Anda di halaman 1dari 10

Ekosistem 

adalah suatu sistem ekologi yang terbentuk oleh hubungan timbal balik tak


terpisahkan antara makhluk hidup dengan lingkungannya.[1] Ekosistem bisa dikatakan juga suatu
tatanan kesatuan secara utuh dan menyeluruh antara segenap unsur lingkungan hidup yang
saling memengaruhi.[1]
Ekosistem merupakan penggabungan dari setiap unit biosistem yang melibatkan interaksi timbal
balik antara organisme dan lingkungan fisik sehingga aliran energi menuju kepada suatu
struktur biotik tertentu dan terjadi suatu siklus materi antara organisme dan anorganisme.
[1]
 Matahari sebagai sumber dari semua energi yang ada.[1]
Dalam ekosistem, organisme dalam komunitas berkembang bersama-sama dengan lingkungan
fisik sebagai suatu sistem.[2]Organisme akan beradaptasi dengan lingkungan fisik, sebaliknya
organisme juga memengaruhi lingkungan fisik untuk keperluan hidup.[2] Pengertian ini didasarkan
pada Hipotesis Gaia, yaitu: "organisme, khususnya mikroorganisme, bersama-sama dengan
lingkungan fisik menghasilkan suatu sistem kontrol yang menjaga keadaan di bumi cocok untuk
kehidupan".[2] Hal ini mengarah pada kenyataan bahwa kandungan
kimia atmosfer dan bumi sangat terkendali dan sangat berbeda dengan planet lain dalam tata
surya.[2]
Kehadiran, kelimpahan dan penyebaran suatu spesies dalam ekosistem ditentukan oleh tingkat
ketersediaan sumber daya serta kondisi faktor kimiawi dan fisis yang harus berada dalam
kisaran yang dapat ditoleransi oleh spesies tersebut, inilah yang disebut dengan hukum
toleransi.[3] Misalnya: Panda memiliki toleransi yang luas terhadap suhu, namun memiliki
toleransi yang sempit terhadap makanannya, yaitu bambu.[1] Dengan demikian, panda dapat
hidup di ekosistem dengan kondisi apapun asalkan dalam ekosistem tersebut terdapat bambu
sebagai sumber makanannya.[1] Berbeda dengan makhluk hidup yang lain, manusia dapat
memperlebar kisaran toleransinya karena kemampuannya untuk berpikir,
mengembangkan teknologi dan memanipulasi alam.[2]

Manusia adalah salah satu mahkluk hidup yang harus berinteraksi dengan alam lingkungannya.
Manusia mempengaruhi lingkungan hidupnya, sebab mengusahakan dan memanfaatkan sumber
daya alam untuk keperluan hidupnya. Sebaliknya manusia juga sangat tergantung pada
lingkungannya. Manusia bersama organisme lain di dalam lingkungannya merupakan
suatu ekosistem.

Dalam kehidupannya, manusia berhubungan, memanfaatkan dan didukung oleh lingkungan


hidupnya, baik lingkungan dalam pengertian biofisik maupun pengertian kognitif. Pengertian
kognitif adalahpengertian hanya di dalam angan-angan seperti ekonomi, sosial, budaya, adat
istiadat, bahasa yang satu sama lain saling berhubungan, saling mendukung, saling
mempengaruhi dan saling memanfaatkan atau istilah ringkas dari itu semua saling interaksi.
Sedang pengertian biofisik adalah keadaan senyatanya sebagian dari alam lingkungannya.

Pengaruh manusia terhadap lingkungannya semakin lama semakin banyak dan beraneka ragam.
Hal ini berakibat kualitas lingkungan semakin menurun karena kerusakan dan atau pencemaran
lingkungan.
Berikut peranan manusia dalam ekosistem, di antaranya adalah :

1. Manusia Sebagai Komponen Lingkungan yang Dominan.


Lingkungan hidup manusia terdiri dari lingkungan biotik dan lingkungan yang nonbiotik, artinya
lingkungan hidup manusia tidak hanya ditentukan oleh benda hidup tetapi juga oleh hal-hal yang
bersifat tidak hidup, di samping kebudayaan dan perilakunya. Dalam kesatuan ekosistem,
kedudukan manusia adalah sebagai bagian dari unsur lain yang erat kaitannya dan tergantung
pula pada kelestarian ekosistemnya, namun faktor manusia sangat dominan. Manusia harus dapat
menjaga keserasian hubungan timbal balik dengan lingkungannya agar keseimbangan ekosistem
tidak terganggu.

