PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Ekosistem merupakan hubungan timbal balik antara makhluk hidup
dengan lingkungannya. Dengan lingkungan yang dimaksud bisa berupa
lingkungan biotik maupun abiotik. Dalam ekosistem setiap makhluk hidup
memiliki peranan masing-masing hingga membentuk suatu interaksi. Interaksi
yang terjadi bisa berupa interaksi yang saling menguntungkan, membuat salah
satu pihak rugi ataupun tidak berpengaruh apapun.
Sistem sosial meruapakan salah satu aspek penting yang memiliki
pengaruh besar terhadap ekosistem. Ekosistem banyak mengalami perubahan
akibat interaksi berlebihan yang terjadi antara sistem sosial dan ekosistem.
Interaksi antara ekosistem dengan sistem sosial memicu terjadinya eksploitasi
dalam ekosistem.
Manusia adalah mahluk hidup ciptaan Tuhan dengan segala fungsi dan
potensinya yang tunduk kepada aturan hukum alam, mengalami kelahiran,
pertumbuhan, perkembangan, dan kematian, serta selalu terkait dan berinteraksi
dengan alam dan lingkungannya dalam sebuah hubungan timbal balik, baik itu
positif maupun negatif. Manusia diberi otak untuk selalu berpikir selain itu
manusia juga diberi hati (qolbu), yang membedakannya dengan mahluk lain,
sehingga manusia menyandang predikat mahluk yang paling sempurna.
Kehidupan manusia tidak bisa dipisahkan dari lingkungannya. Baik
lingkungan alam maupun lingkungan sosial. Kita bernapas memerlukan udara dari
lingkungan sekitar. Kita makan, minum, menjaga kesehatan, semuanya
memerlukan lingkungan. Setiap mahluk, hanya dapat hidup dalam suatu
lingkungan dengan kondisi yang baik, atau paling tidak masih dalam rentang
kisaran toleransinya. Selain faktor kondisi lingkungan yang baik, mahluk hidup
juga harus berada dalam lingkungan yang dapat menyediakan segala sumber daya
yang dibutuhkannya.
8.
9.
sosial budaya?
Apa pengaruh timbal balik antara lingkungan alam dan sosial budaya?
Bagaimana permasalahan sosial budaya di Indonesia?
1.3 Tujuan
Tujuan dari penulisan makalah ini adalah:
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
budaya.
Mengetahui permasalahan sosial budaya di Indonesia.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Ekosistem
Secara sederhana, pengertian ekosistem adalah suatu tatanan dan kesatuan
yang secara utuh dan menyeluruh di antara segenap komponen lingkungan hidup.
Komponen ini saling berinteraksi dan pada akhirnya membentuk kesatuan yang
teratur dan dinamis. Jika kita memperhatikan di sekeliling kita, ada beragam
b. Komponen heterotrof
Heterotrof
berasal
dari
kata
Heteros
yang
berarti berbeda,
Ekosistem alami
Ekosistem alami merupakan suatu ekosistem yang terjadi secara alami
tanpa adanya campur tangan dari manusia. Contoh ekosistem alami antara lain
ekosistem sungai, danau, laut, gurun, padang rumput dan dan sebagainya.
Ekosistem buatan
Ekosistem buatan adalah suatu ekosistem yang dengan sengaja dibuat oleh
manusia untuk tujuan tertentu. Contoh ekosistem buatan antara lain ekosistem
sawah, bendungan, waduk, kebun, hutan produksi dan lain sebagainya.
Jenis ekosistem yang tercipta tanpa bantuan tangan manusia ini dibagi lagi
ke dalam dua pembagian umum yakni:
1. Ekosistem akuatik atau air
A. Ekosistem air tawar
Secara umum, ekosistem air tawar dibagi ke dalam dua bagian yakni:
1) Ekosistem lentik atau air tenang.
Ekosistem air tenang ini mencakup beberapa ekosistem antara lain danau
dan juga rawa. Untuk danau sendiri, kembali dibagi ke dalam 4 wilayah yakni:
a.
Wilayah Litoral. Titik ini adalah wilayah danau yang dangkal dimana
cahaya menembus kedalaman air secara optimal. Suhu airnya lumayan
hangat sebab berdekatan dengan tepi danau. Pada wilayah ini diketemukan
tumbuhan air dengan akar dimana bagian daunnya mencuat ke permukaan
b.
air.
Wilayah Limnetik. Adalah wilayah danau yang agak jauh dari tepi danau
namun airnya masih bisa ditembus oleh cahaya matahari. Wilayah danau
yang satu ini banyak dihuni oleh fitoplankton juga ganggang dan
c.
cynobakteri.
