Disusun oleh:
Isni Yulianti
D3E613003
Mery Tarlina
D3E613005
Risma Pertiwi
D3E613009
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Kuasa karena hanya oleh
Kasih dan Kemurahan-Nya makalah tugas kesehatan lingkungan pemanfaatan lingkungan
abiotik untuk dapat memenuhi kualitas lingkungan, dan Pengaruh lingkungan fisik terhadap
kesehatan masyarakat dapat terselesaikan.
Saya menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna dan disana sini masih
dijumpai kekurangan-kekurangan. Oleh karena itu saya sangat mengharapkan kritik dan saran
yang bersifat membangun untuk kesempurnaan makalah ini di masa yang akan datang.
Semoga makalah ini bermanfaat untuk menambah khasanah ilmu pengetahuan khususnya
pengetahuan kesehatan lingkungan dalam kesehatan masyarakat.
Penyusun
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
WHO menyatakan Kesehatan adalah suatu keadaan sehat yang utuh secara fisik,
mental dan sosial serta bukan hanya merupakan bebas dari penyakit. Dalam Undang
Undang No. 9 Tahun 1960 tentang Pokok-Pokok Kesehatan. Dalam Bab 1, Pasal 2
dinyatakan bahwa Kesehatan adalah meliputi kesehatan badan (somatik), rohani (jiwa)
dan sosial dan bukan hanya deadaan yang bebas dari penyakit, cacat dan kelemahan.
Definisi ini memberi arti yang sangat luas pada kata kesehatan.
Kesehatan Lingkungan merujuk pada kharakteristik kondisi lingkungan yang
dapat
mengganggu
kesehatan,
terutama
aspek;
Gaya
hidup
seperti
Miras,
BAB II
PEMBAHASAN
1. Tanah
Seperti yang kita ketahui, tempat dimana manusia tinggal dan berpijak adalah
tanah. Manusia dapat beraktifitas, membangun rumah, gedung, bahkan bercocok tanam.
Tanah juga ditempati oleh komponen biotik seperti tumbuhan dan hewan yang
melakukan aktifitasnya setiap hari.
2. Suhu Atau Temperatur
Pada umumnya mahkluk hidup rata-rata dapat bertahan hidup hanya pada kisaran
suhu 00C400C. hanya mahkluk hidup tertentu saja yang dapat hidup dibawah 0 0C atau
diatas 400C. hewan berdarah panas mampu hidup pada suhu dibawah titik beku karena
memiliki bulu dan memiliki suhu tubuh yang konstan (tetap). Suhu merupakan syarat
yang diperlukan organisme untuk hidup. Temperatur lingkungan adalah ukuran dari
intensitas panas dalam unit standar dan biasanya diekspresikan dalam skala derajat
celsius. Secara umum, temperatur udara adalah faktor bioklimat tunggal yang penting
dalam lingkunan fisik ternak. Supaya ternak dapat hidup nyaman dan proses fisiologi
dapat berfungsi normal, dibutuhkan temperatur lingkungan yang sesuai. Banyak species
ternak membutuhkan temperatur nyaman 13 18 oC atau Temperature Humidity Index
(THI) < 72. Keadaan pergerakan molekul ditentukan oleh temperatur atau suhu. Makin
tinggi suhu, maka akan mepercepat proses kehilangan air dari tanaman dan
sebaliknya.Selama musim hujan, rata-rata temperatur udara lebih rendah, sedangkan
kelembaban tinggi dibanding pada musim panas. Jumlah dan pola curah hujan adalah
faktor penting untuk produksi tanaman dan dapat dimanfaatkan untuk suplai makanan
bagi ternak.Curah hujan bersama temperatur dan kelembaban berhubungan dengan
masalah penyakit ternak serta parasit internal dan eksternal. Curah hujan dan angin juga
dapat menjadi petunjuk orientasi perkandangan ternak.
3. Sinar / Cahaya Matahari
Sinar matahari mempengaruhi sistem secara global, karena sinar matahari
menentukan suhu. Sinar matahari juga merupakan unsur vital yang dibutuhkan oleh
tumbuhan sebagai produsen untuk berfotosintesis. Radiasi matahari dalam suatu
lingkungan berasal dari dua sumber utama:
a. Temperatur matahari yang tinggi.
b. Radiasi termal dari tanah, pohon, awan dan atmosfir.
alami terbentuk dari nitrogen diudara yang terkena lecutan petir, secara alami tanah
memperoleh nitrit dan nitrat sehingga menjadi subur.
b. Oksigen dan karbon dioksida
Okigen (O2) merupakan gas pembakar dalam proses pernapasan. Makanan,
misalnya karbohidrat yang ada di dalam sel, mengalami pembakaran (oksidasi)
guna mendapatkan energi. Oksidasi tersebut sering disebut sebagai pernapasan sel.
Dalam pernapasan dihasilkan pula karbondioksida (CO 2) dan air (H2O). baik
tumbuhan maupun hewan memerlukan oksigen dari udara bebas untuk
pernapasannya dlam rangka mendapatkan energi.
c. Angin dan kelembaban
Angin berperan membantu penyerbukan tumbuhan, menyebarkan spora dan
biji tumbuhan. Bebrapa serangga hama tumbuhan dapat diterbangkan oleh angin ke
tempat lain yang jauh. Kelembaban berperan menjaga organisme agar tidak
kehilangan air karena penguapan. Beberapa mikroorganisme seperti jamur dan
bakteri hidup di tempat-tempat yang lembab. Mikroorganisme tersebut tidak dapat
hidup ditempat-tempat kering. Kelembaban adalah jumlah uap air dalam udara.
Kelembaban udara penting, karena mempengaruhi kecepatan kehilangan panas dari
ternak. Kelembaban dapat menjadi kontrol dari evaporasi kehilangan panas melalui
kulit dan saluran pernafasan (Chantalakhana dan Skunmun, 2002). Kelembaban
biasanya diekspresikan sebagai kelembaban relatif (Relative Humidity = RH)
dalam persentase yaitu ratio dari mol persen fraksi uap air dalam volume udara
terhadap mol persen fraksi kejenuhan udara pada temperatur dan tekanan yang
sama (Yousef, 1984). Pada saat kelembaban tinggi, evaporasi terjadi secara lambat,
kehilangan panas terbatas dan dengan demikian mempengaruhi keseimbangan
termal ternak (Chantalakhana dan Skunmun, 2002).
6. Mineral
Mineral yang diperlukan tumbuhan misalnya belerang (S), fosfat (P), kalium (K),
kalsium (Ca), magnesium (Mg), besi (fe), natrium (Na), dan khlor (Cl). Mineralmineral itu diperoleh tumbuhan dalam bentuk ion-ion yang larut didalam air tanah.
Mineral tersebut digunakan untuk berlangsungnya metabolisme tubuh dan untuk
penyusun tubuh. Hewan dan manusia pun memerlukan mineral untuk penyusun tubuh
dan reaksi-reaksi metabolismenya. Selain itu, mineral juga berfungsi untuk menjaga
keseimbangan asam basa dan mengatur fungsi fsikologi (faal) tubuh.
