Anda di halaman 1dari 21

Bentuk Bentuk Nasionalisme

Pengertian Nasionalisme Nasionalisme ialah paham yang diciptakan untuk mempertahankan kedaulatan dalam
suatu negara yang mempunyai tujuan dan juga cita-cita bersama bagi kepentingan nasional. Dalam kamus Besar
Bahasa Indonesia bahwa nasionalisme memiliki asal kata dari “nasional” dan juga “isme” yang memiliki paham
kebangsaan yang mempunyai kandungan makna tentang kesadaran serta semangat untuk cinta tanah air, dan juga
mempunyai rasa kebanggaan sebagai bangsa, dan juga memelihara kehormatan bangsa.

Nasionalisme mempunyai beberapa bentuk, yaitu  :

1. Nasionalisme Kewarganegaraan (Nasionalisme Sipil) Nasionalisme merupakan yang terjadi dimana negara
memperoleh kebenaran politik yang didapatkan partisipasi aktif rakyatnya. Dimana keanggotaan dalam suatu bangsa
mempunyai sifat sukarela. Bentuk nasionalisme sendiri dibangun pertama-tama olleh Jean-Jacques Rousseau dan
kemudian menjadi tulisannya. Dan diantara tulisannya yang telah terkenal adalah buku yang memiliki judul Du
Contract Social atau kontrak sosial.

2. Nasionalisme Etnis atau juga Etnonasionalisme Merupakan nasionalisme dimana yang terjadi di dalam negara
memperoleh kebenaran politik dan juga budaya asal atau etnis dalam sebuah masyarakat. Dimana keanggotaan
suatu bangsa memiliki sifat yang secara turun temurun. Misalkan Tukiman yang berasal dari jawa karena orang tua
dan juga nenek moyangnya berasal dari suku jawa juga. Tukiman berasal dari jawa sehingga menggunakan bahasa
jawa sehingga bahasa itulah yang dipakai oleh orang tuanya dan juga orang-orang sebelumnya.

3. Nasionalime Romantik Merupakan bentuk dari nasionalisme etnis dimana negara mendapatkan kebenaran politik
sebagai yang alamiah atau organik dan juga ekspresi dari suatu bangsa atau ras. Dimana nasionalisme romantik
yang menitik beratkan kepada budaya etnis yang sesuai juga dengan idealisme romantik. Misalkan cerita rakyat atau
folklore “Grimm Bersaudara” yang diambil juga dari tulisan Herder yang merupakan koleksi dari kisah-kisah yang
juga berkaitan dengan etnis jerman.

4. Nasionalisme Kenegaraan Nasionalisme merupakan variasi dari nasionalisme kewarganegaraan yang sering di
kombinasi dengan nasionalisme etnis. Nasionalisme kenegaraan arti bangsa adalah suatu perkumpulan yang
memberi kontribusi tentang pemeliharaan dan kekuatan negara. Contoh dari nasionalisme kenegaraan merupakan
fasisme italia penganut slogan Mussolini yaitu Tutto nello stato, nulla contro lo stato, niente al di fuori dello stato
(semua berada di dalam negara, tidak ada satupun yang menentang negara, tak ada satupun yang di luar negara).
Tidak heran jika nasionalisme melakukan tentangan dengan cita-cita dari kebebasan individual dan merupakan
prinsip demokrasi liberal.

5. Nasionalisme Budaya Nasionalisme merupakan negara dimana memperoleh kebenaran politik serta budaya
bersama dan juga tidak memiliki sifat turun temurun contohnya warna dari kulit dan juga ras serta bahasa. Misalkan
rakyat cina yang menganggap negara yang berdasarkan budaya bersama. Unsur dari ras sudah disampingkan
sehingga golongan minoritas sudah dianggap sebagai rakyat cina dimana kesedihan Dinasti Qing supaya
menggunakan adat istiadat cina dan juga membuktikan keutuhan budaya cina.

6. Nasionalisme Agama Nasionalisme merupakan dimana negara dapat memperoleh legitimasi politik dari
persamaan agama. Contohnya adalah seperti semangat nasionalisme dari irlandia yang berawal dari agama Hindu.
Walaupun demikian untuk kelompok nasionalis kebanyakan agama hanyalah merupakan simbol dan bukan
merupakan motivasi utama.

Tujuan Nasionalisme :

 Menjamin kemauan dan kekuatan mempertahankan masyarakat nasional melawan musuh dari luar
sehingga melahirkan semangat rela berkorban.
 Menghilangkan Ekstremisme (tuntutan berlebihan) dari warga negara (individu dan kelompok).
 Menumbuhkan rasa cinta terhadap tanah air
 Menciptakan hubungan yang rukun dan harmonis, dan mempererat tali persaudaraan yang utuh.

Contoh sikap nasionalisme :

Wujud sikap nasionalisme dan patriotisme di lingkungan keluarga antara lain:


 Membantu orang tua;
 Mendengarkan nasihat orang tua;
 Menjaga nama baik keluarga; serta
 Menghormati dan menghargai orang tua.
 Menunjukkan keteladanan terhadap agama kepada anggota keluarga

Wujud sikap nasionalisme dan patriotisme di lingkungan sekolah antara lain:

 Melaksanakan tata tertib sekolah;


 Mengikuti upacara bendera dengan baik;
 Menghormati guru; dan
 Menjaga keamanan lingkungan kelas.
 Membantu teman yang kesulitan

Wujud sikap nasionalisme dan patriotisme di lingkungan masyarakat, berbangsa, dan bernegara antara lain:

 Menghormati jasa para pahlawan;


 Menghargai lagu kebangsaan;
 Menghormati bendera kenegaraan;
 Menjaga dan melestarikan benda-benda bersejarah;
 Mencintai produksi dalam negeri;

Contoh perilaku atau sikap nasionalisme dalam kehidupan sehari-hari:

 Menjaga ketertiban masyarakat dengan mematuhi aturan yang berlaku.


 Mematuhi dan menaati hukum negara.
 Bersedia mempertahankan dan memajukan negara.
 Melestarikan budaya Indonesia.
 Menggunakan produk dalam negeri.
 Menjunjung tinggi nilai-nilai persatuan dan kesatuan bangsa.
 Ikut serta dalam upaya pembelaan negara.

Wawasan Kebangsaan
Pengertian Wawasan Kebangsaan Indonesia

Kata wawasan berasal dari bahasa Jawa yaitu mawas yang artinya memandang atau melihat, jadi kata wawasan
dapat diartikan cara melihat atau cara pandang. Sehingga Wawasan Kebangsaan Indonesia adalah cara pandang
mengenai diri dan tanah airnya sebagai negara kepulauan dan sikap bangsa Indonesia terhadap diri dan
lingkungannya, dengan mengutamakan persatuan dan kesatuan wilayah dalam penyelenggaraan kehidupan
berbangsa, bernegara dan bermasyarakat.

Wawasan kebangsaan dapat juga diartikan sebagai cara memandang / sudut pandang yang mengandung
kemampuan seseorang atau kelompok orang untuk memahami keberadaan jati diri sebagai suatu bangsa dalam
memandang dirinya dan bertingkah laku sesuai falsafah hidup bangsa dalam lingkungan internal dan lingkungan
eksternal (Suhady dan Sinaga, 2006).

Wawasan Kebangsaan Indonesia juga dikenal sebagai sebuah pedoman yang masih bersifat filosofia normatif.
Sebagai perwujudan dari rasa dan semangat kebangsaan yang melahirkan bangsa Indonesia. Akan tetapi situasi
dan suasana lingkungan yang terus berubah sejalan dengan proses perkembangan kehidupan bangsa dari waktu ke
waktu. Wawasan Kebangsaan Indonesia harus senantiasa dapat menyesuaikan diri dengan perkembagan dan
berbagai bentuk implementasinya.

Makna Wawasan Kebangsaan


Wawasan Kebangsaan bagi bangsa Indonesia memiliki berbagai makna, salah satunya adalah:

1. Wawasan kebangsaan mengamanatkan kepada seluruh bangsa agar menempatkan persatuan, kesatuan,
serta kepentingan dan keselamatan bangsa di atas kepentingan individu atau golongan.
2. Wawasan kebangsaan tidak memberi tempat pada patriotisme yang licik
3. Wawasan kebangsaan mengembangkan persatuan Indonesia sedemikian rupa sehingga asas Bhinneka
Tunggal Ika dipertahankan.
4. NKRI yang merdeka, bersatu, berdaulat, adil dan makmur bertekad untuk mewujudkan bangsa yang maju
dan mandiri serta sejahtera lahir batin, sejajar dengan bangsa lain yang sudah maju.
5. Dengan wawasan kebangsaan yang dilandasi oleh pandangan hidup Pancasila, bangsa Indonesia telah
berhasil merintis jalan menjalani misinya di tengah-tengah tata kehidupan di dunia.

Nilai Dasar Wawasan Kebangsaan

Nilai Wawasan Kebangsaan yang terwujud dalam persatuan dan kesatuan bangsa memiliki 6 dimensi yang bersifat
mendasar dan fundamental, yaitu sebagai berikut :

1. Penghargaan terhadap harkat dan martabat manusia sebagai makhluk ciptaan Tuhan Yang Maha Esa.
2. Cinta atas tanah air dan bangsa.
3. Demokrasi atau kedaulatan rakyat.
4. Tekad bersama untuk berkehidupan kebangsaan yang bebas, merdeka, dan besatu.
5. Masyarakat adil-makmur.
6. Kesetiakawanan sosial.

