Anda di halaman 1dari 19

Nasionalisme adalah suatu sikap politik dari masyarakat suatu

bangsa yang mempunyai kesamaan kebudayaan, dan wilayah serta


kesamaan cita-cita dan tujuan, dengan itu masyarakat suatu bangsa
akan merasakan adanya kesetiaan yang mendalam kepada bangsa itu
sendiri.

B. Ciri Nasionalisme
Ciri nasionalisme:

 Sudah ada persatuan dan kesatuan bangsa.


 Sifat perjuangan bersifat nasional.
 Tujuannya untuk mencapai kemerdekaan yang nantinya ingin
mendirikan suatu negara merdeka yang kekuasaannya ditangani
rakyat.
 Sudah ada organisasi modern dan bersifat nasional.
 Mengandalkan kekuatan otak (pikiran), dimana pendidikan sangat
berperan untuk mencerdaskan kehidupan bangsa. (Drs. Sudiyo,
2002 : 4)

Semangat kebangsaan (nasionalisme) ditampung dalam Pancasila sila ke


3, yakni “Persatuan Indonesia” yang mempunyai ciri-ciri:

 Mencintai bangsa dan tanah air Indonesia.


 Rela berkorban demi bangsa dan negara.
 Bangga berbangsa dan bertanah air Indonesia.
 Menempatkan kepentingan bangsa dan negara diatas kepentingan
pribadi dan golongan.

C. Bentuk
1. Nasionalisme Kewarganegaraan (atau nasionalisme sipil)

Merupakan bentuk nasionalisme dimana negara memperoleh kebenaran


politik dari penyertaan aktif rakyatnya, kehendak rakyat, atau
perwakilan politik.

2. Nasionalisme Etnis
Adalah sejenis semangat kebangsaan dimana negara memperoleh
kebenaran politik dari budaya asal atau etnis sebuah masyarakat.

3. Nasionalisme Romantik/Organik/Identitas

Dimana negara memperoleh kebenaran politik secara semula jadi


(organik) hasil dari bangsa atau ras; menurut semangat romantisme.

4. Nasionalisme Budaya

Bentuk nasionalisme dimana negara memperoleh kebenaran politik dari


budaya bersama dan bukannya “sifat keturunan” seperti warna kulit, ras
dan sebagainya.

5. Nasionalisme Kenegaraan

Variasi nasionalisme kewarganegaraan, selalu digabungkan dengan


nasionalisme etnis. Perasaan nasionalistik adalah kuat sehingga diberi
keutamaan mengatasi hak universal dan kebebasan.

6. Nasionalisme Agama

Bentuk nasionalisme dimana negara memperoleh legitimasi politik dari


persamaan agama.

D. Tujuan
Pada dasarnya nasionalisme yang muncul di berbagai negara
mempunyai tujuan sebagai berikut:

 Menjamin kemauan dan kekuatan mempertahankan masyarakat


nasional melawan musuh dari luar sehingga melahirkan semangat
rela berkorban.
 Menghilangkan Ekstremisme (tuntutan berlebihan) dari warga
negara (individu dan kelompok).
 Menumbuhkan rasa cinta terhadap tanah air
 Menciptakan hubungan yang rukun dan harmonis, dan
mempererat tali persaudaraan yang utuh.

E. Contoh Sikap Nasionalisme


Contoh perilaku atau sikap nasionalisme dalam kehidupan sehari-hari:

 Menjaga ketertiban masyarakat dengan mematuhi aturan yang


berlaku.
 Mematuhi dan mentaati hukum negara.
 Bersedia mempertahankan dan memajukan negara.
 Melestarikan budaya indonesia.
 Menggunakan produk dalam negeri.
 Menjungjung tinggi nilai-nilai persatuan dan kesatuan bangsa.
 Ikut serta dalam upaya pembelaan negara.

Adapun contoh-contoh sikap yang didasari nasionalisme dan patriotisme adalah sebagai berikut :

1. Aktif dalam Pembangunan Nasional


Turut aktif dalam pembangunan bangsa merupakan salah bentuk sikap yang menunjukkan patriotisme dan
nasionalisme. Banyak hal yang dapat kita lakukan untuk mengisi pembangunan seperti halnya:

 Seorang siswa belajar dengan baik dengan harapan kelak apa yang ia pelajari bisa bermanfaat untuk
bangsanya;
 Masyarakat yang sadar akan fungsi pemilu sehingga mengunakan hak pilihnya dan mengikuti kegiatan pemilu
dengan tertib agar didapatkan pemimpin yang kompeten;
 Mahasiswa yang kritis dan tanggap memberi masukan kepada pemerintah terkait masalah yang sedang terjadi
di dalam negeri termasuk penyalahgunaan wewenang. (Baca juga :Penyebab Terjadinya Penyalahgunaan
Kewenangan)

Artikel terkait :

 Tujuan Pembangunan Nasional


 Fungsi GBHN
 Peran PKK dalam Pembangunan Desa
 Fungsi Pemerintah Daerah dalam Pembangunan
2. Menjunjung Tinggi Hukum
Sebagai warga negara yang baik, sudah sepatutnya kita memahami dan mematuhi hukum yang berlaku di
Indonesia dengan cara sebisa mungkin tidak melanggar hukum, menyerahkan diri jika melanggarnya, dan
melapor jika ada orang lain yang melanggar. Tindakan seperti ini sudah menunjukkan sikap patrotime dan
nasionalisme kita. Hal-hal yang dapat kita lakukan misalnya adalah : (Baca juga : Norma-norma Hukum)
 Mematuhi rambu-rambu lalu lintas;
 Membayar pajak tepat pada waktunya;
 Melakukan pekerjaan yang tidak melanggar hukum;
 Menegur orang lain yang hendak mencuri.
3. Menjaga Kebersihan Lingkungan Sekitar
Dengan menjaga kebersihan lingkungan berarti anda juga mencintai lingkungan tempat tinggal anda sehingga
sikap ini juga termasuk dalam sikap patriotisme dan nasionalisme. Hal-hal yang dapat kita lakukan misalnya:

