Anda di halaman 1dari 5

Nama : Grace Frendy

NIM : 2702218342
Prodi : DKV New Media

Bagian I
1. Perumusan pancasila sebagai dasar negara dimulai dari sidang pertama BPUPKI.
Dalam perjalanan perumusan pancasila terbagi menjadi 2 golongan, golongan agama
dan golongan kebangsaan. Golongan agama menuntut agar dasar negara Indonesia
Merdeka mengarah pada hukum Syariah sedangkan golongan kebangsaan menuntut
agar dasar negara harus universal. Setelah banyaknya pertimbangan seluruh anggota
baik golongan agama dan kebangsaan sepakat bahwa nilai yang terkandung dalam
Pancasila meliputi nilai keTuhanan (setiap masyarakat mampu menjalankan
agamanya masing masing tanpa egoisme agama), nilai kemanusiaan (bangsa
Indonesia bukan bangsa chauvinisme tetapi kita mengarah kekeluargaan), nilai
demokrasi (bangsa Indonesia tidak tertuju pada satu golongan saja), nilai kebangsaan
Indonesia (negara Indonesia tidak hanya menjamis entitas agama saja, tetapi seluruh
entitas yang ada di Indonesia), dan Kesejahteraan Sosial (tidak ada kemiskinan dalam
negara Indonesia Merdeka). Dengan ini saya mempelajari pentingnya mau peduli
dengan sesama baik satu ras maupun berbeda untuk mencapai kesejahteraan bersama
dan memperoleh kekuatan yang solid.

2. Singkatnya liberalisme adalah pandangan yang menempatkan kebebasan individu


sebagai hal utama dalam bermasyarakat yang sering kali menciptakan kesenjangan
sosial antar warga. Sosialisme adalah pandangan menghapus kelas sosial dalam
masyarakat dengan membatasi kebebasan individu. Sedangkan pancasila adalah
pandangan yang berdasarkan 5 nilai yaitu KeTuhanan, Kemanusiaan, Persatuan,
Musyawarah dan Keadilan Sosial. Dalam penerapannya pancasila memuat paham
liberalisme yaitu adanya hak sipil dan hak politik warga yang terlihat pada kebebasan
warga untuk berbicara serta berkeyaninan kepada Tuhan, dll. Memuat juga paham
sosialisme yaitu negara memiliki otoritas dalam mengatur struktur sosial yang adil
sehingga setiap warga dapat mencapai kesejahteraan sosial. Walaupun begitu
pancasila tidaklah berpihak terhadap ideologi manapun.
3. Kesadaran setiap individu terhadap keberagaman kepercayaan di Indonesia sangat
diperlukan demi mewujudkan sikap toleransi antarumat beragama di Indonesia.
Toleransi tidak hanya mengenai sikap subjektif individu tetapi dinyatakan juga
dengan pembuatan UU mengenai toleransi. Selain itu pentingnya setiap masyarakat
Indonesia untuk mengedukasi diri secara religius dengan: menyadari setiap individu
diciptakan berbeda dan istimewa oleh Tuhan, bertakwa kepada Tuhan dengan
berusaha untuk hidup benar, menghidupi apa yang telah diajarkan oleh
kepercayaannya seperti menjaga keharmonisan dengan sesama baik berbeda maupun
sama agama suku ras serta menjaga lingkungan hidup. Kesadaran dan langkah
edukasi diri ini dapat menjadi salah satu langkah untuk kita masyarakat Indonesia
dapat semakin menjaga dan menjalin hubungan yang harmonis antar sesama dan
lingkungan hidup.

4. Pada sila ke-2 pancasila kemanusiaan yang adil dan beradab mengandung makna
bahwa kita harus menghargai antar sesama tanpa memandang latar belakang. Konflik
antar sesama dan diskriminasi yang terjadi di Indonesia akan terus berlanjut apabila
Masyarakat Indonesia tidak memahami konsep Pancasila dan moralitas yang benar.
Setiap warga perlu memahami bahwa sila ke-2 pancasila dengan sangat jelas
menekankan bahwa setiap manusia harus mendapatkan perlakuan yang layak dan
bermartabart seperti menghargai sesama manusia tanpa memandang latar belakang,
setiap orang memiliki hak dan kebebasan yang harus dihargai dan terlindungi dalam
UU, memiliki relasi yang seimbang dengan sesama dan lingkungan alam. Contoh
nyata yang saya lakukan untuk turut serta menghidupi sila ke-2 pancasila dengan
tidak terprovokasi terhadap oknum-oknum yang berusaha untuk memecah belah antar
umat yang berbeda kepercayaan di social media, serta terus mengedukasi diri secara
religious melalui kepercayaan yang saya anut salah satunya ialah untuk mengasihi
sesama seperti mengasihi diri sendiri tanpa membedakan SARA.

