Anda di halaman 1dari 14

Bela Negara

Bela negara adalah sikap, perilaku dan tindakan warga negara secara menyeluruh untuk membela negaranya dari
ancaman yang membahayakan keutuhan negaranya. Tindakan tersebut berupa tindakan yang biasanya terorganisir
oleh negara itu sendiri atau suatu kelompok masyarakatnya yang dilandasi akan kecintaan terhadap tanah air dan
bangsa. Dalam konteks Bangsa Indonesia, bela negara adalah sikap dan tindakan yang menyeluruh, teratur, dan
terorganisir dalam rangka cinta tanah air, upaya menjaga keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia yang
berdasarkan Pancasila. Upaya tersebut tentu saja untuk menghadapi segala tantangan, gangguan, dan ancaman
dari dalam maupun luar Indonesia yang membahayakan kedaulatan di segala bidang ; ideologi, politik, ekonomi,
sosial, dan budaya.

Pokok pikiran dalam pembukaan UUD 1945, alinea pertama disebutkan, “ Bahwa sesungguhnya kemerdekaan itu
adalah hak segala bangsa dan oleh sebab itu maka penjajahan di atas dunia harus dihapuskan karena tidak sesuai
dengan peri kemanusiaan dan peri keadilan”. Artinya, bahwa Bangsa Indonesia pada dasarnya adalah cinta damai,
namun lebih mencintai kemerdekaan dan kedaulatan bangsanya. Dengan prinsip tersebut, siapapun yang
menyerang Bangsa Indonesia harus siap dihadapi secara fisik. Dan Indonesia sendiri menentang hal tersebut
berlaku di negara lain. Dibuktikan dengan adanya pemberlakuan politik luar negeri bebas aktif. Namun dengan
semakin berkembangnya teknologi, terutama teknologi informasi dan telekomunikasi, penjajahan atau gangguan
kedaulatan tidak hanya dalam bentuk fisik. Harus diwaspadai dalam segala bidang, seperti penguasaan ekonomi
oleh negara asing, penguasaan pemikiran generasi muda dengan hal-hal yang tidak sesuai dengan moral bangsa,
dan lain-lain. Maka harus ada nilai-nilai bela negara yang harus dijaga, yaitu :

 Cinta terhadap tanah air Indonesia, sehingga menganggap seluruh wilayah Indonesia adalah bagian dari
unsur bela negara.
Kesadaran berbangsa dan bernegara, yang membawa kepada persatuan dan kesatuan Indonesia dengan
tidak membedakan berbagai perbedaan dan keragaman yang ada.
 Meyakini Pancasila sebagai ideologi negara, sehingga dapat mengimplementasikan nilai-nilai luhur
Pancasila dalam kehidupan sehari-hari.
 Sikap rela berkorban untuk bangsa dan negara, sikap yang dapat terwujud apabila seseorang sudah cinta
tanah air, sadar dengan rasa kebangsaan yang harus dimiliki, dan sudah melaksanakan nilai-nilai Pancasila
dalam segala bidang.
 Memiliki kemampuan awal untuk bela negara secara psikis maupun fisik. Sesuai dengan keahlian dan
profesi masing-masing.

Saat ini pemerintah sudah mencanangkan program bela negara meskipun Indonesia dalam keadaan damai. Program
yang masih pro dan kontra karena ada beberapa pihak yang beranggapan belum ada undang-undang yang
mengaturnya secara detil, dan Indonesia belum dalam keadaan darurat perang. Maka, sebaiknya kita mengetahui
juga beberapa landasan hukum bela negara yang sudah ada dan diberlakukan di Indonesia. Landasan bentuk
hukum bela negara tersebut akan diuraikan di bawah ini:

1. Landasan Idiil

Sama halnya dengan landasan hukum semua akitivitas Bangsa Indonesia, landasan idiilnya adalah Pancasila.
Artinya semua kegiatan yang berlangsung harus sesuai dengan pancasila sebagai dasar dan ideologi nasional.
Landasan hukum bela negara terdapat dalam lima sila Pancasila .

1. Sila Pertama, Ketuhanan yang Maha Esa, Bangsa Indonesia meyakini bahwa kemerdekaan dan kedaulatan
setiap individu dan setiap bangsa adalah hak asasi manusia. Di mana kemerdekaan dan kedaulatan ini
diberikan oleh Tuhan Yang Maha Esa. Bahkan dalam pokok pikiran pembukaan UUD 1945 alinea ketiga
disebutkan bahwa kemerdekaan Indonesia adalah atas berkat rahmat Allah Yang Maha Kuasa
2. Sila Kedua, kemanusiaan yang adil dan beradab, menunjukkan bahwa bela negara wajib hukumnya bagi
setiap warga negara terkait dengan kemanusiaan dan keadilan.
3. Sila ketiga, persatuan Indonesia, dapat dijadikan sebuah landasan idiil yang sangat mendasar karena bela
negara terkait langsung hubungannya dengan rasa cinta tanah air dan kewajiban membelanya.
4. Sila keempat, kerakyatan yang dipimpin oleh hikmah kebijaksanaan dalam permusyawaratan dan
perwakilan, menunjukkan landasan bela negara yang menyeluruh dan terorganisir diatur oleh negara.
5. Sila kelima, keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia, sebagai landasan idiil. Di dalam sila ini
terkandung makna kerja keras, giat belajar, ikut serta dalam kegiatan pembangunan, yang merupakan
perwujudan bela negara dalam kehidupan sehari-hari.
2. Landasan Konsitusional

Landasan konsitusional pelaksanaan bela negara adalah UUD 1945, karena UUD 1945 merupakan konstitusi
Negara Indonesia, dan sumber hukum tertinggi di Indonesia. Dalam tiap batang tubuh UUD 1945 ini, tercantum hak
dan kewajiban bela negara bagi setiap warga negara Indonesia.

1. Pasal 27 ayat 3 UUD 1945

Hasil amandemen yang menyatakan bahwa : “Setiap warga negara berhak dan wajib ikut serta dalam upaya
pembelaan negara”. Berdasarkan pasal ini setiap warga negara berhak dalam upaya membela negara, artinya tidak
selalu dalam bela negara secara fisik. Namun dapat berarti setiap warga negara berhak mendapatkan pendidikan
dan melakukan semua upaya memajukan dirinya, yang nantinya dapat ikut memajukan negara Indonesia. Selain
hak, bela negara adalah kewajiban, terutama bila keadaan darurat perang di indonesia. Untuk saat ini bisa dilakukan
dengan cara ikut memelihara lingkungan, melaksanakan aturan dan tata tertib di Indonesia, dan lain-lain.

