PETA JALAN
PENDIDIKAN
12 TAHUN
DI INDONESIA
Penulis:
Achmad Ikrom
Achmad Taufik
A. Febri Hendri AA
Hadi Prayitno
Ridwan Darmawan,
Rohidin Sudarno,
Supangat Rohani,
M
embentuk manusia Indonesia yang cerdas dan mampu
berpartisipasi secara aktif dalam tataran dunia global
merupakan amanat dari Konstitusi. Amanat ini
diejawantahkan dalam pasal Undang-Undang Dasar 1945 pasal 31
ayat (2) dan Undang-undang No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem
Pendidikan Nasional beserta peraturan di bawahnya yang menjamin
hak dasar memperoleh pendidikan bermutu bagi setiap warga
Indonesia dan Pemerintah membiayainya. UU Sisdiknas hanya
memberikan batasan kewenangan pemerintah dalam membiayai
pendidikan dasar sampai tingkat SMP. Padahal, untuk meningkatkan
kualitas manusia Indonesia yang cerdas, dan selaras dengan janji
Nawacita Presiden Jokowidodo, kita membutuhkan peningkatan
kualitas pendidikan, terutama meningkatkan akses pendidikan
warga negara pada jenjang SMA. Sayangnya, dasar hukum untuk
pendidikan dasar yang wajib dan dibiayai Negara ini belum ada.
iv
Ringkasan dan
Rekomendasi
P
rogram wajib belajar memiliki dasar legal dalam
Undang-Undang Dasar 1945. Mukadimah UUD 1945
mengamanatkan Pemerintah Negara Indonesia untuk
melindungi segenap bangsa Indonesia serta seluruh tumpah
darah Indonesia, memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan
kehidupan bangsa dan ikut melaksanakan ketertiban dunia
berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi dan keadilan sosial.
vi
Ringkasan dan Rekomendasi
vii
PETA JALAN PENDIDIKAN 12 TAHUN DI INDONESIA
viii
Ringkasan dan Rekomendasi
Butir-Butir Rekomendasi
1. Penataan Regulasi
ix
PETA JALAN PENDIDIKAN 12 TAHUN DI INDONESIA
x
Ringkasan dan Rekomendasi
xi
PETA JALAN PENDIDIKAN 12 TAHUN DI INDONESIA
xii
Ringkasan dan Rekomendasi
xiii
PETA JALAN PENDIDIKAN 12 TAHUN DI INDONESIA
xiv
Ringkasan dan Rekomendasi
5. Penganggaran
xvii
PETA JALAN PENDIDIKAN 12 TAHUN DI INDONESIA
6. Pendidikan Inklusif
xviii
daftar isi
xx
Pengantar
Menuju Wajib Belajar 12 Tahun
K
ualitas pendidikan sebuah bangsa akan menentukan
ketahanan bangsa tersebut di masa depan dalam
menghadapi berbagai macam tantangan zaman. Karena itu,
para pendiri bangsa ini, melalui Undang-Undang Dasar 1945 telah
memastikan bahwa arah ke depan bangsa ini pasca kemerdekaan
adalah untuk mendidik manusia Indonesia agar cerdas, adil, cinta
damai, dan mampu terlibat dalam percaturan dunia.
2
Pengantar
3
PETA JALAN PENDIDIKAN 12 TAHUN DI INDONESIA
4
Pengantar
5
PETA JALAN PENDIDIKAN 12 TAHUN DI INDONESIA
6
Peta Regulasi
Kebijakan Pendidikan
untuk Program Wajib Belajar 12 Tahun
P
rogram Wajib Belajar 12 Tahun belum memiliki dasar
hukum yang kuat dalam tatanan regulasi yang mengatur
kebijakan pendidikan. Pemetaan regulasi menuju Wajib
Belajar 12 Tahun diperlukan agar impian pendidikan dasar 12 tahun
segera terwujud.
A. Pemetaan Regulasi
9
PETA JALAN PENDIDIKAN 12 TAHUN DI INDONESIA
10
Peta Regulasi Kebijakan Pendidikan
11
PETA JALAN PENDIDIKAN 12 TAHUN DI INDONESIA
12
Peta Regulasi Kebijakan Pendidikan
13
PETA JALAN PENDIDIKAN 12 TAHUN DI INDONESIA
15
PETA JALAN PENDIDIKAN 12 TAHUN DI INDONESIA
17
PETA JALAN PENDIDIKAN 12 TAHUN DI INDONESIA
Pasal 4
18
Peta Regulasi Kebijakan Pendidikan
19
PETA JALAN PENDIDIKAN 12 TAHUN DI INDONESIA
C. Kesimpulan
20
Peta Regulasi Kebijakan Pendidikan
D. Rekomendasi
21
PETA JALAN PENDIDIKAN 12 TAHUN DI INDONESIA
22
Peta Regulasi Kebijakan Pendidikan
23
PETA JALAN PENDIDIKAN 12 TAHUN DI INDONESIA
24
Mendorong Tata Kelola
Sekolah Bebas Pungutan dalam Rangka
Pencapaian Wajar 12 Tahun
M
emperoleh pendidikan bermutu dan gratis adalah hak
setiap warga negara. Program Wajar 9 tahun merupakan
bentuk tanggungjawab pemerintah dalam memberikan
hak-hak dan jaminan pendidikan warga negara. Meski sudah hampir
berhasil melaksanakan Wajar 9 tahun, semangat untuk menuju
Wajar 12 tahun belum mendapat dukungan optimal dari pemerintah
sampai tahun 2013. Hambatan terpenuhinya hak pendidikan warga
negara melalui kebijakan Wajar 12 tahun terjadi karena persoalan
ekonomi, akuntabilitas sekolah, dan maraknya pungutan liar yang
semakin membebani masyarakat. Revitalisasi tata kelola sekolah
bisa menjadi kebijakan yang mendorong terwujudnya wajib belajar
12 tahun.