 Ketua RT mengadakan kegiatan kerja bakti di lingkungannya dan kita sebagai warganya mengikuti kegiatan
kerja bakti tersebut dengan baik;
 Pemerintah sudah menyiapkan tempat sampah di berbagai titik di lingkungan desa maka kita harus membuang
sampah pada tempatnya. (Baca juga : Struktur Organisasi Pemerintah Desa)
4. Menciptakan Kerukunan Umat Beragama
Penduduk Indonesia terdiri dari berbagai pemeluk agama. Bangga menjadi salah satu penduduk Indonesia dan
rela berkorban untuk mereka merupakan salah satu perwujudan sikap patriotisme dan nasionalisme. Salah satu
hal yang dapat kita lakukan adalah menciptakan kerukunan antar umat beragama. Untuk mewujudkan hal
tersebut kita dapat melakukan langkah-langkah konkret seperti:

 Memberikan izin kepada teman untuk tidak mengikuti belajar kelompok ketika ada kegiatan keagamaan;
 Tidak menggangu orang lain yang sedang melakukan ibadah seperti berteriak di dekatnya;
 Berteman dengan semua orang tanpa membedakan agama.

Artikel lainnya:

 Unsur-unsur Terbentuknya Negara – Tahap-tahap kebijakan Publik


5. Memelihara Nilai-nilai Luhur
Nilai-nilai luhur yang dijunjung oleh bangsa Indonesia sejak dahulu adalah tolong-menolong, gotong royong,
ramah, dan sebagainya. Memelihara nilai-nilai luhur ini berarti kita bangga dan mencintai juga nilai-nilai yang
ditanamkan oleh leluhur kita. Berbagai sikap patriotisme dan nasionalisme yang dapat kita lakukan untuk
mewujudkannya adalah:

 Ikut serta kegiatan gotong royong di lingkungan misalnya dalam membangun pos kampling,
 Saling tolong menolong ketika ada tetangga atau teman yang terkena musibah,
 Menghargai pendapat orang lain di dalam musyawarah dan tidak memotong pembicaraannya.
6. Menggunakan Produk dalam Negeri
Untuk menunjukkan sikap patriotisme dan nasionalime sudah semestinya kita bangga dan sebisa mungkin
menggunakan produk dalam negeri. Banyak orang yang senang menggunakan produk luar negeri. Biasanya
mereka berpendapat bahwa produk luar negeri pasti lebih bagus. Padahal, sudah banyak juga produk dalam
negeri yang patut diberi apresiasi dari segi kualitasnya. Beberapa produsen Indonesia bahkan mengaku mereka
banyak menjual produknya ke luar negeri tanpa merk, kemudian perusahaan luar negeri memberikan label, dan
menjualnya. Hal ini membuktikan bahwa produk Indonesia juga diakui oleh dunia internasional. (Baca juga
: Budaya Indonesia Diakui Dunia Internasional)
7. Melestarikan Budaya
Salah satu dampak globalisasi adalah banyaknya budaya asing yang masuk ke Indonesia. Hal ini dapat
mengancam punahnya budaya Indonesia sendiri. Untuk mengatasi hal tersebut maka generasi penerus bangsa
harus turut melestarikan budaya Indonesia sebagai wujud sikap patriotisme dan nasionalismenya.
Artikel terkait :

 Dampak Globalisasi
 Pendidikan Karakter Bangsa
 Fungsi Kebudayaan Bagi Masyarakat
 Cara Mengatasi Kesenjangan Sosial
8. Menjunjung Ideologi Bangsa
Salah satu bentuk perwujudan sikap patriotisme dan nasionalime yang dapat kita lakukan adalah menjunjung
ideologi bangsa. Ideologi bangsa Indonesia adalah Ideologi Pancasila. Dengan mewujudkan nilai-nilai
Pancasila sebagai ideologi terbuka di dalam kehidupan kita berarti kita bangga dan cinta kepadanya.
9. Menjunjung Cita-cita Bangsa
Penting bagi sebuah negara agar rakyatnya mendukung dan menjunjung cita-cita bangsa. Cita-cita bangsa
Indonesia terletak pada Pembukaan Undang Undang Dasar 1945 Alinea IV. Cita-cita bangsa yang tertuang
dalam alinea ini adalah :

 Memajukan kesejahteraan umum;


 Mencerdaskan kehidupan bangsa;
 Melaksanakan ketertiban dunia.

Ketiga tujuan tersebut didasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi dan keadilan sosial. Dengan menjunjung
tinggi dan rela berkorban demi terwujudnya cita-cita ini maka kita telah menunjukkan sikap patriotisme dan
nasionalisme yang kita miliki.