2. Manusia Sebagai Perusak Lingkungan.


Jika manusia mengusahakan sumber daya alam hanya berlandaskan pandangan untuk keperluan
jangka pendek, agar dapat memanfaatkan produksi sebanyak mungkin dengan modal seminimal
mungkin dalam waktu singkat, maka hal ini hanya akan memakmurkan generasimya, tetapi
menyengsarakan generasi penerusnya. Hal-hal yang akan timbul di antaranya adalah deteriorasi
lingkungan atau merosotnya kualitas lingkungan, sehingga tak mampu memberi kehidupan yang
layak bagi manusia, bahkan bencana alam yang selalu mengancam.
Menurut konsep bio-ekosistem, dinyatakan bahwa manusia dan mahkluk lain di alam ini sama
kedudukan dan fungsinya. Dalam konsep ini proses rumah tangga lingkungan dan ekosistem
terdapat dua komponen, yaitu komponen lingkungan atau produsen dan komponen kesatuan
mahkluk hidup atau konsumen. Proses rumah tangga suatu ekosistem atau lingkungan akan
terlihat lingkaran energi, materi, dan informasi yang dipengaruhi oleh kekuatan dari komponen
produsen dan konsumen. Selama kekuatan-kekuatan tersebut msih berimbang, selama itu pula
proses pengaliran energi dan materi dalam rumah tangga ekosistem tidak akan terganggu. Tata
lingkungan seperti tersebut dinamakan tata lingkungan dalam keadaan keseimbangan ekologis.
Ciri-ciri pokok dari suatu bio-ekosistem adalah :
 Kesatuan-kesatuan hidup atau kelompok-kelompok mahkluk hidup akan melakukan niche (fungsi
dan peran)-nya masing-masing dalam pengaturan rumah tangga lingkungan.
 Komponen lingkungan yang terdiri dari berbagai kesatuan lingkungan dengan unsur-unsur ruang
dan struktur masing-masing akan ikut serta mempengaruhi jalannya proses rumah tangga
lingkungan.
 Kesatuan-kesatuan hidup dan kesatuan-kesatuan lingkungan dengan kemampuan atau
kekuatannya masing-masing berdasar asasnya akan bergerak ke arah tercapainya keseimbangan
ekologi.

3. Manusia Sadar Akan Kekeliruannya.


Setalah sadar akan kedudukannya sebagai bagian dari ekosistem dan tahu bahwa hakekat
kehidupan serta kelangsungan keberadaannya sangat tergantung dari kondisi lingkungan dan
habitatnya, tergantung dari sikap dan perilaku manusia, maka manusia berusaha mulai menjaga
keseimbangan ekologis agar tidak goncang, kelestarian mulai diperhatikan.
Simbiosis (dari bahasa Yunani συμβίωσις "hidup bersama", yang berasal dari kata σύν
"bersama" dan βίωσις "hidup")[2] adalah semua jenis interaksi biologis jangka panjang dan dekat
antara dua organisme biologis yang berbeda, baik itu mutualisme, komensalisme,
atau parasitisme. Organisme yang terlibat tersebut , masing-masing disebut simbion, bisa
berasal dari spesies yang sama atau berbeda. Pada tahun 1879, Heinrich Anton de
Bary mendefinisikannya sebagai "organisme berbeda yang hidup bersama".
Simbiosis dapat menjadi sesuatu yang obligat, yang berarti satu atau kedua simbion
sepenuhnya bergantung satu sama lain untuk bisa bertahan hidup, atau fakultatif (opsional)
ketika mereka umumnya dapat hidup mandiri.
Simbiosis juga diklasifikasikan berdasarkan keterikatan fisik; Simbiosis dimana organisme
memiliki persatuan tubuh disebut simbiosis konjungtif, dan simbiosis dimana mereka tidak
bersatu disebut simbiosis disjungtif.[3] Ketika satu organisme hidup di organisme lain
seperti mistletoe, disebut ektosimbiosis, ketika satu partner hidup di dalam jaringan organisme
lain, seperti Symbiodinium pada koralmaka disebut endosimbiosis.[4][5]

