P
ada dasarnya, setiap masyarakat selalu menginginkan perkembangan yang nantinya akan
membawa suatu perubahan sedemikian rupa sebagaimana yang di harapkan,
sehingga dapat mencapai kesempurnaan yang di cita-citakannya, hal tersebut sebabkan
juga oleh sikap dasar manusia ( sebagai unsur dari masyarakat ) yang pada hakekatnya
adalah juga m a k h l u k s o s i a l .
Manusia selalu ingin memenuhi kebutuhan hidupnya, baik secara moral maupun secara
material, baik kebutuhan yang penting maupun yang tidak penting sesuai dengan
kemampuan mereka, dan masalah kebutuhan pokok atau kebutuhan dasar ( basic
human needs ) merupakan suatu kebutuhan yang sangat penting demi kelangsungan
hidup manusia tersebut, baik yang terdiri dari kebutuhan untuk konsumsi individu
( makan, pangan dan papan ) maupun untuk keperluan pelayanan sosial tertentu seperti
air minum, sanitasi, transportasi, kesehatan, pendidikan dan lain sebagainya.
Proses perubahan tersebut sebagian besar terjadi tanpa di kehendaki sehingga juga tidak
dapat di antisipasi oleh masyarakat karena terdorong oleh kekuatan-kekuatan yang tidak
di perhatikan dan di kuasai oleh masyarakat sendiri.
Khusus pada dekade tahun ’80 dan menjelang memasuki milenium baru di tahun 2000
mendatang, masyarakat berada dalam periode transisi kultural yang penting bagi
perkembangan peradaban dan kemanusiaan pada umumnya, alam berpikir dari aliran
relativisme ini menjadi corak dan pola untuk berpikir rasionalisme dan
positivisme dan juga telah mengantar masyarakat moderen kearah revolusi industri,
sosial, ekonomi dan IPTEK.
Di Inggris pada sekitar akhir abad XVIII telah berlangsung suatu perkembangan
industri dan perdagangan yang berlangsung sangat cepat dan dapat di katakan
eksplosif, perkembangan ini di sebut dengan Revolusi Industri Inggris , dan pada
waktu yang hampir bersamaan pula, suatu usaha untuk mengadakan perubahan dengan
cepat tercetus di negara Perancis yang di kenal dengan Revolusi Perancis.
Walaupun inti sebenarnya dari tujuan revolusi yang terjadi di Inggris dan
Perancis ini adalah perubahan-perubahan yang terjadi pada struktur politik ,
namun tercermin juga di dalamnya suatu perubahan yang mendalam di bidang
ekonomi dan stratifikasi sosial .
Istilah revolusi seperti tersebut di atas bersifat agak elastis, karena pada umumnya
penggunaan istilah revolusi di maksudkan sebagai suatu gambaran tentang perubahan-
perubahan sosial yang sifatnya radikal dan berlangsung dalam kurun waktu relatif
lebih singkat, di sertai kekerasan serta pertumpahan darah, namun demikian, sampai saat
sekarang untuk arti revolusi sendiri belum terdapat suatu kesamaan pendapat, oleh
sebab itu, suatu perubahan sosial yang di akibatkan oleh pergolakan-pergolakan
yang tidak di sertai kekerasan atau percepatan-percepatan yang relatif mendadak dalam
suatu proses perkembangan yang berlangsung cukup lama juga seringkali dapat di sebut
revolusi .
Bagi suatu perkembangan industri dan perdagangan yang sangat cepat dan
hampir eksplosif yang berlangsung pada pertengahan abad XVIII di Inggris , telah di
gunakan istilah Revolusi Industri pada tahun 1837 oleh Blanqui dan Fredrich
Engels pada tahun 1845, dan pada waktu yang hampir bersamaan, di Negara
Perancis juga berlangsung suatu revolusi yang terjadi pada tahun 1789.
A . Revolusi Inggris.
