Anda di halaman 1dari 85

INTERAKSI ANTAR KOMPONEN

EKOSISTEM
PENGANTAR EKOSISTEM
DEFINISI EKOSISTEM

Ekosistem adalah suatu sistem


yang terdiri dari organisme hidup
(biotik) dan lingkungan fisik
(abiotik) yang saling berinteraksi di
dalam suatu wilayah atau area
tertentu
KOMPONEN BIOTIK DAN ABIOTIK EKOSISTEM

Komponen biotik merupakan komponen yang


ada di alam dan meliputi semua makhluk
hidup, seperti hewan, tumbuhan,
mikroorganisme, dan manusia.
Sementara komponen abiotik adalah seluruh
unsur yang tidak hidup dalam ekosistem,
seperti tanah, air, dan udara.
PENTINGNYA MEMAHAMI INTERAKSI ANTAR
KOMPONEN EKOSISTEM
Dengan adanya interaksi antar komponen yang
seimbang akan membawa ekosistem pada
kondisi seimbang. Sebaliknya, bila interaksi antar
komponen ekosistem tersebut tidak berjalan
dengan baik, maka ekosistem akan menjadi
rusak, bahkan hingga menyebabkan kepunahan
komponen biotiknya
HUBUNGAN SIMBIOSIS
PENGERTIAN SIMBIOSIS
Simbiosis adalah suatu interaksi antara dua atau lebih
jenis organisme yang berbeda, di mana organisme-
organisme tersebut hidup bersama dalam waktu yang
lama dalam suatu hubungan timbal balik. Dalam
simbiosis, setidaknya satu organisme akan
mendapatkan manfaat dari interaksi tersebut.
Simbiosis merupakan salah satu bentuk hubungan
yang sangat penting dalam ekologi, karena dapat
memberikan keuntungan atau kerugian bagi
organisme yang terlibat.
JENIS-JENIS SIMBIOSIS
1. Mutualisme: Hubungan mutualisme adalah simbiosis
di mana kedua jenis organisme saling menguntungkan.
Keduanya mendapatkan manfaat dari interaksi ini.
Contoh mutualisme adalah hubungan antara tumbuhan
dan bakteri Rhizobium di akar tumbuhan leguminosa.
Bakteri membantu mengekstrak nitrogen dari udara dan
mengubahnya menjadi senyawa nitrogen yang dapat
digunakan oleh tumbuhan, sementara tumbuhan
menyediakan bakteri dengan nutrisi dari fotosintesis.
2. Parasitisme: Hubungan parasitisme adalah
simbiosis di mana satu organisme (parasit)
diuntungkan sementara organisme lainnya (tuan
rumah) merugi. Parasit mengambil nutrisi atau
sumber daya dari tubuh inang tanpa memberikan
manfaat apapun, bahkan bisa merugikan tuan
rumah.
Contoh parasitisme adalah kutu yang hidup di
tubuh hewan mamalia atau tumbuhan dan
mendapatkan makanan dari darah atau sari-sari
tumbuhan tuan rumahnya.
3. Komensalisme: Hubungan komensalisme
adalah simbiosis di mana satu organisme
mendapatkan manfaat dari interaksi, sedangkan
organisme lainnya tidak terpengaruh atau merugi.
Dalam hubungan komensalisme, organisme yang
mendapatkan manfaat seringkali menggunakan
tubuh atau lingkungan organisme lain tanpa
menyebabkan efek signifikan pada tuan rumah.
Contoh komensalisme adalah burung pipit yang
hidup di padang rumput dan menggunakan
kotoran ternak sebagai tempat mencari makan
tanpa memberikan dampak yang berarti bagi
hewan ternak.
Simbiosis merupakan contoh
penting dari bagaimana berbagai
makhluk hidup dapat beradaptasi
dan saling bergantung dalam
lingkungan mereka, membentuk
jaringan kehidupan yang kompleks
dan beragam di alam.
CONTOH-CONTOH HUBUNGAN SIMBIOSIS
DALAM EKOSISTEM
1. Hubungan Mutualisme:
A. Hubungan antara tumbuhan dan polinator: Bunga memproduksi
nektar sebagai hadiah bagi lebah atau kupu-kupu yang
mengunjungi bunga tersebut. Sementara itu, lebah atau kupu-
kupu membantu dalam penyerbukan tanaman, yang pada
gilirannya membantu reproduksi tumbuhan.
B. Hubungan antara bakteri pembentuk akar (Rhizobium) dan
tumbuhan leguminosa: Bakteri Rhizobium hidup dalam akar
tanaman leguminosa dan membantu mengambil nitrogen dari
udara dan mengubahnya menjadi senyawa nitrogen yang dapat
digunakan oleh tumbuhan. Tumbuhan leguminosa memberikan
bakteri tempat tinggal dan nutrisi dalam pertukaran.