Pengaruh Kegiatan Manusia terhadap Keseimbangan Ekosistem


1. Ekosistem
Masih ingatkah kamu apa yang dimaksud dengan ekosistem? Ekosistem adalah tempat saling
memberi dan menerima antara makhluk hidup dengan lingkungannya. Ekosistem terdiri dari
komponen biotik dan abiotik. Komponen biotik terdiri dari tumbuhan dan hewan. Sedangkan
komponen abiotik terdiri dari batu, tanah, air, sungai, dan lain-lain.

Gambar di atas adalah salah satu contoh ekosistem di hutan. Ekosistem hutan termasuk ekosistem
alam. Ekosistem alam adalah ekosistem yang terbentuk dengan sendiri tanpa campur tangan
manusia. Di dalam ekosistem, interaksi tidak hanya terjadi antar makhluk hidup. Interaksi juga terjadi
pada makhluk hidup dengan makhluk tak hidup. Hubungan antara makhluk hidup dengan makhluk tak
hidup sangat erat.
Sinar matahari termasuk komponen abiotik. Sinar matahari merupakan sumber energi utama bagi
komponen biotik. Sinar matahari dimanfaatkan oleh produsen untuk memproduksi makanan.

Di suatu ekosistem, tumbuhan hijau berperan sebagai produsen. Produsen menjadi sumber makanan
bagi konsumen. Suatu saat, produsen dan konsumen akan mati. Produsen dan konsumen yang mati
akan diurai oleh bakteri pengurai.

Dalam suatu ekosistem harus ada keseimbangan antara produsen dan konsumen. Kehidupan dapat
tetap berlangsung jika jumlah produsen lebih besar dari konsumen tingkat I. Konsumen tingkat I lebih
banyak dari konsumen tingkat II dan seterusnya. Gambaran di atas dapat dibuat dalam bentuk
piramida makanan berikut ini:

Piramida makanan adalah gambaran yang menunjukkan perbandingan jumlah produsen dengan


konsumen.

2. Dampak Kegiatan Manusia terhadap Ekosistem


Pernahkah kamu membayangkan apa yang akan terjadi jika hutan ditebang secara liar? Jika hutan
ditebang secara liar, hewan-hewan yang hidup di hutan kehilangan habitatnya. Selain itu, daerah
resapan air jadi berkurang. Akibatnya, di musim hujan dapat terjadi banjir dan tanah longsor.

Selain penebangan hutan secara liar, masih banyak kegiatan manusia yang merusak ekosistem.
Misalnya membuang sampah dan limbah industri di sungai, juga pemakaian pestisida dalam
pertanian. Kegiatan manusia membuang sampah dan limbah industri di sungai dapat merusak
ekosistem sungai. Makhluk hidup yang ada di sungai akan terhambat perkembangannya. Bahkan
lama kelamaan makhluk hidup tersebut akan mati. Jika salah satu makhluk hidup mati, keseimbangan
ekosistem akan terganggu.
Ekosistem juga akan terganggu karena pemakaian pestisida yang berlebihan dalam pertanian.
Pemakaian pestisida yang berlebihan dapat mematikan mikroba. Mikroba bertugas menguraikan sisa-
sisa hewan dan tumbuhan untuk diubah menjadi humus. Jika mikroba mati, sisa-sisa hewan dan
tumbuhan tersebut tidak dapat diuraikan. Akibatnya, tanaman tidak dapat memperoleh nutrisi dan
akhirnya mati.

SIMBIOSIS

1. Simbiosis Parasitisme
Macam macam simbiosis yang pertama adalah Parasitisme adalah hubungan antara organisme yang
berbeda spesies jika salah satu organisme menempel pada organisme lain dan mengambil makanan
dari hospes atau inangnya sehingga merugikan inang. Parasitisme merupakan hubungan dimana
pihak yang satu mendapatkan keuntungan dan pihak lainnya mengalami kerugian. Keuntungan yang
diperoleh berupa makanan dan perlindungan sedangkan makhluk hidup yang ditumpanginya
(hospes/inang) merasa rugi karena sari makanannya diambil, bahkan mungkin dibunuh oleh parasit
itu. Parasit adalah organisme yang hidup di dalam tubuh makhluk hidup lainnya dan mengambil
nutrisi / sari-sari makanan dari makhluk yang ditempelnya.