Wilayah Profundal. Merupakan wilayah danau dengan tingkat kedalaman
yang tinggi dan biasa disebut wilayah afotik. Wilayah ini banyak dihuni
d.
yang mendiami sungai sedikit terbatas jika dibandingkan dengan danau. Hal ini
disebabkan oleh airnya yang mengalir sehingga menyulitkan organisme semacam
plankton untuk berdiam diri di dalamnya. Sungai sendiri dibagi ke dalam 3
wilayah yakni sungai, anak sungai dan wilayah hilir. Masing-masing area ini
dihuni oleh jenis ikan yang berbeda. Misalnya saja pada anak sungai dijumpai
ikan air tawar, sedangkan pada hilir sering dijumpai ikan lele juga ikan gurame.
Untuk sungai dengan ukuran yang besar bisa juga ditemukan adanya buaya, ular
juga kura-kura.
B. Ekosistem air laut
Habitat laut (oseanik) ditandai oleh salinitas (kadar garam) yang tinggi
terutama di daerah laut tropis, karena suhunya tinggi dan penguapan besar.
Perbedaan suhu bagian atas dan bawah tinggi. Batas antara lapisan air yang panas
di bagian atas dengan air yang dingin di bagian bawah disebut daerah termoklin.
Di daerah dingin, suhu air laut merata sehingga air dapat bercampur,
akibatnya daerah permukaan laut tetap subur sehingga banyak plankton dan ikan.
Gerakan air dari pantai ke tengah menyebabkan air bagian atas turun ke bawah
dan sebaliknya, sehingga memungkinkan terbentuknya rantai makanan yang
berlangsung baik.
Menurut kedalamannya, ekosistem air laut dibagi menjadi beberapa daerah, yaitu
sebagai berikut.
1.
2.
3.
4.
Menurut wilayah permukaan secara horizontal, berturut turut dari tepi laut
semakin ke tengah, laut dibedakan sebagai berikut.
1. Epipelagik merupakan daerah antara permukaan dengan kedalaman air
sekitar 200 m.
2. Mesopelagik merupakan daerah dibawah epipelagik dengan kedalaman
200 1.000 m. Hewan yang hidup misalnya ikan hiu.
Ekosistem Pantai
Ekosistem pantai letaknya berbatasan dengan ekosistem darat, laut, dan
daerah pasang surut. Ekosistem pantai dipengaruhi oleh daur harian pasang surut
laut. Organisme yang hidup di pantai memiliki adaptasi struktural sehingga dapat
melekat erat di substrat keras. Daerah bagian paling atas dihuni oleh beberapa
jenis ganggang, moluska, dan remis yang menjadi makanan bagi kepiting dan
burung pantai. Daerah pantai bagian tengah dihuni oleh ganggang, porifera,
anemon laut, remis dan kerang, siput, kepiting, landak laut, bintang laut, dan ikanikan kecil. Daerah pantai terdalam dihuni oleh beragam Invertebrata, ikan, dan
rumput laut.
Komunitas tumbuhan berturut-turut dari daerah pasang surut ke arah darat
dibedakan menjadi formasi pescaprae dan formasi baringtonia. Pada formasi
pescaprae paling banyak ditemukan tumbuhan Ipomoea pescaprae yang tahan
terhadap hempasan gelombang dan angin; tumbuhan ini menjalar dan berdaun
tebal. Tumbuhan lainnya adalah Spinifex littorius (rumput angin), Vigna sp,
Euphorbia atoto, dan Canaualia martina.
Ekosistem Estuari
Estuari (muara sungai) merupakan tempat bersatunya sungai dengan laut.
Estuari sering dipagari oleh lempengan lumpur intertidal yang luas atau rawa
garam. Salinitas air berubah secara bertahap mulai dari daerah air tawar ke laut.
Salinitas ini juga dipengaruhi oleh daur harian pasang surut.
Nutrien dari sungai memperkaya estuari. Komunitas tumbuhan yang hidup di
estuari antara lain rumput rawa garam, ganggang, dan fitoplankton. Komunitas
hewannya antara lain berbagai cacing, kerang, kepiting, dan ikan.Bahkan ada
beberapa invertebrata laut dan ikan laut yang menjadikan estuari sebagai tempat
kawin atau bermigrasi untuk menuju habitat air tawar. Estuari juga merupakan
tempat mencari makan bagi Vertebrata semiair, misalnya berbagai unggas air.
ganggang. Herbivora seperti siput, landak laut, dan ikan menjadi mangsa bagi
gurita, bintang laut, dan ikan karnivora.
Ekosistem Lamun
Padang lamun (seagrass bads) merupakan salah satu ekosistem yang
terletak di daerah pesisir. Lamun (seagrass) tumbuh di perairan dangkal yang agak
berpasir. Sering pula dijumpai di terumbu karang. Lamun adalah tumbuhan berbiji
tunggal (monokotil) dari kelas Angiospermae. Tumbuhan ini telah menyesuaikan
diri untuk hidup terbenam di dalam laut. Terdiri atas rhizome, daun dan akar.
Rhizome merupakan batang yang terbenam dan merayap secara mendatar dan
berbuku-buku. Pada buku-buku tersebut tumbuh batang pendek yang tegak ke atas
berdaun dan berbunga. Dengan rhizome dan akarnya inilah tumbuhan tersebut
dapat menancapkan diri dengan kokoh di dasar laut hingga tahan terhadap
hempasan gelombang dan arus. Sistem pembiakan lamun melalui penyerbukan di
dalam air (hydrophilous pollination).