Sejak pada pertengahan abad XVIII, prosentase kepadatan penduduk di daratan
Eropa mulai meningkat jumlahnya, hal ini di sebabkan oleh karena ada usaha
untuk meningkatkan kesejahteraan dalam berbagai bidang kehidupan, selain itu
terjadi pula penurunan angka kematian karena adanya peningkatan usaha-usaha
untuk menekan angka kematian di masyarakat yang cukup baik dan terencana,
antara lain melalui kegiatan-kegiatan perbaikan dan penyuluhan kesehatan di
samping usaha-usaha lain untuk mengatasi masalah kekurangan pangan akibat masa
paceklik.
Akibat usaha tersebut di atas, akhirnya membawa dampak lain berupa peningkatan
angka penganguran yang secara tidak langsung, masalah ini juga mengakibatkan
terjadinya proses pemiskinan, di samping itu, di wilayah daratan Inggris pada
saat itu juga ada usaha perbaikan organisasi serta peningkatan industri tekstil, hal
ini terlihat dengan adanya suatu terobosan baru pada tahun 1733 di bidang
pertekstilan yang di sebut dengan flying shuttle, yaitu suatu usaha untuk lebih
memudahkan proses penenunan dan dapat menambah jumlah produksi sehingga
mencapai angka peningkatan sampai 50 %.
Di kemudian hari, usaha peningkatan pada bidang industri tekstil ini ternyata
juga berkembang pesat, hal ini terbukti dengan penemuan mesin uap pada
tahun 1769 sehingga daya penggerak mekanis mulai tersedia secara melimpah, dan
perkembangan ini merupakan suatu dasar teknologi bagi Revolusi In-
dustri Inggris , walaupun sebenarnya revolusi ini baru ada pada saat mulai di
kembangkannya bentuk-bentuk penyesuaian organisasi bagi proses industri.
Pengertian tentang modernisasi dalam hal ini tidak berbeda dengan pengertian
mengenai pembangunan yang maksudnya :
B . R evolusi Perancis.
Berbeda dengan di Inggris , negara Perancis pada masa lalu merupakan
suatu negara yang berbentuk feodal dan hak-hak istimewa feodal sangat menonjol
dan mendominasi, di mana pada saat ini hak-hak asasi manusia kurang
mendapat perhatian .
Menurut sejarahnya, asal mula hak asasi manusia itu ialah dari Eropa
Barat yaitu di negara Inggris yang di tandai oleh tonggak kemenangan hak
asasi ialah pada tahun 1215 dengan lahirnya M a g n a C h a r t a yang dalam
penetapannya mencantumkan kemenangan para bangsawan di Inggris atas
tindakan sewenang-wenang dari Raja Inggris pada saat itu.
Selain itu, pada abad ke XVI, pertentangan yang terjadi antara para bangsawan
dan Raja di Perancis menjadi makin tajam karena pada tahun 1660, sistem
monarki di pulihkan kembali, walaupun kekuasaan Raja Perancis pada
abad ke XIII sudah cukup kuat, namun negara nasional baru terbentuk secara
definitif dalam abad ke XVI, yang akhirnya mengakibatkan keluarnya Raja
Perancis dari konflik dan para bangsawan menjadi pemenang.
Dalam abad ke XVII, negara nasional sudah mulai memiliki ciri-ciri negara yang
absolutisme , Raja menganggap dirinya sebagai Wakil Tuhan yang
dengan demikian tidak bertanggung jawab baik kepada rakyat maupun kepada
gereja, namun demikian, dengan bergulirnya waktu, lama kelamaan, kekuasaan
absolutisme ini makin memudar yang di tandai setelah meninggalnya Raja
Louis XIV , di mana berbagai kritik mulai terjadi yang kesemuanya
mempersoalkan sistem yang ada, dan selanjutnya masalah itu kemudian
berkembang menjadi suatu revolusi yang bertujuan untuk mengganti suatu
tatanan sosial yang ada dengan yang baru berdasarkan konsep kesamaan
derajat manusia.
