Anda di halaman 1dari 7

Nama : Rachelle Dezt Utama

NIM : 32230104

Fakultas/Prodi : Fishum/Ilmu Komunikasi

Politik Identitas Di Indonesia: Antara Nasionalisme Dan Agama

1. Kajian tersebut membahas tentang politik identitas di Indonesia yang


menimbulkan konflik antara kelompok yang beridentitas nasionalis dan
beridentitas beragama. Dalam konteks Indonesia, sejarah panjang kemerdekaan
menunjukkan bahwa agama khususnya Islam memberikan pengaruh yang
signifikan terhadap pembentukan bangsa Indonesia. Namun, para elit politik kerap
memanipulasi politik identitas keagamaan untuk mempertahankan kekuasaan,
yang pada akhirnya memecah belah persatuan umat beragama dan mengorbankan
solidaritas pada keberagaman dalam konteks nasionalisme.

Jurnal "Politik Identitas di Indonesia: Antara Nasionalisme dan Agama"


memberikan gambaran tentang dinamika internal bangsa Indonesia yang
kompleks dalam konteks politik identitas. Penulis menjelaskan bahwa faktor-
faktor seperti etnis, agama, gender, dan orientasi seksual dapat menjadi basis dari
identitas politik yang dapat memicu konflik dan perselisihan. Hal ini
menunjukkan bahwa ada tantangan yang harus dihadapi dalam memperkuat
solidaritas dan persatuan nasional di Indonesia.

Perebutan kekuasaan politik menggunakan politik identitas sebagai alat


propaganda, sehingga persoalan nasionalisme kini lebih dilihat sebagai persoalan
solidaritas kebangsaan antara kelompok minoritas yang merasa terintimidasi oleh
kelompok mayoritas agama. Krisis kepercayaan terhadap kebijakan pemerintah
yang dinilai tidak mampu menyelesaikan persoalan publik, telah menimbulkan
kepentingan politik dalam menjaga kredibilitas pemerintah di mata publik.

Proses pemilihan umum (pemilu) juga menjadi poin utama untuk


mengembangkan semangat nasionalisme dan perpecahan agama di Indonesia.
Kegagalan pemerintah dalam menyelenggarakan pemerintahan yang adil dan
bijaksana, dipadukan dengan kekuatan kekuasaannya, menjadikan politik identitas
sebagai alat yang paling efektif untuk meraih suara rakyat. Terpeliharanya
kebhinekaan dan jiwa kebangsaan serta pembentukan opini publik oleh media
massa memecah belah kehidupan bangsa. 

Masalah sosial seperti kemiskinan, ketimpangan ekonomi, korupsi dan


ketidakadilan sosial juga menjadi faktor yang memperparah krisis politik identitas
di Indonesia. Negara ini dapat menimbulkan ketidakpuasan dan kekecewaan
rakyat terhadap pemerintah, yang berujung pada munculnya gerakan sosial politik
dengan basis identitas tertentu.

Penyelesaian krisis politik identitas di Indonesia membutuhkan kesadaran


bersama bahwa persatuan bangsa harus melampaui kepentingan politik kelompok
atau individu. Pemerintah harus memberikan contoh dan langkah nyata
pemerintahan yang adil dan bijaksana serta memberikan kesempatan yang sama
kepada semua orang tanpa memandang latar belakang identitasnya.

Selain itu, media massa dan lembaga pendidikan berperan penting dalam
meningkatkan kesadaran warga negara akan pentingnya persatuan bangsa di atas
identitas individu atau kelompok. Mereka harus mampu menyampaikan pesan-
pesan yang memperkokoh persatuan dan mendukung keberagaman sebagai
sumber kekuatan bangsa.

Terakhir, sebagai individu, kita pun harus berperan aktif dalam memperkokoh
persatuan dan kesatuan bangsa dengan menghargai perbedaan dan membangun
toleransi antar golongan. Kita harus memahami bahwa keragaman identitas
Indonesia adalah sumber kekuatan dan kemakmuran bangsa, bukan konflik dan
perpecahan.  

2.Dari penelitian yang disajikan dapat disimpulkan bahwa politik identitas


Indonesia sedang mengalami krisis, karena perebutan kekuasaan politik
menggunakan isu identitas untuk mendapatkan dukungan rakyat. Kontroversi
antara kelompok nasionalis dan agama memanas dan mengikis persatuan di antara
komunitas agama, yang mengarah pada klaim murni tentang keunggulan atau
eksklusivitas dari masing-masing identitas resonansi mereka. Kita juga melihat
bahwa pemilu menjadi ajang perebutan kekuasaan yang menghalalkan segala
cara, dan politik identitas adalah cara paling efektif untuk memenangkan suara
rakyat. Sejarah panjang kemerdekaan Indonesia selama ini telah menunjukkan
bahwa landasan agama (Islam) telah memberikan kontribusi yang begitu besar
dalam pembentukan bangsa Indonesia, termasuk penetapan dan penerimaan
Pancasila sebagai dasar negara Indonesia. Namun, dengan munculnya konsep
sekuler, pluralistik dan libertarian yang menekankan pemisahan negara dan agama
serta mendukung gagasan kebebasan, lambat laun mulai menggerogoti umat
beragama Indonesia, khususnya umat Islam, bahkan menghancurkan solidaritas
yang terbentuk antara Kebhinekaan dalam nasionalisme masyarakat.