Lamun adalah satu satunya kelompok tumbuh tumbuhan berbunga yang
terdapat dilingkungan laut. Tumbuh tumbuhan ini hidup di habitat perairan
pantai yang dangkal. Seperti halnya rumput di darat, mereka mempunyai tunas
berdaun yang tegak dan tangkai yang merayap yang efektif untuk berkembang
biak. Berbedadengan tumbuh-tumbuhan lainnya (alga dan rumput laut), lamun
berbunga, berbuah danmenghasilkan biji. Mereka juga mempunyai akar dan
system internal untuk mengangkutgas dan zat zat hara.
2. Ekositem daratan
Ekosistem Hujan Tropis
Ekosistem ini terdapat di wilayah khatulistiwa dengan temperatur yang
tinggi sekitar 25-29C. Curah hujan bioma hutan hujan tropis (tropical rain forest)
cukup tinggi, yatu sekitar 200-225 cm per tahun. Sedangkan di hutan kering
tropis (tropical dry forest) curah hujan sangat tergantung musim, sekitar 150-200
cm per tahun, dengan musim kering selama enam sampai tujuh bulan. Hutan
hujan tropis memiliki beragam spesies. Tumbuhan yang khas dari ekosistem ini
adalah lilia dan epifit.
Ekosistem Sabana
10
Pepohonan yang
ditemukan seringkali berduri dan berdaun kecil, yang merupakan bentuk adaptasi
dari kondisi yang relatif kering. Ekosistem sabana ini terdapat di Amerika Selatan,
Afrika Timur dan sebagian wilayah Indonesia.
Ekosistem Padang Rumput
Ekosistem padang rumput mempunyai curah hujan 30 - 100 cm per tahun
dan hujan turun tidak teratur. Musim dingin relatif kering dan musim hujan relatif
basah. Suhu musim dingin bisa turun sampai -10C, sedangkan pada musim
panas seringkali mendekati 30C dan menyengat. Vegetasi yang dominan di
ekosistem ini adalah rumput.
Ekosistem Gurun
Bioma gurun terletak dibelahan bumi sekitar 20-30 Lintang Utara dan
Lintang Selatan atau di daerah tropika yang berbatasan dengan bioma padang
rumput. Bioma gurun memiliki curah hujan rendah dan sangat bervariasi,
umumnya kurang dari 30 cm per tahun. Suhu bervariasi musiman maupun harian.
Perbedaan suhu siang dan malam hari sangat besar. Pancaran matahari sangat
terik, penguapan tinggi, dan suhu siang hari dapat mencapai 40C pada musim
panas, bahkan beberapa gurun bisa mencapai 60C pada siang hari. Gurun di
sebelah barat Rocky Mountain dan Asia Tengah, relatif dingin. Di gurun dingin,
suhu udara bisa turun sampai -30C.
Bentang alam gurun didominasi oleh vegetasi rendah yang terserak luas, proporsi
lahan guldulnya lebih tinggi dibandingkan dengan bioma darat lain. Vegetasi di
daerah gurun di dominasi oleh tanaman kaktus, sukulen, dan berbagai belukar
akasia yang berduri. Hewan yang menghuni daerah gurun umumnya adalah
serangga, hewan pengerat, ulat dan kadal. Contoh bioma gurun adalah Gurun
Sahara di Afrika, Gurun Gobi di Asia, Gurun Anzo Borrega di Amerika.
Ekosistem Taiga
Bioma ini kebanyakan terdapat di daerah antara subtropika dengan daerah
kutub, seperti di daerah Skandinavia, Rusia, Siberia, Alaska, Kanada. Perbedaan
antara suhu musim panas dan musim dingin cukup tinggi. Flora khasnya adalah
11
12
per tahun. Mengalami 4 musim, yaitu musim panas, musim gugur, musim dingin
dan musim semi.
Vegetasi yang tumbuh pada hutan gugur adalah adalah pohon Maple, Oak, Beech,
dan Elm. Hutan gugur memiliki lepisan vertikal yang jelas, yang memiliki satu
atau dua strata pohon, di bawahnya terdapat semak, dan di bagian dasar terdapat
tumbuhan herba. Pohon-pohon hutan gugur menggugurkan daunnya sebelum
musim dingin, dimana terjadinya fotosintesis tidak efektif karena suhunya terlalu
rendah. Hewan yang menghuni pada umumnya adalah Rusa, Beruang, Raccon,
Rubah, Bajing, dan Burung Pelatuk. Banyak hewan mamalia hutan gugur juga
memasuki keadaan dorman musim dingin yang disebut hibernasi, dan beberapa
spesies burung melakukan migrasi ke wilayah dengan iklim yang lebih hangat.
Bioma hutan gugur terdapat di Kanada, Amerika, Eropa dan Asia.
