Anda di halaman 1dari 18

Memahami Interaksi Dalam Ekosistem

Kategori : Ekosistem

Berbicara soal ekosistem, pasti tak akan pernah lepas dari pola interaksi yang dibangun oleh
komponen-komponen yang ada di dalamnya. Komponen tersebut, baik itu abiotik dan biotik,
saling terkait satu sama lainnya. Masing-masing komponen tak bisa berdiri secara sendiri-sendiri
sehingga pada akhirnya membentuk sebuah kesatuan harmoni. Interaksi dalam ekosistem ini
pada akhirnya akan melibatkan beberapa pola yakni interaksi antar-individu atau antar-
organisme, interaksi antar-populasi serta interaksi antar-komunitas. Interaksi yang seimbang dan
selaras akan berujung pada keseimbangan ekosistem yang menghasilkan harmoni.

Interaksi Antar-organisme atau Antar-individu

Memahami interaksi dalam ekosistem harus dimulai dari pengamatan terhadap interaksi antara
individu yang satu dengan individu lainnya atau organisme yang satu dengan organisme lainnya.
Interaksi ini adalah suatu hal yang mutlak sebab suatu individu tak akan pernah lepas dari
individu lainnya. Interaksi antar-individu tersebut bisa dengan mudah dijumpai di dalam sebuah
populasi atau suatu komunitas. Untuk memudahkan pemahaman, maka interaksi antar-individu
tersebut dibagi ke dalam beberapa dua kelompok yakni:

Simbiosis
Simbiosis ini diartikan sebagai suatu pola hubungan bersama antara dua mahluk hidup yang
berbeda jenis. Simbiosis ini kemudian dibagi lagi ke dalam 3 kelompok, antara lain:

1. Simbiosis mutualisme. Hubungan ini adalah jenis hubungan dimana dua makhluk hidup
yang berbeda tersebut saling diuntungkan. Contoh simbiosis mutualisme adalah
hubungan di antara jamur dan ganggang, hubungan bunga dan lebah, burung jalak dan
juga badak dan masih banyak lagi lainnya. Hubungan antara bunga dan lebah misalnya,
keduanya mendapatkan keuntungan dimana lebah mendapatkan madu bunga sekaligus
membantu bunga dalam melakukan penyerbukan.
2. Simbiosis Paratisme. Hubungan ini melibatkan dua mahluk hidup berbeda jenis dimana
tercipta hubungan yang menguntungkan dan merugikan. Mahluk hidup yang dirugikan
disebut inang dan yang mendapat keuntungan disebut dengan parasit. Contoh hubungan
ini adalah kutu di kepala manusia, jamur di kulit, cacing pita di lambung dan masih
banyak lagi lainnya.
3. Simbiosis Komensialisme. Hubungan yang satu ini melibatkan dua mahluk hidup yang
berbeda dimana yang satu diuntungkan dan yang lainnya tidak dirugikan. Contoh
hubungan ini adalah tanaman anggrek dan pohon tempat ia hidup, ikan hiu dengan ikan
remora dan masih banyak lagi lainnya. Bunga anggrek bisa menempel dan “numpang
hidup” di pohon mangga misalnya, namun si anggrek mampu membuat makanannya
sendiri sehingga ia sama sekali tidak merugikan pohon mangga. Sementara itu pola
hubungan ikan hiu dan remora juga terbilang unik sebab remora akan mendapatkan sisa
makanan yang dikonsumsi oleh hiu dan hal tersebut sama sekali tidak merugikan si hiu.

Antibiosis

Antibiosis ini merupakan pola hubungan di antara makhluk hidup dimana salah satu individu
mengeluarkan suatu zat yang bisa membahayakan individu lainnya. Contohnya jamur yang
mengeluarkan racun yang menghambat atau bahkan mematikan makhluk hidup lainnya.
Predatorisme

Adalah suatu hubungan dimana makhluk hidup yang satu memangsa makhluk hidup lainnya.
Contoh hubungan ini adalah kucing memangsa tikus atau burung elang yang memangsa ular dan
masih banyak lagi lainnya.

