Anda di halaman 1dari 70

KESEHATAN LINGKUNGAN YANG BERPENGARUH TERHADAP

KESEHATAN IBU DAN ANAK


Paper ini diajukan untuk memenuhi salah satu tugas yang diberikan oleh Ade Dejani
Tanuwijaya, dr

Disusun oleh:
Isni Yulianti

D3E613003

Mery Tarlina

D3E613005

Risma Pertiwi

D3E613009

AKADEMI KEBIDANAN MEDIKA OBGIN


BANDUNG
2015

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Kuasa karena hanya oleh
Kasih dan Kemurahan-Nya makalah tugas kesehatan lingkungan pemanfaatan lingkungan
abiotik untuk dapat memenuhi kualitas lingkungan, dan Pengaruh lingkungan fisik terhadap
kesehatan masyarakat dapat terselesaikan.
Saya menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna dan disana sini masih
dijumpai kekurangan-kekurangan. Oleh karena itu saya sangat mengharapkan kritik dan saran
yang bersifat membangun untuk kesempurnaan makalah ini di masa yang akan datang.
Semoga makalah ini bermanfaat untuk menambah khasanah ilmu pengetahuan khususnya
pengetahuan kesehatan lingkungan dalam kesehatan masyarakat.

Bandung, 06 Oktober 2015

Penyusun

BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang

WHO menyatakan Kesehatan adalah suatu keadaan sehat yang utuh secara fisik,
mental dan sosial serta bukan hanya merupakan bebas dari penyakit. Dalam Undang
Undang No. 9 Tahun 1960 tentang Pokok-Pokok Kesehatan. Dalam Bab 1, Pasal 2
dinyatakan bahwa Kesehatan adalah meliputi kesehatan badan (somatik), rohani (jiwa)
dan sosial dan bukan hanya deadaan yang bebas dari penyakit, cacat dan kelemahan.
Definisi ini memberi arti yang sangat luas pada kata kesehatan.
Kesehatan Lingkungan merujuk pada kharakteristik kondisi lingkungan yang
dapat

mengganggu

kesehatan,

terutama

aspek;

Gaya

hidup

seperti

Miras,

Rokok,Narkoba,Makanan berlemak dsb. Bahan toksik seperti mikroorganisme patogen,


logam berat, B3 dsb. Bahaya fisik seperti kebisingan, sinar ultraviolet, debu di udara
Keadaan lainnya seperti kondisi tropis, adat kebiasaan yang tidak sejalan dengan konsep
kesehatan, dll.
Manusia hidup di bumi tidaklah sendirian, melainkan bersama mahkluk lain yaitu
tumbuhan, hewan dan jasad renik. Mahkluk hidup yang lain itu bukanlah sekedar kawan
hidup yang hidup bersama secara netral atau pasif terhadap manusia, melainkan hidup
manusia itu terkait erat pada mereka. Tanpa mereka manusia tidaklah dapat hidup.
Kenyataan ini dapat kita lihat dengan mengandaikan di bumi ini tidak ada hewan dan
tumbuhan. Dari manakah kita mendapat oksigen dan makanan? Sebaliknya seandainya
tidak ada manusia, tumbuhan, hewan dan jasad renik akan dapat melangsungkan
kehidupannya seperti terlihat dari sejarah bumi sebelum ada manusia. Karena itu
anggapan bahwa manusia adalah mahkluk yang paling berkuasa sebenarnya tidak benar.
Seharusnya kita menyadari bahwa kitalah yang membutuhkan mahkluk hidup yang lain
untuk kelangsungan hidup kita dan bukannya mereka yang membutuhkan kita untuk
kelangsungan hidup mereka.
Lingkungan hidup adalah suatu sistem komplek yang berada di luar individu
yang mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan organisme. Lingkungan hidup itu
terdiri dari dua komponen yaitu komponen abiotik dan biotik. Dalam makalah ini penulis
Akan Menjelaskan Pemanfaatan Lingkungan Abiotik Untuk Dapat Memenuhi Kualitas
Lingkungan Dan Pengaruh Lingkungan Fisik Terhadap Kesehatan Masyarakat.
Komponen-komponen yang ada di dalam lingkungan hidup merupakan satu
kesatuan yang tidak dapat dipisahkan dan membentuk suatu sistem kehidupan yang
disebut ekosistem. Suatu ekosistem akan menjamin keberlangsungan kehidupan apabila
lingkungan itu dapat mencukupi kebutuhan minimum dari kebutuhan organisme.Dalam
makalah ini penulis Akan Menjelaskan Pemanfaatan Lingkungan Abiotik Untuk Dapat

Memenuhi Kualitas Lingkungan Dan Pengaruh Lingkungan Fisik Terhadap Kesehatan


Masyarakat.

BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Definisi Lingkungan Hidup


Sebelum kita membahas tentang pencemaran lingkungan, ada baiknya kita harus
mengetahui terlebih dahulu definisi dari lingkungan itu sendiri. Dalam makalah ini akan
disampaikan beberapa defisini tentang lingkungan.
Menurut Undang Undang No. 23 Tahun 1997, lingkungan hidup adalah kesatuan
ruang dengan semua benda, daya, keadaan, dan makhluk hidup, termasuk manusia dan
perilakunya, yang mempengaruhi kelangsungan perikehidupan dan kesejahteraan
manusia serta makhluk hidup lain. Sedangkan ruang lingkup lingkungan hidup
Indonesia meliputi ruang, tempat Negara Kesatuan Republik Indonesia yang
berWawasan Nusantara dalam melaksanakan kedaulatan, hak berdaulat, dan
yurisdiksinya.
Dalam lingkungan hidup terdapat ekosistem, yaitu tatanan unsur lingkungan hidup
yang merupakan kesatuan utuh menyeluruh dan saling mempengaruhi dalam
membentuk keseimbangan, stabilitas, dan produktivitas lingkungan hidup.
Merujuk pada definisi di atas, maka lingkungan hidup Indonesia tidak lain
merupakan Wawasan Nusantara, yang menempati posisi silang antara dua benua dan
dua samudera dengan iklim tropis dan cuaca serta musim yang memberikan kondisi
alamiah dan kedudukan dengan peranan strategis yang tinggi nilainya, tempat bangsa
Indonesia menyelenggarakan kehidupan bernegara dalam segala aspeknya.
Secara hukum maka wawasan dalam menyelenggarakan penegakan hukum
pengelolaan lingkungan hidup di Indonesia adalah Wawasan Nusantara. Sedangkan
menurut para ahli antara lain :
Munajat saputra : Semua benda dan kondisi yang terdapat di dalam ruang dimana
manusia itu berada dan berpengaruh terhadap kelangsungan dan kesejahteraan manusia.
Otto Sumarwoto : Lingkungan adalah jumlah sebuah benda dan kondisi yang berada di
dalam ruang yang kita tempati yang mempengaruhi Kehidupan manusia.
Emil Salim : Segala benda, kondisi, keadaan dan pengaruhnya yang terdapat di dalam
ruang yang mempengaruhi segala yang berada di dalam ruang yang kita tempati.

2.2 Pemanfaatan Lingkungan Abiotik Untuk Memenuhi Kualitas Lingkungan


1. Lingkungan Abiotik
Abiotik (bahasa Inggris: Abiotic) adalah salah satu komponen atau faktor
dalam lingkungan. Komponen abiotik adalah segala sesuatu yang tidak bernyawa
seperti tanah, udara, air, iklim, kelembaban, cahaya, bunyi. Pengertian komponen
abiotik yang tepat adalah komponen lingkungan yang terdiri atas makhluk hidup,
komponen lingkungan yang terdiri atas makhluk tak hidup, komponen lingkungan yang
terdiri atas manusia dan tumbuhan, serta komponen lingkungan yang terdiri atas
makhluk hidup dan mkhluk tak hidup.
Lingkungan abiotik adalah segala kondisi yang terdapat di sekitar makhluk
hidup yang bukan organisme hidup, antara lain adalah batuan, tanah, mineral dan sinar
matahari, lingkungan ini disebut juga lingkungan anorganik. Lingkungan abiotik
merupakan kondisi yang terdapat di sekeliling makhluk hidup berupa benda mati (unsur
anorganik), seperti batuan, tanah, mineral, dan udara. Lingkungan abiotik dinamakan
juga lingkungan anorganik. Abiotik merupakan lawan kata dari biotik. Komponen
abiotik adalah komponen-komponen yang tidak hidup atau benda mati. Yang termasuk
komponen abiotik adalah tanah, batu dan iklim, hujan, suhu, kelembaban, angin, serta
matahari. Komponen abiotik dapat kita temui dimana saja. Komponen abiotik sama
seperti komponen biotik, dimana juga berfungsi bagi kehidupan manusia. Abiotik tidak
memiliki ciri sebagaimana faktor biotik, yaitu :
1) Bernapas.
2) Tumbuh.
3) Berkembang biak.
4) Iritabilita.
5) Makan dan minum.
6) Melakukan ekskresi.
7) Beradaptasi dgn lingkunagnnya.
Faktor abiotik adalah faktor pendorong untuk biotik sehingga biotik dapat
hidup dan melakukan aktivitas.
2. Faktor-Faktor Abiotik
Faktor abiotik adalah faktor yang berasal dari alam semesta yang tidak hidup,
misalnya udara, air, cahaya, dll. Fungsi-fungsi komponen abiotik dalam pemenuhan
kebutuhan manusia dan yang dapat mempengaruhi ekosistem antara lain :

1. Tanah
Seperti yang kita ketahui, tempat dimana manusia tinggal dan berpijak adalah
tanah. Manusia dapat beraktifitas, membangun rumah, gedung, bahkan bercocok tanam.
Tanah juga ditempati oleh komponen biotik seperti tumbuhan dan hewan yang
melakukan aktifitasnya setiap hari.
2. Suhu Atau Temperatur
Pada umumnya mahkluk hidup rata-rata dapat bertahan hidup hanya pada kisaran
suhu 00C400C. hanya mahkluk hidup tertentu saja yang dapat hidup dibawah 0 0C atau
diatas 400C. hewan berdarah panas mampu hidup pada suhu dibawah titik beku karena
memiliki bulu dan memiliki suhu tubuh yang konstan (tetap). Suhu merupakan syarat
yang diperlukan organisme untuk hidup. Temperatur lingkungan adalah ukuran dari
intensitas panas dalam unit standar dan biasanya diekspresikan dalam skala derajat
celsius. Secara umum, temperatur udara adalah faktor bioklimat tunggal yang penting
dalam lingkunan fisik ternak. Supaya ternak dapat hidup nyaman dan proses fisiologi
dapat berfungsi normal, dibutuhkan temperatur lingkungan yang sesuai. Banyak species
ternak membutuhkan temperatur nyaman 13 18 oC atau Temperature Humidity Index
(THI) < 72. Keadaan pergerakan molekul ditentukan oleh temperatur atau suhu. Makin
tinggi suhu, maka akan mepercepat proses kehilangan air dari tanaman dan
sebaliknya.Selama musim hujan, rata-rata temperatur udara lebih rendah, sedangkan
kelembaban tinggi dibanding pada musim panas. Jumlah dan pola curah hujan adalah
faktor penting untuk produksi tanaman dan dapat dimanfaatkan untuk suplai makanan
bagi ternak.Curah hujan bersama temperatur dan kelembaban berhubungan dengan
masalah penyakit ternak serta parasit internal dan eksternal. Curah hujan dan angin juga
dapat menjadi petunjuk orientasi perkandangan ternak.
3. Sinar / Cahaya Matahari
Sinar matahari mempengaruhi sistem secara global, karena sinar matahari
menentukan suhu. Sinar matahari juga merupakan unsur vital yang dibutuhkan oleh
tumbuhan sebagai produsen untuk berfotosintesis. Radiasi matahari dalam suatu
lingkungan berasal dari dua sumber utama:
a. Temperatur matahari yang tinggi.
b. Radiasi termal dari tanah, pohon, awan dan atmosfir.

Petunjuk variasi dan kecepatan radiasi matahari, penting untuk mendesain


perkandangan ternak, karena dapat mempengaruhi proses fisiologi ternak. Lingkungan
termal adalah ruang empat dimensi yang sesuai ditempati ternak. Mamalia dapat
bertahan hidup dan berkembang pada suatu lingkungan termal yang tidak disukai,
tergantung pada kemampuan ternak itu sendiri dalam menggunakan mekanisme
fisiologis dan tingkah laku secara efisien untuk mempertahankan keseimbangan panas
di antara tubuhnya dan lingkungan.
4. Air
Sekitar 80-90 % tubuh mahkluk hidup tersusun atas air. Zat ini digunakan sebagai
pelarut di dalam sitoplasma, untuk menjaga tekanan osmosis sel, dan mencegah sel dari
kekeringan. Air dibutuhkan untuk kelangsungan hidup organisme. Bagi tumbuhan, air
diperlukan dalam pertumbuhan, perkecambahan dan penyebaran biji, bagi hewan dan
manusia air diperlukan untuk minum dan sarana hidup lain seperti transportasi bagi
manusia dan tempat hidup bagi ikan. Bagi unsur abiotik lain misalnya tanah dan batuan,
air digunakan sebagai pelarut dan pelapuk.
5. Udara
Selain berperan dalam menentukan kelembaban, angin juga berperan sebagai
penyebaran biji tumbuhan tertentu. angin diturunkan oleh pola tekanan yang luas
dalam atmosfir yang berhubungan dengan sumber panas atau daerah panas dan dingin
pada atmosfir. Kecepatan angin selalu diukur pada ketinggian tempat ternak berada.
Hal ini penting karena transfer panas melalui konveksi dan evaporasi di antara ternak
dan lingkungannya dipengaruhi oleh kecepatan angin. Udara di atmosfer tersusun atas
nitrogen (N2, 78 %), oksigen (O2, 21 %), karbon dioksida (CO2,0,03 %), dan gas
lainnya. Jadi gas nitrogen merupakan penyusun udara terbesar di atmosfer bumi.
a. Nitrogen
Unsur Nitrogen merupakan gas yang diperlukan oleh mahkluk hidup untuk
membentuk protein, dan persenyawaan lainnya. Tumbuhan, hewan, dan manusia
tidak mampu memamfaatkan nitrogen yang ada di udara secara langsung. Ada
bakteri yang dapat menangkap nitrogen bebas dari udara misalnya, bakteri
rhizobium yang hidup bersimbiosis diakar tanaman kacang, atau ganggang biru
anabaena yang hidup bersimbiosis dengan azolla (tumbuhan air). Tumbuhan
lainnya memperoleh nitrogen dalam bentuk nitrit atau nitrat. Nitrit dan nitrat secara

alami terbentuk dari nitrogen diudara yang terkena lecutan petir, secara alami tanah
memperoleh nitrit dan nitrat sehingga menjadi subur.
b. Oksigen dan karbon dioksida
Okigen (O2) merupakan gas pembakar dalam proses pernapasan. Makanan,
misalnya karbohidrat yang ada di dalam sel, mengalami pembakaran (oksidasi)
guna mendapatkan energi. Oksidasi tersebut sering disebut sebagai pernapasan sel.
Dalam pernapasan dihasilkan pula karbondioksida (CO 2) dan air (H2O). baik
tumbuhan maupun hewan memerlukan oksigen dari udara bebas untuk
pernapasannya dlam rangka mendapatkan energi.
c. Angin dan kelembaban
Angin berperan membantu penyerbukan tumbuhan, menyebarkan spora dan
biji tumbuhan. Bebrapa serangga hama tumbuhan dapat diterbangkan oleh angin ke
tempat lain yang jauh. Kelembaban berperan menjaga organisme agar tidak
kehilangan air karena penguapan. Beberapa mikroorganisme seperti jamur dan
bakteri hidup di tempat-tempat yang lembab. Mikroorganisme tersebut tidak dapat
hidup ditempat-tempat kering. Kelembaban adalah jumlah uap air dalam udara.
Kelembaban udara penting, karena mempengaruhi kecepatan kehilangan panas dari
ternak. Kelembaban dapat menjadi kontrol dari evaporasi kehilangan panas melalui
kulit dan saluran pernafasan (Chantalakhana dan Skunmun, 2002). Kelembaban
biasanya diekspresikan sebagai kelembaban relatif (Relative Humidity = RH)
dalam persentase yaitu ratio dari mol persen fraksi uap air dalam volume udara
terhadap mol persen fraksi kejenuhan udara pada temperatur dan tekanan yang
sama (Yousef, 1984). Pada saat kelembaban tinggi, evaporasi terjadi secara lambat,
kehilangan panas terbatas dan dengan demikian mempengaruhi keseimbangan
termal ternak (Chantalakhana dan Skunmun, 2002).