2. Pasal 30 ayat 1 UUD 1945

Tentang hak dan kewajiban bela negara dalam kondisi yang berbeda. Bunyi pasal tersebut adalah,”Tiap-tiap warga
negara berhak dan ikut serta dalam pertahanan dan keamanan negara”. Sekilas dapat berarti kewajiban dan hak
membela negara dalam bentuk fisik, ketika Indonesia dalam keadaan perang. Namun dapat juga diartikan sebagai
kewajiban menjaga ketertiban dan pertahanan negara sebagai makna sila pancasila dalam kehidupan sehari-hari,
dengan tidak melakukan tindakan yang melanggar persatuan dan kesatuan Indonesia.

3. Pasal 30 ayat 2

Menjelaskan tentang pertahanan dan keamanan negara yang dilakukan oleh TNI dan Polri, sesuai dengan
isinya,”Usaha pertahanan dan keamanan negara dilaksanakan melalui sistem pertahanan dan keamanan rakyat
semesta oleh TNI dan Polri sebagai kekuatan utama, dan rakyat sebagai kekuatan pendukung”. Dengan demikian
menurut pasal ini, kemanan dan perlindungan negara, termasuk di dalamnya perlindungan terhadap segenap rakyat
Indonesia dilakukan oleh TNI dan Polri dengan dukungan rakyat. TNi dan Polri dalam tugasnya mengatasi semua
ancaman terhadap NKRI baik dari luar maupun dari dalam, ikut membantu korban bencana alam, mengatasi
keriminalitas, dan sebagainya. Rakyat sebagai pendukung diharapkan ikut berpartisipasi dalam menjaga pertahanan
dan keamanan, dengan berlaku sesuai aturan, tidak melakukan tindakan kriminal, dan tetap mejaga keutuhan
negara Indonesia yang Bhinnneka tunggal Ika.

4. Pasal 30 ayat 3 UUD 1945

Berisikan tentang tugas Tentara Nasional Indonesia. Pasal ini berisi pemisahan TNI dan Polri yang menyatakan
bahwa.”Tentara Nasional Indonesia terdiri atas Angkatan Darat, Angkatan Laut, dan Angkatan Udara sebagai alat
negara bertugas mempertahankan, memelihara keutuhan, dan kedaulatan negara”. Secara garis besar tugas TNI
dalam hal ini adalah upaya menjaga keutuhan, kemerdekaan, dan kedaulatan negara Republik Indonesia. Semua
tugas tersebut selanjutnya diatur oleh undang-undang.

5. Pasal 30 ayat 4 UUD 1945

Yang juga hasil amandemen merupakan pasal yang menjelaskan tugas kepolisian dan wewenangnya. Pasal ini
hanya terdapat dalam UUD 1945 hasil amandemen dan berbunyi,”Kepolisian Negara Republik Indonesia sebagai
alat negara yang menjaga keamanan dan ketertiban masyarakat bertugas melindungi, mengayomi, melayani
masyarakat, serta menegakkan hukum”. Dalam hal ini kepolisian yang berhubungan langsung dengan masyarakat
dan bertugas melindunginya dari berbagai tindakan kejahatan. Pelaksanaan tugas dan fungsi Polri juga diatur
selanjutnya oleh undang-undang.

6. Pasal 30 ayat 5 UUD 1945

Berisikan tentang kedudukan Tentara Nasional Indonesia dan Kepolisian Negara Republik Indonesia dan hubungan
keduanya. pasal ini juga merupakan hasil amandemen UUD 1945 masa reformasi, yang berbunyi, “Susunan dan
kedudukan Tentara Nasional Indonesia dan Kepolisian Negara Republik Indonesia di dalam menjalankan tugasnya,
syarat-syarat keikutsertaan warga negara dalam usaha pertahanan dan keamanan negara diatur oleh undang-
undang”.

3. Landasan Operasional

Landasan operasional adalah dasar hukum penyelenggaraan suatu kegiatan dalam negara yang memuat aturannya
secara lebih terperinci. Ini dilakukan agar semua kegiatan penyelenggaraan negara lebih kuat secara hukum,
termasuk dalam hal bela negara. Beberapa landasan operasional bela negara, yaitu:

 Tap MPR Nomor VI Tahun 1973

Ketatapan MPR ini berisikan tentang konsep wawasan nusantara, yang mejelaskan di mana pun warga negara
Indonesia berada, ia adalah sebagai satu kesatuan Negara Indonesia.

 Undang-Undang Nomor 39 Tahun 1999 tentang Hak Asasi Manusia

Hak asasi manusia adalah hak dasar yang dimiki manusia. Dan dalam UU ini dijelaskan bahwa setiap warga negara
mempunyai hak dan kewajiban dalam mebela negara sesuai ketentuan yang berlaku.

 Tap MPR No VI dan VII Tahun 2000 tentang TNI dan Polri

Ketetapan MPR Nomopr VI tahun 2000 menjelaskan tentang pemisahan TNI dan Polri yang semula menjadi satu
lembaga. Kemudian UU Nomor VII menjelaskan peranannya masing-masing, yang kemudian diatur lebih lanjut
dalam undang-undang.

 Undang-Undang Nomor 2 dan 4 tahun 2002 tentang Kepolisian Negara Republik Indonesia

Menurut UU Nomor 2 tahun 2002 ini, Kepolisian Negara Ri berfungsi memelihara keamanan dan ketertiban
masyarakat, penegakkan hukum, perlindungan dan pengayoman, serta pelayanan terhadap masyarakat. Sedangkan
UU Nomor 4 tahun 2002 menunjukkan tujuan kepolisian negara RI, yaitu mewujudkan keamanan dalam negeri yang
termasuk di dalamnya terpeliharanya keamanan dan ketertiban masyarakat, dan jaminan tegaknya hukum.
terselenggaranya hal tersebut adalah dengan menjunjung tinggi hak asasi manusia.

 Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2002 Tentang Pertahanan Negara

Dalam UU ini dijelaskan secara terperinci tentang pengertian pertahanan negara dan pelaksanaanya yang menganut
sistem pertahanan rakyat semesta, yaitu pertahanan yang melibatkan seluruh rakyat Indonesia sesuai kemampuan
dan profesinya masing-masing. Dalam pasal 5 UU No.3 juga disebutkan fungsi pertahanan negara untuk
mewujudkan dan mempertahankan seluruh wilayah NKRI sebagai satu kesatuan.

 Undang-Undang Nopmor 34 TAhun 2004 Tentang Tentara Nasional Indonesia

Dalam undang-undang ini menjelaskan tentang define Tentara Nasional Indonesia, yaitu tentara yang berjuang
mengakkan RI, dan fungsi secara terperinci dalam pertahanan dan keamanan negara yangs esuai dengan hak asasi
manusia.

Landasan Idiil bela negara tidak akan berubah sesuai pedoman Bangsa Indonesia yang juga tidak berubah, yaitu
Pancasila. Sedangkan landasan konstistusional dapat berubah sesuai kesepakatan, apabila ada amandemen
terhadap UUD 1945. Landasan operasional dapat berubah sesuai kebijakan pemerintah tentang bela negara yang
akan dilaksanakan, karena landasan ini rincian aturan yang akan dilaksanakan terkait bela negara. 

