperti ilmu-ilmu empiris yang cenderung sibuk dengan hal-
hal teknis displinnya masing-masing, sehingga nyaris buta terhadap ilmu lainnya,
dan sistematis.
atau antropologi?
sementara. Filsafat mendekati manusia secara reflektif dan analitis. Data empiris
hanyalah titik tolak untuk menggali apa yang menjadi akar hakiki dari manusia.
Filsafat menjadikan data sebagai titik tolak, dan menembus data tersebut
untuk menemukan apa yang paling hakiki dari manusia. Dalam hal ini, filsafat
hewani.
Ia bisa berkumpul seperti tawon untuk menyerang musuh, gejala yang
mudah melakukan tipu muslihat, sama seperti rubah menipu manusia dengan
gerak geriknya.
sejauh itu, kecuali mereka memasuki ranah filsafat. Di era sekarang ini,
menjadi acuan.
baru. Dengan demikian, filsafat adalah pola pendekatan terhadap realitas dengan
rasional.
Dan rasional, artinya filsafat tidak boleh mengacu pada iman, sentimen, perasaan,
tetapi melulu mengacu pada kemampuan akal budi manusia untuk memahami
realitas.
Filsafat Politik
mencakup tata politik, bentuk negara, pengaturan pajak, tata ekonomi, dan
fondasi dari suatu bentuk negara tertentu. Ia juga sering menyatakan dengan jelas,
bahwa manusia, siapapun itu, memiliki hak-hak dasar yang tidak bisa ditolak
keberadaannya.
mengacu pada prinsip keadilan. Refleksi filsafat di dalam bidang ini biasanya
kritik tajam bagi kondisi sosial politik yang terjadi, dan kemudian merumuskan
sendiri suatu bentuk negara ideal yang mungkin sangat berbeda dengan apa yang
Filsafat politik telah lahir semenjak manusia mulai menyadari, bahwa tata
melainkan sesuatu yang sangat mungkin terbuka untuk perubahan. Oleh karena
relfkesi teologi Kristiani dengan filsafat Yunani Kuno untuk merumuskan refleksi
krisis jamannya. Pada era abad pertengahan, tema relasi antara negara dan agama
kekuasaan raja yang dibatasi oleh konstitusi menjadi tema utama refleksi filsafat
filsafat politik.
lainnya? Apakah suatu prinsip, yang dirumuskan oleh seorang filsuf politik,
memiliki keabsahan universal yang berlaku lintas jaman dan lintas tempat, atau
tentang apakah manusia itu melulu egois, atau mampu menjadi mahluk altruis,
dan sebagainya. Akan tetapi, apakah konsep itu berlaku universal lintas tempat
dan lintas waktu, ataukah merupakan ciri khas dari suatu kultur partikular
komunitas tertentu?
Secara kasar, setidaknya ada dua bentuk tipe filsafat politik yang
terintegrasi secara koheren dengan suatu sistem filsafat tertentu yang lebih besar,
sistem metafisika, dan filsafat politik hanya satu aspek di dalamnya. Hegel
menjelaskan sejarah dunia sebagai sejarah alienasi roh absolut, dan filsafat politik
Di sisi lain, ada para filsuf politik yang tidak mengajukan suatu sistem
secara spesifik. Merek adalah Cicero, Machiavelli, Rousseau, dan Marx. Pada
abad kedua puluh, kita juga mengenal Hannah Arendt, Foucault, Habermas, dan
Charles Taylor.
Untuk Indonesia
Apa peran filsafat politik untuk Indonesia? Pada hemat saya, ada tiga peran
filsafat politik untuk Indonesia, yakni mendefinisikan ulang konsep dan praktek
ulang konsep-konsep dan praktek politik yang telah lama dilakukan di Indonesia,
seperti konsep negara, konsep kekuasaan, konsep otoritas, peran hukum, aspek
keadilan di dalam hukum. Dalam bidang hukum misalnya, banyak pelaku korupsi
di berbagai bidang lolos begitu saja dari jeratan hukum, karena tidak ada UU yang
Filsafat hukum mengajukan proposisi, bahwa hukum tidak hanya mengacu pada
rumusan baku saja, tetap pada rasa keadilan yang sudah ada di dalam masyarakat.
teknis dari keadilan. Melakukan praktek hukum tanpa dasar keadilan berarti
dan filsafat menyediakan itu. Suatu penilaian haruslah berbasis pada kriteria
penilaian tertentu, dan di dalam bidang politik, filsafat politik menyediakan itu.