Interaksi Antar-populasi

Interaksi dalam ekosistem juga melibatkan hubungan di antara populasi. Pola interaksi ini dibagi
ke dalam beberapa kelompok yakni:

1. Aleopati, yakni hubungan antara populasi dimana populasi yang satu menghasilkan
sejumlah zat yang bisa menghalangi tumbuh dan kembangnya populasi lainnya. Contoh
hubunga ini adalah pohon walnut yang jarang ditumbuhi tanaman lainnya di sekitar ia
tumbuh sebab ia menghasilkan zat yang bersifat racun atau toksik. Pola hubunga ini
disebut juga dengan nama anabiosa.
2. Kompetisi, adalah pola hubungan di antara populasi dimana keduanya memiliki
kepentingan yang sama sehingga berujung pada hubungan kompetisi untuk mendapatkan
hal yang dituju tersebut. Contoh pola hubungan ini adalah binatang domba, zebra, sapi,
kuda juga rusa yang hidup di ekosistem dan saling bersaing mendapatkan rumput sebagai
makanan.

Interaksi Antar-Komunitas

Secara sederhana, komunitas diartikan sebagai kumpulan populasi yang berbeda di satu tempat
yang sama dan saling menjalin interaksi. Misalnya saja hubungan populasi sawah dengan
populasi sungai. Di dalam sungai terdapat banyak organisme membentuk populasi, kemudian
sistem pangairan dari sungai ke sawah akan mempertemukan antara komunitas sawah dengan
komunitas sungai dan akan terjadi peredaran nutrient dari air sungai ke sawah.

Interaksi dalam ekosistem yang melibatkan komunitas sangat kompleks sebab tak hanya
melibatkan bermcam-macam organisme tetapi juga melibatkan aliran makanan juga energi.
Interaksi antara komunitas ini bisa diamati dengan jelas misalnya pada daur ulang karbon yang
melibatkan dua jenis ekosistem yang berbeda misalnya antara ekosistem laut dan juga darat.

Pengertian dan Komponen Ekosistem

Posted by abdul hadi Wednesday, 1 January 2014 25 comments

Pengertian ekosistem, komponen dalam ekosistem, satuan makhluk hidup dalam


ekosistem, macam-macam ekosistem, dan pencemaran ekosistem, itu merupakan point-
point yang akan kami bagikan kali ini. Semoga dapat bermanfaat bagi sahabat
semuanya. Langsung saja ya

A.PENGERTIAN EKOSISTEM

Ekosistem adalah suatu proses yang terbentuk karena adanya hubungan timbal balik
antara makhluk hidup dengan lingkungannya, jadi kita tahu bahwa ada komponen biotik
(hidup) dan juga komponen abiotik(tidak hidup) yang terlibat dalam suatu ekosistem ini,
kedua komponen ini tentunya saling mempengaruhi, contohnya saja hubungan heewan
dengan air. Interaksi antara makhluk hidup dan tidak hidup ini akan membentuk suatu
kesatuan dan keteraturan. Setiap komponen yang terlibat memiliki fungsinya masing-
masing, dan selama tidak ada fungsi yang terngganggu maka keseimbangan dari
ekosistem ini akan terus terjaga.
Ekosistem

B.KOMPONEN DALAM EKOSISTEM

Berdasarkan fungsi dan aspek penyusunannya, ekosistem dapat dibedakan menjadi dua
komponen, yaitu sebagai berikut.

Komponen Abiotik, yaitu komponen yang terdiri atas bahan-bahan tidak hidup
(nonhayati), yang meliputi komponen fisik dan kimia, seperti tanah, air, matahari, udara,
dan energi.

Ada 2 pembagian komponen biotik dalam suatu ekosistem, yaitu Organisme Autotrof
dan Organisme Heterotrof, nah tentu saja sahabat sudah sering mendengar kedua kata
ini, silahkan saja disimak lagi lanjutannya ya :

Organisme Autotrof adalah semua organisme yang mampu membuat atau mensintesis
makanannya sendiri, berupa bahan organik dan bahan-bahan anorganik dengan
bantuan energi matahari melalui proses fotosintesis. Semua organisme yang
mengandung klorofil terutama tumbuhan hijau daun disebut organisme autotrof. Ada
dua pembagian atas Organisme autotrof ini yaitu :

1.Fotoautotrof yang merupakan organisme pemanfaat energi cahaya untuk mengubah


bahan anorganik menjadi bahan organik.
2.Kemoautotrof yang merupakan organisme pemanfaat energi dari reaksi kimia untuk
membuat bahan makanan sendiri dari bahan organik. Contohnya adalah bakteri besi,
dalam menjalankan proses ini mereka membutuhkan oksigen.

