Bilangan Bulat
Penjumlahan bilangan bulat
Berikut ini ketentuan operasi penjumlahan bilangan bulat.
1. Jika suatu bilangan dijumlahkan dengan lawan bilangannya, maka hasilnya adalah nol:
[a + (-a) = 0].
Contoh ⇒ 19 + (-19) = 0, ⇒⇒⇒ -19 lawan dari 1
2. Jika suatu bilangan di depannya terdapat tanda negatif lebih besar dari bilangan positifnya,
hasilnya adalah bilangan negatif.
Contoh ⇒ 8 + (-12) = 8 - 12 = - 4, ⇒⇒⇒ 12 lebih besar dari
3. Jika suatu bilangan di depannya terdapat tanda negatif lebih kecil dari bilangan positifnya,
hasilnya adalah bilangan positif.
Contoh ⇒ (-4) + 14 = 10, ⇒⇒⇒ 4 lebih kecil dari 14
1. Jika suatu bilangan positif dikurangi dengan lawannya, maka hasilnya dua kali bilangan itu sendiri: [a -
(-a) = 2 x a].
Contoh ⇒ 11 - (-11) = 11 + 11 = 22, ⇒⇒⇒ -11 lawan dari 11
2. Jika suatu bilangan negatif dikurangi bilangan positif, hasilnya bilangan negatif.
Contoh ⇒ -14 - 6 = -20, ⇒⇒⇒ (sama artinya -14 ditambah -6)
3. Jika suatu bilangan negatif dikurangi bilangan negatif, ada 3 kemungkinan seperti berikut ini.
Berupa bilangan positif jika bilangan di belakang tanda negatif lebih besar.
Berupa bilangan negatif jika bilangan di belakang tanda negatif lebih kecil.
4. Jika semua bilangan bulat dikurangi dengan nol, hasilnya adalah bilangan bulat itu sendiri.
Contoh ⇒ 4 - 0 = 4
PECAHAN
Pecahan menunjukkan pembagian ½ berarti 1 dibagi 2. Bagian atas suatu pecahan adalah pembilang,
sedangkan bagian bawahnya adalah penyebut.
2. Jika pada penjumlahan atau pengurangan pecahan memiliki penyebut yang berbeda, maka terlebih
dahulu samakan penyebutnya, kemudian bisa dilakukan penjumlahan atau pengurangan pada
pembilangnya.
Perkalian pecahan
Pada perkalian pecahan, Anda tidak perlu menyamakan penyebutnya. Caranya adalah kalikan pembilang
dengan pembilang dan penyebut dengan penyebut.
Pembagian pecahan
Pada pembagian pecahan, pembagian pecahan pertama dengan pecahan kedua sama dengan perkalian
pecahan pertama dengan sebalikan dari pecahan kedua.
PERSENTASE
Persentase adalah sebuah pecahan yang penyebutnya 100. Untuk mengubah bentuk persentase
menjadi bentuk pecahan dapat dilakukan dengan menuliskan bilangan asli sebagai pembilang dan 100
sebagai penyebut.
Beberapa bentuk persen yang equivalent dengan pecahan dan umum kita kenal adalah sebagai berikut.
PERBANDINGAN
Perbandingan adalah pernyataan yang membandingkan dua nilai dimana salah satu nilai dibagi nilai
lainnya.
Contoh: Di dalam suatu bus terdapat 15 pria dan 25 wanita. Perbandingan jumlah pria dengan wanita
dalam bus tersebut adalah atau 15. Perbandingan wanita dengan pria adalah atau 25 : 15. 15
PROPORSI
Proporsi adalah suatu persamaan dari dua pecahan di kedua ruasnya.
Contoh :
INGAT !
Proporsi langsung
Pada proporsi langsung, kedua variabelnya berhubungan, artinya jika kedua bilangan dikalikan atau
dibagi dengan bilangan yang sama, perbandingan tidak berubah.
Proporsi invers
1. Peningkatan galah satu nilai melalui perkalian akan menyebabkan penurunan pada nilai
kedua.
2. Penurunan salah satu nilai melalui pembagian akan menyebabkan peningkatan pada nilai
kedua.
RATA-RATA
Rata-rata adalah jumlah bilangan dibagi banyaknya bilangan.
TIPS !
Dalam menyelesaikan soal rata-rata, perhatikan satuan yang akan dijumlahkan. Jika
berbeda, samakan terlebih dahulu, selanjutnya dikerjakan.
Jika dua atau tiga rata-rata digabung menjadi satu, terlebih dahulu dibuat bobot yang sama.
Jika soalnya menanyakan bilangan yang hilang dengan rata-ratanya tertentu, kurangkan
total seluruh bilangan dengan jumlah bilangan yang diketahui.