Beberapa contoh simbiosis parasitisme sebagai berikut :

 Tanaman Benalu dengan Pohon Mangga (Inangnya)

Penjelasannya : tanaman benalu akan mendapatkan sari makanan dan inangnya akan diambil sari-
sari makanannya sehingga tanaman benalu mendapatkan keuntungan sari-sari makanan dan
inangnya (tanaman yang ditumpangi) akan mengalami kerugian karena sari-sari makanannya
diambil. Organisme yang mendapat keuntungan seperti ini disebut parasit, sedangkan organisme
yang dirugikan disebut inang. Organisme parasit dapat hidup pada tumbuhan, hewan, dan manusia.
(silahkan baca : ekosistem buatan)

 Cacing Perut dan Cacing Tambang yang Hidup Di Dalam Usus Manusia

Penjelasan : Cacing perut dan cacing tambang akan mengambil sari-sari makanan yang ada dalam
usus manusia dan manusia sendiri diambil sari-sari makanannya sehingga cacing perut dan cacing
tambang akan mendapatkan keuntungan yaitu sari-sari makanan dan manusia akan mengalami
kerugian karena sari-sari makanannya diambil. (silahkan baca : pengelompokan hewan)

 Tali Putri dengan Tanaman Beluntas (Inangnya)

Penjelasannya : tali putri akan mendapatkan sari-sari makanan dan inangnya diambil sari
makanannya sehingga tali putri akan mendapatkan keuntungan yaitu sari-sari makanan dan inangnya
(tanaman yang ditumpangi) akan mengalami kerugian karena sari-sari makanannya diambil. Tali putri
tidak dapat membuat makanannya sendiri sehingga dia menyerap sari-sari makanan yang dibuat oleh
tanaman beluntas. Lama kelamaan tanaman beluntas akan mati karena makanannya selalu diambil
secara terus-menerus.

 Bunga Rafflesia dengan Inangnya

Penjelasannya : bunga rafflesia akan mendapatkan sari-sari makanan dan inangnya diambil sari-sari
makanannya sehingga bunga rafflesia akan mendapatkan keuntungan yaitu sari-sari makanan dan
inangnya (tanaman yang ditumpangi) akan mengalami kerugian karena sari-sari makanannya diambil.
 Plasmodium dengan Manusia

Penjelasannya : plasmodium penyebab malaria hidup dalam hati manusia dan sel-sel darah merah,
malaria menyebar dari manusia ke manusia oleh nyamuk dan menjadikan malaria ini sebagai  salah
satu  penyakit menular.

 Taenia atau Cacing Pita dengan Manusia

Penjelasannya : taenia hidup dalam tubuh manusia dan dapat menimbulkan penyakit pada tubuh
manusia yang dikenal dengan istilah taeniasis dan sistiserkosis. Taeniasis adalah penyakit akibat
parasit berupa cacing pita yang tergolong dalam genus taenia yang dapat menular dari hewan ke
manusia, maupun sebaliknya. Taeniasis pada manusia disebabkan oleh spesies taenia solium atau
dikenal dengan cacing pita babi, sementara taenia saginata dikenal dengan nama cacing pita
sapi. Sistiserkosis pada manusia adalah infeksi jaringan oleh bentuk larva taenia (sistiserkus) akibat
termakan telur cacing taenia solium (cacing pita babi). Cacing pita babi dapat menyebabkan
sistiserkosis pada manusia, sedangkan cacing pita sapi tidak dapat menyebabkan sistikorsis pada
manusia.