Contoh sikap patriotisme dan nasionalisme yang telah disebutkan di atas sama karena kedua sikap tersebut
tidak bisa saling lepas. Ada yang perlu digarisbawahi pada contoh-contoh di atas, sikap nasionalisme
ditunjukkan dengan rasa cinta dan bangga kepada bangsanya dan patriotisme ditunjukkan dari usahanya
mengorbankan pikiran, waktu, tenaga, materi, atau bahkan jiwanya untuk mewujudkan rasa cinta tersebut.
Secara sederhananya seperti ini, kita ambil contoh belajar. Belajar dengan rajin demi bangsa menunjukkan
sikap nasionalisme dan usaha kita untuk belajar dengan mengorbankan waktu, pikiran, dan tenaga demi cinta
kita kepada bangsa adalah perwujudan patriotisme kita. Hal ini berlaku juga untuk contoh-contoh yang lain.

Artikel terkait :

 Pokok Pikiran Pembukaan UUD


 Tujuan dan Fungsi Negara Indonesia
 Pancasila sebagai Ideologi Terbuka
 Fungsi Pokok Pancasila

Terdapat 2 (dua) macam cara untuk menumbuhkan sikap patriotisme dan nasionalisme seperti ini yaitu :

 Cara Pewarisan – Inti dari cara ini adalah pengadaan berbagai jenis kegiatan atau sarana prasarana untuk
menumbuhkan sikap patriotisme dan nasionalisme misalnya pembangunan museum pahlawan.
 Cara Keteladanan – Sesuai dengan namanya, cara seperti ini ditempuh dengan memberikan keteladanan
misalnya dari orangtua kepada anaknya, guru kepada muridnya, pemerintah kepada rakyatnya, dan jangan lupa
untuk menjadikan diri sendiri sebagai teladan untuk orang lain.
Pada ulasan di atas telah disampaikan berbagai macam contoh sikap nasionalisme dan patriotisme dalam
kehidupan sehari-sehari. Semoga kita dapat belajar dari contoh-contoh tersebut sehingga kita bisa
menunjukkan sikap seperti ini untuk bangsa kita. Lakukanlah hal-hal kecil terlebih dahulu untuk lingkungan
sekitar kita, karena semua hal besar selalu diawali dengan langkah kecil.
Pengertian Integrasi Nasional adalah suatu upaya untuk mempersatukan atau menggabungkan
berbagai perbedaan pada kelompok budaya atau kelompok sosial di dalam satu wilayah sehingga
membentuk suatu kesatuan yang harmonis di dalam Negara Kesatuan Republik Indonesia
(NKRI) dengan semboyan Bhineka Tunggal Ika.

Dengan kata lain, integrasi nasional adalah hasrat dan kesadaran untuk bersatu sebagai satu
bangsa yakni bangsa Indonesia. Integrasi bangsa dapat dilihat secara politis dan secara
antropologis.

 Pengertian Integrasi Nasional secara Politis adalah proses penyatuan berbagai


kelompok budaya dan sosial di dalam kesatuan wilayah nasional yang kemudian
membentuk identitas nasional.
 Pengertian Integrasi Nasional secara Antropologis adalah proses penyesuaian
berbagai unsur-unsur kebudayaan yang berbeda sehingga terjadi keseresaian fungsi
dalam kehidupan bermasyarakat.
Berbagai keanekaragaman yang ada di Indonesia sudah seharusnya dipelihara dan dijaga oleh
seluruh elemen masyarakat. Jangan menjadikan perbedaan sebagai pertentangan karena
perbedaan dan keanekaragaman tersebut merupakan kekayaan dan kelebihan yang dimiliki oleh
Indonesia.

Baca juga: Pengertian Wawasan Nusantara

Pengertian Integrasi Nasional Menurut Para Ahli


Agar lebih memahami apa arti integrasi nasional, maka kita dapat merujuk pada pendapat
beberapa ahli berikut ini:

Dr. Nazaruddin Sjamsuddin


Menurut Dr. Nazaruddin Sjamsuddin, pengertian Integrasi nasional adalah proses penyatuan
suatu bangsa yang mencakup semua aspek kehidupannya, yaitu aspek sosial, politik, ekonomi,
dan budaya.
2. J. Soedjati Djiwandono
Menurut J. Soedjati Djiwandono, arti kata Integrasi nasional adalah cara bagaimana kelestarian
persatuan nasional dalam arti luas dapat didamaikan dengan hak menentukan nasib sendiri.

Integrasi nasional bangsa indonesia berarti hasrat dan kesadaran untuk bersatu sebagai suatu
bangsa, menjadi satu kesatuan bangsa secara resmi, dan direalisasikan dalam satu kesepakatan
atau konsensus nasional melalui Sumpah Pemuda pada tanggal 28 Oktober 1928.

3. Myron Weiner
Menurut Myron Weiner, integrasi bangsa adalah proses penyatuan dari berbagai kelompok
budaya dan sosial ke dalam satu kesatuan wilayah, dalam rangka pembentukan suatu identitas
nasional.

4. Howard Wriggins
Menurut Howard Wriggins, integrasi bangsa adalah penyatuan bagian yang berbeda-beda dari
suatu masyarakat menjadi suatu kesatuan yang lebih utuh atau memadukan masyarakat-
masyarakat kecil yang jumlahnya banyak menjadi satu kesatuan bangsa.