6. Mineral
Mineral yang diperlukan tumbuhan misalnya belerang (S), fosfat (P), kalium (K),
kalsium (Ca), magnesium (Mg), besi (fe), natrium (Na), dan khlor (Cl). Mineralmineral itu diperoleh tumbuhan dalam bentuk ion-ion yang larut didalam air tanah.
Mineral tersebut digunakan untuk berlangsungnya metabolisme tubuh dan untuk
penyusun tubuh. Hewan dan manusia pun memerlukan mineral untuk penyusun tubuh

dan reaksi-reaksi metabolismenya. Selain itu, mineral juga berfungsi untuk menjaga
keseimbangan asam basa dan mengatur fungsi fsikologi (faal) tubuh.
7. Keasaman [PH]
Keasaman juga berpengaruh terhadap mahkluk hidup. Biasanya mahkluk hidup
memerlukan lingkungan yang memiliki PH netral. Mahkluk hidup tidak dapat hidup di
lingkungan yang terlalu asam atau basa. Sebagai contoh tanah di Kalimantan yang
umumnya bersifat asam memiliki keanekaragaman yang rendah dibandingkan dengan
didaerah lain yang tanahnya netral. Tanah di Kalimantan bersifat asam karena tersusun
atas gambut. Oleh karena itu sulit dijadikan areal pertanian jika tidak diolah dan
dinetralkan terlebih dahulu. Tanah yang bersifat asam dapat dinetralkan dengan
diberikan bubuk kapur. Tanah berhumus seringkali bersifat asam. Tanah berkapur
seringkali bersifat basa. Tanah bersifat basa dapat dinetralkan dengan diberi bubuk
belerang.
8. Kadar Garam [Salinitas]
Jika kadar garam tinggi, sel-sel akar tumbuhan akan mati dan akhirnya akan
mematikan tumbuhan itu. Didaerah yang berkadar garam tinggi hanya hidup tumbuhan
tertentu. Misalnya pohon bakau di pantai yang tahan terhadap lingkungan berkadar
garam tinggi.

9. Topografi
Topografi artinya keadaan naik turunnya permukaan bumi disuatu daerah.
Topografi berkaitan dengan kelembaban, cahaya, suhu, serta keadaan tanah disuatu
daerah. Interaksi berbagai faktor itu membentuk lingkungan yang khas. Sebagai contoh
keanekaragaman hayati di daerah perbukitan berbeda dengan didaerah datar. Organisme
yang hidup di daerah berbukit berbeda dengan daerah datar. Topografi juga
mempengaruhi penyebaran mahkluk hidup.
10. Garis Lintang

Garis lintang yang berbeda menunjukan kondisi lingkungan yang berbeda pula.
Garis lintang secara tidak langsung menyebabkan perbedaan distribusi organisme
dipermukaan bumi. Ada organisme yang mampu hidup pada garis lintang tertentu saja.
Indonesia yang terletak di daerah khatulistiwa dan di antara dua benua, memiliki curah
hujan yang cukup tinggi, rata-rata 200-225 cm/tahun. Dengan curah hujan yang tinggi
dan merata, cahaya matahari sepanjang tahun, dan suhu yang cukup hangat dengan
suhu rata-rata 27

C, Indonesia memiliki keaneka ragaman flora dan fauna yang

tingggi.
Dalam sudut pandang ekologi manusia, yaitu ilmu yang mempelajari dan menganalisis
hubungan timbal balik (interaksi dan interelasi) antara manusia dan lingkungannya,
unsur lingkungan hidup itu dibedakan atas tiga kelompok utama, yaitu lingkungan alam
(lingkungan sik), sosial, dan budaya.
1. Lingkungan alam merupakan kondisi alamiah suatu wilayah yang meliputi kondisi
iklim, tanah, siogra, dan batuan.
2. Lingkungan sosial adalah manusia dengan semua aktivitas dan karakternya, baik
sebagai individu atau pribadi maupun makhluk sosial.
3. Lingkungan budaya adalah benda-benda hasil daya cipta manusia, seperti
bangunan, karya seni, sistem kepercayaan, dan tatanan kelembagaan sosial. Dalam
kenyataan sehari-hari, ketiga unsur lingkungan hidup tersebut tidak berdiri sendiri,
akan tetapi memiliki keterkaitan dalam bentuk interaksi dan interelasi antara satu
komponen dan komponen lainnya. Perubahan yang terjadi pada suatu komponen
dampaknya akan dirasakan oleh komponen lain.
Sebagai contoh, manusia melakukan tindakan berupa penggundulan hutan untuk
dimanfaatkan sumber daya kayunya. Namun dalam praktiknya, kegiatan tersebut tidak
memperhatikan faktor-faktor kelestarian dan daya dukung lahan. Maka sebagai
reaksinya terjadilah banjir bandang pada saat musim hujan dengan intensitas tinggi.
2.3 Manfaat Lingkungan bagi Kehidupan
Manusia hidup di permukaan bumi bersama-sama dengan komponen lingkungan
lainnya, berupa komponen biotik, yaitu hewan, tumbuhan, dan jasad renik, serta
komponen abiotik (tidak hidup). Secara langsung maupun tidak, secara disadari
ataupun tidak semua unsur-unsur lingkungan yang ada di sekitar senantiasa
memberikan manfaat bagi hidup dan kehidupan manusia. Sebagai contoh, untuk
memenuhi kebutuhan makanan, manusia memanfaatkan tumbuhan dan hewan. Selain

itu, dalam proses pernafasan manusia senantiasa menghirup oksigen yang terdapat di
atmosfer.
Secara umum beberapa manfaat unsur lingkungan hidup bagi manusia antara lain
sebagai berikut:
a. Ruang muka bumi sebagai tempat berpijak dan beraktivitas sehari-hari.
b. Tanah dapat dijadikan areal lahan untuk kegiatan ekonomi, seperti lahan pertanian,
perkebunan, dan peternakan, aktivitas sosial lainnya.
c. Unsur udara (oksigen) sangat bermanfaat untuk bernafas manusia dan hewan.
d. Komponen hewan dan tumbuhan merupakan sumber bahan makanan bagi manusia.
e. Sumber daya alam yang terkandung dalam lingkungan hidup dapat dimanfaatkan untuk
memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari.
f. Mikroorganisme atau jasad renik sangat berperan dalam proses penguraian sisa-sisa jasad
hidup yang telah mati sehingga tidak terjadi penumpukan bangkai makhluk hidup, tetapi
hancur dan kembali menjadi unsur-unsur tanah.
Berdasarkan penjelasan tersebut, dapat disimpulkan bahwa kelangsungan
kehidupan manusia sangat bergantung dari unsur-unsur lingkungan lainnya. Manusia
hanyalah salah satu dari komponen lingkungan tersebut. Jika manusia menginginkan
kelangsungan kehidupannya, manusia hendaknya sadar benar bahwa kelestarian
komponen-komponen lingkungan hidupnya harus senantiasa terjaga dari kehancuran
bahkan

kepunahan.

Hubungan

antarmakhluk

hidup,

terutama

manusia

dan

lingkungannya, sebenarnya telah berlangsung sejak manusia lahir. Begitu seseorang


lahir ke dunia, secara langsung ataupun tidak dia sudah melakukan interelasi dengan
lingkungan hidupnya, seperti memanfaatkan oksigen di udara untuk bernafas. Setelah
lebih besar, tingkat kebergan tungan terhadap lingkungan tentunya semakin tinggi,
sejalan perkembangan kebutuhannya. Semua kebutuhan itu tentunya didapat melalui
interaksi dengan lingkungan baik lingkungan alam, sosial, dan budaya.
2.4 Pengaruh Lingkungan Fisik Terhadap Kesehatan Masyarakat
Perubahan paradigma sakit ke paradigma sehat Definisi sehat (WHO) adalah
Keadaan lengkap dari sehat jasmani, rokhani dan sosial serta tidak hanya bebas dari
penyakit atau kecacatan, serta dapat bekerja secara produktif; Definisi WHO telah
diterima secara luas, namun indikatornya belum berkembang, masih pakai indikator
penyakit. Kesehatan Lingkungan merujuk pada kharakteristik kondisi lingkungan yang
dapat mengganggu kesehatan, terutama aspek :

a. Gaya hidup seperti Miras, Rokok,Narkoba,Makanan berlemak dsb.


b. Bahan toksik seperti mikroorganisme patogen, logam berat, B3 dsb.
c. Bahaya fisik seperti kebisingan, sinar ultraviolet, debu di udara
d. Keadaan lainnya seperti kondisi tropis, adat kebiasaan yang tidak sejalan dengan konsep
kesehatan, dll.
Tingkatan Perhatian terhadap Kesehatan Lingkungan meliputi:
Bare Survival yaitu Pengendalian wabah utama dan pengendalian minimal sanitasi
makanan dan minuman
Control of Disease and Injury yaitu Pengendalian penyakit endemis, gizi dan luka
Efficient Performance yaitu Diet yang bagus, pemeliharaan lingkungan
Comfort yaitu Kepuasan lingkungan, estetika dan kenyamanan hidup
Human Survival yaitu Kelangsungan hidup species manusia Bare Survival.
2.5 Hubungan Manusia dan Lingkungan
Status kesehatan merupakan refleksi dari hasil akhir interaksi kompleks antara
sistem biologis internal dan sistem lingkungan eksternal secara keseluruhan; Sistem
penyangga kehidupan menyediakan kebutuhan dasaraktivitas manusia; Akibat aktivitas
manusia (industri, pertanian, transportasi, pemukiman, dsb) menghasilkan limbah dan
residu; Limbah dan residu selanjutnya mempengaruhi sistem penyangga kehidupan dan
juga kesehatan manusia.

2.6 Sumber Perubahan Lingkungan

Aktivitas manusia Terutama pembangunan industri, transportasi dan pemukiman


menghasilkan limbah yang menurunkan kualitas lingkungan
Aktivitas Alam seperti Letusan gunung berapi, banjir, badai, gempa bumi merubah
kualitas air, udara, tanah, makanan, vektor atau manusia sendiri
Komponen lingkungan bertindak sebagai media atau perantara terjadinya penyakit
di masyarakat.
2.7 Upaya Kesehatan Lingkungan

Peran Lingkungan Dalam Menimbulkan Penyakit, Lingkungan sebagai faktor


predisposisi (Faktor kecenderungan) Lingkungan sebagai penyebab penyakit (Penyebab
langsung penyakit) Lingkungan sebagai media transmisi penyakit (Sebagai perantara
penularan penyakit) Lingkungan sbg faktor mempengaruhi perjalanan suatu penyakit
(Faktor penunjang)

2.8 Pencemaran Lingkungan


2.8.1 Pengertian Pencemaran Lingkungan
Pencemaran, menurut SK Menteri Kependudukan Lingkungan Hidup No
02/MENKLH/1988, adalah masuk atau dimasukkannya mahluk hidup, zat, energi,

dan/atau komponen lain ke dalam air/udara, dan/atau berubahnya tatanan


(komposisi) air/udara oleh kegiatan manusia dan proses alam, sehingga kualitas
air/udara menjadi kurang atau tidak dapat berfungsi lagi sesuai dengan
peruntukkannya.
Pencemaran adalah Masuknya atau dimasukkannya substansi-substansi
bahaya ke dalam lingkungan, atau berubahnya tatanan lingkungan oleh kegiatan
manusia atau oleh proses alam sehingga kualitas lingkungan turun sampai ke
tingkat tertentu yang menyebabkan lingkungan menjadi kurang atau tidak dapat
berfungsi lagi sesuai dengan peruntukannya.
Pencemaran adalah Masuknya atau dimasukkannya substansi-substansi
bahaya ke dalam lingkungan, atau berubahnya tatanan lingkungan oleh kegiatan
manusia atau oleh proses alam sehingga kualitas lingkungan turun sampai ke
tingkat tertentu yang menyebabkan lingkungan menjadi kurang atau tidak dapat
berfungsi lagi sesuai dengan peruntukannya.
Contoh sederhana sebuah entropy adalah ketika kalian makan. makanan
akan diproses dalam perut untuk kemudian diubah menjadi energi. Tidak semua
makanan dapat diubah menjadi energi seluruhnya, melainkan ada sisa dalam
bentuk kotoran atau tinja. Begitu pula dengan kegiatan industri, tidak semua
bahan mentah mampu diubah menjadi produk industri, melainkan akan ada sisa
yang kemudian menjadi sampah atau limbah. Sampah atau limbah ini kemudian

akan menurunkan kualitas lingkungan jika tidak dikelola dengan baik.


(a)

(b)

(c)

(d)

Gambar 4.1. Beberapa kegiatan manusia yang menghasilkan sampah atau limbah: (a) asap

pabrik (b) perdagangan/pasar (c) limbah pertanian (d) limbah dai aktivitas rumah tangga

Jadi, yang dimaksud pencemaran lingkungan berdasarkan UndangUndang Lingkungan Hidup No 32 Tahun 2009 adalah masuk atau
dimasukkannya makhluk hidup, zat, energi, dan/atau komponen lain ke dalam
lingkungan hidup oleh kegiatan manusia, sehingga melampaui baku mutu
lingkungan hidup yang telah ditetapkan.

2.8.2 Jenis-Jenis Pencemaran


2.8.1 Pencemaran Udara
Sifat alami udara mengakibatkan dampak pencemaran udara dapat
bersifat langsung dan lokal, regional, maupun global. Pencemar udara
dibedakan menjadi pencemar primer dan pencemar sekunder. Pencemar primer
adalah substansi pencemar yang ditimbulkan langsung dari sumber
pencemaran udara. Karbon monoksida adalah sebuah contoh dari pencemar
udara primer karena ia merupakan hasil dari pembakaran. Pencemar sekunder
adalah substansi pencemar yang terbentuk dari reaksi pencemarpencemar
primer di atmosfer. Pembentukan ozon dalam smog fotokimia adalah sebuah
contoh dari pencemaran udara sekunder. Atmosfer merupakan sebuah sistem
yang kompleks, dinamik, dan rapuh. Belakangan ini pertumbuhan keprihatinan
akan efek dari emisi polusi udara dalam konteks global dan hubungannya

denganpemanasan global, perubahan iklim dan deplesi ozon di stratosfer


semakin meningkat.
Berdasarkan uraian tadi, maka yang dimaksud dengan pencemaran
udara adalah masuk atau dimasukkannya bahan-bahan atau zat-zat asing ke
udara yang menyebabkan perubahan susunan (komposisi) udara dari keadaan
normalnya. Zat-zat asing tersebut mengubah komposisi udara dari keadaan
normalnya dan jika berlangsung lama akan mengganggu kehidupan manusia
dan makhluk hidup lainnya.

Tabel 4.1.Komposisi Udara dalam Keadaan Normal

Unsur

Lambang

Volume (%)

Nitrogen

N2

78,08

Oksigen

O2

20,95

Argon

Ar

0,93

Karbondioksida

CO2

0,0340

Neon

Ne

0,0018

Helium

He

0,00052

Ozon

O3

0,00006

Hidrogen

H2

0,00005

Krypton

Kr

0,00011

Metan

CH4

0,00015

Xenon

Xe

Kecil sekali

Bahan-bahan atau zat-zat asing apa saja yang mencemari udara?


