Anda di halaman 1dari 10

LEMBAR KERJA PESERTA DIDIK

KD 3.10 EKOSISTEM
NAMA KELOMPOK:
ANGGOTA:
1.
2.
3.
4.
5.
TUJUAN : Mengetahui komponen penyusun ekosistem (biotik dan abiotik)
dan mengamati interaksi yang terjadi di dalam ekosistem.

 URAIAN SINGKAT MATERI


A. Komponen Ekosistem
Ekosistem adalah komunitas organisme di suatu wilayah beserta faktor
fisik yang berinteraksi dengan organisme tersebut. Ekosistem menekankan
pada aliran energi dan siklus kimiawi antara organisme dengan lingkungan.
Pada semua ekosistem, baik ekosistem daratan (terestrial) maupun
ekosistem perairan (akuatik) tersusun atas komponen penyusun ekosistem.
Berdasarkan struktur dasar ekosistem, komponen penyusun ekosistem dapat
dibedakan menjadi dua macam, yaitu komponen abiotik dan biotik.
1. Komponen Abiotik
Komponen abiotik adalah komponen fisik dan kimiawi yang terdapat pada
suatu ekosistem sebagai medium atau substrat untuk berlangsungnya suatu
kehidupan. Komponen abiotik meliputi udara, air, tanah, garam mineral, sinar
matahari, suhu, kelembapan, dan derajat keasaman (pH).
2. Komponen Biotik
Komponen biotik meliputi seluruh makhluk hidup di bumi, seperti bakteri,
jamur, ganggang, lumut, tumbuhan paku, tumbuhan tingkat tinggi, hewan
invertebrata, dan hewan vertebrata termasuk manusia. Berdasarkan segi
tingkatan trofik atau nutrisi, maka komponen biotik dalam ekosistem
dibedakan menjadi dua macam, yaitu komponen autotrof dan komponen
heterotrof.
a) Komponen Autotrof
Organisme autotrof adalah organisme uniseluler maupun multiseluler
yang memiliki klorofil sehingga dapat melakukan proses fotosintesis,
misalnya fitoplankton, ganggang, tumbuhan lumut, tumbuhan paku, dan
tumbuhan berbiji. Hasil dari proses fotosintesis menghasilkan karbohidrat
dan oksigen. Organisme autotrof merupakan produsen utama dalam
ekosistem.
b) Komponen Heterotrof
Organisme heterotrof adalah organisme yang dalam hidupnya selalu
memanfaatkan bahan organik yang disediakan oleh organisme kain
sebagai bahan makanannya. Organisme heterotrof terdiri atas herbivora
sebagai konsumen primer (I), karnivora yang memakan herbivora sebagai
konsumen sekunder (II), karnivora yang memakan karnivora sebagai
konsumen tersier (III), dekomposer, serta detritivor. Dekomposer adalah
mikroorganisme yang dapat menguraikan zat organis sisa tumbuhan atau
hewan (detritus), seperti selulosa atau kitin menjadi zat yang lebih
sederhana. Contohnya: bakteri dan fungi (jamur). Sedangkan detritivor
hidup dengan cara memakan serpihan tumbuhan atau hewan yang sudah
mati. Contohnya: rayap, cacing tanah, dan hewan kaki seribu (keluwing).
Berdasarkan peranannya dalam ekosistem, komponen biotik dapat dibedakan
menjadi:
1) Produsen
Produsen adalah organisme penghasil makanan. Semua tumbuhan hijau
merupakan produsen, karena tumbuhan hijau mempunyai klorofil yang mampu
menghasilkan makanan me lalui proses fotosintesis. Proses fotosintesis terjadi
pada tumbuhan untuk menghasilkan zat gula. Zat gula merupakan zat anorganik
yang berasal dari zat organik. Zat anorganik tersebut berupa karbon dioksida dan
air yang dengan bantuan cahaya matahari dapat berubah menjadi glukosa. Zat
gula oleh tumbuhan digunakan sebagai sumber energi.
2) Konsumen
Setiap makhluk hidup memerlukan makanan untuk sumber energi.Makhluk hidup
yang tidak memiliki zat hijau daun (klorofil) bergantung pada tumbuhan. Manusia
dan hewan selalu bergantung pada organisme lainnya, sehingga berperan sebagai
konsumen. Berdasarkan jenis makanannya, konsumen dibedakan menjadi:
a. Herbivora, yaitu hewan pemakan tumbuhan. Contoh: sapi, kerbau, belalang,
kambing, dan rusa.
b. Karnivora, yaitu hewan pemakan daging. Contoh: harimau, buaya, anjing,
elang, dan singa.
c. Omnivora, yaitu hewan pemakan daging dan tumbuhan. Contoh: tikus dan
ayam.
3) Pengurai/Dekomposer
Makhluk hidup yang berfungsi sebagai pengurai adalah bakteri dan fungi.
Organisme ini menghancurkan sisa-sisa organisme yang telah mati dengan
mengubah zat organik menjadi zat anorganik.