Bagian II

Nomor 5
A. Masyarakat Indonesia merupakan masyarakat multikultural yang memiliki arti
keanekaragaman aliran/ideologi budaya. Keanekaragaman ini termasuk berbagai nilai,
sistem sosial, adat, dan filosofi politik. Keanekaragaman ini mustahil mencapai
penerimaan apabila setiap Masyarakat tidak menghidupi sila ke-3 pancasila yaitu
persatuan Indonesia. Menjelang Pemilu 2024 pengamalan sila ke-3 pancasila haruslah
semakin dinyatakan. Hal tersebut dapat dilakukannya dengan menanamkan mindset
yang baru terhadap setiap warga negara Indonesia bahwa tujuan dari pemilu yang
diselenggarakan di Indonesia bukanlah untuk memecah belah antar warga yang
memiliki perbedaan pilihan politik tetapi sebagai sarana partisipasi politik seluruh
masyarakat Indonesia untuk bersatu dengan tujuan memilih pemimpin yang terbaik
selanjutnya bagi Bangasa Indonesia. Indonesia merupakan negara dengan bentuk
pemerintahannya demokrastis yang artinya system pemerintahan dengan mewujudkan
kedaulatan rakyat atas negara. Oleh sebab itu diperlukannya kesadaran berbangsa
yang kuat bahwa walaupun Indonesia terdiri dari masyarakat yang multikultural tetapi
memiliki satu hak yang sama yaitu kedaulatan rakyat atas negara Indonesia. Sehingga
mustahil apabila masyarakat Indonesia hidup tanpa sikap toleransi antara sesama dan
hanya mementingkan kepentingan diri sendiri. Apabila pengamalan Pancasila sila ke-
3 dilakukan dengan benar maka pemilu 2024 bukan lagi melahirkan perpecahan dan
kelompok dalam masyarakat akibat perbedaan pilihan politik, tetapi sebagai sarana
perekat perbedaan pilihan politik dalam masyarakat multikultural menuju integrasi
bangsa Indonesia.

B. Untuk menghindari konflik yang dapat menyebabkan kerusuhan antar warga


diperlukannya usaha yang dilakukan oleh pemerintah dan warga Indonesia. Warga
Indonesia perlu menanamkan pemahaman konsep baru untuk mendukung
penghindaran konflik menjelang pemilu 2024. Apabila Pemilu 2024 dimaknai sebagai
arena konflik maka antarcalon dan tim pendukung cenderung akan saling meniadakan
bahkan bisa sampai doktrin pilihan halal atau haram dan hal ini akan berujung
terhadap disintegrasi bangsa. Sedangkan apabila Pemilu 2024 dimaknai sebagai
arena/ajang kontestasi maka antarcalon dan pendukung juga akan cenderung saling
menghargai dan menghormati. Hal ini dapat terjadi dikarenakan antarcalon yang
saling berusaha untuk menunjukan kemampuan terbaik untuk memajukan Indonesia
bukan untuk perebutan kekuasaan belaka dan tim pendukung yang mendukung calon
dengan rasional bukan politik transaksional dan unsur SARA. Perbedaan pilihan
politik tentu saja tidak dapat kita hindari dalam berdemokrasi tetapi perbedaan
tersebut bukanlah saran untuk saling memisahkan antara warga Masyarakat. Selain
menanamkan pemahaman konsep baru kepada masyarakat mengenai pemilu
merupakan arena kontestasi bukan arena konflik, perlu adanya dukungan dari
pemerintah. Dukungan pemerintah dengan menyelenggarakan pemilu yang
berkualitas yang memiliki makna predictable procedure but unpredictable result.
Dapat juga berupa penyelenggaraan pemilu sesuai dengan ketentuan perundang-
undangan, tidak melakukan kecurangan, dan sportif sehingga menghasilkan hasil
yang akurat sehinga kepercayaan masyarakat terhadap pemerintah dan pihak calon
pun meningkat dan tidak menimbulkan fitnah antar tim pendukung. Terakhir bagi para
pemimpin agama baik dari kepercayaan manapun perlu adanya dorongan untuk
mengingatkan dan menanamkan kepada setiap umatnya untuk saling menghargai dan
menghormati antar perbedaan pilihan politik hal ini dikarenakan kecenderungan
masyarkat Indonesia yang taat pada pemimpin agamanya.