Tanpa wawasan filsafat politik yang kuat, kita tidak akan mampu
melakukan kritik ideologi secara jernih dan sistematis, karena kita tidak memiliki
basis normatif untuk membuat suatu penilaian terhadap kebijakan politik tertentu.
Praktek-praktek politik di Indonesia yang kotor dapat dibedah secara rasional dan
sistematis, jika kita, sebagai warga negara, memiliki wawasan filsafat politik
yang kuat.
ideologi. Sebuah bangsa, mau tidak mau, hidup dalam suatu ideologi tertentu.
Ideologi mencerminkan pandangan dasar yang dianut secara naif oleh suatu
sistematis, dan kritis tentang kehidupan bersama, mampu menjadi alat yang kuat
berbasis Islamisme.
semua kehidupan publik dan privat warga negara haruslah diatur berdasar asas-
asas Islam yang dominan. Filsafat bisa mempertanyakan, konsep manusia macam
apakah yang dianut oleh Islamisme? Apakah konsep itu sesuai dengan kondisi
Ketiga, filsafat tidak hanya mau berhenti menjadi pengkritik saja, tetapi
juga maju mengajukan suatu model tata sosial politik alternatif yang mungkin.
Tata sosial politik itu berbasis pada prinsip-prinsip keadilan, kebebasan, dan
solidaritas.
filsafat yang, pada hemat saya, sangat cocok sebagai alternatif tata sosial politik
kehidupan sosial manusia diwarnai oleh banyak cara hidup, cara berpikir, dan
cara berkomunitas yang berbeda satu sama lain, namun kesemuanya harus
dan kesatuan.
Tata sosial politik semacam ini baru bisa terwujud, jika trauma sosial sudah
pembantaian massal, dan sebagainya dijamin tidak lagi terulang. Filsafat dapat
memberikan kontribusi di dalam proses bangsa ini untuk menjadi semakin
https://rumahfilsafat.com/2009/01/13/filsafat-politik-untuk-indonesia-sebuah-pancingan-
diskusi/
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT Tuhan Yang Maha Esa. Karena hanya atas
berkat dan Rahmat-Nya lah, kami dapat menyelesaikan makalah ini yang insya Allah tepat
pada waktunya.
Makalah ini kami buat dengan tujuan untuk memenuhi tugas Tauhid yang telah di berikan
oleh Ibu Dra. Hj. Wiji.
Berdasarkan pengertian syariat, tauhid bermakna mengesakan Allah dalam hal- hal yang
menjadi kekhususan diri-Nya. Hakikat tauhid adalah mengesakan Alah. Maka dalam
pembuatan makalah ini, kami menghubungkan penciptaan alam semesta ini dengan ilmu
tauhid.
Dan akhirnya kami berharap, apa yang kami sampaikan dalam makalah kami ini dapat
bermanfaat bagi pembaca pada umumnya, dan bagi kami pada khususnya. Makalah ini juga
sesungguhnya masih jauh dari titik kesempurnaan sebuah makalah, maka kritik yang positif
dan membangun sangat kami harapkan sebagai bahan referensi kami untuk lebih baik lagi ke
depannya.
BAB II
PEMBAHASAN
Machiavelli, filsafat politik adalah ilmu yang menuntut pemikiran dan tindakan yang praktis
serta konkrit terutama berhubungan dengan negara. Baginya, negara harus menduduki tempat
yang utama dalam kehidupan penguasa. Negara harus menjadi kriteria tertinggi bagi akivitas
sang penguasa. Negara harus dilihat dalam dirinya tanpa harus mengacu pada realitas apa pun
di luar negara.[4]
Bagi Agustinus, filsafat politik adalah pemikiran-pemikiran tentang negara. Menurutnya
negara dibagi 2 (dua) yaitu negara Allah (civitas dei) yang dikenal dengan negra surgawi
kerajaan Allah, dan negara sekuler yang dikenal dengan negara duniawi (civitas terrena).
