Anda di halaman 1dari 18

Urgensitas Politik Dalam Kehidupan

Berbangsa dan Bernegara


Dr. Wawan Gunawan, S.Sos., M.Si

Disampaikan pada Acara,


Pendidikan Politik Bagi Masyarakat, Badan Kesatuan
Bangsa dan Politik Kota Bandung, Kamis 27 Juli 2023 di
Hotel Horizon Kota Bandung
Polarisasi Politik
• Polarisasi politik di Indonesia terjadi sejak Pemilu 1955 akibat
politik aliran yang sangat kuat. Terakhir terjadi di di tahun
2019.

• Polarisasi politik membayangi Pemilu 2024

• McCoy dan Somer (2019) mendefinisikan polarisasi sebagai


proses ketika keragaman atau perbedaan dalam
masyarakat direduksi dalam satu dimensi, dan orang-
orang semakin mempersepsikan, serta menggambarkan politik
dan masyarakat dalam istilah "kami" versus “mereka”.

• Fossati (2019) menyebutkan bahwa saat ini politik di Indonesia


mempertemukan dua spektrum antara kelompok pluralis
dan Islamis.
Apa Penyebab Polarisasi Politik?
• Pemahaman politik yang sempit
• Literasi dan pendidikan politik yang rendah
• Laporan survei Litbang Kompas bertajuk Tantangan Menepis
Polarisasi Politik Pemilu 2024 menyebut penyebab terjadinya
polarisasi politik adalah intoleransi (27,1%), hoaks (22,5%),
sikap politisi yang memecah belah masyarakat (18%), fanatisme
partai (16%), buzzer (6,5%) dan penggunaan isu SARA (4,5%)
• Dalam konteks polarisasi di Indonesia Pepinsky (2019) memetakan
kelompok yang berdebat menjadi dua, yaitu Islamis dan non-
Islamis, yang memiliki kategori luas, mencakup muslim taat yang
setuju dengan konstitusi multi agama di Indonesia, muslim yang
memiliki orientasi politik yang liberal atau pluralis, dan nasionalis
sekuler yang menganggap agama adalah urusan pribadi.
• McCoy dan Somer (2019) mengidentifikasi tiga jenis keresahan utama yang
menjadi penyebab polarisasi politik, (1) keresahan politik atau krisis
perwakilan, (2) keresahan ekonomi, dan (3) keresahan kultural.
Keresahan Politik
• Keresahan politik atau krisis perwakilan timbul
akibat adanya kelompok masyarakat yang
terpinggirkan dan merasa tidak terwakili.

• Survei LSI (2022) menyebut tingkat kepercayaan


masyarakat terhadap DPR dan Partai Politik hanya 5
persen.

• Rendahnya kepercayaan masyarakat terhadap


lembaga perwakilan dan partai politik mendorong
lahirnya politik identitas yang mendorong figur
tertentu yang diperlambangkan sebagai wakil dari
kelompok yang termarjinalkan. Keberadaan relawan
politik juga memperkuat politik identitas.
Keresahan Ekonomi
• Ekonomi adalah sasaran empuk untuk dieksploitasi
oleh aktor politik, karena berkaitan dengan
ketimpangan ekonomi yang dapat berfungsi sebagai
alat mobilisasi.

• Kegagalan mewujudkan kesejahteraan masyarakat


sering dinarasikan gagalnya kepemimpinan rezim.

• Narasi “rakyat tidak makan infrastruktur”


merupakan salah satu contoh keresahan ekonomi
yang dieksploitasi dan menyebabkan polarisasi politik
Keresahan Kultural
• Keresahan kultural berkaitan dengan agama, misalnya
perdebatan antara Gereja versus Negara, atau antara pemikiran
sekuler dan konservatif di antara penganut agama yang sama.
Keresahan kultural bisa muncul dari perasaan kehilangan atau
adanya ancaman kehilangan status sosial atau ekonomi oleh
kelompok dominan dalam masyarakat.

• Keresahan kultural menyebabkan lahirnya isu-isu etnis yang


berbau SARA, dan sikap-sikap intoleransi.

• Analisis McCoy dan Somer (2019) juga menjelaskan pola


polarisasi. Menurut mereka, polarisasi dimulai ketika para
pemimpin politik dan pendukungnya menggambarkan kelompok
politik mereka dan kelompok politik lawan dalam istilah “hitam”
dan “putih” atau “baik” dan “jahat”
Literasi dan Pendidikan Politik yang Rendah
• Survei Bandung School of Democracy mengungkapkan anak-anak
muda di Kota Bandung mayoritas (37,2%) tidak tertarik dengan isu
politik praktis.