Mengapa Wawasan Kebangsaan Harus Ada ?

Wawasan Kebangsaan merupakan konsep politik bangsa Indonesia yang memandang Indonesia sebagai satu
kesatuan wilayah, meliputi tanah (darat), air (laut) termasuk dasar laut dan tanah di bawahnya dan udara di atasnya
secara tidak terpisahkan, yang mempersatukan bangsa dan negara secara menyeluruh mencakup segenap bidang
kehidupan nasional yang meliputi aspek ekonomi, politik, sosial budaya, dan hankam.

Wawasan Kebangsaan sebagai konsepsi politik dan kenegaraan yang merupakan manifestasi pemikiran politik
bangsa Indonesia. Sebagai satu kesatuan negara kepulauan, secara konseptual, geopolitik Indonesia dituangkan
dalam salah satu doktrin nasional yang disebut Wawasan Nusantara dan politik luar negeri bebas aktif. Sedangkan
geostrategi Indonesia diwujudkan melalui konsep Ketahanan Nasional yang bertumbuh pada perwujudan kesatuan
ideologi, ekonomi, politik, sosial budaya dan pertahanan keamanan.

Landasan Wawasan Kebangsaan

 Konstitusional ==> UUD 1945


 Idiil ==> Pancasila

Terdapat 3 Unsur Dasar Wawasan Kebangsaan, Yaitu:

1. Wadah (Contour)
2. Isi (Content)
3. Tata laku (Conduct)

Berikut penjelasan dari ke 3 Unsur Dasar Wawasan Kebangsaan diatas 

Wadah (Contour)

Wadah kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara mencakup seluruh wilayah Indonesia yang memiliki
sifat serba nusantara dengan kekayaan alam dan penduduk serta aneka ragam budaya. Bangsa Indonesia
mempunyai organisasi kenegaraan yang merupakan wadah beragam kegiatan kenegaraan dalam bentuk supra
struktur politik dan wadah dalam kehidupan bermasyarakat pada berbagai kelembagaan dalam bentuk infra struktur
politik.
Isi (Content)

Isi (Content) merupakan aspirasi bangsa yang berkembang di masyarakat dan cita-cita serta tujuan nasional.

Tata laku (Conduct)

Hasil interaksi antara wadah dan isi wawasan kebangsaan akan berwujud tata laku, yang terdiri dari :

 Tata laku Lahiriah yaitu tercermin dalam perbuatan, tindakan dan perilaku dari bangsa Indonesia.
 Tata laku Bathiniah yaitu mencerminkan jiwa, semangat dan mentalitas yang baik dari bangsa Indonesia.

Kedua tata laku tersebut mencerminkan identitas kepribadian / jati diri bangsa berdasarkan kekeluargaan dan
kebersamaan yang mempunyai rasa bangga dan cinta terhadap bangsa dan tanah air sehingga menyebabkan rasa
nasionalisme yang tinggi dalam segala aspek kehidupan nasional.

Asas Wawasan Kebangsaan

Merupakan ketentuan-ketentuan dasar yang harus dipatuhi, dipelihara, ditaati dan diciptakan agar terwujud demi
tetap taat dan setianya unsur / komponen pembentuk bangsa Indonesia (golongan/suku) terhadap kesepakatan
(commitment) bersama. Asas Wawasan Kebangsaan terdiri dari:

1. Kepentingan/Tujuan yang sama


2. Solidaritas
3. Keadilan
4. Kerjasama
5. Kejujuran
6. Kesetiaan terhadap kesepakatan

Hakekat Wawasan Kebangsaan

Hakekat Wawasan Kebangsaan Adalah keutuhan nasional / nusantara, dalam pengertian cara pandang yang selalu
utuh menyeluruh dalam lingkup nusantara dan demi kepentingan nasional.

Berarti setiap warga negara dan aparatur negara wajib berfikir, bersikap dan bertindak secara utuh menyeluruh
dalam lingkup dan demi kepentingan bangsa termasuk produk-produk yang dihasilkan oleh lembaga negara.

Hubungan Wawasan Kebangsaan dan Ketahanan Nasional

Dalam penyelenggaraan kehidupan nasional agar senantiasa mengarah pada pencapaian tujuan nasional diperlukan
suatu landasan dan pedoman yang kokoh berupa konsepsi wawasan kebangsaan untuk mewujudkan aspirasi
bangsa serta kepentingan dan tujuan nasional.

Wawasan nasional bangsa Indonesia merupakan wawasan nusantara yang tidak lain adalah pedoman bagi proses
pembangunan nasional menuju tujuan nasional. sedangkan ketahanan nasional adalah kondisi yang harus
diwujudkan agar proses pencapaian tujuan nasional tersebut dapat berjalan dengan sukses. Secara ringkas dapat
dikatakan bahwa wawasan kebangsaan dan Ketahanan Nasional merupakan dua konsepsi dasar yang saling
mendukung sebagai pedoman bagi penyelenggaraan kehidupan berbangsa dan bernegara agar tetap jaya dan
berkembang seterusnya.

WAWASAN NUSANTARA
Pengertian Wawasan Nusantara

Wawasan nusantara adalah cara pandang dan sikap bangsa Indonesia terhadap diri dan bentuk geografis,
berdasarkan Pancasila dan UUD 1945 dengan mengutamakan kesatuan wilayah dan menghargai kebhinekaan
untuk mencapai tujuan nasional.

Istilah “wawasan nusantara” berasal dari tiga kata dalam bahasa Jawa, yaitu “wawas”, “nusa”, dan “antara”. Apabila
diartikan satu persatu, “wawas” berarti pandangan, tinjauan, penglihatan. Kata “nusa” berarti pulau atau kesatuan
kepulauan, sedangkan kata “antara” berarti diantara dua benua dan dua samudera.

Dari arti ketiga kata tersebut, dapat ditarik kesimpulan bawah wawasan nusantara adalah cara pandang terhadap
kesatuan kepulauan yang berada diantara dua benua dan dua samudera (bangsa Indonesia).

Pengertian Wawasan Nusantara Menurut Para Ahli

Definisi dan makna dari wawasan nusantara juga dijabarkan dari sudut pandang beberapa ahli berikut ini:

1. Prof. Wan Usman – Menurut Prof. Wan Usman, wawasan nusantara adalah cara pandang bangsa
Indonesia mengenai diri dan tanah air sebagai negara kepulauan dalam segala aspek kehidupan yang
beragam.
2. Munadjat Danusaputro, 1981 – Menurut Munadjat Danusaputro, wawasan nusantara adalah cara pandang
bangsa Indonesia tentang diri dan lingkungannya dalam eksistensi yang saling terhubung, serta
pemekarannya di tengah lingkungan berdasarkan asas nusantara.
3. Sumarsono, 2002 – Menurut Sumarsono, wawasan nusantara merupakan nilai yang menjiwai segenap
peraturan perundang-undangan yang berlaku pada setiap strata di seluruh wilayah negara. Peraturan
tersebut menggambarkan sikap, perilaku, paham dan semangat nasionalisme kebangsaan yang tinggi dan
menjadi identitas jati diri bangsa Indonesia.
4. Samsul Wahidin, 2010 – Menurut Samsul Wahidin, wawasan nusantara memiliki arti cara pandang, cara
memahami, cara menghayati, cara bersikap, cara bertindak, cara berpikir dan tingkah laku bagi bangsa
Indonesia sebagai hasil dari interaksi psikologis, sosiokultural dalam arti luas dengan aspek-aspek asta
grata.
5. Srijanti, Kaelan, dan Achmad Zubaidi, 2007 – Menurut Srijanti, Kaelan, dan Achmad Zubaidi, wawasan
nusantara ialah cara pandang bangsa Indonesia terhadap diri dan lingkungannya berdasarkan Pancasila
dan UUD 1945, serta sesuai wilayah geografis nusantara yang menjiwai kehidupan bangsa demi mencapai
tujuan dan cita-cita nasional.
6. M. Panggabean, 1979 – Menurut M. Panggabean, wawasan nusantara adalah doktrin politik bangsa
Indonesia untuk mempertahankan kelangsungan hidup Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI)
berdasarkan Pancasilad an UUD 1945 dengan mempertimbangkan pengaruh ekonomi, geografi, demografi,
teknologi dan peluang strategis lainnya.
7. Sabarti Akhadiah MK, 1997 – Menurut Sabarti Akhadiah, pengertian wawasan nusantara adalah cara
pandang bangsa Indonesia tentang diri dan lingkungannya sesuai dengan Pancasila dan UUD 1945
sebagai bentuk aspirasi bangsa yang merdeka, berdaulan dan bermartabat yang menjiwai kebijakan dalam
mencapai tujuan bangsa.
8. Lembaga Pertahanan Nasional, 1999 – Menurut Lemhanas, wawasan nusantara sebagai pandangan hidup
Bangsa Indonesia dalam memanfaatkan konstelasi geografis Indonesia, sejarah dan kondisi sosial budaya
untuk mengejawantahkan segala dorongan dan rangsangan di dalam usaha pencapaian aspirasi bangsa
dan kepentingan dan tujuan-tujuan nasional.
9. Tap MPR Tahun 1993 dan 1998 Tentang GBHN – Menurut Tap MPR Tahun 1993 dan 1998 Tentang
GBHN, wawasan nusantara adalah cara pandang dan sikap bangsa Indonesia mengenai diri dan
lingkungan dengan mengutamakan persatuan dan kesatuan bangsa, serta kesatuan wilayah dalam
menyelenggarakan kehidupan berbangsa dan bernegara agar masyarakat mencapai tujuan nasional.