B. Keseimbangan Ekosistem
Keseimbangan ekosistem adalah suatu kondisi dimana terjadi interaksi
antara komponen-komponen di dalamnya yang berlangsung secara harmonis
dan seimbang. Keseimbangan ekosistem tersebut berpengaruh terhadap
keselerasan dan kesejahteraan hidup manusia serta makhluk hidup lainnya.
Makhluk hidup (biotik) mempunyai hubungan yang erat dengan
lingkungannya/benda mati (abiotik). Hubungan bersifat timbal balik atau saling
membutuhkan ini membentuk suatu keadaan yang seimbang yang dikenal
dengan ekosistem. Ekosistem yang satu berbeda dengan ekosistem lainnya.
Perbedaan ini menyangkut jenis makhluk hidup dan proses yang terjadi di
dalamnya. Semua komponen biotik dan abiotik di dalam suatu ekosistem
memiliki peranannya masing-masing. Secara langsung maupun tidak langsung
ekosistem di bumi berhubungan satu dengan lainnya, maka rusak atau hilangnya
satu ekosistem akan menyebabkan terganggunya keseimbangan ekosistem di
alam. Contoh: rusaknya ekosistem hutan akan merusak ekosistem sungai akibat
erosi tanah dan selanjutnya dapat merusak ekosistem pantai akibat terbawanya
tanah dan lumpur tersebut ke pantai. Secara alami, ekosistem dalam keadaan
seimbang dan memiliki kemampuan untuk menyeimbangkan diri terhadap
gangguan lingkungan. Ekosistem memiliki kemampuan untuk mengembalikan
diri ke keadaan semula, akan tetapi kemampuan ini terbatas. Kegiatan manusia
yang tidak memperhatikan lingkungan dapat mengganggu keseimbangan
ekosistem. Contohnya pembuangan sampah ke sungai akan menyebabkan banjir
dan kematian pada hampir semua makhluk hidup yang hidup di sana.

C. Interaksi Antar Komponen Ekosistem


Pada suatu ekosistem terjadi interaksi antara komponen biotik dengan
komponen biotik lainnya, dan antara komponen biotik dengan komponen abiotik.
Bentuk interaksi antar komponen biotik dapat terjadi antar spesies yang sama
maupun spesies yang berbeda. Interaksi antara komponen abiotik dengan biotik
mengakibatkan terjadinya aliran energi dan daur Biogeokimia. Terdapat
beberapa tipe interaksi antara komponen biotik dengan komponen biotik, yaitu:
1. Netralisme adalah interaksi antara dua atau lebih spesies yang masing-
masing tidak terpengaruh oleh adanya sosiasi.
2. Kompetisi
Kompetisi adalah interaksi antara dua atau lebih spesies yang saling
menghalangi. Kompetisi dibedakan menjadi dua macam, yaitu:
a. Kompetisi interspesifik, yaitu persaingan yang terjadi antara organisme
atau individu pada satu spesies yang sama. Contoh: tanaman jagung yang
ditanam dalam satu lahan saling memperebutkan zat hara yang ada di
dalam tanah.
b. Kompetisi intraspesifik, yaitu persaingan yang terjadi antara organisme
atau individu yang berbeda spesies. Contoh: tanaman jagung dan rumput
teki yang terdapat di suatu lahan saling memperebutkan untuk
mendapatkan air.
3. Komensalisme
Komensalisme adalah interaksi antara dua atau lebih spesies yang salah satu
pihak untung, sedangkan pihak lain tidak terpengaruh oleh adanya asosiasi
atau tidak dirugikan.
4. Amensalisme
Amensalisme adalah interaksi antara dua spesies atau lebih yang berakibat
salah satu pihak dirugikan, sedangkan pihak yang lainnya tidak terpengaruh
oleh adanya asosiasi atau tidak rugi dan tidak untung.
5. Parasitisme
Parasitisme adalah interaksi antara dua spesies atau lebih yang berakibat
salah satu pihak dirugikan, sedangkan pihak yang lainnya beruntung.
6. Mutualisme
Mutualisme adalah interaksi antara dua spesies atau lebih yang masing-
masing pihak mendapatkan keuntungan dan saling membutuhkan, sehingga
asosiasi tersebut merupakan keharusan.
7. Predasi
Predasi adalah interaksi membunuh dan memangsa antar organisme. Pada
umumnya, tubuh predator berukuran lebih besar daripada mangsa (prey).
8. Protokooperasi
Protokooperasi adalah interaksi antara dua spesies atau lebih yang masing-
masing pihak memperoleh keuntungan, tetapi asosiasi yang terjadi tidak
merupakan keharusan.