Organisme Heterotrof adalah semua organisme yang tidak dapat membuat makanannya
sendiri, akan tetapi meman faat kan bahan-bahan organik dari organisme lainnya
sebagai bahan makanannya. Organisme ini terdiri atas 3 tingkatan yaitu :

Konsumen yang secara langsung memakan organisme lain

Pengurai yang mendapatkan makanan dari penguraian bahan organik dari bangkai

Detritivor yang merupakan pemakan partikel organik atau jaringan yang telah
membusuk, contoh nya adalah lintah dan cacing

C.SATUAN MAKHLUK HIDUP DALAM EKOSISTEM

Individu merupakan satu makhluk hidup, contohnya seekor burung.

Populasi merupakan sekumpulan makhluk hidup yang menetap disuatu tempat dalam
jangka waktu tertentu dan mampu berkembangbiak, contohnya sekumpulan semut.

Komunitas merupakan kumpulan dari populasi yang menempati daerah yang sama
dalam waktu jangka waktu yang panjang.

Ekosistem merupakan kumpulan dari komunitas tadi yang melibatkan interaksi yang
muantap antara makhluk hidup.

D.MACAM-MACAM EKOSISTEM

Ada dua macam ekosistem yang terbentuk di bumi kita ini, yaitu
Ekosistem alamiah

Ekosistem Alami

Ekosistem ini adalah ekosistem yang tercipta dengan sencirinya tanpa ada campur
tangan dari manusia, oleh karena itu lah kita sebut sebagai ekosistem Alamiah.
Contohnya adalah ekosistem laut dan sungai.

Ekosistem Buatan

Ekosistem Buatan

Seperti namanya, ekosistem ini merupakan yang terbentuk dengan adanya campur
tangan manusia, Dibuat kebanyakan untuk memenuhi kebutuhan manusia. Namun
keanekaragaman hayati di sini terbatas, karena bukan itu tujuan dari membuat
ekosistem ini. Contohnya adalah sawah.

E.INTERAKSI DALAM EKOSISTEM

Tentunya setelah mengetahui komponen dalam suatu ekosistem kita bertanya-tanya


bagaimana sesungguhnya hubangan antara makhluk hdup yang tinggal menetap dalam
suatu ekositem, nah begini nih sahabat

Setiap makhluk hidup akan berusaha untuk mempertahankan populasinya, tentu


dengan cara mencari makanan dan terus berkembang biak, seperti yang kita ketahui ada
makhluk hidup karnivora dan herbivora hal ini akan menimbulkan hubungan erat yang
biasa dinamakan rantai makanan dan jaring jaring makanan. Saya akan menambahkan
gambar saja ya, mudah-mudahan sahabat semuanya dapat mengerti melalui gambar ini

1.Rantai makanan

Rantai Makanan

2. Jaring-jaring makanan
Jaring - jaring makanan

F.PENCEMARAN EKOSISTEM
Ekosistem ini sebenarnya memberikan banyak keuntungan dalam kehidupan manusia,
namun banyak dari kita tidak menyadarinya sehingga bertindak hanya demi
kepentingan pribadi tanpa memikirkan dampaknya bagi kehidup anak cucu kita, betapa
tidak, banyak orang melakukan penebangan liar, pembakaran hutan, membuang limbah
berbahaya ke laut, nah lihatlah dampaknya !!

Nah, gimana nih sahabat setelah melihat gambar pencemaran lingkungan di atas,
menyedihkan bukan? Oleh karena itu mari kita menjaga lingkungan ini agar anak cucu
kita dapat merasakan kenyamanan dan keindahan yang diberikan oleh Tuhan, Semoga
ilmu ini dapat bermanfaat bagi sahabat, terimakasih nih telah berkunjung di
softilmu.blogspot.com, blog yang berbagi ilmu pengetahuan dengan penuh keikhlasan.
Jangan lupa like dan komentarnya ya 