26
Mendorong Tata Kelola
SMP/Mts/ SM/SMK/MA/
Tahun SD/MI/ Paket A
Paket B Paket C
2011 102.57 89.83 64.90
2012 104.33 89.49 68.80
2013 107.71 85.96 66.61
2014* *(Belum keluar)
Sumber: BPS-RI, Susenas 2003-2013
27
PETA JALAN PENDIDIKAN 12 TAHUN DI INDONESIA
28
Mendorong Tata Kelola
1,000,000
710,000 710,000
575,000 800,000
575,000
324,000 354,000 570,000 580,000
400,000 400,000
235,000 254,500
30
Mendorong Tata Kelola
31
PETA JALAN PENDIDIKAN 12 TAHUN DI INDONESIA
32
TotaalBiayaPend
didikanPerK
KapitaPerTahun 376,692 421,008
8 453,4332
Sumbe
er:BPSRISuse
enas20122014
4(Diolah)
Mendorong Tata Kelola
Data menunjukkan
m n bahwa kom mponen biayya pendidikaan terbesar aadalah uang sekolah yan ng
mencaakup Sumbaangan Pemb biayaan Pendidikan (SPP), Badan Pembantu P Penyelenggar
P ra
Pendid dikan(BP3), Persatuan Orangtua
O Muurid dan Gurru (POMG). Uang sekolaah yang biassa
setiap
dibayaarkan oleh bulan atau
peserta didik tidak
dan dibayardibayarkan r secara
rkan secara rutin berkala,
(bulanaan) bisa jikka
nampak mencolok
diband satu kali
dingkan den selama
ngan proses
kompo belajar,
onen biaya p per tahun
pendidikan y
yang atau
lain. B per kegiatan
Bahkan padaa Tahun 2014,
kompo onen biaya pendidikan
p berupa
b uang sekolah terccatat mencap pai Rp 21.602,. Salah sattu
lainnya.
hal yang berkaitan nSedangkan hwa komponen
adalah bah kompon uang
nen biaya yang sekolah secara
lain, tidak selalu rutin setiaap
dibaayarkan
dibayarakan
bulanatautidakdi per caraberkala,
bayarkansec bulan. Dari total liselamapro
bisasatuka biaya pendidikan
osesbelajar,p per
pertahunata au
perkeegiatanlainnyya.Sedangkaankomponen nuangsekollahsecararu utindibayarakkanperbulan.
kapita per tahunper
Dari total biaya pendidikan
p
tersebut,
kapita pe
jika digambarkandigambarkan
er tahun tersebut, jika d
dalam grafik
n dalam graffik
adalah adalah sebagai
hsebagaiber rikut; berikut;
Total Biaya
B Pen
ndidikan
n Per Kapita
Per Tahun
50
00,000
Besaran Biaya
40
00,000
30
00,000
20
00,000
10
00,000
-
SSept' SSept' SSept'
2
2012 2
2013 2
2014
TTotal Biaya Pen
ndidikan
37
76,692 42
21,008 453,432
Per Kapita Perr Tahun
Sumbe
er:BPSRISuse
Sumber: BPS enas20122014
RI-Susenas4(Diolah)
2012-2014 (Diolah)
Grafik diatas mengggambarkan kenaikan to otal biaya peendidikan yan ng harus dikkeluarkan ole eh
pesertta didik setiiap tahun. Untuk
U kalangan miskin dan kurang g mampu, ke enaikan biayya
pendid Grafik
dikan bdi ataspad
akan berakibat menggambarkan
da prioritas pemenuhan
p kenaikan hhidup
kebutuhan total biaya
yang la
ain. Jika haru
us
memilih, antara ke ebutuhan paangan, keseh hatan dan te empat tinggaal. Biaya pen ndidikan tenttu
pendidikan
menempatip
akanm yangbukanutama
pilihanyangb harus dikeluarkan
a.Pemerintah oleh erandalamm
hperluberpe peserta menekanbiay
didik ya
pendid setiap
dikan yangtahun. Untuk
dikeluarkan olehkalangan
masyaarakatmiskin dan
agar bisa kurang
lebih mampu,
terjangkau, t
terutama bagi
kelompok miskin dan kurang mampu. Pe embenahan atasa tata kellola pendidikkan di tingkaat
kenaikannkemendesa
sekolaahmerupaka biaya pendidikan akan berakibat
akanagarwaajar12cepatt terwujud. pada prioritas
Seiring pemenuhan
gdenganhas kebutuhan
silSusenast hidup
ahun201220 yang lain.
014,studiPA Jika harus
TTIRO(2010) memilih,
)atasOutoffPocket(OOP P)
yangd antara kebutuhan
dikeluarkano pangan,ota/Kabupate
olehmasyaraakatdi10Ko kesehatan dan tempat
enmeliputi6 tinggal.