7. Keasaman [PH]
Keasaman juga berpengaruh terhadap mahkluk hidup. Biasanya mahkluk hidup
memerlukan lingkungan yang memiliki PH netral. Mahkluk hidup tidak dapat hidup di
lingkungan yang terlalu asam atau basa. Sebagai contoh tanah di Kalimantan yang
umumnya bersifat asam memiliki keanekaragaman yang rendah dibandingkan dengan
didaerah lain yang tanahnya netral. Tanah di Kalimantan bersifat asam karena tersusun
atas gambut. Oleh karena itu sulit dijadikan areal pertanian jika tidak diolah dan
dinetralkan terlebih dahulu. Tanah yang bersifat asam dapat dinetralkan dengan
diberikan bubuk kapur. Tanah berhumus seringkali bersifat asam. Tanah berkapur
seringkali bersifat basa. Tanah bersifat basa dapat dinetralkan dengan diberi bubuk
belerang.
8. Kadar Garam [Salinitas]
Jika kadar garam tinggi, sel-sel akar tumbuhan akan mati dan akhirnya akan
mematikan tumbuhan itu. Didaerah yang berkadar garam tinggi hanya hidup tumbuhan
tertentu. Misalnya pohon bakau di pantai yang tahan terhadap lingkungan berkadar
garam tinggi.
9. Topografi
Topografi artinya keadaan naik turunnya permukaan bumi disuatu daerah.
Topografi berkaitan dengan kelembaban, cahaya, suhu, serta keadaan tanah disuatu
daerah. Interaksi berbagai faktor itu membentuk lingkungan yang khas. Sebagai contoh
keanekaragaman hayati di daerah perbukitan berbeda dengan didaerah datar. Organisme
yang hidup di daerah berbukit berbeda dengan daerah datar. Topografi juga
mempengaruhi penyebaran mahkluk hidup.
10. Garis Lintang
Garis lintang yang berbeda menunjukan kondisi lingkungan yang berbeda pula.
Garis lintang secara tidak langsung menyebabkan perbedaan distribusi organisme
dipermukaan bumi. Ada organisme yang mampu hidup pada garis lintang tertentu saja.
Indonesia yang terletak di daerah khatulistiwa dan di antara dua benua, memiliki curah
hujan yang cukup tinggi, rata-rata 200-225 cm/tahun. Dengan curah hujan yang tinggi
dan merata, cahaya matahari sepanjang tahun, dan suhu yang cukup hangat dengan
suhu rata-rata 27
tingggi.
Dalam sudut pandang ekologi manusia, yaitu ilmu yang mempelajari dan menganalisis
hubungan timbal balik (interaksi dan interelasi) antara manusia dan lingkungannya,
unsur lingkungan hidup itu dibedakan atas tiga kelompok utama, yaitu lingkungan alam
(lingkungan sik), sosial, dan budaya.
1. Lingkungan alam merupakan kondisi alamiah suatu wilayah yang meliputi kondisi
iklim, tanah, siogra, dan batuan.
2. Lingkungan sosial adalah manusia dengan semua aktivitas dan karakternya, baik
sebagai individu atau pribadi maupun makhluk sosial.
3. Lingkungan budaya adalah benda-benda hasil daya cipta manusia, seperti
bangunan, karya seni, sistem kepercayaan, dan tatanan kelembagaan sosial. Dalam
kenyataan sehari-hari, ketiga unsur lingkungan hidup tersebut tidak berdiri sendiri,
akan tetapi memiliki keterkaitan dalam bentuk interaksi dan interelasi antara satu
komponen dan komponen lainnya. Perubahan yang terjadi pada suatu komponen
dampaknya akan dirasakan oleh komponen lain.
Sebagai contoh, manusia melakukan tindakan berupa penggundulan hutan untuk
dimanfaatkan sumber daya kayunya. Namun dalam praktiknya, kegiatan tersebut tidak
memperhatikan faktor-faktor kelestarian dan daya dukung lahan. Maka sebagai
reaksinya terjadilah banjir bandang pada saat musim hujan dengan intensitas tinggi.
2.3 Manfaat Lingkungan bagi Kehidupan
Manusia hidup di permukaan bumi bersama-sama dengan komponen lingkungan
lainnya, berupa komponen biotik, yaitu hewan, tumbuhan, dan jasad renik, serta
komponen abiotik (tidak hidup). Secara langsung maupun tidak, secara disadari
ataupun tidak semua unsur-unsur lingkungan yang ada di sekitar senantiasa
memberikan manfaat bagi hidup dan kehidupan manusia. Sebagai contoh, untuk
memenuhi kebutuhan makanan, manusia memanfaatkan tumbuhan dan hewan. Selain
itu, dalam proses pernafasan manusia senantiasa menghirup oksigen yang terdapat di
atmosfer.
Secara umum beberapa manfaat unsur lingkungan hidup bagi manusia antara lain
sebagai berikut:
a. Ruang muka bumi sebagai tempat berpijak dan beraktivitas sehari-hari.
b. Tanah dapat dijadikan areal lahan untuk kegiatan ekonomi, seperti lahan pertanian,
perkebunan, dan peternakan, aktivitas sosial lainnya.
c. Unsur udara (oksigen) sangat bermanfaat untuk bernafas manusia dan hewan.
d. Komponen hewan dan tumbuhan merupakan sumber bahan makanan bagi manusia.
e. Sumber daya alam yang terkandung dalam lingkungan hidup dapat dimanfaatkan untuk
memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari.
f. Mikroorganisme atau jasad renik sangat berperan dalam proses penguraian sisa-sisa jasad
hidup yang telah mati sehingga tidak terjadi penumpukan bangkai makhluk hidup, tetapi
hancur dan kembali menjadi unsur-unsur tanah.
Berdasarkan penjelasan tersebut, dapat disimpulkan bahwa kelangsungan
kehidupan manusia sangat bergantung dari unsur-unsur lingkungan lainnya. Manusia
hanyalah salah satu dari komponen lingkungan tersebut. Jika manusia menginginkan
kelangsungan kehidupannya, manusia hendaknya sadar benar bahwa kelestarian
komponen-komponen lingkungan hidupnya harus senantiasa terjaga dari kehancuran
bahkan
kepunahan.
Hubungan
antarmakhluk
hidup,
terutama
manusia
dan
(b)
(c)
(d)
Gambar 4.1. Beberapa kegiatan manusia yang menghasilkan sampah atau limbah: (a) asap
pabrik (b) perdagangan/pasar (c) limbah pertanian (d) limbah dai aktivitas rumah tangga
Jadi, yang dimaksud pencemaran lingkungan berdasarkan UndangUndang Lingkungan Hidup No 32 Tahun 2009 adalah masuk atau
dimasukkannya makhluk hidup, zat, energi, dan/atau komponen lain ke dalam
lingkungan hidup oleh kegiatan manusia, sehingga melampaui baku mutu
lingkungan hidup yang telah ditetapkan.