Dasar Hukum

Wawasan nusantara memiliki dasar hukum yang diterima sebagai konsepsi politik kewarganegaraan yang tercantum
dalam aturan sebagai berikut:

1. Tap MPR. No. IV/MPR/1973 pada tanggal 22 Maret 1973


2. Tap MPR. No IV/1978/22/Maret/1978/ tentang GBHN
3. Tap MPR. No. II/MPR/1983/12/Maret/1983

Fungsi Wawasan Nusantara

Berdasarkan berbagai pengertian yang telah disampaikan, fungsi wawasan nusantara adalah menjadi panduan,
pedoman, acuan bagi bangsa Indonesia dalam kehidupan bernegara.

Wilayah nusantara yang terdiri dari gugusan dan berbagai pulau membentang di antara garis khatulistiwa merupakan
negara kepulauan terbesar di dunia. Lebih dari 200 suku bangsa serta sumber alam dan budaya yang kaya
menjadikan Indonesia sebagai negara besar yang harus kita jaga.

Oleh karena itu, wawasan nusantara dibagi menjadi 4 kelompok fungsi sebagai berikut:

 Wawasan Nusantara sebagai satu kesatuan politik, yaitu:


o Keutuhan wilayah nasional beserta kekayaannya merupakan satu kesatuan wilayah, wadah, ruang
hidup, dan kesatuan seluruh bangsa, serta menjadi modal dan milik bersama bangsa Indonesia.
o Bangsa Indonesia terdiri dari berbagai suku dan berbagai bahasa daerah. Keyakinan berbagai
agama dan kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa merupakan satu kesatuan bangsa yang
bulat dalam arti yang seluas-luasnya.
o Bangsa Indonesia harus merasa satu kesatuan, senasib sepenanggungan, sebangsa, dan setanah
air, serta mempunyai satu tekad dalam mencapai cita-cita bangsa.
o Pancasila sebagai satu-satunya ideologi bangsa dan negara yang senantiasa membimbing dan
mengarahkan bangsa Indonesia dalam mencapai tujuannya.
o Seluruh kepulauan nusantara merupakan kesatuan hukum dalam arti bahwa hanya ada
satu hukum nasional yang mengabdi kepada kepentingan nasional.
 Wawasan Nusantara sebagai satu kesatuan ekonomi.
o Kekayaan wilayah nusantara, baik potensial maupun efektif adalah modal dan milik bersama.
Keperluan hidup sehari-hari seharusnya tersedia merata di seluruh wilayah tanah air.
o Tingkat perkembangan ekonomi harus serasi dan seimbang di seluruh daerah, tanpa meninggikan
ciri khas yang dimiliki oleh daerah dalam pengembangan kehidupan ekonomi.
o Kehidupan perekonomian di seluruh wilayah Nusantara merupakan satu kesatuan ekonomi yang
diselenggarakan sebagai usaha bersama atas asas kekeluargaan dan ditujukan bagi kemakmuran
rakyat.
 Wawasan Nusantara sebagai satu kesatuan sosial budaya.
o Masyarakat Indonesia sebagai satu peri kehidupan bangsa merupakan kehidupan yang serasi
dengan tingkat kemajuan masyarakat yang sama, merata, dan seimbang serta adanya
keselarasan yang sesuai dengan tingkat kemajuan bangsa.
o Budaya Indonesia pada hakikatnya adalah satu. Corak ragam budaya yang ada harus
menggambarkan kekayaan budaya bangsa. Hal inilah menjadi modal dan landasan
pengembangan budaya bangsa seluruhnya dengan sikap tidak menolak nilai budaya lain yang
tidak bertentangan dengan budaya bangsa.
o Segala ancaman terhadap satu pulau atau satu daerah pada hakikatnya merupakan ancaman
terhadap seluruh bangsa dan negara.
o Setiap warga negara mempunyai hak dan kewajiban yang sama untuk membela negara dan
bangsa. Dengan konsep Wawasan Nusantara secara geografis, kepulauan Indonesia merupakan
satu kesatuan yang utuh dengan melihat kesatuan politik, ekonomi, sosial budaya, dan Hankam.
 Wawasan Nusantara sebagai satu kesatuan pertahanan dan keamanan.
o Tujuan ke dalam Wawasan Nusantara: untuk mewujudkan kesatuan dalam segenap aspek
kehidupan bangsa, baik aspek alamiah maupun aspek sosial.
o Tujuan ke luar Wawasan Nusantara: untuk ikut serta mewujudkan kebahagiaan, ketertiban, dan
perdamaian seluruh umat manusia.

Latar Belakang dan Aspek Wawasan Nusantara

Adanya wawasan nusantara dilatarbelakangi oleh berbagai aspek dasar berikut ini:

 Aspek Falsafah Pancasila – Pengembangan wawasan nusantara diperoleh dari nilai-nilai Pancasila sebagai
berikut:
o Hak Asasi Manusia (HAM), seperti hak memeluk agama dan menjalankan ibadah sesuai
dengan agama masing-masing.
o Mengutamakan kepentingan masyarakat daripada individu dan golongan.
o Pengambilan keputusan berdasarkan musyawarah untuk mufakat.
 Aspek Kewilayahan Nusantara – Letak geografis Indonesia merupakan anugerah meliputi sumber daya
alam, suku bangsa, dan ragam budaya.
 Aspek Sosial Budaya – Indonesia merupakan negara yang terdiri atas ratusan suku bangsa yang masing-
masing memiliki adat istiadat, bahasa, agama dan kepercayaan yang berbeda-beda. keberagaman tersebut
mengandung potensi konflik sosial yang besar apabila tidak diatur dengan baik.
 Aspek Sejarah – Kemerdekaan bangsa Indonesia merupakan proses panjang yang mengorbankan jiwa dan
raga. Pemahaman ini harus diberikan kepada seluruh warga negara agar perpecahan tidak terjadi dan
bangsa Indonesia tetap bertahan serta menjaga keutuhan wilayahnya.

Tujuan Wawasan Nusantara

Wawasan nusantara memiliki dua tujuan utama, yaitu:

1. Tujuan Nasional – Sesuai dengan pembukaan UUD 1945, tujuan kemerdekaan Indonesia adalah “untuk
melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia dan untuk mewujudkan
kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa, dan ikut melaksanakan ketertiban dunia yang
berdasarkan kemerdekaan perdamaian abadi dan keadilan sosial”.
2. Tujuan ke dalam, yaitu mewujudkan kesatuan segenap aspek kehidupan baik alamiah maupun sosial.
Dengan kata lain, tujuan bangsa Indonesia adalah menjunjung tinggi kepentingan nasional, serta
kepentingan kawasan untuk menyelenggarakan dan membina kesejahteraan, kedamaian dan budi luhur
serta martabat manusia di seluruh dunia.

Hakikat Wawasan Nusantara

Pada dasarnya, hakikat wawasan nusantara telah terdapat dalam butir-butir Garis Besar Haluan Negara (GBHN),
yaitu menjaga keutuhan nusantara melalui cara pandang yang selalu utuh menyeluruh dalam lingkup nusantara dan
demi kepentingan nasional.

Setiap warga negara bangsa dan aparatur negara harus berpikir, bersikap dan bertindak secara utuh menyeluruh
dalam lingkup dan demi kepentingan bangsa termasuk produk-produk yang dihasilkan oleh lembaga negara.

Asas Wawasan Nusantara

Asas wawasan nusantara adalah ketentuan atau kaidah dasar yang harus dipatuhi, ditaati, dipelihara, dan diciptakan
demi tetap taat dan setianya komponen pembentuk bangsa Indonesia (suku bangsa atau golongan) terhadap
kesepakatan bersama.

Harus disadari, apabila asas wawasan nusantara diabaikan, komponen pembentuk kesepakatan bersama akan
melanggar kesepakatan bersama. Artinya, kesatuan dan persatuan bangsa dan negara Indonesia akan tercerai-
berai.