Peristiwa dua revolusi ( Perancis dan Inggris ) ini, dapat di katakan sebagai
awal tonggak perubahan sosial di dunia yang menjurus pada usaha
modernisasi dan reformasi yang terus berkembang sampai saat sekarang sesu-
ai dengan tuntutan perkembangan.
Perkembangan yang terus berlangsung sampai abad ke XX ini di sebut dengan abad
teknik, otomatisasi, komputer dan sebagainya yang mengakibatkan timbulnya istilah
abad depersonalisasi yang maksudnya adalah manusia sudah bukan manusia
lagi.
Semua akibat di atas secara tidak langsung akan dapat membawa dampak lain yang
bukan saja pada sikap berpikir, tetapi manusia akhirnya di katakan tidak dapat atau tidak
mau di anggap sebagai yang harus bertanggung jawab atas semua tindakan-tindakannya.
Dari penjelasan ini kita dapat melihat bahwa kelemahan suatu proses
industrialisme ialah karena tidak memperhatikan berbagai akibat dari pengaruh
teknologi yang baru dan juga industrialisme tidak memperhatikan atau
melihat perbedaan antara dampak primer ( primary social effects )
yang mempunyai gejala umum seperti urbanisasi, peningkatan
mobilitas sosial baik secara vertikal maupun horisontal serta makin mekarnya
suatu masyarakat dengan dampak sosial sekunder ( secondary social
effects ) yang dapat berbentuk perubahan cara hidup dan hubungan / interaksi
di dalam keluarga, berkurangnya wibawa lembaga tradisional dan timbulnya
kebutuhan untuk rekreasi yang baru.
Para ahli sosiologi berpendapat bahwa untuk dapat mencapai suatu fase perubahan,
terlebih dahulu di perlukan suatu kematangan sosial budaya , dan hal ini
telah terjadi di negara industri pada pertengahan abad ini dengan akibat bahwa,
negara-negara berkembang yang di dahului oleh negara industri dalam mengalami
dan menjalani perubahan masyarakat akibat teknologi baru telah di kembangkan
dan di sempurnakan.
Jika di jabarkan secara lebih rinci maka kita akan memperoleh ruang lingkup
ilmu Sosiologi Pembangunan sebagai berikut :
- Meneliti serta mengidentifikasi sel-sel aktif yang ada dalam masyarakat yang
dapat mempercepat pembangunan, seperti antara lain militer dan eksekutif,
selain itu juga berupaya untuk menemukan kelompok-kelompok yang
memperlihatkan keadaan yang berubah di samping meneliti berbagai cara kerja
dari sel-sel aktif tersebut.
- Meneliti isi dan akibat dari pelaksanaan pembangunan, meneliti sejauh mana
perubahan yang terjadi di sadari dan telah menyebar di masyarakat dan sejauh
mana unsur-unsur ideologi dan kebudayaan dapat menunjang pembangunan,
karena pada prinsipnya suatu pembangunan beraspek manusia sebagai subyek
pembangunan.
- Meneliti sejauh mana akibat perubahan terhadap individu dan hal-hal apa yang
di inginkan atau di tolak oleh masyarakat dari perubahan tersebut, karena pada
dasarnya suatu upaya pembangunan harus menciptakan kesejahteraan tetapi
tidak jarang terjadi bahwa suatu pembangunan justru menimbulkan perasaan
keterasingan ( alination ), ketegangan jiwa dan sebagainya, dan juga
harus di sadari bahwa tidak semua yang di anjurkan oleh pemerintah dapat di
terima oleh anggota masyarakat untuk di ubah.
- Meneliti sejauh mana pengaruh eksogen dan apakah ada bahaya yang di
timbulkan yang bisa di eksploitir oleh masyarakat, karena kita menyadari bahwa
konstelasi dunia sudah menjadi sedemikian rupa bebasnya sehingga tidak ada
lagi daerah yang bisa steril terhadap setiap ide-ide asing, dan negara-negara
besar selalu mengintai untuk berupaya mencari kesempatan dalam memasukkan
pengaruh-pengaruhnya baik melalui materi maupun melalui ide – filsafat.