Perjuangan Kemerdekaan
Indonesia memang telah menyatakan merdeka tepat pada 17 Agustus 1945. Namun pada kenyataannya, Belanda
dan pasukan sekutu kembali datang untuk menguasai Indonesia. Akhirnya masyarakat Indonesia harus kembali
berjuang untuk mempertahankan kemerdekaan yang didapat dengan susah payah. Semua orang bersatu padu
melawan Belanda dan sekutunya hingga perang tak bisa terelakkan lagi.

Ujung timur hingga barat Indonesia kembali bergejolak. Suara tembakan, bom, dan teriakan perjuangan tak pernah
berhenti berkumandang. Rakyat Indonesia menginginkan negara yang baru seumur jagung ini tidak direbut kembali.
Akhirnya lima pertempuran sengit terjadi hingga pertumpahan darah tak terelakkan lagi.

1. Peristiwa 10 November 1945 – Surabaya

Pertempuran yang terjadi di Surabaya pada 10 November 1945 adalah pertempuran pertama setelah proklamasi.
Saat Jepang sudah menyatakan kalah dan dilucuti senjatanya. Tentara sekutu yang dalam hal ini Inggris datang ke
Surabaya. Mereka memiliki tujuan untuk mengembalikan Indonesia kembali kepada pangkuan Belanda. Hal ini tentu
ditolak oleh para pejuang di Surabaya. Indonesia adalah sebuah negara yang merdeka dan tidak perlu kembali ke
tangan Belanda yang menjajah ratusan tahun.

Pada tanggal 31 Agustus 1945 muncul maklumat pemerintah untuk mengibarkan Merah-Putih di seluruh wilayah
Indonesia. Namun di Hotel Yamato, sekelompok orang belanda justru mengibarkan bendera Belanda. Akhirnya
terjadilah insiden penyobekan bendera Merah-Putih-Biru milik Belanda. Dari sanalah mulai muncul gerakan-gerakan
separatis yang dilakukan oleh pejuang Indonesia. Bahkan seorang Brigadir Jendral Inggris bernama Mallaby tewas di
tangan pejuang.

Mengetahui hal ini Inggris marah dan akhirnya menyatakan perang melawan separatis. Mereka mengerahkan 30.000
pasukan infanteri tepat 10 November 1945. Pasukan Inggris menganggap Surabaya akan takluk dalam tiga hari saja.
Namun nyatanya perjuangan justru semakin berat. Arek-arek Surabaya berjuang sekuat tenaga meski kotanya
dijatuhi bom berkali-kali.

Pertempuran ini berjalan dengan baik karena pihak Indonesia sudah bisa melakukan koordinasi. Inggris kesusahan
hingga mereka perlahan-lahan mundur. Perjuangan arek-arek Surabaya memakan korban hingga 16.000 pejuang.
Namun semangat yang ditunjukkan membuat seluruh daerah di Indonesia mulai bergejolak. Semua rakyat mulai
melawan untuk mendapatkan kemerdekaannya kembali.

Peristiwa bersejarah ini akhirnya diabadikan menjadi Hari Pahlawan, 10 November.

2. Bandung Lautan Api – Bandung

Peristiwa Bandung Lautan Api tidak bisa dilepaskan begitu saja dari sejarah Indonesia. Karena pembakaran seluruh
isi kota Bandung adalah bukti perjuangan rakyat untuk mempertahankan kemerdekaan. Mereka rela membakar
rumah yang jadi tempat tinggal agar tidak dijadikan markas NICA dan Tentara Inggris. Setidaknya sekitar 200.000
warga Bandung membakar rumahnya hingga habis tak bersisa.

Pembakaran ini dilakukan karena jumlah Tentara Indonesia tak sebanding dengan tentara sekutu. Terlebih masalah
persenjataan juga sangat minim. Akhirnya para pejuang membuat Bandung jadi lautan api dan melakukan misi
gerilya. Tentara dibantu milisi membakar dan meledakkan gudang-gudang senjata milik sekutu agar mereka
kehabisan kekuatan.

3. Serangan Umum 1 Maret 1949 – Yogyakarta

Serangan Umum 1 Maret 1949 adalah sebuah serangan yang dilancarkan TNI terhadap tentara Belanda di
Yogyakarta. Serangan ini bertujuan untuk menunjukkan eksistensi TNI dan Indonesia sebagai negara yang
berdaulat. Selain itu serangan ini juga akan membuat kedudukan Indonesia dalam KMB semakin kuat. Propaganda-
propaganda yang dilakukan Belanda bawah Indonesia sudah tamat akhirnya mampu dituntaskan.

Serangan ini dilakukan secara terstruktur oleh TNI dibantu beberapa tokoh masyarakat. Mereka ingin merebut
kembali Yogyakarta yang saat itu menjadi ibu kota Indonesia. Selain itu di Yogyakarta terutama Hotel Merdeka
terdapat wartawan asing dan pengamat militer PBB. Peristiwa ini tentu akan segera menyebar ke seluruh dunia.
Keuntungan ini dimanfaatkan TNI dengan sekuat tenaga agar Indonesia diakui sebagai negara.
Serangan Umum ini terjadi pagi hari dengan menyerang pos-pos militer Belanda. Yogyakarta dibuat kacau balau
saat itu agar Belanda tidak memandang remeh perjuangan TNI. Meski korban dari Indonesia jatuh dengan banyak.
Serangan ini menjadi tonggak eksistensi Indonesia di mata dunia. Pasalnya setelah serangan, headline media asing
mulai membahas eksistensi Indonesia.

4. Pertempuran Medan Area – Medan

Pertempuran Medan Area adalah pertempuran yang terjadi di Medan selama dua tahun lebih dari 13 Oktober 1945
hingga 1947. Pertempuran ini terjadi tentara sekutu dan pasukan NICA dari Belanda mulai berbuat onar. Mereka
melakukan tindakan semena-mena mulai menginjak-injak bendera Merah-Putih yang jadi identitas Indonesia. Selain
itu tentara sekutu juga memberikan ultimatum agar semua senjata milik pejuang dikumpulkan atau akan diadakan
perang.

Tentu rakyat tidak menyetujui apa saja yang diinginkan oleh sekutu. Akhirnya perang antara kedua belah pihak tidak
bisa dihindarkan. Korban dari dua belah pihak berjatuhan cukup banyak. Meski demikian perjuangan rakyat
Indonesia tak pernah surut hingga pertempuran terakhir dilancarkan pada 15 Februari 1947. 

5. Serangan Umum Surakarta – Surakarta (Solo)

Serangan Umum Surakarta yang terjadi pada 7-10 Agustus 1949 adalah bukti bahwa Indonesia masih memiliki
kekuatan. Pasukan militer masih mampu menjaga NKRI yang telah diproklamasikan sejak 17 Agustus 1945.
Mengambil kedaulatan Indonesia artinya menantang Indonesia melakukan pertempuran lagi.