Abiotik

Abiotik atau komponen tak hidup adalah komponen fisik dan kimia yang merupakan medium
atau substrat tempat berlangsungnya kehidupan, atau lingkungan tempat hidup.[4] Sebagian besar
komponen abiotik bervariasi dalam ruang dan waktunya.[2] Komponen abiotik dapat berupa
bahan organik, senyawa anorganik, dan faktor yang memengaruhi distribusi organisme, yaitu[2]:

1. Suhu. Proses biologi dipengaruhi suhu. Mamalia dan unggas membutuhkan energi untuk
meregulasi temperatur dalam tubuhnya.
2. Air. Ketersediaan air memengaruhi distribusi organisme. Organisme di gurun beradaptasi
terhadap ketersediaan air di gurun.
3. Garam. Konsentrasi garam memengaruhi kesetimbangan air dalam organisme melalui osmosis.
Beberapa organisme terestrial beradaptasi dengan lingkungan dengan kandungan garam tinggi.
4. Cahaya matahari. Intensitas dan kualitas cahaya memengaruhi proses fotosintesis. Air dapat
menyerap cahaya sehingga pada lingkungan air, fotosintesis terjadi di sekitar permukaan yang
terjangkau cahaya matahari. Di gurun, intensitas cahaya yang besar membuat peningkatan suhu
sehingga hewan dan tumbuhan tertekan.
5. Tanah dan batu. Beberapa karakteristik tanah yang meliputi struktur fisik, pH, dan komposisi
mineral membatasi penyebaran organisme berdasarkan pada kandungan sumber makanannya
di tanah.
6. Iklim. Iklim adalah kondisi cuaca dalam jangka waktu lama dalam suatu area. Iklim makro
meliputi iklim global, regional dan lokal. Iklim mikro meliputi iklim dalam suatu daerah yang
dihuni komunitas tertentu.

Biotik
Biotik adalah istilah yang biasanya digunakan untuk menyebut sesuatu yang hidup (organisme).
Komponen biotik adalah suatu komponen yang menyusun suatu ekosistem selain komponen
abiotik (tidak bernyawa). Berdasarkan peran dan fungsinya, makhluk hidup dibedakan menjadi
dua macam, yaitu:

Heterotrof / Konsumen

Komponen heterotrof terdiri dari organisme yang memanfaatkan bahan-bahan organik yang
disediakan oleh organisme lain sebagai makanannya .[4] Komponen heterotrof disebut juga
konsumen makro (fagotrof) karena makanan yang dimakan berukuran lebih kecil.[4] Yang
tergolong heterotrof adalah manusia, hewan, jamur, dan mikroba.[4]

Pengurai / dekomposer

Pengurai atau dekomposer adalah organisme yang menguraikan bahan organik yang berasal dari
organisme mati.[4] Pengurai disebut juga konsumen makro (sapotrof) karena makanan yang
dimakan berukuran lebih besar.[1] Organisme pengurai menyerap sebagian hasil penguraian
tersebut dan melepaskan bahan-bahan yang sederhana yang dapat digunakan kembali oleh
produsen.[4] Yang tergolong pengurai adalah bakteri dan jamur.[4] Ada pula pengurai yang
disebut detritivor, yaitu hewan pengurai yang memakan sisa-sisa bahan organik, contohnya
adalah kutu kayu.[4] Tipe dekomposisi ada tiga, yaitu[2]:

1. aerobik : oksigen adalah penerima elektron / oksidan


2. anaerobik : oksigen tidak terlibat. Bahan organik sebagai penerima elektron /oksidan
3. fermentasi : anaerobik namun bahan organik yang teroksidasi juga sebagai penerima elektron.
komponen tersebut berada pada suatu tempat dan berinteraksi membentuk suatu kesatuan
ekosistem yang teratur[4]. Misalnya, pada suatu ekosistem akuarium, ekosistem ini terdiri dari
ikan sebagai komponen heterotrof, tumbuhan air sebagai komponen autotrof, plankton yang
terapung di air sebagai komponen pengurai, sedangkan yang termasuk komponen abiotik
adalah air, pasir, batu, mineral dan oksigen yang terlarut dalam air.[4]
Ketergantungan

Rantai makanan

Ketergantungan pada ekosistem dapat terjadi antar komponen biotik atau antara komponen biotik
dan abiotik[2].