 Kepentingan yang sama – Ketika menegakkan dan merebut kemerdekaan, kepentingan bersama bangsa
Indonesia adalah menghadapi penjajahan secara fisik dari bangsa lain. Saat ini, bangsa Indonesia harus
menghadapi jenis “penjajahan” yang berbeda dari negara asing. Misalnya, kehidupan dalam negeri bangsa
Indonesia mendapat tekanan dan paksaan baik secara halus maupun kasar dengan cara adu domba dan
pecah-belah bangsa dengan menggunakan dalih HAM, demokrasi, dan lingkungan hidup. Sementara itu
tujuan yang sama adalah tujuan yang tercapainya kesejahteraan dan rasa aman yang lebih baik daripada
sebelumnya.
 Keadilan – Harus ada kesesuaian pembagian hasil dengan andil, jerih payah usaha, dan kegiatan-kegiatan
baik orang-perorangan, golongan, kelompok, maupun daerah.
 Kejujuran – Keberanian berpikir, berkata, dan bertindak sesuai realita serta ketentuan yang benar meskipun
realita atau ketentuan yang disampaikan pahit dan mengecewakan.
 Solidaritas – Diperlukan rasa setia kawan, saling memberi dan berkorban tanpa meninggalkan ciri dan
karakter budaya masing-masing.
 Kerja sama – Adanya koordinasi, saling pengertian yang didasarkan atas kesetaraan kerja kelompok, baik
kelompok yang kecil maupun kelompok yang besar dapat dicapai demi terciptanya sinergi yang lebih baik.
 Kesetiaan – Adanya kesepakatan bersama untuk menjadi bangsa dan mendirikan negara Indonesia.
Kesetiaan terhadap kesepakatan bersama sangatlah penting dan menjadi tonggak utama terciptanya
persatuan dan kesatuan dalam kebinekaan.

Implementasi Kehidupan Bangsa dan Negara

Wawasan nusantara dalam kehidupan masyarakat berbangsa dan bernegara dapa kita lihat dalam berbagai aspek
berikut ini:

 Kehidupan Politik
o Pelaksanaan kehidupan politik yang diatur dalam undang-undang, seperti UU Partai Politik,
UU Pemilihan Umum, dan UU Pemilihan Presiden. Pelaksanaan undang-undang tersebut harus
sesuai hukum dan mementingkan persatuan bangsa. Contohnya seperti dalam pemilihan presiden,
anggota DPR, dan kepala daerah harus menjalankan prinsip demokratis dan keadilan, sehingga
tidak menghancurkan persatuan dan kesatuan bangsa.
o Pelaksanaan kehidupan bermasyarakat dan bernegara di Indonesia harus sesuai dengan hukum
yang berlaku. Seluruh bangsa Indonesia harus mempunyai dasar hukum yang sama bagi setiap
warga negara, tanpa pengecualian. Di Indonesia terdapat banyak produk hukum yang dapat
diterbitkan oleh provinsi dan kabupaten dalam bentuk peraturan daerah (perda) yang tidak
bertentangan dengan hukum yang berlaku secara nasional.
o Mengembangkan sikap hak asasi manusia dan sikap pluralisme untuk mempersatukan berbagai
suku, agama, dan bahasa yang berbeda, sehingga menumbuhkan sikap toleransi.
o Memperkuat komitmen politik terhadap partai politik dan lembaga pemerintahan untuk
meningkatkan semangat kebangsaan, persatuan dan kesatuan.
o Meningkatkan peran Indonesia dalam kancah internasional dan memperkuat korps
diplomatik sebagai upaya penjagaan wilayah Indonesia terutama pulau-pulau terluar
dan pulau kosong.
 Kehidupan Ekonomi
o Wilayah nusantara mempunyai potensi ekonomi yang tinggi, seperti posisi khatulistiwa, wilayah
laut yang luas, hutan tropis yang besar, hasil tambang dan minyak yang besar, serta memiliki
penduduk dalam jumlah cukup besar. Oleh karena itu, implementasi dalam kehidupan ekonomi
harus berorientasi pada sektor pemerintahan, pertanian, dan perindustrian.
o Pembangunan ekonomi harus memperhatikan keadilan dan keseimbangan antar daerah. Oleh
sebab itu, dengan adanya otonomi daerah dapat menciptakan upaya dalam keadilan ekonomi.
o Pembangunan ekonomi harus melibatkan partisipasi rakyat, seperti dengan memberikan
fasilitas kredit mikro dalam pengembangan usaha kecil.
 Kehidupan Sosial Budaya
o Mengembangkan kehidupan bangsa yang serasi antara masyarakat yang berbeda, dari
segi budaya, status sosial, maupun daerah. Contohnya dengan pemerataan pendidikan di semua
daerah dan program wajib belajar harus diprioritaskan bagi daerah tertinggal.
o Pengembangan budaya Indonesia, untuk melestarikan kekayaan Indonesia, serta dapat dijadikan
kegiatan pariwisata yang memberikan sumber pendapatan nasional maupun daerah. Contohnya
dengan pelestarian budaya, pengembangan museum, dan cagar budaya.
 Kehidupan Pertahanan dan Keamanan
o Kegiatan pembangunan pertahanan dan keamanan harus memberikan kesempatan kepada setiap
warga negara untuk berperan aktif, karena kegiatan tersebut merupakan kewajiban setiap warga
negara, seperti memelihara lingkungan tempat tinggal, meningkatkan kemampuan disiplin,
melaporkan hal-hal yang mengganggu keamanan kepada aparat dan belajar kemiliteran.
o Membangun rasa persatuan, sehingga ancaman suatu daerah atau pulau juga menjadi ancaman
bagi daerah lain. Rasa persatuan ini dapat diciptakan dengan membangun solidaritas dan
hubungan erat antara warga negara yang berbeda daerah dengan kekuatan keamanan.
o Membangun TNI yang profesional serta menyediakan sarana dan prasarana yang memadai bagi
kegiatan pengamanan wilayah Indonesia, terutama pulau dan wilayah terluar Indonesia.

Contoh Wawasan Nusantara


Penerapan wawasan nusantara dapat dilakukan dalam kehidupan sehari-hari setiap warga negara Contohnya
adalah sebagai berikut:

 Menjadikan falsafah Pancasila sebagai pedoman hidup bernegara dan bermasyarakat. Hal ini dapat
dilakukan dengan tindakan nyata sehari-hari yang mencerminkan nilai-nilai religius, kekeluargaan, dan
menjaga persatuan sesuai dengan Pancasila.
 Sikap cinta tanah air yang diwujudkan dengan mengutamakan kepentingan bangsa dan negara di atas
kepentingan pribadi, golongan, dan agama.
 Mewujudkan pembangunan bangsa dengan tindakan nyata dan prestasi. Misalnya, menunjukkan rasa cinta
tanah air ketika mewakili negara Indonesia di forum-forum internasional

ASAS ASAS PEMBANGUNAN NASIONAL

Pengertian Pembangunan Nasional

Pengertian Pembangunan Nasional merupakan usaha peningkatan kualitas manusia dan masyarakat Indonesia yang
dilakukan secara berkelanjutan, berdasarkan kemampuan nasional dengan memanfaatkan ilmu pengetahuan dan
teknologi, serta memperhatikan tantangan perkembangan global (Tap. MPR No. IV/MPR/1999). Dalam
mengimplementasikan Pembangunan Nasional senantiasa mengacu pada kepribadian bangsa dan nilai luhur yang
universal untuk mewujudkan kehidupan bangsa yang berdaulat, mandiri, berkeadilan, sejahtera, maju, serta kokoh,
baik kekuatan moral maupun etika bangsa Indonesia.

Hakikat Pembangunan Nasional

Hakikat Pembangunan Nasional adalah pembangunan manusia Indonesia seutuhnya dan pembangunan masyarakat
Indonesia seluruhnya. Ini berarti dalam pelaksanaan pembangunan nasional diperlukan hal-hal sebagai berikut:

Ada keselarasan, keserasian, kesimbangan, dan kebulatan yang utuh dalam seluruh kegiatan pembangunan.
Pembangunan adalah untuk manusia dan bukan sebaliknya manusia untuk pembangunan. Dalam pembangunan
dewasa ini, unsur manusia, unsur sosial-budaya, dan unsur lainnya harus mendapatkan perhatian yang seimbang.
Pembangunan harus merata untuk seluruh masyarakat dan di seluruh wilayah tanah air. Subjek dan objek
pembangunan adalah manusia dan masyarakat Indonesia, sehingga pembangunan harus berkepribadian Indonesia
pula.

Pembangunan dilaksanakan bersama oleh masyarakat dan pemerintah. Masyarakat adalah pelaku utama
pembangunan dan pemerintah berkewajiban untuk mengarahkan, membimbing, serta menciptakan suasana yang
menunjang. Kegiatan masyarakat dan kegiatan pemerintah mesti saling mendukung, saling mengisi, dan saling
melengkapi dalam satu kesatuan langkah menuju tercapainya tujuan pembangunan nasional.