- Untuk mempelajari pengaruh timbal balik dari berbgai aspek sosial – ekonomi –
politik serta bagaimana dimensi perkembangan dari masing-masing aspek
tersebut, serta juga turut di pelajari tentang koordinasi antar lembaga yang
terkait serta pengaruhnya di dalam pembentukan masyarakat, karena tidak dapat
di ingkari bahwa kontelasi politik yang labil akan mempunyai pengaruh yang
besar terhadap kestabilan ekonomi dan sebaliknya kestabilan ekonomi akan
menciptakan suatu keadaan sosial yang mantap.
Dengan berbagai ulasan di atas, kita dapat pahami bahwa dalam perkembangan dunia
dewasa ini perubahan yang terjadi dalam suatu masyarakat tertentu secara tidak
langsung juga dapat di sebabkan oleh adanya akibat penggunaan daripada
penemuan-penemuan baru di berbagai belahan bumi lain.
Jika kita mengamatinya, maka di dalam setiap proses dari suatu bentuk
perubahan masyarakat mempunyai apa yang di sebut dengan istilah :
Dewasa ini seluruh dunia sedang mengalami krisis akibat keadaan stabil yang di alami
sebelumnya berubah menjadi labil, hal tersebut karena perubahan yang terjadi pada
wilayah inti sebagai akibat kemajuan teknologi yang begitu pesat.
Daerah yang termasuk kedalam wilayah inti ini mengalami suatu revolusi
industri yang kedua , sedangkan pada wilayah tepi , terutama yang terdiri
dari negara berkembang, sekarang mengala mi dua revolusi industri
sekaligus yang mengakibatkan apa yang di sebut dengan revolusi mental
dan psikologi serta revolusi sosial ekonomi .
Jika sifat ini hilang dapat di katakan bahwa manusia itu mengalami perubahan ) serta
standarisasi pada masyarakat yang merupakan akibat logik dari adanya industrialisasi,
peledakan penduduk dan penggunaan teknologi oleh masyarakat.
Hal ini pada akhirnya secara tidak langsung akan membawa manusia pada keadaan yang
sebenarnya ( baik secara sadar maupun tidak ) di bentuk oleh dirinya sendiri, yang
Akibat lainnya yang akan timbul adalah manusia tidak mengetahui lagi tujuan
hidupnya, fungsinya dalam masyarakat dan fungsinya sebagai makhluk Tuhan
sehingga kehilangan esensi dirinya, dan untuk mengatasi masalah akibat kemajuan /
perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, maka di perlukan adanya usaha inner
construction (usaha konstruksi ke dalam ).
Usaha tersebut sebagai suatu langkah awal dalam pembentukan konstruksi ke dalam
selanjutnya melalui kegiatan peningkatan pendidikan, sedangkan kegagalan
pembentukan dari suatu usaha konstruksi ke dalam selanjutnya akan mengakibatkan
terciptanya masalah konflik yaitu :
Seringkali berbagai bentuk pertentangan seperti ini tidak dapat terlihat dengan jelas,
akan tetapi dapat kita rasakan, hal itu di sebabkan karena adanya berbagai keresahan
terutama yang di akibatkan oleh usaha pengorbanan yang di lakukan secara individu
tetapi tidak mendapat hasil yang memadai dari masyarakat sekitarnya seperti apa yang
di harapkan.
Keadaan seperti ini merupakan sesuatu hal yang biasa terjadi di negara-negara yang
sedang berkembang, karena di samping industrialisasi, negara-negara yang sedang
berkembang ini juga masih terus mengalami berbagai pertambahan perubahan
masyarakat.
Ketegangan antar generasi atau antar individu dan masyarakat dapat di atasi dengan
mempercepat kemajuan masyarakat yaitu dengan menitik-beratkan pada segi psikologi,
sosiologi, dan antropologi.
· Larangan dan resepsi harus di batasi pada keperluan seminimum mungkin oleh
pihak atasan terhadap masyarakat.