Serangan Umum Surakarta menjadi bukti eksistensi Indonesia dalam Konferensi Meja Bundar di Den Haag, Belanda.
Parlemen Belanda akhirnya goyah dan menganggap kinerja pasukannya tak berhasil. Akhirnya perundingan
dilakukan lagi dan Indonesia mendapatkan kemerdekaan secara penuh dan berdaulat pada 27 Desember 1949.
Serangan Umum ini membuat Belanda goyah. Bahkan selama empat hari Belanda jadi kocar-kacir hingga
serangannya mulai membabi buta. Bahkan setelah kedua belah pihak sepakat melakukan gencatan senjata, pihak
Belanda melanggar dan melakukan aksi pembantaian yang membuat pasukan militer Indonesia geram. Akhirnya
pertarungan terjadi terus hingga menimbulkan banyak korban jiwa berjatuhan.

Sumpah Pemuda

Sumpah Pemuda tercetus dalam Kongres Pemuda II tanggal 28 Oktober 1928. Namun dua tahun sebelumnya,
seperti diungkap Sudiyo lewat buku Perhimpunan Indonesia sampai dengan Lahirnya Sumpah Pemuda (1989), telah
dilakukan Kongres Pemuda I mulai tanggal 30 April hingga 2 Mei 1926 di Batavia (Jakarta).

Kongres Pemuda I atau Kerapatan Besar Pemuda dihadiri oleh perwakilan dari perhimpunan pemuda/pemudi
termasuk Jong Java, Jong Sumatranen Bond, Jong Ambon, Sekar Rukun, Jong Islamieten Bond, Studerenden
Minahasaers, Jong Bataks Bond, Pemuda Kaum Theosofi, dan masih banyak lagi.

Tujuan Kongres Pemuda I, seperti dikutip dari buku Peranan Gedung Kramat Raya 106 dalam Melahirkan Sumpah
Pemuda (1996) karya Mardanas Safwan, antara lain mencari jalan membina perkumpulan pemuda yang tunggal,
yaitu dengan membentuk sebuah badan sentral dengan maksud:

Pertama, untuk memajukan persatuan dan kebangsaan Indonesia, serta yang kedua adalah demi menguatkan
hubungan antara sesama perkumpulan pemuda kebangsaan di tanah air.

Namun, Kongres Pemuda I diakhiri tanpa hasil yang memuaskan bagi semua pihak lantaran masih adanya
perbedaan pandangan. Setelah itu, digelar lagi beberapa pertemuan demi menemukan kesatuan pemikiran. Maka,
disepakati bahwa Kongres Pemuda II akan segera dilaksanakan.

Lahirnya Sumpah Pemuda

Kongres Pemuda II dilangsungkan selama dua hari pada 27 dan 28 Oktober 1928 di Batavia. Hari pertama, kongres
menempati Gedung Katholikee Jongelingen Bond atau Gedung Pemuda Katolik, sedangkan kongres di hari kedua
diadakan di Gedung Oost Java (sekarang di Jalan Medan Merdeka Utara, Jakarta Pusat).
Tujuan Kongres Pemuda II antara lain:

(1) Melahirkan cita cita semua perkumpulan pemuda pemuda Indonesia,

(2) Membicarakan beberapa masalah pergerakan pemuda Indonesia; serta

(3) Memperkuat kesadaran kebangsaan dan memperteguh persatuan Indonesia.

Kongres ini diikuti oleh lebih banyak peserta dari kongres pertama, termasuk Perhimpunan Pelajar-Pelajar Indonesia
(PPPI), Jong Java, Jong Sumatranen Bond, Jong Bataks Bond, Jong Islamieten Bond, Pemuda Indonesia, Jong
Celebes, Jong Ambon, Katholikee Jongelingen Bond, Pemuda Kaum Betawi, Sekar Rukun dan lainnya. Hadir pula
beberapa orang perwakilan dari pemuda peranakan kaum Tionghoa di Indonesia dalam Kongres Pemuda II ini,
seperti Oey Kay Siang, John Lauw Tjoan Hok, dan Tjio Djien Kwie, namun asal organisasi/perhimpunan mereka
belum diketahui.

Gedung yang nantinya menjadi tempat dibacakannya Sumpah Pemuda merupakan rumah pondokan atau asrama
pelajar/mahasiswa milik seorang keturunan Tionghoa bernama Sie Kok Liong. Gedung yang terletak di Jalan Kramat
Raya 106, Jakarta Pusat, ini kini diabadikan sebagai Museum Sumpah Pemuda.

Adapun susunan panitia Kongres Pemuda II, seperti yang dituliskan Ahmad Syafii Maarif melalui buku Islam dalam
Bingkai Keindonesiaan dan Kemanusiaan (2009) adalah sebagai berikut:

Ketua: Sugondo Djojopuspito (PPPI)

Wakil Ketua: R.M. Joko Marsaid (Jong Java)

Sekretaris: Muhammad Yamin (Jong Sumatranen Bond)

Bendahara: Amir Sjarifudin (Jong Bataks Bond)

Pembantu I: Johan Mohammad Cai (Jong Islamieten Bond)

Pembantu II: R. Katjasoengkana (Pemuda Indonesia)

Pembantu III: R.C.I. Sendoek (Jong Celebes)

Pembantu IV: Johannes Leimena (Jong Ambon)

Pembantu V: Mohammad Rochjani Su`ud (Pemuda Kaum Betawi)

Hadir pula Wage Rudolf Supratman yang memainkan lagu Indonesia Raya di Kongres Pemuda II dengan alunan
biolanya. Lagu Indonesia Raya juga dinyanyikan untuk pertama kalinya dalam kongres ini oleh Dolly Salim yang tidak
lain adalah putri dari Haji Agus Salim.

Isi & Makna Sumpah Pemuda

Setelah melalui prosesi panjang selama 2 hari, maka pada 28 Oktober 1928, para peserta Kongres Pemuda II
bersepakat merumuskan tiga janji yang kemudian disebut sebagai Sumpah Pemuda. Adapun isi Sumpah Pemuda
adalah sebagai berikut:

Pertama

Kami putra dan putri Indonesia, mengaku bertumpah darah yang satu, tanah air Indonesia.

Kedua
Kami putra dan putri Indonesia, mengaku berbangsa yang satu, bangsa Indonesia.

Ketiga

Kami putra dan putri Indonesia, menjunjung bahasa persatuan, bahasa Indonesia.

Menurut Azyumardi Azra, seperti dikutip oleh Asvi Warman Adam dalam buku Menguak Misteri Sejarah (2010),
Kongres Pemuda II yang menghasilkan Sumpah Pemuda merupakan salah satu tonggak sejarah bangsa Indonesia
dalam mengawali kesadaran kebangsaan.