Dalam mewujudkan visi Pembangunan Nasional tersebut ditempuh delapan misi Pembangunan Nasional sebagai
berikut :

 Mewujudkan masyarakat berakhlak mulia, bermoral, beretika, berbudaya, dan beradab berdasarkan
falsafah Pancasila adalah memperkuat jati diri dan karakter bangsa melalui pendidikan yang bertujuan
membentuk manusia yang bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, mematuhi aturan hukum, memelihara
kerukunan internal dan antar umat beragama, melaksanakan interaksi antarbudaya, mengembangkan
modal sosial, menerapkan nilai-nilai luhur budaya bangsa, dan memiliki kebanggaan sebagai bangsa
Indonesia dalam rangka memantapkan landasan spiritual, moral, dan etika pembangunan bangsa

 Mewujudkan bangsa yang berdaya-saing adalah mengedepankan pembangunan sumber daya manusia
berkualitas dan berdaya saing; meningkatkan penguasaan dan pemanfaatan IPTEK melalui penelitian,
pengembangan , dan penerapan menuju inovasi secara berkelanjutan; membangun infrastruktur yang maju
serta reformasi dibidang hukum dan aparatur negara; dan memperkuat perekonomian domestik berbasis
keunggulan setiap wilayah menuju keunggulan kompetitif dengan membangun keterkaitan sistem produksi,
distribusi, dan pelayanan termasuk pelayanan jasa dalam negeri

 Mewujudkan masyarakat demokratis berlandaskan hukum adalah memantapkan kelembagaan demokrasi


yang lebih kokoh; memperkuat peran masyarakat sipil; memperkuat kualitas desentralisasi dan otonomi
daerah; menjamin pengembangan media dan kebebasan media dalam mengomunikasikan kepentingan
masyarakat; dan melakukan pembenahan struktur hukum dan meningkatkan budaya hukum dan
menegakkan hukum secara adil, konsekuen, tidak diskriminatif, dan memihak pada rakyat kecil

 Mewujudkan Indonesia aman, damai, dan bersatu adalah membangun kekuatan TNI hingga melampaui
kekuatan esensial minimum serta disegani di kawasan regional dan internasional; memantapkan
kemampuan dan meningkatkan profesionalisme Polri agar mampu melindungi dan mengayomi masyarakat;
mencegah tindak kejahatan, dan menuntaskan tindak kriminalitas; membangun kapabilitas lembaga intelijen
dan kontra intelijen negara dalam penciptaan keamanan nasional; serta meningkatkan kesiapan komponen
cadangan, komponen pendukung pertahanan dan kontribusi industri pertahanan nasional dalam sistem
pertahanan semesta

 Mewujudkan pemerataan pembangunan dan berkeadilan adalah meningkatkan pembangunan daerah;


mengurangi kesenjangan sosial secara menyeluruh, keberpihakan kepada masyarakat, kelompok dan
wilayah/daerah yang masih lemah; menanggulangi kemiskinan dan pengangguran secara drastis;
menyediakan akses yang sama bagi masyarakat terhadap berbagai pelayanan sosial serta sarana dan
prasarana ekonomi; serta menghilangkan diskriminasi dalam berbagai aspek termasuk gender

 Mewujudkan Indonesia asri dan lestari adalah memperbaiki pengelolaan pelaksanaan pembangunan yang
dapat menjaga keseimbangan antara pemanfaatan, keberlanjutan, keberadaan, dan kegunaan sumber
daya alam dan lingkungan hidup dengan tetap menjaga fungsi, daya dukung, dan kenyamanan dalam
kehidupan pada masa kini dan masa depan, melalui pemanfaatan ruang yang serasi antara penggunaan
untuk permukiman, kegiatan sosial ekonomi, dan upaya konservasi; meningkatkan pemanfaatan ekonomi
sumber daya alam dan lingkungan yang berkesinambungan; memperbaiki pengelolaan sumber daya alam
dan lingkungan hidup untuk mendukung kualitas kehidupan; memberikan keindahan dan kenyamanan
kehidupan; serta meningkatkan pemeliharaan dan pemanfaatan keanekaragaman hayati sebagai modal
dasar pembangunan

 Mewujudkan Indonesia menjadi negara kepulauan yang mandiri, maju, kuat, dan berbasiskan  kepentingan
nasional adalah menumbuhkan wawasan bahari bagi masyarakat dan pemerintah agar pembangunan
Indonesia berorientasi kelautan; meningkatkan kapasitas sumber daya manusia yang berwawasan kelautan
melalui pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi kelautan; mengelola wilayah laut nasional untuk
mempertahankan kedaulatan dan kemakmuran; dan membangun ekonomi kelautan secara terpadu dengan
mengoptimalkan pemanfaatan sumber kekayaan laut secara berkelanjutan

 Mewujudkan Indonesia berperan penting dalam pergaulan dunia internasional adalah memantapkan
diplomasi Indonesia dalam rangka memperjuangkan kepentingan nasional; melanjutkan komitmen
Indonesia terhadap pembentukan identitas dan pemantapan integrasi internasional dan regional; dan
mendorong kerja sama internasional, regional dan bilateral antar masyarakat, antarkelompok, serta antar
lembaga di berbagai bidang

Tujuan Pembangunan Nasional

Tujuan nasional, sebagaimana yang termaktub dalam Pembukaan Undang-Undang Dasar 1945, yaitu :

Melindungi segenap bangsa dan seluruh tumpah darah Indonesia, memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan
kehidupan bangsa, serta ikut melaksanakan ketertiban dunia yang berlandaskan kemerdekaan, perdamaian abadi,
dan keadilan sosial.

Pernyataan di atas merupakan cerminan bahwa pada dasarnya tujuan Pembangunan Nasional adalah untuk
mewujudkan kehidupan masyarakat Indonesia yang sejahtera, lahiriah maupun batiniah. Untuk mewujudkan hal
tersebut, maka pembangunan yang dilaksanakan oleh bangsa Indonesia merupakan pembangunan yang
berkesinambungan, yang meliputi seluruh aspek kehidupan masyarakat, bangsa dan negara.
Agar pembangunan yang dilaksanakan lebih terarah dan memberikan hasil dan daya guna yang efektif bagi
kehidupan seluruh bangsa Indonesia maka pembangunan yang dilaksanakan mengacu pada perencanaan yang
terprogram secara bertahap dengan memperhatikan perubahan dan perkembangan yang terjadi dalam kehidupan
masyarakat. Oleh karena itu pemerintah merancang suatu perencanaan pembangunan yang tersusun dalam suatu
Repelita (Rencana Pembangunan Lima Tahun), dan mulai Repelita VII diuraikan dalam suatu Repeta (Rencana
Pembangunan Tahunan), yang memuat uraian kebijakan secara rinci dan terukur tentang beberapa Propenas
(Program Pembangunan Nasional). Rancangan APBN tahun 2001 adalah Repeta pertama dari pelaksanaan
Propenas yang merupakan penjabaran  GBHN 1999-2004,  di samping merupakan tahun pertama pelaksanaan
otonomi daerah dan desentralisasi fiskal. 

Sejak repelita pertama (tahun 1969) hingga  repelita sekarang (tahun1999) telah terealisasi beberapa program
pembangunan yang hasilnya telah menyentuh seluruh aspek kehidupan masyarakat, baik  aspek politik, ekonomi,
sosial dan budaya. Meskipun realisasi pembangunan telah menyentuh dan dinikmati oleh hampir seluruh
masyarakat, namun tidak berarti terjadi secara demokratis. Dengan kata lain, hasil-hasil pembangunan tersebut
belum mampu menjangkau pemerataan kehidupan seluruh masyarakat. Masih banyak terjadi ketimpangan atau
kesenjangan pembangunan maupun hasil-hasilnya, baik antara pusat dan daerah atau dalam lingkup yang luas
adalah kesenjangan antara Kawasan Timur Indonesia (KTI) dan Kawasan Barat Indonesia (KBI), khususnya pada
sektor ekonomi. Salah satu kesenjangan di sektor ekonomi tersebut diantaranya adalah tidak meratanya kekuatan
ekonomi di setiap wilayah, seperti tidak meratanya tingkat pendapatan (per kapita) penduduk, tingkat kemiskinan dan
kemakmuran, mekanisme pasar dan lain-lain.

Dampak dari kesenjangan tersebut telah menimbulkan beberapa gejolak dalam bentuk tuntutan adanya pemerataan
pembangunan maupun hasil-hasilnya,  dari dan untuk setiap wilayah di Indonesia. Untuk mengurangi bahkan
menghilangkan kesenjangan tersebut pemerintah telah menempuh beberapa kebijaksanaan pembangunan
diantaranya dengan memberlakukan Undang-undang Nomor 22 tahun 1999 tentang Otonomi Daerah yang pada
prinsipnya merupakan pelimpahan wewenang pusat ke daerah untuk mengurus rumah tangganya sendiri sesuai
dengan potensi yang dimiliki oleh masing-masing daerah.

Asas-Asas Pembangunan Nasional 

Asas Pembangunan Nasional adalah prinsip pokok yang harus diterapkan dan dipegang teguh dalam perencanan
dan pelaksanaan Pembangunan Nasional : 

 Asas Keimanan dan Ketakwaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa 


 Asas Manfaat Kegiatan pembangunan memberikan manfaat bagi peningkatan kesejahteraan
 Asas Demokrasi Pancasila Kegiatan Pembangunan Nasional dilakukan berdasarkan kekeluargaan 
 Asas Keseimbangan, Keserasian, dan Keselarasan dalam Perikehidupan Dalam Pembangunan Nasional
adanya keseimbangan, keserasian dan keselarasan antara dunia dan akhirat, materil dan spiritual dan lain-
lain 
 Asas Hukum Dalam penyelenggaraan Pembangunan Nasional, masyarakat harus taat dan patuh kepada
hukum 
 Asas Kemandirian Pembangunan Nasional berlandaskan kepercayaan akan kemampuan diri sendiri
 Asas Kejuangan Dalam penyelenggaraan Pembangunan Nasional masyarakata harus memiliki mental,
tekad, jiwa dan semangat
 Asas Ilmu Pengetahuan dan Teknologi Pembangunan Nasional dapat memberikan kesejahteraan rakyat
lahir dan batin yang setinggi-tingginya

Pengertian Kewarganegaraan Dan Asas Kewarganegaraan

Kewarganegaraan secara umum adalah sesuatu hal yang berhubungan dengan warga negara dengan
negara. Dalam bahasa Inggris, kewarganegaraan dikenal dengan kata citizenship, artinya keanggotaan yang
menunjukkan hubungan atau ikatan antara negara dengan warga negara.
Sedangkan pengertian warga negara adalah penduduk sebuah negara atau bangsa yang berdasarkan keturunan,
tempat kelahiran, dan sebagainya mempunyai kewajiban dan hak penuh sebagai seorang warga negara dari negara
itu (Kamus Besar Bahasa Indonesia).