Tipe interaksi antara komponen biotik dengan komponen biotik secara ringkas
dapat dilihat pada tabel berikut:
Keterangan:
(+) : Untung
(-) : Rugi
(0) : Tidak berpengaruh apa-apa

D. Aliran Energi dalam Ekosistem


Energi adalah kemampuan untuk melakukan kerja. Sifat energi di ekosistem
sesuai dengan hukum termodinamika. Menurut hukum termodinamika, energi
tidak dapat diciptakan dan tidak dapat dimusnahkan tetapi dapt diubah dari satu
bentuk energi ke bentuk energi lain. Energi cahaya dapat diubah oleh tumbuhan
hijau menjadi glukosa (C6H12O6) melalui proses fotosintesis, kemudian diubah
oleh hewan dan manusia menjadi energi panas dan energi gerak. Produsen
(tumbuhan) mendapatkan energi dari cahaya matahari untuk menyusun zat
organik. Energi itu digunakan untuk menyusun gula (glukosa). Jadi energi diubah
dari energi kimia, selanjutnya energi kimia berpindah ke konsumen I, lalu ke
konsumen II, ke konsumen III, dan seterusnya. Inilah yang dikatakan sebagai
aliran energi di dalam ekosistem. Aliran energi berakhir pada proses penguraian.
Pada proses penguraian, energi dilepaskan dalam bentuk panas, kemudian
tersebar ke lingkungan, dan tidak dapat dimanfaatkan lagi.
Pada setiap tingkat trofik, energi yang dilepaskan ke lingkungan dalam bentuk
panas dapat mencapai 90%. Jadi hanya 10% dari energi itu yang dapat digunakan
untuk kegiatan hidup organisme. Semakin jauh energi itu dari sumbernya, maka
akan semakin kecil alirannya. Hal ini disebabkan karena ada energi yang terbuang
dalam bentuk panas tubuh, yang tidak dapat dimanfaatkan lagi. maka dengan
demikian, di dalam ekosistem terjadi pemborosan energi. Matahari merupakan
sumber energi bagi kehidupan. Apabila ditinjau dari jaraknya terhadap sumber
energi matahari, maka produsen (tumbuhan) menempati jarak yang terpendek.
Produsen menempati tingkat trofik I, konsumen I menempati tingkat trofik II, dan
seterusnya. Contoh aliran energi yang terjadi pada ekosistem sawah dapat dilihat
pada Gambar 1 berikut.

Pada ekosistem, suatu organisme merupakan komponen pengubah energi. Aliran


energi dalam ekosistem terjadi melalui rantai makanan dan jaring-jaring makanan.