Banyak sekali bahan-bahan atau zat-zat yang mencemari udara, namun yang
paling banyak berpengaruh dalam pencemaran udara adalah Karbon
Monoksida (CO), Nitrogen Oksida (NOx), Belerang Oksida (SOx), Hidro
Karbon (HC), Partikel (Partikulate) dan lain-lain.
Bentuk pencemar udara bermacam-macam, ada yang berbentuk gas dan
ada yang berbentuk partikel cair atau padat.
1. Pencemaran Udara berbentuk GAS
Pencemaran udara disebabkan oleh asap buangan berbentuk gas
seperti CO2, SO, SO2, CFC, CO, dan asap rokok.
A. Carbon Dioksida (CO2)
Gas CO2 yang berasal dari pabrik, mesin-mesin yang
menggunakan bahan bakar fosil dan akibat pembakaran kayu. Kadar
gas CO 2 yang semakin meningkat di udara tidak dapat segera di ubah
menjadi oksigen oleh tumbuhan karena banyak hutan dunia yang di
tebang setiap tahunnya. Ini merupakan masalah global. Bumi seperti
di selimuti oleh gas dan debu pencemar. Kandungan gas CO2 yang
tinggi menyebabkan cahaya matahari yang masuk ke bumi tidak dapat

di pantulkan lagi ke angkasa, sehingga suhu bumi semakin memanas.


Inilah yang disebut efek rumah kaca (Green House). Jika hal ini terus
berlangsung, maka es di kutub akan mencair dan daerah dataran
rendah akan terendam air.
B. Carbon Monoksida (CO)
Karbon Monoksida adalah suatu gas yang tidak berwarna,
tidak berbau dan tidak berasa. Gas tersebut terbentuk secara alamiah
maupun karena aktivitas manusia. Secara alamiah gas ini terbentuk
melalui letusan gunung api, proses biologi dan sebagainya, namun
jumlahnya sangat kecil. Sumber penghasil gas CO terutama adalah
akibat aktivitas manusia yaitu pembakaran bahan bakar fosil
(minyak, oli, solar, batubara). Aktivitas manusia yang

banyak

menghasilkan CO diantaranya aktivitas transportasi dan industri.


Karena itu, konsentrasi gas CO banyak terdapat di perkotaan
dibandingkan dengan di pedesaan karena aktivitas transportasi dan
industri banyak terjadi di perkotaan.
Gas CO jika terhirup akan mengganggu pernapasan. Gas ini sangat
reaktif sehingga mengganggu pengingatan oksigen oleh hemoglobin
dalam darah. Jika berlangsung terus menerus, dapat mengakibatkan
kematian.

Gambar 4.3. Berbagai sumber penghasil gas Karbon Monoksida (CO)

Apa yang terjadi jika kalian menghirup udara yang telah


tercemar oleh CO? Gas CO yang terhirup dalam waktu yang cukup
lama akan mengakibatkan gejala pusing, sakit kepala, pandangan

kabur, kehilangan daya pikir sesaat, kesulitan bernafas, gas ini sangat
reaktif sehingga mengganggu pengingatan oksigen oleh hemoglobin
dalam darah. Jika berlangsung terus menerus, dapat mengakibatkan
kematian.

C. Choloroflourocarbon (CFC)
Gas CFC digunakan sebagai gas pengembang, karena tidak
bereaks, tidak berbau, tidak berasa dan tidak berbahaya. Banyak di
gunakan untuk mengembangkan busa kursi, untuk AC, pendingin
lemari es dan penyemprot rambut. Tetapi, ternyata ada juga
keburukan dari gas ini.
Gas CFC yang naik ke atas dapat mencapai stratosfer. Di
stratosfer terdapat lapisan gas ozon (O3), yang merupakan pelindung
bumi dari pengaruh radiasi ultra violet. Radiasi ultra violet dapat
mengakibatkan kematian organisme, tumbuhan menjadi kerdil,
menimbulkan mutasi genetik, menyebabkan kanker kulit dan kanker
mata. Jika gas CFC mencapai lapisan ozon, akan terjadi reaksi antara
CFC dan ozon, sehingga lapisan ozon tersebut berlubang yang disebut
lubang ozon.
D. Senyawa Belerang (SO2)
Sumber penghasil SOx terutama berasal dari pembakaran batu
bara, minyak bumi, pengilangan minyak tanah, industri kimia
tertentu, industri logam dan lain-lain. Jika SOx bereaksi dengan
udara yang mengandung uap air, maka akan terbentuk asam sulfat
(H2SO4). Jika asam sulfat di udara terbawa oleh air hujan, maka
terjadilah hujan asam yang dapat menimbulkan proses pengkaratan
(korosi) dan kerusakan pada tanaman seperti yang sering terjadi di
negara-negara industri. Belerang oksida juga bisa menimbulkan
gangguan kesehatan bagi manusia berupa iritasi mata dan saluran
pernafasan, pandangan kabur, gejala penyakit jantung dan kematian.

Gambar 4.5. Proses terjadinya hujan asam

Gas SO dan SO2 juga dihasilkan dari hasil pembakaran fosil.


Gas ini dapat bereaksi dengan gas NO2 dan air hujan dan
menyebabkan terjadinya hujan asam. Hujan ini mengakibatkan
tumbuhan dan hewan-hewan tanah mati, produksi pertanian merosot,
besi dan logam mudah berkarat, serta bangunan-bangunan jadi cepat.
E. Nitrogen Oksida
Gas Nitrogen Oksida memiliki 2 sifat yang berbeda dan
keduanya sangat berbahaya bagi kesehatan. Gas NO yang mencemari
udara secara visual sulit diamati, karena gas tersebut tidak berwarna
dan tidak berbau. Sedangkan gas NO2 bila mencemari udara mudah
diamati dari baunya yang sangat menyengat dan warnanya coklat
kemerahan. Gas ini berasal dari limbah-limbah industri, transportasi,
pembangkit listrik, pembuangan sampah, dan lain-lain. Pencemaran
udara oleh gas NO2, juga dapat menyebabkan terjadinya Peroxy
Acetil Nitrate yang menyebabkan iritasi pada mata, serta dapat
menyebabkan terjadinya kabut foto kimia atau Photo Chemistry
Smog yang sangat mengganggu lingkungan.
Gas NO2 berwarna merah kecoklatan dengan bau yang
menyengat hidung. Sumber penghasil gas NO2 adalah gas buangan
hasil pembakaran dari generator pembangkit listrik, pembakaran
bahan bakar kendaraan (mobil, pesawat terbang, kereta api, kapal
laut, sepeda motor dan lain-lain), pembakaran batu bara, minyak, gas

alam, kebakaran hutan, dan lain-lain.


Gambar 4.4. Berbagai sumber penghasil gas Nitrogen Oksida

Apa pengaruh gas NO2 terhadap kesehatan ?

Jika kalian

menghirup gas NO2 dalam waktu dan jumlah tertentu, maka dapat

menimbulkan gangguan kesehatan berupa penyakit emphysema,


penyakit pernapasan, penyakit pembuluh darah jantung, bronchitis,
bisul-bisul berair pada paru- paru, kanker paru-paru, nephretis (radang
ginjal) dan lain-lain. Selain itu, NO 2 juga dapat menimbulkan
gangguan terhadap pertumbuhan tanaman.

2. Pencemar Udara Berbentuk Partikel Cair atau Padat


Partikel adalah butiran-butiran halus yang melayang-layang di udara,
baik berupa zat padat, zat cair maupun gabungan dari keduanya. Partikelpartikel tersebut dapat berasal dari peristiwa alami maupun hasil dari
kegiatan manusia. Partikel yang terbentuk secara alami diantaranya:
a. Abu dari hasil letusan gunungapi
b. Debu yang terbawa oleh angin yang kencang
c. Uap air dari daerah sumber panas bumi di pegunungan

Selain karena faktor alam, partikel-partikel juga berasal dari kegiatan


manusia, diantaranya adalah pembakaran batubara, penambangan, proses
industri, kebakaran hutan, dan gas buangan dari alat transportasi (mobil,
kapal dan lain-lain). Di negara-negara industri, partikel dari pembakaran

batu bara lebih dominan dibanding sumber lainnya. Di negara-negara


tersebut, batu bara banyak digunakan sebagai bahan bakar untuk industri.
Sebagaimana bahan pencemar lainnya, pencemaran udara oleh
partikel juga mempengaruhi kesehatan manusia. Beberapa penyakit yang
timbul akibat partikel diantaranya adalah penyakit paru-paru, iritasi mata
dan iritasi saluran pernapasan. Selain berdampak pada kesehatan, beberapa
jenis pencemaran oleh partikel juga dapat menimbulkan gangguan pada

hewan dan tumbuhan.


Gambar 4.7. Sumber pencemar udara berupa partikel

Partikel yang mencemari udara terdapat dalam bentuk cair atau padat.
Partikel dalam bentuk cair berupa titik-titik air atau kabut. Kabut dapat
menyebabkan sesak napas jika terhiap ke dalam paru-paru. Partikel dalam
bentuk padat dapat berupa debu atau abu vulkanik. Selain itu, dapat juga
berasal dari makhluk hidup, misalnya bakteri, spora, virus, serbuk sari, atau
serangga-serangga yang telah mati. Partikel-partikel tersebut merupakan
sumber penyakit yang dapat mengganggu kesehatan manusia.
Jenis Pencemaran

Dampak

Pencemaran

Udara

Karbon Monoksida (CO)

ditimbulkan
Sakit Kepala dan Gangguan Pernapasan

yang

Kadar gas CO >100 ppm dalam darah dapat


Merusak Sistem Syaraf dan Menyebabkan
Sulfur dioksida (SO2)

Kematian
Iritasi saluran pernafasan, iritasi mata, batuk.
SO2 + H2S dapat bergabung dengan partikel air

Nitrogen oksida (NO)

menyebabkan hujan asam


Menghasilkan asap kabut yang menyebabkan

tumbuhan layu dan gangguan pernafasan,


CHLOROFLUOROCARBON

kelumpuhan dan kematian.


Merusak lapisan ozon di atmosfer kanker

(CFC)

kulit. CFC ynag berasal dari aerosol juga

Kabut, debu, abu vulkanik

menimbulkan efek rumah kaca.


Sesak nafas, ISPA, asma, bronkhitis dan

Bakteri, virus, serangga mati

penyaluran saluran nafas lain


Sumber penyakit yang mengganggu kesehatan
manusia

Partikel yang mencemari udara dapat berasal dari pembakaran bensin.


Bensin yang digunakan dalam kendaraan bermotor biasanya dicampur
dengan senyawa timbal agar pembakarannya cepat mesin berjalan lebih
sempurna. Timbal akan bereaki dengan klor dan brom membentuk partikel
PbClBr. Partikel tersebut akan dihamburkan oleh kendaraan melalui knalpot
ke udara sehingga akan mencemari udara.

Kadar Pb

Dampak Kesehatan pada Anak

(g/dl)

Dampak Kesehatan pada


Orang Dewasa

0 s/d 10

Penurunan tingkat kecerdasan

10 s/d 30

Gangguan metabolisme vitamin D

Gangguan tekanan darah sistolik,


hangguan protoporphyrin
eritrosit

30 s/d 50

Gangguan sintesa haemoglobin

gangguan sistem syaraf pusat,


gangguan ginjal, infertilitas pada
pria

50 s/d 100

Anemia, gangguan ginjal,

Anemia gangguan sintesa

gangguan otak dan sistem syaraf

haemoglobin

pusat
>100

kematian

Kematian

2.8.1.1 Dampak Pencemaran Bagi Manusia Secara Global


Pembakaran bahan bakar minyak dan batubara pada kendaraan
bermotor dan industri menyebabkan naiknya kadar CO2 di udara. Gas
ini juga dihasilkan dari kebakaran hutan. gas CO2 ini akan berkumpul di
atmosfer Bumi. Jika jumlahnya sangat banyak, gas CO2 ini akan
menghalangi pantulan panas dari Bumi ke atmosfer sehingga panas akan
diserap dan dipantulkan kembali ke Bumi. Akibatnya, suhu di
Bumimenjadi lebih panas. Keadaan ini disebut efek rumah kaca (green
house effect). Selain gas CO2, gas lain yang menimbulkan efek rumah
kaca adalah CFC yang berasal dari aerosol, juga gas metan yang berasal
dari pembusukan kotoran hewan.
Efek rumah kaca dapat menyebabkan suhu lingkungan menjadi
naik secara global, atau lebih dikenal dengan pemanasan global. Akibat
pemanasan global ini, pola iklim dunia menjadi berubah. Permukaan laut
menjadi naik,sebagai akibat mencairnya es di kutub sehingga pulaupulau kecil menjadi tenggelam. Keadaan tersebut akan berpengaruh
terhadap keseimbangan ekosistem dan membahayakan makhluk hidup,
termasuk manusia.
Akibat lain yang ditimbulkan pencemaran udara adalah terjadinya
hujan asam. Jika hujan asam terjadi secara terus menerus akan
menyebabkan tanah, danau, atau air sungai menjadi asam. Keadaan itu
akan mengakibatkan tumbuhan dan mikroorganisme yang hidup di
dalamnya terganggu dan mati. Hal ini tentunya akan berpengaruh
terhadap keseimbangan ekosistem dan kehidupan manusia.

A. Berikut ini adalah sebuah tulisan tentang pencemaran udara yang bersumber
dari situs Kompasiana.com
Tingkat Pencemaran Udara di Indonesia
09 July 2011 | 10:08

Tingkat pencemaran udara di Indonesia sangat mengkhawatirkan ,bahkan Indonesia menjadi


Negara dengan tingkat polusi udara tertinggi ke tiga di dunia. Menurut world bank juga

menempatkan kota Jakarta menjadi salah satu kota dengan kadar polutan tertinggi setelah
Beijing, New Delhi, Mexico City. Di indonesia sendiri, data yang dipaparkan Oleh
Pengkajian

Ozon

dan

Polusi

Udara

Lembaga

Penerbangan

dan

Antariksa

Nasioanal(Lapan),Jawa Barat menduduki peringkat polusi udara tertinggi di Indonesia.


Semua itu disebabkan oleh polusi udara antara lain oleh ;emisi transportasi, kebakaran hutan
dan industri.
Dari sisi kesehatan,pencemaran udara dapat berakibat pada terganggunga kesehatan dan
pertumbuhan anak-anak, misalnya anemia. Hal yang paling dikhawatirkan, anak bisa
mengalami gangguan kemampuan berpikir, daya tangkap lambat, dan tingkat IQ rendah. Dan
dalam pertumbuhan fisik akan berdampak pada gangguan seperti keterlambatan pertumbuhan
dan gangguan pendengaran.
Pada orang dewasa, akan mempengaruhi sistem reproduksi atau kesuburan. Zat ini dapat
mengurangi jumlah dan fungsi sperma sehingga menyebabkan kemandulan, dan juga
mengganggu fungsi jantung, ginjal, dan menyebabkan penyakit stroke serta kanker.
Pada tahun 2001 anak-anak pernah dijadikan sampel riset dampak timbal. Dari sampel darah
sebanyak 400 yang diambil dari siswa SD kelas II dan III di Jakarta, hasilnya sekitar 35
persen sampel ternyata memiliki kadar timbal dalam darah di atas normal. Angka ini berarti
melebihi ambang batas kadar timbal pada tubuh anak-anak yang ditetapkan CDC (Center for
Deseases Control and Prevention) yang hanya 10 mikrogram per desiliter.
Dampak pencemaran terhadap lingkungan : Tanaman yang tumbuh di daerah dengan tingkat
pencemaran udara tinggi dapat mengganggu pertumbuhan dan rawan penyakit antara lain
klorosis, nekrosis, danantara lain klorosis, nekrosis dan bintik hitam.
Penyebab hujan asam: ph biasa air hujan ada;lah 5,6 karena CO2 di atmosfir. Pencemaran
udara seperti SO2 dan NO2 bereaksi dengan air hujan membentuk asam dan menurunkan ph
air hujana. Dampak dari hujan asam antara lain : Mempengaruhi kualitas air permukaan,
merusak tanaman, melarutkan loga-logam berat serta bersifat korosif sehingga merusak
material dan bangunan. Atmosfir dapat mengangkut berbagai zat pencemar ratusan kilometer
jauhnya, sebelum menjatuhkannya ke permukaan bumi dalam perjalanan jauh itu atmosfir
bertidak sebagai reaktor kimia yang kompleks merubah zat pencemar setelah berinteraksi
dengan substansi lain, uap air dan energi matahari. Pada kondisi tertentu sulfur oksida (SOx)
dan nitrogen oksida (NOx) hasil pembakaran bahan bakar fosil akan bereksi dengan molekul-

molekul uap air di atmosfir menjadi asam sulfat (H2SO4) dan asam nitrat (HNO3) yang
selanjutnya turun ke permukaan bumi bersama air hujan yang dikenal hujan asam. Hujan
asam telah menimbulkan masalah besar di daratan Eropa, Amerika Serikat dan di Negara
Asia termasuk Indonesia. Dampak negatif dari hujan asam selain rusaknya bangunan dan
berkaratnya benda-benda yang terbuat dari logam, juga terjadinya kerusakan lingkungan
terutama mengasakan (acidification) danau dan sungai. Ribuan danau airnya telah bersifat
asam sehingga tidak ada lagi kehidupan akuatik, dikenal dengan danau mati.