Antar komponen biotik

Ketergantungan antar komponen biotik dapat terjadi melalui[2]:

1. Rantai makanan, yaitu perpindahan materi dan energi melalui proses makan dan dimakan
dengan urutan tertentu. Tiap tingkat dari rantai makanan disebut tingkat trofi atau taraf trofi.
Karena organisme pertama yang mampu menghasilkan zat makanan adalah tumbuhan maka
tingkat trofi pertama selalu diduduki tumbuhan hijau sebagai produsen. Tingkat selanjutnya
adalah tingkat trofi kedua, terdiri atas hewan pemakan tumbuhan yang biasa disebut konsumen
primer. Hewan pemakan konsumen primer merupakan tingkat trofi ketiga, terdiri atas hewan-
hewan karnivora. Setiap pertukaran energi dari satu tingkat trofi ke tingkat trofi lainnya,
sebagian energi akan hilang.[2]
2. Jaring- jaring makanan, yaitu rantai-rantai makanan yang saling berhubungan satu sama lain
sedemikian rupa sehingga membentuk seperi jaring-jaring. Jaring-jaring makanan terjadi karena
setiap jenis makhluk hidup tidak hanya memakan satu jenis makhluk hidup lainnya.

Antar komponen biotik dan abiotik

Ketergantungan antara komponen biotik dan abiotik dapat terjadi melalui siklus materi, seperti[2]:

1. siklus karbon
2. siklus air
3. siklus nitrogen
4. siklus sulfur
Siklus ini berfungsi untuk mencegah suatu bentuk materi menumpuk pada suatu tempat.[2] Ulah
manusia telah membuat suatu sistem yang awalnya siklik menjadi nonsiklik, manusia cenderung
mengganggu keseimbangan lingkungan.[2]

Tipe-tipe Ekosistem

Secara umum ada tiga tipe ekosistem, yaitu ekositem air, ekosisten darat, dan ekosistem
buatan.[5]

Akuatik (air)

Ekosistem sungai

 Ekosistem air tawar.

Ciri-ciri ekosistem air tawar antara lain variasi suhu tidak menyolok, penetrasi cahaya kurang,
dan terpengaruh oleh iklim dan cuaca.[5] Macam tumbuhan yang terbanyak adalah jenis
ganggang, sedangkan lainnya tumbuhan biji.[5] Hampir semua filum hewan terdapat dalam air
tawar. Organisme yang hidup di air tawar pada umumnya telah beradaptasi.[5]

 Ekosistem air laut.

Habitat laut (oseanik) ditandai oleh salinitas (kadar garam) yang tinggi dengan ion CI- mencapai
55% terutama di daerah laut tropik, karena suhunya tinggi dan penguapan besar.[5] Di daerah
tropik, suhu laut sekitar 25 °C. Perbedaan suhu bagian atas dan bawah tinggi, sehingga terdapat
batas antara lapisan air yang panas di bagian atas dengan air yang dingin di bagian bawah yang
disebut daerah termoklin.[5]

 Ekosistem estuari.

Estuari (muara) merupakan tempat bersatunya sungai dengan laut.[5] Estuari sering dipagari oleh
lempengan lumpur intertidal yang luas atau rawa garam. Ekosistem estuari memiliki
produktivitas yang tinggi dan kaya akan nutrisi[1]. Komunitas tumbuhan yang hidup di estuari
antara lain rumput rawa garam, ganggang, dan fitoplankton.[5] Komunitas hewannya antara lain
berbagai cacing, kerang, kepiting, dan ikan.[5]

 Ekosistem pantai.
Dinamakan demikian karena yang paling banyak tumbuh di gundukan pasir adalah tumbuhan
Ipomoea pes caprae yang tahan terhadap hempasan gelombang dan angin.[5] Tumbuhan yang
hidup di ekosistem ini menjalar dan berdaun tebal.[5]

 Ekosistem sungai.

Sungai adalah suatu badan air yang mengalir ke satu arah.[5] Air sungai dingin dan jernih serta
mengandung sedikit sedimen dan makanan. Aliran air dan gelombang secara konstan
memberikan oksigen pada air[5]. Suhu air bervariasi sesuai dengan ketinggian dan garis lintang.[5]
Ekosistem sungai dihuni oleh hewan seperti ikan kucing, gurame, kura-kura, ular, buaya, dan
lumba-lumba.[5]

 Ekosistem terumbu karang.