2. Hubungan Parasitisme:
A. Hubungan antara kutu dan hewan mamalia: Kutu
adalah contoh parasit yang hidup di tubuh hewan
mamalia dan menghisap darah dari tuan rumahnya.
Kutu mendapatkan nutrisi dari darah hewan mamalia,
sementara hewan mamalia menderita karena kehadiran
parasit ini.
B. Hubungan antara tanaman parasit dan inangnya:
Contoh tanaman parasit adalah tumbuhan jelatang.
Tumbuhan ini mengandung zat beracun yang menghisap
nutrisi dari tanaman inangnya, mengakibatkan kerugian
pada pertumbuhan dan kesehatan tanaman inang.
c. Hubungan Komensalisme:
A. Hubungan antara burung pipit dan hewan ternak: Burung pipit
hidup di dekat ternak seperti sapi atau kerbau. Ketika ternak
bergerak, serangga dan cacing kecil terganggu dan muncul ke
permukaan tanah, dan burung pipit ini mendapatkan
kesempatan untuk mencari makan dari serangga dan cacing
tersebut tanpa memberikan dampak yang signifikan pada ternak.
B. Hubungan antara remora dan hiu: Remora adalah ikan kecil
yang hidup di sekitar hiu. Mereka menempel pada tubuh hiu
dengan menggunakan perangkap khusus dan mendapatkan
makanan dari sisa-sisa makanan yang tertinggal oleh hiu.
Remora mendapatkan keuntungan tanpa memberikan efek
negatif pada hiu.
RANTAI MAKANAN DAN JARING MAKANAN
PENGERTIAN
Rantai makanan dan jaring makanan adalah
konsep penting dalam ekologi untuk memahami
aliran energi dan transfer nutrisi di dalam
ekosistem. Kedua konsep ini menjelaskan
bagaimana energi dan nutrisi mengalir dari satu
organisme ke organisme lainnya dalam suatu
ekosistem. Mari kita bahas keduanya secara
lebih detail:
PERBEDAAN ANTARA RANTAI MAKANAN DAN
JARING MAKANAN
A. Rantai Makanan:
1. Rantai makanan adalah representasi linear dari aliran energi dan nutrisi dari
satu tingkat trofik ke tingkat trofik berikutnya dalam ekosistem. Tingkat
trofik adalah posisi suatu organisme dalam jaring makanan, yang
mencerminkan peran makanannya.
2. Rantai makanan biasanya dimulai dengan produsen, yaitu organisme yang
menghasilkan makanan sendiri melalui proses fotosintesis atau
kemosintesis. Produsen biasanya berupa tumbuhan hijau.
3. Produsen diteruskan ke konsumen primer, yang merupakan herbivora
(hewan pemakan tumbuhan) yang memakan tumbuhan.
4. Konsumen primer kemudian dimakan oleh konsumen sekunder, yang
merupakan hewan pemakan hewan. Selanjutnya, konsumen sekunder dapat
dimangsa oleh konsumen tingkat tertinggi atau konsumen karnivora lainnya.
5. Rantai makanan biasanya berakhir pada pengurai, seperti bakteri dan jamur,
yang membantu mendekomposisi bahan organik dan mengembalikan nutrisi
ke lingkungan untuk digunakan kembali oleh produsen.
B. Jaring Makanan:
1. Jaring makanan adalah representasi lebih kompleks dari aliran
energi dan nutrisi dalam ekosistem daripada rantai makanan.
Jaring makanan mencerminkan hubungan makan-memakan yang
kompleks antara berbagai organisme dalam ekosistem.
2. Dalam jaring makanan, satu organisme dapat memiliki beberapa
pilihan makanan, dan satu jenis organisme dapat menjadi
makanan bagi beberapa jenis organisme lainnya. Hal ini
menciptakan pola makan yang lebih kompleks dan saling terkait
di dalam ekosistem.
3. Jaring makanan menggambarkan interaksi antara banyak rantai
makanan yang saling terhubung. Ketika satu organisme
berpindah dari satu rantai makanan ke rantai makanan lainnya,
hal ini menciptakan hubungan yang lebih kompleks antara
berbagai tingkat trofik dalam ekosistem.
Jaring makanan menggambarkan keterhubungan
dan ketergantungan antara berbagai organisme
dalam ekosistem. Ketika satu organisme
mengalami perubahan populasi atau punah, hal
itu dapat berdampak pada organisme lain dalam
ekosistem. Rantai makanan dan jaring makanan
adalah alat penting dalam memahami bagaimana
energi dan nutrisi mengalir di dalam ekosistem,
dan membantu ilmuwan dan konservasionis
untuk memahami dan mengelola keberlanjutan
lingkungan dan keseimbangan alam.