Unsur
Lambang
Volume (%)
Nitrogen
N2
78,08
Oksigen
O2
20,95
Argon
Ar
0,93
Karbondioksida
CO2
0,0340
Neon
Ne
0,0018
Helium
He
0,00052
Ozon
O3
0,00006
Hidrogen
H2
0,00005
Krypton
Kr
0,00011
Metan
CH4
0,00015
Xenon
Xe
Kecil sekali
banyak
kabur, kehilangan daya pikir sesaat, kesulitan bernafas, gas ini sangat
reaktif sehingga mengganggu pengingatan oksigen oleh hemoglobin
dalam darah. Jika berlangsung terus menerus, dapat mengakibatkan
kematian.
C. Choloroflourocarbon (CFC)
Gas CFC digunakan sebagai gas pengembang, karena tidak
bereaks, tidak berbau, tidak berasa dan tidak berbahaya. Banyak di
gunakan untuk mengembangkan busa kursi, untuk AC, pendingin
lemari es dan penyemprot rambut. Tetapi, ternyata ada juga
keburukan dari gas ini.
Gas CFC yang naik ke atas dapat mencapai stratosfer. Di
stratosfer terdapat lapisan gas ozon (O3), yang merupakan pelindung
bumi dari pengaruh radiasi ultra violet. Radiasi ultra violet dapat
mengakibatkan kematian organisme, tumbuhan menjadi kerdil,
menimbulkan mutasi genetik, menyebabkan kanker kulit dan kanker
mata. Jika gas CFC mencapai lapisan ozon, akan terjadi reaksi antara
CFC dan ozon, sehingga lapisan ozon tersebut berlubang yang disebut
lubang ozon.
D. Senyawa Belerang (SO2)
Sumber penghasil SOx terutama berasal dari pembakaran batu
bara, minyak bumi, pengilangan minyak tanah, industri kimia
tertentu, industri logam dan lain-lain. Jika SOx bereaksi dengan
udara yang mengandung uap air, maka akan terbentuk asam sulfat
(H2SO4). Jika asam sulfat di udara terbawa oleh air hujan, maka
terjadilah hujan asam yang dapat menimbulkan proses pengkaratan
(korosi) dan kerusakan pada tanaman seperti yang sering terjadi di
negara-negara industri. Belerang oksida juga bisa menimbulkan
gangguan kesehatan bagi manusia berupa iritasi mata dan saluran
pernafasan, pandangan kabur, gejala penyakit jantung dan kematian.
Jika kalian
menghirup gas NO2 dalam waktu dan jumlah tertentu, maka dapat
Partikel yang mencemari udara terdapat dalam bentuk cair atau padat.
Partikel dalam bentuk cair berupa titik-titik air atau kabut. Kabut dapat
menyebabkan sesak napas jika terhiap ke dalam paru-paru. Partikel dalam
bentuk padat dapat berupa debu atau abu vulkanik. Selain itu, dapat juga
berasal dari makhluk hidup, misalnya bakteri, spora, virus, serbuk sari, atau
serangga-serangga yang telah mati. Partikel-partikel tersebut merupakan
sumber penyakit yang dapat mengganggu kesehatan manusia.
Jenis Pencemaran
Dampak
Pencemaran
Udara
ditimbulkan
Sakit Kepala dan Gangguan Pernapasan
yang
Kematian
Iritasi saluran pernafasan, iritasi mata, batuk.
SO2 + H2S dapat bergabung dengan partikel air
(CFC)
Kadar Pb
(g/dl)
0 s/d 10
10 s/d 30
30 s/d 50
50 s/d 100
haemoglobin
pusat
>100
kematian
Kematian
A. Berikut ini adalah sebuah tulisan tentang pencemaran udara yang bersumber
dari situs Kompasiana.com
Tingkat Pencemaran Udara di Indonesia
09 July 2011 | 10:08
menempatkan kota Jakarta menjadi salah satu kota dengan kadar polutan tertinggi setelah
Beijing, New Delhi, Mexico City. Di indonesia sendiri, data yang dipaparkan Oleh
Pengkajian
Ozon
dan
Polusi
Udara
Lembaga
Penerbangan
dan
Antariksa
molekul uap air di atmosfir menjadi asam sulfat (H2SO4) dan asam nitrat (HNO3) yang
selanjutnya turun ke permukaan bumi bersama air hujan yang dikenal hujan asam. Hujan
asam telah menimbulkan masalah besar di daratan Eropa, Amerika Serikat dan di Negara
Asia termasuk Indonesia. Dampak negatif dari hujan asam selain rusaknya bangunan dan
berkaratnya benda-benda yang terbuat dari logam, juga terjadinya kerusakan lingkungan
terutama mengasakan (acidification) danau dan sungai. Ribuan danau airnya telah bersifat
asam sehingga tidak ada lagi kehidupan akuatik, dikenal dengan danau mati.
Meningkatkan efek rumah kaca: Efek rumah kaca disebabkan oleh CO2, CFC,Metana Ozon,
N2O di lapisan troposfer yang menyerap radiasi panas matahari yang dipantulkan oleh
permukaan bumi. Akibatnya panas terperangkap oleh lapisan troposfer dan menimbulkan
fenomena pemanasan global. Pemanasan global sendiri akan berakibat pada: Pencairan es di
kutub, Perubahan iklim, Perubahan siklus hidup flora dan fauna.
Kerusakan lapisan ozon: Lapisan ozon yang berada di stratosfer (ketinggian 20-35km)
merupakan pelindung alami bumi yang berfungsi memfilter radiasi ultraviolet B dari
matahari. Pembentukan dan pengurangan molekul-molekul ozon (O3) terjadi secara alami di
stratosfer.
Mengurangi pencemaran udara dapat dicegah dengan: Mengganti bahan bakar kendaraan
bermotor dengan bahan bakar yang tidak menghasilkan gas karbon monoksida, Pengolahan
atau daur ulang limbah asap industri, Penghijauan dan reboisasi atau penanaman kembali
pohon-pohon pengganti, Menghentikan pembakaran hutan.
B. Akibat yang di timbulkan :
Adanya peristiwa efek rumah kaca (green house effect) yang dapat menaikkan
suhu udara secara global serta dapat mengubah pola iklim bumi dan
mencairkan es di kutub. Bila es meleleh maka permukaan laut akan naik
sehingga mempengaruhi keseimbangan ekologi.
C. Solusi :
Pembatasan
usia
kendaraan,
terutama
bagi
angkutan
umum,
perlu
Potensi terbesar polusi oleh kendaraan bermotor adalah kemacetan lalu lintas
dan tanjakan. Karena itu, pengaturan lalu lintas, rambu-rambu, dan tindakan
tegas terhadap pelanggaran berkendaraan dapat membantu mengatasi
kemacetan lalu lintas dan mengurangi polusi udara.