6jenispengeeluaranRumaah
Tangg ga untuk pe endidikan terdiri atas; (1) Sumbaangan pemb bangunan se
Biaya pendidikan
pangkkal/uanggedu ung),(2)Uan
tentu SPP)daniura
ngsekolah(S
akan menempati
anBP3/POMG
pilihan ekolah
G,(3)Iuranse
yang (uanng
ekolahlainnyya
bukan utama.
(ketrampilan,esku Pemerintah
ul,les,tes,ds sb),(4)Buku perlu berperan
upelajaran,ffotokopibadalam menekan
hanpelajara n,(5) alatalaat
pulpen,pens
tulis(p sil,penghapu
biaya pendidikan us,penggaris s,kalkulator,, jangka,raut
yang dikeluarkan tan,dsb),(6)Uangkursu
oleh masyarakat agar us
(bahassa, ketrampilan komputter, alat mu usik, pelajaraan, dan kettrampilan laiin). Penelitiaan
PATTIRO bisa lebih
(2010) m terjangkau,
mencatat besaran OOPterutama bagi
dii kota lebih b kelompok
besar miskin didan
jika dibandingkan kabupaten.
kurang
Sedangkan mampu.
besaraan ratarata Pembenahan
a
antara atas ten
Kota dan Kabupa tatasebesar
kelola Rppendidikan
252.148,/bulan (tahuun
33
PETA JALAN PENDIDIKAN 12 TAHUN DI INDONESIA
34
Mendorong Tata Kelola
35
PETA JALAN PENDIDIKAN 12 TAHUN DI INDONESIA
36
Mendorong Tata Kelola
37
PETA JALAN PENDIDIKAN 12 TAHUN DI INDONESIA
Ada suatu pola pendekatan yang salah dalam hal ini. Akan
timbul banyak masalah menyangkut pungutan atau sumbangan.
Ada situasi dan korelasi kekuasaan yang tidak seimbang antara
sekolah dan peserta didik khususnya pada satuan pendidikan
dasar. Daya tawar atas penolakan pungutan bisa menjadi lemah
karena belum didukung penanganan keluhan atas pungutan
tersebut. Mekanisme hukuman bagi sekolah yang melanggar
tidak cukup jelas sehingga tidak dapat menjadi efek jera bila
38
Mendorong Tata Kelola
39
PETA JALAN PENDIDIKAN 12 TAHUN DI INDONESIA
42
Mendorong Tata Kelola
43
PETA JALAN PENDIDIKAN 12 TAHUN DI INDONESIA
44
Mendorong Tata Kelola
46
Mendorong Tata Kelola
48
Pemenuhan
Kebutuhan Guru
dalam Pencapaian Target Wajib Belajar 12 Tahun
S
alah satu tujuan pendirian negara republik Indonesia adalah
mencerdaskan kehidupan bangsa. Untuk mencapai tujuan ini
negara memandang pendidikan sebagai sektor strategis dan
mendapat prioritas kebijakan negara. Salah satu kebijakan tersebut
adalah program wajib belajar.
A. Kebutuhan Guru
50
Pemenuhan Kebutuhan Guru
51
PETA JALAN PENDIDIKAN 12 TAHUN DI INDONESIA
52
Pemenuhan Kebutuhan Guru
53
PETA JALAN PENDIDIKAN 12 TAHUN DI INDONESIA
54
Pemenuhan Kebutuhan Guru
55
PETA JALAN PENDIDIKAN 12 TAHUN DI INDONESIA
2 2
24 24
Keterangan:
Keterangan :
KG :KebutuhanGuru
KG : Kebutuhan Guru
JTM
JTM ::JumlahTatapMukaperjenisguruperminggu
Jumlah Tatap Muka per jenis guru per minggu
MP : Alokasi jam mata pelajaran per minggu pada mata pelajaran tertentu
MP:Alokasijammatapelajaranperminggupadamatapelajarantertentu
di satu tingkat
disatutingkat
K : jumlah Kelas/rombongan belajar pada suatu tingkat yang mengikuti
pelajaran tertentu
:jumlahKelas/rombonganbelajarpadasuatutingkatyangmengikuti
24 : wajib mengajar per minggu, digunakan angka 24
1,2,3 :pelajarantertentu
tingkat 1, 2 dan 3
24 :wajibmengajarperminggu,digunakanangka24
Berdasarkan prinsip dan metode perhitungan di atas
1,2,3 :tingkat1,2dan3
maka kebutuhan ideal guru SMP (tahun 2013) adalah
57
PETA JALAN PENDIDIKAN 12 TAHUN DI INDONESIA
58
Pemenuhan Kebutuhan Guru
59
PETA JALAN PENDIDIKAN 12 TAHUN DI INDONESIA
2
Sumber : Direktorat P2TK Ditjen Pendidikan Menengah Kemdikbud, 2014
60
Pemenuhan Kebutuhan Guru
Proyeksi
Sumber:
3
(http://bola.kompas.com/read/2012/09/04/16132399/Untuk.
PMU.Butuh.Minimal.12.000. Guru.SMA/SMK).
