Komponen biotik dapat mempengaruhi komponen abiotik dalam ekosistem, demikian pula
sebaliknya, contohnya, setiap tumbuhan mengambil air dari lingkungannya (dari dalam
tanah), tumbuhan juga membebaskan air ke lingkungan (ke udara) dalam bentuk uap air.
Bersama uap air dari sumber yang lain akan terbentuk awan dan turun sebagai hujan.
Akhirnya air meresap ke dalam tanah kembali lagi ke tanah. Selain itu, tumbuhan juga
mengambil zat hara dari tanah namun juga pengembaliannya lagi dalam bentuk ranting,
dedaunan dan sisa tumbuhan yang telah lapuk mengalami penguraian.
Sumber: indonetedu.blogspot.com
Komponen biotik secara timbal balik dapat memengaruhi komponen biotik lainnya
sumber: ilerning.com
1) Netral
Hubungan yang tidak saling menggangu antar organisme dalam habitat yang sama, bersifat
tidak menguntungkan dan tidak merugikan kedua belah pihak. Contoh : antara capung dan
sapi, ayam dan kambing pada halaman yang berumput.
2) Predasi
Predasi adalah hubungan antara mangsa dan pemangsa (predator). Contohnya: singa
dengan mangsanya yaitu kijang, rusa, burung hantu dan tikus.
3) Simbiosis
Sumber: edubio.info
Simbiosis adalah hidup bersama antara dua sepesies yang berbeda. Simbiosis dibedakan
menjadi:
a) Simbiosis mutualisme
Yaitu hubungan antara dua organisme yang berbeda spesies yang saling menguntungkan.
Contohnya bakteri Rhizobium yang hidup pada bintil akar kacang-kacangan.
b) Simbiosis komensalisme
Yaitu hubungan antara organisme yang berbeda spesies dalam bentuk kehidupan bersama
untuk berbagi sumber makanan; salah satu spesies diuntungkan dan spesies lainnya tidak
dirugikan. Contoh anggrek dan pohon yang ditumpangginya.
c) Simbiosis parasitisme
Yaitu hubungan antara organisme yang berbeda spesies di mana salah satu organisme hidup
pada organisme lain dan mengambil makanan dari inangnya di mana hal tersebut bersifat
merugikan. Contohnya plasmodium dengan manusia, taenia saginata dengan sapi, dan
benalu dengan pohon inang.
1) Alelopati
Merupakan interaksi antarpopulasi bila populasi yang satu menghasilkan zat yang dapat
menghalangi tumbuhnya populasi lain. Contohnya: di sekitar pohon walnut (juglans)
jarang ditumbuhi tumbuhan lain karena ia menghasilkan zat yang bersifat toksik.
2) Kompetisi
Kompetisi adalah interaksi yang terjadi karena persaingan mahluk hidup untuk
memperoleh kebutuhan hidup berupa makanan, tempat berlindung, dan pasangan.
Contohnya adalah singa dan harimau yang sama-sama hidup di hutan berkompetisi untuk
mendapatkan rusa sebagai bahan makanan.
Komunitas adalah kumpulan populasi yang berbeda di suatu daerah yang sama yang saling
berinteraksi. Contoh komunitas, misalnya komunitas sawah dan sungai. Komunitas sawah
disusun oleh bermacam-macam organisme, misalnya padi, belalang, burung, ular, dan
gulma. Komunitas sungai terdiri dari ikan, ganggang, zooplankton, fitoplankton, dan
dekompuser. Antara komunitas sungai dan sawah terjadi interaksi dalam bentuk peredaran
nutrien dari air sungai ke sawah dan peredaran organisme hidup dari kedua komunitas
tersebut.
Komponen abiotik dapat memengaruhi komponen abiotik lain secara timbal balik. Sebagai
contoh, jika intensitas cahaya matahari yang mengenai suatu perairan meningkat
mengakibatkan laju penguapan meningkat. Dari peristiwa tersebut terbentuklah awan yang
apabila dalam jumlah banyak dapat menghalangi sinar matahari ke bumi, sehingga intensitas
cahaya matahari ke bumi berkurang, di samping itu dapat menyebabkan hujan yang airnya
kembali lagi ke perairan.