Uji emisi harus dilakukan secara berkala pada kendaraan umum maupun
pribadi meskipun secara uji petik (spot check). Perlu dipikirkan dan
dipertimbangkan adanya kewenangan tambahan bagi polisi lalu lintas untuk
disebabkan oleh limbah industri, perumahan, pertanian, rumah tangga, industri, dan
penangkapan ikan dengan menggunakan racun. Polutan industri antara lain polutan
organik (limbah cair), polutan anorganik (padatan, logam berat), sisa bahan bakar,
tumpaham minyak tanah dan oli merupakan sumber utama pencemaran air, terutama
air tanah. Disamping itu penggundulan hutan, baik untuk pembukaan lahan
pertanian, perumahan dan konstruksi bangunan lainnya mengakibatkan pencemaran
air tanah. Limbah rumah tangga seperti sampah organik (sisa-sisa makanan), sampah
anorganik (plastik, gelas, kaleng) serta bahan kimia (detergen, batu batere) juga
berperan besar dalam pencemaran air, baik air di permukaan maupun air tanah.
Polutan dalam air mencakup unsur-unsur kimia, pathogen/bakteri dan perubahan
sifat Fisika dan kimia dari air. Banyak unsur-unsur kimia merupakan racun yang
mencemari
air.
Patogen/bakteri
mengakibatkan
pencemaran
air
sehingga
menimbulkan penyakit pada manusia dan binatang. Adapuan sifat fisika dan kimia
air meliputi derajat keasaman, konduktivitas listrik, suhu dan pertilisasi permukaan
air. Di negara-negara berkembang, seperti Indonesia, pencemaran air (air permukaan
dan air tanah) merupakan penyebab utama gangguan kesehatan manusia/penyakit.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa di seluruh dunia, lebih dari 14.000 orang
meninggal dunia setiap hari akibat penyakit yang ditimbulkan oleh pencemaran air.
Secara umum, sumber-sumber pencemaran air adalah sebagai berikut :
1. Limbah industri (bahan kimia baik cair ataupun padatan, sisa-sisa bahan bakar,
tumpahan minyak dan oli, kebocoran pipa-pipa minyak tanah yang ditimbun
2.
3.
4.
5.
6.
dalam tanah)
Pengungangan lahan hijau/hutan akibat perumahan, bangunan
Limbah pertanian (pembakaran lahan, pestisida)
Limbah pengolahan kayu
Penggunakan bom oleh nelayan dalam mencari ikan di laut
Rumah tangga (limbah cair, seperti sisa mandi, MCK, sampah padatan seperti
plastik, gelas, kaleng, batu batere, sampah cair seperti detergen dan sampah
organik, seperti sisa-sisa makanan dan sayuran).
Sabun dan Deterjen Limbah domestik kerapkali mengandung sabun dan diterjen.
Keduanya merupakan sumber potensial bagi bahan pencemar organik. Sabun
adalah senyawa garan dari asam-asam lemak tinggi, seperti natrium stearat,
C17H35COO-Na+ . Aksi pencucian dari sabun banyak dihasilkan dari kekuatan
pengemulsian dan kemampuan menurunkan tegangan permukaan dari air. Konsep
ini dapat dipahami dengan mengingat kedua sifat dari ion sabun. Suatu gambaran
dari stearat terdiri dari ion karboksil sebagai kepala dengan hidrokarbon yang
panjang sebagai ekor. Dengan adanya minyak, lemak dan bahan organik tidak
larut dalam air lainnya, kecenderungan untuk ekor dari anion melarut dalam
bahan organik, sedangkan bagian kepala tetap tinggal dalam larutan air. Oleh
karena itu sabun mengemulsi atau mengsuspensi bahan organik dalam air. Dalam
proses ini, anion-anion membentuk partikel-partikel micelle seperti gambar
berikut.
Keuntungan yang utama dari sabun sebagai bahan pencuci terjadi dari
reaksi dengan kation-kation divalen membentuk garam-garam dari asam lemak
yang tidak larut. 2 C17H35COO-Na+ + Ca2+ ? Ca(C17H35CO2)2(s) + 2 Na+
Padatan-padatan tidak larut ini, biasanya garam-garam dari mahnesium atau
kalsium. Keduanya tidak seluruhnya efektif seperti bahanbahan pencuci. Bila
sabun digunakan dengan cukup, semua kation divalen dapat dihilangkan oleh
reaksinya dengan sabun, dan air yang mengandung sabun berlebih dapat
mempunyai kemampuan pencucian dengan kualitas yang baik. Begitu sabun
masuk ke dalam buangan air atau suatu sistem akuatik biasanya langsung
terendap sebagai garam-garam kalsium dan magnesium, oleh karena itu beberapa
pengaruh dari sabun dalam larutan mungkin dapat dihilangkan. Akhirnya dengan
biodegridasi, sabun secara sempurna dapat dihilangkan dari lingkungan. Oleh
kerena itu terlepas dari pembentukan buih yang tidak enak dipandang, sabun tidak
menyebabkan pencemaran yang penting.
Deterjen sintentik mempunyai sifat-sifat mencuci yang baik dan tidak
membentuk garam-garam tidak larut dengan ion-ion kalsium dari magnesium
yang biasa terdapat dalam air sadah. Deterjen sintetik mempunyai keuntungan
tambahan karena secara relatif bersifat asam kuat, oleh karena itu tidak
menghasilkan endapan sebagai asam-asam yang mengendap suatu karakteristik
yang tidak nampak pada sabun. Unsur kunci dari deterjen adalah bahan surfaktan
atau bahan aktif permukaan yang bereaksi dalam menjadikan air menjadi basah
(wetter) dan sebagai bahan pencuci yang lebih baik. Surfaktan terkonsentrasi
pada batas permukaan antara air dengan gas (udara), padatan-padatan (debu) dan
cairan-cairan yang tidak dapat bercampur (minyak). Hal ini terjadi karena struktur
Amphiphilic yang berarti bagian yang satu dari molekul adalah suatu yang
bersifat polar atau gugus ionik (sebagai kepala) dengan afinitas yang kuat untuk
air dan bagian lainnya suatu hidrokarbon (sebagai ekor) yang tidak suka air.
Senyawa ini suatu surfaktan alkil sulfat, suatu jenis yang banyak digunakan
untuk berbagai keperluan seperti shampo, kosmetik, pembersih, dan loundry.
