B. Ciri Nasionalisme
Ciri nasionalisme:
C. Bentuk
1. Nasionalisme Kewarganegaraan (atau nasionalisme sipil)
2. Nasionalisme Etnis
Adalah sejenis semangat kebangsaan dimana negara memperoleh
kebenaran politik dari budaya asal atau etnis sebuah masyarakat.
3. Nasionalisme Romantik/Organik/Identitas
4. Nasionalisme Budaya
5. Nasionalisme Kenegaraan
6. Nasionalisme Agama
D. Tujuan
Pada dasarnya nasionalisme yang muncul di berbagai negara
mempunyai tujuan sebagai berikut:
Adapun contoh-contoh sikap yang didasari nasionalisme dan patriotisme adalah sebagai berikut :
Seorang siswa belajar dengan baik dengan harapan kelak apa yang ia pelajari bisa bermanfaat untuk
bangsanya;
Masyarakat yang sadar akan fungsi pemilu sehingga mengunakan hak pilihnya dan mengikuti kegiatan pemilu
dengan tertib agar didapatkan pemimpin yang kompeten;
Mahasiswa yang kritis dan tanggap memberi masukan kepada pemerintah terkait masalah yang sedang terjadi
di dalam negeri termasuk penyalahgunaan wewenang. (Baca juga :Penyebab Terjadinya Penyalahgunaan
Kewenangan)
Artikel terkait :
Ketua RT mengadakan kegiatan kerja bakti di lingkungannya dan kita sebagai warganya mengikuti kegiatan
kerja bakti tersebut dengan baik;
Pemerintah sudah menyiapkan tempat sampah di berbagai titik di lingkungan desa maka kita harus membuang
sampah pada tempatnya. (Baca juga : Struktur Organisasi Pemerintah Desa)
4. Menciptakan Kerukunan Umat Beragama
Penduduk Indonesia terdiri dari berbagai pemeluk agama. Bangga menjadi salah satu penduduk Indonesia dan
rela berkorban untuk mereka merupakan salah satu perwujudan sikap patriotisme dan nasionalisme. Salah satu
hal yang dapat kita lakukan adalah menciptakan kerukunan antar umat beragama. Untuk mewujudkan hal
tersebut kita dapat melakukan langkah-langkah konkret seperti:
Memberikan izin kepada teman untuk tidak mengikuti belajar kelompok ketika ada kegiatan keagamaan;
Tidak menggangu orang lain yang sedang melakukan ibadah seperti berteriak di dekatnya;
Berteman dengan semua orang tanpa membedakan agama.
Artikel lainnya:
Ikut serta kegiatan gotong royong di lingkungan misalnya dalam membangun pos kampling,
Saling tolong menolong ketika ada tetangga atau teman yang terkena musibah,
Menghargai pendapat orang lain di dalam musyawarah dan tidak memotong pembicaraannya.
6. Menggunakan Produk dalam Negeri
Untuk menunjukkan sikap patriotisme dan nasionalime sudah semestinya kita bangga dan sebisa mungkin
menggunakan produk dalam negeri. Banyak orang yang senang menggunakan produk luar negeri. Biasanya
mereka berpendapat bahwa produk luar negeri pasti lebih bagus. Padahal, sudah banyak juga produk dalam
negeri yang patut diberi apresiasi dari segi kualitasnya. Beberapa produsen Indonesia bahkan mengaku mereka
banyak menjual produknya ke luar negeri tanpa merk, kemudian perusahaan luar negeri memberikan label, dan
menjualnya. Hal ini membuktikan bahwa produk Indonesia juga diakui oleh dunia internasional. (Baca juga
: Budaya Indonesia Diakui Dunia Internasional)
7. Melestarikan Budaya
Salah satu dampak globalisasi adalah banyaknya budaya asing yang masuk ke Indonesia. Hal ini dapat
mengancam punahnya budaya Indonesia sendiri. Untuk mengatasi hal tersebut maka generasi penerus bangsa
harus turut melestarikan budaya Indonesia sebagai wujud sikap patriotisme dan nasionalismenya.
Artikel terkait :
Dampak Globalisasi
Pendidikan Karakter Bangsa
Fungsi Kebudayaan Bagi Masyarakat
Cara Mengatasi Kesenjangan Sosial
8. Menjunjung Ideologi Bangsa
Salah satu bentuk perwujudan sikap patriotisme dan nasionalime yang dapat kita lakukan adalah menjunjung
ideologi bangsa. Ideologi bangsa Indonesia adalah Ideologi Pancasila. Dengan mewujudkan nilai-nilai
Pancasila sebagai ideologi terbuka di dalam kehidupan kita berarti kita bangga dan cinta kepadanya.