CONTOH RANTAI MAKANAN DAN JARING
MAKANAN DALAM EKOSISTEM
A. Contoh Rantai Makanan di Hutan:
1. Rantai Makanan Sederhana: Daun (Produsen) -> Ular (Konsumen
Primer) -> Elang (Konsumen Sekunder)
2. Rantai Makanan Laut: Fitoplankton (Produsen) -> Ikan Kecil
(Konsumen Primer) -> Ikan Lele (Konsumen Sekunder) -> Hiu
(Konsumen Tertier)
B. Contoh Jaring Makanan di Ekosistem Savana:
3. Jaring Makanan Sederhana: Rumput (Produsen) -> Kumbang Sapi
(Konsumen Primer) -> Harimau (Konsumen Sekunder)
4. Jaring Makanan Lebih Kompleks: Pohon (Produsen) -> Rusa
(Konsumen Primer) -> Singa (Konsumen Sekunder) -> Gajah
(Konsumen Sekunder) -> Hyena (Konsumen Tertier)
C. Contoh Jaring Makanan di Ekosistem Laut:
1. Jaring Makanan di Terumbu Karang: Fitoplankton
(Produsen) -> Zooplankton (Konsumen Primer) ->
Ikan Kecil (Konsumen Sekunder) -> Hi'u
(Konsumen Tertier) -> Karang (Konsumen Primer)
-> Ikan Karang (Konsumen Sekunder) -> Paus
Pembunuh (Konsumen Tertier)
2. Jaring Makanan di Laut Dalam: Fitoplankton
(Produsen) -> Ikan Krill (Konsumen Primer) ->
Paus Minky (Konsumen Sekunder) -> Paus Biru
(Konsumen Tertier)
Penting untuk diingat bahwa contoh-contoh di atas
hanya representasi sederhana dari rantai makanan
dan jaring makanan di ekosistem. Sebenarnya, jaring
makanan di alam dapat menjadi sangat kompleks
karena berbagai organisme dapat memiliki beberapa
pilihan makanan, dan satu jenis organisme dapat
berperan sebagai konsumen pada tingkat trofik yang
berbeda. Jaring makanan yang kompleks ini
mencerminkan keterhubungan dan ketergantungan
yang rumit antara berbagai organisme dalam
ekosistem, dan membentuk pola makan yang saling
terkait.
PIRAMIDA EKOLOGI
PENGERTIAN
Piramida ekologi adalah representasi visual dari jumlah energi atau
biomassa yang mengalir dari satu tingkat trofik ke tingkat trofik
berikutnya dalam ekosistem. Piramida ini membantu dalam
memahami sejauh mana energi atau biomassa tersedia di setiap
tingkat trofik dan bagaimana aliran energi terjadi di dalam ekosistem.
Tingkat trofik adalah posisi suatu organisme dalam rantai makanan
atau jaring makanan, yang mencerminkan peran makanannya. Dalam
ekosistem, ada beberapa tingkat trofik yang umumnya digunakan,
yaitu produsen (tumbuhan hijau), konsumen primer (hewan
herbivora yang memakan tumbuhan), konsumen sekunder (hewan
pemakan hewan herbivora), dan seterusnya hingga konsumen tertier
(pemangsa tertinggi dalam rantai makanan).
JENIS-JENIS PIRAMIDA EKOLOGI (ENERGI,
BIOMASSA, JUMLAH INDIVIDU)
1. Piramida Energi: Piramida ini menggambarkan jumlah
energi yang mengalir melalui setiap tingkat trofik
dalam ekosistem. Seiring dengan transfer energi dari
satu tingkat trofik ke tingkat trofik berikutnya, jumlah
energi biasanya menurun. Ini karena sebagian besar
energi digunakan oleh organisme pada tingkat trofik
tertentu untuk kehidupan sehari-hari, dan sebagian
energi tersebut hilang sebagai panas selama proses
metabolisme. Oleh karena itu, piramida energi
cenderung menyempit ke atas.
2. Piramida Biomassa: Piramida ini
menggambarkan jumlah biomassa (massa total
organisme hidup) di setiap tingkat trofik dalam
ekosistem. Seperti piramida energi, piramida
biomassa juga cenderung menyempit ke atas
karena biomassa organisme biasanya berkurang
di tingkat trofik yang lebih tinggi. Karena energi
yang diambil oleh organisme pada setiap tingkat
trofik digunakan untuk pertumbuhan dan
reproduksi, jumlah biomassa menurun seiring
dengan kenaikan tingkat trofik.
3. Piramida Jumlah Individu: Piramida ini
menggambarkan jumlah individu organisme
pada setiap tingkat trofik dalam ekosistem.
Piramida jumlah individu dapat berbeda dari
piramida energi dan piramida biomassa. Pada
beberapa kasus, jumlah individu mungkin lebih
banyak pada tingkat trofik tertentu daripada
jumlah biomassa karena organisme pada tingkat
trofik tersebut dapat memiliki ukuran tubuh
yang lebih kecil.
Piramida ekologi memberikan gambaran tentang
keseimbangan ekosistem dan peran penting dari
setiap tingkat trofik dalam aliran energi dan
nutrisi. Piramida ini juga membantu ilmuwan
dan konservasionis dalam memahami dan
mengelola populasi organisme dalam ekosistem
untuk menjaga keseimbangan alam dan
keberlanjutan lingkungan.