Referensi:
Dalam rantai makanan, ada tiga macam “rantai” link utama antara tingkat
trofik, yaitu rantai predator, parasit rantai, dan saprofit rantai. Ada dua tipe
dasar rantai makanan:
Jumlah organisme
Dalam setiap jaring makanan, energi akan hilang setiap kali memakan
organisme lain. Oleh karena itu, harus ada lebih banyak tanaman dari ada
pemakan tanaman. Harus ada lebih dari autotrophs heterotrofik, dan lebih
pemakan tumbuhan daripada pemakan daging. Meskipun ada persaingan
yang ketat antara hewan, ada juga saling tergantung. Ketika salah satu
spesies menjadi punah, hal itu dapat mempengaruhi seluruh rantai spesies
lain dan memiliki konsekuensi tak terduga.
Kesetimbangan
Karena jumlah karnivora di masyarakat terus meningkat, mereka akan
makan lebih banyak dan lebih herbivora, ini akan menyebabkan penurunan
populasi herbivora. Ini kemudian menjadi semakin sulit untuk menemukan
herbivora karnivora untuk makan, dan karena itu populasi karnivora akan
menurun. Dengan cara ini, karnivora dan herbivora berada pada
kesetimbangan relatif stabil, masing-masing membatasi populasi lain.
Sebuah keseimbangan yang sama ada antara tanaman dan pemakan
tanaman.
Baca Juga : 30 Fungsi Atau Bagian Sistem Dalam Tubuh Manusia
Tingkat trofik
Organisme dalam rantai makanan dikelompokkan ke dalam kategori yang
disebut tingkat trofik. Secara kasar, tingkat ini dibagi menjadi produser
(tingkat trofik pertama), konsumen (kedua, ketiga, dan tingkat trofik
keempat), dan pengurai.
Tanaman adalah jenis yang paling akrab autotrof, tetapi ada banyak jenis
lainnya. Alga, yang membentuk lebih besar dikenal sebagai rumput laut,
bersifat autotrof. Fitoplankton, organisme kecil yang hidup di laut, juga
Autotrophs. Beberapa jenis bakteri autotrof. Sebagai contoh, bakteri yang
hidup di gunung berapi aktif menggunakan senyawa sulfur untuk
menghasilkan makanan mereka sendiri. Proses ini disebut kemosintesis.
Tingkat trofik kedua terdiri dari organisme yang memakan produsen. Ini
disebut konsumen primer, atau herbivora. Rusa, penyu, dan banyak
spesies burung yang herbivora. Konsumen sekunder makan herbivora.
Konsumen tersier makan konsumen sekunder. Mungkin ada tingkat
konsumen lebih sebelum akhirnya memuncak predator rantai. Top
predator, juga disebut predator puncak, makan konsumen lainnya.
Berikut ini merupakan contoh rantai makanan yang ada di ekosistem hutan, yaitu:
3. Energi Matahari-Rumput-Kambing-Harimau-Pengurai
Pada susunan rantai makanan ini, kambing sebagai herbivora memakan rumput yang
berperan sebagai produsen. Kemudian kambing menjadi mangsa harimau yang merupakan
hewan karnivora.
Harimau menjadi konsumen tingkat tertinggi karena ketika mati akan langsung diuraikan
oleh organisme pengurai. Akan tetapi karena populasi harimua di alam semakin langka, pola
rantai makanan tersebut semakin jarang terjadi.
Energi Matahari-Rumput-Kelinci-Singa-Pengurai
Rumput dalam rantai makanan berperan sebagai produsen. Rumput menghasilkan energi
melalui fotosintesis dengan bantuan cahaya matahari dan unsur hara dari dalam tanah.
Daun-daun yang dihasilkannya merupakan salah satu sumber makanan bagi kelinci.
Selanjutnya, kelinci dimangsa oleh singa. Predator teratas pada rantai makanan ini adalah
singa. Sebab, singa akan langsung berhubungan dengan pengurai ketika mati.
Pada contoh rantai makanan ini, ular phyton menempati tingkatan tertinggi. Rantai makanan
dimulai dari tanaman buah-buahan yang merupakan makanan monyet, tupai, dan hewan
lainnya. Tupai, monyet, dan hewan pemakan buah-buahan kemudian menjadi mangsa oleh
ular phyton.