· Pihak yang berwenang harus mengetahui dengan benar perbedaan antara larangan
yang merugikan masyarakat dan yang menguntungkan ( bukan hanya di lihat dari
segi kekuasaan politik saja ).
· Melalui lembaga-lembaga negara atau masyarakat, pemerintah membantu
mendorong penyesuaian diri individu ke masyarakat baru dan sebaliknya
juga akan membantu mereka yang belum berhasil mengadakan penyesuaian diri.
Agar supaya suatu usaha menyangkut kemajuan sosial pada suatu masyarakat
tertentu dapat mencapai taraf sesuai dengan apa yang di rencanakan / di
inginkan , maka pertama kali harus dapat di ketahui adalah tingkat kesa daran
masyarakat mengenai :
Sebab itu, dalam alam perkembangan dewasa ini yang makin lama makin pesat, maka
setiap masyarakat moderen memerlukan manusia yang banyak
menggunakan rasio, di samping itu pula, dalam berbagai persoalan yang
senantiasa di hadapi manusia dalam kehidupannya, maka rasio di tentukan oleh
emosi manusia masing-masing, dan dari berbagai data / hasil survey yang ada ternyata
sifat emosi seseorang sangat berpengaruh pada setiap tingkatan keputusan yang di ambil
sampai berkisar pada angka 75 %.
Pada masa perkembangan dan kemajuan yang sangat pesat seperti sekarang, manusia
akan selalu merasa frustrasi jika tidak dapat mengikuti perkembangan tersebut, hal itu
terjadi karena pada masyarakat moderen yang bercirikan perubahan dan kemajuan
sangat cepat, sedangkan penyesuaian individu ( anggota masyarakatnya )
berlangsung sangat lambat sehingga individu-individu dalam masyarakat sukar untuk
dapat menjaga keseimbangannya dengan perubahan yang terjadi.
Menghadapi situasi seperti ini, agar setiap perubahan sosial yang terjadi juga
memperoleh partisipasi masyarakat dengan berpedoman pada falsafah demokrasi,
maka di harapkan bahwa di dalam suatu perencanaan sosial untuk tetap memperhatikan
berbagai unsur-unsur pendekatan sosiologis dan pendekatan psikologis.
Walaupun tidak di nyatakan secara resmi, setiap teori sosiologi selalu berdasarkan
pada asumsi tentang hakekat manusia dan masyarakat , dan asumsi-
asumsi ini akan membentuk dasar-dasar di atas di mana struktur dari berbagai perspektif
teoritis di bangun.
Masyarakat adalah suatu sistem yang terbentuk karena hubungan dari sesama
anggotanya, dengan kata lain, suatu masyarakat adalah suatu sistem yang terbentuk
dari kehidupan bersama manusia yang biasanya di sebut dengan sistem
kemasyarakatan.
Suatu masyarakat pada umumnya mempunyai wilayah yang sama dengan batas-
batas geografis yang jelas, dan batas-batas tersebut seringkali menjadi petunjuk
bagi para pengamat yang berada di luar masyarakat itu untuk mengetahui jenis,
suku, atau bangsa yang menghuni suatu wilayah tertentu.
Namun demikian perlu pula di pahami bahwa ada sejumlah masyarakat yang
berasal dari berbagai daerah yang kemudian bersatu dan menjadi suatu bangsa
seperti contoh bangsa Indonesia yang dalam arti politik meliputi suatu wilayah
yang terdiri dari bermacam masyarakat dari berbagai daerah yang berbeda-beda.
Semua individu yang terdapat dalam masyarakat tertentu merupana suatu kesatuan
penduduk yang juga di kenal dengan istilah kesatuan demografik , dan
sebutan demikian dapat di benarkan dengan pemahaman bahwa mereka bukanlah
kategori sosial semata karena mereka merupakan suatu kumpulan yang senantiasa
mengadakan hubungan dan kerja sama.