2. Simbiosis Komensalisme
Komensalisme merupakan hubungan antar dua organisme yang berbeda spesies dalam bentuk
kehidupan bersama untuk berbagi sumber makanan. Salah satu spesies diuntungkan dan spesies
lainnya tidak dirugikan itulah dinamakan komensalisme. Pada hubungan ini kedua pihak saling
bekerjasama.
Beberapa contoh simbiosis komensalisme sebagai berikut bisa kita temukan dalam kehidupan sehari-
hari :

 Ikan Remora (Echeneida sp) dengan Ikan Hiu

Penjelasannya : ikan remora akan hidup menempel dengan ikan hiu. Selain ikan remora mudah
memperoleh makanannya dengan cara mendapatkan sisa-sisa makanan dari ikan hiu, mereka juga
akan terlindungi dari predator yang akan memangsanya karena berada berdampingan dengan ikan
hiu kemanapun berada. Ikan hiu tidak merasa terganggu dengan kehadiran ikan remora. (silahkan
baca : pelestarian biota laut)

 Ikan Remora (Echeneida sp) dengan Ikan Pari (Himantura undulata)

Penjelasannya : sama halnya dengan pola interaksi dengan ikan hiu, ikan remora juga menempel
pada ikan pari dengan menggunakan sirip punggung yang telah berubah menjadi alat pengisap, jika
ikan pari memperoleh mangsa maka ikan remora akan memperoleh sisa-sisa makanan yang
menempel pada ikan pari, sedangkan ikan pari tidak diuntungkan ataupun dirugikan dengan
keberadaan ikan remora. (silahkan baca : ikan pari)

 Anggrek / Tumbuhan Paku dan Pohon yang Ditumpanginya

Penjelasannya : anggrek / tumbuhan paku hanya menggunakan batang pohon yang ditempelinya


sebagai tempat hidup. Sedangkan tumbuhan yang ditempeli tidak akan dirugikan, karena anggrek
tidak mengambil sari-sari makanan yang berada pada tumbuhan inangnya tersebut.

 Tumbuhan dengan Serangga / Laba-Laba

Penjelasannya : serangga / laba-laba memanfaatkan tumbuhan sebagai tempat berlindung dari


musuhnya, angin, ataupun hujan. Sedangkan tumbuhan yang dijadikan tempat berlindung oleh
serangga / laba-laba tidak akan dirugikan, karena tidak ada apapun yang diambil oleh serangga /
laba-laba dari tumbuhan yang dijadikan tempat berlindungnya itu.
 Jamur Saprofit

Penjelasannya : jamur saprofit hidup pada bahan organik yang telah mati / membusuk. Jamur saprofit
merupakan tumbuhan yang tidak memiliki klorofil. Tumbuhan ini hidup pada hasil perombakan atau
pelapukan jasad lain. Karena tidak mempunyai klorofil, maka jamur saprofit tidak mampu berasimilasi
dan perlu mendapatkan zat organis yang telah di bentuk oleh jasad-jasad lain sehingga tumbuhan ini
bisa hidup tanpa merugikan pihak lainnya.

 Tumbuhan Sirih (Piper betle) dengan Tumbuhan Inangnya

Penjelasannya : tumbuhan sirih akan merambat mengikuti tanaman inangnya untuk memperoleh
sinar matahari yang berguna untuk proses fotosintesis, sedangkan tumbuhan inangnya tidak
memperoleh pengaruh apapun serta tidak dirugikan.

 Udang (Lysmata grabhami) dengan Mentimun Laut (Cucumaria frondosa)

Penjelasannya : udang bertahan hidup dengan cara menunggangi mentimun laut. Selain mudah
untuk mendapatkan makanan dengan mengambil sisa-sisa makanan dari mentimun laut, udang juga
bisa berlindung dari para pemangsa yang berada di sekelilingnya. Tetapi mentimun laut tidak
diuntungkan ataupun dirugikan dengan adanya keberadaan udang. (silahkan baca : biota laut)

 Ikan Goby dengan Bulu Babi (Echinus esculentus)

Penjelasannya : untuk bertahan hidup ikan goby bersembunyi di antara celah-celah bulu babi yang
beracun untuk melindungi tubuhnya yang berukuran kecil dari serangan predator yang akan
memangsa, sedangkan bulu babi tidak diuntungkan ataupun dirugikan dengan keberadaan ikan goby.

 Bakteri Pembusuk Dalam Usus Manusia

Penjelasannya : bakteri-bakteri pembusuk yang hidup pada usus besar manusia secara langsung
menyerap zat-zat makanan yang sudah tidak dicerna oleh tubuh manusia untuk bertahan hidup.
Dalam hal ini, bakteri tersebut menjalankan contoh simbiosis komensalisme karena ia mendapatkan
keuntungan, tetapi manusia yang ditumpanginya tidak mendapatkan pengaruh apapun.