PENJELASAN TENTANG BENTUK DAN ARTI DARI
MASING-MASING JENIS PIRAMIDA EKOLOGI
A. Piramida Energi:
1. Bentuk: Piramida energi biasanya memiliki bentuk menyempit ke
atas, menunjukkan bahwa jumlah energi yang tersedia mengurang
dari satu tingkat trofik ke tingkat trofik berikutnya.
2. Arti: Piramida energi mencerminkan efisiensi transfer energi
dalam rantai makanan. Hanya sebagian kecil energi yang ditransfer
dari satu tingkat trofik ke tingkat trofik berikutnya. Sebagian besar
energi digunakan oleh organisme dalam kehidupan sehari-hari dan
sebagian hilang sebagai panas selama proses metabolisme. Oleh
karena itu, piramida energi menggambarkan pentingnya
mempertahankan keanekaragaman dan kelimpahan produsen
(tumbuhan hijau) karena mereka menjadi dasar aliran energi
dalam ekosistem.
B. Piramida Biomassa:
1. Bentuk: Piramida biomassa juga cenderung menyempit ke
atas, menunjukkan bahwa jumlah biomassa (massa total
organisme hidup) berkurang dari satu tingkat trofik ke
tingkat trofik berikutnya.
2. Arti: Piramida biomassa mencerminkan jumlah materi
organik yang ada pada setiap tingkat trofik. Karena energi
yang diambil oleh organisme pada setiap tingkat trofik
digunakan untuk pertumbuhan dan reproduksi, jumlah
biomassa menurun seiring dengan kenaikan tingkat trofik.
Piramida biomassa menyoroti pentingnya menjaga
keanekaragaman hayati dan menjaga keseimbangan rantai
makanan untuk menjaga produksi biomassa yang stabil di
setiap tingkat trofik
C. Piramida Jumlah Individu:
1. Bentuk: Piramida jumlah individu dapat memiliki bentuk yang
bervariasi, tidak selalu menyempit ke atas. Pada beberapa
kasus, jumlah individu pada tingkat trofik tertentu mungkin
lebih banyak daripada jumlah biomassa karena organisme pada
tingkat trofik tersebut dapat memiliki ukuran tubuh yang lebih
kecil.
2. Arti: Piramida jumlah individu menggambarkan jumlah populasi
organisme pada setiap tingkat trofik. Hal ini memberikan
informasi tentang bagaimana jumlah individu berubah dari satu
tingkat trofik ke tingkat trofik lainnya. Piramida jumlah individu
penting untuk memahami struktur dan dinamika populasi
dalam ekosistem. Misalnya, tingkat populasi produsen yang
tinggi mendukung populasi konsumen yang lebih besar, yang
pada gilirannya mendukung populasi konsumen tingkat lanjut.
Ketiga jenis piramida ekologi ini
menyediakan wawasan tentang fungsi
dan kompleksitas aliran energi dan
nutrisi dalam ekosistem. Penting untuk
diingat bahwa bentuk piramida ekologi
dapat bervariasi tergantung pada
kondisi dan karakteristik unik dari
setiap ekosistem.
KOMPETISI DAN PREDASI
PENGERTIAN KOMPETISI
• Kompetisi dalam ekosistem adalah interaksi antara dua atau lebih
organisme dari spesies yang sama atau berbeda yang bersaing untuk
mendapatkan sumber daya yang terbatas di lingkungan yang sama.
Sumber daya yang menjadi objek persaingan ini bisa berupa
makanan, air, tempat berlindung, pasangan untuk reproduksi, dan
berbagai faktor lain yang diperlukan untuk kelangsungan hidup dan
reproduksi organisme.
• Dalam kompetisi, organisme-organisme tersebut berusaha
memperoleh sumber daya yang diperlukan agar bisa bertahan hidup
dan berkembang biak. Persaingan ini bisa terjadi di antara individu-
individu yang sama spesiesnya (kompetisi intra-spesies) atau
individu-individu dari spesies yang berbeda (kompetisi antar-
spesies).
CONTOH KOMPETISI DALAM EKOSISTEM
1. Kompetisi Antara Burung Pemakan Biji: Beberapa spesies burung
pemakan biji akan bersaing untuk mendapatkan biji-bijian yang
terbatas di suatu habitat. Mereka berusaha mendapatkan biji
sebanyak mungkin agar bisa bertahan hidup dan membiakkan
keturunan.
2. Kompetisi Antara Hewan Karnivora: Hewan karnivora, seperti singa
atau serigala, akan bersaing untuk mendapatkan mangsa, terutama
ketika jumlah mangsa terbatas dalam lingkungan mereka.
3. Kompetisi Antara Tanaman: Tanaman di hutan atau padang rumput
akan bersaing untuk mendapatkan sinar matahari, air, dan nutrisi
dari tanah. Tanaman yang memiliki kemampuan bersaing lebih baik
akan mendapatkan akses yang lebih baik ke sumber daya tersebut.