Ekosistem Karst
Ekosistem Karst berkembang pada batuan yang mudah larut terutama batu
gamping sebagai proses kartifikasi. Pada ekosistem ini tanahnya kurang subur
dengan tingginya kandungan kalsium karbonat dalam tanah, selain itu tanahnya
agak keras dengan air tanah yang cukup dalam, sensitif terhadap erosi, mudah
longsor dan rentan dengan pori-pori aerasi rendah. Rendahnya kesuburan pada
ekosistem ini sangat mempengaruhi jenis vegetasi yang dapat hidup pada
ekosistem ini karena harus tahan terhadap kandungan kalsium yang tinggi dan
tahan kekeringan. Dibadingkan dengan ekosistem vulkan, keragaman sesies
ekosistem karst lebih rendah yaitu hanya 149 jenis, terbagi dalam 40 ordo, 58
famili dan 122 genus.
2.1 Sistem Sosial dan Interaksi Sosial
1. Sistem Sosial
Sistem sosial terdiri dari dua kata yaitu sistem dan sosial. Sistem
adalah suatu kesatuan dari beberapa unsur yang membentuk sebuah jaringan
sedangkan sosial berarti masyarakat. Suatu kelompok dikatakan sebagai suatu
sistem sosial jika memenuhi beberapa syarat tertentu. Syarat suatu kelompok
dapat dikatakan sebagai suatu sistem sosial jika:
13
o
o
o
o
Tujuan (goal)
Setiap sistem sosial memiliki tujuan-tujuan tertentu yang ingin dicapai.
Keyakinan (beliefs)
Keyakinan merupakan sesuatu yang dianggap benar oleh anggota dalam
sistem sosial tertentu. Keyakinan terbentuk melalui pengetahuan setiap
c.
individu.
Sentimen/perasaan
Sentimen merupakan perasaan-perasaan yang ada dalam setiap kelompok
d.
sistem sosial.
Norma
Norma merupakan peraturan-peraturan tidak tertulis yang dapat diterima
oleh anggota kelompok tersebut. Norma antara satu kelompok bisa
berbeda bahkan bertentangan dengan kelompok lain tergantung pada
e.
f.
kedudukan
tersebut
harus
dilakukan
oleh
orang
yang
bersangkutan serta telah menjadi norma tidak tertulis dalam suatu sistem
g.
sosial.
Kewenangan/kekuasaan
Kewenangan atau kekuasaan harus dimiliki setiap kelompok sosial.
Kewenangan tertinggi diberikan kepada setiap pemimpin yang ada dalam
kelompok tersebut untuk memimpin, mengambil keputusan ataupun
h.
memerintahkan.
Jenjang sosial
14
Setiap anggota dalam kelompok sistem sosial memiliki status sosial yang
berbeda-beda. Perbedaan status tersebut timbul karena adanya kedudukan
i.
j.
mencapai tujuan.
Tekanan dan tegangan
Tegangan dan tekanan yang terjadi dalam kelompok sistem sosial terjadi
karena keinginan untuk meraih tujuan yang telah ditentukan sebelumnya
dengan cepat dan baik.
Masing-masing unsur merupakan peubah, yang mempunyai pengaruh pada
interaksi anggota dalam kelompok dan akan berpengaruh pada perilaku individu
serta perilaku kelompok. Beberapa perilaku individu ataupun kelompok sangat
berkaitan erat dengan keseimbangan ekologi. Hal ini dikarenakan aktifitas yang
mereka lakukan terkadang merubah habitat suatu ekosistem sehingga memicu
terjadinya berbagai masalah. Untuk menjamin kelangsungan sebuah ekologi,
suatu kelompok sistem sosial perlu menerapkan tujuan yang berwawasan
lingkungan dan berkelanjutan. Unsur-unsur pokok lainnya juga harus mendukung
tujuan tersebut agar selama interaksi antara sistem sosial dengan ekosistem
berlangsung tidak mengakibatkan eksploitasi yang berlebihan.
2. Interaksi Sosial
Interaksi merupakan tindakan atau aksi yang terjadi sewaktu dua atau lebih
objek mempengaruhi atau memiliki efek satu sama lain. Interaksi di sini lebih
kepada hubungan timbal balik dan merupakan lawan dari hubungan satu arah pada
hubungan sebab akibat. Menurut Bonner, interaksi sosial merupakan suatu
hubungan antara dua orang atau lebih individu, dimana kelakuan individu
mempengaruhi, mengubah atau mempengaruhi individu lain atau sebaliknya.
Menurut Homans (dalam Ali, 2004:87) , interaksi sebagai suatu kejadian ketika
suatu aktivitas yang dilakukan oleh seseorang terhadap individu lain diberi
ganjaran atau hukuman dengan menggunakan suatu tindakan oleh individu lain
yang menjadi pasangannya. Konsep yang dikemukakan oleh Homans ini
mengandung pengertian bahwa suatu tindakan yang dilakukan oleh seseorang
15
dalam interaksi merupakan suatu stimulus bagi individu lain yang menjadi
pasangannya. Berdasarkan uraian tersebut, dapat disimpulkan bahwa interaksi
merupakan hubungan timbal balik antara dua orang atau lebih, dan masingmasing orang yang terlibat di dalamnya memainkan peran secara aktif.