Sampai tahun 1960-an sufaktan yang paling umum digunakan adalah alkil benzen
sulfonat. ABS suatu produk derivat alkil benzen. ABS sangat tidak
menguntungkan karena ternyata sangat lambat terurai oleh bakteri pengurai
disebabkan oleh adanya rantai bercabang pada strukturnya. Oleh kerena itu ABS
kemudian digantikan oleh surfaktan yang dapat dibiodegradasi yang dikenal
dengan Linier Alkil Sulfonat (LAS). Sejak LAS menggantikan ABS dalam
deterjen masalah-masalah yang timbul seperti penutupan permukaan air oleh
gumpalan busa dapat dihilangkan dan toksinitasnya terhadap ikan di air telah
banyak dikurangi. Sampah dan buangan-buangan kotoran dari rumah tangga,
pertanian dan pabrik/industri dapat mengurangi kadar oksigen dalam air yang
dibutuhkan oleh kehidupan dalam air. Di bawah pengaruh bakteri anaerob
senyawa organik akan terurai dan menghasilkan gas-gas NH3 dan H2S dengan
bau busuknya. Penguraian senyawa-senyawa organik juga akan menghasilkan
gas-gas beracun dan bakteri-bakteri patogen yang akan mengganggu kesehatan
air. Ditergen tidak dapat diuraikan oleh organisme lain kecuali oleh ganggang
hijau dan yang tidak sempat diuraikan ini akan menimbulkan pencemaran air.
Senyawa-senyawa organik seperti pestisida (DDT, dikhloro difenol trikhlor
metana), juga merupakan bahan pencemar air. Sisa-sisa penggunaan pestisida
yang berlebihan akan terbawa aliran air pertanian dan akan masuk ke dalam rantai
makanan dan masuk dalam jaringan tubuh makhluk yang memakan makanan itu.
Bahan pencemar air yang paling berbahaya adalah air raksa. Senyawasenyawa air
raksa dapat berasal dari pabrik kertas, lampu merkuri. Karena pengaruh bakteri
anaerob garam anorganik Hg dengan adanya senyawa hidrokarbon akan bereaksi
membentuk senyawa dimetil mekuri (CH3)2Hg yang larut dalam air tanah dan
masuk dalam rantai makanan yang akhirnya dimakan manusia. Energi panas juga
dapat menjadi bahan pencemar air, misalnya penggunaan air sebagai pendingin
dalam proses di suatu industri atau yang digunakan pada reaktor atom,
menyebabkan air menjadi panas. Air yang menjadi panas, selain mengurangi
kelarutan oksigen dalam air juga dapat berpengaruh langsung kehidupan dalam
air.
Air biasanya disebut tercemar ketika terganggu oleh kontaminan
antropogenik dan ketika tidak bisa mendukung kehidupan manusia, seperti air
minum, dan/atau mengalami pergeseran ditandai dalam kemampuannya untuk
mendukung komunitas penyusun biotik, seperti ikan. Fenomena alam seperti
gunung berapi, algae blooms, badai, dan gempa bumi juga menyebabkan
perubahan besar dalam kualitas air dan status ekologi air.
Pada umumnya, ukuran baik buruknya air didasarkan pada faktor berikut :
a. Suhu Air.
Kegiatan industri atau kegiatan lainnya yang memerlukan pendinginan
mesin, umumnya didinginkan dengan menggunakan air. Bila tidak ada
proses pendinginan sebelumnya. Air sisa yang panas dibuang sebagai
limbah dan dapat mencemari lingkuan perairan.
b. Keasaman (pH) Air.
Air yang mempunyai pH antara 6,7 - 8,6 mendukung populasi hewan dan
tumbuhan dalam air. Setiap mahluk hidup membutuhkan pH air yang
berbeda-beda. Perubahan pH air tersebut, dapat mengganggu kehidupan
mahluk hidup. Oleh sebab itu, pembuangan limbah ke perairan dapat
mengubah pH air dan mengakibatkan gangguan pada mahluk hidup, dapat
dikatakan dapat mencemari perairan tersebut.
c. Warna, Bau, dan Rasa.
e. Bahan-Bahan Kimia.
Adanya bahan-bahan kimia, seperti minyak, herbisida, dan insektisida dapat
mencemari air. Penggunaan obat-obatan untuk memberantas hama dan
penyakit tanaman pertanian juga dapat mencemari perairan. Demikian
industri besar, rumah sakit, laboratorium semuanya dapat mencemari air,
begitu limbahnya di buang begitu saja kealam tanpa diolah terlebih dahulu.
C. Solusi
o Gunakan air dengan bijaksana. Kurangi penggunaan air untuk kegiatan
yang kurang berguna dan gunakan dalam jumlah yang tepat.
o Kurangi penggunaan detergen. Sebisa mungkin pilihlah detergen yang
ramah lingkungan dan dapat terurai di alam secara cepat.
o Kurangi konsumsi obat-obatan kimia berbahaya. Obat-obatan kimia
yang berbahaya seperti pestisida, dan obat nyamuk cair merupakan
salah satu penyebab rusaknya ekosistem air
o Tidak menggunakan sungai untuk mencuci mobil, truk, dan sepeda
motor.
o Tidak menggunakan sungai untuk wahana memandikan hewan ternak
dan sebagai tempat kakus.
o Jangan membuang sampah rumah tangga di sungai/danau. Kelola
sampah rumah tangga dengan baik dan usahakan menanam pohon di
pinggiran sungai/danau.
o Sadar akan kelangsungan ketersediaan air dengan tidak merusak atau
mengeksploitasi sumber mata air agar tidak tercemar.
o Mengoptimalkan pelaksanaan rehabilitasi lahan kritis yang bertujuan
untuk meningkatkan konservasi air bawah tanah
o Menanggulangi kerusakan lahan bekas pembuangan limbah B3
o Pembuatan UU tentang larangan membuang limbah ke sungai.
diucapkan,
namun
dalam
dini.
Daur Ulanglah Kertas, Plastik, dan Logam
Dengan mendaur ulang kertas, plastik, dan logam, kita akan
memanfaatkan bahan-bahan yang sudah ada dan tidak berguna lagi
tanpa membeli yang baru lagi. Kita dapat menciptakan barang-barang
baru dari sisa-sisa kertas, plastik, dan logam di sekitar kita dengan
mendaurulang bahan-bahan tersebut menjadi bahan baku. Selain lebih
praktis dan ekonomis, kita tidak perlu disusahkan dengan bagaimana
cara membuang sampah-sampah yang menumpuk dari kertas, plastik,
3.
4.
bubuk kertas.
Buatlah Kompos
tidak bisa diuraikan. Bahan pencemar itu tetap utuh hingga 300 tahun yang akan
datang.
Zat-zat limbah yang meresap ke tanah juga tidak dapat hilang dalam jangka
waktu yang lama. Zat-zat limbah yang masuk ke tanah di serap oleh tanaman dan
tetap menetap di dalam tubuh tumbuhan itu, karena tumbuhan tidak dapat
menguraikannya. Limbah industri yang mengotori tanah biasanya adalah pupuk
yang berlebihan dan penggunaan herbisida serta pestisida.