Baca juga: Pengertian Aliansi

Faktor Pendorong Integrasi Nasional


Berikut ini adalah beberapa faktor pendorong terjadinya national integration:

1. Adanya faktor sejarah sehingga timbul rasa senasib dan seperjuangan.


2. Semua kalangan masyarakat Indonesia memiliki keinginan untuk bersatu, seperti yang
tertuang pada Sumpah Pemuda, 28 Oktober 1928.
3. Timbulnya rasa cinta tanah air yang ditunjukkan pada masa perjuangan merebut
kemerdekaan, hingga mengisi kemerdekaan.
4. Adanya rasa rela berkorban demi kepentingan bangsa dan negara seperti yang ditunjukkan
oleh para pahlawan yang gugur selama masa perjuangan kemerdekaan.
5. Konsensus nasional di dalam perwujudan Proklamasi Kemerdekaan, Pancasila serta UUD
1945, bendera Merah Putih, lagu kebangsaan Indonesia Raya, dan bahasa kesatuan bahasa
Indonesia.

Faktor Penghambat Integrasi Nasional


Berikut ini adalah beberapa faktor penghambat national integration:

1. Keanekaragaman budaya, bahasa daerah, agama, ras, dan berbagai perbedaan lainnya
menjadi faktor penghambat proses national integration.
2. Wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia yang sangat luas dan terdiri dari ribuan
kepulauan dan dikelilingi lautan yang luas juga menjadi penghambat integrasi bangsa.
3. Ketimbangan pembangunan infrastruktur di berbagai daerah telah menimbulkan rasa
tidak puas. Masih banyaknya konflik berunsur SARA (Suku, Agama, Ras, dan Antar-
golongan), gerakan separatisme dan kedaerahaan, domenstrasi, juga menjadi faktor
penghambat integrasi.
4. Paham etnossentrisme yang masih dimiliki oleh beberapa suku sehingga menonjolan
kelebihan daerahnya dan meremehkan budaya suku bangsa yang lain.

Syarat Integrasi Nasional


Berikut ini adalah beberapa syarat integrasi bangsa:

1. Adanya kesadaran anggota masyarakat bahwa dibutuhkan hubungan satu dengan yang
lain agar dapat memenuhi kebutuhan mereka.
2. Anggota masyarakat sepakat tentang norma dan nilai sosial yang dijadikan pedoman
dalam bermasyarakat.
3. Adanya norma dan nilai sosial yang berlaku sebagai aturan dan pedoman dalam
proses integrasi masyarakat.

Jenis Integrasi Nasional


Mengacu pada penjelasan definisi integrasi bangsa di atas, adapun beberapa jenis integrasi
nasional adalah sebagai berikut:
1. Integrasi Asimilasi; merupakan penggabungan dua atau lebih kebudayaan yang
menghilangkan ciri khas kebudayaan aslinya yang diterima oleh masyarakat.
2. Integrasi Akulturasi; merupakan penggabungan dua atau lebih kebudayaan tanpa
menghilangkan ciri khas kebudayaan asli di suatu lingkungan.
3. Integrasi Normatif; terjadi karna keberadaan norma-norma yang berlaku dan
mempersatukan masyarakat sehingga integrasi lebih mudah terbentuk.
4. Integrasi Instrumental; terjadi dan tampak secara nyata sebagai akibat adanya
keseragaman antar individu dalam lingkungan masyarakat, misalnya keseragaman
pakaian.
5. Integrasi Ideologis; terjadi dan tampak secara nyata karena adanya ikatan spiritual/
ideologis yang kuat tanpa adanya paksaan.
6. Integrasi Fungsional; terjadi karena adanya berbagai fungsi tertentu dari semua
pihak di dalam masyarakat.
7. Integrasi Koersif; terjadi karena adanya pengaruh dari penguasa dan bersifat
paksaan.

Contoh Integrasi Nasional


Mengacu pada penjelasan di atas, berikut ini adalah beberapa contoh integrasi nasional di
Indonesia:

1. Pembangunan Taman Mini Indonesia Indah (TMII) di Jakarta oleh Pemerintah


Indonesia pada tahun 1976. Di lokasi TMII tersebut terdapat rumah adat dan aneka
macam budaya dari seluruh provinsi Indonesia.
2. Sikap menghargai dan toleransi terhadap antar umaat beragama di Indonesia. Hal ini
terlihat dari sikap masyarakat Indonesia yang menghargai perbedaan agama.
3. Sikap menghargai dan merasa memiliki kebudayaan yang berasal dari daerah lain,
bahkan mempelajari kebudayaan dari daerah yang berbeda.

Integrasi nasional menurut etimologi atas secara bahasa berasal dari kata integrate, yang berarti
menyatukan, menggabungkan, dan memadukan. Dipadukan menurut istilah, integrasi berarti cara untuk
memberi dan menempatkan semua unsur yang ada di sekeliling agar dapat bersatu padu, menyatu,
bergabung, dan bersatu menjadi satu kesatuan.

Secara singkat dapat dikatakan sebagai persatuan dan kesatuan. Namun lebih dalam sebagai cara membentuk
persatuan dan kesatuan itu sendiri. Intergrasi nasional terkait dengan Indonesia adalah segala tindakan yang
dapat menyatukan setiap unsur dalam masyarakat yang sangat beragam menjadi satu kesatuan dan satu tujuan
dalam naungan negara dasar hukum NKRI yang bersombayan pada Bhineka Tunggal Ika. Dengan demikian,
integritas nasional sebagai salah satu upaya menjaga keutuhan NKRI, negeri tercinta ini.
Integrasi nasional, dibagi menjadi dua kelompok besar, seperti di bawah ini:

1. Integrasi Nasional Dipandang Secara Politis


Segala tindakan yang dilakukan oleh masyarakat Indonesia dalam upaya menjaga persatuan dan kesatuan
sehingga membentuk identitas nasional. Integritas nasional melahirkan segala sesuatu yang kemudian
dipandang sebagai identitas dimana saja masyarakat Indonesia berada. Misalnya sifat gotong royong yang
dimiliki dan keramahtamahan orang Indonesia yang selalu bertenggang rasa.

