Anda di halaman 1dari 3

INTEGRITAS

Integritas berakar dari kata latin, integer yang dapat kita terjemahkan sebagai sikap
yang teguh memegang prinsip, tidak mau korupsi, dan menjadi dasar yang melekat pada
diri sendiri sebagai nilai-nilai moral.

Menurut Nilai-Nilai Utama Kementerian Keuangan, integritas diartikan sebagai


“berfikir,berkata, berperilaku dan bertindak dengan baik dan benar serta memegang
teguh kode etik dan prinsip-prinsip moral”. Perilaku utama sebagai cerminan dari
penerapan nilai integritas terdiri dari dua butir.

Butir pertama adalah “Bersikap jujur, tulus dan dapat dipercaya”. Panduan perilaku
utama untuk butir pertama ini adalah sebagai berikut:
1. Berpikir/berbicara/ berbuat kebenaran meskipun tidak populer
2. Berani mengemukakan hal yang sebenarnya berdasarkan fakta
3. Bertindak sesuai aturan meskipun tidak diawasi
4. Terbuka atas setiap masukan atau koreksi perbaikan
5. Memegang teguh janji/amanah yang diberikan

Butir kedua adalah “Menjaga martabat dan tidak melakukan hal-hal yang
tercela”. Panduan perilaku utama untuk butir kedua ini adalah sebagai berikut:
1. Tidak menerima pemberian dalam bentuk apapun
2. Transparan dalam setiap tindakan dan pengambilan keputusan
3. Tidak melakukan pertemuan informal dengan pihak yang patut diduga mempunyai
kepentingan
4. Menjunjung tinggi kode etik dan profesi
5. Tidak kompromistis/ mengkondisikan keadaan untuk memperoleh keuntungan

Integritas diartikan sebagai kesesuaian antara ucapan dengan tindakan. Sehingga


integritas bukan sekedar apa yang kita lakukan. Lebih dari itu, integritas lebih
mencerminkan siapa diri kita yang selanjutnya menentukan apa yang kita lakukan.

Bila integritas sudah menjadi sistem nilai pribadi, kita memiliki kompas yang bekerja
secara otomatis sebagai pedoman yang memandu kita untuk berfikir, berkata dan
mengambil tindakan tanpa kegamangan. Ketika integritas telah menjadi sistem nilai, kita
akan menjadi orang yang konsisten. Apa yang kita yakini, akan tercermin pada ucapan,
perilaku dan tindakan-tindakan kita.

Bagaimana cara kita membangun integritas?


Integritas merupakan hasil dari pembiasaan. Dari hal-hal kecil yang terus dipupuk
dan dilakukan sehingga menjadi perilaku yang berulang lalu menjadi kebiasaan. Dari
kebiasaan yang terus ditanamkan, nantinya akan mempengaruhi sifat dan membentuk
karakter seseorang. Integritas merupakan hasil dari disiplin diri, keyakinan batin dan
sebuah keputusan untuk selalu bersikap baik dan benar sesuai dengan prinsip etika dan
pedoman moral dalam setiap keadaan dalam kehidupan kita.

PAKTA INTEGRITAS

1. Berperan secara pro aktif dalam upaya pencegahan dan pemberantasan Korupsi,
Kolusi dan, Nepotisme serta tidak melibatkan diri dalam perbuatan tercela;
2. Tidak meminta atau menerima pemberian secara langsung atau tidak langsung
berupa suap, hadiah, bantuan, atau bentuk lainnya yang tidak sesuai dengan
ketentuan yang berlaku;
3. Bersikap transparan, jujur, obyektif, dan akuntabel dalam melaksanakan tugas;
4. Menghindari pertentangan kepentingan (conflict of interest) dalam pelaksanaan
tugas;
5. Memberi contoh dalam kepatuhan terhadap peraturan perundang-undangan dalam
melaksanakan tugas, terutama kepada karyawan yang berada di bawah
pengawasan saya dan sesama pegawai di lingkungan kerja saya secara konsisten;
6. Akan menyampaikan informasi penyimpangan integritas di Kantor Pelayanan
Perbendaharaan Negara Luwuk serta turut menjaga kerahasiaan saksi atas
pelanggaran peraturan yang dilaporkannya;
7. Bila saya melanggar hal-hal tersebut di atas, saya siap menghadapi
konsekuensinya.

PERNYATAAN KOMITMEN
PENERAPAN PROGRAM PENGENDALIAN GRATIFIKASI

Kantor Pelayanan Perbendaharaan Negara Luwuk berkomitmen untuk


menerapkan program pengendalian gratifikasi guna mendukung upaya
pemberantasan tindak pidana korupsi di lingkungan Kantor Pelayanan
Perbendaharaan Negara Luwuk, dengan prinsip-prinsip sebagai berikut:
1. Prinsip Dasar :
a. Kantor Pelayanan Perbendaharaan Negara Luwuk tidak akan
menawarkan atau memberikan suap, gratifikasi atau uang pelicin dalam
bentuk apapun kepada lembaga, perseorangan atau kelembagaan,
perusahaan domestik atau asing untuk mendapatkan berbagai bentuk
manfaat/kemudahan sebagaimana dilarang oleh peraturan perundang-
undangan yang berlaku;
b. Kantor Pelayanan Perbendaharaan Negara Luwuk tidak akan
meminta atau menerima suap, gratifikasi, dan uang pelicin dalam bentuk
apapun dari perseorangan atau kelembagaan, perusahaan domestik atau
asing terkait dengan pelaksanaan tugas dan fungsi sebagaimana dilarang
oleh peraturan perundang-undangan yang berlaku;
c. Kantor Pelayanan Perbendaharaan Negara Luwuk bertanggung
jawab untuk mencegah dan mengupayakan pencegahan korupsi di
lingkungannya dengan meningkatkan integritas, pengawasan, dan perbaikan
sistem sesuai dengan tugas dan fungsinya.
2. Kantor Pelayanan Perbendaharaan Negara Luwuk
akan menerapkan dan melaksanakan fungsi pengendalian gratifikasi di
lingkungan Kementerian Keuangan Republik Indonesia.
3. Kantor Pelayanan Perbendaharaan Negara Luwuk
akan mempersiapkan sumber daya yang diperlukan dalam penerapan program
pengendalian gratifikasi di lingkungan Kementerian Keuangan, yang meliputi
antara lain kegiatan penyusunan aturan, training of trainers (ToT),
sosialisasi/diseminasi, pemetaan area rawan gratifikasi, pemrosesan pelaporan
penerimaan hadiah/fasilitas serta monitoring dan evaluasi.
4. Kantor Pelayanan Perbendaharaan Negara Luwuk
akan menjaga kerahasiaan data pelapor penerima hadiah/fasilitas kepada pihak
manapun, kecuali diminta berdasarkan ketentuan perundang-undangan yang
berlaku.

Anda mungkin juga menyukai