Sedangkan interaksi sosial merupakan hubungan timbal balik antara
individu dengan lingkungan sosialnya. Suatu fondasi dari hubungan timbal balik
atau interaksi adalah nilai dan norma sosial yang berlaku di masyarakat. Nilai dan
norma tersebut memberikan arahan dalam melakukan hubungan antar manusia
agar berada pada jalur yang tepat. Menurut Prof. Dr. Soerjono Soekanto dalam
pengantar sosiologi, interaksi sosial merupakan kunci semua kehidupan sosial.
Jika tidak ada komunikasi dan interaksi antara manusia dengan lingkungan
fisiknya atau hanya lingkungan fisiknya saja yang berhadapan, maka tidak dapat
membentuk suatu bentuk kelompok sosial yang saling berinteraksi. Dalam
interaksi pasti terjadi kontak dan komunikasi yang merupakan syarat terjadinya
interaksi.
Berdasarkan pengertian tersebut, maka dapat diambil kesimpulan bahwa
interaksi
merupakan
hubungan
timbal
balik
antara
individu
dengan
16
dengan
interaksi
yang
bersifat
negatif,
misalnya
adalah
kelompok tertentu. Sifat yang dimiliki pun sama dengan kedua interaksi di atas,
yakni positif dan negatif. Pada dasarnya memang semua interaksi itu ada yang
positif dan negatif, semuanya itu bergantung dalam konteks apa kita
menggunakannya.
Dalam kehidupan manusia senantiasa terjadi interaksi timbal balik sistem
sosial yang dipengaruhi oleh latar belakang dan sistem biofisik/ekosistem.
Hubungan timbal balik yang erat antara dua subsistem itu dapat berjalan dengan
baik dan teratur karena adanya arus energi, materi, dan informasi. Pada
17
18
Energi tidak dapat diciptakan dan tidak dapat dimusnahkan, energi hanya
dapat mengalami transformasi atau hanya dapat diubah. Hukum ini disebut
b.
1.
19
2.
Proses transformasi energi tidak ada yang terjadi dengan 100% efisien.
Hukum Termodinamika erat hubungannya dengan hukum entropi, yakni
yang
terlibat
mengalami
degradasi,
dan
unsur-unsur
20
besar dari jumlah seluruhnya yang ada dengan siklus sistem tersebut. Untuk ion
yang di absorbsi, masukan ini tidak berarti dibandingkan dengan dengan jumlah
seluruhnya yang ada, termasuk kehilangana karena pencucian dalam tanah-tanah
subur.
Siklus nitrogen adalah kompleks dan kompertemen organik merupakan bagian
yang dominan, beberapa macam bakteri terlihat dalam pengubahan NH4+ menjadi
NO3+ (Nitrobacter, Nitrosomonas, Nitrosococcus adalah yang paling penting),
tetapi kedua bentuk itu dapat diambil oleh banyak tanaman dengan fasilitas yang
sama. Secara singkatnya siklus nitrogen dapat dijelaskan sebagai berikut :
1.
2.
3.
bakteri.
Amonia ini selanjutnya akan mengalami nitrifikasi oleh suatu bakteri
nitrit, yaitu Nitrosomonas dan Nitrosococcus sehingga menghasilkan
nitrat yang akan diserap oleh akar tumbuhan.
Selanjutnya oleh bakteri denitrifikan, nitrat diubah menjadi amonia
4.
21
Setiap daur melibatkan unsur organisme untuk membantu menguraikan senyawasenyawa menjadi unsur-unsur.
c. Siklus Fosfor
Daur fosfor yaitu daur atau siklus yang melibatkan fosfor, dalam hal input
atau sumber fosfor-proses yang terjadi terhadap fosfor- hingga kembali
menghasilkan fosfor lagi. Daur fosfor dinilai paling sederhana daripada daur
lainnya, karena tidak melalui atmosfer. fosfor di alam didapatkan dari: batuan,
bahan organik, tanah, tanaman, PO4- dalam tanah. kemudian inputnya adalah
hasil pelapukan batuan. dan outputnya: fiksasi mineral dan pelindikan. Fosfor
berupa fosfat yang diserap tanaman untuk sintesis senyawa organik. Humus dan
partikel tanah mengikat fosfat, jadi daur fosfat dikatakan daur lokal.
Di alam, fosfor terdapat dalam dua bentuk, yaitu:
o Fosfat organik dari hewan dan tumbuhan yang mati diuraikan oleh
decomposer (pengurai) menjadi fosfat anorganik.
22
o Fosfat anorganik yang terlarut di air tanah atau air laut akan
terkikis dan mengendap di sedimen laut. Oleh karena itu, fosfat
1.
2.