Sementara dalam buku Literasi Politik (2019) yang ditulis Gun Gun Heryanto dan kawan-kawan diungkapkan bahwa
ikrar sebagai satu nusa, satu bangsa, dan satu bahasa merupakan ikrar yang sangat monumental bagi perjalanan
sejarah bangsa Indonesia.

Ikrar ini atau Sumpah Pemuda yang dibacakan di arena Kongres Pemuda II dan dihadiri oleh kaum muda lintas suku,
agama, dan daerah, nantinya, 17 tahun kemudian, melahirkan Proklamasi Kemerdekaan Indonesia, pada 17 Agustus
1945.

Makna yang terkandung adalah bahwa peristiwa bersejarah itu mengajarkan nilai-nilai persatuan bangsa. Sumpah
Pemuda membuktikan, perbedaan yang dimiliki bangsa Indonesia ternyata dapat disatukan sebagai perwujudan
Bhinneka Tunggal Ika yang berarti “berbeda-beda tetapi tetap satu”.

Sumpah Pemuda juga memuat banyak nilai positif yang dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari. Sri
Sudarmiyatun dalam buku berjudul Makna Sumpah Pemuda (2012) menyebutkan nilai-nilai Sumpah
Pemuda antara lain: Nilai patriotisme, gotong-royong, musyawarah untuk mufakat, cinta tanah air, kekeluargaan,
persatuan dan kesatuan, kerukunan, kerja sama, cinta damai, serta tanggung jawab.

Maka, Sumpah Pemuda hendaknya bisa dijadikan sebagai inspirasi bagi generasi muda Indonesia sekarang untuk
membawa negara ini ke arah perubahan yang lebih baik, bukan justru terpecah-belah dalam pusaran konflik antar
sesama anak bangsa sendiri.

Pertahanan Negara

Pengertian Pertahanan Negara

Pertahanan negara disebut juga pertahanan nasional adalah segala usaha untuk mempertahankan kedaulatan
negara, keutuhan wilayah sebuah negara dan keselamatan segenap bangsa dari ancaman dan gangguan terhadap
keutuhan bangsa dan negara.

Hakikat pertahanan negara adalah segala upaya pertahanan bersifat semesta yang penyelenggaraannya didasarkan
pada kesadaran atas hak dan kewajiban warga negara serta keyakinan pada kekuatan sendiri. Pertahanan negara
dilakukan oleh pemerintah dan dipersiapkan secara dini dengan sistem pertahanan negara.

Pertahanan nasional merupakan kekuatan bersama (sipil dan militer) diselenggarakan oleh suatu Negara untuk
menjamin integritas wilayahnya, perlindungan dari orang dan/atau menjaga kepentingan-kepentingannya.
Pertahanan nasional dikelola oleh Departemen Pertahanan. Angkatan bersenjata disebut sebagai kekuatan
pertahanan dan, di beberapa negara (misalnya Jepang), Angkatan Bela Diri.

Pengertian Pertahanan Negara Menurut Para Ahli

·        Menurut Wikipedia


Pertahanan nasional juga disebut pertahanan nasional adalah semua upaya untuk mempertahankan kedaulatan
nasional, integritas teritorial dan keamanan seluruh negara bangsa dan ancaman gangguan terhadap keutuhan
bangsa.

·        Sumarno

Ketahanan Nasional adalah kondisi di mana bangsa yang mencakup semua aspek kehidupan nasonal terintegrasi.

·        Harjomataram

Pertahanan Nasional adalah daya tahan suatu bangsa untuk mengembangkan kekuatan nasional untuk menghadapi
semua tantangan dari dalam atau di luar, langsung atau tidak langsung, yang dapat membahayakan naasional hidup.

·        Suradinata

Keamanan nasional adalah suatu kondisi dinamis suatu negara yang memiliki kemampuan dan ketangguhan dan
mampu mengembangkan kekuatan nasional di nghadapi dan mengatasi ancaman, gangguan, hambatan dan
tantangan yang datang dari luar atau dalam negeri, baik secara langsung maupun tidak langsung yang dapat
membahayakan integrasi , identitas dan kelangsungan bangsa hidup dan negara dalam menjaga tujuan nasional.

·        Kaelan

Keamanan nasional adalah suatu kondisi dinamis suatu negara yang memiliki kemampuan dan ketangguhan dan
mampu mengembangkan kekuatan nasional di nghadapi dan mengatasi ancaman, gangguan, hambatan dan
tantangan yang datang dari luar atau dalam negeri, baik secara langsung maupun tidak langsung yang dapat
membahayakan integrasi , identitas dan kelangsungan bangsa hidup dan negara dalam menjaga tujuan nasional.

Sistem Pertahanan Negara

Sistem Pertahanan Negara adalah sistem pertahanan yang bersifat semesta yang melibatkan seluruh warga negara,
wilayah, dan sumber daya nasional lainnya, serta dipersiapkan secara dini oleh pemerintah dan diselenggarakan
secara total, terpadu, terarah, dan berlanjut untuk menegakkan kedaulatan negara, keutuhan wilayah, dan
keselamatan segenap bangsa dari segala ancaman.

 Untuk konteks Indonesia, upaya untuk mengembangkan sistem pertahanan negara harus memperhatikan faktor
geostrategis negara baik ke dalam dan ke luar. Faktor geostrategis ke dalam mengarahkan pembuat kebijakan
pertahanan untuk menciptakan sistem pertahanan yang kredibel yang didasarkan atas konsep unified approach dan
suatu strategi komprehensif yang mencakup seluruh wilayah kepulauan Indonesia.

Faktor geostrategis ke luar mengharuskan pembuat kebijakan pertahanan untuk mengembangkan kemampuan
penangkal yang kuat, paling tidak melalui pengembangan kemampuan diplomasi, pengintaian dan sistem peringatan
dini.Sistem pertahanan negara harus dapat secara optimal digelar dalam berbagai bentuk operasi militer untuk
memenangkan perang. Strategi pertahanan Indonesia mengenal tiga jenis perang: perang umum, perang terbatas,
dan perang revolusioner.

Perang umum dirumuskan sebagai agresi terbuka pihak musuh dengan menggunakan kekuatan bersenjata untuk
menduduki sebagian atau seluruh wilayah nasional Indonesia. Perang terbatas adalah serangan terbatas negara
asing terhadap suatu bagian tertentu dari wilayah nasional dengan menggunakan kekuatan militer terbatas dan
tujuan terbatas.

Perang revolusioner dianggap sebagai bentuk ancaman yang dikembagkan secara konsepsional oleh pihak yang
bermusuhan dengan tujuan untuk mengubah NKRI yang berdasarkan Pancasila dan UUD 45 menjadi negara yang
berdasarkan konstelasi ideologi lain dengan menggunakan subversi, teror dan pengacauan yang bisa menjadi
pemberontakan menggulingkan pemerintahan yang sah.