Zat pencemar yang menetap pada tumbuhan itu, terus berpindah melalui jalur
rantai makanan dan jaring-jaring makanan. Sehingga perpindahan itu menyebabkan
adanya zat pencemar dalam setiap tubuh organisme yang melangsungkan proses
rantai makanan. Hal ini akan menimbulkan menurunnya kualitas organisme,
berupa kurangnya ketahanan terhadap gangguan dari luar. Selain pencemaran,
kerusakan lingkungan juga disebabkan oleh pengambilan sumber daya alam dan
pemanfaatannya, serta pola pertanian. Kerusakan itu antara lain terjadinya erosi
dan
banjir. Kerusakan
lingkungan
yang
menimbulkan
banyak
bencana
Menurut sumbernya, limbah padat dapat berasal dari sampah rumah tangga
(domestik), industri dan alam (tumbuhan).
A. Limbah domestik
Limbah domestik yang bisa menyebabkan pencemaran tanah bisa berasal dari
daerah: pemukiman penduduk; perdagangan/pasar/tempat usaha hotel dan lainlain; kelembagaan misalnya kantor-kantor pemerintahan dan swasta; dan
wisata, bisa berupa limbah padat dan cair.
1. Limbah padat berbentuk sampah anorganik. Jenis sampah ini tidak bisa
diuraikan oleh mikroorganisme (non-biodegradable), misalnya kantong
plastik, bekas kaleng minuman, bekas botol plastik air mineral, dsb
2. Limbah cair berbentuk; tinja, deterjen, oli, cat, bahan bakar minyak jika
meresap kedalam tanah akan merusak kandungan air tanah dan bisa
membunuh mikro-organisme di dalam tanah.
B. Limbah industry
Limbah industri yang bisa menyebabkan pencemaran tanah berasal dari daerah:
pabrik, manufaktur, industri kecil, industri perumahan, bisa berupa limbah
padat dan cair.
1. Limbah industri yang padat atau limbah padat yang adalah hasil buangan
industri berupa padatan, lumpur, bubur yang berasal dari proses
pengolahan. Misalnya sisa pengolahan pabrik gula, pulp, kertas, rayon,
plywood, pengawetan buah, ikan daging dll.
2. Limbah cair yang adalah hasil pengolahan dalam suatu proses produksi,
misalnya sisa-sisa pengolahan industri pelapisan logam dan industri kimia
lainnya. Tembaga, timbal, perak, khrom, arsen dan boron adalah zat hasil
dari proses industri pelapisan logam.
C. Limbah pertanian
Limbah pertanian yang bisa menyebabkan pencemaran tanah
merupakan sisa-sisa pupuk sintetik untuk menyuburkan tanah/tanaman,
misalnya pupuk urea dan pestisida pemberantashama tanaman, misalnya DDT.
Pestisida adalah zat atau campuran zat yang digunakan untuk membasmi hama.
Pestisida dapat berwujud zat kimia, agen biologis (seperti virus atau bakteri),
antimikroba, desinfektan atau perangkat yang digunakan untuk melawan hama
apapun. Hama termasuk serangga, patogen tanaman, gulma, moluska, burung,
mamalia, ikan, nematoda (cacing gelang) dan mikroba yang bersaing dengan
manusia untuk memperoleh makanan, menghancurkan properti, menyebarkan
penyakit atau menyebabkan gangguan kesehatan. Meskipun ada manfaat untuk
penggunaan pestisida, ada juga kekurangannya, seperti potensi toksisitas pada
manusia dan organisme lain.
Herbisida yang digunakan untuk membunuh gulma, terutama di trotoar
dan jalur kereta api mirip dengan auksin dan sebagian besar dapat terdegradasi
oleh bakteri tanah namun, jenis yang berasal dari trinitrotoluene (02:04 D dan T
02:04:05) sangat beracun dan dapat menyebabkan kematian bahkan dalam
konsentrasi rendah. Herbisida lain adalah Paraquat yang sangat beracun tapi
konsentrasinya cepat menurun di tanah akibat aktivitas bakteri dan tidak
membunuh fauna tanah.
Adapun menurut jenisnya, sampah dapat dibedakan menjadi
sampah organik dan sampah anorganik.
a. Sampah Organik
Sampah organik pada umumnya mudah dihancurkan dan dibusukkan
oleh mikroorganisme di dalam tanah berasal dari sisa-sisa makhluk
hidup, seperti dedaunan, bangkai binatang, dan kertas.
b. Sampah Anorganik
sampah anorganik tidak mudah hancur sehingga dapat menurunkan
kualitas tanah, biasanya berasal dari limbah industri, seperti plastik,
logam dan kaleng.
Bentuk dampak pencemaran daratan dibagi atas 2 bagian, yaitu :
a. Dampak Langsung
Dampak pencemaran daratan yang secara langsung oleh manusia adalah
dampak dari pembuangan limbah padat organik yang berasal dari
kegiatan rumah tangga dan kegiatan industri. Dampak langsung akibat
pencemaran daratan lainnya adalah timbunan limbah padat dalam jumlah
besar yang akan menimbulkan pemandangan yang tidak sedap, kotor dan
kumuh. Hal ini sering terjadi pada Tempat Pembuangan Akhir (TPA)
atau dump station menyebabkan pemandangan sekitar terlihat kurang
enak dipandang dan mempengaruhi psikis penduduk sekitar.
b. Dampak Tidak Langsung
Dampak yang dirasakan secara tidak langsung akibat pencemaran
daratan adalah apabila kaleng bekas, ban dan lain-lainnya bila hujan
akan berisi air yang menjadi sarang nyamuk untuk bertelur dan
berkembang biak. Apabila menggigit manusia dapat menyebabkan
berbagai macam penyakit, seperti penyakit-penyakit di bawah ini
disebabkan oleh nyamuk, yaitu :
1) Penyakit Pes
2) Penyakit Kaki Gajah
3) Penyakit Malaria
4) Penyakit Demam Berdarah.
Akibat Yang Di Timbulkan :
a. Kesehatan
Dampak pencemaran tanah terhadap kesehatan tergantung pada
tipe polutan, jalur masuk ke dalam tubuh dan kerentanan populasi
kronis
(terus-menerus)
terhadap
benzena
pada
c. Solusi
1) Sampah
organik
yang
dapat
membusuk/diuraikan
oleh
b.
c.
d.
2.
Berikut ini adalah artikel yang berhubungan sengan pencemaran suara. Sumber
Suarakawan.com
Gambar 4.8. Aktivitas rumah tangga terutama memasak menyisakan bahan sisa atau sampah
mencuci
berupa sabun dan deterjen serta bahan pembersih lainnya (misalnya pembersih lantai).
Deterjen yang dibuang ke lingkungan perairan (selokan, sungai, kolam, danau) akan
mengganggu kehidupan yang ada dalam air, diantaranya:
a. Larutan sabun akan menaikkan pH atau keasaman air, sehingga dapat
mengganggu kehidupan organisme dalam air.
b. Bahan antiseptik yang ditambahkan ke dalam sabun/deterjen dapat
mengganggu atau mematikan kehidupan mikroorganisme dalam air.
c. Ada bahan sabun dan deterjen yang tidak dapat diurai oleh mikroorganisme,
sehingga dapat merusak lingkungan. Walaupun demikian, saat ini mulai
banyak
sabun
dapat
dipecah
atau
diurai
mikroorganisme.