Dalam kehidupannya, manusia selalu berkaitan dengan berbagai tindakan, dan bagi
Thomas Hobbes, tindakan manusia :
Dalam uraian tentang teori Hobbes ini kita temukan suatu anggapan dasar bahwa
ternyata pada hakekatnya, seorang manusia adalah :
Seperti contoh pada manusia, maka hati mempunyai struktur dan fungsi yang
berbeda dengan paru-paru, demikian juga dengan keluarga yang sebagian struktur
institusional -nya memiliki tujuan yang berbeda dengan sistem politik atau
ekonomi.
Di dalam suatu sistem organisme maupun sistem sosial , maka perubahan
pada suatu bagian akan mengakibatkan perubahan pada bagian lain dan pada
akhirnya di dalam sistem secara keseluruhan, dan perubahan sistem politik
dari suatu pemerintahan demokratis ke suatu pemerintahan yang totaliter akan
mempengaruhi keluarga, pendidikan, agama dan sebagainya karena bagian-bagian
ini merupakan suatu kesatuan.
Bagian-bagian yang saling berkaitan satu dengan lainnya, merupakan suatu struktur-
mikro yang dapat di pelajari secara terpisah.
Melihat suatu masyarakat , antara lain dapat di telaah dari dua sudut, yakni sudut
struktural dan sudut dinamika -nya, segi struktural di namakan pula
struktur sosial , yaitu keseluruhan jalinan antara unsur-unsur sosial yang pokok
yakni kaidah-kaidah sosial, lembaga-lembaga sosial, kelompok-kelompok sosial serta
lapisan-lapisan sosial, sedangkan yang di maksud dengan dinamika masyarakat
adalah proses sosial dan perubahan- perubahan sosialnya.
Dengan proses sosial ini di artikan sebagai pengaruh timbal balik dari berbagai
segi kehidupan bersama, atau dengan kata lain bahwa proses sosial adalah :
Menyangkut hal ini, pengertian masyarakat mempunyai lingkup yang lebih luas
daripada pengertian negara. Negara tidak mengatur semua sektor kehidupan secara
tuntas, tetapi hanya sektor-sektor tertentu saja. Kehidupan keluarga, hubungan
suami-istri, hubungan orang tua - anak, misalnya, tidak dikenai peraturan negara.
Kita mempunyai suatu koleksi besar tentang bagaimana gambaran dari suatu
masyarakat yang tidak jelas lagi sehingga sulit kita mengenal ciri-ciri khas yang
sama yang ada pada suatu gugusan masyarakat, dan untuk menembus kesulitan
itu kita perlu mengadakan klasifikasi yang baik dari masyarakat – masyarakat
yang dikenaI manusia, dan berbagai cara dapat digunakan untuk mengembalikan
seluruh bentuk-bentuk masyarakat yang besar itu ke dalam klasifikasi yang
terbatas jumlahnya, dan berdasarkan sejumlah kriteria, di bawah ini kita
tampilkan beberapa jenis masyarakat.
a. Masyarakat Sederhana.
Akibat lebih lanjut yang dapat terjadi ialah bahwa masyarakat sederhana
tidak meninggalkan warisan budaya yang berupa tulisan ( literatur )
kepada angkatan selanjutnya, seperti buku sejarah, kesusastraan, ilmu
pengetahuan, dan bila pengertian masyarakat sederhana diambil dalam
arti serendah itu, mengakibatkan para sarjana zaman sekarang menjadi
sulit untuk mengenal sejarah masyarakat itu, para ahli sejarah akan
menyebutnya masyarakat pra-sejarah ( pre-history ).
Situasi prahuruf itu meninggalkan suatu akibat lain yang negatif dan
tidak mudah dihapus, yakni kebiasaan tidak membaca yang dapat
berlangsung terus menjadi kebiasaan tidak suka membaca, dan bahkan
juga setelah zaman pra-huruf lewat dan sistem pendidikan tidak lagi
dilaksanakan secara lisan tetapi melalui penulisan buku-buku yang
kemudian dibina dalam perpustakaan nasional.