Kompetisi merupakan salah satu dari berbagai
bentuk interaksi antarorganisme dalam
ekosistem. Persaingan ini dapat mempengaruhi
komposisi dan struktur komunitas organisme
dalam ekosistem, serta membantu mengatur
jumlah populasi organisme. Dalam jangka
panjang, kompetisi dapat mempengaruhi evolusi
spesies dengan mengarahkan mereka untuk
mengembangkan adaptasi yang lebih baik untuk
bersaing dalam lingkungan yang sama.
PENGERTIAN PREDASI DALAM EKOSISTEM
1. Predasi dalam ekosistem adalah interaksi antara dua organisme yang
berbeda, di mana satu organisme yang disebut predator memangsa
organisme lain yang disebut mangsa untuk mendapatkan makanan.
Dalam hubungan predasi, predator memperoleh nutrisi dan energi
dari mangsa yang ditangkap dan dimakan.
2. Predasi merupakan salah satu bentuk hubungan makan-memakan
yang umum terjadi di alam dan merupakan bagian penting dari rantai
makanan dan jaring makanan dalam ekosistem. Hubungan predasi
sangat penting dalam mengatur populasi organisme dan menjaga
keseimbangan ekosistem. Dengan memangsa dan mengendalikan
populasi mangsa, predator membantu mengontrol pertumbuhan
populasi dan mencegah ekspansi populasi yang berlebihan.
CONTOH PREDASI DALAM EKOSISTEM
1. Singa Memangsa Rusa: Di ekosistem savana, singa merupakan
predator yang memangsa rusa dan hewan herbivora lainnya.
Singa menggunakan kemampuan berburunya untuk mengejar
dan menangkap mangsanya untuk mendapatkan makanan.
2. Elang Memangsa Ikan: Di ekosistem air tawar atau laut, elang
adalah contoh predator yang memangsa ikan. Elang yang
terbang di atas air akan menyergap dan menangkap ikan dari
permukaan air untuk dijadikan makanannya.
3. Kucing Memangsa Tikus: Di lingkungan perkotaan, kucing sering
menjadi predator tikus dan hewan pengerat lainnya. Kucing
menggunakan keterampilan berburunya untuk menangkap dan
memakan tikus sebagai makanan.
Hubungan predasi ini mempengaruhi
keseimbangan ekosistem dengan mengontrol
populasi mangsa, mengurangi tekanan pada
sumber daya, dan memungkinkan spesies lain
dalam ekosistem berkembang biak dengan lebih
baik. Selain itu, predator yang efektif membantu
memastikan bahwa hanya individu yang sehat
dan kuat yang akan bertahan dan berkontribusi
pada kelangsungan spesies dalam jangka
panjang
DAUR BIOGEOKIMIA
PENGERTIAN
Daur biogeokimia adalah suatu proses siklus
yang melibatkan pergerakan dan transformasi
unsur-unsur kimia penting dalam ekosistem, dari
komponen biotik (organisme) ke komponen
abiotik (tanah, air, udara) dan sebaliknya. Dalam
daur biogeokimia, unsur-unsur tersebut
mengalami perubahan bentuk dan lokasi dalam
ekosistem, dan terjadi interaksi antara
komponen biotik dan abiotik dalam ekosistem.
CONTOH DAUR BIOGEOKIMIA
1. Daur Karbon: Karbon bergerak di antara atmosfer,
tumbuhan, hewan, dan tanah melalui proses
fotosintesis, respirasi, dekomposisi, dan pembentukan
batuan karbonat. Tumbuhan menyerap karbon dioksida
dari atmosfer melalui fotosintesis dan mengubahnya
menjadi karbohidrat. Karbon ini kemudian dikonsumsi
oleh hewan herbivora, dan setelah hewan tersebut mati,
karbon dilepaskan kembali ke tanah melalui
dekomposisi bakteri. Karbon juga bergerak ke dalam
batuan karbonat melalui proses pembentukan batu
kapur.
2. Daur Nitrogen: Nitrogen bergerak antara
atmosfer, tanah, dan organisme hidup melalui
berbagai proses seperti fiksasi nitrogen oleh bakteri
simbiotik pada akar tanaman, fiksasi nitrogen oleh
bakteri di tanah, dan denitrifikasi oleh bakteri yang
mengembalikan nitrogen ke atmosfer. Tanaman
menyerap nitrogen dari tanah dalam bentuk nitrat
atau amonium dan digunakan untuk pertumbuhan
mereka. Hewan kemudian mendapatkan nitrogen
dengan memakan tumbuhan atau hewan lain, dan
ketika hewan atau tumbuhan mati, nitrogen kembali
ke tanah melalui dekomposisi.