Ekosistem ini terdiri dari coral yang berada dekat pantai.[1] Efisiensi ekosistem ini sangat
tinggi.[1] Hewan-hewan yang hidup di karang memakan organisme mikroskopis dan sisa organik
lain.[4] Berbagai invertebrata, mikro organisme, dan ikan, hidup di antara karang dan ganggang.[4]
Herbivora seperti siput, landak laut, ikan, menjadi mangsa bagi gurita, bintang laut, dan ikan
karnivora.[4] Kehadiran terumbu karang di dekat pantai membuat pantai memiliki pasir putih.[1]

 Ekosistem laut dalam.

Kedalamannya lebih dari 6.000 m.[4] Biasanya terdapat lele laut dan ikan laut yang dapat
mengeluarkan cahaya.[4] Sebagai produsen terdapat bakteri yang bersimbiosis dengan karang
tertentu.[4]

 Ekosistem lamun.

Lamun atau seagrass adalah satu-satunya kelompok tumbuh-tumbuhan berbunga yang hidup di
lingkungan laut[6]. Tumbuh-tumbuhan ini hidup di habitat perairan pantai yang dangkal.[6]
Seperti halnya rumput di darat, mereka mempunyai tunas berdaun yang tegak dan
tangkai-tangkai yang merayap yang efektif untuk berbiak.[6] Berbeda dengan tumbuh-tumbuhan
laut lainnya (alga dan rumput laut), lamun berbunga, berbuah dan menghasilkan biji. Mereka
juga mempunyai akar dan sistem internal untuk mengangkut gas dan zat-zat hara.[6] Sebagai
sumber daya hayati, lamun banyak dimanfaatkan untuk berbagai keperluan.[6]

Terestrial (darat)
Ekosistem hutan hujan tropis memiliki produktivitas tinggi.

Ekosistem taiga merupakan hutan pinus dengan ciri iklim musim dingin yang panjang.

Ekosistem tundra didominasi oleh vegetasi perdu.

Penentuan zona dalam ekosistem terestrial ditentukan oleh temperatur dan curah hujan.[2]
Ekosistem terestrial dapat dikontrol oleh iklim dan gangguan.[2] Iklim sangat penting untuk
menentukan mengapa suatu ekosistem terestrial berada pada suatu tempat tertentu.[2] Pola
ekosistem dapat berubah akibat gangguan seperti petir, kebakaran, atau aktivitas manusia.[2]

 Hutan hujan tropis.

Hutan hujan tropis terdapat di daerah tropik dan subtropik.[5] Ciri-cirinya adalah curah hujan
200-225 cm per tahun.[5] Spesies pepohonan relatif banyak, jenisnya berbeda antara satu dengan
yang lainnya tergantung letak geografisnya.[5] Tinggi pohon utama antara 20-40 m, cabang-
cabang pohon tinggi dan berdaun lebat hingga membentuk tudung (kanopi).[5] Dalam hutan
basah terjadi perubahan iklim mikro, yaitu iklim yang langsung terdapat di sekitar organisme.[5]
Daerah tudung cukup mendapat sinar matahari, variasi suhu dan kelembapan tinggi, suhu
sepanjang hari sekitar 25 °C.[5] Dalam hutan hujan tropis sering terdapat tumbuhan khas, yaitu
liana (rotan) dan anggrek sebagai epifit.[5] Hewannya antara lain, kera, burung, badak, babi
hutan, harimau, dan burung hantu.[5]

 Sabana.

Sabana dari daerah tropik terdapat di wilayah dengan curah hujan 40 – 60 inci per tahun, tetapi
temepratur dan kelembaban masih tergantung musim.[6] Sabana yang terluas di dunia terdapat di
Afrika; namun di Australia juga terdapat sabana yang luas.[6] Hewan yang hidup di sabana antara
lain serangga dan mamalia seperti zebra, singa, dan hyena.[1]

 Padang rumput.

Padang rumput terdapat di daerah yang terbentang dari daerah tropik ke subtropik.[4] Ciri-ciri
padang rumput adalah curah hujan kurang lebih 25-30 cm per tahun, hujan turun tidak teratur,
porositas (peresapan air) tinggi, dan drainase (aliran air) cepat.[4] Tumbuhan yang ada terdiri atas
tumbuhan terna (herbs) dan rumput yang keduanya tergantung pada kelembapan.[4] Hewannya
antara lain: bison, zebra, singa, anjing liar, serigala, gajah, jerapah, kangguru, serangga, tikus dan
ular.[4]

 Gurun.

