Anda di halaman 1dari 4

NAMA : NOVRA SAKDIAH RAMADANI PAKPAHAN

NIM : 1421349
MATA KULIAH : PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN

1. Pendidikan Kewarganegaraan wajib diberikan pada setiap jenjang pendidikan, mulai dari pendidikan
dasar sampai dengan pendidikan tinggi. Mengapa sangat penting bagi seluruh mahasiswa Indonesia?
Jelaskan tantangan yang harus dihadapai di masa yang akan datang dan bagaimana solusi
mengatasinya?
Jawaban : Pendidikan kewarganegaraan pada hakikatnya adalah sebuah bentuk pendidikan untuk
generasi penerus yang bertujuan agar mereka menjadi warga negara yang berpikir tajam dan sadar
mengenai hak dan kewajibannya dalam hidup bermasyarakat dan bernegara, juga bertujuan untuk
membangun kesiapan seluruh warga negara agar menjadi warga dunia (global society) yang cerdas.
Sehingga dengan hak dan kewajiban yang sama setiap warga Indonesia tanpa harus dikomando atau
diperintah harus ikut berperan aktif dalam melaksanakan bela negara. Jadi, pendidikan
kewarganegaraan penting diberikan agar mahasiswa menjadi pribadi yang paham tentang hak dan
kewajibannya sebagai warga negara indonesia, berpikir kritis, bertoleransi tinggi, pribadi yang cinta
damai, menjadi sosok yang mengenal dan berpartisipasi dalam kehidupan politik lokal, nasional, dan
internasional. Tantangan yang dihadapi adalah rendahnya minat peserta didik dalam belajar
kewarganegaraan. Adapun solusi yang dapat ditawarkan adalah dengan melakukan kunjungan
belajar langsung di masyarakat. Selain itu juga harus memenuhi 4 kemampuan mahasiswa yang
berpikir kritis, kreatifitas, kolaborasi dan komunikasi.

2. Identitasi nasional sangat penting untuk mempertahankan eksistensi suatu bangsa, namun
perkembangan iptek berakibat pada arah globalisasi, sehingga ruang dan waktu seolah-olah tanpa
adanya batas antar Negara. Hal ini menyebabkan pula pola kehidupan yang mendunia, satu bumi satu
kesatuan masyarakt, dan pada akhirnya identitas nasioanl akan semakin samar dan bahkan terkikis
habis. Berikan gambaran tersebut, dan bagaimana Bangsa Indonesia harus mempertahankan
Identitasnya sebagai suatu Bangsa.
Jawaban : upaya mempertahankan identitas bangsa yaitu
1. Mempererat persatuan dan kesatuan dengan tetap menjaga silahtuahmi dengan sesama, tidak
besikap individualisme, apabila ada orang yang mebutuhkan bantuan kita menolongnya dengan
ikhlas, karena sejatinya kita adalah makhluk sosial yang pasti sangat membutuhkan bantuan orang
lain di dalam menjalankan sebuah kehidupan bermasyarakat.
2. Dengan mengamalkan nilai-nilai yang terkandung di dalam Pancasila. Dengan cara tidak
mencontek saat ujian, mematuhi peraturan yang ada, dan masih banyak lagi hal-hal yang dapat kita
lakukan dalam mempertahankan Identitas Nasional walaupun itu dengan hal-hal yang kecil. Karena,
suatu hal yang besar pastilah berawal dari hal yang kecil. Jadi, jangan malu untukmelakukan hal-hal
kecil yang bersifat positif tersebut. Malulah ketika kalian melakukan sesuatu yang tidak sesuai
dengan apa yang terantum dalam nilai-nilai Pancasila.
3. Dengan mengembangkan rasa cinta tanah air atau rasa nasionalisme pada diri kita. Misalnya
dengan memulai dari hal-hal yang kecil seperti membaca buku-buku tentang perjuangan para
pahlawan, lebih mencintai produk lokal dengan cara bangga menggunakan produk buatan lokal,
selain itu kita juga apat mempelajari kebudayaan-kebudayaan yang ada pada daerah tempat tinggal
masing-masing agar budaya tersebut tetap lestari dan tidak luntur atau bahkan hilang dimakan oleh
zaman.