 Ikan Badut (Amphiprion percula) dengan Anemon Laut (Stichodactyla gigantea)

Penjelasannya : secara tidak langsung ikan badut akan terlindung dari pemangsa di sekelilingnya
karena hidup di antara tentakel-tentakel anemon sehingga ikan badut pun bisa bertahan hidup.
Anemon mengeluarkan zat racun yang dapat melukai ikan-ikan lain. Akan tetapi ikan badut tidak akan
terluka akibat zat racun yang dikeluarkan oleh anemon karena kulitnya mengeluarkan lendir
pelindung. Ikan badut akan terlindung dari musuhnya sedangkan anemon tidak diuntungkan ataupun
dirugikan dengan keberadaan ikan badut. Oleh karena itu interaksi ikan badut dan anemon laut juga
dapat digolongkan sebagai contoh simbiosis komensalisme.

3. Simbiosis Mutualisme
Mutualisme adalah hubungan antara dua organisme yang berbeda spesies yang saling
menguntungkan kedua belah pihak. Dalam simbiosis mutualisme, masing-masing simbion (organisme
yang berinteraksi) memperoleh manfaat dari interaksi yang dilakukan oleh keduanya. (silahkan
baca : rantai makanan)
Beberapa contoh simbiosis mutualisme sebagai berikut :

 Myrmecodia Echinata dengan Semut


Penjelasannya : myrmecodia (tumbuhan semut) menghasilkan madu (nektar) yang akan dikonsumsi
semut, sedangkan epifit itu sendiri akan memperoleh mineral/ hara dari hasil pencernaan semut dan
limbah lainnya. Jadi bisa dikatakan kalau hubungan tersebut adalah simbiosis mutualisme.

 Tanaman Kacang-Kacangan (leguminosae) dan Bakteri Rhizobium

Penjelasannya : bakteri rhizobium hidup pada bintil akar kacang-kacangan.

 Jamur dengan Ganggang

Penjelasannya : bentuk simbiosis ini akan menghasilkan tumbuhan liken (lumut kertak).

 Badak/Kerbau/Sapi  dengan Burung Jalak

Penjelasannya : tubuh badak/kerbau/sapi akan terbebas dari kutu yang menempel ditubuhnya,
karena dimakan oleh burung jalak. Sehingga burung jalak mendapatkan makanan berupa kutu yang
menempel pada tubuh badak/kerbau/sapi. Terlihat jelas jika hubungan tersebut saling
menguntungkan. (silahkan baca : hewan vertebrata dan invertebrata)

 Lebah atau Kupu-Kupu dengan Bunga

Penjelasannya : lebah dan kupu-kupu memperolah makanan dari madu yang dihisap dari bunga dan
pada saat penghisapan madu, mereka akan membantu proses penyerbukan bunga karena
pergerakan lebah atau kupu-kupu pada saat singgah dan hinggap di bagian-bagian bunga secara
tidak langsung akan membuat sebuah peristiwa alami jatuhnya serbuk sari lalu menempel pada
kepala putik sehingga terjadi proses pembuahan sempurna pada bunga.

 Ikan Karnivora dengan Udang Pemakan Parasit

Penjelasannya : pada ikan karnivora biasanya terdapat sisa-sisa makanan yang mudah ditempeli
parasit. Oleh karena itu, dengan adanya udang pemakan parasit, maka secara tidak langsung udang
akan memakan parasit-parasit yang ada di mulut ikan karnivora sehingga parasit itu dapat berkurang.

 Interaksi Rayap dan Protista

Penjelasannya : interaksi rayap dan protista tertentu juga merupakan contoh simbiosis mutualisme.
Rayap dapat memakan selulosa dari kayu-kayuan karena dalam ususnya terdapat protista. Protista
membantu rayap dalam mencerna selulosa, sedangkan rayap menyediakan tempat tinggal bagi
protista.