Gurun terdapat di daerah tropik yang berbatasan dengan padang rumput.[6] Ciri-ciri ekosistem
gurun adalah gersang dan curah hujan rendah (25 cm/tahun).[6] Perbedaan suhu antara siang dan
malam sangat besar.[6] Tumbuhan semusim yang terdapat di gurun berukuran kecil[6]. Selain itu,
di gurun dijumpai pula tumbuhan menahun berdaun seperti duri contohnya kaktus, atau tak
berdaun dan memiliki akar panjang serta mempunyai jaringan untuk menyimpan air.[6] Hewan
yang hidup di gurun antara lain rodentia, semut, ular, kadal, katak, kalajengking, dan beberapa
hewan nokturnal lain.[6]

 Hutan gugur.

Hutan gugur terdapat di daerah beriklim sedang yang memiliki empat musim, ciri-cirinya adalah
curah hujan merata sepanjang tahun.[4] Jenis pohon sedikit (10 s/d 20) dan tidak terlalu rapat.[4]
Hewan yang terdapat di hutam gugur antara lain rusa, beruang, rubah, bajing, burung pelatuk,
dan rakun (sebangsa luwak).[4]

 Taiga

Taiga terdapat di belahan bumi sebelah utara dan di pegunungan daerah tropik, ciri-cirinya
adalah suhu di musim dingin rendah.[5] Biasanya taiga merupakan hutan yang tersusun atas satu
spesies seperti konifer, pinus, dan sejenisnya.[5] Semak dan tumbuhan basah sedikit sekali,
sedangkan hewannya antara lain moose, beruang hitam, ajag, dan burung-burung yang
bermigrasi ke selatan pada musim gugur.[5]
 Tundra

Tundra terdapat di belahan bumi sebelah utara di dalam lingkaran kutub utara dan terdapat di
puncak-puncak gunung tinggi.[5] Pertumbuhan tanaman di daerah ini hanya 60 hari.[5] Contoh
tumbuhan yang dominan adalah sphagnum, liken, tumbuhan biji semusim, tumbuhan perdu, dan
rumput alang-alang.[5] Pada umumnya, tumbuhannya mampu beradaptasi dengan keadaan yang
dingin.[5]

 Karst (batu gamping /gua).

Karst berawal dari nama kawasan batu gamping di wilayah Yugoslavia.[6] Kawasan karst di
Indonesia rata-rata mempunyai ciri-ciri yang hampir sama yaitu, tanahnya kurang subur untuk
pertanian, sensitif terhadap erosi, mudah longsor, bersifat rentan dengan pori-pori aerasi yang
rendah, gaya permeabilitas yang lamban dan didominasi oleh pori-pori mikro.[6] Ekosistem karst
mengalami keunikan tersendiri, dengan keragaman aspek biotis yang tidak dijumpai di ekosistem
lain.[6]

Buatan

Sawah merupakan salah satu contoh ekosistem buatan

Ekosistem buatan adalah ekosistem yang diciptakan manusia untuk memenuhi kebutuhannya.[5]
Ekosistem buatan mendapatkan subsidi energi dari luar, tanaman atau hewan peliharaan
didominasi pengaruh manusia, dan memiliki keanekaragaman rendah.[1] Contoh ekosistem
buatan adalah[5]:

 bendungan
 hutan tanaman produksi seperti jati dan pinus
 agroekosistem berupa sawah tadah hujan
 sawah irigasi
 perkebunan sawit
 ekosistem pemukiman seperti kota dan desa
 ekosistem ruang angkasa.[1]

Ekosistem kota memiliki metabolisme tinggi sehingga butuh energi yang banyak.[2] Kebutuhan
materi juga tinggi dan tergantung dari luar, serta memiliki pengeluaran yang eksesif seperti
polusi dan panas.[2]
Ekosistem ruang angkasa bukan merupakan suatu sistem tertutup yang dapat memenuhi sendiri
kebutuhannya tanpa tergantung input dari luar.[1] Semua ekosistem dan kehidupan selalu
bergantung pada bumi.[1]

Anda mungkin juga menyukai