Kehidupan di dalam Negara Allah diwarnai dengan iman, ketaatan, dan kasih Allah. Sedangkan
Negara Sekuler duniawi, menurutnya identik dengan negara cinta pada diri sendiri atau cinta
egois ketidakjujuran, pengmbaran hawa nafsu,
keangkuhan, dosa, dan lain-lain. Dengan jelas bahwa filsafat politik negara Allah Agustinus
merupakan penjelmaan negara ideal Plato.
Sementara Aristoteles berpendapat bahwa negara adalah persekutuan yang berbentuk polis
yang dibentuk demi kebaikan tertinggi bagi manusia. Negara harus mengupayakan dan
menjamin kesejahteraan bersama yang sebesar-besarnya karena hanya dalam kesejahteraan
umum itulah kesejahteraan individual dapat diperoleh. Menurut dia alangkah baiknya apabila
negara diperintah oleh seorang filsuf-raja yang memiliki pengetahuan sempurna dan amat
bijaksana, karena akan menjamin tercapainya kebaikan tertinggi bagi para warganya. Akan
tetapi lanjutnya, di dunia ini tidak mungkin dapat ditemukan seorang filsuf-raja yang sempurna,
kareanya yang terpenting adalah menyusun hukum dan konstitusi terbaik yang menjadi sumber
kekuasaan dan menjadi pedoman pemerintahan bagi para penguasa.[6]
Pokok pemikiran Aristoteles dari sudut epistimologis menyangkut logika, filsafat pengetahuan,
filsafat manusia, metafisika dan etika serta filsafat Negara. Aristoteles mencetuskan
pemikirannya ketikamulai runtuhnya konsep pemerintahan polis di athena. Saat itu berlaku
konsep mengenai kosmopolitan hellenisme yang diptakarsai oleh Alexander de great. Di dalam
politica menegaskan tentang harus adanya jarak antar ruang pribadi dengan ruang awam dan
ruang politik dengan ruang non-politik. Karena pemikiran itulah akhirnya Plato memaparkan
inti-inti mengenai konsep warga negara, konsep hak milik dan konsep komnitas politik. Konsep
mengenai hak milik ini kemudian dikembnagkan oleh John Locke.
b. Abad pertengahan
Filsafat barat abad pertengahan (476-1492 M) bisa dikatakan abad kegelapan, karena pihak
gereja membatasi para filosof dalam berfikir, sehingga ilmu pengetahuan terhambat dan tidak
bisa berkembang, karena semuanya diatur oleh doktirn-doktrin gereja yang berdasarkan
kenyakinan. Apabila terdapat pemikiran-pemikiran yang bertentangan dari keyakinan para
gerejawan, maka filosof tersebut dianggap murtad dan akan dihukum berat samapai pada
hukuman mati.
Secara garis besar filsafat abad pertengahan dapat dibagi menjadi dua periode yaitu: periode
Scholastic Islam dan periode Scholastik Kristen. Para Scholastic Islamlah yang pertama
mengenalkan filsafatnya Aristoteles diantaranya adalah Ibnu Rusyd, ia mengenalkan kepada
orang-orang barat yang belum mengenal filsafat Aristoteles. Para ahli fikir Islam (Scholastik
Islam) yaitu Al-Kindi, Al-Farabi, Ibnu Sina, Al-Gazali, Ibnu Rusyd dll. Mereka itulah yang
memberi sumbagan sangat besar bagi para filosof eropa yang menganggap bahwa filsafat
Aristoteles, Plato, dan Al-Quran adalah benar. Namun dalam kenyataannya bangsa eropa tidak
mengakui atas peranan ahli fikir Islam yang mengantarkam kemoderenan bangsa barat.