61
PETA JALAN PENDIDIKAN 12 TAHUN DI INDONESIA
62
Pemenuhan Kebutuhan Guru
4
Kegagalan Pemerataan Guru, Febri Hendri AA dkk, 2014, ICW)
63
PETA JALAN PENDIDIKAN 12 TAHUN DI INDONESIA
64
Pemenuhan Kebutuhan Guru
5
Memperkuat Manajemen Guru untuk Meningkatkan Efisiensi dan Manfaat
Belanja Publik, Naskah Kebijakan El Samaray dkk, Bank Dunia 2013)
65
PETA JALAN PENDIDIKAN 12 TAHUN DI INDONESIA
6
Kegagalan Pemerataan Guru, Febri Hendri AA dkk, ICW 2014)
66
Pemenuhan Kebutuhan Guru
67
PETA JALAN PENDIDIKAN 12 TAHUN DI INDONESIA
7
Studi Ketidakhadiran Guru Disekolah, Phillip Mc Kenzie dkk ACER dan
SMERU 2014)
68
Pemenuhan Kebutuhan Guru
Kesimpulan
69
PETA JALAN PENDIDIKAN 12 TAHUN DI INDONESIA
Rekomendasi
70
Peran Pendidikan
Non Formal
dalam Pemenuhan Wajib Belajar 12 Tahun
K
esuksesan pemerintah dalam program buta aksara dan
pendidikan di level sekolah dasar dan menengah pertama
(SMP), ternyata tidak berbanding lurus pada level menengah
atas (SMA). Hal ini bisa dilihat pada upaya pemerintah untuk wajib
belajar (WAJAR) 12 tahun hingga 2015 masih di angka 61.65 persen.
A. Dasar Regulasi
72
Peran Pendidikan Non Formal
73
PETA JALAN PENDIDIKAN 12 TAHUN DI INDONESIA
74
Peran Pendidikan Non Formal
75
PETA JALAN PENDIDIKAN 12 TAHUN DI INDONESIA
76
Peran Pendidikan Non Formal
77
PETA JALAN PENDIDIKAN 12 TAHUN DI INDONESIA
78
Peran Pendidikan Non Formal
79
PETA JALAN PENDIDIKAN 12 TAHUN DI INDONESIA
80
Peran Pendidikan Non Formal
1. Faktor internal
a) Tidak ada motivasi diri untuk melanjutkan lebih tinggi.
b) Malas untuk pergi sekolah karena merasa minder atau
karena adanya ejekan dari teman lainnya.
c) Tidak dapat bersosialisasi dengan lingkungan
sekolahnya baik saat berinteraksi dengan siswa lain,
menjalin komunikasi, berteman, maupun saat bercanda
bersama.
2. Faktor eksternal :
a) Faktor ekonomi keluarga. Kebiasaan keluarga dengan
kondisi ekonomi menengah ke bawah menyuruh
atau melibatkan anak untuk bekerja dalam rangka
menambahincomekeluarga.
81
PETA JALAN PENDIDIKAN 12 TAHUN DI INDONESIA
82
Peran Pendidikan Non Formal
83
PETA JALAN PENDIDIKAN 12 TAHUN DI INDONESIA
84
Peran Pendidikan Non Formal
85
PETA JALAN PENDIDIKAN 12 TAHUN DI INDONESIA
86
Peran Pendidikan Non Formal
87
PETA JALAN PENDIDIKAN 12 TAHUN DI INDONESIA
88
Peran Pendidikan Non Formal
89
PETA JALAN PENDIDIKAN 12 TAHUN DI INDONESIA
90
Peran Pendidikan Non Formal
91
PETA JALAN PENDIDIKAN 12 TAHUN DI INDONESIA
92
Peran Pendidikan Non Formal
93
PETA JALAN PENDIDIKAN 12 TAHUN DI INDONESIA
G. Rekomendasi
94
Peran Pendidikan Non Formal
95
PETA JALAN PENDIDIKAN 12 TAHUN DI INDONESIA
96
Pendidikan Inklusif
untuk Indonesia Tanpa Diskriminasi
Setiap anak butuh belajar dengan dukungan dan lingkungan yang kondusif.
Tidak hanya anak normal, penyandang disabilitas juga butuh pengetahuan
dan kesempatan yang sama.
A. Pengantar
98
Pendidikan Inklusif
1
http://ti2014.solider.or.id/info/pendidikan-inklusif-dan-anak-berkebutuh
an-khusus/
2
New Indonesia, Laporan Pendidikan 12 tahun di Komisi X DPR-RI, Agustus
2015
99
PETA JALAN PENDIDIKAN 12 TAHUN DI INDONESIA
100
Pendidikan Inklusif
101
PETA JALAN PENDIDIKAN 12 TAHUN DI INDONESIA
102
Pendidikan Inklusif
3
Ignas G Saksono, Tantangan Pendidikan Mencegah Problem Bangsa,
Forkoma PMKRI-Yogjakarta, 2010, hal 16.
103
PETA JALAN PENDIDIKAN 12 TAHUN DI INDONESIA
104
Pendidikan Inklusif
4
Galuh; istilah tuli sudah tidak digunakan lagi dalam peraturan perundang-
undangan, diganti menjadi tuna rungu. Akan tetapi istilah tersebut justru
menciderai para penyandang tuli itu sendiri. Karena menurutnya, tuli itu bukan
tuna (cacat), tapi hanya tidak mampu mendengarkan suara saja. Perlu diketahui
bahwa mendengarkan suara hanyalah salah satu cara seseorang untuk memahami
komunikasi, tapi komunikasi tidak selamanya harus menggunakan suara, bisa
menggunakan tulisan atau bahasa yang lain yang dipahami para penyandang tuli.