3. Bangsa Indonesia merupakan bangsa yang majemuk, baik dari segi etnis, Bahasa, keyakinan dan
budaya. Kondisi ini menyebakan bangsa Indonesia adalah bangsa yang pluralis. Bangsa yang
demikian sangat rawan terjadinya konflik, untuk itu perlu upaya untuak meningkatkan kepedulian
dan integritas bangsa. Berikan contoh konflik yang terjadi pada akhir2 ini, menurut anda apa yang
harus dilakukan oleh Negara, Pemerintah dan Mahasiswa untuk mengaatasi hal tersebut?
Jawaban : konflik sosial dalam masyarakat Bentuk konflik di dalam masyarakat dapat berlangsung
antara individu dengan individu, individu dengan kelompok, atau antar kelompok di dalam
masyarakat. Cara mengatasinya Agar konflik tidak mengarah pada kekerasan, maka kita harus
mengurangi ketegangan atau sebab-sebab konflik sosial yang terjadi antarindividu atau
antarkelompok tersebut. Usaha tersebut lebih kita kenal dengan istilah akomodasi. Mengutip laman
Sumber Belajar Kemdikbud, berikut ini adalah beberapa cara untuk mengatasi konflik sosial atau
akomodasi dalam masyarakat: a. Konsiliasi Konsiliasi merupakan bentuk pengendalian konflik sosial
yang dilakukan oleh lembaga-lembaga tertentu yang dapat memberikan keputusan dengan adil.
Dalam konsiliasi berbagai kelompok yang berkonflik duduk bersama mendiskusikan hal-hal yang
menjadi pokok permasalahan.
b. Arbitrasi Arbitrasi merupakan bentuk pengendalian konflik sosial melalui pihak ketiga dan kedua
belah pihak yang berkonflik menyetujuinya. Arbitrasi juga dapat diistilahkan perwasitan.
c. Mediasi Mediasi merupakan bentuk pengendalian konflik sosial di mana pihak-pihak yang
berkonflik sepakat menunjuk pihak ketiga sebagai mediator. Namun berbeda dengan arbitrasi,
keputusan-keputusan pihak ketiga tidak mengikat manapun.
d. Ajudikasi Ajudikasi juga dikenal dengan meja hijau atau persidangan. Ajudikasi merupakan cara
penyelesaian konflik melalui pengadilan yang tetap dan adil.
e. Koersi Cara ini dilakukan dengan memaksa para pihak yang bersengketa untuk mengadakan
perdamaian. Paksaan dilakukan secara psikologis maupun fisik. Misalnya memaksa seseorang untuk
segera menyelesaikan utangnya dengan cara memukul.
f. Kompromi Kompromi merupakan suatu bentuk akomodasi yang dilakukan di mana pihak-pihak
yang terlibat saling mengurangi tuntutan agar tercapai penyelesaian dari perselisihan.
g. Toleransi Toleransi adalah bentuk akomodasi di mana ada sikap saling menghargai dan
menghormati pendirian masing-masing pihak yang berkonflik. Misalnya kita menghargai perbedaan
kebudayaan dari suku bangsa yang ada.

4. Negara Indonesia adalah Negara Demokrasi, Dalam Negara demokrasi rakyat mempunyai kebebasan
untuk mengemukakan pendapat. Bagaiman kebebasan yang dianut oleh demokrasi Indonesia?
Jelaskan jawaban anda.
Jawaban : Setiap makhluk hidup di dunia ini berhak untuk merasakan kebebasan berserikat,
berkumpul, dan mengeluarkan pendapat. Hal yang paling sering terjadi dan memicu timbulnya
sebuah konflik dalam kehidupan ini berawal dari menyalah artikan sebuah kata “memiliki kebebasan
mengeluarkan pendapat atau menyampaikan pendapat” karena sejatinya setiap makhluk hidup bebas
untuk mengutarakan pendapat dan berekspresi di muka umum. Banyak kasus yang berawal dari
bentuk sebuah protes dan berujung pada tindakan kekerasan, kerusuhan bahkan tindakan pidana.
Sudah saatnya kita sadar akan aturan dan tata tertib hukum yang mengatur perilaku maupun tindakan
kita. Bukankah kita merupakan salah satu bagian dari dunia ini yang menerapkan pilar demokrasi.

5. Negara mempunyai kewajiban untuk mewujudkan TUJUAN NASIONAL, jelaskan peran,


pemerintah dan warga Negara dalam upaya mewujudkan tujuan nasional tersebut (dalam
menjalankan demokrasi)?
Jawaban : Bela Negara merupakan sebuah semangat berani berkorban demi tanah air, baik harta
bahkan nyawa sekalipun berani dikorbankan demi keutuhan negara kesatuan Republik Indonesia.
Menurut Kaelan dam Achmad Zubaidi,1 Bela Negara adalah tekad, sikap dan tindakan warga negara
yang teratur, menyeluruh, terpadu dan berkelanjutan yang dilandasi oleh kecintaan terhadap tanah air
serta kesadaran hidup berbangsa dan bernegara. Bagi warga negara Indonesia, usaha pembelaan
negara dilandasi oleh kecintaan pada tanah air (wilayah nusantara) dan kesadaran berbangsa dan
bernegara Indonesia dengan keyakinan pada Pancasila sebagai dasar negara serta berpijak pada
Undang-Undang Dasar 1945 sebagai landasan konstitusi negara.
Bela Negara merupakan sebuah semangat berani berkorban demi tanah air, baik harta bahkan nyawa
sekalipun berani dikorbankan demi keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia. Sebagaimana
yang dimanatkan oleh Undang-Undang Dasar 1945 bahwa “setiap warga negara berhak dan wajib
ikut serta dalam usaha pembelaan negara” (pasal 27 ayat 3 UUD 1945). 

Anda mungkin juga menyukai