3. Daur Fosfor: Fosfor bergerak antara tanah dan
organisme hidup melalui proses erosi batuan
fosfat, penyerapan fosfat oleh tumbuhan dari
tanah, dan konsumsi fosfat oleh hewan melalui
makanan. Setelah kematian organisme, fosfor
diubah menjadi bentuk yang lebih sederhana
oleh pengurai dalam tanah, dan kemudian
diambil oleh tumbuhan lagi dalam bentuk yang
dapat digunakan.
Daur biogeokimia adalah siklus
yang terus berlangsung di
ekosistem, memastikan bahwa
unsur-unsur kimia yang penting
bagi kehidupan terus bergerak dan
tersedia dalam ekosistem,
mendukung kelangsungan dan
keseimbangan kehidupan di Bumi.
PENTINGNYA DAUR BIOGEOKIMIA DALAM
MENJAGA KESEIMBANGAN EKOSISTEM
Daur biogeokimia memiliki peran yang sangat
penting dalam menjaga keseimbangan
ekosistem. Tanpa adanya siklus ini, ekosistem
tidak akan dapat berfungsi dengan baik dan
kehidupan tidak akan dapat berlanjut secara
berkelanjutan. Berikut adalah beberapa
pentingnya daur biogeokimia dalam menjaga
keseimbangan ekosistem:
1. Siklus Nutrisi: Daur biogeokimia mengatur
siklus nutrisi penting seperti karbon, nitrogen,
fosfor, dan sulfur dalam ekosistem. Unsur-unsur
ini esensial bagi kehidupan makhluk hidup.
Melalui daur biogeokimia, unsur-unsur ini
berpindah dari komponen biotik ke komponen
abiotik dan sebaliknya, memastikan
ketersediaan nutrisi yang diperlukan untuk
pertumbuhan dan fungsi organisme.
2. Regulasi Iklim: Daur biogeokimia, terutama
daur karbon, berperan dalam mengatur iklim
global. Fotosintesis oleh tumbuhan mengambil
karbon dioksida dari atmosfer dan
menyimpannya dalam bentuk biomassa,
mengurangi konsentrasi karbon dioksida di
atmosfer dan membantu mengurangi efek
rumah kaca dan pemanasan global.
4. Pembersihan Lingkungan: Daur biogeokimia
juga berperan dalam pembersihan lingkungan.
Proses dekomposisi oleh pengurai membantu
menguraikan bahan-bahan organik yang sudah
mati, mengubahnya menjadi nutrisi yang dapat
digunakan kembali oleh tumbuhan. Proses ini
membersihkan lingkungan dari bahan-bahan
organik yang sudah mati dan membantu
mencegah penumpukan sampah organik yang
berlebihan
4. Mengendalikan Populasi: Daur biogeokimia
berkontribusi dalam mengendalikan populasi
organisme dalam ekosistem. Misalnya, daur
nitrogen mempengaruhi ketersediaan nutrisi
bagi tanaman, yang kemudian akan
mempengaruhi jumlah dan kesehatan hewan
herbivora yang memakannya. Hal ini membantu
mengendalikan pertumbuhan populasi
organisme dan mencegah ekspansi populasi
yang berlebihan
5. Keseimbangan Ekosistem: Daur biogeokimia
membantu menjaga keseimbangan dalam
interaksi antara organisme dan lingkungan
mereka. Setiap elemen dalam daur biogeokimia
berperan dalam membentuk jaring makanan
dan rantai makanan yang kompleks dalam
ekosistem. Siklus ini memastikan bahwa setiap
organisme memiliki sumber daya yang cukup
dan kondisi lingkungan yang sesuai untuk
kelangsungan hidup mereka.
Secara keseluruhan, daur biogeokimia adalah
dasar bagi kehidupan di Bumi. Proses ini
menyediakan nutrisi bagi organisme, mengatur
iklim global, menjaga kebersihan lingkungan,
dan memastikan keseimbangan ekosistem
secara keseluruhan. Keberlanjutan ekosistem
dan kehidupan di planet kita sangat tergantung
pada keseimbangan dan kelangsungan daur
biogeokimia.
PENGARUH MANUSIA PADA INTERAKSI
EKOSISTEM
Pengaruh manusia pada interaksi
ekosistem sangat signifikan dan
seringkali memiliki dampak negatif
terhadap keseimbangan alam.
Berikut adalah beberapa pengaruh
manusia yang mempengaruhi
interaksi ekosistem:
Pengaruh manusia terhadap ekosistem
selanjutnya adalah bisa merusak
ekosistem sekitar. Hal ini karena
manusia terlalu menyepelekan alam
sekitar, sehingga dengan semena-
mena merusak alam. Tindakan yang
dilakukan, yakni membuang sampah
sembarangan, menebang pohon, dan
sebagainya
PENTINGNYA PELESTARIAN EKOSISTEM DARI
GANGGUAN MANUSIA

Pelestarian ekosistem dari gangguan


manusia memiliki banyak manfaat
penting, baik bagi alam maupun
manusia itu sendiri. Berikut adalah
beberapa alasan mengapa pelestarian
ekosistem dari gangguan manusia
sangat penting:
1. Keanekaragaman Hayati: Ekosistem yang
sehat dan tidak terganggu mendukung
keberagaman hayati yang kaya. Banyak spesies
flora dan fauna yang hidup dalam ekosistem
memberikan kontribusi unik terhadap
keseimbangan ekosistem dan menjaga rantai
makanan yang stabil. Pelestarian ekosistem
memastikan bahwa berbagai spesies ini dapat
bertahan hidup dan terus berkontribusi pada
ekosistem.