9. Menjunjung Cita-cita Bangsa
Penting bagi sebuah negara agar rakyatnya mendukung dan menjunjung cita-cita bangsa. Cita-cita bangsa
Indonesia terletak pada Pembukaan Undang Undang Dasar 1945 Alinea IV. Cita-cita bangsa yang tertuang
dalam alinea ini adalah :
Ketiga tujuan tersebut didasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi dan keadilan sosial. Dengan menjunjung
tinggi dan rela berkorban demi terwujudnya cita-cita ini maka kita telah menunjukkan sikap patriotisme dan
nasionalisme yang kita miliki.
Contoh sikap patriotisme dan nasionalisme yang telah disebutkan di atas sama karena kedua sikap tersebut
tidak bisa saling lepas. Ada yang perlu digarisbawahi pada contoh-contoh di atas, sikap nasionalisme
ditunjukkan dengan rasa cinta dan bangga kepada bangsanya dan patriotisme ditunjukkan dari usahanya
mengorbankan pikiran, waktu, tenaga, materi, atau bahkan jiwanya untuk mewujudkan rasa cinta tersebut.
Secara sederhananya seperti ini, kita ambil contoh belajar. Belajar dengan rajin demi bangsa menunjukkan
sikap nasionalisme dan usaha kita untuk belajar dengan mengorbankan waktu, pikiran, dan tenaga demi cinta
kita kepada bangsa adalah perwujudan patriotisme kita. Hal ini berlaku juga untuk contoh-contoh yang lain.
Artikel terkait :
Terdapat 2 (dua) macam cara untuk menumbuhkan sikap patriotisme dan nasionalisme seperti ini yaitu :
Cara Pewarisan – Inti dari cara ini adalah pengadaan berbagai jenis kegiatan atau sarana prasarana untuk
menumbuhkan sikap patriotisme dan nasionalisme misalnya pembangunan museum pahlawan.
Cara Keteladanan – Sesuai dengan namanya, cara seperti ini ditempuh dengan memberikan keteladanan
misalnya dari orangtua kepada anaknya, guru kepada muridnya, pemerintah kepada rakyatnya, dan jangan lupa
untuk menjadikan diri sendiri sebagai teladan untuk orang lain.
Pada ulasan di atas telah disampaikan berbagai macam contoh sikap nasionalisme dan patriotisme dalam
kehidupan sehari-sehari. Semoga kita dapat belajar dari contoh-contoh tersebut sehingga kita bisa
menunjukkan sikap seperti ini untuk bangsa kita. Lakukanlah hal-hal kecil terlebih dahulu untuk lingkungan
sekitar kita, karena semua hal besar selalu diawali dengan langkah kecil.
Pengertian Integrasi Nasional adalah suatu upaya untuk mempersatukan atau menggabungkan
berbagai perbedaan pada kelompok budaya atau kelompok sosial di dalam satu wilayah sehingga
membentuk suatu kesatuan yang harmonis di dalam Negara Kesatuan Republik Indonesia
(NKRI) dengan semboyan Bhineka Tunggal Ika.
Dengan kata lain, integrasi nasional adalah hasrat dan kesadaran untuk bersatu sebagai satu
bangsa yakni bangsa Indonesia. Integrasi bangsa dapat dilihat secara politis dan secara
antropologis.
Integrasi nasional bangsa indonesia berarti hasrat dan kesadaran untuk bersatu sebagai suatu
bangsa, menjadi satu kesatuan bangsa secara resmi, dan direalisasikan dalam satu kesepakatan
atau konsensus nasional melalui Sumpah Pemuda pada tanggal 28 Oktober 1928.
3. Myron Weiner
Menurut Myron Weiner, integrasi bangsa adalah proses penyatuan dari berbagai kelompok
budaya dan sosial ke dalam satu kesatuan wilayah, dalam rangka pembentukan suatu identitas
nasional.
4. Howard Wriggins
Menurut Howard Wriggins, integrasi bangsa adalah penyatuan bagian yang berbeda-beda dari
suatu masyarakat menjadi suatu kesatuan yang lebih utuh atau memadukan masyarakat-
masyarakat kecil yang jumlahnya banyak menjadi satu kesatuan bangsa.
1. Keanekaragaman budaya, bahasa daerah, agama, ras, dan berbagai perbedaan lainnya
menjadi faktor penghambat proses national integration.
2. Wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia yang sangat luas dan terdiri dari ribuan
kepulauan dan dikelilingi lautan yang luas juga menjadi penghambat integrasi bangsa.