Dalam Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2006 tentang Kewarganegaraan Republik Indonesia pasal 1 angka
(1) pengertian warga negara adalah warga suatu negara yang ditetapkan berdasarkan peraturan perundang-
undangan.

Pengertian Kewarganegaraan

Istilah kewarganegaraan dapat dibedakan dalam pengertian secara yuridis dan sosiologis.

Kewarganegaraan dalam arti yuridis ditandai dengan adanya ikatan hukum antara orang-orang dengan negara.
Adanya ikatan hukum itu menimbulkan akibat-akibat hukum tertentu, yaitu orang tersebut berada di bawah
kekuasaan negara yang bersangkutan. Tanda dari adanya ikatan hukum tersebut antara lain akta kelahiran, surat
pernyataan, dan bukti kewarganegaraan.

Kewarganegaraan dalam arti sosiologis tidak ditandai dengan ikatan hukum. Akan tetapi ditandai dengan ikatan
emosional, seperti ikatan perasaan, ikatan keturunan, ikatan nasib, ikatan sejarah, dan ikatan tanah air. Dengan kata
lain, ikatan ini lahir dari penghayatan warga negara yang bersangkutan.

Asas Kewarganegaraan

Pengertian asas kewarganegaraan adalah dasar hukum bagi kewarganegaraan untuk penduduk (warga) sebuah
negara. Orang yang sudah memiliki kewarganegaraan tidak jatuh pada kekuasaan atau wewenang negara lain.
Negara lain tidak berhak memperlakukan kaidah-kaidah hukum kepada orang yang bukan warga negaranya.

Penduduk suatu negara juga dibedakan menjadi warga negara dan warga negara asing. Warga negara adalah
mereka yang secara hukum merupakan anggota suatu negara. Adapun warga negara asing adalah mereka yang
belum menjadi warga negara. Jika mereka ingin menjadi warga negara, mereka harus melalui proses yang disebut
naturalisasi.

Secara umum ada 2 asas kewarganegaraan yang diterapkan oleh suatu negara, yaitu:

1. Ius Sanguinis

Asas ius sanguinis atau asas keturunan yang menetapkan kewarganegaraan seseorang menurut keturunan atau
pertalian darah. Artinya, kewarganegaraan anak bergantung pada orang tuanya meskipun anak tersebut lahir di
negara lain (bukan kewarganegaraan orang tuanya).

Misalkan, seorang anak dilahirkan di negara B yang menganut asas ius sanguinis, sedangkan orang tuanya warga
negara A, maka anak tersebut tetap menjadi warga negara A.

Contoh Negara dengan Sistem Asas Kewarganegaraan Ius Sanguinis :

 Belanda, Belgia, Bulgaria
 Korea Selatan, Kroasia
 Inggris, Irlandia, Islandia, India, Italia
 Jepang, Jerman
 Polandia, Portugal
 Republik Ceko, Rusia
 Spanyol, Serbia

2. Ius Soli
Asas ius soli  atau asas tempat kelahiran yang menetapkan kewarganegaraan seseorang menurut tempat
kelahirannya. Artinya kewarganegaraan anak akan diberikan jika anak tersebut lahir di negara yang menganut asas
ius soli.

Misalnya, seorang anak harus menjadi warga negara B karena lahir di negara B, meskipun orang tuanya warga
negara A.

Contoh Negara dengan Sistem Asas Kewarganegaraan Ius Soli :

 Argentina, Amerika Serikat
 Brazil, Bangladesh
 Kanada, Kamboja, Kolombia, Kosta Rika
 Panama, Peru, Pakistan, Paraguay
 Grenada, Guatemala, Guyana
 Dll

Keberadaan kedua asas kewarganegaraan tersebut kerap kali menimbulkan masalah. Hal ini karena ada negara
yang menganut asas ius sanguinis dan ada pula negara yang menganut asas ius soli. Sehingga kerap muncul
masalah bipatride, multipatride bahkan apatride.

Pengertian Bipatride  adalah seseorang yang memiliki dua kewarganegaraan (kewarganegaraan ganda) yang bisa
terjadi karena anak lahir di negara A yang menganut asas kewarganegaraan ius soli (tempat kelahiran) namun orang
tuanya warga negara B yang menganut asas ius sanguinis. Anak tersebut akan mendapat 2 kewarganegaraan dari
negara A berdasarkan tempat lahir dan dari negara B karena faktor keturunan.

Pengertian Apatride  adalah seseorang yang tidak memiliki kewarganegaraan. Bisa terjadi jika anak lahir di negara
B yang menganut asas ius sanguinis sedangkan orang tua berasal dari negara A. Si anak tidak mendapat
kewarganegaraan negara B karena lahir dari orang tua yang bukan warga negara B. Anak juga tidak mendapat
kewarganegaraan orang tuanya (negara A) karena tidak lahir di negara A (ius soli – berdasarkan tempat lahir).

Pengertian Multipatride  adalah seseorang yang memiliki 2 atau lebih kewarganegaraan. Hal ini bisa terjadi jika
bipatride menerima juga pemberian status kewarganegaraan lain ketika dia telah dewasa, namun tidak melepaskan
status kewarganegaraan yang lama.

4 Asas Kewarganegaraan di Indonesia Beserta Contonya

Menurut penjelasan Undang-Undang RI Nomor 12 Tahun 2006 tentang Kewarganegaraan Republik Indonesia
dinyatakan bahwa Indonesia dalam penentuan kewarganegaraan menganut asas-asas sebagai berikut:

1. Asas ius sanguinis

Sama seperti penjelasan diatas, Asas ius sanguinis adalah asas yang menentukan kewarganegaraan seseorang
berdasarkan keturunan, bukan bersasarkan negara tempat dilahirkan. contoh nya serupa dengan contoh asas ius
sanguinis diatas.

2. Asas ius soli

Serupa seperti penjelasan diatas, Asas ius soli adalah asas yang menentukan kewarganegaraan seseorang
berdasarkan negara tempat kelahiran, di indonesia asa ini diberlakukan terbatas bagi anak-anak seseuai dengan
ketentuan yang diatur undang-undang. contoh nya serupa dengan contoh asas ius soli diatas.

3. Asas kewarganegaraan tunggal

Asas kewarganegraan tunggal adalah asas yang menentukan satu kewarganegaraan bagi setiap orang. asas
kewarganegaraan tunggal merupakan prinsip tentang status kewarganegaraan yang dimana setiap warga negara
tidak boleh berkewarganegaraan ganda.
Contohnya : bila suatu anak lahir di kalangan warga negara (baik luar maupun dalam), maka setelah dewasa si anak
tersebut harus memilih apa status kewarganegaraan yang ia kehendaki.

4. Asas kewarganegaraan ganda terbatas

Asas kewarganegaraan ganda terbatas adalah asas yang menentukan kewarganegaraan ganda bagi anak-anak
sesuai dengan ketentuan yang diatur dalam undang-undang.

Contohnya : bila suatu anak lahir dan mempunyai dua kewarganegaraan (Bipatride), maka anak tersebut boleh
memiliki dua kewarganegaraan sampai ia berusia 18 tahun (atau sesuai ketentuan yang diatur dalam undang-
undang), setelah anak tersebut berusia 18 tahun ia harus melepas / memilih salah satu kewarganegaraannya.

Kabinet Indonesia Maju

Pengertian Kabinet Indonesia Maju

Kabinet Indonesia Maju adalah kabinet pemerintahan Indonesia pimpinan Presiden Joko Widodo dan Wakil


Presiden Ma`ruf Amin. Susunan kabinet ini berasal dari kalangan profesional, usulan partai politik pengusung
pasangan Jokowi-Amin pada Pilpres 2019 yang tergabung dalam Koalisi Indonesia Kerja ditambah Partai
Gerindra yang bergabung setelahnya, serta tim sukses pasangan Jokowi-Amin pada Pilpres 2019. Susunan kabinet
diumumkan oleh Presiden Jokowi pada 23 Oktober 2019 dan resmi dilantik pada hari yang sama. Presiden Jokowi
dan Wapres Ma`ruf Amin membacakan susunan kabinetnya di pelataran tangga Istana Negara. Dalam kesempatan
itu, Jokowi menghadirkan para menterinya yang mengenakan kemeja batik. Kabinet Indonesia Maju terdiri dari 4
menteri koordinator dan 30 menteri.