Gambar 4.9. Aktivitas mencuci menghasilkan deterjen yang dapat mencemari sungai
d. Kegiatan rumah tangga yang lain adalah berupa buang air besar atau tinja.
Kotoran manusia ini dapat mencemari air sungai dan air tanah dengan
berkembangnya bakteri koli (koli tinja). Bakteri koli dapat mengakibatkan
penyakit diare.
oleh
Gambar 4.10. Aktivitas buang air besar atau air kecil dapat mencemari lingkungan perairan
Gambar 4.11. Industri semakin banyak dibangun untuk memenuhi tuntutan kebutuhan
manusia yang semakin banyak dan beragam
cair serta limbah gas. Limbah padat mencemari lingkungan perairan dan daratan,
sedangkan limbah gas mencemari udara. Diantara limbah tersebut terdapat limbah
berbahaya dan beracun (limbah B3).
Mudah meledak
5.
Penyebab infeksi
2.
Mudah terbakar
6.
Bersifat korosif
3.
Bersifat reaktif
7.
4.
Beracun
8.
9.
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
Barang logam
8.
Elektronik
9.
Jam, dll.
10.
11.
15.
Gambar 4.13. Lahan yang dibuka untuk pertanian dapat memperbesar erosi
16.
17.
18.
19.
20.
berlebihan. Organisme yang mati tidak hanya hama yang dijadikan sasaran, tetapi
juga organisme atau makhluk hidup lainnya yang bukan sasaran. Bahkan, yang
lebih membahayakan adalah jika pestisida diserap oleh akar tanaman dan masuk
dalam buah yang kita makan. Pestisida juga dapat masuk melalui daun atau buah,
sehingga dapat membahayakan kesehatan manusia.
21.
22.
23.
Pada saat panen, pencemaran juga dapat terjadi saat sisa tanaman
yang tidak terpakai dibuang ke lingkungan. Misalnya, ketika panen padi, maka
jerami dapat menjadi sampah yang mencemari lingkungan jika tidak dimanfaatkan
untuk keperluan lain.
24.
hanya bagi lingkungan itu sendiri tetapi juga bagi tumbuhan, hewan dan tentu saja
pada manusia. Jika lingkungan udara, air, dan daratan tercemar, maka tumbuhan
yang hidup diatasnya juga akan menyerap unsur-unsur yang telah tercemar. Binatang
yang memakan tumbuhan dan meminum air serta menghirup udara yang tercemar
juga akan ikut tercemar. Akhirnya, manusia yang hidup dengan memanfaatkan
udara, air dan daratan serta tumbuhan dan hewan yang telah tercemar juga akan ikut
merasakan dampak buruk dari pencemaran.
28.
1. Dampak pencemaran udara
29.Pencemaran udara memiliki dampak buruk bagi kesehatan manusia dan
lingkungan lainnya seperti tumbuhan, hewan dan pembangunan. Dampak
tersebut tidak hanya menimbulkan gangguan kesehatan bagi manusia tetapi juga
bisa menimbulkan kematian dalam jumlah yang cukup besar.
30.Adanya bahan-bahan tertentu di udara akibat pencemaran udara menjadi
penyebab kematian banyak penduduk, khususnya di perkotaan.
Berat
33.
34.
36.
No 37.
1
Unsur Pencemar
38.
Karbon
Monoksida
(SOx)
(CO)
39. 40.
Sulfur Dioksida
41.
Iritasi
mata,
iritasi
saluran
42. 43.
3
Nitrogen Oksida
(Ox)
45. 46.
44.
Iritasi
pada
mata,
iritasi
48. 49.
Timbal (Pb)
50.
51. 52.
54.
Partikel
53.
6
55.Bentuk pencemaran udara lainnya adalah kebisingan. Sumber kebisingan
dapat berasal dari kendaraan bermotor, kereta api, pesawat, mesin-mesin
industri dan lain-lain. Ingkat kebisingan diukur dengan menggunakan satuan
desibel (dB). Kebisingan di atas 50 dB dapat mengganggu kenyamanan
pendengaran. Kebisingan antara 65 80 dB dapat menyebabkan kerusakan alat
pendengaran jika terus terjadi dalam waktu yang cukup lama.
56.Pencemaran udara juga berdampak pada tumbuhan dan hewan. Tumbuhan
yang terkena pencemaran udara akan mengalami gejala bintik- bintik pada
daun, kerusakan pada jaringan daun, mengganggu fotosintesis, warna daun
pucat, daun berguguran, dan lain-lain. Pencemaran udara juga dapat merusak
lingkungan lainnya, misalnya adanya pengkaratan pada besi dan bangunan,
sehingga mudah rapuh.
57.
2. Dampak pencemaran air
58.
dikonsumsi manusia dan makhluk hidup lainnya. Jika, air tercemar, maka air
tidak dapat digunakan lagi oleh makhluk hidup, baik untuk keperluan rumah
tangga, industri maupun pertanian. Selain itu, tentu saja jika digunakan akan
menyebabkan munculnya berbagai jenis penyakit, bahkan kematian.
59.Penyakit yang ditimbulkan oleh pencemaran air dapat dikelompokkan
menjadi penyakit menular dan tidak menular. Penyakit menular diantaranya
adalah hepatitis A, cholera, typhus, dysenteri, trachoma dan lain-lain.
1.
2.
Uns
3.
Sumbe
No ur
5. 6.
Cad
r
7.
Pabrik
mium
4.
pipa 9.
plastik
tambang
10. 11.
2
Kob
alt
14. 15.
Air
raksa
(Hg/mercuri)
20. 21.
4
Baha
n Insektisida
8.
12.
Industri
timah
13.
Kekurangan
hormon
kelenjar
darah
tinggi,
elektronika,
gondok,
tekanan
industri kimia
16.
Pabrik
jantung
17.
Sakit kepala,
sikar menelan,
plastik,
penglihatan
daya
kabur,
dengar
kosmetika, aktivitas
pada bayi
pertanian
22.
23.
as pertanian
Aktivit
Sementara itu, penyakit tidak menular yang ditimbulkan oleh air diantaranya
adalah keracunan kadmium, keracunan kobalt, keracunan air raksa, keracunan
bahan insektisida.
60.
61.
62.
Manusia
63.
64.
Salah satu diantaranya adalah peristiwa tragedi Minamata di Jepang pada tahun 1953 sampai
tahun 1960. Di sekitar teluk Minamata, terdapat industri plastik yang membuang limbah
berupa mercuri. Limbah tersebut masuk ke tubuh ikan lewat makanannya yang telah tercemar
mercuri. Ikan yang kemudian telah mengandung mercuri di tubuhnya, kemudian dimakan
oleh manusia, khususnya nelayan dan penduduk lainnya. Akibatnya, 100 orang menderita
cacad dan 43 orang diantaranya meninggal. Selain itu, 119 bayi dilahirkan dalam
keadaan cacat.