Meningkatkan efek rumah kaca: Efek rumah kaca disebabkan oleh CO2, CFC,Metana Ozon,
N2O di lapisan troposfer yang menyerap radiasi panas matahari yang dipantulkan oleh
permukaan bumi. Akibatnya panas terperangkap oleh lapisan troposfer dan menimbulkan
fenomena pemanasan global. Pemanasan global sendiri akan berakibat pada: Pencairan es di
kutub, Perubahan iklim, Perubahan siklus hidup flora dan fauna.
Kerusakan lapisan ozon: Lapisan ozon yang berada di stratosfer (ketinggian 20-35km)
merupakan pelindung alami bumi yang berfungsi memfilter radiasi ultraviolet B dari
matahari. Pembentukan dan pengurangan molekul-molekul ozon (O3) terjadi secara alami di
stratosfer.
Mengurangi pencemaran udara dapat dicegah dengan: Mengganti bahan bakar kendaraan
bermotor dengan bahan bakar yang tidak menghasilkan gas karbon monoksida, Pengolahan
atau daur ulang limbah asap industri, Penghijauan dan reboisasi atau penanaman kembali
pohon-pohon pengganti, Menghentikan pembakaran hutan.
B. Akibat yang di timbulkan :

Terganggunya kesehatan manusia, seperti batuk dan penyakit pernapasan


(bronkhitis, emfisema, dan kemungkinan kanker paruparu.

Rusaknya bangunan karena pelapukan, korosi pada logam, dan memudarnya


warna cat.

Terganggunya oertumbuhan tananam, seperti menguningnya daun atau


kerdilnya tanaman akibat konsentrasi SO2 yang tinggi atau gas yang bersifat
asam.

Adanya peristiwa efek rumah kaca (green house effect) yang dapat menaikkan
suhu udara secara global serta dapat mengubah pola iklim bumi dan
mencairkan es di kutub. Bila es meleleh maka permukaan laut akan naik
sehingga mempengaruhi keseimbangan ekologi.

Terjadinya hujan asam yang disebabkan oleh pencemaran oksida nitrogen.

Kerusakan Lapisan Ozon.

C. Solusi :

Pemberian izin bagi angkutan umum kecil hendaknya lebih dibatasi,


sementara kendaraan angkutan massal, seperti bus dan kereta api,
diperbanyak.

Pembatasan

usia

kendaraan,

terutama

bagi

angkutan

umum,

perlu

dipertimbangkan sebagai salah satu solusi. Sebab, semakin tua kendaraan,


terutama yang kurang terawat, semakin besar potensi untuk memberi
kontribusi polutan udara.

Potensi terbesar polusi oleh kendaraan bermotor adalah kemacetan lalu lintas
dan tanjakan. Karena itu, pengaturan lalu lintas, rambu-rambu, dan tindakan
tegas terhadap pelanggaran berkendaraan dapat membantu mengatasi
kemacetan lalu lintas dan mengurangi polusi udara.

Pemberian penghambat laju kendaraan di permukiman atau gang-gang yang


sering diistilahkan dengan polisi tidur justru merupakan biang polusi.
Kendaraan bermotor akan memperlambat laju

Uji emisi harus dilakukan secara berkala pada kendaraan umum maupun
pribadi meskipun secara uji petik (spot check). Perlu dipikirkan dan
dipertimbangkan adanya kewenangan tambahan bagi polisi lalu lintas untuk

melakukan uji emisi di samping memeriksa surat-surat dan kelengkapan


kendaraan yang lain.

Penanaman pohon-pohon yang berdaun lebar di pinggir-pinggir jalan,


terutama yang lalu lintasnya padat serta di sudut-sudut kota, juga mengurangi
polusi udara.

Menggunakan kendaraan yang ramah lingkungan seperti mobil bertenaga


hybrid

Meminimalkan penggunaan AC dan beralih ke Kipas Angin

Menerapkan system car free day.

2.8.2 Pencemaran Air


Manusia membutuhkan air untuk berbagai keperluan seperti minum,
mencuci, memasak, bercocok tanam, dan lain-lain. Semakin bertambah jumlah
manusia semakin besar pula kebutuhan akan air. Pada sisi lain, keberadaan air
dilihat dari jumlah dan kualitasnya semakin lama semakin menurun. Bahkan,
banyak daerah perkotaan dan pedesaan yang terancam mengalami krisis air bersih.
Semua limbah tersebut masuk ke sungai atau danau dan airtanah. Akibatnya,
air mengalami perubahan dari keadaan normalnya atau mengalami pencemaran.
Dengan demikian, pencemaran air adalah pencemaran tubuh-tubuh air seperti danau,
sungai, laut, dan airtanah disebabkan oleh kegiatan manusia yang dapat
membahayakan organisme dan tumbuhan yang hidup pada tubuh-tubuh air tersebut.
Bahan-bahan tambahan yang masuk ke dalam tubuh-tubuh air mengurangi
kemampuan air untuk menyediakan oksigen bagi kebutuhan organisme yang hidup
di air, sehingga sedikit atau bahkan tidak ada organisme yang mampu hidup di air
yang tercemar.
Pencemaran air terjadi pada sumber-sumber air seperti danau, sungai, laut dan
air tanah yang disebabkan olek aktivitas manusia. Air dikatakan tercemar jika tidak
dapat digunakan sesuai dengan fungsinya. Walaupun fenomena alam, seperti gunung
meletus, pertumbuhan ganggang, gulma yang sangat cepat, badai dan gempa bumi
merupakan penyebab utama perubahan kualitas air, namun fenomena tersebut tidak
dapat disalahkan sebagai penyebab pencemaran air. Pencemaran ini dapat

disebabkan oleh limbah industri, perumahan, pertanian, rumah tangga, industri, dan
penangkapan ikan dengan menggunakan racun. Polutan industri antara lain polutan
organik (limbah cair), polutan anorganik (padatan, logam berat), sisa bahan bakar,
tumpaham minyak tanah dan oli merupakan sumber utama pencemaran air, terutama
air tanah. Disamping itu penggundulan hutan, baik untuk pembukaan lahan
pertanian, perumahan dan konstruksi bangunan lainnya mengakibatkan pencemaran
air tanah. Limbah rumah tangga seperti sampah organik (sisa-sisa makanan), sampah
anorganik (plastik, gelas, kaleng) serta bahan kimia (detergen, batu batere) juga
berperan besar dalam pencemaran air, baik air di permukaan maupun air tanah.
Polutan dalam air mencakup unsur-unsur kimia, pathogen/bakteri dan perubahan
sifat Fisika dan kimia dari air. Banyak unsur-unsur kimia merupakan racun yang
mencemari

air.

Patogen/bakteri

mengakibatkan

pencemaran

air

sehingga

menimbulkan penyakit pada manusia dan binatang. Adapuan sifat fisika dan kimia
air meliputi derajat keasaman, konduktivitas listrik, suhu dan pertilisasi permukaan
air. Di negara-negara berkembang, seperti Indonesia, pencemaran air (air permukaan
dan air tanah) merupakan penyebab utama gangguan kesehatan manusia/penyakit.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa di seluruh dunia, lebih dari 14.000 orang
meninggal dunia setiap hari akibat penyakit yang ditimbulkan oleh pencemaran air.
Secara umum, sumber-sumber pencemaran air adalah sebagai berikut :
1. Limbah industri (bahan kimia baik cair ataupun padatan, sisa-sisa bahan bakar,
tumpahan minyak dan oli, kebocoran pipa-pipa minyak tanah yang ditimbun
2.
3.
4.
5.
6.

dalam tanah)
Pengungangan lahan hijau/hutan akibat perumahan, bangunan
Limbah pertanian (pembakaran lahan, pestisida)
Limbah pengolahan kayu
Penggunakan bom oleh nelayan dalam mencari ikan di laut
Rumah tangga (limbah cair, seperti sisa mandi, MCK, sampah padatan seperti
plastik, gelas, kaleng, batu batere, sampah cair seperti detergen dan sampah
organik, seperti sisa-sisa makanan dan sayuran).

Sabun dan Deterjen Limbah domestik kerapkali mengandung sabun dan diterjen.
Keduanya merupakan sumber potensial bagi bahan pencemar organik. Sabun
adalah senyawa garan dari asam-asam lemak tinggi, seperti natrium stearat,
C17H35COO-Na+ . Aksi pencucian dari sabun banyak dihasilkan dari kekuatan
pengemulsian dan kemampuan menurunkan tegangan permukaan dari air. Konsep

ini dapat dipahami dengan mengingat kedua sifat dari ion sabun. Suatu gambaran
dari stearat terdiri dari ion karboksil sebagai kepala dengan hidrokarbon yang
panjang sebagai ekor. Dengan adanya minyak, lemak dan bahan organik tidak
larut dalam air lainnya, kecenderungan untuk ekor dari anion melarut dalam
bahan organik, sedangkan bagian kepala tetap tinggal dalam larutan air. Oleh
karena itu sabun mengemulsi atau mengsuspensi bahan organik dalam air. Dalam
proses ini, anion-anion membentuk partikel-partikel micelle seperti gambar
berikut.

Keuntungan yang utama dari sabun sebagai bahan pencuci terjadi dari
reaksi dengan kation-kation divalen membentuk garam-garam dari asam lemak
yang tidak larut. 2 C17H35COO-Na+ + Ca2+ ? Ca(C17H35CO2)2(s) + 2 Na+
Padatan-padatan tidak larut ini, biasanya garam-garam dari mahnesium atau
kalsium. Keduanya tidak seluruhnya efektif seperti bahanbahan pencuci. Bila
sabun digunakan dengan cukup, semua kation divalen dapat dihilangkan oleh
reaksinya dengan sabun, dan air yang mengandung sabun berlebih dapat
mempunyai kemampuan pencucian dengan kualitas yang baik. Begitu sabun
masuk ke dalam buangan air atau suatu sistem akuatik biasanya langsung
terendap sebagai garam-garam kalsium dan magnesium, oleh karena itu beberapa
pengaruh dari sabun dalam larutan mungkin dapat dihilangkan. Akhirnya dengan
biodegridasi, sabun secara sempurna dapat dihilangkan dari lingkungan. Oleh
kerena itu terlepas dari pembentukan buih yang tidak enak dipandang, sabun tidak
menyebabkan pencemaran yang penting.
Deterjen sintentik mempunyai sifat-sifat mencuci yang baik dan tidak
membentuk garam-garam tidak larut dengan ion-ion kalsium dari magnesium
yang biasa terdapat dalam air sadah. Deterjen sintetik mempunyai keuntungan

tambahan karena secara relatif bersifat asam kuat, oleh karena itu tidak
menghasilkan endapan sebagai asam-asam yang mengendap suatu karakteristik
yang tidak nampak pada sabun. Unsur kunci dari deterjen adalah bahan surfaktan
atau bahan aktif permukaan yang bereaksi dalam menjadikan air menjadi basah
(wetter) dan sebagai bahan pencuci yang lebih baik. Surfaktan terkonsentrasi
pada batas permukaan antara air dengan gas (udara), padatan-padatan (debu) dan
cairan-cairan yang tidak dapat bercampur (minyak). Hal ini terjadi karena struktur
Amphiphilic yang berarti bagian yang satu dari molekul adalah suatu yang
bersifat polar atau gugus ionik (sebagai kepala) dengan afinitas yang kuat untuk
air dan bagian lainnya suatu hidrokarbon (sebagai ekor) yang tidak suka air.
Senyawa ini suatu surfaktan alkil sulfat, suatu jenis yang banyak digunakan
untuk berbagai keperluan seperti shampo, kosmetik, pembersih, dan loundry.
Sampai tahun 1960-an sufaktan yang paling umum digunakan adalah alkil benzen
sulfonat. ABS suatu produk derivat alkil benzen. ABS sangat tidak
menguntungkan karena ternyata sangat lambat terurai oleh bakteri pengurai
disebabkan oleh adanya rantai bercabang pada strukturnya. Oleh kerena itu ABS
kemudian digantikan oleh surfaktan yang dapat dibiodegradasi yang dikenal
dengan Linier Alkil Sulfonat (LAS). Sejak LAS menggantikan ABS dalam
deterjen masalah-masalah yang timbul seperti penutupan permukaan air oleh
gumpalan busa dapat dihilangkan dan toksinitasnya terhadap ikan di air telah
banyak dikurangi. Sampah dan buangan-buangan kotoran dari rumah tangga,
pertanian dan pabrik/industri dapat mengurangi kadar oksigen dalam air yang
dibutuhkan oleh kehidupan dalam air. Di bawah pengaruh bakteri anaerob
senyawa organik akan terurai dan menghasilkan gas-gas NH3 dan H2S dengan
bau busuknya. Penguraian senyawa-senyawa organik juga akan menghasilkan
gas-gas beracun dan bakteri-bakteri patogen yang akan mengganggu kesehatan
air. Ditergen tidak dapat diuraikan oleh organisme lain kecuali oleh ganggang
hijau dan yang tidak sempat diuraikan ini akan menimbulkan pencemaran air.
Senyawa-senyawa organik seperti pestisida (DDT, dikhloro difenol trikhlor
metana), juga merupakan bahan pencemar air. Sisa-sisa penggunaan pestisida
yang berlebihan akan terbawa aliran air pertanian dan akan masuk ke dalam rantai
makanan dan masuk dalam jaringan tubuh makhluk yang memakan makanan itu.
Bahan pencemar air yang paling berbahaya adalah air raksa. Senyawasenyawa air

raksa dapat berasal dari pabrik kertas, lampu merkuri. Karena pengaruh bakteri
anaerob garam anorganik Hg dengan adanya senyawa hidrokarbon akan bereaksi
membentuk senyawa dimetil mekuri (CH3)2Hg yang larut dalam air tanah dan
masuk dalam rantai makanan yang akhirnya dimakan manusia. Energi panas juga
dapat menjadi bahan pencemar air, misalnya penggunaan air sebagai pendingin
dalam proses di suatu industri atau yang digunakan pada reaktor atom,
menyebabkan air menjadi panas. Air yang menjadi panas, selain mengurangi
kelarutan oksigen dalam air juga dapat berpengaruh langsung kehidupan dalam
air.
Air biasanya disebut tercemar ketika terganggu oleh kontaminan
antropogenik dan ketika tidak bisa mendukung kehidupan manusia, seperti air
minum, dan/atau mengalami pergeseran ditandai dalam kemampuannya untuk
mendukung komunitas penyusun biotik, seperti ikan. Fenomena alam seperti
gunung berapi, algae blooms, badai, dan gempa bumi juga menyebabkan
perubahan besar dalam kualitas air dan status ekologi air.