3.
fosfat, Fe- atau Al-fosfat, fitat ataupun juga protein. Bakeri-bakteri yang banyak
berperan dalam siklus fosfor ini antara lain adalah : Pesudomonas, Aerobacter
aerogenes,
Xanthomonas,
Basillus
dll.
Mikroorganisme seperti
Bacillus,
telah
bertambah
dalam
dekade
terakhir
ini,
dan
berperan
23
struktur,biokimia, dan nutrisi pada semua sel makhluk hidup. Dan kehidupan
memiliki peranan yang penting dalam siklus karbon:
1.
2.
organisme
lain
biosfer
atau
sebagai
bagiannya
biosfer
melalui
5.
yang banyak.
Karbon juga dapat berpindah dari bisofer ketika bahan organik
yang mati menyatu dengan geosfer (seperti gambut). Cangkang
24
contoh,
penemuan
terbaru
bahwa
biokimia
melakukan
kesalahan
dengan
mengabaikannya.
Penyimpanan karbon di biosfer dipengaruhi oleh sejumlah
proses
dalam
skala
waktu
yang
berbeda:
25
dan kemudian akan menjadi awan. Pada keadaan jenuh uap air
(awan) itu akan menjadi bintik-bintik air yang selanjutnya akan
2)
3)
air tanah.
Air Permukaan-air bergerak diatas permukaan tanah dekat dengan
aliran utama dan danau; makin landai lahan dan makin sedikit
pori-pori tanah, maka aliran permukaan semakin besar. Air
permukaan, baik yang mengalir maupun yang tergenang (danau,
waduk, rawa), dan sebagian air bawah permukaan akan terkumpul
dan mengalir membentuk sungai dan berakhir ke laut. Proses
perjalanan air di daratan itu terjadi dalam komponen-komponen
siklus hidrologi yang membentuk sistem Daerah Aliran Sungai
(DAS).
26
dapat menyebabkan suatu organisme yang ada dilingkungan tersebut tidak mampu
beradaptasi dengan lingkungan sekitarnya, akan dapat meusak kelangsungan
rantai makanan dan dapat berakibat dalam jangka panjang terhadap kepunahan
suatu kelangsungan ekosistem. Sebagai contoh pembangunan kawasan industri
yang semakin banyak akan dapat mengakibatkan pencemaran pada udara, air, dan
tanah.
Selain teknologi masih ada lagi contoh kerusakan ekosistem akibat sistem
sosial, seperti kelembagaan dalam pemerintah juga sangat mempengaruhi
terjadinya kerusakan lingkungan. Perizinan yang sangat mudah diberikan oleh
lembaga pemerintah kepada perusahaan-perusahaan akan berdampak pada
kerusakan lingkungan, sebagai contoh perizinan terhadap perusahaan yang
bergerak dibidang pengolahan hasil hutan, izin penebangan hutan diberikan
kepada perusahaan tanpa melakukan kontrol yang ketat (misalnya, mana yang
boleh ditebang dan mana yang tidak boleh, serta batas wilayah yang diizinkan).
Selain itu perusahaan tidak melakukan penanaman kembali terhadap kawasan
yang sudah ditebang. Dapat diperkirakan akibat yang timbul dari izin tersebut
menyebabkan terjadinya banjir, tanah longsor, atau berkurangnya populasi
binatang yang dilindungi. Kejadian ini terjadi di beberapa daerah dan banyak
menelan korban jiwa, rumah dan peralatan hancur serta tanaman dan hewan yang
mati.
Kedua sistem diatas sangat mempengaruhi satu sama lainnya. Selain itu
perubahan yang terjadi dalam suatu sistem juga akan berdampak terhadap sistem
itu sendiri. Seperti kita lihat diatas bahwa kerusakan yang ditimbulkan akibat
penebangan hutan bukan saja berdampak terhadap lingkungan alam tetapi juga
berdampak pada sosial masyarakat itu sendiri.
Selain 2 contoh diatas, masih ada lagi contoh interaksi sistem sosial dan
Ekosistem Petani Lahan Rawa Pasang Surut. Lahan rawa pasang surut merupakan
wilayah yang tergenang dan berhubungan dengan adanya pengaruh pasang surut
tinggi muka air laut. Lahan rawa pasang surut umumnya berada pada daerah
dataran, dimana air pasang surut masih cukup mempunyai pengaruh terhadap
tinggi
rendahnya
permukaan
air
di
27
daerah
tersebut.
Widjaja
Adhi
lahan potensial,
lahan sulfat masam (bisa berupa sulfat masam potensial dan sulfat masam
3.
actual.
lahan gambut (bisa berupa lahan bergambut, gambut dangkal, gambut
4.
Tipe A , yakni lahan yang selalu terluapi air pasang, baik pasang besar
b.
c.
d.