Jadi tuli bukanlah tuna.
105
PETA JALAN PENDIDIKAN 12 TAHUN DI INDONESIA
a. Pendidikan segregasi
Sekolah segregasi adalah sekolah yang memisahkan
anak berkebutuhan khusus dari sistem persekolahan
reguler. Di Indonesia bentuk sekolah segregasi ini
berupa satuan pendidikan khusus atau Sekolah Luar
Biasa sesuai dengan jenis kelainan peserta didik. Seperti
SLB/A (untuk anak tunanetra), SLB/B (untuk anak
tunarungu), SLB/C (untuk anak tunagrahita) dst.
b. Pendidikan terpadu
Sekolah terpadu adalah sekolah yang memberikan
kesempatan kepada penyandang disabilitas untuk
mengikuti pendidikan sekolah regular tanpa
adanya perlakuan khusus yang disesuaikan dengan
kebutuhannya. Sekolah tetap menggunakan sistem
pengajaran regular untuk semua peserta didik.
Dengan kata lain, pendidikan terpadu mensyaratkan
peserta didik untuk mengikuti sistem yang dituntut
sekolah regular. Kelemahan pendidikan terpadu ini
bagi penyandang disabilitas adalah bahwa ia tidak
mendapatkan perlakuan khusus yang memudahkan
dalam mengikuti pelajaran. Kelebihannya adalah bahwa
5
P3M, Laporan Workshop Pendidakan Inklusi di Hotel Kaisar Jakarta.
106
Pendidikan Inklusif
c. Pendidikan inklusif
Pendidikan inklusif merupakan perkembangan atau
penyempurnaan dari sekolah terpadu. Di sekolah ini,
para penyandang disabilitas diberikan pembelajaran
sesuai dengan kebutuhan khususnya dengan berbagai
macam bentuk akomodasi sehingga mereka bisa belajar
bersama-sama temannya dalam satu kelas.
107
PETA JALAN PENDIDIKAN 12 TAHUN DI INDONESIA
108
Pendidikan Inklusif
111
PETA JALAN PENDIDIKAN 12 TAHUN DI INDONESIA
6
http://www.antaranews.com/berita/464852/menteri-anies--pendidikan-
inklusif-adalah-hak-anak-berkebutuhan-khusus
112
Pendidikan Inklusif
7
http://izzaucon.blogspot.co.id/2014/06/tujuan-dan-landasan-pendidikan-
inklusi.html
113
PETA JALAN PENDIDIKAN 12 TAHUN DI INDONESIA
114
Pendidikan Inklusif
115
PETA JALAN PENDIDIKAN 12 TAHUN DI INDONESIA
116
Pendidikan Inklusif
117
PETA JALAN PENDIDIKAN 12 TAHUN DI INDONESIA
3. Tantangan budaya.
Perbaikan konsep publik tentang penyandang disabilitas,
baik konsep yang diyakini penyandang disabilitas sendiri
tentang dirinya, orang tua, dan masyarakat. Umumnya
diyakini bahwa penyandang disabilitas dianggap sebagai
orang yang tidak mampu sehingga perlu diperlakukan
secara khusus. Padahal, konsep ini justru membelenggu
dan kurang kondusif bagi pengembangan rasa percaya
diri dan kemampuan diri dari para penyandang disabilitas.
Penyandang disabilitas sebenarnya tidak cacat (tuna).
Mereka hanya tidak memiliki kemampuan untuk
mendengar, tidak bisa melihat dan tidak bisa bicara
sebagaimana orang pada umumnya. Mereka tetap dapat
berkomunikasi meskipun dengan Bahasa isyarat atau gerak
bibir dan bahasa tubuh. Hal ini kurang lebih sama dengan
perbedaan suku atau bangsa yang berbeda bahasa. Kalau
kita ingin bisa berbahasa dengan bahasa suku atau bangsa
lain maka kita harus belajar dan berani mempergunakan
118
Pendidikan Inklusif
4. Tantangan Regulasi.
Undang-Undang Penyandang Cacat 1997 yang sekarang
berlaku harus direvisi dan diganti, karena isi pasal-
pasalnya sudah ketinggalan zaman dan sudah tidak mampu
mengakomodasi kebutuhan para penyandang disabilitas.
Lebih lagi, perlindungan bagi hak asasi manusia tidak boleh
diatur dalam Permendiknas, melainkan dalam Undang-
Undang. Karena itu, pemerintah perlu segera mengajukan
rancangan Undang-Undang baru untuk melindungi hak para
penyandang disabilitas. Draft Rancangan Undang-Undang
Penyandang Disabilitas yang sudah digodok beberapa tahun
ini perlu segera menjadi prioritas Prolegnas agar segera
disahkan oleh anggota DPR.