Integrasi Nasional Dipandang Secara Antropologis


Sebuah integritas nasional yang dilaksanakan secara terus menerus dilihat secara anrtropologis merupakan
proses yang membtennuk penyesuaian diri satu masyarakat dengan masyarakat lain yang berbeda. Di sini
setiap individu dan setiap kelompok masyarakat akhirnya akan membentuk keserasian fungsi.

Faktor Pendorong Integritas Nasional


Integritas nasional berlawanan dengan disintegrasi nasional yang mempunyai arti perpecahan. Integritas
nasional ini mempunyai faktor pendorong. Faktor yang membuat individu-individu dalam masyarakat ingin
bersatu. Faktor pendorong ini dapat juga merupakan syarat integrasi nasional menuju suatu kemakmuran dan
selanjutnya akan membuat individu dan kelompoknya melakukan tindakan yang mengarah pada integritas
nasional. Faktor pendorong integrasi nasional, yaitu :
 Faktor Sejarah
Masyarakat mengalami sejarah yang sama. Merasa sama-sama merasakan penjajahan dari Belanda, misalnya.
Ini yang membuat Indonesia bersatu. Wilayah Indonesia seperti diketahui bersama adalah semua wilayah
bekas jajahan Hindia Belanda.

 Keinginan Bersatu
Selain faktor sejarah, keinginan masyarakat sendiri untuk bersatu dapat menjadi factor pendorong integrasi
nasional. Jika keinginan ini tidak ada, meskipun sejarah sama belum tentu terjadi tindakan yang menyatukan.
Keinginan bersatu umumnya terjadi untuk mencapai tujuan pembangunan nasional.

 Cinta Tanah Air dan Rela Berkorban


Setelah suatu bangsa merdeka, seperti Indonesia faktor sejarah yang sama dan rasa senasib dan
sepenanggungan tidak lagi membuat integritas nasional terjadi. Selanjutnya, faktor yang mendorong adalah
rasa cinta tanah air dan rela berkorban. Di mana masyarakat ingin Bangsa Indonesia tetap ada dan rela
berkorban apa saja untuk mempertahankannya.

 Konsensus atau Kesepakatan Nasional


Mendukung kemerdekaan atau pernyataan kedaulatan yang sudah ada, kesepakatan atau konsensus nasional
adalah faktor pendorong selanjutnya dari integritas nasional. Ini berlaku ketika negara dalam keadaan tidak
stabil. Keinginan bersatu, cinta tanah air, dan rela berkorban didorong oleh kesepakatan nasional. Kesepakatan
nasional akan melahirkan integrasi yang sangat kuat.

Faktor-Faktor Penghambat Integrasi Nasional


Semua hal di dunia ini saling berpasangan. Ada factor pendukung, ada pula faktor penghambat
integrasi. Faktor penghambat integrasi ini terkadang tidak hanya membuat sulit menyatukan seluruh
komponen bangsa. Faktor ini menjadi penyebab terjadinya disintegrasi nasional. Disintegrasi membuat tujuan
pembangunan nasional sulit terwujud.
Faktor-faktor penghambat integrasi nasional, antara lain :

 Masyarakat Heterogen
Masyarakat Indonesia sangat heterogen. Bahkan termasuk masyarakat yang paling beragan di dunia.
Keragaman suku bangsa, ras, agama, dan budaya sangat lengkap di sini. Ini dikarenakan wilayahnya yang juga
cukup luas. Keragaman masyarakat menjadi faktor penghambat yang paling utama dari integrasi nasional.
Masyarakat yang berbeda mempunyai kebiasaan yang berbeda dan tidak mudah menyatu.

 Wilayah Luas
Unsur-unsur negara kesatuan republik Indonesia yang berupa wilayah sangat luas. Wilayah ini memisahkan
suku bangsa yang satu dengan suku yang lain dan membuat keragaman lebih banyak lagi. Wilayah yang luas
ini membuat penyatuan juga menjadi lebih sulit karena membutuhkan waktu dan tenaga serta dana yang
tentunya lebih banyak.
 Ancaman dari Dalam dan Luar Negeri
Ancaman dari dalam dan luar negeri terhadap integrasi nasional selalu ada. Ancaman dari dalam negeri,
misalnya berupa pemberontakan kelompok masyarakat. Sementara ancaman dari luar negeri dapat berupa
ancaman invasi. Namun, ada juga ancaman yang lebih halus dengan menguasai Indonesia di berbagai bidang,
seperti penguasaan ekonomi, ideologi, dan budaya.
 Ketidakmerataan Pembangunan
Wilayah Indonesia yang luas membuat pembangunan tidak merata. Khususnya pembangunan di wilayah-
wilayah yang sangat jauh dari pusat dan terpencil. Ketidakmerataan pembangunan membuat keresahan
masyarakat setempat. Isu ketidakadilan akan mudah mencuat dan menyulitkan integrasi nasional.

 Etnosentrisme
Faktor terakhir dari penghambat integrasi nasional adalah etnosentrisme. Perasaan bahwa suatu suku bangsa
dan ras tertentu lebih baik dibandingkan yang lain. Integrasi nasional dapat ditanamkan sejak dini mulai dari
keluarga, sekolah, masyarakat, hingga dalam berbangsa dan bernegara. Dengan penanaman sejak dini, maka
rasa persatuan akan mengakar dalam setiap diri manusia Indonesia. Akar persatuan yang kuat, membuat
integrasi nasional tidak digoyahkan berbagai rintangan dan faktor penghambatnya. Contoh integrasi nasional
yang ditanamkan mulai dari keluarga, diuraikan di bawah ini.