Kemudian yang kedua periode Scholastic Kristen dalam sejarah perkembangannya dapat
dibagi menjadi tiga, Yaitu: Masa Scholastik Awal, Masa Scholastik Keemasan, Masa
Scholastik Terakhir.[7]
c. Modern/kontemporer
Dalam era modern/kontemporer, terdapat beberapa filsuf diantaranya yaitu Thomas Hobbes
dan John locke.
Thomas Hobbes
Dasar pemikiran filsuf ini berakar pada empirisme. Menurutya, filsafat adalah ilmu
pengetahuan tentang akibat-akibat berdasrakan fakta yang bisa diamati. Ia berpendapat bahwa
filsafat anyak disusupi oleh gagasan religius dan objek filsafat adalh objek yang bersifat
lahiriah dan bergerak dengan cirinya masing-masing. Ia membagi filsafat menjadi empat
bidang yaitu filsafat geometri, filsafat fisika, filsafat etika dan filsafat politik.
John Locke
Menurut locke,kekuadaan negara adalah terbatas dan tidak mutlak. Dan tujuan pemdirian
negara adalah untuk menjamin hak rakyatnya. Maka, peraturan harus mempunyai batasan. John
locek dalam bukunya letters of toleration menyatakan bhawa jangan menyamakan antara
agama dengan negara. Keduanya harus mempunyai pemisah karena tujuannya berbeda. [8]
PENUTUP
Kesimpulan
Filsafat politik klasik senantiasa bermuara pada etika, yang pada masa itu menduduki tempat
paling mulia di antara segala cabang filsafat. Persoalan yang dikemukakan dan pertanyaan yang
di ajukan merupakan abstraksi moral yang bersumber dari upaya untuk memberi arti dan makna
bagi kehidupan individu dan masyarakat. Dengan demikian ada tujuan lebih pasti dan lebih
agung yang hendak dicapai, kendati harus melewati perjuangan yang tidak kunjung selesai.
Dalam filsafat politik modern, pokok persoalan yang utama adalah masalah individu dan hak-
hak miliknya. Itu terlihat jelas lewat tema-tema pembahasan filsafat politik masa kini yang
berkisar pada soal kebebasan, otoritas, hak-hak asasi manusia, demokrasi, hak dan kewajiban,
keadilan dan lain-lain.
DAFTAR PUSTAKA
[1] http://majasari31.blogspot.com/2012/09/pengantar-filsafat-politik.html#ixzz2UH5wrrCu ,
25-05-2013, 12.05.
[2] http://majasari31.blogspot.com/2012/09/pengantar-filsafat-politik.html#ixzz2UH5wrrCu,
25-05-2013, 12.05.
[3] Ibid, hal. 170-172
[4] : http://majasari31.blogspot.com/2012/09/pengantar-filsafat-politik.html#ixzz2UH5wrrCu,
25-05-2013. 12.05
[5] Ibid., hlm. 303
[6] Ibid., hlm. 303
[7] http://br1ghtfuture.blogspot.com/2013/04/filsafat-politik.html , 25-05-2013, 12.15.
[8] http://br1ghtfuture.blogspot.com/2013/04/filsafat-politik.html , 25-05-2013, 12.15.
[9] K.H. Ahmad Azhar Basyir, M.A. 1998. Refleksi Atas Persoalan Keislaman. Yogyakarta :
Mizan, halaman 48.
[10] Drs. Muhammad Azhar, MA. Filsafat Politik Perbandingan Antara Islam dan Barat. 1996.
Jakarta : PT Raja Grafindo Persada, halaman 75.
[11] Drs. Muhammad Azhar, MA. Filsafat Politik Perbandingan Antara Islam dan Barat. 1996.
Jakarta : PT Raja Grafindo Persada, halaman 81-91.
[12] : http://majasari31.blogspot.com/2012/09/pengantar-filsafat-
politik.html#ixzz2UH5wrrCu, 25-05-2013, 12.05.
[13] http://majasari31.blogspot.com/2012/09/pengantar-filsafat-
politik.html#ixzz2UH5wrrCu, 25-05-2013, 12.05.
[14] http://majasari31.blogspot.com/2012/09/pengantar-filsafat-
politik.html#ixzz2UH5wrrCu, 25-05-2013, 12.05