G. Penutup/ringkasan
119
PETA JALAN PENDIDIKAN 12 TAHUN DI INDONESIA
120
Pendidikan Inklusif
Rekomendasi
122
Revitalisasi Kebijakan
Anggaran Pendidikan
Dasar 12 Tahun
A. Pengantar
1
Lihat RPJMN 2015-2019
124
Revitalisasi Kebijakan Anggaran Pendidikan Dasar 12 Tahun
2
Dikutip dari pernyataan Menteri Pendidikan Nasional Moh. Nuh dari berita
Kompas tanggal 22 Februari 2012
3
Lihat lampiran Permendagri No. 13 tahun 2006 terkait program generik
urusan wajib pendidikan. Disarikan dari Peraturan Bupati tentang Penjabaran
APBD tahun 2014 dari 20 kabupaten/kota
125
PETA JALAN PENDIDIKAN 12 TAHUN DI INDONESIA
1,500
Rp Triliun
100.00
19.5%
1,000
50.00
500 4.4%
Sumber: APBN 2015 dan APBD 2015 se-Indonesia; DJPK Kemenkeu 2015
126
Revitalisasi Kebijakan Anggaran Pendidikan Dasar 12 Tahun
127
PETA JALAN PENDIDIKAN 12 TAHUN DI INDONESIA
128
Revitalisasi Kebijakan Anggaran Pendidikan Dasar 12 Tahun
129
PETA JALAN PENDIDIKAN 12 TAHUN DI INDONESIA
130
Revitalisasi Kebijakan Anggaran Pendidikan Dasar 12 Tahun
Kegiatan Sasaran/Output
Meningkatnya mutu pendidikan islam pada
sekolah, melalui;
Pendidikan Agama Sertifikasi 24.142 guru PAI
Islam
Peningkatan kualifikasi S1 bagi 1.500 guru PAI
Pengembangan pembelajaran PAI di 5.631 sekolah
Meningkatnya mutu, akses & tata kelola PNF,
diniyah, & pesantren;
Beasiswa bagi 2000 hafidz Al-Quran di pesantren
BOS kepada 70.053 santri diniyah/ pendidikan
muadalah
Pendidikan 492.941 santri mendapatkan subsidi KIP
Keagamaan Islam Tunjangan fungsional bagi 10.000 guru diniyah
Biaya Operasional Pendidikan bagi 5000 madrasah
diniyah
Sertifikasi 24.142 guru PAI
Peningkatan kompetensi & kualifikasi 3000 guru
diniyah
Meningkatnya akses, mutu, dan tata kelola
madrasah;
Pemberian BOS kepada 3.56 juta siswa MI, 3,23
juta siswa MTs, dan 1,21 juta siswa MA
Pemberian KIP kepada 826.467siswa MI, 773.491
siswa MTs, dan 356.429 siswa MA
Pembangunan & rehabilitasi 1.750 ruang kelas &
perpustakaan MI
Peningkatan
Beasiswa kepada 2.500 siswa MI, MTs dan MA
Madrasah
Pembangunan & rehabilitasi 2.050 ruang kelas &
perpustakaan MTs
Pembangunan & rehabilitasi 1.297 ruang kelas &
perpustakaan MA
Pembangunan & peralatan 600 laboratorium IPA,
Komputer dan Bahasa di MA/MAK
Tunjangan fungsional, tunjangan profesi &
tunjungan khusus bagi 648.275 PTK Non-PNS
131
PETA JALAN PENDIDIKAN 12 TAHUN DI INDONESIA
4
Laporan hasil analisis anggaran pendidikan 2014 di 20 kabupaten/ kota
lokasi program KINERJA - USAID
132
Revitalisasi Kebijakan Anggaran Pendidikan Dasar 12 Tahun
Grafik 2
Grafik2
Distribusi Anggaran Pendidikan Berdasarkan Program Tahun 2014
DistribusiAnggaranPendidikanBerdasarkanProgramTahun2014
100%
80%
60%
79%
40%
63%
59%
57%
57%
56%
55%
47%
46%
45%
43%
40%
37%
33%
33%
20%
Luwu 26%
Singkawang
Bengkayang
Sambas
Tulungagung
Sekadau
Kab. Probolinggo
Bulukumba
Luwu Utara
Bener Meriah
Aceh Singkil
Simelue
Aceh Tenggara
Jember
Banda Aceh
Wajar Dikdas 9 Tahun Manajemen Pelayanan Pendidikan
Pelayanan Administrasi Peningkatan Mutu
Sumber:DatabaseAPBDDJPKKemenkeutahun2014;diolahSeknasFITRA
Sumber: Database APBD DJPK Kemenkeu tahun 2014; diolah Seknas FITRA
5
UU No. 17 tahun 2007 tentang RPJP Nasional, Bab IV Arah, Tahapan, dan
Prioritas Pembangunan Jangka Panjang tahun 2005-2025
6
Lampiran Perpres No. 2 tahun 2015 tentang RPJMN 2015-2019, Buku II
Agenda Pembagunan Bidang, Halaman 2-103 sampai 2-121
134
Revitalisasi Kebijakan Anggaran Pendidikan Dasar 12 Tahun
136
Revitalisasi Kebijakan Anggaran Pendidikan Dasar 12 Tahun
Skenario 1:
Jumlah
Jenjang
No Sekolah BSPT Faktual Jumlah (Rp)
Pendidikan
2014
1 SD 148.272 8.401.500.000 1.245.707.208.000.000
2 MI 23.678 8.440.000.000 199.842.320.000.000
3 SMP 35.488 10.255.000.000 363.929.440.000.000
4 MTs 16.283 9.794.500.000 159.483.843.500.000
5 SMA 12.409 12.362.500.000 153.406.262.500.000
6 MA 7.260 11.775.500.000 85.490.130.000.000
7 SMK 11.726 11.329.500.000 132.849.717.000.000
TOTAL 2.340.708.921.000.000
Persentase terhadap PDB 2014 23,2%
Proporsi Pembiayaan Masyarakat 20 persen 468.141.784.200.000