Pada umumnya, ukuran baik buruknya air didasarkan pada faktor berikut :
a. Suhu Air.
Kegiatan industri atau kegiatan lainnya yang memerlukan pendinginan
mesin, umumnya didinginkan dengan menggunakan air. Bila tidak ada
proses pendinginan sebelumnya. Air sisa yang panas dibuang sebagai
limbah dan dapat mencemari lingkuan perairan.
b. Keasaman (pH) Air.
Air yang mempunyai pH antara 6,7 - 8,6 mendukung populasi hewan dan
tumbuhan dalam air. Setiap mahluk hidup membutuhkan pH air yang
berbeda-beda. Perubahan pH air tersebut, dapat mengganggu kehidupan
mahluk hidup. Oleh sebab itu, pembuangan limbah ke perairan dapat
mengubah pH air dan mengakibatkan gangguan pada mahluk hidup, dapat
dikatakan dapat mencemari perairan tersebut.
c. Warna, Bau, dan Rasa.

Pembuangan limbah ke perairan dapat mengubah warna, bau, dan rasa.


Bahan buangan tersebut dapat larut dalam air menjadi koloid atau
mengendap. Bahan yang dapat larut, sulit untuk dipisahkan kembali. Bahan
yang menjadi koloid, wujudnya melayang-layang dalam air sehingga masih
dapat disaring menggunakan saringan halus dan yang mengendap dapat
dipisahkan.
d. Jasad Renik.
Air dapat dicemari oleh jasad renik yang dapat menggannggu kesehatan.
Penularan dapat juga melalui air. Pembuangan tinja orang sakit ke sungai
atau danau dapat mencemari air. Bila air tersebut digunakan orang lain
tanpa diolah dengan baik terlebih dahulu, maka orang tersebut dapat juga
tertular penyakit. Perairan yang subur menyebabkan tanaman air tumbuh
dengan subur dan tumbuh hingga jumlahnya tak terkira, sehingga air
menjadi kekurangan oksigen dan ikan sulit bernafas, dan bila ikan itu mati,
akan menyebabkan pembusukan dan dihinggapi virus dan bakteri.

e. Bahan-Bahan Kimia.
Adanya bahan-bahan kimia, seperti minyak, herbisida, dan insektisida dapat
mencemari air. Penggunaan obat-obatan untuk memberantas hama dan
penyakit tanaman pertanian juga dapat mencemari perairan. Demikian
industri besar, rumah sakit, laboratorium semuanya dapat mencemari air,
begitu limbahnya di buang begitu saja kealam tanpa diolah terlebih dahulu.

Gambar 4.2. Lingkungan perairan yang mengalami pencemaran

A. Penyebab Pencemaran Air :

Meningkatnya kandungan nutrien dapat mengarah pada eutrofikasi.

Sampah organik seperti air comberan menyebabkan peningkatan


kebutuhan oksigen pada air yang menerimanya yang mengarah pada
berkurangnya oksigen yang dapat berdampak parah terhadap seluruh
ekosistem.

Industri membuang berbagai macam polutan ke dalam air limbahnya


seperti logam berat, toksin organik, minyak, nutrien dan padatan. Air
limbah tersebut memiliki efek termal, terutama yang dikeluarkan
oleh pembangkit listrik, yang dapat juga mengurangi oksigen dalam air.

Seperti limbah pabrik yg mengalir ke sungai seperti di sungai citarum

pencemaran air oleh sampah

Limbah Pengolah Kayu

Limbah Pertanian (Pestisida).

Penyakit Berbahaya Akibat Konsumsi Air Tercemar


Tentang berbagai penyakit yang timbul dari meng-konsumsi air
yang telah kotor dan tercemar, dapat anda baca dalam uraian di bawah
ini :
Penyakit yang sering muncul akibat dari meng-konsumsi air
tercemar adalah diare. Penyakit ini disebabkan karena air tersebut telah
tercemar oleh bakter coliform dan Fecal coli. Gejala Diare sering
disertai sakit perut, dehidrasi, dan mual. Jika tidak lekas diobati, diare
bisa menyebabkan penyakit yang lebih parah yaitu gangguan fungsi
ginjal yang menyebabkan kematian.
Mutaber merupakan penyakit diare yang disertai muntah.
Penyakit ini juga dapat menjadi momok seseorang jika ia mengkonsumsi air yang tercemar oleh bakteri E-Coli. Penyakit ini akan
menimbulkan gejala seperti buang air terus-menerus, muntah, dan
kejang pada perut. Jika secepatnya tidak bisa diatasi, penderita bisa
terkena penyakit yang lebih berbahaya yaitu tifus dan kanker usus.

Penyakit lainnya yang timbul dari meng-konsumsi air yang


tercemar adalah kolera. Penyakit yang dibawa oleh bakteri Vibrio
Cholerae ini sangatlah berbahaya. Gejalanya seperti diare cair namun
secara tiba-tiba dapat menyebabkan kematian karena kekurangan cairan
yang parah dan gagal ginjal pada si penderita.
Tidak sedikit di sejumlah tempat, pada sungai sungai dan
sumber air dijadikan sebagai tempat untuk memandikan hewan ternak
seperti sapi ataupun kerbau. Jika air tersebut di konsumsi, ini bisa
berakibat fatal bagi kesehatan sebab air yang tercemar oleh kotoran
hewan bisa menyebabkan flu biasa dan gejala tingkat tingginya seperti
pusing, pucat, dan berubahnya warna air kencing. Penyakit ini disebut
dengan Leptospirosis.
Di sisi lain, di dalam air tentu banyak kandungan mineral ,
sebagai contoh adalah bahan kimia seperti senyawa kimia benzena.
Apabila kandungan senyawa ini cukup tinggi di dalam air minum,
seseorang yang mengkonsumsinya bisa terserang penyakit kanker.
Penyakit kanker merupakan salah satu penyakit berbahaya dan
mematikan.
Menurut penelitian dari WHO, penyakit yang timbul akibat
meng-konsumsi air tercemar lainnya adalah hepatitis, polymearitis,
typoid, disentrin trachoma, scabies, malaria, yellow fever, dan penyakit
cacingan.

B. Akibat Yang Di Timbulkan


Terganggunya kehidupan organisme air
Pendangkalan dasar air
Air jadi tidak sehat untuk dikonsumsi
Kematian biota kuno seperti plankton dan ikan
Kualitas air menjadi menurun

Pertumbuhan ganggang dan enceng gondok yang tidak terkendali


emnyebabkan permukaan air danau tertutup sehingga menghalangi
masuknya cahaya matahari dan mengakibatkan terhambatnya photo
sintesis.
Berkurangnya Jumlah oksigen yang di gunakan oleh bakteri untuk
melakukan proses pembusukan sampah
Banyak ikan yang mati.

C. Solusi
o Gunakan air dengan bijaksana. Kurangi penggunaan air untuk kegiatan
yang kurang berguna dan gunakan dalam jumlah yang tepat.
o Kurangi penggunaan detergen. Sebisa mungkin pilihlah detergen yang
ramah lingkungan dan dapat terurai di alam secara cepat.
o Kurangi konsumsi obat-obatan kimia berbahaya. Obat-obatan kimia
yang berbahaya seperti pestisida, dan obat nyamuk cair merupakan
salah satu penyebab rusaknya ekosistem air
o Tidak menggunakan sungai untuk mencuci mobil, truk, dan sepeda
motor.
o Tidak menggunakan sungai untuk wahana memandikan hewan ternak
dan sebagai tempat kakus.
o Jangan membuang sampah rumah tangga di sungai/danau. Kelola
sampah rumah tangga dengan baik dan usahakan menanam pohon di
pinggiran sungai/danau.
o Sadar akan kelangsungan ketersediaan air dengan tidak merusak atau
mengeksploitasi sumber mata air agar tidak tercemar.
o Mengoptimalkan pelaksanaan rehabilitasi lahan kritis yang bertujuan
untuk meningkatkan konservasi air bawah tanah
o Menanggulangi kerusakan lahan bekas pembuangan limbah B3
o Pembuatan UU tentang larangan membuang limbah ke sungai.

D. Cara Mencegah dan Mengatasi Pencemaran Air :


1.

Menanamkan Perilaku Disiplin


Kata disiplin memang mudah

diucapkan,

namun

dalam

kenyataannya sulit untuk dilaksanakan karena perilaku disiplin belum


tertanam dengan baik dalam diri semua orang. Akibat dari perilaku
manusia yang tidak disiplin menyebabkan timbulnya beberapa masalah
yang sangat buruk bila dibiarkan begitu saja. Seperti yang kita lihat,
pencemaran lingkungan semakin hari semakin meningkat, ini semua
terjadi karena kurangnya sikap disiplin, padahal jika semua orang
menyadari betapa penting dan bermanfaatnya sikap disiplin ini, pasti
kegiatan-kegiatan yang menyebabkan pencemaran tersebut bisa
menjadi teratasi. Maka dari itu, tanamkan sikap disiplin mulai sejak
2.

dini.
Daur Ulanglah Kertas, Plastik, dan Logam
Dengan mendaur ulang kertas, plastik, dan logam, kita akan
memanfaatkan bahan-bahan yang sudah ada dan tidak berguna lagi
tanpa membeli yang baru lagi. Kita dapat menciptakan barang-barang
baru dari sisa-sisa kertas, plastik, dan logam di sekitar kita dengan
mendaurulang bahan-bahan tersebut menjadi bahan baku. Selain lebih
praktis dan ekonomis, kita tidak perlu disusahkan dengan bagaimana
cara membuang sampah-sampah yang menumpuk dari kertas, plastik,

3.

dan logam di rumah kita.


Gunakanlah Barang Bekas
Gunakanlah kembali kantong, tas, atau botol untuk membawaa
barang-barang atau air tanpa harus menggunakan kantong plastik atau
membeli botol plastik yang baru. Dengan cara seperti itu, kita
menghemat kertas dan juga meminimalisir sampah yang sering di
buang ke sungai sehingga polusi air dapat berkurang, serta kita juga
menyelamatkan banyak pohon yang akan ditebang untuk dijadikan

4.

bubuk kertas.
Buatlah Kompos

Jika kita mempunyai hobi berkebun dan menanam tanaman hias


dihalaman rumah kita, biasanya kita sering mrnggunakan pupuk agar
tanah menjadi subur dan tanaman hias kita tumbuh menjadi besar.
Sayang pupuk yang selama ini kita gunakan menggunakan bahanbahan kimia yang mengandung nitrogen, menciptakan polusi air, dan
menghabiskan banyak energi di dalam pembuatannya. Untuk
mengurangi pencemaran air kita bisa menggunakan kompos yang
terbuat dari sisa-sisa makanan atau sampah organik yang ada dirumah
kita. Caranya kita harus memisahkan sampah basah (sisa makanan dan
masakan, daun, minuman, makanan basi atau bahan organik) dan
sampah kering (botol, plastik, kertas, kaca, logam) Biasanya untuk
membuat sampah rumah tangga menjadi kompos membutuhkan waktu
2 bulan. Dengan pupuk organik buatan kita sendiri kita telah
5.

menghemat banyak energi dan juga mengurangi pencemaran air.


Jangan Buang Limbah Cucian Kesungai
Jangan membuang limbah bekas cucian kesungai, artinya jika
limbah bekas cucian tersebut dibuang ke sungai dalam jumlah besar
dan sering dilakukan tentu itu akan berdampak buruk bagi kualitas air
sungai, akibat dari limbah tersebut juga akan mempengaruhi makhluk
hidup yang ada di air yang dapat menyebabkan kematian dari makhluk
hidup tersebut. Jadi cara yang lebih baik untuk mengurangi
pencemaran atau polusi air adalah dengan membuat wadah untuk
penampungan air limbah bekas cucian tersebut, dan tentunya wadah
tersebut mampu menampung limbah tersebut dengan jumlah besar,
serta perancangan wadah juga harus diperhatikan karena jika tempat
tinggal kita berdekatan dengan rumah tetangga jika kita tidak
memperhatikan wadah limbah tersebut tentu nantinya akan mengganggu kenyamanan orang lain, karena biasanya limbah akan menghasilkan bau.

2.8.3 Pencemaran Tanah


Pencemaran ini banyak diakibatkan oleh sampah, baik yang organik maupun
nonorganik. Sampah organik dapat di uraikan oleh mikroba tanah menjadi lapisan
atas tanah yang di sebut tanah humus. Akan tetapi, sampah anorganik/nonorganik

tidak bisa diuraikan. Bahan pencemar itu tetap utuh hingga 300 tahun yang akan
datang.
Zat-zat limbah yang meresap ke tanah juga tidak dapat hilang dalam jangka
waktu yang lama. Zat-zat limbah yang masuk ke tanah di serap oleh tanaman dan
tetap menetap di dalam tubuh tumbuhan itu, karena tumbuhan tidak dapat
menguraikannya. Limbah industri yang mengotori tanah biasanya adalah pupuk
yang berlebihan dan penggunaan herbisida serta pestisida.
Zat pencemar yang menetap pada tumbuhan itu, terus berpindah melalui jalur
rantai makanan dan jaring-jaring makanan. Sehingga perpindahan itu menyebabkan
adanya zat pencemar dalam setiap tubuh organisme yang melangsungkan proses
rantai makanan. Hal ini akan menimbulkan menurunnya kualitas organisme,
berupa kurangnya ketahanan terhadap gangguan dari luar. Selain pencemaran,
kerusakan lingkungan juga disebabkan oleh pengambilan sumber daya alam dan
pemanfaatannya, serta pola pertanian. Kerusakan itu antara lain terjadinya erosi
dan

banjir. Kerusakan

lingkungan

yang

menimbulkan

banyak

bencana

menimbulkan gagasan untuk mengurangi dan mencegah terjadinya kerusakan itu.


Manusia berusaha melakukan penanggulangan kerusakan lingkungan dan
mengadakan perbaikan terhadap kerusakan itu. Pencegahan kerusakan lingkungan
dan pengusahaan kelestarian dilakukan baik oleh pemerintah maupun setiap
individu.
Pencemaran tanah adalah keadaan di mana bahan kimia buatan manusia
masuk dan merubah lingkungan tanah alami. Pencemaran ini biasanya terjadi
karena: kebocoran limbah cair atau bahan kimia industri atau fasilitas komersial,
penggunaan pestisida, masuknya air permukaan tanah tercemar ke dalam lapisan
sub-permukaan, zat kimia, atau limbah. air limbah dari tempat penimbunan sampah
serta limbah industri yang langsung dibuang ke tanah secara tidak memenuhi
syarat.
Jika suatu zat berbahaya telah mencemari permukaan tanah, maka ia dapat
menguap, tersapu air hujan dan atau masuk ke dalam tanah. Pencemaran yang
masuk ke dalam tanah kemudian terendap sebagai zat kimia beracun di tanah. Zat
beracun di tanah tersebut dapat berdampak langsung kepada manusia ketika
bersentuhan atau dapat mencemari air tanah dan udara di atasnya.
Dampak pencemaran tanah terhadap kesehatan tergantung , jalur masuk ke
dalam tubuh dan kerentanan populasi yang terkena. Kromium , berbagai macam
pestisida dan herbisida merupakan bahan karsinogenik untuk semua populasi.

Timbal sangat berbahaya pada anak-anak, karena dapat menyebabkan kerusakan


otak , serta kerusakan ginjal.
Merkuri (air raksa) dan siklodiena dikenal dapat menyebabkan kerusakan
ginjal, dan mungkin tidak bias di Obati, PCB dan siklodiena terkait pada keracunan
hati, Organofosfat dan karmabat menyebabkan ganguan pada saraf otot. Ada
beberapa macam dampak pada kesehatan seperti sakit kepala, pusing, letih, iritasi
mata dan ruam kulit. Zat kimia diatas bila dosis yang bayak, menimbulkan
pencemaran tanah dapat menyebabkan kematian.
Tanah merupakan tempat hidup berbagai jenis tumbuhan dan makhluk hidup
lainnya termasuk manusia. Kualitas tanah dapat berkurang karena proses erosi oleh
air yang mengalir sehingga kesuburannya akan berkurang. Selain itu, menurunnya
kualitas tanah juaga dapat disebabkan limbah padat yang mencemari tanah.