Sumatera, dan Irian Jaya mempunyai faktor pembatas berupa kendala tata air yang
sukar dikendalikan dan tingkat kesuburan lahan yang rendah. Sifat kimia tanah
berupa kemasaman tanah yang tinggi, adanya ion atau senyawa yang meracuni
dan bahan organik atau gambut yang mentah merupakan faktor yang menghambat
bagi pertumbuhan tanaman. Kendala dan faktor pembatas ini berupa tata air yang
sukar dikendalikan dan tingkat kesuburan lahan yang rendah akibat adanya tanah
sulfat masam dan gambut. Karena itulah, memanfaatkan lahan rawa pasang surut
untuk kegiatan pertanian membutuhkan ketekunan dan usaha yang sungguhsungguh.
Pemanfaatan lahan rawa pasang surut untuk kegiatan pertanian merupakan
salah satu bentuk adaptasi masyarakat petani terhadap kondisi biofisik lahan rawa
pasang surut yang spesifik. Proses ini telah berlangsung selama ratusan tahun dan
telah melembaga dalam kehidupan sosial masyarakat petani di lahan rawa pasang
28
surut. Melalui pengalaman dan berbagai uji coba dalam menangani kendala dan
keterbatasan lahan rawa pasang surut, para petani mampu memenuhi berbagai
kebutuhan hidupnya dan hidup selaras dengan alam. Petani setempat juga
mengembangkan kelembagaan sosial spesifik sebagai bentuk adaptasi sistem
sosial dengan ekosistem terutama dalam upaya mengatasi kendala pengaturan tata
air. Kondisi seperti ini merupakan bentuk koadaptasi (fitting together) antara
sistem sosial dengan ekosistem. Pada tahapan lebih lanjut penyesuaianpenyesuaian kedua subsistem ini akan menciptakan mekanisme koevolusi, yakni
suatu bentuk perubahan bersama (changing together).
Koadaptasi antara sisitem sosial dengan ekosisitem lahan rawa pasang
surut juga terlihat dalam model pengelolaan lahan yang berbeda pada masingmasing tipe luapan lahan. Pengembangan pola usahatani yang mengarah pada
sistem tanaman campuran antara padi dengan tanaman tahunan dengan sistem
surjan (tembokan) merupakan suatu bentuk pengetahuan mereka dalam upaya
mengurangi resiko kegagalan dalam usahatani. Sistem tanaman campuran antara
padi dengan tanaman kelapa merupakan model dominan di lahan rawa pasang
surut tipe A, sedang di tipe B dan C tanaman tahunannya seperti jeruk, rambutan
dan mangga.
Faktor lainnya menyangkut penanganan gambut, yang memiliki,
kandungan bahan organik tinggi dan selalu dijenuhi air. Gambut memiliki sifat
khas yakni kering tak balik dan penyimpan air yang besar. Artinya apabila
terjadinya drainase berlebihan akan menyebabkan hilangnya kemampuan daya
dukung gambut bagi pertanian dan sebagai penyuplai air yang besar bagi
pertanian sekitarnya. Berdasarkan hal ini, petani setempat sangat berhat-hati
dalam menangani lahan yang mengandung gambut dan tidak melakukan
pembakaran habis lapisan gambut tersebut. Pengelolaan lahan sawah dilakukan
dengan menanam padi lokal yang toleran dan telah beradaptasi dengan kondisi
ekosistem setempat. Kondisi ini memperlihatkan bagaimana adaptasi sistem sosial
yang dilakukan masyarakat untuk menjaga kelangsungan hidupnya dalam
mengatasi berbagai kendala dan faktor pembatas di lahan rawa pasang surut.
29
kekeringan.
Kekeringan
menyebabkan
gagal
panen
yang
30
31
32
kota, dibanding dengan pelosok dimana penduduknya masih sedikit dan primitif.
Hubungan antara manusia dan lingkungannya, baik lingkungan alam maupun
lingkungan sosialnya tentu akan menimbulkan dampak yaitu dampak positif dan
negatif.
merupakan
komponen
biotik
lingkungan
yang
memiliki
kemampuan berfikir dan penalaran yang tinggi. Disamping itu manusia memiliki
budaya, pranata sosial dan pengetahuan serta teknologi yang makin berkembang.
Peranan manusia dalam lingkungan ada yang bersifat positif dan ada yang bersifat
negatif. Peranan manusia yang bersifat negatif adalah peranan yang merugikan
lingkungan. Kerugian ini secara langsung atau pun tidak langsung timbul akibat
kegiatan manusia dalam memenuhi kebutuhan hidupnya, peranan manusia yang
bersifat positif adalah peranan yang berakibat menguntungkan lingkungan karena
dapat menjaga dan melestarikan daya dukung lingkungan.
