Anda di halaman 1dari 11

Politik Identitas di

Indonesia: Antara
Nasionalisme dan Agama
KELOMPOK 3 REGULER A

Yohanes Sandy W 2016041049


Nita Sinthia Putri 2016041023
Arsyah Fernanda K 2016041027
Devi Puspita Sari 2016041029
Dhea Aprillia 2016041031
a. Pengertian Politik Identitas
a. Pengertian Identitas
Suparlan (2004: 25) mengartikan identitas atau jati diri sebagai pengakuan terhadap
seorang individu atau suatu kelompok tertentu yang menjadi satu kesatuan
menyeluruh yang ditandai dengan masuk atau terlibat dalam satu kelompok atau
golongan tertentu.

b. Politik Identitas
Cressida Heyes (2007) mendefinisikan politik identitas sebagai penandaan aktivitas
politis dalam pengertian yang lebih luas dan teorisasi terhadap ditemukannya
pengalaman ketidakadilan yang dialami oleh anggota-anggota dari kelompok-
kelompok sosial tertentu.
b. Latar Belakang Hadirnya Politik Identitas

● Politik identitas merupakan penjabaran dari identitas politik yang dianut oleh warga
negara berkaitan dengan arah politiknya. Politik identitas lahir dari sebuah kelompok
sosial yang merasa diintimidasi dan didiskriminasi oleh dominasi negara dan pemerintah
dalam menyelenggarakan sistem pemerintahan.

● Kemunculan politik identitas dalam dinamika politik yang sangat beragam di Indonesia
tidak terlepas dari adanya rasa ketidakadilan dan persamaan hak yang diklaim oleh
masing-masing kelompok atau golongan sosial tertentu.

● Perluasan konflik antar identitas tersebut seringkali kita jumpai sebagai bagian dari
proses demokratisasi, yang lebih tepatnya dikatakan sebagai “demokrasi liar”.
c. Model Konstruksi Identitas menurut
Manuel Castells
 Legitimizing Identity / Legalitimasi Identitas
Identitas yang dibangun oleh institusi (penguasa) yang dominan dalam kehidupan sosial. Institusi ini
menunjukkan dominasinya dengan melekatkan sebuah identitas tertentu pada seseorang atau kelompok.

 Resistance Identity / Resistensi Identitas


Tipe identitas yang dilekatkan oleh aktor sosial tertentu dimana pemberian identitas tersebut dilakukan dalam
kondisi tertekan karena adanya dominasi hingga memunculkan satu resistensi dan membentuk identitas baru
yang berbeda dari kebanyakan anggota komunitas sosial yang lain.

 Project Identity / Proyek Identitas


Konstruksi identitas yang terjadi ketika aktor sosial dari kelompok tertentu membentuk identitas baru demi
mecapai posisi tertentu dalam masyarakat. Hal ini bisa terjadi sebagai implikasi dari gerakan sosial yang bisa
merubah struktur sosial secara keseluruhan.
d. Penyebab Munculnya Politik
Identitas

● Politik identitas mulanya diprakarsai oleh para pemimpin sebagai retorika politik dengan sebutan
“kami” bagi kaum mayoritas yang menghendaki kekuasaan dan “mereka” bagi kaum minoritas yang
harus melepaskan kekuasaan

● Persamaan identitas sebagai warga negara yang merdeka melahirkan sikap nasionalisme yang tinggi
dari masyarakat untuk menunjukkan politik identitas mereka dalam menyelenggarakan praktik
ketatanegaraan.

● Sejarah perjuangan bangsa yang didasari oleh peran umat suatu agama dapat menimbulkan
kecenderungan bagi pemeluk agama tersebut untuk menjadikan identitas keagamaan yang
diyakininya sebagai superior/unggul dalam tatanan kenegaraan..
d. Dampak Politik
Identitas

● Politik identitas menjadi alat yang digunakan penguasa untuk memanipulasi dan menggalang
kekuasaan bagi pemenuhan kepentingan ekonomi dan politiknya. Hal tersebut tidak lain merupakan
suatu kecenderungan yang mutlak bagi pemimpin yang berkuasa.