Latar Belakang Kabinet Indonesia Maju

Sebelum pengumuman kabinet tersebut, Jokowi menyatakan bahwa kabinet tersebut terdiri dari 45% kalangan partai
politik dan 55% dari kalangan profesional; memiliki menteri "yang usianya 25, di bawah 30, dan di bawah 35 tahun";
yang mengisi jabatan kementerian lama; dan tak berasal dari partai politik serta jaksa agung yang dipilih dari luar
partai politik. Jokowi juga menyatakan bahwa kabinet tersebut terdiri dari seorang kepala daerah serta menteri-
menteri lama yang dipertahankan, bertukar posisi dan dilepastugaskan.

Menteri baru dari partai politik mencapai 17 orang.

Ketua partai dan mantan presiden Indonesia kelima Megawati Soekarnoputri dari Partai Demokrasi Indonesia
Perjuangan (PDIP) selaku partai pemenang pemilihan umum legislatif Indonesia 2019 sekaligus partai asal Jokowi
meminta kursi menteri terbanyak dan kursi ketua DPR untuk para kader PDIP. Jokowi mengakui bahwa ia
mempertimbangkan faktor daerah, agama, gender, latar belakang organisasi kemasyarakatan, serta usia dalam
menentukan calon menteri.

Jokowi kemudian menyatakan bahwa parpol-parpol koalisi non-parlemen seperti Partai Solidaritas


Indonesia (PSI), Partai Keadilan dan Persatuan Indonesia (PKPI), Partai Bulan Bintang (PBB), Partai Persatuan
Indonesia (Perindo) dan Partai Hati Nurani Rakyat (Hanura) akan diberi opsi jabatan wakil menteri.

Pada pelantikan Kabinet Indonesia Maju, Jokowi berpesan kepada menteri terpilih, salah satunya adalah
menekankan untuk tidak korupsi.

Materi Lengkap Kabinet Indonesia Maju

Materi Lengkap Kabinet Indonesia Maju dapat teman-teman unduh di sini.

 
 

NAWACITA

Pengertian Nawacita

Nawa Cita atau Nawacita adalah istilah umum yang diserap dari bahasa Sanskerta, nawa (sembilan)


dan cita (harapan, agenda, keinginan). Dalam konteks perpolitikan Indonesia menjelang Pemilu Presiden 2014,
istilah ini merujuk kepada visi-misi yang dipakai oleh pasangan calon presiden/calon wakil presiden Joko
Widodo/Jusuf Kalla berisi agenda pemerintahan pasangan itu. Dalam visi-misi tersebut dipaparkan sembilan agenda
pokok untuk melanjutkan semangat perjuangan dan cita-cita Soekarno yang dikenal dengan istilah Trisakti, yakni
berdaulat secara politik, mandiri dalam ekonomi, dan berkepribadian dalam kebudayaan.

Adapun intisari dari Program Nawa Cita tersebut adalah :

1. Menghadirkan kembali negara untuk melindungi segenap bangsa dan memberikan rasa aman pada seluruh
warga negara, melalui politik luar negeri bebas aktif, keamanan nasional yang terpercaya dan
pembangunan pertahanan negara Tri Matra terpadu yang dilandasi kepentingan nasional dan memperkuat
jati diri sebagai negara maritim.
2. Membuat pemerintah tidak absen dengan membangun tata kelola pemerintahan yang bersih, efektif,
demokratis, dan terpercaya, dengan memberikan prioritas pada upaya memulihkan kepercayaan publik
pada institusi-institusi demokrasi dengan melanjutkan konsolidasi demokrasi melalui reformasi sistem
kepartaian, pemilu, dan lembaga perwakilan.
3. Membangun Indonesia dari pinggiran dengan memperkuat daerah-daerah dan desa dalam kerangka
negara kesatuan.
4. Menolak negara lemah dengan melakukan reformasi sistem dan penegakan hukum yang bebas korupsi,
bermartabat, dan terpercaya.
5. Meningkatkan kualitas hidup manusia Indonesia melalui peningkatan kualitas pendidikan dan pelatihan
dengan program "Indonesia Pintar"; serta peningkatan kesejahteraan masyarakat dengan program
"Indonesia Kerja" dan "Indonesia Sejahtera" dengan mendorong land reformdan program kepemilikan tanah
seluas 9 hektar, program rumah kampung deret atau rumah susun murah yang disubsidi serta jaminan
sosial untuk rakyat pada tahun 2019.
6. Meningkatkan produktivitas rakyat dan daya saing di pasar internasional sehingga bangsa Indonesia bisa
maju dan bangkit bersama bangsa-bangsa Asia lainnya.
7. Mewujudkan kemandirian ekonomi dengan menggerakkan sektor-sektor strategis ekonomi domestik.
8. Melakukan revolusi karakter bangsa melalui kebijakan penataan kembali kurikulum pendidikan nasional
dengan mengedepankan aspek pendidikan kewarganegaraan, yang menempatkan secara proporsional
aspek pendidikan, seperti pengajaran sejarah pembentukan bangsa, nilai-nilai patriotisme dan cinta Tanah
Air, semangat bela negara dan budi pekerti di dalam kurikulum pendidikan Indonesia.
9. Memperteguh kebinekaan dan memperkuat restorasi sosial Indonesia melalui kebijakan memperkuat
pendidikan kebinekaan dan menciptakan ruang-ruang dialog antar warga.

Revolusi mental

Salah satu agenda dalam Nawa Cita yang paling banyak dibahas bahkan diperdebatkan oleh publik adalah poin
nomor 8 yakni, revolusi karakter bangsa atau lazim disebut revolusi mental . Pembahasan hangat tentang revolusi
mental berlangsung sejak masa kampanye Pemilu Presiden 2014, bahkan sempat menjadi trending topic di jejaring
sosial. Dalam sebuah tulisan di harian nasional, Jokowi menjelaskan bahwa arti dari revolusi mental yang dia gagas
adalah menggalakkan pembangunan karakter untuk mempertegas kepribadian dan jadi diri bangsa sesuai dengan
amanat Trisakti Soekarno. Untuk mencapai tujuan tersebut, menurut Jokowi, sistem pendidikan harus diarahkan
untuk membantu membangun identitas bangsa Indonesia yang berbudaya dan beradab, yang menjunjung tinggi
nilai-nilai moral agama yang hidup Indonesia. Akses ke pendidikan dan layanan kesehatan masyarakat yang
terprogram, terarah dan tepat sasaran oleh negara dapat membantu membangun kepribadian sosial dan
budaya Indonesia.

Kabinet Kerja

Setelah terpilih menjadi Presiden, Jokowi menerapkan Nawa Cita ke dalam progam-program pemerintahannya
melalui sebuah kabinet yang disebut Kabinet Kerja. Komposisi dan struktur Kabinet Kerja dirancang untuk
mengakomodir agenda-agenda yang termuat dalam Nawa Cita. Dia mengubah nomenklatur beberapa kementerian
dan menambah jumlah menteri koordinator, yakni:

1. Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman, dibentuk untuk menggalakkan pembangunan serta menegakkan
kedaulatan Indonesia di bidang kemaritiman karena dalam Nawa Cita ditegaskan bahwa Indonesia pada
dasarnya adalah negara maritim. Hal ini dapat dibuktikan secara geografis dan historis. Sebagian besar
wilayah Indonesia yang terdiri dari pulau-pulau, terhubung oleh laut dan sejak berabad-abad yang lalu
nenek moyang Indonesia telah dikenal dunia sebagai pelaut-pelaut tangguh. Selama ini, pembangunan
bidang kemaritiman kurang mendapat perhatian dan kekayaan bahari Indonesia belum dieksplorasi secara
maksimal, bahkan sering mengalami pencurian oleh negara lain.
2. Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan, dibentuk untuk mengkoordinir
pembangunan karakter berlandaskan budaya bangsa sesuai dengan agenda Nawa Cita.
3. Kementerian Kebudayaan dan Pendidikan Dasar dan Menengah, dipisahkan dari Bidang Pendidikan tinggi
yang sebelumnya merupakan satu kesatuan agar pembangunan karakter dan budaya bangsa melalui
pendidikan dapat ditangani secara lebih serius sesuai dengan semangat Nawa Cita.
4. Kementerian Pariwisata dipisahkan dari bidang ekonomi kreatif agar kedua bidang tersebut dikelola secara
lebih serius dan dapat menjadi salah satu andalan Indonesia dalam mewujudkan kemandirian ekonomi
sesuai dengan amanat Nawa Cita.