3. Ketimbangan pembangunan infrastruktur di berbagai daerah telah menimbulkan rasa
tidak puas. Masih banyaknya konflik berunsur SARA (Suku, Agama, Ras, dan Antar-
golongan), gerakan separatisme dan kedaerahaan, domenstrasi, juga menjadi faktor
penghambat integrasi.
4. Paham etnossentrisme yang masih dimiliki oleh beberapa suku sehingga menonjolan
kelebihan daerahnya dan meremehkan budaya suku bangsa yang lain.
1. Adanya kesadaran anggota masyarakat bahwa dibutuhkan hubungan satu dengan yang
lain agar dapat memenuhi kebutuhan mereka.
2. Anggota masyarakat sepakat tentang norma dan nilai sosial yang dijadikan pedoman
dalam bermasyarakat.
3. Adanya norma dan nilai sosial yang berlaku sebagai aturan dan pedoman dalam
proses integrasi masyarakat.
Integrasi nasional menurut etimologi atas secara bahasa berasal dari kata integrate, yang berarti
menyatukan, menggabungkan, dan memadukan. Dipadukan menurut istilah, integrasi berarti cara untuk
memberi dan menempatkan semua unsur yang ada di sekeliling agar dapat bersatu padu, menyatu,
bergabung, dan bersatu menjadi satu kesatuan.
Secara singkat dapat dikatakan sebagai persatuan dan kesatuan. Namun lebih dalam sebagai cara membentuk
persatuan dan kesatuan itu sendiri. Intergrasi nasional terkait dengan Indonesia adalah segala tindakan yang
dapat menyatukan setiap unsur dalam masyarakat yang sangat beragam menjadi satu kesatuan dan satu tujuan
dalam naungan negara dasar hukum NKRI yang bersombayan pada Bhineka Tunggal Ika. Dengan demikian,
integritas nasional sebagai salah satu upaya menjaga keutuhan NKRI, negeri tercinta ini.
Integrasi nasional, dibagi menjadi dua kelompok besar, seperti di bawah ini:
Keinginan Bersatu
Selain faktor sejarah, keinginan masyarakat sendiri untuk bersatu dapat menjadi factor pendorong integrasi
nasional. Jika keinginan ini tidak ada, meskipun sejarah sama belum tentu terjadi tindakan yang menyatukan.
Keinginan bersatu umumnya terjadi untuk mencapai tujuan pembangunan nasional.
Masyarakat Heterogen
Masyarakat Indonesia sangat heterogen. Bahkan termasuk masyarakat yang paling beragan di dunia.
Keragaman suku bangsa, ras, agama, dan budaya sangat lengkap di sini. Ini dikarenakan wilayahnya yang juga
cukup luas. Keragaman masyarakat menjadi faktor penghambat yang paling utama dari integrasi nasional.
Masyarakat yang berbeda mempunyai kebiasaan yang berbeda dan tidak mudah menyatu.
Wilayah Luas
Unsur-unsur negara kesatuan republik Indonesia yang berupa wilayah sangat luas. Wilayah ini memisahkan
suku bangsa yang satu dengan suku yang lain dan membuat keragaman lebih banyak lagi. Wilayah yang luas
ini membuat penyatuan juga menjadi lebih sulit karena membutuhkan waktu dan tenaga serta dana yang
tentunya lebih banyak.
Ancaman dari Dalam dan Luar Negeri
Ancaman dari dalam dan luar negeri terhadap integrasi nasional selalu ada. Ancaman dari dalam negeri,
misalnya berupa pemberontakan kelompok masyarakat. Sementara ancaman dari luar negeri dapat berupa
ancaman invasi. Namun, ada juga ancaman yang lebih halus dengan menguasai Indonesia di berbagai bidang,
seperti penguasaan ekonomi, ideologi, dan budaya.
Ketidakmerataan Pembangunan
Wilayah Indonesia yang luas membuat pembangunan tidak merata. Khususnya pembangunan di wilayah-
wilayah yang sangat jauh dari pusat dan terpencil. Ketidakmerataan pembangunan membuat keresahan
masyarakat setempat. Isu ketidakadilan akan mudah mencuat dan menyulitkan integrasi nasional.