 Kelelawar Berbulu Wol dengan Kantung Semar

Penjelasannya : kelelawar berbulu wol tinggal di tempat yang nyaman di sekitar tanaman kantung
semar. Keberadaannya itu membuat kantung semar memperoleh pupuk yang berasal dari kotoran
kelelawar yang kaya unsur nitrogen. Sehingga kantung semar bisa tumbuh dengan subur.

 Interaksi Buaya dan Burung Plover

Penjelasannya : burung plover memiliki kebiasaan memakan kotoran atau sisa makanan yang ada di
gigi buaya. Dengan kebiasaan burung plover tersebut, buaya secara tidak langsung akan dapat
terbebas dari penyakit mulut sedangkan burung plover memperoleh makanan secara gratis.

 Burung Oxpecker dengan Zebra


Penjelasannya : burung oxpecker biasa memakan kutu dan serangga lainnya yang menjadi parasit
bagi tubuh zebra. Sedangkan zebra memperoleh manfaat tubuhnya menjadi bersih dari kutu dan
parasit tersebut. Burung oxpecker juga menjadi sinyal pertanda bagi zebra jika ada pemangsa
datang. Saat singa atau harimau mengendap untuk menerkam zebra, burung oxpecker akan berteriak
dan menjerit.

4. Simbiosis Netralisme
Netralisme adalah interaksi antar individu yang saling lepas atau tidak saling memengaruhi yang
tidak berakibat apa apa kepada kedua makhluk tersebut. Jadi walaupun mereka hidup berdampingan
satu sama lain di dalam satu lingkungan hidup namun keduanya tidak mendapatkan keuntungan
ataupun kerugian sama sekali.
Beberapa contoh simbiosis netralisme sebagai berikut :

 Gajah dan Jerapah


 Kambing dan Kucing
 Harimau dan Burung Hantu

Penjelasannya : dalam suatu lingkungan padang rumput di sebuah savana yang luas terdapat
beraneka ragam makhluk hidup yang hidup saling berdampingan diantaranya adalah gajah dan
jerapah, namun walaupun mereka hidup berdampingan keduanya sama sekali tidak mendapatkan
pengaruh dari hubungan tersebut. Kedua belah pihak tidak ada yang rugi dan diuntungkan.

5. Simbiosis Amensalisme
Amensalisme merupakan kebalikan dari simbiosis komensalisme, jadi dari interaksi tersebut salah
satunya akan mengalami kerugian sedangkan yang lainnya tidak mengalami dampak apapun.
(silahkan baca : keseimbangan ekosistem)
Beberapa contoh simbiosis amensalisme sebagai berikut :

 Gulma dan Tanaman Produksi


 Pohon Pinus dan Tanaman di Sekitarnya
 Pohon Walnut dan Tanaman di Sekitarnya
 Ganggang Hydrodictyon dan Scenedesmus

Penjelasannya : Gulma merupakan penghasil zat alelopati, dan dari zat alelopati tersebutlah menjadi
kan tanaman di sekitarnya akan mati karena pertumbuhannya terhambat oleh kehadiran zat alelopati
tersebut. Bagi gulma sendiri zat alelopati tersebut tidak memiliki dampak apapun.

6. Simbiosis Kompetisi
Kompetisi adalah saling bersaing antar makhluk hidup untuk mempertahankan hidupnya. Jadi akan
terjadi sebuah kompetisi untuk memenangkan sesuatu seperti makanan, tempat kekuasaan, dan juga
persaingan mendapatkan betina. (silahkan baca : ciri-ciri makhluk hidup)
Beberapa contoh simbiosis kompetisi sebagai berikut :

 Serigala dan Jaguar


 Berbagai Tanaman Tumpang Sari
 Harimau dan Singa
 Kerbau dan Sapi

Penjelasannya : sapi dan kerbau terjadi simbiosis kompetisi karena keduanya sama-sama hewan
herbivora yang memakan tumbuhan sehingga mereka saling berlomba memperebutkan makanannya
untuk bertahan hidup.
Sampai disini dulu, itulah pembahasan mengenai macam macam simbiosis yang ada di lingkungan
kita seperti contohnya simbiosis parasitisme, simbiosis komensalisme, simbiosis mutualisme,
simbiosis netralisme, simbiosis amensalisme dan simbiosis kompetisi. 

Anda mungkin juga menyukai