Pancasila diakui sebagai ideologi nasional Indonesia yang mampu memadukan


berbagai macam kepentingan dan keberagaman. Jurnal ini menjelaskan bahwa
Pancasila memegang peran penting dalam membentuk identitas nasional
Indonesia yang inklusif dan mampu memperkuat solidaritas antarbangsa.
Pancasila juga merupakan fondasi yang kuat bagi negara Indonesia dalam
menghadapi tantangan politik identitas.

Dalam percepatan politik identitas Indonesia, penting bagi seluruh warga negara
untuk memahami bahwa identitas bukanlah satu-satunya faktor penentu
keberhasilan dalam politik. Sebagai bangsa yang majemuk, kita harus mampu
menghargai perbedaan dan merangkul keberagaman untuk menciptakan
kerukunan dan persatuan dalam sebuah negara kesatuan.

Selain itu, para pemimpin politik harus memiliki komitmen yang kuat untuk tidak
mengeksploitasi isu identitas untuk kepentingan pribadi atau kelompok. Mereka
harus mengutamakan kepentingan nasional dan kepentingan rakyat di atas
segalanya. Penting juga untuk mengedepankan prinsip keadilan dan kebenaran
dalam semua politik untuk mengurangi polarisasi dan membangun kepercayaan
antar warga.
Selain itu, pendidikan dan informasi tentang nilai-nilai kebangsaan, persatuan dan
kebhinekaan harus ditingkatkan. Dengan memahami nilai-nilai tersebut,
masyarakat dapat lebih menghargai perbedaan dan tidak mudah terprovokasi oleh
persoalan identitas yang dapat memecah belah persatuan. Pendidikan yang
menitikberatkan pada nilai-nilai kebangsaan dan persatuan juga dapat membantu
meningkatkan kesadaran bermasyarakat dan memperkuat solidaritas.

Terakhir, media massa dan platform media sosial dapat memainkan peran penting
dalam mengurangi polarisasi dan memperkuat persatuan. Dalam memenuhi
tugasnya, media harus bertanggung jawab untuk memberikan informasi yang
akurat, berimbang, dan tidak memihak kepada kedua belah pihak. Platform media
sosial harus diawasi dan diatur secara ketat untuk memastikan bahwa mereka
tidak digunakan untuk menyebarkan berita palsu, ujaran kebencian, atau
propaganda politik yang dapat menimbulkan konflik identitas.  

Untuk mengatasi krisis politik identitas Indonesia, semua pihak harus bahu-
membahu memperkuat persatuan dan keragaman sebagai modal utama
membangun negara yang maju dan sejahtera.  

Pancasila merupakan ideologi yang inklusif, dinamis, dan terbuka yang mampu
menampung berbagai pandangan dan kepentingan masyarakat Indonesia.
Pancasila merupakan salah satu nilai inti yang harus dipahami dan dihayati dalam
kehidupan bermasyarakat Indonesia.

Pancasila adalah dasar negara dan rakyat Indonesia, yang disahkan oleh para
pendiri bangsa. Ideologi ini terdiri dari lima prinsip dasar, yaitu Ketuhanan Yang
Maha Esa, Kemanusiaan yang adil dan beradab, Persatuan Indonesia, Demokrasi
Berwawasan Kebijaksanaan dalam Refleksi/Perwakilan, dan Keadilan Sosial bagi
Seluruh Rakyat Indonesia. Kelima asas tersebut merupakan landasan yang kokoh
bagi negara dan masyarakat Indonesia dan harus dianut dalam kehidupan
bermasyarakat. Pertama, prinsip Ketuhanan Yang Maha Esa mengakui
keberadaan Tuhan Yang Maha Esa sebagai sumber segala kekuatan dan
kebijaksanaan dalam kehidupan manusia. Prinsip ini tidak memihak salah satu
agama tertentu, tetapi menerima semua agama yang ada di Indonesia. Hal ini
menunjukkan bahwa Pancasila bersifat inklusif dan menghargai keberagaman
masyarakat Indonesia.