Etnosentrisme
Faktor terakhir dari penghambat integrasi nasional adalah etnosentrisme. Perasaan bahwa suatu suku bangsa
dan ras tertentu lebih baik dibandingkan yang lain. Integrasi nasional dapat ditanamkan sejak dini mulai dari
keluarga, sekolah, masyarakat, hingga dalam berbangsa dan bernegara. Dengan penanaman sejak dini, maka
rasa persatuan akan mengakar dalam setiap diri manusia Indonesia. Akar persatuan yang kuat, membuat
integrasi nasional tidak digoyahkan berbagai rintangan dan faktor penghambatnya. Contoh integrasi nasional
yang ditanamkan mulai dari keluarga, diuraikan di bawah ini.
1. Seragam
Seragam di sekolah menadakan persamaan semua anak yang bersekolah. tanpa membedakan kedudukan orang
tua, ekonomi, suku, ras, dan agamanya di sekolah mereka memakai seragam. Yang membedakan mereka
umumnya hanya bagian wajah dan kepala. Kulit, wajah, dan bentuk rambut, serta memalkai jilbab jika
muslim. Semua itu menandakan integrasi nasional di sekolah. Semua unsur yang ada disatupadukan untuk
mencapai tujuan bersama.
Tidak hanya siswa, sekolah menyeragamkan pakaian guru sampai kepala sekolah. Hal ini juga merupakan
bagian dari integrasi nasional.
2. Piket
Piket di sekolah untuk anak dan guru mengajarkan bahwa semua di sekolah mempunyai hak dan kewajiban
warga negara sama sesuai kedudukannya. Piket murid biasanya dalam bentuk membersihkan ruangan kelas
dan lingkungannya. Ini berlaku untuk semua siswa tanpa membedakan keragaman yang ada dan
kedudukannya. Semua siswa harus belajar bertanggung jawab dari tugas piket yang didapatnya dari guru di
sekolah.
Sementara piket guru dalam bentuk piket memeriksa murid dan menerima tamu di sekolah. Sama dengan
siswa atau murid, piket guru diberlakukan kepada semua gurun
3. Menaati Peraturan
Umumnya peraturan di rumah diterapkan secara fleksibel. Di sekolah tidak demikian. Peraturan diterapkan
dengan lebih disiplin dan tegas. Semua anggota keluarga sekolah wajib menaati peraturan yang ada. Sesuai
dengan kedudukan dan tugasnya masing-masing di sekolah tanpa pengecualian. Integrasi nasional lahir dari
menaati peraturan sekolah. Akan tampak bahwa hukum berlaku sama bagi setiap orang.
4. Menaati Guru
Bapak atau ayah adalah kepala atau pimpinan di rumah atau keluarga. Di rumah, semua anggota harus menaati
prang tua, seperti telah dijelaskan sebelumnya.
Di sekolah, bagi siswa pimpinan mereka adalah guru, khususnya wali kelas. Setelah itu ada ketua kelas
sebagai perpanjangan tangan dari guru. jadi, di sekolah siswa harus menaati guru. menaati guru bagian dari
menaati pimpinan. Hal ini penting dan termasuk salah satu contoh integrasi nasional. Suka atau tidak suka
pimpinan, dalam hal ini guru, harus ditaati dan dihormati, Jika ada yang tidak disetujui, atau berbeda
pendapat, maka sebaiknya pendapat dikemukakan dengan cara mengemukakan pendapat yang baik. Cara
mengemukakan pendapat ini sesuai dengan pasal 28 UUD 1945.
5. Upacara Bendera
Contoh Identitas nasional salah satunya adalah bendera. Upacara bendera yang diadakan setiap hari Senin di
sekolah dan pada hari-hari perayaan tertentu, seperti Hari Kemerdekaan, Hari Sumpah Pemuda, dan
sebagainya, menjadi bagian dari integrasi nasional. Di saat ini, siswa ditanamkan sikap cinta tanah air dan
sikap rela berkorban melalui pengibaran bendera merah putih dan mehyanyikan lagu kebangsaan dan lagu-lagu
nasional.
Dalam upacara bendera juga siswa berlatih disiplin dalam menaati peraturan, menaati guru, dan memakai
seragam yang menjadi bagian dari taat peraturan.
Pelaksanaan gotong royong semakin memudar dalam masyarakat kota. Tinggal segelintir orang yang
melaksanakannya. Masih banyak ditemui pada masyarakat desa, di mana segala sesuatu masih dinilai dengan
keikhlasan dan ketulusan, bukan berdasarkan materi. Contoh pelakasanaan gotong royong, antara lain :
Bergotong- royong dalam meringankan beban masyarakat yang terkena musibah. Biasanya dengan
mendirikan posko-posko darurat bencana.
Bergotong-royong dalam membangun ibadah kecil seperti mushola. Pada masyarakat desa, pembangunan ini
dilaksanakan bersama tanpa perlu upah.