Strategi Pertahanan Negara


Threat, survival dan defence dilemma itu membawa implikasi serius. Pesan yang hendaknya digarisbawahi adalah
penggunaan eksesif dari resources tidak boleh. Penggunaan kekerasan untuk menghadapi ancaman harus sepadan.
Ancaman tertentu harus dihadapi dengan instrumen tertentu yang sesuai, efektif, efisien, dan tidak menimbulkan
dislokasi sosial, ekonomi, politik, ideologi. Security deficit yang timbu1 karena vu1nerabilitas membawa kompleksitas
tersendiri.

Semuanya bermuara pada satu persoalan besar: perlunya kajiulang terhadap doktrin keamanan dan pertahanan
nasional, khususnya sejauh menyangkut “apa yang harus dipertahankan”, “bagaimana untuk mempertahankannya”,
dan “siapa yang harus memikul tanggungjawab” itu.

Jawaban atas pertanyaan pertama, apa yang harus dipertahankan, memerlukan suatu kesepakatan politik.
Pertimbangan historis, geografis, ideologis dan perkembangan politik kontemporer harus dimasukkan dalam kalkulasi
itu. Gravitas hubungan antarnegara pada dinamika ekonomi tidak sepenuhnya menghapus relevansi konteks politik
geostrategi. Bagi sebuah negara kepulauan, termasuk Indonesia, melindungi keamanan nasional adalah usaha
besar untuk melindungi dan mempertahankan kedaulatan maritim berikut sumberdaya yang berada di dalamnya.

Pada tingkat strategi, bagaimana mempertahankan dari ancaman, tantangan yang dihadapi adalah bagaimana
merumuskan ancaman secara lebih realistik. Untuk waktu yang dapat diperhitungkan ke depan, keamanan terhadap
ancaman interna1 masih akan mendominasi pemikiran strategis di Indonesia. Pluralisme sosial, ketimpangan
ekonomi, disparitas regional menjadikan upaya bina-bangsa dan bina-bangsa menjadi soal serius.

Indonesia adalah suatu entitas politik (negara) yang dibangun di atas fondasi pluralitas. Persatuan Indonesia seperti
diikrarkan dalam Sumpah Pemuda 1928, selama ini lebih direkat oleh common history anti-kolonia1isme. Common
history menghadapi kolonialisme kelihatannya perlu dijelmakan dalam wujud yang lebih konkret, misalnya common
platform dan komitmen untuk menegakkan keadilan sosia1, dan dengan menggunakan instrumen yang lebih
appropriate seperti ketentuan hukum yang demokratik.

Di tengah keharusan untuk mempersiapkan diri terhadap keamanan internal, ancaman militer dari luar merupakan
sesuatu yang harus selalu diperhitungkan, sekalipun pada saat yang sama harus diakui pula bahwa untuk beberapa
tahun yang dapat diperhitungkan ke depan sukar dibayangkan terjadinya perang dalam pengertian tradisional.
Menduduki wilayah asing (occupation) menjadi sesuatu yang secara moral memperoleh gugatan semakin tajam dan
secara ekonomis semakin mahal. Konflik bersenjata, jika harus terjadi, kemungkinan besar akan bersifat terbatas,
berlangsung dalam waktu singkat, dan menggunakan teknologi tinggi.

Amerika Serikat diperkirakan tetap memainkan peranan penting di kawasan Asia Pasifik, baik karena potensi
ketidakstabilan di semenanjung Korea, hubungan tradisionalnya dengan Jepang dan Korea Selatan,
kekhawatirannya terhadap tampilnya Cina sebagai kekuatan hegemon regional, maupun karena kepentingan
ekonominya di kawasan ini. Ancaman militer dari luar terhadap Indonesia kelihatannya akan bersifat ancaman tidak
langsung yang terjadi karena ketidakstabiIan regional. Termasuk dalam kategori ini adalah perlombaan senjata yang
dapat terjadi karena ketidakstabilan di Semenanjung Korea dan Asia Timur, prospek penyelesaian masalah Taiwan,
dan kemungkinan konf1ik tapalbatas.

Masalah pokok, seperti dirumuskan sebagai pertanyaan ketiga, adalah apa cara yang paling efektif dan efisien untuk
menghadapi sumber dan watak ancaman-ancaman tertentu. Ancaman internal harus diketahui dengan pasti alasan
timbulnya. Gagasan-gagasan, termasuk komunisme dan fundamentalisme religius, tidak pernah secara langsung
mempengaruhi tindakan [kekerasan] politik. Menghilangkan deprivasi ekonomi, politik dan kultural.

Demokratisasi dalam penggunaan dan pengelolaan sumberdaya, dan distribusi pembangunan. Penghormatan pada
budaya lokal. Bhineka Tunggal Ika adalah semboyan yang seharusnya ditafsirkan sebagai komitmen untuk
menghormati keragaman, bukan untuk menciptakan keseragaman. Upaya nasional, unilateral, adalah demokratisasi.
Pengendalian dan resolusi konflik seharusnya semata-mata dilakukan sebagai tindakan polisionil.

Hakikat Pertahanan Negara


Sifat pertahanan negara adalah segala upaya adalah pertahanan pelaksanaan universal yang didasarkan
pada realisasi hak-hak dan kewajiban warga negara dan kepercayaan pada kekuatan kita sendiri. Pertahanan
nasional dilakukan oleh pemerintah dan dipersiapkan sejak dini dalam sistem pertahanan negara.

Pertahanan nasional adalah pasukan gabungan (sipil dan militer) diselenggarakan oleh suatu Negara untuk
menjamin integritas wilayah, perlindungan orang dan / atau menjaga kepentingan-kepentingannya. Pertahanan
nasional dikelola oleh Kementerian Pertahanan. Angkatan bersenjata disebut sebagai kekuatan pertahanan dan, di
beberapa negara (misalnya Jepang), Angkatan Bela Diri.

Dalam bahasa militer, pertahanan adalah sarana untuk memastikan unit perlindungan yang sensitif dan jika sumber
daya ini jelas, misalnya, tentang cara-cara untuk mempertahankan diri sesuai dengan spesialisasi mereka,
pertahanan udara (sebelumnya pertahanan terhadap pesawat: DCA) , pertahanan rudal, dll Action, taktik, operasi
atau strategi pertahanan adalah untuk menentang / balasan.

Jenis Pertahanan

1. Pertahanan militer dan


2. Pertahanan nonmiliter/nirmiliter

Komponen pertahanan

Di Indonesia, sistem pertahanan negara dalam menghadapi ancaman militer, Tentara Nasional Indonesia sebagai
“komponen utama” didukung oleh “bagian” dan “komponen pendukung”. Sistem pertahanan negara dalam
menghadapi ancaman non-militer untuk menempatkan lembaga pemerintah di luar sektor pertahanan sebagai
elemen kunci, sesuai dengan bentuk dan sifat ancaman yang dihadapi oleh didukung oleh unsur-unsur lain dari
kekuatan nasional.