BILANGAN BERPANGKAT
Bilangan berpangkat adalah bilangan yang berfungsi untuk menyederhanakan penulisan dan
penyebutan suatu bilangan yang memiliki faktor-faktor perkalian yang sama. Contoh: 3x3x3x3x3=…
atau 7x7x7x7x=…
Bilangan berpangkat positif adalah bilangan yang memiliki pangkat atau eksponen positif. Apa itu
eksponen? eksponen ialah penyebutan lain dari pangkat. Bilangan berpangkat positif memiliki sifat-sifat
tertentu, yang mana bilangan tersebut terdiri dari a, b, sebagai bilangan real dan m, n, yang
merupakan bilangan bulat positif. Ada beberapa sifat-sifat bilangan berpangkat positif yaitu sebagai
berikut:
Selanjutnya adalah pengertian bilangan berpangkat negatif yaitu bilangan yang memiliki pangkat atau
eksponen negatif (-). Adapun sifat-sifat bilangan berpangkat negatif yaitu:
Sahabat rumusbilangan.com, selain bilangan berpangkat positif dan bilangan berpangakt negatif diatas,
ternyata dalam ilmu matematika juga ada bilangan berpangkat nol (a). Untuk itu yuk mari kita pelajari
lebih dalam.
. Berdasarkan sifat pembagian bilangan berpangkat positif dapat tersebut maka kita
peroleh: .
Sehingga sifat untuk bilangan berpangkat nol (0) ialah “Apabila a adalah bilangan riil dan a tidak sama
dengan 0, maka “
Bentuk akar yaitu bentuk lain untuk menyatakan suatu bilangan yang berpangkat. Bentuk akar termasuk
kedalam bilangan irasional yang mana bilangan irasional tidak dapat dinyatakan dengan pecahan a/b, a
dan b bilangan bulat a dan b ≠ 0. Bilangan bentuk akar adalah bilangan yang terdapat dalam
tanda √ yang disebut sebagai tanda akar.
Beberapa contoh bilangan irasional didalam bentuk akar yaitu √2, √6, √7, √11 dan lain-lain. Sedangkan
√25 bukanlah bentuk akar karena √25 = 5 (5 adalah bilangan rasional) sama saja angka 5 bentuk
akarnya adalah √25
Sebagaimana bilangan berpangkat yang memiliki beberapa sifat-sifat, Bentuk akar pun juga memiliki
sifat-sifat, yaitu:
1. √a2 = a
2. √a x b = √a x √b : a ≥ 0 dan b ≥ 0
3. √a/b = √a/√b dan b ≥ 0
DERET ANGKA
Deret Fibonacci
Fibonacci adalah suatu barisan bilangan yang merupakan hasil penjumlahan dua bilangan sebelumnya.
Dua bilangan Fibonacci pertama yaitu bilangan 0 dan 1. Sehingga suku-suku berikutnya dari barisan
bilangan Fibonacci yaitu sebagai berikut.
Bilangan pertama: 0
Bilangan kedua: 1
Bilangan ketiga: 0 + 1 = 1
Bilangan keempat: 1 + 1 = 2
Bilangan kelima: 1 + 2 = 3
Bilangan keenam: 2 + 3 = 5
Bilangan ketujuh: 3 + 5 = 8
Bilangan kedelapan: 5 + 8 = 13
dan seterusnya sehingga bilangan selanjutnya merupakan penjumlahan dari dua bilangan sebelumnya.
Selain itu, konsep Fibonacci juga digunakan digunakan untuk barisan bilangan yang lainnya. Perhatikan
contoh di bawah ini.
4, 5, 9, 14, 23, . . .
Suku ketiga: 4 + 5 = 9,
dan seterusnya.
Deret Fibonacci didefinisikan secara rekursif (berulang). Misalkan dalam beberapa pola barisan bilangan
dengan dua suku pertama F1 = 0 dan F2 = 1.
Fn + 1 = Fn – 1 + Fn
Deret Aritmatika
Barisan aritmatika (Un) adalah barisan bilangan yang memiliki pola tetap berdasarkan operasi
penjumlahan dan pengurangan.
Barisan aritmatika terdiri atas suku ke-satu (U 1), suku ke-dua (U2) dan seterusnya hingga sebanyak n atau
suku ke-n (Un).
Setiap sukunya memiliki selisih atau beda yang sama. Selisih setiap sukunya inilah yang disebut beda,
disimbolkan sebagai b. Suku pertama U1 juga disimbolkan sebagai a.
Sebagai contoh diatas merupakan Barisan aritmatika yang memiliki beda yang sama yaitu b=5 dan suku
pertama adalah a=0. Selisih didapatkan dari pengurangan setiap sukunya. Misalnya suku kedua
U2 dikurangi suku pertama U1 , b= U2 – U1 = 5 – 0 = 5, nilai b juga dapat diperoleh dari suku ketiga
dikurangi suku ke dua dan seterusnya, mudah bukan?