Peranan manusia yang bersifat negatif terhadap lingkungan antara lain
sebagai berikut:
1. Eksploitasi yang melampaui batas sehingga persediaan Sumber Daya Alam
makin menciut (depletion);
2. Punah atau merosotnya jumlah keanekaan jenis biota;
3. Berubahnya ekosistem alami yang mantap dan seimbang menjadi ekosistem
binaan yang tidak mantap karena terus menerus memerlukan subsidi energi;
4. Berubahnya profil permukaan bumi yang dapat mengganggu kestabilan
tanah hingga menimbulkan longsor;
5. Masuknya energi bahan atau senyawa tertentu ke dalam lingkungan yang
menimbulkan pencemaran air, udara, dan tanah. hal ini berakibat
33
34
35
Di sisi lainnya, kondisi sosial budaya masyarakat saat ini telah banyak
mengalami perubahan. Kebutuhan manusia akan teknologi dan informasi sudah
menjadi suatu trend dan gaya hidup di kalangan masyarakat, sehingga barang
elektronik sudah menjadi suatu kebutuhan hidup sehari-hari manusia. Gaya hidup
manusia saat ini terkesan semakin menunjukkan peradaban yang tinggi, canggih
dan penuh dengan teknologi. Seperti pemakaian kendaraan bermesin yang
semakin banyak, seperti pengguna kendaraan mobil dan motor pribadi yang terus
meningkat tiap tahunnya, sementara akses jalan raya yang tidak mengalami
perluasan, mengakibatkan terjadinya kemacetan di jalan raya, khususnya di daerah
perkotaan. Hal ini dapat memicu terjadinya global warming, karena suhu bumi
semakin meningkat dan panas. Belum lagi permasalahan lain, seperti akibat
pertumbuhan penduduk yang terus meningkat, tentunya membutuhkan ruang
lingkungan hidup yang luas, sehingga lahan pertanian, perkebunan, bahkan hutan
yang seharusnya menjadi zona hijau saat ini semakin sulit ditemui. Pemukimanpemukiman penduduk mulai banyak dibangun, dan jika dalam pembangunannya
tidak memperhatikan kondisi keseimbangan alam sekitarnya, maka akan
mengakibatkan berbagai permasalahan seperti bencana tanah longsor dan banjir,
serta ancaman bencana alam lainnya, yang juga akan menimbulkan berbagai
penyakit di masyarakat.
Dari penjelasan di atas, dapat diketahui bahwa perubahan sosial budaya
manusia, yang meliputi perkembangan modernisasi dan teknologi saat ini, tidak
hanya membawa manusia pada tingkat peradaban yang semakin tinggi dan maju,
akan tetapi juga akan berdampak pada bahaya ancaman lingkungan yang semakin
berat, jika manusia tidak melakukan upaya pemecahan masalah, yaitu dengan cara
memanfaatkan dan mengembangkan teknologi, tetapi juga dengan tetap
memperhatikan keseimbangan ekosistem alam sehingga kerusakan alam dapat
diminimalisir. Misalnya dengan cara terus mengembangkan teknologi ramah
lingkungan.
2.9 Permasalahan Sosial Budaya di Indonesia
36
2.
3.
4.
manusia.
Permasalahan sosial budaya di Indonesia sangat kompleks dan beragam.
Faktor-faktor permasalahan sosial tersebut juga memicu terjadinya perubahan
sosial budaya di Indonesia. Terdapat kekuatan-kekuatan lain yang dapat
mempengaruhi adanya perubahan sosial di kalangan masyarakat. Seperti pada
masyarakat di Indonesia yang sudah terkena dampak perubahan sosial. Saat ini
masyarakat di Indonesia sangat tergantung dan terpengaruh pada kemajuan di
bidang ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK). Yang paling tampak yaitu pada
kemajuan teknologi informasi yang sudah merambah tidak hanya di kota-kota
besar di Indonesia, tetapi sudah sampai pada wilayah pelosok di Indonesia.
Kemajuan IPTEK tersebut membawa bangsa Indonesia ke dalam masa transisi
yang sulit. Perubahan ini harus dihadapi dengan sangat cepat dan tepat, sehingga
masyarakat tidak menjadi sasaran negatif dari teknologi, tetapi diarahkan pada
37
pemerintah
Indonesia,
dengan
membuat
berbagai
program
BAB III
PENUTUP
3.1 KESIMPULAN
Ekosistem merupakan suatu tatanan dan kesatuan yang secara utuh dan
menyeluruh di antara segenap komponen lingkungan hidup. Komponen ini saling
berinteraksi dan pada akhirnya membentuk kesatuan yang teratur dan dinamis.
Menurut, UU No. 23 Tahun 1997, Ekosistem adalah tatanan unsur lingkungan
hidup yang merupakan kesatuan utuh menyeluruh dan saling mempengaruhi
dalam bentuk keseimbangan, stabilitas, dan produktivitas lingkungan hidup.
38
39
DAFTAR PUSTAKA
Fadhilah, Luthfi, 2012. Hubungan Timbal Balik Manusia dengan Lingkungan.
www.gunadarma.ac.id, diakses pada tanggal 15 Juni 2013, Yogyakarta.
Idris, Ridwan, 2011. Perubahan Sosial Budaya. Lentera Pendidikan, Vol 14 No. 2.
219-231.
Maulida, Riska, 2012. Manusia dan Lingkungan. www.scrib.com, diakses pada
tanggal 15 Juni 2013, Yogyakarta.
40
41