Menurut sumbernya, limbah padat dapat berasal dari sampah rumah tangga
(domestik), industri dan alam (tumbuhan).
A. Limbah domestik
Limbah domestik yang bisa menyebabkan pencemaran tanah bisa berasal dari
daerah: pemukiman penduduk; perdagangan/pasar/tempat usaha hotel dan lainlain; kelembagaan misalnya kantor-kantor pemerintahan dan swasta; dan
wisata, bisa berupa limbah padat dan cair.
1. Limbah padat berbentuk sampah anorganik. Jenis sampah ini tidak bisa
diuraikan oleh mikroorganisme (non-biodegradable), misalnya kantong
plastik, bekas kaleng minuman, bekas botol plastik air mineral, dsb
2. Limbah cair berbentuk; tinja, deterjen, oli, cat, bahan bakar minyak jika
meresap kedalam tanah akan merusak kandungan air tanah dan bisa
membunuh mikro-organisme di dalam tanah.

B. Limbah industry
Limbah industri yang bisa menyebabkan pencemaran tanah berasal dari daerah:
pabrik, manufaktur, industri kecil, industri perumahan, bisa berupa limbah
padat dan cair.
1. Limbah industri yang padat atau limbah padat yang adalah hasil buangan
industri berupa padatan, lumpur, bubur yang berasal dari proses
pengolahan. Misalnya sisa pengolahan pabrik gula, pulp, kertas, rayon,
plywood, pengawetan buah, ikan daging dll.

2. Limbah cair yang adalah hasil pengolahan dalam suatu proses produksi,
misalnya sisa-sisa pengolahan industri pelapisan logam dan industri kimia
lainnya. Tembaga, timbal, perak, khrom, arsen dan boron adalah zat hasil
dari proses industri pelapisan logam.

C. Limbah pertanian
Limbah pertanian yang bisa menyebabkan pencemaran tanah
merupakan sisa-sisa pupuk sintetik untuk menyuburkan tanah/tanaman,
misalnya pupuk urea dan pestisida pemberantashama tanaman, misalnya DDT.
Pestisida adalah zat atau campuran zat yang digunakan untuk membasmi hama.
Pestisida dapat berwujud zat kimia, agen biologis (seperti virus atau bakteri),
antimikroba, desinfektan atau perangkat yang digunakan untuk melawan hama
apapun. Hama termasuk serangga, patogen tanaman, gulma, moluska, burung,
mamalia, ikan, nematoda (cacing gelang) dan mikroba yang bersaing dengan
manusia untuk memperoleh makanan, menghancurkan properti, menyebarkan
penyakit atau menyebabkan gangguan kesehatan. Meskipun ada manfaat untuk
penggunaan pestisida, ada juga kekurangannya, seperti potensi toksisitas pada
manusia dan organisme lain.
Herbisida yang digunakan untuk membunuh gulma, terutama di trotoar
dan jalur kereta api mirip dengan auksin dan sebagian besar dapat terdegradasi
oleh bakteri tanah namun, jenis yang berasal dari trinitrotoluene (02:04 D dan T
02:04:05) sangat beracun dan dapat menyebabkan kematian bahkan dalam
konsentrasi rendah. Herbisida lain adalah Paraquat yang sangat beracun tapi
konsentrasinya cepat menurun di tanah akibat aktivitas bakteri dan tidak
membunuh fauna tanah.
Adapun menurut jenisnya, sampah dapat dibedakan menjadi
sampah organik dan sampah anorganik.
a. Sampah Organik
Sampah organik pada umumnya mudah dihancurkan dan dibusukkan
oleh mikroorganisme di dalam tanah berasal dari sisa-sisa makhluk
hidup, seperti dedaunan, bangkai binatang, dan kertas.

b. Sampah Anorganik
sampah anorganik tidak mudah hancur sehingga dapat menurunkan
kualitas tanah, biasanya berasal dari limbah industri, seperti plastik,
logam dan kaleng.
Bentuk dampak pencemaran daratan dibagi atas 2 bagian, yaitu :
a. Dampak Langsung
Dampak pencemaran daratan yang secara langsung oleh manusia adalah
dampak dari pembuangan limbah padat organik yang berasal dari
kegiatan rumah tangga dan kegiatan industri. Dampak langsung akibat
pencemaran daratan lainnya adalah timbunan limbah padat dalam jumlah
besar yang akan menimbulkan pemandangan yang tidak sedap, kotor dan
kumuh. Hal ini sering terjadi pada Tempat Pembuangan Akhir (TPA)
atau dump station menyebabkan pemandangan sekitar terlihat kurang
enak dipandang dan mempengaruhi psikis penduduk sekitar.
b. Dampak Tidak Langsung
Dampak yang dirasakan secara tidak langsung akibat pencemaran
daratan adalah apabila kaleng bekas, ban dan lain-lainnya bila hujan
akan berisi air yang menjadi sarang nyamuk untuk bertelur dan
berkembang biak. Apabila menggigit manusia dapat menyebabkan
berbagai macam penyakit, seperti penyakit-penyakit di bawah ini
disebabkan oleh nyamuk, yaitu :
1) Penyakit Pes
2) Penyakit Kaki Gajah
3) Penyakit Malaria
4) Penyakit Demam Berdarah.
Akibat Yang Di Timbulkan :
a. Kesehatan
Dampak pencemaran tanah terhadap kesehatan tergantung pada
tipe polutan, jalur masuk ke dalam tubuh dan kerentanan populasi

yang terkena. Kromium, berbagai macam pestisida dan herbisida


merupakan bahan karsinogenik untuk semua populasi. Timbal sangat
berbahaya pada anak-anak, karena dapat menyebabkan kerusakan
otak, serta kerusakan ginjal pada seluruh populasi.
Paparan

kronis

(terus-menerus)

terhadap

benzena

pada

konsentrasi tertentu dapat meningkatkan kemungkinan terkena


leukemia. Merkuri (air raksa) dan siklodiena dikenal dapat
menyebabkan kerusakan ginjal, beberapa bahkan tidak dapat diobati.
PCB dan siklodiena terkait pada keracunan hati. Organofosfat dan
karmabat dapat menyebabkan gangguan pada saraf otot. Berbagai
pelarut yang mengandung klorin merangsang perubahan pada hati dan
ginjal serta penurunan sistem saraf pusat. Terdapat beberapa macam
dampak kesehatan yang tampak seperti sakit kepala, pusing, letih,
iritasi mata dan ruam kulit untuk paparan bahan kimia yang disebut di
atas. Yang jelas, pada dosis yang besar, pencemaran tanah dapat
menyebabkan Kematian.
b. Ekosistem
Pencemaran tanah juga dapat memberikan dampak terhadap
ekosistem. Perubahan kimiawi tanah yang radikal dapat timbul dari
adanya bahan kimia beracun/berbahaya bahkan pada dosis yang
rendah sekalipun. Perubahan ini dapat menyebabkan perubahan
metabolisme dari mikroorganisme endemik dan antropoda yang hidup
di lingkungan tanah tersebut. Akibatnya bahkan dapat memusnahkan
beberapa spesies primer dari rantai makanan, yang dapat memberi
akibat yang besar terhadap predator atau tingkatan lain dari rantai
makanan tersebut. Bahkan jika efek kimia pada bentuk kehidupan
terbawah tersebut rendah, bagian bawah piramida makanan dapat
menelan bahan kimia asing yang lama-kelamaan akan terkonsentrasi
pada makhluk-makhluk penghuni piramida atas. Banyak dari efekefek ini terlihat pada saat ini, seperti konsentrasi DDT pada burung
menyebabkan rapuhnya cangkang telur, meningkatnya tingkat
Kematian anakan dan kemungkinan hilangnya spesies tersebut.

Dampak pada pertanian terutama perubahan metabolisme


tanaman yang pada akhirnya dapat menyebabkan penurunan hasil
pertanian. Hal ini dapat menyebabkan dampak lanjutan pada
konservasi tanaman di mana tanaman tidak mampu menahan lapisan
tanah dari erosi. Beberapa bahan pencemar ini memiliki waktu paruh
yang panjang dan pada kasus lain bahan-bahan kimia derivatif akan
terbentuk dari bahan pencemar tanah utama.

c. Solusi
1) Sampah

organik

yang

dapat

membusuk/diuraikan

oleh

mikroorganisme kemudian dapat diolah sebagai kompos/pupuk.


2) Sampah senyawa organik atau senyawa anorganik yang tidak dapat
dimusnahkan oleh mikroorganisme dapat dilakukan dengan cara
membakar sampah-sampah yang dapat terbakar seperti plastik dan
serat baik secara individual maupun dikumpulkan pada suatu
tempat yang jauh dari pemukiman, sehingga tidak mencemari
udara daerah pemukiman. Sampah yang tidak dapat dibakar dapat
digiling/dipotong-potong menjadi partikel-partikel kecil, kemudian
dikubur.
3) Pengolahan terhadap limbah industri yang mengandung logam
berat yang akan mencemari tanah, sebelum dibuang ke sungai atau
ke tempat pembuangan agar dilakukan proses pemurnian.
4) Sampah zat radioaktif sebelum dibuang, disimpan dahulu pada
sumur sumur atau tangki dalam jangka waktu yang cukup lama
sampai tidak berbahaya.
5) Penggunaan pupuk, pestisida tidak digunakan secara sembarangan
namun sesuai dengan aturan dan tidak sampai berlebihan.
6) Usahakan membuang dan memakai detergen berupa senyawa
organik yang dapat dimusnahkan/diuraikan oleh mikroorganisme.
7) Mengubur sisa bahan bangunan secara berlapis sebagai resapan air.

2.8.4 Pencemaran Suara


Pencemaran suara adalah keadaan dimana masuknya suara yang masuk
terlalu banyak sehingga mengganggu kenyamanan lingkungan manusia.
Pencemaran suara cukup menjadi ancama serius bagi kualitas lingkungan
terutama dibagian suasana. Sumber pencemaran suara adalah kebisingan, yaitu
bunyi atau suara yang dapat mengganggu dan merusak pendengaran manusia.
Bunyi disebut bising apabila inetensitasnya telah melampaui 50 desibel.
Suara dengan intensitas tinggi, seperti yang dikeluarkan oleh banyak mesin
industri, kendaraan bermotor, dan pesawat terbang bila berlangsung secara terusmenerus dalam jangka waktu yang lama dapat mengganggu manusia, bahkan
menyebabkan cacat pendengaran yang permanen.
Pencemaran suara dapat ditimbulkan oleh adanya suara bising yang
disebabkan oleh suara mesin pabrik, mesin penggilingan padi, mesin las, pesawat,
kendaraan bermotor yang berlalu-lalang, dan suara kereta api.
Sesuai dengan Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup No. Kep
48/MENLH/11/1996 tentang baku tingkat kebisingan menyebutkan bahwa
kebisingan adalah bunyi yang tidak diinginkan dari suatu usaha atau kegiatan
dalam tingkat dan waktu tertentu yang dapat menimbulkan gangguan kesehatan
manusia dan kenyamanan lingkungan.
1.

Jenis-Jenis Kebisingan Jenis-jenis kebisingan ada empat macam,


yaitu:
a.

Kebisingan yang terus-menerus dengan jangkauan frekuensi yang


sempit, misalnya, mesin gergaji;

b.

Kebisingan yang terputus-putus, misalnya, suara arus lalu lintas atau


pesawat terbang;

c.

Kebisingan impulsif, misalnya, tembakan, bom, atau suara ledakan;

d.

Kebisingan impulsif berulang, misalnya, suara mesin tempa

2.

Dampak Pencemaran Suara (Kebisingan)


Suara bising ini dapat menyebabkan terganggunya pendengaran
manusia. Selain itu, lama-kelamaan suara bising ini akan menimbulkan
berbagai keluhan pada tubuh kita, misalnya, pusing, mual, jantung
berdebar-debar, sulit tidur, badan kaku, dan naiknya tekanan darah.Tingkat
kebisingan atau ukuran energi bunyi dinyatakan dalam satuan desiBell
(dB). Pengukurannya menggunakan alat yang bernama Sound Level
Meter.

Berikut ini adalah artikel yang berhubungan sengan pencemaran suara. Sumber
Suarakawan.com

Suara dan Kebisingan di Perkotaan Tak Terelakkan


26 Mar 2011 // 18:55 // HEADLINE, LINGKUNGAN
SURABAYA Polusi suara dan kebisingan tampaknya tak bisa lagi terelakkan, terutama di
daerah perkotaan dan kawasan industri. Polusi udara ini berdampak pada alat pendengaran
manusia, yakni telinga. Hal ini terungkap dalam diskusi Masyarakat Bebas Bising (MBB)
di Co2 Library, Jalan Doktor Sucipto 20, Surabaya, Sabtu (26/3) sore.
Panel diskusi dengan tema Kebisingan Sebagai Polusi Yang Merajalela , kata
Panitia Diskusi MBB, Gema Swaratyagita, sebagai wujud dalam rangka menyambut
hari bumi dan tentunya sangat berhubungan sekali dengan Earth Hours.
Gema menjelaskan kebisingan tidak sekedar menimbulkan rasa tidak nyaman namun juga
dapat menimbulkan efek serius bagi kesehatan manusia. Dan alat-alat tertentu menimbulkan
kebisingan sedemikian hebatnya bahkan menggangu penduduk yang tinggal di sekitar pabrik
hingga radius ratusan meter.
Kebisingan mesin pabrik kontribusi tertinggi kebisingan yang mengakibatkan telinga
manusia rusak. Selain itu, dipadatnya kendaraan di jalan raya. (dp)
Sementara itu, Badan kesehatan Dunia (WHO) melaporkan, 8 12% penduduk dunia
menderita dampak kebisingan dalam berbagai bentuk. Angka itu diperkirakan akan terus
meningkat.
Tidak diragukan lagi, kebisingan dapat menyebabkan kerusakan pendengaran, baik yang
sifatnya sementara ataupun permanen. Hal ini sangat dipengaruhi oleh intensitas dan lamanya
pendengaran terpapar kebisingan. Intensitas bunyi adalah arus energi per satuan luas yang
dinyatakan dalam satuan desibel (dB). (dp/ara)

2.9 Sumber Pencemaran Lingkungan


Pencemaran lingkungan berasal dari berbagai sumber, baik yang berasal dari aktivitas
atau proses alam maupun kegiatan manusia. Aktivitas atau proses alam diantaranya
adalah letusan gunungapi yang mengeluarkan partikel-partikel debu yang mencemari
udara. Walaupun alam menjadi sumber pencemar tetapi relatif jarang terjadi dan
umumnya berdampak lokal dan sesaat. Pencemaran lingkungan yang utama justru dari
berbagai kegiatan manusia seperti kegiatan rumah tangga dan perorangan, industri,
pertanian, dan transportasi. Pencemaran tersebut berlangsung terus menerus dan
dampaknya juga terus dirasakan, bahkan beberapa diantaranya berdampak luas atau
global.

1. Pencemaran lingkungan dari kegiatan rumah tangga dan perorangan Kegiatan


rumah tangga biasanya terdiri atas kegiatan memasak, mencuci, dan buang
air. Selain itu, dalam rumah tangga juga terdapat kegiatan konsumsi, baik bahan
organik maupun anorganik yang sisanya dibuang ke lingkungan. Kegiatan-kegiatan
tersebut menghasilkan limbah dalam berbagai bentuk, baik padat maupun cair serta
organik maupun anorganik.
Kegiatan memasak menghasilkan limbah organik dan anorganik. Limbah organik
berasal dari sisa sayuran dan makanan lainnya yang tidak termakan. Sampah atau
limbah ini mudah hancur dan bisa dimanfaatkan untuk keperluan lain seperti pakan
ikan dan bahan pembuatan kompos. Limbah anorganik biasanya berupa plastik dan
kaleng yang berasal dari pembungkus makanan. Limbah ini relatif sulit untuk
hancur walaupun ditimbun.