Nomor 6
A. Pada era globalisasi saat ini identitas bangsa Indonesia semakin dilupakan dan
tergantikan dengan budaya barat. Generasi muda cenderung lebih menyukai hal-hal
yang bersifat baru dan menarik tanpa menyaring dampak negative yang terkandung.
Berbagai cara perlu dilakukan untuk terus menjaga dan melestarikan kebudayaan
Indonesia dimulai dari menumbuhkan rasa nasionalisme/rasa kepemilikan terhadap
budaya yang ada di Indonesia. Dengan memiliki rasa nasionalisme dan rasa
kepemilikan tersebut dapat menjadi pendorong bagi Masyarakat Indonesia untuk terus
melestarikan kebudayaan yang beragam. Selanjutnya terdapat beberapa cara juga
yang bisa kita mulai terapkan seperti mau peduli dengan mempelajari kebudayaan
yang ada di Indonesia dan menerapkan nilai-nilai yang ada di kehidupan sehari-hari
(salam, senyum, sapa, sopan), membiasakan diri untuk tidak malu dengan kebudayaan
local yang kita miliki karena kebudayaan yang kita miliki bukanlah bersifat tua dan
kuno tetapi indah dengan berbagai keragaman didalamnya, ikut serta dalam kegiatan
lomba kebudayaan yang diselenggarakan atau dapat juga dengan melakukan inovasi
terhadap penyelarasan kebudayaan local dengan lomba lomba kekinian yang ada.
Dalam era digital saat ini, berbagai informasi dapat tersebar luaskan dengan sangat
mudah.sehingga keterbatasan ruang dan waktu bukan lagi menjadi hambatan bagi kita
untuk semakin memperkenalkan kebudayaan Indonesia kepada generasi penerus,
bahkan kita juga dapat semakin mengenalkan kebudayaan local Indonesia keseluruh
dunia.

B. Langkah pertama yang perlu kita lakukan sebagai warga negara Indonesia adalah
dengan tidak menolak kenyataan atau tidak menutup diri bahwa pada zaman kini era
globalisai sudah tidak dapat dihindari. Terjadinya pertukaran berbagai budaya-budaya
yang ada di seluruh dunia sudah tidak dapat dihindari lagi melihat tidak adanya
keterbatasan ruang dan waktu, segala informasi dapat kita dapatkan dengan mudah
melalui internet. Akan tetapi setiap interaksi budaya yang terjadi pasti memiliki
berbagai dampak baik dampak positif dan dampak negatif karena itulah kita perlu
berpikir secara global dan bertindak secara lokal. Hal ini dimaksudkan bahwa dengan
adanya perkembangan zaman yang terjadi, generasi penerus bangsa juga ikut
mengembangkan kelestarian budaya yang ada di Indonesia. Salah satunya dimulai
dari melakukan penyaringan dampak negatif apa saja yang harus ditinggalkan dan
jangan sampai memengaruhi kebudayaan kita juga menerapkan nilai-nilai budaya
lokal dalam kehidupan sehari-hari. Dapat pula dengan memperkenalkan kebudayaan
Indonesia seperti wayang, nilai-nilai kesopanan, tradisi, tarian dan banyak lagi
melalui berbagai platform digital seperti membuat kampanye di social media atau
mengikuti lomba internasional dengan membawa nilai-nilai kebudayaan lokal
Indonesia. Dengan berpikir secara global dan bertindak secara lokal tentunya dapat
membawa kita lebih berpikir secara luas tetapi dengan bersamaan kebudayaan lokal
yang ada di Indonesia dapat tetap terlestarikan dan terjaga.

Anda mungkin juga menyukai