Contoh Integrasi Nasional dalam Keluarga


Keluarga merupakan bagian terkecil masyarakat yang menyelenggarakan pendidikan secara informal. Dalam
keluarga, individu mendapat pengajaran dan pendidikan pertama kali sejak lahir. Pendidikan sejak lahir dan di
masa usia emas ini yang akan tertanam di jiwa setiap indvidunya dengan kuat dan terbawa di kelompok
masyarakat selanjutnya. Contoh integrasi nasional dalam keluarga adalah :

1. Saling Membantu Sesama Anggota Keluarga


Saling membantu sesama anggota keluarga merupakan conoth integrasi nasional pertama dalam
keluarga. Individu yang membantu orang lain biasanya karena ikatan yang kuat dan rasa saling
menyayangi. individu yang tidak mempunyai ikatan apa pun jarang sekali membantu orang lain. Ketika ini
sudah tertanam kuat, barulah saling membantu diterapkan dalam rangka integrasi lebih luas berdasarkan rasa
simpati dan empati. Tidak perlu ada ikatan apapun untuk saling membantu. Tetapi atas nama kemanusiaan
dan persaudaraan.

2. Saling Menghargai Pendapat Sesama Anggota Keluarga


Sama halnya dengan saling membantu sesame anggota keluarga, saling menghargai pendapat sesama anggota
keluarga membuat ikatan hati semakin kuat. Ikatan hati yang kuat bagian dari integrasi nasional. Saling
menghargai ini, diwujudkan dengan mendengarkan setiap anggota keluarga dengan tidak memandang
umurnya. Menghargai pendapat berarti memahami bahwa setiap orang butuh didengarkan dan mempunyai
kebutuhan yang berbeda.
3. Rajin Beribadah
Terlihat tidak lazim menghubungkan integrasi nasional dengan rajin beribadah sesuai agama dan kepercayaan
masing-masing, Esensi beribadah adalah kepada Tuhan Yang maha Esa. Namun, di dalamnya ada kewajiban
cinta tanah air yang menjadi pendorong terjadinya integrasi nasional. Ibadah dimulai dan diterapkan sejak
masa kecil dalam keluarga.

4. Patuh Pada Orangtua


Patuh pada orang tua merupakan ajaran dalam setiap agama. Kepatuhan juga menjadi norma kesopanan orang
Indonesia. Patuh tidak berarti harus menurut tanpa batasan tanpa mempunyai keinginan sendiri. Patuh
mempunyai pengertian bahwa setiap individu dapat mempunyai keinginan yang berbeda dengan orang tua
tetapi disampaikan dengan cara yang baik. Dengan demikian patuh pada orang tua menjadi bagian dari
integrasi nasional.

Contoh Integrasi Nasional dalam Sekolah


Sekolah menjadi tahapan pendidikan anak selanjutnya setelah keluarga. Bahkan beberapa keluarga
menyekolahkan anaknya sejak usia bayi dengan berbagai macam tujuan. Di sekolah, integrasi nasional
dibentuk dan terlihat dari beberapa kegiatannya.
Contoh integrasi nasional dan penjelasannya, antara lain :

1. Seragam
Seragam di sekolah menadakan persamaan semua anak yang bersekolah. tanpa membedakan kedudukan orang
tua, ekonomi, suku, ras, dan agamanya di sekolah mereka memakai seragam. Yang membedakan mereka
umumnya hanya bagian wajah dan kepala. Kulit, wajah, dan bentuk rambut, serta memalkai jilbab jika
muslim. Semua itu menandakan integrasi nasional di sekolah. Semua unsur yang ada disatupadukan untuk
mencapai tujuan bersama.

Tidak hanya siswa, sekolah menyeragamkan pakaian guru sampai kepala sekolah. Hal ini juga merupakan
bagian dari integrasi nasional.

2. Piket
Piket di sekolah untuk anak dan guru mengajarkan bahwa semua di sekolah mempunyai hak dan kewajiban
warga negara sama sesuai kedudukannya. Piket murid biasanya dalam bentuk membersihkan ruangan kelas
dan lingkungannya. Ini berlaku untuk semua siswa tanpa membedakan keragaman yang ada dan
kedudukannya. Semua siswa harus belajar bertanggung jawab dari tugas piket yang didapatnya dari guru di
sekolah.
Sementara piket guru dalam bentuk piket memeriksa murid dan menerima tamu di sekolah. Sama dengan
siswa atau murid, piket guru diberlakukan kepada semua gurun

3. Menaati Peraturan
Umumnya peraturan di rumah diterapkan secara fleksibel. Di sekolah tidak demikian. Peraturan diterapkan
dengan lebih disiplin dan tegas. Semua anggota keluarga sekolah wajib menaati peraturan yang ada. Sesuai
dengan kedudukan dan tugasnya masing-masing di sekolah tanpa pengecualian. Integrasi nasional lahir dari
menaati peraturan sekolah. Akan tampak bahwa hukum berlaku sama bagi setiap orang.

4. Menaati Guru
Bapak atau ayah adalah kepala atau pimpinan di rumah atau keluarga. Di rumah, semua anggota harus menaati
prang tua, seperti telah dijelaskan sebelumnya.