2. Ketersediaan Sumber Daya:
Ekosistem menyediakan sumber daya
alam yang penting bagi kehidupan
manusia, seperti air bersih, udara
segar, pangan, dan bahan baku.
Pelestarian ekosistem membantu
menjaga ketersediaan sumber daya ini
dan melindungi mereka dari degradasi
dan kepunahan.
3. Regulasi Iklim: Ekosistem, terutama
hutan, berperan dalam mengatur iklim
global dengan menyerap karbon
dioksida dan melepaskan oksigen
melalui proses fotosintesis. Pelestarian
hutan dan ekosistem lainnya
membantu mengurangi tingkat emisi
gas rumah kaca dan mengurangi
dampak pemanasan global.
4. Pencegahan Bencana Alam:
Ekosistem yang terjaga dengan baik
memiliki kemampuan alami untuk
mengurangi risiko bencana alam
seperti banjir, tanah longsor, dan
badai. Hutan dan vegetasi dapat
menahan air hujan, mengurangi aliran
air permukaan, dan memitigasi
dampak bencana.
5. Pengobatan Alami: Banyak tanaman
dan organisme dalam ekosistem
memiliki nilai medis dan dapat
digunakan dalam pengobatan alami.
Pelestarian ekosistem membantu
mempertahankan pengetahuan
tradisional tentang pengobatan dan
menjaga keberlanjutan sumber daya
alam yang berharga ini.
6. Pariwisata dan Ekonomi: Ekosistem
yang terpelihara dengan baik menarik
wisatawan dan mendukung industri
pariwisata yang berkelanjutan.
Pariwisata alam dapat memberikan
manfaat ekonomi bagi komunitas
lokal, sambil mempertahankan
keindahan alam dan kehidupan liar.
7. Stabilitas Lingkungan: Ekosistem
yang sehat dan utuh membantu
menjaga keseimbangan lingkungan
secara keseluruhan. Mereka
berkontribusi pada siklus air,
nutrisi, dan energi yang
mendukung semua bentuk
kehidupan.
8. Etika dan Tanggung Jawab: Sebagai
makhluk yang paling cerdas di planet
ini, manusia memiliki tanggung jawab
moral untuk melindungi dan
melestarikan keberagaman hayati dan
kehidupan lainnya. Pelestarian
ekosistem adalah tindakan etis yang
mencerminkan penghargaan kita
terhadap kehidupan di Bumi
Melindungi dan melestarikan ekosistem dari
gangguan manusia adalah investasi jangka
panjang untuk masa depan planet kita dan
kehidupan di dalamnya. Upaya kolektif dari
masyarakat, pemerintah, dan organisasi adalah
kunci untuk mencapai tujuan pelestarian
ekosistem yang berkelanjutan dan melindungi
kehidupan yang ada saat ini dan untuk generasi
yang akan datang.
EKOSISTEM BUATAN
PENGERTIAN EKOSISTEM BUATAN
Ekosistem buatan adalah suatu ekosistem yang
diciptakan oleh manusia dan dapat berfungsi
sebagai pengganti atau simulasi dari ekosistem
alami. Ekosistem buatan dibuat dengan tujuan
khusus untuk memenuhi kebutuhan manusia
atau untuk menjalankan fungsi ekologis
tertentu. Ekosistem buatan dapat berupa
kawasan perkotaan, taman kota, taman tematik,
akuarium, arboretum, dan banyak lagi.
CONTOH EKOSISTEM BUATAN
1. Kolam
2. Kebun
3. Akuarium
4. dll
PERAN INTERAKSI ANTAR KOMPONEN DALAM
MENJAGA KESEIMBANGAN EKOSISTEM BUATAN

Interaksi antar komponen dalam


ekosistem buatan memainkan
peran penting dalam menjaga
keseimbangan ekosistem dan
memastikan kelangsungan fungsi
dan keberlanjutan ekosistem
tersebut
EVOLUSI DAN INTERAKSI EKOSISTEM
PENGERTIAN
Evolusi dalam ekosistem mengacu pada proses
perubahan genetik dari suatu populasi
organisme dalam jangka waktu yang panjang.
Evolusi merupakan mekanisme utama yang
menyebabkan keragaman hayati dan adaptasi
organisme terhadap lingkungannya. Proses
evolusi terjadi melalui seleksi alam, mutasi
genetik, migrasi, dan derift genetik.