● Politik identitas yang didasarkan pada kesamaan identitas seringkali menjadi penyebab utama
munculnya konflik politik terutama berkaitan dengan ketegangan antara kelompok superior dan
inferior ataupun antara mayoritas dengan minoritas.

● Di Indonesia, pemahaman mengenai demokrasi liberal yang mengagungkan Pancasila di atas


segalanya menjadikan agama sebagai substansi yang keberadaanya dianggap sebagai ancaman bagi
keragaman yang ada di Indonesia terutama terhadap agama minoritas. Hal ini pada akhirnya berujung
pada konflik politik.
Karakteristik Politik Identitas

● Gerakan politik identitas pada dasarnya membangun kembali “narasi besar”


yang pada prinsipnya di tolak dan membangun suatu teori yang mengendalikan
faktor- faktor biologis sebagai penyusun perbedaan-perbedaan mendasar
sebagai realitas kehidupannya.
● Gerakan politik identitas memiliki suatu tendensi untuk membangun sistem
apartheid terbalik. Ketika kekuasaan tidak dapat ditaklukkan dan pembagian
kekuasaan tidak tercapai sebagai tujuan gerakan, pemisahan dan pengecualian
diri diambil sebagai jalan keluar.
● Kelemahan dari gerakan politik identitas adalah upaya untuk menciptakan
kelompok teori spesifik dari ilmu.
Politik identitas memberikan ruang besar bagi terciptanya keseimbangan dan pertentangan menuju
proses demokratisasi sebuah negara. Seperti halnya di Indonesia, politik identitas yang saat ini
menjelma dalam dua kekuatan besar yang didominasi oleh kaum nasionalis dan kaum muslim,
apabila tidak dikelola dengan tepat dan bijak akan menyebabkan hancurnya stabilitas negara.

Pertentangan antara kedua-dua identitas tersebut dapat mengancam kestabilan negara apabila
pemerintah tidak memiliki political will dalam menengahi isu ini. Bukan saja kepentingan politik
yang dipertaruhkan melainkan juga kepentingan masyarakat luas, sebab politik identitas sebagai
politik perbedaan merupakan tantangan tersendiri bagi tercapainya sistem demokratisasi yang
mapan.
Politik Identitas di Indonesia
● Politik identitas yang mendominasi Indonesia saat ini adalah politik identitas keagamaan yang
menghadirkan eksklusivisme kelompok mayoritas muslim di Indonesia. Hal ini juga diperkeruh
dengan dinamika politik Indonesia yang cenderung menggunakan isu-isu agama untuk
mempertahankan kekuasaan politik dan cenderung menimbulkan konflikkonflik sosial keagamaan.
● Politik identitas di Indonesia lebih terkait dengan masalah etnisitas, agama, 25aker25c25, dan
kepentingan-kepentingan lokal yang diwakili pada umumnya oleh para elit dengan artikulasinya
masing-masing. Politik identitas yang mengatasnamakan agama (Islam) seperti MMI (Majelis
Mujahidin Indonesia), FPI (Front Pembela Islam), HTI (Hizbut Tahrir Indonesia), dan PKS (Partai
Keadilan Sosial) ini membahayakan posisi nasionalisme dan 25aker25c2525 Indonesia, dimana
seharusnya Pancasila diusung sebagai prinsip/pegangan/proporsi dasar bersama bagi Indonesia, dulu,
sekarang, dan di masa depan.
● Hal ini dikarenakan pancasila sesuai dengan konsep 25aker25c2525 yang menghargai setiap
perbedaan yang ada di Indonesia seperti etnis, bahasa lokal, agama dan latar belakang sejarah.
Sedangkan identitas agama (Islam) tidak mencakup kelompok-kelompok minoritas yang ada di
Indonesia. Oleh sebab itu, politik identitas tidak akan membahayakan selama cita-cita pendiri bangsa
tentang persatuan dan integrasi nasional sejalan dengan pancasila sebagai dasar filosofi negara bukan
kepada agama mayoritas (Islam).

Anda mungkin juga menyukai