Gambar 4.8. Aktivitas rumah tangga terutama memasak menyisakan bahan sisa atau sampah

Kegiatan rumah tangga juga menghasilkan limbah dari kegiatan

mencuci

berupa sabun dan deterjen serta bahan pembersih lainnya (misalnya pembersih lantai).
Deterjen yang dibuang ke lingkungan perairan (selokan, sungai, kolam, danau) akan
mengganggu kehidupan yang ada dalam air, diantaranya:
a. Larutan sabun akan menaikkan pH atau keasaman air, sehingga dapat
mengganggu kehidupan organisme dalam air.
b. Bahan antiseptik yang ditambahkan ke dalam sabun/deterjen dapat
mengganggu atau mematikan kehidupan mikroorganisme dalam air.
c. Ada bahan sabun dan deterjen yang tidak dapat diurai oleh mikroorganisme,
sehingga dapat merusak lingkungan. Walaupun demikian, saat ini mulai
banyak

sabun

dan deterjen yang

dapat

dipecah

atau

diurai

mikroorganisme.

Gambar 4.9. Aktivitas mencuci menghasilkan deterjen yang dapat mencemari sungai

d. Kegiatan rumah tangga yang lain adalah berupa buang air besar atau tinja.
Kotoran manusia ini dapat mencemari air sungai dan air tanah dengan
berkembangnya bakteri koli (koli tinja). Bakteri koli dapat mengakibatkan
penyakit diare.

oleh

Gambar 4.10. Aktivitas buang air besar atau air kecil dapat mencemari lingkungan perairan

2. Pencemaran lingkungan dari kegiatan industri


Pada jaman dulu jumlah manusia masih sedikit. Kebutuhan mereka juga masih
terbatas, yaitu makanan, pakaian sederhana dan tempat tinggal sederhana. Namun,
saat ini jumlah manusia semakin banyak dan kebutuhannya semakin beragam.
Makanan yang mereka makan semakin beragam jenisnya, begitu pula dengan
pakaian dan rumah. Untuk memenuhi tuntutan kebutuhan tersebut, semakin
bannyak industri dibangun dan semakin banyak pula sumberdaya alam yang
diambil dari alam.

Gambar 4.11. Industri semakin banyak dibangun untuk memenuhi tuntutan kebutuhan
manusia yang semakin banyak dan beragam

Kondisi tersebut membawa dampak terhadap lingkungan berupa munculnya


sampah atau limbah yang jumlahnya semakin banyak dan bervariasi, terutama
sampah atau limbah anorganik yang sulit untuk diurai oleh mikroorganisme. Hal ini
terjadi karena Industri pada dasarnya adalah usaha untuk mengubah atau mengolah
bahan mentah menjadi bahan jadi. Setiap pengubahan tersebut pasti menghasilkan
residu atau sisa berupa sampah.
Walaupun sampah adalah sisa yang tidak terpakai oleh industri yang
menghasilkannya, tetapi sampah atau limbah tersebut sebenarnya juga adalah
energi yang dapat dimanfaatkan untuk keperluan lainnya. Sebagai contoh, pabrik
tahu menghasilkan limbah berupa ampas tahu. Ampas tahu tersebut adalah sisa dari
pabrik tahu yang tak termanfaatkan oleh pabrik tahu tersebut. Padahal ampas
adalah energi yang dapat dimanfaatkan untuk kepentingan lain seperti pakan ikan.
Industri terdiri dari berbagai jenis dengan limbah yang juga beragam. Sebagian
limbah tersebut berupa limbah padat (sampah) dan sebagian lainnya berupa limbah

cair serta limbah gas. Limbah padat mencemari lingkungan perairan dan daratan,
sedangkan limbah gas mencemari udara. Diantara limbah tersebut terdapat limbah
berbahaya dan beracun (limbah B3).

Gambar 4.12. Pencemaran lingkungan dari kegiatan industri

Menurut Peraturan Pemerintah No 19 Tahun 1994 yang dimaksud dengan limbah


B3 adalah semua bahan/senyawa, baik padat, cair ataupun gas yang mempunyai
potensi merusak terhadap kesehatan manusia serta lingkungan akibat sifat-sifat fisik
yang dimiliki senyawa tersebut. Karakteristik dari limbah B3 adalah:
1.

Mudah meledak

5.

Penyebab infeksi

2.

Mudah terbakar

6.

Bersifat korosif

3.

Bersifat reaktif

7.

Limbah lain yang

4.

Beracun

mempunyai sifat beracun

8.
9.

Jenis industry yang biasanya menghasilkan limbah B3

menurut International Standard for Industrial Classification (ISIC) adalah:

1.

Kayu dan rotan

2.

Tekstil, pakaian dan kulit

3.

Makanan, minuman dan rokok

4.

Kertas dan alat tulis menulis

5.

Farmasi, jamu dan kimia dasar

6.

Gelas, keramik dan sejenisnya

7.

Barang logam

8.

Elektronik

9.

Jam, dll.
10.

11.

3. Pencemaran lingkungan dari kegiatan pertanian


12.

Kegiatan pertanian dimulai dari pembukaan lahan hutan, pengolahan lahan,

penanaman, pemeliharaan, panen dan kegiatan setelah/pasca panen. Tiap kegiatan


tersebut menghasilkan berbagai limbah yang dibuang ke lingkungan.
13.

Pada saat pembukaan lahan untuk pertanian dilakukan, biasanya didatangkan

peralatan berat, sehingga menimbulkan kebisingan. Lahan yang telah dibuka,


menimbulkan pengikisan atau erosi yang partikel-partikelnya mencemari sungai
dan danau. Partikel-partikel hasil erosi tersebut masuk ke dalam sungai, sehingga
warna sungai tampak kecoklatan. Banyaknya partikel dalam sungai mengakibatkan
berkurangnya oksigen dalam sungai dan terbatasnya sinar matahari yang tembus
masuk ke dalam sungai. Akibatnya, makhluk hidup terganggu pertumbuhan dan
perkembangannya.
14.

15.

Gambar 4.13. Lahan yang dibuka untuk pertanian dapat memperbesar erosi

16.
17.

Sebelum proses penanaman, biasanya dilakukan pengolahan lahan.

Pengolahan lahan meningkatkan erosi tanah, sehingga mencemari wilayah perairan.


Kegiatan berikutnya adalah pemeliharaan pada saat tanaman telah ditanam.
Kegiatan tersebut biasanya menggunakan pupuk dan pestisida. Penggunaan pupuk
yang berlebihan tidak akan semuanya dipakai oleh tanaman sasaran, melainkan
akan hanyut ke perairan disekitarnya. Pupuk yang terbuang tersebut akan
menyuburkan wilayah perairan, sehingga mempercepat pertumbuhan tanaman air
seperti eceng gondok, kayambang, dan pandan air. Jika hal ini terus berlangsung,
maka sungai atau danau akan tertutup oleh tanaman tersebut, sehingga terjadilah
pendangkalan.

18.
19.

Gambar 4.14. Suburnya tanaman eceng gondok di perairan akibat pemakaian


pupuk dari lahan pertanian secara berlebihan

20.

Pemakaian pestisida juga dapat mencemari lingkungan jika dilakukan secara

berlebihan. Organisme yang mati tidak hanya hama yang dijadikan sasaran, tetapi
juga organisme atau makhluk hidup lainnya yang bukan sasaran. Bahkan, yang
lebih membahayakan adalah jika pestisida diserap oleh akar tanaman dan masuk
dalam buah yang kita makan. Pestisida juga dapat masuk melalui daun atau buah,
sehingga dapat membahayakan kesehatan manusia.

21.

Gambar 4.15. Pencemaran dari kegiatan pertanian

22.
23.

Pada saat panen, pencemaran juga dapat terjadi saat sisa tanaman

yang tidak terpakai dibuang ke lingkungan. Misalnya, ketika panen padi, maka
jerami dapat menjadi sampah yang mencemari lingkungan jika tidak dimanfaatkan
untuk keperluan lain.
24.

Setelah proses panen dilakukan, pencemaran juga bisa terjadi ketika

pengolahan hasil panen menghasilkan limbah. Sebagai contoh, proses penggilingan


padi menghasilkan limbah berupa sekam. Proses pengalengan hasil panen menjadi
makanan kaleng juga bisa menghasilkan limbah berupa biji atau kulit atau bagian
lainnya yang tidak terpakai.
25.
2.10

Dampak pencemaran lingkungan


26.

Pencemaran lingkungan terus terjadi pada berbagai tempat di muka bumi.

Bahkan, cenderung meningkat dari waktu ke waktu seiring dengan pertumbuhan


penduduk dan kebutuhannya. Pertumbuhan penduduk yang tinggi diringi pula oleh
meningkatnya kebutuhan, baik kebutuhan primer maupun sekunder. Kondisi ini
membuat industri semakin meningkatkan produksinya dan industri-industri baru

bermunculan untuk memenuhi permintaan yang meningkat. Karena itulah


pencemaran juga cenderung terus meningkat dari waktu ke waktu.
27.

Pencemaran yang semakin meningkat tersebut berdampak tidak

hanya bagi lingkungan itu sendiri tetapi juga bagi tumbuhan, hewan dan tentu saja
pada manusia. Jika lingkungan udara, air, dan daratan tercemar, maka tumbuhan
yang hidup diatasnya juga akan menyerap unsur-unsur yang telah tercemar. Binatang
yang memakan tumbuhan dan meminum air serta menghirup udara yang tercemar
juga akan ikut tercemar. Akhirnya, manusia yang hidup dengan memanfaatkan
udara, air dan daratan serta tumbuhan dan hewan yang telah tercemar juga akan ikut
merasakan dampak buruk dari pencemaran.
28.
1. Dampak pencemaran udara
29.Pencemaran udara memiliki dampak buruk bagi kesehatan manusia dan
lingkungan lainnya seperti tumbuhan, hewan dan pembangunan. Dampak
tersebut tidak hanya menimbulkan gangguan kesehatan bagi manusia tetapi juga
bisa menimbulkan kematian dalam jumlah yang cukup besar.
30.Adanya bahan-bahan tertentu di udara akibat pencemaran udara menjadi
penyebab kematian banyak penduduk, khususnya di perkotaan.

Berat

ringannya dampak yang ditimbulkan akan sangat tergantung pada konsentrasi


dan lama seseorang menghirup udara yang telah tercemar. Bahan-bahan
pencemar berbahaya tersebut beserta dampaknya terhadap kesehatan dapat
dilihat pada tabel berikut ini.
31.
32.

Tabel 4.2. Beberapa Unsur Pencemar Udara dan


Dampaknya terhadap Kesehatan Manusia

33.

34.
36.
No 37.
1

Unsur Pencemar
38.
Karbon
Monoksida

(SOx)

penglihatan kabur, keseimbangan badan menurun,


lemas, pingsan, kematian.

(CO)
39. 40.

35. Dampak terhadap manusia


Pusing, sakit kepala, mual, serangan jantung,

Sulfur Dioksida

41.

Iritasi

mata,

iritasi

saluran

pernapasan, pandangan kabur, gejala


penyakit jantung

42. 43.
3

Nitrogen Oksida

Iritasi mata, kejang-kejang, kelumpuhan, sulit

bernafas, radang ginjal, kanker paru-paru

(Ox)

45. 46.

44.

Hidrokarbon (HC) 47.

Iritasi

pada

mata,

iritasi

hidung, iritasi tenggorokan, pusing, mual

48. 49.

Timbal (Pb)

50.

Kekurangan darah, mengganggu fungsi ginjal,

kejang-kejang, gangguan sistem syaraf dan otak,


kelainan bayi dalam kandungan

51. 52.
54.

Partikel

53.

Penyakit saluran pernafasan

6
55.Bentuk pencemaran udara lainnya adalah kebisingan. Sumber kebisingan
dapat berasal dari kendaraan bermotor, kereta api, pesawat, mesin-mesin
industri dan lain-lain. Ingkat kebisingan diukur dengan menggunakan satuan
desibel (dB). Kebisingan di atas 50 dB dapat mengganggu kenyamanan
pendengaran. Kebisingan antara 65 80 dB dapat menyebabkan kerusakan alat
pendengaran jika terus terjadi dalam waktu yang cukup lama.
56.Pencemaran udara juga berdampak pada tumbuhan dan hewan. Tumbuhan
yang terkena pencemaran udara akan mengalami gejala bintik- bintik pada
daun, kerusakan pada jaringan daun, mengganggu fotosintesis, warna daun
pucat, daun berguguran, dan lain-lain. Pencemaran udara juga dapat merusak
lingkungan lainnya, misalnya adanya pengkaratan pada besi dan bangunan,
sehingga mudah rapuh.
57.
2. Dampak pencemaran air
58.

Selain udara, air merupakan kebutuhan yang sehari-hari

dikonsumsi manusia dan makhluk hidup lainnya. Jika, air tercemar, maka air
tidak dapat digunakan lagi oleh makhluk hidup, baik untuk keperluan rumah
tangga, industri maupun pertanian. Selain itu, tentu saja jika digunakan akan
menyebabkan munculnya berbagai jenis penyakit, bahkan kematian.
59.Penyakit yang ditimbulkan oleh pencemaran air dapat dikelompokkan
menjadi penyakit menular dan tidak menular. Penyakit menular diantaranya
adalah hepatitis A, cholera, typhus, dysenteri, trachoma dan lain-lain.

1.

2.

Uns

3.

Sumbe

No ur
5. 6.

Cad

r
7.

Pabrik

mium

4.
pipa 9.

plastik

Dampak terhadap manusia


Sakit pinggang dan tulang

PVC, punggung, gagal ginjal

tambang
10. 11.
2

Kob

alt

14. 15.

Air

raksa
(Hg/mercuri)

20. 21.
4

Baha

n Insektisida

8.
12.

Industri

timah

13.

Kekurangan

hormon

kelenjar

darah

tinggi,

elektronika,

gondok,

tekanan

industri kimia

pergelangan kaki membengkak, penyakit

16.

Pabrik

jantung
17.
Sakit kepala,

sikar menelan,

plastik,

penglihatan

daya

kabur,

dengar

industri sabun dan

menurun, gusi membengkak, diare, cacat

kosmetika, aktivitas

pada bayi

pertanian
22.

23.

as pertanian

Aktivit

Kepala pusing, mual,

kerusakan hati dan ginjal, kanker kulit,


kanker paru- paru, kanker hati

Sementara itu, penyakit tidak menular yang ditimbulkan oleh air diantaranya
adalah keracunan kadmium, keracunan kobalt, keracunan air raksa, keracunan
bahan insektisida.
60.
61.
62.

Tabel 4.3. Unsur pencemar air, Sumber, dan Dampaknya terhadap

Manusia
63.
64.

Sejumlah penyakit tersebut telah terbukti menimbulkan bencana bagi manusia.

Salah satu diantaranya adalah peristiwa tragedi Minamata di Jepang pada tahun 1953 sampai
tahun 1960. Di sekitar teluk Minamata, terdapat industri plastik yang membuang limbah
berupa mercuri. Limbah tersebut masuk ke tubuh ikan lewat makanannya yang telah tercemar
mercuri. Ikan yang kemudian telah mengandung mercuri di tubuhnya, kemudian dimakan
oleh manusia, khususnya nelayan dan penduduk lainnya. Akibatnya, 100 orang menderita

cacad dan 43 orang diantaranya meninggal. Selain itu, 119 bayi dilahirkan dalam
keadaan cacat.
65.
66.
3. Dampak pencemaran daratan
67.

Pencemaran daratan umumnya adalah berupa limbah padat, baik

organik maupun anorganik. Dampak dari pencemaran tersebut dapat dibedakan


menjadi dampak langsung dan tidak langsung. Dampak langsung pencemaran
daratan adalah adanya bau yang tidak sedap dari sampah organik karena adanya
proses penguraian oleh mikroorganisme. Selain itu, secara langsung dampak
pencemaran daratan adalah adanya pemandangan yang kotor, kumuh akibat
tumpukan sampah dalam jumlah yang besar.