Lagu Daerah di Indonesia

Judul Lagu dan Asal Daerah


Ambo Logo Sulawesi Selatan
Ambon Manise Maluku
Ammac Ciang Sulawesi Selatan
Ampar-Ampar Pisang Kalimantan Selatan
Anak Daro Sumatra Barat
Anak Kambing Saya Nusa Tenggara Timur
Anak Kukang Sulawesi Selatan
Apuse Papua
Ayam Den Lapeh Sumatra Barat
Ayo Mama Maluku
Badindin Sumatra Barat
Bajing Luncat Jawa Barat
Bapak Pucung Jawa Tengah
Bareh Solok Sumatra Barat
Batanghari Jambi
Batti`batti Sulawesi Selatan
Bebilin Kalimantan Utara
Bolelebo Nusa Tenggara Timur
Bubuy Bulan Jawa Barat
Buka Pintu Maluku
Bulu Alau`na Tempe Sulawesi Selatan
Bunga - Bungana Masamba Luwu, Sulawesi Selatan
Bungong Jeumpa Aceh
Burung Kakatua Maluku
Burung Tantina Maluku
Butet Sumatra Utara
Cik Cik Periuk Kalimantan Barat
Cangget Agung Lampung
Cikala Le Pongpong Sumatra Utara
Cing Cangkeling Jawa Barat
Cublak-cublak Suweng Jawa Tengah
Cuk Mak Ilang Sumatra Selatan
Dabu-Dabu Gorontalo
Dago Inang Sarge Sumatra Utara
Dayung Palinggam Sumatra Barat
Dayung Sampan Banten
Dek Sangke Sumatra Selatan
Desaku Nusa Tenggara Timur
Dewa Ayu Bali
Dodoi Si Dodoi Jambi
E Mambo Simbo Papua
Es Lilin Jawa Barat
Esa Mokan Sulawesi Utara
Gadis Taruna Sulawesi Utara
Gai Bintang Jawa Timur Madura
Rumah Kita Jawa Tengah
Ganrang Pakarena Sulawesi Selatan
Gek Kepriye Jawa Tengah
Gelang Sipaku Gelang Sumatra Barat
Goro-Goro Ne Maluku
Gundhul Pacul Jawa Tengah
Gunung Salahatu Maluku
Hela Rotan Maluku
Helele U Ala De Teang Nusa Tenggara Barat
Huhatee Maluku
Lir-Ilir Jawa Tengah
Indung-Indung Kalimantan Timur
Injit-Injit Semut Jambi
Jali-Jali Jakarta
Jambo - Jambo Aceh
Jamuran Jawa Tengah
Jaranan Jawa Tengah
Jereh Bu Guru Banten
Ka Parak Tingga Sumatra Barat
Kabile-Bile Sumatra Selatan
Kalayar Kalimantan Tengah
Kambanglah Bungo Sumatra Barat
Kampuang Nan Jauh Di Mato Sumatra Barat
Kaparak Tingga Sumatra Barat
Kembang Malathe Jawa Timur
Keraban Sape Jawa Timur
Keroncong Kemayoran Jakarta
Ketabo Sumatra Utara
Kicir-Kicir Jakarta
Kole-Kole Maluku
Kutang Barendo Sumatra Barat
Lah Laruik Sanjo Sumatra Barat
Lalan Belek Bengkulu
Lancang Kuning Riau
Leleng Ma Hupaima Sumatra Utara
Lembah Alas Aceh
Lembe-lembe Maluku
Lenggang Kangkong Jakarta
Lerang Wutun Nusa Tenggara Timur
Lipang Lipandang Lampung
Lisoi Sumatra Utara
Mappadendang Sulawesi Selatan
Ma Rencong Sulawesi Selatan
Macepet Cepetan Bali
Madekdek Magambiri Sumatra Utara
Mak Inang Sumatra Barat
Malam Baiko Sumatra Barat
Mande-mande Maluku
Manuk Dadali Jawa Barat
Marencong-rencong Sulawesi Selatan
Mariam Tomong Sumatra Utara
Mejangeran Bali
Meyong-Meyong Bali
Moree Nusa Tenggara Barat
Naik-Naik Ke Puncak Gunung Maluku
Naluya Kalimantan Tengah
Nasonang Dohita Nadua Sumatra Utara
Neng Geulis Jawa Barat
Nenun Jawa Barat
Ngusak Asik Bali
Nona Manis Siapa Yang Punya Maluku
O Ina Ni Keke Sulawesi Utara
Oh Adingkoh Kalimantan Timur
Ondel Ondel Jakarta
O Nina Noi Nusa Tenggara Timur
O Ulate Maluku
Ole Sioh Maluku
Orere Nusa Tenggara Timur
Orlen-orlen Nusa Tenggara Barat
O`pio Sumatra Utara
Ocu Maantau Riau
Pai Mura Rame Nusa Tenggara Barat
Palu Lempong Popi Kalimantan Tengah
Pakarena Sulawesi Selatan
Paku Gelang Sumatra Barat
Panon Hideung Jawa Barat
Paris Barantai Kalimantan Selatan
Peia Tawa-Tawa Sulawesi Tenggara
Pepepling Jawa Barat
Peuyeum Bandung Jawa Barat
Pileuleuyan Jawa Barat
Pinang Muda Jambi
Pinang Sendawar Kalimantan Utara
Piso Surit Sumatra Utara
Pitik Tukung Yogyakarta
Potong Bebek Angsa Nusa Tenggara Timur
Putri cening Ayu Bali
Rambadia Sumatra Utara
Rang Talu Riau
Rasa Sayange Maluku
Rek Ayo Rek Jawa Timur
Ronggeng Jakarta
Sajojo Papua
Malam Bainai Sumatra Barat
Sapu Nyere Pegat Simpai Jawa Barat
Saputangan Bapuncu Ampat Kalimantan Selatan
Sarinande Maluku
Saule Maluku
Say Selamat Masinegar Sumatra Utara
Sayang Kene Maluku
Selendang Mayang Jambi
Sengko-sengko Sumatra Utara
Saringgik Duo Kupang Sumatra Barat
Si Patokaan Sulawesi Utara
Sigulempong Sumatra Utara
Sik Sik Sibatumanikam Sumatra Utara
Sinanggar Tulo Sumatra Utara
Sing Sing So Sumatra Utara
Sinom Yogyakarta
Sirih Kuning Jakarta
Sitara Tillo Sumatra Utara
Siwalima Arika Maluku
Soleram Riau
Sory Ya Katulla Sumatra Utara
Sudah Berlayar Maluku
Sungai Suci Bengkulu
Sulawesi Pa`rasanganta Sulawesi Selatan
Surilang Jakarta
Suwe Ora Jamu Yogyakarta
Tahanusangkara Sulawesi Utara
Tak Tong-Tong Sumatra Barat
Tan Mahurang Sulawesi Utara
Tana Wolio Sulawesi Tenggara
Tanase Maluku
Tanduk Majeng Jawa Timur Madura
Tano Niha Sumatra Utara Nias
Tari Bali Bali
Tari Payung Sumatra Barat
Tari Tanggai Sumatra Selatan
Tarutung Na Uli Sumatra Utara (Tapanuli Utara)
Tappalla` Palla` Luwu, Sulawesi Selatan
Te Kate Dipanah Yogyakarta
Tebe Onana Nusa Tenggara Barat
Timang-Timang Anakku Sayang Jambi
Tokecang Jawa Barat
Toki Tifa Maluku
Tondok Kadadiangku Sulawesi Tengah
Tope Gugu Sulawesi Tengah
Tumpi Wayu Kalimantan Tengah
Tuyang Kalimantan Utara
Tong Sarakah Banten
Umang-umang Bengkulu
Waktu Hujan Sore-sore Maluku
Warung Pojok Jawa Barat
Yamko Rambe Yamko Papua
Zapin Laksmana Raja di Laut Riau
Zapin Pantai Solop Riau
Manasai Kalimantan Tengah
Oh Indang Oh Apang Kalimantan Tengah
Binde Biluhuta Gorontalo
Bawi Kuwu Kalimantan Tengah
Ratu Anom Bali
Tutu Koda Nusa Tenggara Barat
Sang Bumi Ghuwai Jughai Lampung
Bumi Lampung Lampung
Sakai Sambayan Lampung
Rek Ayo Rek Jawa Timur
Nuluya Kalimantan Tengah
Aek Kapuas Kalimantan Barat
Masjid Jami` Kalimantan Barat
Alon-Alon Kalimantan Barat
Kapal Belon Kalimantan Barat
Seminung Lampung
Muloh Tungga Lampung
Penyandangan Lampung
Anak Tupai Lampung
Adi-adi Laun Lambar Lampung
Kelayar Kalimantan Tengah
Padhang Wulan Jawa Tengah
Moholunga Gorontalo
Tahuli Li Mama Gorontalo
Badminton Jawa Barat
Bandung Jawa Barat
Cinta Nusa Jawa Barat
Colenak Jawa Barat
Lingkung Lembur Jawa Barat
Raden Dewi Sartika Jawa Barat
Reumbeuy Bandung Jawa Barat
Sabilulungan Jawa Barat
Manalolo Banda Nusa Tenggara Timur
Putar-Putar Kopi Nusa Tenggara Timur
Ya Saman Sumatra Selatan
Anak Pipit Kalimantan Selatan
Kadal Nongaq Nusa Tenggara Barat
Nyok Miak Bangka Belitung
Yamko Rambe Yamko Irian Jaya
 

Pakaian Adat

Indonesia merupakan negara yang sangat kaya akan budaya. Seluruh daerah yang ada di Indonesia memiliki ciri
khas masing-masing terhadap budaya yang mereka anut seperti adanya perbedaan dalam Baju adat,  tari tradisional
dan rumah adat.

Kini, kepopuleran pakaian adat tidak hanya sebagai hal yang menarik wisatawan. Tetapi juga untuk dipakai saat
acara penting, hari besar, maupun momen pernikahan masa kini. Berikut daftar 34 pakaian adat dari semua provinsi
yang ada di Indonesia.

Materi Lengkap Pakaian Adat

Materi lengkap pakaian adat dapat teman-teman unduh di sini.

Anda mungkin juga menyukai