Proporsi Pembiayaan Negara 80 persen 1.872.567.136.800.000
137
PETA JALAN PENDIDIKAN 12 TAHUN DI INDONESIA
Skenario 2:
Biaya Satuan Pendidikan berdasarkan SPM dikalikan dengan
jumlah siswa SD/MI, SMP/MTs, SMA/SMK/MA tahun 2014
138
Revitalisasi Kebijakan Anggaran Pendidikan Dasar 12 Tahun
139
PETA JALAN PENDIDIKAN 12 TAHUN DI INDONESIA
Skenario 3:
140
Revitalisasi Kebijakan Anggaran Pendidikan Dasar 12 Tahun
D. Langkah-Langkah Strategis
141
PETA JALAN PENDIDIKAN 12 TAHUN DI INDONESIA
142
Revitalisasi Kebijakan Anggaran Pendidikan Dasar 12 Tahun
143
PETA JALAN PENDIDIKAN 12 TAHUN DI INDONESIA
E. Rekomendasi:
145
PETA JALAN PENDIDIKAN 12 TAHUN DI INDONESIA
146
DAFTAR PUSTAKA
http://www.antaranews.com/berita/395235/184-ribu-anak-
berkebutuhan-khusus-belum-nikmati-pendidikan
http://www.budhii.web.id/2015/05/pengertian-pendidikan-
inklusi.html
https://fuadinotkamal.wordpress.com/2011/04/12/pendidikan-
inklusif/
http://www.pokjainklusifbojonegoro.com/about-us/apa-itu-
pendidikan-inklusif
http://sekolah-mandiri.sch.id/node/18
PETA JALAN PENDIDIKAN 12 TAHUN DI INDONESIA
148
DAFTAR PUSTAKA
149
PETA JALAN PENDIDIKAN 12 TAHUN DI INDONESIA
150
Tentang Penulis dan Editor
Achmad Ikrom adalah sarjana Hauzah Ilmiyah Qum Iran (2005-2007) dan sedang
menyelesaikan Pasca Sarjana Jurusan Komunikasi Dakwah Universitas Syafiiah
(UIA) Jakarta. Saat ini menjadi Dosen di STAINU Jakarta dan menjadi pengajar di
beberapa pesantren. Selain itu, juga sebagai aktivis dialog antar agama dan sering
mengisi seminar-seminar tentang pendidikan dan anak. Ia juga aktif di Organiasi
keagamaan sebagai Katib Syuriah PCNU Kab Bogor (2015-2019). Penulis dapat
dihubungi melalui email: mullah.ahmad@gmail.com
Achmad Taufik, mulai mengeluti dunia anggaran sejak masih duduk di bangku kuliah di
semester akhir. Sejak 2009 hingga Oktober 2015, aktif di Forum Indonesia untuk
Transparansi Anggaran (FITRA). Penulis selalu terlibat dalam analisis anggaran,
baik level APBN maupun APBD dalam kajian dan penelitian anggaran yang
dilakukan oleh FITRA, baik sebagai peneliti maupun sebagai analis data. Sektor
anggaran yang digeluti adalah pendidikan, kesehatan, infrastruktur (pekerjaan
umum), kemiskinan, pemberdayaan perempuan, dan terakhir anggaran yang
berkaitan dengan perubahan iklim dan keterbukaan informasi. Penulis dapat
dihubungi melalui email: opikcumin@gmail.com
Doni Koesoema A. Adalah pemerhati pendidikan, penulis buku dan pengembang pendidikan
karakter utuh dan menyeluruh dalam konteks keindonesiaan, alumnus Boston
College Lynch School of Education Boston, USA, dengan spesialisasi Curriculum and
Instruction. Ia mendalami pedagogi pengembangan profesional dan spiritualitas
di Universitas Gregoriana dan Salesiana, Roma, Italia. Ia banyak menulis artikel
pendidikan di harian nasional Kompas, Media Indonesia dan Sinar Harapan. Buku
yang telah diterbitkan antara lain, Pendidikan Karakter, Strategi Mendidik Anak di
Zaman Global, edisi revisi (Grasindo, 2015), Pendidik Karakter di Zaman Keblinger,
Mengembangkan Visi Guru sebagai Pelaku Perubahan dan Pendidik Karakter, Edisi
Revolusi Mental (Grasindo, 2015), Pendidikan Karakter Utuh dan Menyeluruh,
edisi revisi (Kanisius, 2015), Strategi Pendidikan Karakter dalam Lembaga
Pendidikan (Kanisius, 2015). Ia menjadi pendiri dan direktur Pendidikan Karakter
Education Consulting (www.pendidikankarakter.org). Doni dapat dihubungi di
email: pendidikankarakter@gmail.com
Febri Hendri AA adalah aktivis antikorupsi yang tergabung dalam ICW (Indonesia Corruption
Watch). Saat ini, dia bergabung dalam divisi Investigasi. Sebelumnya, pada tahun
2010 Febri Hendri berada pada divisi Monitoring Pelayanan Publik ICW yang
fokus pada permasalahan pelayanan pendidikan dan kesehatan. Pengalaman
menangani masalah dan kebijakan pendidikan menjadikannya memahami seluk
beluk pendidikan mulai dari kebijakan ditingkat nasional sampai pada masalah
pendidikan ditingkat provinsi, kabupaten/kota, sekolah bahkan guru dan orang tua