Nah, untuk mencari rumus suku ke-n (Un) kita dapat menggunakan rumus praktis yang mudah
digunakan.
Dimana, Un adalah suku ke-n, Un-1 adalah suku sebelum n, a adalah suku pertama, b adalah beda dan n
adalah bilangan bulat.
Seperti bahasan sebelumnya, Barisan aritmatika menyatakan susunan bilangan berurutan U1 , U2 , … ,
Un yang mempunyai pola yang sama . Sedangkan deret aritmatika adalah jumlah susunan bilangan pada
Barisan aritmatika U1+ U2 +… + Un sampai suku-n.
Secara konsep sebenarnya untuk deret aritmatika ini sederhana karena kita hanya menjumlahkan
Barisan aritmatika yang sudah kita bahas sebelumnya sampai suku ke-n tergantung apa yang
diperintahkan.
Misalnya kita menjumlahkan Barisan contoh soal sebelumnya sampai suku ke-empat, mudah bukan?
Tetapi bagaimana kalau menjumlahkan Barisan aritmatika sampe suku ke 100, wah kok jadi sulit ya.
Oleh karena itu, untuk mempermudah menghitung deret aritmatika ini digunakan rumus praktis
Dengan,
b adalah beda
Jadi, Deret Geometri adalah suatu deret bilangan yang memiliki rasio atau perbandingan yang tetap.
Jadi, rumus jumlah suku-suku deret geometri dapat dinyatakan sebagai berikut.
Deret Persegi
Pola bilangan persegi ialah suatu barisan bilangan yang membentuk suatu pola yang berbentuk persegi.
Oleh sebab bentuknya itu maka dinamakan pola bilangan persegi.
Rumus untuk mencari pola bilangan persegi jika misal 1, 4, 9, 16, 25, ….. n, ialah:
Un = n2
Deret Segitiga
Pola bilangan segitiga adalah suatu barisan pada bilangan yang membentuk sebuah gambar pola
segitiga. Untuk lebih jelasnya lihat gambar dibawah
dan seterusnya ….
Un = 1 / 2 n ( n + 1 )
Secara langsung dapat kita gambarkan pola bilangan persegi panjang tersebut yakni sebagai berikut:
Pola persegi panjang terdiri atas bilangan yang diawali bilangan dengan nominal 2 , 6 , 12 , 20 , 30 , . . .
Un = n . n + 1
Perbandingan
Pengertian Perbandingan Senilai
Perbandingan senilai adalah upaya membandingkan dua buah objek atau lebih, dengan besar salah satu
nilai variabel yang bertambah, maka membuat variabel lain menjadi bertambah juga. Maka dari itulah
perbandingan senilai mempunyai jumlah nilai variabel yang sama.
Misalnya sejumlah barang yang dibeli dengan jumlah harga barang, jumlah nilai tabungan dengan waktu
menyimpan, jumlah pekerja dengan gaji pekerja, dan lain sebagainya.
Oleh sebab itu perbandingan senilai mempunyai jumlah nilai variabel yang sama.
Dapat kita perhatikan bahwa nilai a1 sama dengan nilai b1 dan nilai a2 sama dengan nilai b2.
Untuk dapat menghitungnya maka dapat digunakan sebuah rumus yakni sebagai berikut:
Soal Cerita
A. Harga pembelian, harga penjualan, untung, dan rugi
Seorang pedagang membeli barang dari pabrik untuk dijual lagi dipasar. Harga barang dari pabrik disebut
modal atau harga pembelian sedangkan harga dari hasil penjualan barang disebut harga penjualan.
Dalam perdagangan sering terjadi dua kemungkinan yaitu pedagan mendapat untung dan rugi.
Untung
Pak Umar membeli sebidang tanah dengan harga Rp 10.000.000,- kemudian karena ada suatu leperluan
pak Umar menjual kembali sawah tersebut dengan harga Rp 11.500.000,-.
Ternyata harga penjualan lebih besar dibanding harga pembelian, berarti pak Umar mendapat untung.
=Rp 1.500.000,-
Rugi
Ruri membeli radio bekas dengan harga Rp 150.000,- radio itu diperbaiki dan menghabiskan biaya Rp
30.000,- kemudian Ruri menjual radio itu dan terjual dengan harga Rp 160.000,-
= Rp 180.000,-
Ternyata harga jual lebih rendah dari pada harga harga pembelian, jadi Ruri mengalami rugi.
=RP 20.000,-
“Berdasarkan uraian diatas penjual dikatakan rugi jika harga penjualan lebih rendah dibanding
harga pembelian.”