- Komponen utama
“Komponen utama” adalah Tentara Nasional Indonesia, yang siap digunakan untuk melaksanakan tugas-tugas
pertahanan.

- Komponen cadangan
“Bagian” (Komcad) adalah “sumber daya nasional” yang telah dipersiapkan untuk mobilisasi untuk memperbesar dan
memperkuat kekuatan dan kemampuan komponen utama.

- Komponen pendukung
“Komponen Pendukung” adalah “sumber daya nasional” yang dapat digunakan untuk meningkatkan kekuatan dan
kemampuan komponen utama dan suku cadang. Komponen pendukung tidak membentuk kekuatan nyata untuk
perlawanan fisik.

“Sumber Daya Nasional” yang terdiri dari sumber daya manusia, sumber daya alam, dan sumber daya buatan.
Sumber daya nasional yang dapat dimobilisasi dan didemobilisasi terdiri dari sumber daya alam, sumber daya
buatan, dan pusat nasional yang meliputi berbagai bahan strategis cadangan, geografi dan lingkungan, sarana dan
prasarana di darat, di air dan di udara dengan semua unsur peralatan dengan atau tanpa modifikasi.

Alat Komponen Pendukung terdiri dari 5 segmen :

·        Para militer

1. Polisi (Brimob) – (lihat pula Polri)


2. Resimen mahasiswa (Menwa)
3. Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP)
4. Perlindungan masyarakat(Linmas) lebih dikenal dengan sebutan pertahanan sipil (Hansip)
5. Satuan pengamanan (Satpam)
6. Organisasi kepemudaan
7. Organisasi bela diri
8. Satuan tugas (Satgas) partai
·        Tenaga ahli/profesi

Sumber daya manusia sesuai dengan keahlian atau profesi.

·        Industri

Semua industri yang dapat digunakan untuk mendukung daya cadangan dan kekuatan utama dalam menghadapi
ancaman.

·        Sumber daya alam/buatan dan sarana prasarana

Sumber daya alam adalah potensi yang terkandung dalam bumi, air dan ruang udara dalam bentuk aslinya dapat
digunakan untuk tujuan pertahanan nasional. Sumber daya buatan adalah sumber daya alam yang telah ditingkatkan
kegunaannya untuk kepentingan pertahanan nasional. Sarana dan prasarana nasional adalah hasil budidaya
manusia yang dapat digunakan sebagai alat pendukung untuk kepentingan pertahanan nasional dalam mendukung
kepentingan nasional.

·        Sumber daya manusia

Sumber daya manusia adalah warga negara yang secara psikologis dan fisik dapat dibina dan dipersiapkan
kemampuannya untuk mendukung pasukan pertahanan komponen keamanan negara.

 Politik Luar Negeri Bebas Aktif

Gerakan politik di Indonesia yang berupa politik bebas aktif telah ada semenjak tahun 1948 ketika kisruh terjadi
antara dua tenaga global yang merupakan blok Timur oleh Uni Soviet dan Blok Barat oleh Amerika Serikat pada
perang dingin tahun 1947.

Gerakan politik ini diprakarsai oleh Bung Hatta yang menegaskan bahwa Indonesia memiliki jenis sikap dan tidak
memihak salah satu blok tersebut.

Pengertian Politik Luar Negeri Bebas Aktif Secara Umum

Secara umum, pengertian politik bebas aktif ini dibagi menjadi dua kata yaitu bebas dan aktif.

Arti kata bebas ini berarti Bangsa Indonesia sebagai negara yang berdaulat dan bebas menentukan
keinginannya sendiri dalam hal mengatur negaranya dan juga dalam kaitannya dengan hubungan dengan negara
lain atau hubungan internasional tanpa adanya campur tangan dari negara lain.

Sedangkan kata aktif diartikan sebagai bahwa Bangsa Indonesia ikut serta dalam berbagai hubungan internasional
atau jika kita ambil dari pembukaan UUD 1945 disebutkan Indonesia ikut serta dalam melaksanakan ketertiban dunia
yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi, dan keadilan sosial.

Hal ini menegaskan bahwa Bangsa Indonesia bukan negara yang pasif dalam menjaga perdamaian dunia.

Pengertian Politik Luar Negeri Bebas Aktif Menurut Para Ahli

Pengertian politik bebas aktif ini ada beberapa referensi yang disampaikan oleh para ahli. Pada dasarnya pengertian
tersebut hampir sama satu dengan yang lainnya.

Berikut adalah pengertian menurut beberapa ahli politik.


1. Politik Bebas Aktif Menurut Mochtar Kusumaatmadja
Menurut Mochtar Kusumatmadja, yang dimaksud dengan politik bebas aktif adalah sebuah politik yang tidak
memihak kepada suatu kekuatan mana pun yang tidak sesuai atau tidak sejalan dengan Pancasila. Dengan tidak
memihak tersebut maka negara akan tetap aktif dalam melakukan hubungan internasional dan kebijakan luar negeri,
serta negara tetap ikut serta dalam permasalahan dunia.

2. Politik Bebas Aktif Menurut B.A Urbani


Pengertian menurut B.A Urbani adalah berasal dari kata pokok pikiran dalam Pembukaan UUD 1945 sebagai berikut,
“supaya berkehidupan kebangsaan yang bebas”. Hal ini berarti Indonesia bebas untuk mengemukakan pendapat
dan mengambil sikap terhadap semua masalah internasional sesuai dengan nilai Pancasila tanpa memihak blok
mana pun.

Tujuan Politik Luar Negeri Bebas Aktif

Dari pengertian yang telah terurai di atas, tentunya adanya politik ini mempunyai tujuan yang jelas untuk Bangsa
Indonesia. Tujuan politik bebas aktif ini pastinya harus seiring dengan tujuan pembangunan nasional Indonesia yang
telah tercantum dalam alinea ke 4 UUD 1945. Berikut tujuan dari gerakan politik bebas aktif ini :

1. Memajukan Kesejahteraan Umum

Tujuan secara ekonomi adalah untuk memajukan kesejahteraan umum. Artinya politik ini harus dilakukan dalam
rangka untuk meningkatkan kesejahteraan rakyat.

Contohnya adalah melakukan kegiatan ekspor dan impor dengan negara lain dengan asas saling menguntungkan.

2. Melindungi Segenap Bangsa Indonesia 

Dilihat dari tujuan pertahanan dan keamanan adalah melindungi segenap Bangsa Indonesia. Adanya politik ini harus
dalam rangka untuk melindungi segenap Bangsa Indonesia, baik yang berada di Negara Kesatuan Indonesia
maupun yang sedang berada di wilayah negara lainnya.