65.
66.
3. Dampak pencemaran daratan
67.
68.
69.
70.
tikus,
lalat,
nyamuk
dan
lain-lain.
Binatang-
binatang
tersebut
berkembangbiak.
71.
4. Kerusakan Hutan
72.
tropis yang sangat luas disamping Brazil di Amerika Selatan dan Kongo di Afrika.
Selain hutan yang luas, makhluk hidup yang ada di dalamnya, baik hewan maupun
74.
75.
Kekayaan berupa hutan yang sangat luas saat ini telah mengalami kerusakan.
Kerusakan hutan tidak hanya berupa pengurangan luas hutan yang mencapai 1,1
juta ha per tahun, tetapi juga banyaknya spesies
Beberapa diantaranya adalah orang utan dan harimau sumatera, sedangkan harimau
jawa dan bali sudah dinyatakan punah. Beberapa spesies yang juga menghadapi
ancaman kepunahan diantaranya 104 jenis burung, 57 jenis mamalia, 21 jenis reptil,
65 jenis ikan tawar, dan 281 jenis tumbuhan.
76.
77.
78.
79.
80. Mengapa kita harus menyelematkan hutan dari kerusakan? Kerusakan hutan
akan menimbulkan dampak yang merugikan bagi manusia dan makhluk hidup
lainnya. Kerugian-kerugian tersebut diantaranya adalah:
1. Kerusakan hutan menyebabkan bencana banjir dan kekeringan.
2. Kerusakan hutan juga berarti hilangnya sejumlah tumbuhan dan hewan
yang berpotensi menjadi sumber makanan dan obat-obatan bagi manusia
pada saat ini maupun masa yang akan datang.
3. Kerusakan hujan dapat mengakibatkan terjadinya krisis air bersih bagi
penduduk desa maupun kota.
4. Kerusakan hutan dapat meningkatkan suhu bumi, sehingga terjadi
pemanasan global.
5. Rusaknya hutan mengakibatkan sejumlah hewan pindah mencari sumber
makanan baru di tempat baru, termasuk mencari makanan di wilayah
pertanian dan permukiman penduduk.
6. Kerusakan hutan dapat memicu terjadinya ledakan populasi hewan tertentu
yang dapat mengganggu tanaman pertanian, peternakan dan manusia.
81.
yaitu lebih dari 81.000 km. Wilayah laut Indonesia juga sangat luas yaitu mencapai
5,8 juta km2.
83.
Selain pesisirnya yang panjang dan lautnya yang luas, wilayah pesisir dan
laut Indonesia juga kaya akan keanekaragaman hayati (biodiversity). Pada wilayah
pesisirnya terdapat berbagai jenis ekosistem seperti terumbu karang (coral reefs),
mangrove, dan padang lamun (sea grass beds) (Dahuri et al. 1996). Indonesia juga
memiliki 30 % hutan mangrove dunia dan 18 % terumbu karang dunia ada di
Indonesia. World Resource Institute (WRI)
84.
87.
88.
89. Selain terumbu karang, hutan mangrove juga mengalami kerusakan
yang cukup parah. Berdasarkan tingkat kerusakannya, kawasan berpotensi
mangrove di Jawa Barat dan Banten umumnya tergolong rusak berat dan rusak
sedang dengan luas masing-masing secara berurutan adalah 66.873,44 ha (52,12%)
dan 61.346,79 ha (47,82%).
90. Tingginya tingkat kerusakan mangrove sebagian besar disebabkan
oleh pengalihfungsian kawasan mangrove menjadi lahan tambak, pertanian,
permukiman, dan reklamasi pantai untuk kawasan wisata. Selain itu, kerusakan
juga terjadi karena penebangan liar.
91.
92.
93.
94.
terlindung dari pantai menjorok ke arah daratan. Di beberapa wilayah, abrasi pantai
mengancam keberadaan permukiman penduduk, jalan dan kegiatan perikanan atau
pertambakan. Kerusakan ini juga dapat memperparah bencana tsunami di beberapa
wilayah yang tidak terlindungi oleh mangrove dan terumbu karang.
95.
96.
97. 2.12 Upaya Penanggulangan Pencemaran Lingkungan
98.
99.
2.
Salah satu cara untuk menanggulangi sampah terutama sampah rumah tangga
adalah dengan memanfaatkannya menjadi pupuk kompos. Sampah-sampah
tersebut dipisahkan antara sampah organik dan anorganik.
103.
menjadi kompos. Adapun sampah anorganik seperti plastik dan kaleng bekas
dapat di daur ulang menjadi alat rumah tangga dan barang-barang lainnya.
104.
3.
sebelum dibuang harus diolah terlebih dahulu. Hal tersebut akan mengurangi
bahan pencemar di perairan. Denan demikian, bahan dari limbah pencemar yang
mengandung bahan-bahan yang bersifat racun dapat dihilangkan sehingga tidak
mengganggu ekosistem.
106.
4.
Menempatkan pabrik atau kawasan industri di daerah yang jauh dari keramaian
penduduk. Hal ini dilakukan untuk menghindari pengaruh buruk dari limbah
pabrik dan asap pabrik terhadap kehidupan masyarakat.
107.
5.
jalur hijau akan mengurangi kadar CO2 di udara yang berasal dari asap
kendaraan bermotor atau asap pabrik. Dengan demikian, tumbuhan hijau bisa
mengurangi pencemaran udara. Selain itu, tumbuhan hijau melepaskan O2 ke
atmosfer.
111.
112.
7.
kendaraan
lebih
diperketat,
sosialisasi
kendaraan
ramah
2.13.1 Remediasi :
127. Remediasi adalah kegiatan untuk membersihkan permukaan tanah
yang tercemar. Ada dua jenis remediasi tanah, yaitu in-situ (atau on-site) dan exsitu (atau off-site). Pembersihan on-site adalah pembersihan di lokasi.
Pembersihan ini lebih murah dan lebih mudah, terdiri dari pembersihan, venting
(injeksi), dan bioremediasi.
128. Pembersihan off-site meliputi penggalian tanah yang tercemar dan
kemudian dibawa ke daerah yang aman. Setelah itu di daerah aman, tanah
tersebut dibersihkan dari zat pencemar. Caranya yaitu, tanah tersebut disimpan
di bak/tanki yang kedap, kemudian zat pembersih dipompakan ke bak/tangki
tersebut. Selanjutnya zat pencemar dipompakan keluar dari bak yang kemudian
diolah dengan instalasi pengolah air limbah. Pembersihan off-site ini jauh lebih
mahal dan rumit.
129.
130.
2.13.2 Bioremediasi
131. Bioremediasi adalah proses pembersihan pencemaran tanah dengan
menggunakan mikroorganisme (jamur, bakteri). Bioremediasi bertujuan untuk
memecah atau mendegradasi zat pencemar menjadi bahan yang kurang beracun
atau tidak beracun (karbon dioksida dan air).