Di sekolah, bagi siswa pimpinan mereka adalah guru, khususnya wali kelas. Setelah itu ada ketua kelas
sebagai perpanjangan tangan dari guru. jadi, di sekolah siswa harus menaati guru. menaati guru bagian dari
menaati pimpinan. Hal ini penting dan termasuk salah satu contoh integrasi nasional. Suka atau tidak suka
pimpinan, dalam hal ini guru, harus ditaati dan dihormati, Jika ada yang tidak disetujui, atau berbeda
pendapat, maka sebaiknya pendapat dikemukakan dengan cara mengemukakan pendapat yang baik. Cara
mengemukakan pendapat ini sesuai dengan pasal 28 UUD 1945.

5. Upacara Bendera
Contoh Identitas nasional salah satunya adalah bendera. Upacara bendera yang diadakan setiap hari Senin di
sekolah dan pada hari-hari perayaan tertentu, seperti Hari Kemerdekaan, Hari Sumpah Pemuda, dan
sebagainya, menjadi bagian dari integrasi nasional. Di saat ini, siswa ditanamkan sikap cinta tanah air dan
sikap rela berkorban melalui pengibaran bendera merah putih dan mehyanyikan lagu kebangsaan dan lagu-lagu
nasional.
Dalam upacara bendera juga siswa berlatih disiplin dalam menaati peraturan, menaati guru, dan memakai
seragam yang menjadi bagian dari taat peraturan.

Contoh Integrasi Nasional di Masyarakat


Integrasi nasional sebelum di tingkat negara, dapat dilihat di tingkat masyarakat. Persatuan dan perpaduan
yang ada di tengah masyarakat akan menjadikan integrasi national tingkat negara solid. Sebaliknya, jika di
dalam masyarakat tidak ada persatuan dan kesatuan, maka tidak akan integrasi nasional. Beberapa contoh
integrasi nasional yang berkembang dalam masyarakat adalah sebagai berikut:

1. Pelaksanaan Gotong Royong


Mayarakat Indonesia terkenal sebagai masyarakat yang mempunyai nilai kemanusiaan sangat tinggi. Gotong
royong dalam masyarakat meningalkan banyak perbedaan di belakang untuk mencapai tujuan
bersama. Dengan bergotong royong, semua permasalahan yang ada menjadi lebih ringan. Berat sama
dijinjing ringan sama dipikul, demikian istilah yang sering kita dengar dan baca.

Pelaksanaan gotong royong semakin memudar dalam masyarakat kota. Tinggal segelintir orang yang
melaksanakannya. Masih banyak ditemui pada masyarakat desa, di mana segala sesuatu masih dinilai dengan
keikhlasan dan ketulusan, bukan berdasarkan materi. Contoh pelakasanaan gotong royong, antara lain :

 Bergotong- royong dalam meringankan beban masyarakat yang terkena musibah. Biasanya dengan
mendirikan posko-posko darurat bencana.
 Bergotong-royong dalam membangun ibadah kecil seperti mushola. Pada masyarakat desa, pembangunan ini
dilaksanakan bersama tanpa perlu upah.
 Bergrotong royong dalam memelihar keamnan masyarakat atau kampung. Biasanya dilaksanakan secara
bergiliran. Gotong royong dalam keamanan disebut juga sebagai siskamling.

2. Saling Menghargai
Saling menghargai dan menghormati adalah wujud lain dari integrasi nasional. Dalam masyarakat majemuk
seperti Indonesia hal ini sangat penting. saling menghormati dan menghargai antara sesama yang berbeda
suku, berbeda budaya, berbeda adat-istiadat, berbeda ras, dan berbeda agama. Sikap ini akan menghantarkan
masyarakat ke dalam hidup rukun dan damai

3. Sikap Saling Berbagi


Bangsa Indonesia sejak zaman dahulu terkenal sebagai bangsa yang sangat ramah. Sikap ramah-tamah ini
dibarengi dengan sikap saling berbagi terhadap sesama. Sejak usia dini, sikap ini dikembangkan agar manusia
Indonesia yang memegang teguh Pancasila sebagai pandangan hidup, mau bersikap empati dan simpati
terhadap sesama dengan saling berbagi. Sikap saling berbagi menghindari sikap egois individu. Berbagi ini
ditandai dengan pesta-pesta dalam beberapa adat dan budaya Indonesia, seperti perayaan sakaten, pesta
peryaan khitsnan anak, dan sebagainya. Bahkan dalam kehidupan sehari-hari sikap saling berbagi degan
tetangga dikembangkan. Contohnya saling berbagi makanan dengan tetangga sebelah rumah. Ini juga
menciptakan integrasi nasional.

4. Tidak Sombong
Sikap egois biasanya didasari dengan adanya sikap sombong dari individu dalam masyarakat. Jika banyak
orang memegang teguh sikap ini, maka yang muncul adalah sikap tidak acuh. Individu tidak peduli dengan
lingkungannya. Akan mudah sekali terpecah belah masyarakat yang individunya banyak bersikap sombong.

Sebaliknya, tidak sombong melahirkan integrasi nasional kokoh. Individu yang tidak bersikap sombong akan
mudah bergaul dalam masyarakat. Dengan demikian integrasi nasional dalam masyarakat yang dijelaskan
sebelumnya seperti gotong royong, saling menghargai, dan sikap saling berbagi akan tercipta dengan
sendirinya.