murid. Saat ini, Febri Hendri bergabung dengan KMSTP (Koalisi Masyarakat Sipil
Untuk Transformasi Pendidikan) yang berisikan CSO (Civil Society Organization)
yang peduli dengan isu pendidikan. Penulis dapat dihubungi melalui email: febri_
hendri@antikorupsi.org
PETA JALAN PENDIDIKAN 12 TAHUN DI INDONESIA
Hadi Prayitno, Lahir di Tuban, 21 Februari 1982. Merupakan alumni Pondok Pesantren Nurul
Jadid Paiton Probolinggo. Pernah bekerja di Sekretariat Nasional Forum Indonesia
untuk Transparansi Anggaran (Seknas FITRA) tahun 2009-2015. Mengikuti
program-program di tingkat international yaitu: (1) International Workshop and
Exchange Programme on Social Audit. SSAAT Department of Rural Development,
Government of Andhra Pradesh, India 2011; (2) Strategic Management and
Leadership yang diselenggarakan oleh Harvard Kennedy School of Executive
Education di University of Navara, Madrid Spain tahun 2012; (3) Asian Regional
Conference on Social Accountability in Municipal Governance. Held by PRIA
India, SILAKA Cambodia and PRIP Trust Bangladesh, Phnom Penh, Cambodia,
2013; (4) Budget Advocacy and Monitoring Workshop for CSOs in Southeast Asia
Countries. Held by International Budget Partnership and The Ford Foundation,
Jakarta, Indonesia, 2013; (5) Regional Technical Workshop on Climate Responsive
Budgeting. Held by UNDP IBP Sweden Embassy and UKAid in Bangkok, Thailand
on 2014; dan (6) International Workshop on The Role of Think Tank in Policy
Making. Held by Shanghai Academy of Social Sciences (SASS) and School of Public
Policy and Management (SPPM), Tsinghua University KSI Indonesia, Shanghai
and Beijing on May 2015
Ridwan Darmawan, sejak Mahasiswa aktif di organisasi kemahasiswaan ekstra kampus, PMII,
Keluarga Mahasiswa UIN Jakarta, Forum Kota, Sanggar Altar, Forum Studi Academia
Ciputat. Aktif menulis di Media internal UIN Fajar Baru Indonesia (FBI). Selepas
kuliah, ia melanjutkan aktivitas di PBHI (Perhimpunan Bantuan Hukum dan HAM
Indonesia) 2004 - 2007, lalu mendirikan organisasi IHCS (Indonesian Human Rights
Committee for Social Justice) 2007. Saat ini (2014-2017) menjadi Ketua Eksekutif
IHCS. Sebagai anggota PERADI (Perhimpunan Advokat Indonesia), ia juga aktif
sebagai Ketua Bidang Pengkajian dan Penelitian Hukum pada Asosiasi Pengacara
Syariah Indonesia (APSI) 2014-2019. Dan hingga kini aktif membela hak-hak
Konstitusional warna negara di Mahkamah Konstitusi (MK) dan di ranah advokasi
lainnya. Penulis dapat dihubungi melalui email: bogsdarmawan97@gmail.com
Rohidin Sudarno, saat ini aktif di PATTIRO (Pusat Telaah dan Informasi Regional) sebagai
Senior Adviser. Berpengalaman lebih dari 15 tahun di lembaga swadaya
masyarakat dalam berbagai isu, seperti kemiskinan, kebijakan dan pelayanan
public, dan anggaran daerah dan nasional. Memiliki pengalaman dalam desain
riset, manajemen keuangan dan mengorganisir komunitas. Penulis juga banyak
terlibat dalam beberapa pelatihan di tingkat internasional, di antaranya: Training
A Regional Forum on Procurement Monitoring as a Social Accountability Tool
Advancing Citizens Engagement with Government, Affiliated Network for Social
Accountability in East Asia and the Pacific (Hong Kong, 2009), Training of Social
Audit (India, 2011), Workshop and Working Meeting Integrity and Accountability
Method (Washington DC and New York, USA, 2012). Penulis dapat dihubungi
melalui email: roi@pattiro.org
Supangat Rohani, lebih dari 15 tahun berdedikasi di dunia pendidikan, mulai mengajar dari
Guru kursus bahasa inggris di Yogyakarta hingga Direktur Perguruan Islam Al Syukro
Universal Dompet Dhuafa Jakarta, dengan latar pendidikan formal S1 & S2 di (UIN)
Sunan Kalijaga dan S2 lagi di UGM Yogyakarta dan S3 di UPI Bandung, pengalaman
lainnya seperti short course pendidikan di McGill University, Canada & Sydney
University, Australia, serta pendampingan siswa di event internasional seperti
Turkey, Malaysia, Singapura dan Thailand. Penulis dapat dihubungi melalui email:
faatugm@yahoo.com
152