Telah dikemukakan bahwa besar keuntungan atau kerugian dapat dihitung jika harga penjualan dan
harga pembelian telah diketahui.
Pada persentase untung berarti untung dibanding dengan harga pembelian, dan persentase rugi berarti
rugi dibanding harga pembelian.
Untung
Rugi
Contoh:
a). Seorang bapak membeli sebuah mobil seharga Rp 50.000.000, karena sudah bosan dengan mobil
tersebut maka mobil tersebut dijual dengan harga Rp 45.000.000,.Tentukan persentase kerugiannya!
Jawab:
= Rp 5.000.000
Rp 5.000.000
Rp 50.000.000
= Rp 10 %
b). Seorang pedagang membeli gula 5 kg dengan harga Rp 35.000, kemudian dijual dengan harga Rp
45.000, Berapakah besar persentase keuntungan pedagang tersebut?
Jawab:
Rp 10.000
Rp 35.000
= 28,7 %
Contoh:
Seorang pedagang membeli ikan seharga Rp 50.000 / ekor. Jika pedagang tersebut menghendaki untung
20 % berapa rupiahkah ikan tersebut harus dijual?
Jawab:
=Rp 60.000
Persentase untung atau rugi selalu dibandingkan terhadap harga pembelian (modal), kecuali ada
keterangan lain.
Persentase Untung =
Persentase Rugi =
Hb = harga pembelian
Contoh:
Sebuah toko memberikan diskon 15 %, budi membeli sebuah rice cooker dengan harga Rp 420.000.
berapakah harga yang harus dibayar budi?
Jawab:
Dalam sebuah karung yang berisi pupuk tertera tulisan berat bersih 50 kg sedangkan berat kotor 0,08 kg,
maka berat seluruhnya = 50kg + 0,08kg=50,8kg.
Jika diketahui persen tara dan bruto maka untuk mencari tara digunakan rumus:
Jika kita menyimpan uang dibank jumlah uang kita akan bertambah, hal itu terjadi karena kita
mendapatkan bunga dari bank. Jenis bunga tabungan yang akan kita pelajari adalah bunga tunggal,
artinya yang mendapat bunga hanya modalnya saja, sedangkan bunganya tidak akan berbunga lagi.
Apabila bunganya turut berbunga maka jenis bunga tersebut disebut bunga majemuk.
Contoh:
Rio menabung dibank sebesar Rp 75.000 dengan bunga 12% per tahun. Hitung jumlah uang rio setelah
enam bulan.
Jawab:
Bunga 1 tahun 12 % =
Jadi jumlah uang Rio setelah disimpan selama enam bulan menjadi:
= Rp 75.000 + Rp 4500
= Rp 79.500
Persen bunga selalu dinyatakan untuk 1 tahun, kecuali jika ada keterangan lain pada soal.
Pajak
Pajak adalah statu kewajiban dari masyarakat untuk menyerahkan sebagian kekayaannya pada negara
menurut peraturan yan di tetapkan oleh negara. Pegawai tetap maupun swasta negeri dikenakan pajak
dari penghasilan kena pajak yang disebut pajak penghasilan (PPh). Sedangkan barang atau belanjaan
dari pabrik, dealer, grosor, atau toko maka harga barangnya dikenakan pajak yang disebut pajak
pertambahan nilai (PPN).
Contoh:
Seorang ibu mendapat gaji sebulan sebesar Rp 1.000.000 dengan penghasilan tidak kena pajak Rp
400.000. jira besar pajak penghasilan (PPh) adalah 10 % berapakah gaji yang diterima ibu tersebut?
Jawab:
Pajak penghasilan 10 %
Jawab:
= x Rp 600.000
= Rp 60.000
= Rp 1.000.000 – Rp 60.000
= Rp 940.000
Contoh soal :
Jawab :
Ditanya: kerugian?
Jawab:
= Rp 15.500.000
= Rp 4.000.000
Jadi kerugian yang diderita Ahmad adalah Rp 4.000.000.
2. Dalam sebuah toko terdapat diskonan, baju dengan harga Rp 40.000 didiskon 10 %, celana
seharga Rp 70.000 didiskon 15 %, topi seharga 20.000 didiskon 5 %, tas seharga 35.000
didiskon 5 %, dan kaos seharga Rp 55.000 didiskon 25 %. Jika Yuda ingin berbelanja
dengan menghabiskan uang antara Rp 130.000 s/d Rp 150.000 maka barang apa saja yang
akan Yuda beli?
Jawab :
Jawab:
3. Seorang pedagang membeli telur 10 kg dengan harga Rp 120.000, kemudian telur itu dijual
denan harga Rp12.500/kg. Berapakah keuntungan pedagang tersebut?
Jawab :
Jawab:
= Rp 125.000
= Rp 5.000