Anda di halaman 1dari 4

Berikut Contoh Soal TWK HOTS Otonomi Daerah dan

Pembahasan
1. DPD tidak dapat memberikan pertimbangan kepada DPR yang berkaitan
dengan….
A. Rancangan Undang-Undang
B. Agama
C. Pajak
D. Pendidikan
E. APBN
1. JAWABAN: E
DPD hanya dapat memberi pertimbangan kepada DPR yang berkaitan
dengan rancangan undang-undang, RAPBN, pajak, pendidikan, dan agama.

DPD dapat melakukan pengawasan yang berkaitan dengan hal-hal berikut


ini, kecuali….
A. Pelaksanaan undang-undang otonomi daerah
B. Hubungan pusat dengan daerah
C. Pembentukan dan pemekaran serta penggabungan daerah
D. Pengelolaan sumber daya alam dan sumber daya ekonomi lainnya
E. Benar Semua

2. JAWABAN: E
DPD dapat melakukan pengawasan yang berkaitan dengan hal-hal berikut ini
sesuai dengan bunyi UUD 1945 pasal 22D ayat 4, yaitu:
a. pelaksanaan undang-undang otonomi daerah
b. hubungan pusat dengan daerah
c. pembentukan dan pemekaran serta penggabungan daerah
d. pengelolaan sumber daya alam dan sumber daya ekonomi lainnya
e. perimbangan keuangan pusat dengan daerah, pajak, pendidikan, dan
agama

Undang-undang pemerintahan daerah diatur dalam….


A. UUU No. 31 tahun 2002
B. UU No. 32 tahun 2004
C. UU No. 30 tahun 2004
D. UU No. 22 tahun 1999
E. UU No. 19 tahun 2004
JAWABAN: B
Undang-undang yang mengatur tentang pemerintahan daerah diatur dalam
UU No. 32 Th 2004.

Dalam sistem pemerintahan otonomi daerah kedudukan DPRD adalah ….


terhadap Kepala Daerah.
A. Sejajar
B. Lebih tinggi
C. Lebih rendah
D. Independen
E. Tidak terdefinis55

JAWABAN: A
Dalam sistem pemerintahan otonomi daerah kedudukan DPRD adalah sejajar
terhadap Kepala Daerah.

Hubungan wewenang antara pemerintah pusat dan pemerintahan daerah


provinsi, kabupaten, dan kota, atau antara provinsi dan kabupaten dan kota,
diatur dengan undang-undang dengan memperhatikan….
A. Keragaman daerah
B. Kaidah agama
C. Mayoritas penduduk
D. Pendidikan
E. Sosial kebudayaan

. JAWABAN: A
Berdasarkan UUD 1945 Pasal 18A ayat 1, hubungan wewenang antara
pemerintah pusat dan pemerintahan daerah provinsi, kabupaten, dan kota,
atau antara provinsi dan kabupaten dan kota, diatur dengan undangundang
dengan memperhatikan kekhususan dan keragaman daerah.

Berikut ini yang bukan merupakan pertimbangan yang menjadi dasar


pembentukan undang-undang No. 32 Tahun 2004 adalah ….
A. Keinginan pemerintah pusat
B. Potensi daerah
C. Kemampuan ekonomi
D. Luas wilayah
E. Jumlah penduduk

JAWABAN: A
Pertimbangan-pertimbangan yang dijadikan dasar pembentukan daerah
menurut UU No. 32 Tahun 2004:
a. Potensi daerah
b. Luas wilayah
c. Jumlah penduduk
d. Kemampuan ekonomi

Pembuatan Perda (Peraturan Daerah) sebagai salah satu penerapan otonomi


daerah dalam segi ….
A. Efektif
B. Kebebasan
C. Keterbukaan
D. Partisipasi
E. Hukum

JAWABAN: B
Pembuatan Perda dalam otonomi daerah merupakan contoh penerapan
otonomi daerah dalam aspek kebebasan.

Asas keterbukaan dalam pelaksanaan pemerintahan daerah berarti ….


A. Penyelenggaraan pemerintahan 56yang sama rata
B. Penyelenggaraan pemerintah yang efektif tanpa menghabiskan banyak
waktu dan tenaga
C. Penyelenggaran pemerintahan sesuai dengan kepentingan umum yang
ada
D. Penyelenggaraan pemerintahan harus tertib administrasi negara
E. Penyelenggaraan pemerintahan harus transparan

JAWABAN: E
Salah satu asas pemerintahan daerah yaitu asas keterbukaan memiliki arti
bahwa penyelenggaraan pemerintah haruslah terbuka, transparan, dan tidak
bersifat rahasia.

Pemerintahan daerah dalam menjalankan pemerintahannya juga tetap harus


berdasarkan hukum yang berlaku. Hal ini dikarenakan pemerintah daerah
juga harus melaksanakan asas pemerintahan, yaitu ….
A. Asas proporsionalitas
B. Asas kepastian hukum
C. Asas kepentiangan umum
D. Asas profesionalitas
E. Asas akuntabilitas

JAWABAN: B
Pelaksanaan otonomi daerah dengan tetap berdasarkan hukum yang berlaku
merupakan pengertian dari asas kepastian hukum.

Pasal yang menjadi dasar pembentukan DPD diatur dalam UUD 1945 pasal
….
A. Pasal 1
B. Pasal 2
C. Pasal 3
D. Pasal 4
E. Pasal 5

JAWABAN: B
Pasal yang menjadi dasar pembentukan DPD diatur dalam UUD 1945 pasal 2
yang berbunyi: “MPR terdiri atas anggota DPR ditambah dengan utusan
utusan dari daerah-daerah dan golongan-golongan, menurut aturan yang
ditetapkan dengan undang-undang.”

Anda mungkin juga menyukai