3. Melaksanakan Ketertiban Dunia

Ikut serta dalam melaksanakan ketertiban dunia, ungkapan ini telah dikemukakan sebagai arti dari kata aktif bangsa
Indonesia. Dalam perjalanannya, Indonesia sudah banyak ikut berperan dalam hal ikut menjaga ketertiban
dunia.Contohnya adalah pemrakarsa dan berperan dalam Gerakan Non Blok, selain itu Indonesia juga telah
mengirimkan pasukan perdamaian di perbatasan Vietnam.

4. Mencerdaskan Kehidupan Bangsa

Dalam bidang pendidikan dan kebudayaan, politik ini mempunyai tujuan mencerdaskan kehidupan bangsa. Dengan
adanya gerakan politik ini akan meningkatkan kebudayaan dan pendidikan yang ada di Indonesia.

Contohnya adalah dengan adanya pertukaran budaya antar sesama anggota ASEAN.

Makna Politik Luar Negeri Bebas Aktif

Selain mempunyai tujuan yang bagus, politik ini juga mempunyai makna penting yang terkandung didalamnya. Hal ini
dalam upaya Bangsa Indonesia untuk bisa menjaga keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia dan dalam
upaya untuk menjaga eksistensi Bangsa Indonesia di mata dunia. Adapun beberapa makna penting yang dimaksud
adalah sebagai berikut.

1. Dapat Mempererat Persaudaraan Antar Bangsa


Hubungan persaudaraan antar bangsa perlu untuk selalu ditingkatkan. Apalagi dengan negara tetangga yang masih
satu rumpun atau berasal dari nenek moyang yang sama. Dengan makin eratnya hubungan persaudaraan ini maka
akan timbul rasa senasib sepanggungan yang akan saling melindungi dan saling menguntungkan.
2. Dapat Meningkatkan Kerjasama yang Saling Menguntungkan.
Makna bebas aktif ini adalah meningkatkan kerjasama yang saling menguntungkan dengan negara lainnya. Dalam
sebuah kerjasama, umumnya akan saling memberikan keuntungan, contohnya ketika Indonesia mengimport bahan
baku karoseri dari Jepang untuk memenuhi kebutuhan negara , maka keuntungan Jepang adalah meningkatkan
produksi dan devisa negara.

3. Untuk Menambah Wawasan Para Generasi Muda


Dengan adanya politik bebas aktif ini memberikan kesempatan pada generasi muda untuk bisa menambah
wawasan. Kamu dapat bebas untuk belajar di negara mana saja, mengikuti pertukaran pelajar dari negara yang telah
melakukan kerja sama. Harapannya adalah kamu dapat mengambil pelajaran untuk membangun Indonesia yang
lebih baik.

4. Media Promosi dan Wisata di Indonesia.


Seperti yang kita tahu, Indonesia ini kaya akan budaya dan mempunyai wilayah yang luas. Banyak sekali keindahan
alam yang dapat dijadikan wisata menarik.

Selain itu juga muncul berbagai produk kreatif yang belum tentu ada di negara lain.

Dengan adanya hubungan ini, maka Indonesia dapat mempromosikan kebudayaan, kekayaan, dan produk yang
dihasilkan ke negara lain.

5. Sebagai Pendorong Peningkatan Sumberdaya Manusia


Adanya hubungan dengan negara lain, akan membuat generasi muda khususnya terdorong untuk meningkatkan
sumberdaya yang dimiliki. Para pelajar bisa terdorong untuk mengikuti pertukaran pelajar dan dapat menorehkan
prestasi untuk Bangsa Indonesia.

6. Antisipasi Terhadap Perubahan Dunia


Politik ini memungkinkan Indonesia untuk dapat mengetahu segala perkembangan dunia saat ini. Indonesia dapat
berperan didalamnya, sekaligus juga mengantisipasi hal-hal yang berkaitan dengan perubahan di dunia yang
mungkin akan membawa pengaruh bagi kondisi dalam negeri. Perubahan ini bisa terjadi dari aspek ekonomi,
keamanan, dan juga pertahanan.

7. Dapat Memenuhi Kebutuhan dalam Negeri


Dengan terselenggaranya politik ini maka kebutuhan dalam negeri dapat tercukupi, sebab tidak ada satu negara di
dunia yang mempunyai sumber daya yang lengkap.

Masing-masing negara saling membutuhkan untuk dapat memenuhi kebutuhan dalam negerinya. Contoh
pemenuhan kebutuhan ini adalah melakukan ekspor impor barang-barang yang dibutuhkan.

8. Dapat Memajukan Ekspor


Seperti yang telah disampikan bahwa setiap negara pasti membutuhkan negara lain untuk memenuhi kebutuhan
negaranya. Hal ini dapat menjadi peluang untuk Indonesia dalam memperkenalkan produknya ke negara lain.
Dengan demikian akan ada permintaan atas barang-barang tersebut dan memajukan serta meningkatkan ekspor
Indonesia.

9. Ikut Berperan Aktif dalam Perdamaian Dunia


Hubungan antar negara yang pernah terjalin mungkin tidak akan selamanya berjalan dengan baik, begitu pula
kondisi dalam negeri masing-masing. Hal ini memunculkan pentingnya Indonesia untuk ikut aktif dalam menjaga
perdamaian dunia. Bukan dalam rangka ikut campur urusan negara tetangga, namun ikut menjaga perbatasan dua
negara yang mengalami konflik.

10. Bangsa Indonesia dapat Sejajar dengan Bangsa-Bangsa di Dunia


Adanya politik ini harusnya membuat Bangsa Indonesia dapat sejajar dengan bangsa-bangsa lainnya di dunia ini.
Dengan demikian, maka kedaulatan Indonesia akan diakui secara penuh oleh bangsa lain di dunia. Tidak adanya
campur tangan dari negara lain dalam segala hal. Kesejajaran ini dibuktikan dengan Indonesia menjadi anggota
PBB.
Contoh Politik Luar Negeri Bebas Aktif

1. Indonesia menjadi salah satu negara pendiri Gerakan Non Blok pada tahun 1961

Gerakan ini muncul untuk meredakan ketegangan yang terjadi antara wilayah blok timur dan blok barat yang
mempunyai pemikiran berbeda. Blok timur menganut faham komunis, sedangkan blok barat menganut sistem liberal.

2. Indonesia sebagai salah satu penyelenggara KAA (Konferensi Asia Afrika) pada tahun 1955

Konferensi ini kemudian memunculkan Deklarasi Bandung, dimana pada KAA ini dihadiri oleh beberapa negara di
Asia-Afrika yang mempunyai persamaan nasib.

3. Ikut menyelesaikan perselisihan di Kamboja karena adanya perang saudara di wilayah Bosnia

Perseteruan ini terjadi antara Filipina dan Bangsa Moro.

4. Aktif dan ikut serta dalam mendirikan ASEAN

ASEAN adalah sebuah organisasi politik yang terdiri dari beberapa negara di wilayah Asia Tenggara.

Anda mungkin juga menyukai