INTERAKSI ANTAR KOMPONEN EKOSISTEM
MEMPENGARUHI PROSES EVOLUSI
Interaksi antar komponen ekosistem memiliki
peran yang sangat penting dalam
mempengaruhi proses evolusi. Interaksi antara
organisme dengan lingkungan dan sesama
organisme adalah salah satu faktor utama yang
membentuk dan membentuk evolusi dalam
ekosistem.
CONTOH DAMPAK INTERAKSI EKOSISTEM
PADA EVOLUSI MAKHLUK HIDUP
1. Seleksi Alam Akibat Persaingan: Dalam ekosistem di
mana sumber daya terbatas, terjadi persaingan antara
berbagai spesies untuk mendapatkan makanan, ruang
hidup, dan sumber daya lainnya. Persaingan ini
menyebabkan adanya tekanan seleksi alam yang dapat
mempengaruhi evolusi karakteristik tertentu pada spesies.
Contohnya, burung dengan paruh yang lebih baik untuk
memecahkan biji-bijian tertentu cenderung memiliki
keunggulan makanan dan berkembang biak lebih baik,
sehingga karakteristik ini menjadi lebih umum dalam
populasi burung tersebut.
2. Interaksi Predator-Mangsa: Predator dan mangsa
berada dalam interaksi dinamis yang mempengaruhi
evolusi keduanya. Organisme predator yang
memiliki kemampuan berburu dan menangkap
mangsa lebih efektif cenderung menjadi lebih
sukses dalam mempertahankan diri dan
berkembang biak. Di sisi lain, mangsa yang memiliki
mekanisme untuk menghindari atau menghadapi
predator lebih baik akan memiliki peluang yang
lebih baik untuk bertahan hidup dan bereproduksi.
Interaksi ini memicu evolusi yang saling
KESIMPULAN
Interaksi antar komponen ekosistem adalah
hubungan dan saling pengaruh antara berbagai
organisme (komponen biotik) dengan lingkungan fisik
(komponen abiotik) dalam suatu ekosistem. Interaksi
ini merupakan mekanisme penting dalam menjaga
keseimbangan dan stabilitas ekosistem, serta
mempengaruhi proses evolusi dan keberlanjutan
kehidupan di Bumi. Berikut adalah ringkasan materi
utama tentang interaksi antar komponen ekosistem:
1. Definisi Ekosistem: Ekosistem adalah suatu
sistem yang terdiri dari komunitas organisme
hidup (komponen biotik) yang saling berinteraksi
dengan lingkungan fisik (komponen abiotik) di
sekitarnya. Ekosistem mencakup semua makhluk
hidup, tumbuhan, hewan, dan mikroorganisme,
serta faktor non-hidup seperti air, tanah, udara,
dan cahaya matahari.
2. Tingkatan Interaksi: Interaksi antar komponen
ekosistem dapat terjadi pada berbagai tingkatan,
termasuk individu dengan individu, individu
dengan populasi, dan populasi dengan populasi.
Beberapa interaksi umum termasuk simbiosis,
predasi, kompetisi, mutualisme, dan
parasitisme.
3. Simbiosis: Simbiosis adalah hubungan timbal
balik antara dua organisme dari spesies yang
berbeda. Ada tiga tipe simbiosis utama:
mutualisme (kedua belah pihak saling
menguntungkan), komensalisme (satu pihak
diuntungkan tanpa merugikan yang lain), dan
parasitisme (satu pihak diuntungkan sementara
yang lain dirugikan).
4. Predasi: Predasi adalah interaksi di
mana satu organisme (predator)
memburu dan memakan organisme
lain (mangsa). Interaksi ini
mempengaruhi populasi mangsa dan
predator, serta memiliki dampak pada
rantai makanan dan jaring makanan
dalam ekosistem.
5. Kompetisi: Kompetisi terjadi
ketika dua atau lebih organisme
bersaing untuk mendapatkan
sumber daya yang terbatas, seperti
makanan, air, atau ruang hidup.
Kompetisi ini dapat mempengaruhi
kelangsungan hidup dan distribusi
populasi dalam ekosistem.
6. Mutualisme: Mutualisme
adalah interaksi di mana dua
organisme berinteraksi secara
saling menguntungkan.
Keduanya saling memberikan
manfaat dan membantu
kelangsungan hidup masing-
masing.
7. Parasitisme: Parasitisme adalah
interaksi di mana satu organisme
(parasit) mengambil manfaat dari
organisme lain (inang) dengan
merugikan inang tersebut. Parasit
mengambil nutrisi atau sumber daya
dari inang, dan dapat menyebabkan
kerugian kesehatan atau pertumbuhan
pada inang.
Interaksi antar komponen ekosistem
adalah fondasi bagi keanekaragaman
hayati, evolusi, dan fungsi ekosistem.
Pengertian dan pemahaman tentang
interaksi ini penting untuk menjaga
keseimbangan ekosistem, melindungi
lingkungan, dan memastikan
kelangsungan kehidupan di Bumi.

Anda mungkin juga menyukai