Kedua, prinsip kemanusiaan yang adil dan beradab menekankan pentingnya


penghormatan terhadap harkat dan martabat manusia serta perlakuan yang adil
terhadap semua orang tanpa diskriminasi. Sila ini juga menunjukkan bahwa
Pancasila memiliki nilai moral yang tinggi seperti kesusilaan dan keadilan.
Ketiga, sila persatuan Indonesia menunjukkan bahwa Pancasila memandang
persatuan dan kesatuan sebagai persoalan yang sangat penting dalam kehidupan
bermasyarakat di Indonesia. Prinsip ini menekankan pentingnya menghargai
keragaman dalam masyarakat Indonesia dan menekankan persatuan di atas
perbedaan.

Keempat, sila demokrasi yang berpedoman pada hikmat kebijaksanaan dalam


permusyawaratan/perwakilan menunjukkan bahwa Pancasila mengklasifikasikan
rakyat sebagai pihak yang berhak berpartisipasi dalam kehidupan politik dan
penyelenggaraan negara. Prinsip ini juga menekankan pentingnya partisipasi
masyarakat dalam proses pembuatan kebijakan.

Kelima, sila keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia menunjukkan bahwa
Pancasila menekankan pentingnya keadilan dalam kehidupan bermasyarakat
Indonesia. Prinsip ini mensyaratkan pembagian kekayaan dan manfaat sosial yang
adil bagi seluruh warga negara Indonesia.  

3.Kajian tersebut melihat politik identitas di Indonesia dan bagaimana isu-isu


tersebut dapat memecah belah kehidupan bangsa. Politik identitas Indonesia
diwarnai oleh konflik antara identitas kebangsaan dan identitas agama. Meski
sejarah Indonesia telah menunjukkan bahwa Islam berperan penting dalam
pembentukan bangsa Indonesia, politik identitas keagamaan kembali digunakan
sebagai alat propaganda kekuasaan.

Bersamaan dengan itu, dengan munculnya konsep-konsep sekuler, pluralistik dan


liberal yang menekankan pemisahan negara dan agama serta mendukung gagasan
kebebasan, sedikit demi sedikit mengikis persatuan umat beragama Indonesia
bahkan menghancurkan solidaritas di antara mereka. keragaman dalam
nasionalisme. Nasionalisme harus dilihat sebagai solidaritas nasional kelompok
minoritas yang merasa terintimidasi oleh kelompok agama mayoritas.

"Bhineka Tunggal Ika" adalah moto nasional Indonesia yang berarti "berbeda-
beda tetapi tetap satu". Jurnal ini menghubungkan identitas nasional dengan
konsep "Bhineka Tunggal Ika" dan menjelaskan bahwa identitas nasional
Indonesia adalah identitas yang inklusif dan mampu memadukan berbagai macam
keberagaman. Dalam konteks politik identitas, penulis menyarankan untuk
mengadopsi pendekatan inklusif dan menghargai perbedaan agar dapat
memperkuat identitas nasional yang lebih kuat dan inklusif.

Pembagian politik identitas di Indonesia saat ini dipengaruhi oleh kepentingan


politik yang dikejar oleh elit politik untuk mempertahankan kekuasaan dengan
memanipulasi politik identitas di Indonesia. Krisis kepercayaan terhadap
kebijakan pemerintah yang dipandang tidak mampu menyelesaikan persoalan
rakyat menyebabkan munculnya kepentingan politik untuk menjaga kredibilitas
pemerintah di mata masyarakat. Kontroversi ini berujung pada masalah yang
sangat penting yaitu tidak mencampuradukkan agama dengan urusan politik.

Pemilihan parlemen juga memperparah keadaan ini, karena cenderung berurusan


dengan masalah agama, yang harus dipisahkan dari urusan negara. Proses pemilu
menjadi titik utama pembeda antara jiwa nasionalis Indonesia dan agama.
Kegagalan pemerintah dalam menyelenggarakan pemerintahan yang adil dan
bijaksana, ditambah dengan nafsu kekuasaannya, menjadikan politik identitas
sebagai alat yang paling efektif untuk memenangkan suara rakyat.

Dalam konteks ini, kepemimpinan dan pembentukan opini publik oleh media
massa dengan semangat kebinekaan dan nasionalisme memecah belah kehidupan
bangsa. Padahal, penting untuk ditegaskan bahwa keberagaman adalah kekuatan
Indonesia dan harus dipupuk dengan baik untuk mencapai persatuan dan kesatuan
yang sejati. 
Secara keseluruhan, jurnal "Politik Identitas di Indonesia: Antara Nasionalisme
dan Agama" memberikan pemahaman yang komprehensif tentang kompleksitas
politik identitas di Indonesia dan bagaimana Pancasila dan konsep "Bhineka
Tunggal Ika" dapat menjadi fondasi untuk memperkuat identitas nasional yang
inklusif dan kuat. Tantangan politik identitas di Indonesia harus diatasi dengan
pendekatan inklusif dan menghargai perbedaan.

Anda mungkin juga menyukai