Tidak adanya semangat untuk membaca dari suatu bangsa dapat dilihat
pula dari kenyataan bahwa 99% keluarga tidak mempunyai koleksi buku
di dalam rumahnya, dan angkatan muda bangsa Indonesia dewasa ini
belum suka membaca buku-buku sebagai media penambahan
pengetahuan, melainkan lebih suka informasi yang bersifat visual dan
auditif.
Pada tingkat kebudayaan pasca huruf hasil karya ilmiah dan karya seni
tidak hanya disimpan dalam buku-buku dan media cetak lainnya, tetapi
disimpan dalam alat-alat perekam untuk disampaikan kepada warga
masyarakat dengan kecepatan lebih tinggi melalui media komunikasi
modern seperti komputer, radio, teleks, televisi dan lain-lain.
2. Masyarakat Ekonomi.
Salah satu contoh yang tidak asing lagi adalah Amerika Serikat, di mana
seluruh kehidupan masyarakat di negara itu ditandai dengan ekonomi
kapitalis, seluruh perencanaan dan administrasi serta dokumentasi
dipusatkan pada bertambahnya keuntungan ekonomi.
3. Masyarakat Agama.
Seperti dalam negara Islam misalnya, agama Islam adalah agama negara,
dan kedua, agama negara ialah agama yang diakui resmi oleh negara, tetapi
tidak dijadikan konstitusi negara, seperti misalnya, beberapa negara modern
di Eropa dewasa ini seperti Inggris mengakui agama Kristen Anglikan
sebagai agama negara, tetapi agama itu tidak menjadi undang-undang dasar.
Negeri Belanda dalam abad yang lalu resmi menyatakan agama Protestan
Reformasi sebagai agama negara, tetapi tidak menjadikan agama itu sebagai
undang-undang dasar, oleh sebab itu tidaklah mengherankan bahwa
perlakuan yang menguntungkan suatu negara terhadap agama tertentu akan
menimbulkan rasa diskriminasi yang tidak menyenangkan bagi
agama-agama lain yang ada dalam negara-negara tersebut.
Masalah yang selalu muncul berkaitan dengan agama negara dan negara
agama adalah sejauh mana eksistensi negara agama dapat dibenarkan,
terutama dalam zaman modern di mana kehidupan masyarakat berpijak pada
prinsip-prinsip demokrasi dan kesamaan hak bagi semua manusia baik
sebagai warga negara maupun sebagai pemeluk agama, dan melestarikan
negara agama berarti membiarkan diskriminasi terhadap agama-agama lain
yang ada di dalam negara itu.
Pengertian Tuhan yang Mahaesa yang menjadi milik semua agama yang ada
di wilayah negara Indonesia dimasukkan dalam Pancasila sebagai falsafah
negara dan Undang-Undang Dasar 1945, dan Pancasila bukanlah agama dan
tidak menggantikan agama.
Sudah cukup banyak buku yang membahas kedua jenis masyarakat ini,
terutama dari sudut pandang ilmu politik, dan dari tinjauan politik memang
telah diadakan penelitian dan pembahasan secara terus-menerus dari masa
ke masa dengan cara yang makin sempurna karena kehidupan politik
senantiasa bergerak maju melalui irama pasang surut sebagai akibat dari
pasang surutnya situasi dan ideologi yang membuntutinya.
Sebagai dukungan moral dan fisik yang sangat diperlukan bagi suatu
pemerintahan, maka kekuatan militer merupakan unsur pemerintahan yang
tak dapat ditinggalkan.
Aneka bentuk demokrasi itu sudah dikenal umum dengan nama demokrasi
parlementer untuk negara negara di Eropa Barat dan Amerika Serikat dan
demokrasi rakyat untuk negara-negara sosialis seperti Rusia, di samping itu
terdapat pula perpaduan antara kedua bentuk demokrasi tersebut di atas,
khususnya di negara-negara dunia ketiga yang memberi warna dan nuansa
sendiri.