Anda di halaman 1dari 2

Nama : Dewi Nurma Mustafidah

NIM : 201610170311022

FULL DAY SCHOOL

Beberapa pekan yang lalu, telah kita ketahui bersama bahwa Menteri Pendidikan
dan Kebudayaan telah berganti kepemimpinan dari Anies Baswedan beralih kepada
Muhadjir Effendi. Berganti kepemimpinan berganti pula kebijakannya dan baru-baru ini
Mendikbud baru kita, yaitu Bapak Muhadjir Effendi menggagas sebuah konsep
pendidikan bernama Full Day School yang secara sederhana dapat diartikan sebagai
konsep sekolah sehari penuh. Artinya, sekolah-sekolah yang ada di Indonesia ini harus
menyelenggarakan proses belajar mengajar dari pagi hingga sore hari terutama untuk
jenjang pendidikan SD dan SMP.
Munculnya konsep pendidikan Full Day School ini juga memicu munculnya pro
dan kontra dari berbagai kalangan masayarakat, terutama dari pengamat pendidikan,
pakar pendidikan, pendidik dan wali murid. Pendapat pro muncul karena konsep ini
dianggap dapat membuat para peserta didik lebih banyak menghabiskan waktu untuk
belajar dan lebih mendapatkan hal-hal yang positif serta meningkatkan pendampingan
oleh guru agar guru juga bisa melakukan observasi terhadap perilaku siswanya sehingga
dampak negatif dari luputnya pengawasan orang tua yang kebanyakan lebih lama
berada di tempat kerja dapat dihindari. Sebaliknya pendapat kontra menganggap konsep
ini sama dengan memenjarakan anak, melepas tanggung jawab orang tua terhadap anak
dan merenggut interaksi antara anak dan orang tua serta dengan alasan keterbatasan
tempat dan tenaga pengajar.
Terlepas dari pro dan kontra yang bermunculan di tengah-tengah masyarakat
saat ini setiap gagasan yang muncul pastilah memiliki kelebihan dan kekurangan
masing-masing, kemudian dengan adanya kelebihan dan kekurangan yang ada dapatlah
menjadi sebuah pertimbangan dalam menerapkan Full Day School. Namun
penerapannya juga harus dalam kondisi-kondisi yang sesuai, kiranya dilakukan
perbaikan pada bidang kurikulum, termasuk sistem penilaian yang sekarang sedang
dalam proses penyempurnaan serta peningkatan kualifikasi guru sehingga nantinya
penerapan Full Day School ini tidak akan menghambat tujuan utama pendidikan itu
sendiri dan tidak menimbulkan masalahan baru di dunia pendidikan Indonesia yang
belum terlihat kemajuannya secara signifikan.
FULL DAY SCHOOL

Beberapa pekan yang lalu, telah kita ketahui bersama bahwa Menteri Pendidikan
dan Kebudayaan telah berganti kepemimpinan dari Anies Baswedan beralih kepada
Muhadjir Effendi. Berganti kepemimpinan berganti pula kebijakannya dan baru-baru ini
Mendikbud baru kita, yaitu Bapak Muhadjir Effendi menggagas sebuah konsep
pendidikan bernama Full Day School yang secara sederhana dapat diartikan sebagai
konsep sekolah sehari penuh. Artinya, sekolah-sekolah yang ada di Indonesia ini harus
menyelenggarakan proses belajar mengajar dari pagi hingga sore hari terutama untuk
jenjang pendidikan SD dan SMP.
Munculnya konsep pendidikan Full Day School ini juga memicu munculnya pro
dan kontra dari berbagai kalangan masayarakat, terutama dari pengamat pendidikan,
pakar pendidikan, pendidik dan wali murid. Pendapat pro muncul karena konsep ini
dianggap dapat membuat para peserta didik lebih banyak menghabiskan waktu untuk
belajar dan lebih mendapatkan hal-hal yang positif serta meningkatkan pendampingan
oleh guru agar guru juga bisa melakukan observasi terhadap perilaku siswanya sehingga
dampak negatif dari luputnya pengawasan orang tua yang kebanyakan lebih lama
berada di tempat kerja dapat dihindari. Sebaliknya pendapat kontra menganggap konsep
ini sama dengan memenjarakan anak, melepas tanggung jawab orang tua terhadap anak
dan merenggut interaksi antara anak dan orang tua serta dengan alasan keterbatasan
tempat dan tenaga pengajar.
Terlepas dari pro dan kontra yang bermunculan di tengah-tengah masyarakat
saat ini setiap gagasan yang muncul pastilah memiliki kelebihan dan kekurangan
masing-masing, kemudian dengan adanya kelebihan dan kekurangan yang ada dapatlah
menjadi sebuah pertimbangan dalam menerapkan Full Day School. Namun
penerapannya juga harus dalam kondisi-kondisi yang sesuai, kiranya dilakukan
perbaikan pada bidang kurikulum, termasuk sistem penilaian yang sekarang sedang
dalam proses penyempurnaan serta peningkatan kualifikasi guru sehingga nantinya
penerapan Full Day School ini tidak akan menghambat tujuan utama pendidikan itu
sendiri dan tidak menimbulkan masalahan baru di dunia pendidikan Indonesia yang
belum terlihat kemajuannya secara signifikan.

Anda mungkin juga menyukai