68.

Gambar 4.17. Pencemaran daratan berupa sampah mengakibatkan bau yang


tidak sedap dan pemandangan yang kotor

69.
70.

Dampak tidak langsung pencemaran daratan adalah munculnya berbagai

penyakit akibat pemanfaatan timbunan sampah oleh organisme pembawa penyakit,


seperti

tikus,

lalat,

nyamuk

dan

lain-lain.

Binatang-

memanfaatkan sampah sebagai sumber makanan dan tempat

binatang

tersebut

berkembangbiak.

Penyakit yang ditimbulkan oleh binatang-binatang tersebut diantaranya adalah


penyakit pes, kaki gajah, malaria dan demam berdarah.

71.
4. Kerusakan Hutan
72.

Indonesia merupakan salah satu negara di dunia yang memiliki hutan

tropis yang sangat luas disamping Brazil di Amerika Selatan dan Kongo di Afrika.
Selain hutan yang luas, makhluk hidup yang ada di dalamnya, baik hewan maupun

tumbuhan, juga sangat beragam. Keanekaragaman hayati Indonesia juga termasuk


salah satu terkaya di dunia. Indonesia memiliki 10 % hutan tropis dunia, 12 %
mamalia, 16 % reptil dan amfibi, dan 25 % spesies ikan dunia. Bahkan, banyak
sekali tumbuhan dan hewan endemik dapat ditemui di Indonesia.
73.

Gambar 4.18. Indonesia kaya akan hutan dan keanekaragaman hayati di


dalamnya

74.
75.

Kekayaan berupa hutan yang sangat luas saat ini telah mengalami kerusakan.

Kerusakan hutan tidak hanya berupa pengurangan luas hutan yang mencapai 1,1
juta ha per tahun, tetapi juga banyaknya spesies

hewan yang terancam punah.

Beberapa diantaranya adalah orang utan dan harimau sumatera, sedangkan harimau
jawa dan bali sudah dinyatakan punah. Beberapa spesies yang juga menghadapi
ancaman kepunahan diantaranya 104 jenis burung, 57 jenis mamalia, 21 jenis reptil,
65 jenis ikan tawar, dan 281 jenis tumbuhan.

76.

77.

Gambar 4.19. Kerusakan hutan di Indonesia

78.
79.
80. Mengapa kita harus menyelematkan hutan dari kerusakan? Kerusakan hutan
akan menimbulkan dampak yang merugikan bagi manusia dan makhluk hidup
lainnya. Kerugian-kerugian tersebut diantaranya adalah:
1. Kerusakan hutan menyebabkan bencana banjir dan kekeringan.
2. Kerusakan hutan juga berarti hilangnya sejumlah tumbuhan dan hewan
yang berpotensi menjadi sumber makanan dan obat-obatan bagi manusia
pada saat ini maupun masa yang akan datang.
3. Kerusakan hujan dapat mengakibatkan terjadinya krisis air bersih bagi
penduduk desa maupun kota.
4. Kerusakan hutan dapat meningkatkan suhu bumi, sehingga terjadi
pemanasan global.
5. Rusaknya hutan mengakibatkan sejumlah hewan pindah mencari sumber
makanan baru di tempat baru, termasuk mencari makanan di wilayah
pertanian dan permukiman penduduk.
6. Kerusakan hutan dapat memicu terjadinya ledakan populasi hewan tertentu
yang dapat mengganggu tanaman pertanian, peternakan dan manusia.
81.

5. Kerusakan pesisir dan laut


82.

Sebagai negara kepulauan, Indonesia memiliki pesisir yang sangat panjang

yaitu lebih dari 81.000 km. Wilayah laut Indonesia juga sangat luas yaitu mencapai
5,8 juta km2.
83.

Selain pesisirnya yang panjang dan lautnya yang luas, wilayah pesisir dan

laut Indonesia juga kaya akan keanekaragaman hayati (biodiversity). Pada wilayah
pesisirnya terdapat berbagai jenis ekosistem seperti terumbu karang (coral reefs),
mangrove, dan padang lamun (sea grass beds) (Dahuri et al. 1996). Indonesia juga
memiliki 30 % hutan mangrove dunia dan 18 % terumbu karang dunia ada di
Indonesia. World Resource Institute (WRI)
84.

(2002) memperkirakan bahwa luas terumbu karang di Indonesia adalah

sekitar 51.000 km2.


85. Angka tadi belum mencakup terumbu karang di wilayah terpencil
yang belum dipetakan atau yang berada di perairan agak dalam (inland waters).
Selain luas, jenis terumbu karang di Indonesia juga sangat beragam. Di Indonesia
bagian timur saja ditemukan sekitar 1.650 jenis ikan karang. Terumbu karang
merupakan tempat berkembangbiaknya berbagai jenis ikan karang. Terumbu karang
memiliki nilai ekologis dan ekonomis yang sangat tinggi.
86.

Kekayaan pesisir dan laut tersebut ternyata sebagian telah mengalami

kerusakan. Kerusakan tersebut umumnya karena ulah manusia yang tidak


bertanggung jawab. Dari sekitar 51.000 km2 luas terumbu karang di Indonesia,
lebih dari 40 % dalam kondisi rusak dan hanya sekitar 6,5% dalam kondisi sangat
baik, selebihnya dalam kondisi sedang (WRI, 2002).

87.

Gambar 4.20. Kerusakan Terumbu karang

88.
89. Selain terumbu karang, hutan mangrove juga mengalami kerusakan
yang cukup parah. Berdasarkan tingkat kerusakannya, kawasan berpotensi
mangrove di Jawa Barat dan Banten umumnya tergolong rusak berat dan rusak
sedang dengan luas masing-masing secara berurutan adalah 66.873,44 ha (52,12%)
dan 61.346,79 ha (47,82%).
90. Tingginya tingkat kerusakan mangrove sebagian besar disebabkan
oleh pengalihfungsian kawasan mangrove menjadi lahan tambak, pertanian,
permukiman, dan reklamasi pantai untuk kawasan wisata. Selain itu, kerusakan
juga terjadi karena penebangan liar.

91.
92.

Gambar 4.21. Kerusakan hutan mangrove

93.
94.

Kerusakan mangrove dan terumbu karang menyebabkan pantai tidak

terlindung dari pantai menjorok ke arah daratan. Di beberapa wilayah, abrasi pantai
mengancam keberadaan permukiman penduduk, jalan dan kegiatan perikanan atau
pertambakan. Kerusakan ini juga dapat memperparah bencana tsunami di beberapa
wilayah yang tidak terlindungi oleh mangrove dan terumbu karang.
95.
96.
97. 2.12 Upaya Penanggulangan Pencemaran Lingkungan
98.
99.

Berbagai upaya telah dilakukan, baik oleh pemerintah maupun

masyarakat untuk menanggulangi pencemaran lingkungan, antara lain melalui


penyuluhan dan penataan lingkungan. Namun, usaha tersebut tidak akan berhasil jika
tidak ada dukungan dan kepedulian masyarakat terhadap lingkungan.
100.
101.

Untuk membuktikan kepedulian kita terhadap lingkungan, kita perlu

bertindak. Beberapa cara yang dapat dilakukan untuk menanggulangi pencemaran


lingkungan, diantaranya sebagai berikut:
1.

Membuang sampah pada tempatnya


102.

Membuang sampah ke sungai atau selokan akan meyebabkan aliran

airnya terhambat. Akibatnya, samapah akan menumpuk dan membusuk.


Sampah yang membusuk selain menimbulkan bau tidak sedap juga akan
menjadi tempat berkembang biak berbagai jenis penyakit. Selain itu, bisa
meyebabkan banjir pada musim hujan.

2.

Salah satu cara untuk menanggulangi sampah terutama sampah rumah tangga
adalah dengan memanfaatkannya menjadi pupuk kompos. Sampah-sampah
tersebut dipisahkan antara sampah organik dan anorganik.
103.

Selanjutnya, sampah organik ditimbun di dalam tanah sehingga

menjadi kompos. Adapun sampah anorganik seperti plastik dan kaleng bekas
dapat di daur ulang menjadi alat rumah tangga dan barang-barang lainnya.
104.
3.

Penanggulangan limbah industri


105.

Limbah dari industri terutama yang mengandung bahan-bahan kimia,

sebelum dibuang harus diolah terlebih dahulu. Hal tersebut akan mengurangi
bahan pencemar di perairan. Denan demikian, bahan dari limbah pencemar yang
mengandung bahan-bahan yang bersifat racun dapat dihilangkan sehingga tidak
mengganggu ekosistem.
106.
4.

Menempatkan pabrik atau kawasan industri di daerah yang jauh dari keramaian
penduduk. Hal ini dilakukan untuk menghindari pengaruh buruk dari limbah
pabrik dan asap pabrik terhadap kehidupan masyarakat.
107.

5.

Penanggulangan pencemaran udara


108.

Pencemaran udara akibat sisa dari pembakaran kendaraan bermotor

dan asap pabrik, dapat dicegah dan ditanggulangi dengan mengurangi


pemakaian bahan bakar minyak. Perlu dipikirkan sumber pengganti alternatif
bahan bakar yang ramah lingkungan, seperti kendaraan berenergi listrik. Selain
itu, dilakukan usaha untuk mendata dan membatasi jumlah kendaraan bermotor
yang layak beroperasi. Terutama pengontrolan dan pemeriksaan terhadap asap
buangan dan knalpot kendaraan bermotor.
109.
6.

Diadakan penghijauan di kota-kota besar


110.

Tumbuhan mampu menyerap CO2 di udara untuk fotosintesis. Adanya

jalur hijau akan mengurangi kadar CO2 di udara yang berasal dari asap
kendaraan bermotor atau asap pabrik. Dengan demikian, tumbuhan hijau bisa
mengurangi pencemaran udara. Selain itu, tumbuhan hijau melepaskan O2 ke
atmosfer.
111.

112.
7.

Penggunaan pupuk dan obat pembasmi hama tanaman yang sesuai


113.

Pemberian pupuk pada tanaman dapat meningkatkan hasil

pertanian. Namun, di sisi lain dapat menimbulkan pencemaran jika pupuk


tersebut masuk ke perairan. Eutrofikai merupakan salah satu dampak negatif
yang ditimbulkan oleh pupuk buatan yang masuk ke perairan.
114.

Begitu juga dengan penggunaan obat anti hama tanaman. Jika

penggunaannya melebihi dosis yang ditetapkan akan menimbulkan pencemaran.


Selain dapat mencemari lingkungan juga dapat meyebabkan musnahnya
organisme tertentu yang dibutuhkan, seperti bakteri pengurai atau serangga yang
membantu penyerbukan tanaman.
115.

Pemberantasan hama secara biologis merupakan salah satu

alternatif yang dapat mengurangi pencemaran dan kerusakan ekosistem


pertanian.
116.
8.

Pengurangan pemakaian CFC


117.

Untuk menghilangkan kadar CFC di atmosfer diperlukan waktu sekitar

seratus tahun salah satu cara penanggulangannya yaitu dengan mengurangi


penggunaan CFC yang tidak perlu oleh manusia. Mengurangi penggunaan
penggunaan CFC dapat mencegah rusaknya lapisan ozon di atmosfer sehingga
dapat mengurangi pemanasan global.
118.

Dewasa ini, tingkah laku manusia dengan sikap semena-mena terhadap

lingkungan sudah sampai pada tingkat yang mengkhawatirkan. Selain


mengeksploitasi alam secara serakah, manusia juga telah meracuni alam ini
dengan berbagai jenis sampahnya.
119.
6. Memperkecil sisa-sisa atau buangan hasil sampingan kegiatan manusia sampai
batas yang telah ditentukan (NAB) atau Kadar Tertinggi Diijinkan (KTD). Misal
penggunaan pupuk dan pestisida harus sesuai dengan aturan dan kebutuhan,
penggunaan

kendaraan

lebih

diperketat,

sosialisasi

kendaraan

ramah

lingkungan, bila tidak perlu tidak berpergian, penggunaan obat-obatan sesuai


dengan aturan dan petunjuk dokter dan lain-lain.
120.
121.

7. Memperkecil pengaruh negatip bahan pencemar terhadap lingkungan.


Membuang sampah dan kotoran lainnya pada tempatnya, jangan membuang
sampah atau sisa-sisa/buangan pabrik dan air limbah sebelum dinetralkan atau
diuraikan menjadi bahan yang tidak membahayakan lingkungan hidup. Dengan
memisahkan bahan pencemar yang terdapat dalam air limbah dan menimbun
pada tempat-tempat tertentu sebelum diuraikan atau dinetralkan, maka air
limbah dari pabrik-pabrik tidak lagi mencemari lingkungan hidup di sekitar
pabrik.
122.
8. Mengolah bahan pencemar yang dihasilkan menjadi bahan yang lebih
bermanfaat. Sampah dapat diolah dengan melalui proses kimia, sebagian dapat
diolah menjadi pupuk, sebagian menjadi bahan bangunan, bahan pembuat kertas
dan sebagian lagi menjadi barang baru lainnya. Misalnya kaleng-kaleng, besi
tua, kertas bekas, aluminium bekas, dan plastik dipisahkan, kemudian
dipisahkan lagi menjadi barang baru.
123.
9. Masih banyak lagi yang dapat dilakukan oleh manusia selain yang disebutkan di
atas. Usaha-usaha inilah yang perlu terus difikirkan dan ditangani secara
sungguh-sungguh oleh semua pihak. Hal ini merupakan tanggung jawab kita
bersama, bukan tanggung jawab pemerintah melalui suatu badan yang disebut
BAPEDAL. Seluruh lapisan masyarakat harus mengetahui bahaya pencemaran
lingkungan yang mengancam masa depan kesejahteraan hidup manusia. Dan
Anda sebagai bagian dari masyarakat dapat membantu pemerintah mencegah
dan menanggualngi masalah lingkungan termasuk pencemaran lingkungan
hidup.
124.

125. 2.13 Penanganan Pencemaran Lingkungan


126.

2.13.1 Remediasi :
127. Remediasi adalah kegiatan untuk membersihkan permukaan tanah
yang tercemar. Ada dua jenis remediasi tanah, yaitu in-situ (atau on-site) dan exsitu (atau off-site). Pembersihan on-site adalah pembersihan di lokasi.

Pembersihan ini lebih murah dan lebih mudah, terdiri dari pembersihan, venting
(injeksi), dan bioremediasi.
128. Pembersihan off-site meliputi penggalian tanah yang tercemar dan
kemudian dibawa ke daerah yang aman. Setelah itu di daerah aman, tanah
tersebut dibersihkan dari zat pencemar. Caranya yaitu, tanah tersebut disimpan
di bak/tanki yang kedap, kemudian zat pembersih dipompakan ke bak/tangki
tersebut. Selanjutnya zat pencemar dipompakan keluar dari bak yang kemudian
diolah dengan instalasi pengolah air limbah. Pembersihan off-site ini jauh lebih
mahal dan rumit.
129.
130.

2.13.2 Bioremediasi
131. Bioremediasi adalah proses pembersihan pencemaran tanah dengan
menggunakan mikroorganisme (jamur, bakteri). Bioremediasi bertujuan untuk
memecah atau mendegradasi zat pencemar menjadi bahan yang kurang beracun
atau tidak beracun (karbon dioksida dan air).

132. DAFTAR PUSTAKA


133.
134. http://geoenviron.blogspot.com/2011/09/menganalisis-pemanfaatan-dan.html
135. http://dinkesbanggai.wordpress.com/2009/01/13/DampakPencemaranLingkungan
Terhadap Kesehatan
136. Istamar Syamsuri, Mpd, Drs, dkk, 2004. Biologi kelas X. Penerbit Erlangga. Jakarta.
137. Ririh Yudhastuti, Departemen Kesehatan Lingkungan Fakultas Kesehatan Masyarakat
Universitas Airlangga
138.Undang-undang kesehatan Nomor 36 Tahun 2009, WHO tentang kesehatan Definisi
sehat
139.

Anda mungkin juga menyukai