E. Rantai Makanan
Rantai makanan adalah jalur pemindahan (transfer) energi dari satu tingkat
trofik berikutnya melalui peristiwa makan dan dimakan. Tumbuhan dimakan
konsumer I, konsumer I dimakan konsumer II, konsumer II dimakan konsumer III,
dan seterusnya hingga karnivor puncak. Sebagai produsen, tumbuhan
menyediakan makanan bagi makhluk hidup lainnya. Herbivora mendapatkan
energi dari memakan tumbuhan. Pada saat herbivora dimangsa oleh karnivora,
energi tersebut akan berpindah, dan seterusnya. Semakin pendek rantai
makanan, maka semakin besar energi yang dapat disimpan oleh organisme
diujung rantai makanan.
Berdasarkan tipe organisme (produsen) yang menjadi tingkatan trofik
pertama, terdapat dua jenis rantai makanan yaitu rantai makanan perumput dan
rantai makanan detritus. Rantai makanan yang dimulai dari organisme produsen
(tumbuhan hijau) disebut rantai makanan perumput. Contoh rantai makanan
perumput, yaitu padi → belalang → katak → ular (Gambar 2). Rantai makanan
yang dimulai dari detritus (serpihan organisme yang sudah mati) disebut rantai
makanan detritus. Contoh rantai makanan detritus, yaitu serpihan daun
(sampah) → cacing tanah → itik → manusia.

F. Jaring-Jaring Makanan
Jaring-jaring makanan merupakan gabungan dari berbagai rantai makanan
yang saling berhubungan dan kompleks. Pada suatu ekosistem, sebuah rantai
makanan saling berkaitan dengan rantai makanan lainnya. Semakin kompleks
jaring-jaring makanan yang terbentuk, maka semakin tinggi tingkat kestabilan
suatu ekosistem. Oleh karena itu, untuk menjaga kestabilan ekosistem maka
suatu rantai makanan tidak boleh terputus akibat musnahnya salah satu atau
beberapa organisme. Jika salah satu populasi organisme hilang, maka aliran
energi di dalam ekosistem tersebut akan kacau. Contoh jaring-jaring makanan
yang terdapat pada ekosistem sawah dapat dilihat pada Gambar 3 berikut.
ALAT DAN BAHAN

Kuadran ukuran 1x1 m2

Tali rafia

Pasak

Penggaris / Meteran

Alat tulis

Kertas

Lup

Lingkungan sekitar

CARA KERJA
1. Menyiapkan alat dan bahan yang dibutuhkan.
2. Menuju ke lingkungan sekitar sekolah, menentukan lingkungan yang akan
diamati dan menyebarkan kuadran secara acak sebanyak 3 kali ulangan.
3. Mengamati tiap komponen ekosistem yang terdapat dalam masing-masing
kuadran.
4. Mengklasifikasikan komponen-komponen ekosistem yang telah ditemukan ke
dalam komponen biotik dan komponen abiotik, apabila menemukan jenis
yang tidak diketahui namanya, cukup memberikan kode. Misal rumput A,
rumput B dsb.
5. Memasukkan data yang telah dikumpulkan ke dalam tabel hasil pengamatan.

HASIL PENGAMATAN
Komponen Ekosistem
No. Ulangan Jumla Jumla
Biotik Abiotik
h h
1. Kuadran I
2. Kuadran II

3. Kuadran III

PERTANYAAN DISKUSI

1. Dari hasil pengamatan di kebun/lapangan, apakah kamu menemukan komponen ekosistem?


Jelaskan jawabanmu dengan mengisi tabel di bawah ini!

No Komponen Contoh sesuai hasil


Definisi
. Ekosistem pengamatan
1 Individu
2 Populasi
3 Komunitas
2. Dari komponen-komponen ekosistem yang telah kalian temukan, adakah
interaksi yang terjadi di dalamnya? Jika ada jelaskan!
3. Bagaimana sifat interaksi yang terjadi antara komponen ekosistem tersebut?
Menguntungkan atau merugikan?
4. Dari data yang didapat tuliskan aliran energi dari interaksi tersebut sehingga
membentuk dua buah rantai makanan!
5. Kaitkanlah hubungan interaksi dengan ketidakseimbangan lingkungan. Jika
salah satu komponen ekosistem mengalami gangguan atau bahkan musnah
apa yang akan terjadi pada ekosistem tersebut? Coba analisis kemungkinan
yang dapat terjadi!
6. Tuliskan kemungkinan-kemungkinan yang dapat dilakukan berkaitan dengan
pemulihan ketidakseimbangan lingkungan!
7. KESIMPULAN

Anda mungkin juga menyukai