Energi Matahari-Tanaman-Tikus-Ular-Elang-Pengurai
Contoh rantai makanan ini hampir mirip seperti rantai makanan di sawah. Mula-mula
tanaman yang menghasilkan aneka buah melalui fotosintesis dimakan oleh tikus. Tikus
kemudian menjadi salah satu makanan ular. Kemudian elang akan memangsa tikus tersebut
dan menjadi predator teratas.
Mengapa elang dapat menjadi predator teratas? Sebab dalam berbagai kondisi, burung
langka ini tidak lagi dikonsumsi oleh organisme lainnya sehingga menempati tingkatan
tertinggi.
Rumput-Belalang-Katak-Ular-Jamur
Dalam siklus rantai makanan ini, rumput berperan sebagai produsen bagi belalang. Belalang
merupakan serangga pemakan rumput yang menjadi mangsa katak. Katak merupakan
makanan ular yang memiliki tingkatan tertinggi pada rantai makanan ini. Kemudian ular akan
terurai setelah mati oleh pengurai seperti jamur.
Peran jamur sebagai pengurai mampu mengubah ular yang mati menjadi zat hara. Zat hara
inilah yang dimanfaatkan kembali oleh tumbuhan untuk berkembang.
Piramida ekologi merupakan susunan tingkat trofik (tingkatan nutrisi atau tingkat energi) secara
berurutan, dimana susunannya menurut rantai makanan atau jaring-jaring makanan dalam
ekosistem. Piramida ekologi ini berfungsi menunjukkan perbandingan di antara tingkatan trofik
yang satu dengan tingkatan trofik lainnya pada suatu ekosistem.
Macam-macam piramida ekologi dapat dibedakan menjadi tiga tipe, yaitu (1) piramida jumlah,
(2) piramida biomassa, dan (3) piramida energi.
1. Piramida Jumlah
Piramida jumlah merupakan piramida yang menunjukkan jumlah organisme pada tiap tingkatan
trofik. Piramida jumlah disusun berdasarkan atas jumlah organismenya, bukan pada ukuran
tubuh organismenya, Pada ekosistem akuatik, dalam area 1meter persegi bisa saja terdapat
ribuan bahkan jutaan plankton sebagai produsen, tetapi pada ekosistem darat, area 1 meter
persegi mungkin hanya cukup untuk ditempati oleh sebuah pohon. Jika digambarkan dalam
bentuk diagram, piramida jumlah berbentuk segitiga tegak.
2. Piramida Biomassa
Piramida biomassa merupakan piramida yang mengambarkan berat atau massa kering total
suatu organisme hidup dari masing-masing tingkat trofiknya pada suatu ekosistem dalam kurun
waktu tertentu. Piramida biomassa didasarkan pada pengukuran berat dan massa
individu/m2 pada setiap tingkatan trofik yang dinyatakan dalam gram/m2. Cara mengukur
biomassa, yaitu dengan mengukur rata-rata berat organisme di setiap tingkat trofik, selanjutnya
jumlah organisme di setiap tingkat trofik diper kirakan. Biasanya sampel yang diambil hanya
sedikit untuk menghindari kerusakan habitat, kemudian total seluruh biomassa dihitung. Melalui
cara pengukuran seperti ini bisa didapatkan informasi yang lebih akurat tentang kondisi
ekosistem.
Pada umumnya, massa rata-rata produsen lebih besar daripada massa rata-rata konsumen, dan
bentuk piramidanya menyempit secara tajam dibanding produsen (di bagian dasar trofik) hingga
ke karnivor (di tingkat teratas trofik). Namun pada ekosistem akuatik, bentuk piramida biomassa
justru terbalik karena biomassa konsumen lebih besar daripada biomassa produsen. Sebagai
contoh, bila pada suatu saat dilakukan penimbangan terhadap berat kering plankton dan berat
kering ikan yang hidup pada suatu kolam, maka besar kemungkinan berat kering ikan lebih besar
dibandingkan berat kering plankton.
3. Piramida Energi
Dari ketiga tipe piramida ekologi ini, piramida energi dianggap merupakan model piramida
terbaik, adapun alasannya adalah sebagai berikut.