Contoh Integrasi Nasional Berbangsa dan Bernegara


Tujuan akhir dari sikap, perilaku, dan perbuatan yang menghasilkan integrasi nasional adalah integrasi
nasional yang tercermin dalam negara. Integrasi nasional ini sangat penting dalam upaya menjaga keutuhan
NKRI. Negara yang kita cintai dan diperoleh dengan perjuangan dan air mata para pahlawan nasional. Di
bawah ini adalah beberapa sikap dan perbuatan serta simbol contoh integrasi nasional.

1. Pembangunan TMII
Taman Mini Indonesia Indah, sesuai namanya adalah bentuk miniatur dari Indonesia tercinta. Tempat ini
dibangun pada tahun 1976 atas prakarsa Ibu Tien Soeharto, isteri Presiden Soeharto. Taman Mini, dibangun di
atas tanah ratusan hektar. Di sini ada taman yang berbentuk berbagai pulau di Indonesia secara lengkap, jika
dilihat dari atas. Sebuah pembangunan yang mencerminkan integrasi nasional karena di dalamnya di bangun
berbagai rumah adat dari 27 propinsi yang ada pada saat itu, dengan berbagai ciri khas masing-masing. Setiap
tumah adat juga menampilkan berbagai budaya dan berbagai kekhasan daerah masing-masing.

Meski sudah dibangun puluhan tahun yang lalu, TMII tetap menjadi destinasi wisata yang diperhitungkan.
Harga tiket yang murah membuatnya diserbu keluarga saat liburan tiba. Pada saat tertentu, di beberapa
anjungan atau rumah yang menunjukkan budaya dan kekhasan propinsi sering diadakan festival. Festival ini
memperkenalkan budaya, makanan, dan berbagai ciri khas propinsi.

2. Toleransi Umat Beragama


Indonesia mempunyai 6 agama yang diakui sebagai agama resmi negara. Di sini hak asasi manusia sangat
dilindungi. Kebebasan menjalankan agama dan beribadah sesuai keeprcayaan masing-masing berkembang
dnegan baik. Bandingkan dengan negara lain yang hanya memiliki keraganam ras, masysrakat Indonesia
dengan keragaman ras dan agama mempunyai rasa toleransi yang besar.

Contoh sikap toleransi antar umat beragama ini membawa integrasi nasional yang cukup berhasil selama
puluhan tahun merdeka. Tetap diingat bahwa toleransi bukan berarti setiap pemeluk agama harus mengikuti
kegiatan keagamaan yang berbeda. Toleransi berarti tidak mengganggu ibadah dan kegiatan agama lain.

3. Penyelenggaraan PON
Penyelenggaraan Pekan Olahraga Nasional (PON) empat tahun sekali menjadi wujud dan contoh integrasi
nasional selanjutnya. PON diselenggarakan di tempat yang berbeda-beda secara begiliran. Ini memberikan
kesempatan pada daerah yang terpilih untuk mengembangkan pembangunan sebelum PON berlangsung.

Pertandingan olahraga yang diadakan pada PON adalah antar propinsi. Pertandingan yang menunjukkan
sportivitas tinggi. Pada saat pertandingan seluruh atlet diajak untuk bersaing secara sehat dan menghilangkan
egois kedaerahan masing-masing.

4. Akulturasi dan Asimilasi Budaya


Tiap daerah Indonesia mempunyai perbedaan budaya dan adat istiadat. Proses menuju integrasi nasional dari
sisi budaya adalah dengan adanya akulturasi dan asimilasi budaya. Jadi, setiap budaya yang berdampingan
berusaha menyatu dan menyesuaikan diri. Tidak jarang, akulturasi dan asimilasi budaya membentuk
kebudayaan nasional yang berkembang lebih bagus dengan tidak mengesampingkan kebudayaan daerah.

Akulturasi dan asimilasi budaya yang paling terkenal terjadi adalah ketika transmigran dari Pulau Jawa
ditempatkan di Lampung. Dua kebudayaan berbeda menyatu di wilayah yang sama. Pada awalnya, sifat
kesukuan dan perbedaan membuat seringnya terjadi bentrokan antar kedua suku. Namun, kemudian seiring
dengan berjalannya waktu, orang Lampung dan transmigran Jawa dapat hidup berdampingan dengan damai.

5. Tidak Menciptakan Kelompok Tertentu


Integrasi nasional sudah terbentuk dan seharusnya semakin solid dari waktu ke waktu. Integrasi nasional
demikian dapat tercapai jika setiap individu tidak saling menciptakan kelompok tertentu yang dapat memecah
belah. Mengapa demikian? Bagaimanapun keberagaman Indonesia membuatnya mudah sekali dipisahkan
menjadi kelompok-kelompok yang saling bertentangan.

6. Saling Menghargai dan Tepa Selira


Sikap saling menghargai yang telah ada sejak di keluarga, sekolah, dan masyarakat harus terus berkembang
dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Sikap ini adalah contoh integrasi nasional yang paling nyata.
Integrasi yang telah disebutkan sebelumnya tidak akan terjadi dan berhasil baik tanpa ada saling saling
menghargai dan tepa selira atau tenggang rasa.

7. Menaati UU
Peraturan dibuat untuk keepntingan bersama. Agar hak seseorang tidak berbenturan dengan halk orang
lain. Alhasil dengan metaati peraturan, maka integrasi nasional juga akan terwujud. Contoh, menaati peraturan
lalu lintas. Jika individu tidak saling menaatinya, maka jalan akan kacau. Perpecahan dapat terjadi dengan
mudah karena pejalan kaki dan setiap kendaraan bermotor saling bersinggungan.

Anda mungkin juga menyukai