Bergrotong royong dalam memelihar keamnan masyarakat atau kampung. Biasanya dilaksanakan secara
bergiliran. Gotong royong dalam keamanan disebut juga sebagai siskamling.
2. Saling Menghargai
Saling menghargai dan menghormati adalah wujud lain dari integrasi nasional. Dalam masyarakat majemuk
seperti Indonesia hal ini sangat penting. saling menghormati dan menghargai antara sesama yang berbeda
suku, berbeda budaya, berbeda adat-istiadat, berbeda ras, dan berbeda agama. Sikap ini akan menghantarkan
masyarakat ke dalam hidup rukun dan damai
4. Tidak Sombong
Sikap egois biasanya didasari dengan adanya sikap sombong dari individu dalam masyarakat. Jika banyak
orang memegang teguh sikap ini, maka yang muncul adalah sikap tidak acuh. Individu tidak peduli dengan
lingkungannya. Akan mudah sekali terpecah belah masyarakat yang individunya banyak bersikap sombong.
Sebaliknya, tidak sombong melahirkan integrasi nasional kokoh. Individu yang tidak bersikap sombong akan
mudah bergaul dalam masyarakat. Dengan demikian integrasi nasional dalam masyarakat yang dijelaskan
sebelumnya seperti gotong royong, saling menghargai, dan sikap saling berbagi akan tercipta dengan
sendirinya.
1. Pembangunan TMII
Taman Mini Indonesia Indah, sesuai namanya adalah bentuk miniatur dari Indonesia tercinta. Tempat ini
dibangun pada tahun 1976 atas prakarsa Ibu Tien Soeharto, isteri Presiden Soeharto. Taman Mini, dibangun di
atas tanah ratusan hektar. Di sini ada taman yang berbentuk berbagai pulau di Indonesia secara lengkap, jika
dilihat dari atas. Sebuah pembangunan yang mencerminkan integrasi nasional karena di dalamnya di bangun
berbagai rumah adat dari 27 propinsi yang ada pada saat itu, dengan berbagai ciri khas masing-masing. Setiap
tumah adat juga menampilkan berbagai budaya dan berbagai kekhasan daerah masing-masing.
Meski sudah dibangun puluhan tahun yang lalu, TMII tetap menjadi destinasi wisata yang diperhitungkan.
Harga tiket yang murah membuatnya diserbu keluarga saat liburan tiba. Pada saat tertentu, di beberapa
anjungan atau rumah yang menunjukkan budaya dan kekhasan propinsi sering diadakan festival. Festival ini
memperkenalkan budaya, makanan, dan berbagai ciri khas propinsi.
Contoh sikap toleransi antar umat beragama ini membawa integrasi nasional yang cukup berhasil selama
puluhan tahun merdeka. Tetap diingat bahwa toleransi bukan berarti setiap pemeluk agama harus mengikuti
kegiatan keagamaan yang berbeda. Toleransi berarti tidak mengganggu ibadah dan kegiatan agama lain.
3. Penyelenggaraan PON
Penyelenggaraan Pekan Olahraga Nasional (PON) empat tahun sekali menjadi wujud dan contoh integrasi
nasional selanjutnya. PON diselenggarakan di tempat yang berbeda-beda secara begiliran. Ini memberikan
kesempatan pada daerah yang terpilih untuk mengembangkan pembangunan sebelum PON berlangsung.
Pertandingan olahraga yang diadakan pada PON adalah antar propinsi. Pertandingan yang menunjukkan
sportivitas tinggi. Pada saat pertandingan seluruh atlet diajak untuk bersaing secara sehat dan menghilangkan
egois kedaerahan masing-masing.
Akulturasi dan asimilasi budaya yang paling terkenal terjadi adalah ketika transmigran dari Pulau Jawa
ditempatkan di Lampung. Dua kebudayaan berbeda menyatu di wilayah yang sama. Pada awalnya, sifat
kesukuan dan perbedaan membuat seringnya terjadi bentrokan antar kedua suku. Namun, kemudian seiring
dengan berjalannya waktu, orang Lampung dan transmigran Jawa dapat hidup berdampingan dengan damai.
7. Menaati UU
Peraturan dibuat untuk keepntingan bersama. Agar hak seseorang tidak berbenturan dengan halk orang
lain. Alhasil dengan metaati peraturan, maka integrasi nasional juga akan terwujud. Contoh, menaati peraturan
lalu lintas. Jika individu tidak saling menaatinya, maka jalan akan kacau. Perpecahan dapat terjadi dengan
mudah karena pejalan kaki dan setiap kendaraan bermotor saling bersinggungan.