• Survei Indonesian Politics Research Consulting (IPRC) Juli 2022


menyebut sebesar 37,2 persen warga Kota Bandung tidak tertarik
dengan masalah politik, hanya 21,8% responden yang tertarik dan
sangat tertarik. Sisa persentasenya merupakan warga yang kadang-
kadang tertarik dengan isu politik

• Hasil survei diatas menunjukan bahwa masyarakat Kota Bandung


cenderung kurang memiliki ketertarikan terhadap isu-isu politik.
Apakah warga Kota Bandung cenderung Apatis?
Politik Identitas
• Politik identitas secara sederhana merupakan strategi politik yang
memfokuskan pada pembedaan dan pemanfaatan ikatan
primordial sebagai kategori utamanya. Politik identitas dapat
memunculkan toleransi dan kebebasan, namun di lain pihak, politik
identitas juga akan memunculkan pola-pola intoleransi. Politik identitas
adalah nama lain dari bio politik dan politik perbedaan.

• Politik identitas juga merupakan suatu bentuk dari pilihan politik yang
berdasarkan perbedaan atau persamaan logika (Laclau Moufe,
2008)

• Pembentukan aliansi politik berdasakan kesamaan identitas, nilai, atau


latar belakang adalah konsekuensi yang tidak bisa dihindarkan
dalam demokrasi yang menjamin kebebasan.Bahkan bisa
dibilang semua politik adalah politik identitas (Hall, 1995)
Konsep Politik
• Politik pada dasarnya berkaitan dengan kehidupan manusia sebagai mahluk
sosial dan dinamis. Oleh karenanya pribadi seorang manusia adalah unit dasar
empiris analisa politik (Djawamaku, 1985:144)

• Gabriel A. Almond mendefinisikan politik sebagai kegiatan yang berbuhungan


dengan kendali pembuatan keputusan publik dalam masyarakat tertentu
di wilayah tertentu, di mana kendali ini disokong lewat instrumen yang sifatnya
otoritatif dan koersif.(dalam Seta, 2011:3)

• Andrey Heywood, politik adalah kegiatan suatu bangsa yang bertujuan untuk
membuat, mempertahankan, dan mengamandemen peraturan-
peraturan umum yang mengatur kehidupannya, yang berarti tidak dapat
terlepas dari gejala konflik dan kerja sama.(Budiardjo, 2007:16)

• Miriam Budiardjo (2012: 16) “politik adalah kegiatan yang menyangkut cara
bagaiman suatu kelompok-kelompok mencapai keputusan-keputusan
yang bersifat kolektif dan mengikat melalui usaha untuk mendamaikan
perbedaan-perbedaan diantara anggota- anggotanya
Moral & Etika Politik

• Immanuel Kant (1964) mengusung tiga pertanyaan fundamental untuk


menyingkap misteri manusia. Pertama, apa yang dapat saya tahu? Kedua,
apa yang wajib saya lakukan? Ketiga, apa yang dapat saya harapkan? Oleh
karenanya dalam pandangan Kant manusia adalah makhluk yang memunyai
tujuan dalam dirinya sendiri tidak pernah boleh diperlakukan sebagai sarana
menegaskan pentingnya respek terhadap persona.(dalam Lega, 2014:88)

• Politik merupakan bagian yang inheren dari kehidupan segenap umat


manusia. Tidak ada manusia yang apolitis. Melalui politik manusia mampu
memanusiakan diri dan sesamanya. Jika politik dilihat sebagai sarana untuk
memanusiakan manusia, maka politik tidak pernah boleh melecehkan
martabat manusia. Politik harus memainkan peranan penting dalam
melindungi martabat manusia.

• Bagi Kant, kecerdasan politik pada dasarnya memiliki hubungannya


dengan moral ketika kecerdasan politik tersebut tidak serta merta
menjadikan orang lain semata-mata sebagai sarana untuk kepentingannya
sendiri (Dua, 2013:xxi).
Politik dalam Kehidupan Bernegara,
Berbangsa dan Bermasyarakat
• Fungsi dasar dan hakiki negara sebagai pemersatu masyarakat
adalah penetapan aturan-aturan kelakuan yang mengikat.(Frans
Magnis Suseno, 1994:170)

• Manusia merupakan mahluk politis yang memiliki ambisi dan


kepentingan untuk memenuhi kebutuhan hidupnya.

• Keberadaan politik sebagai sebuah seni memiliki peran penting


untuk mengelola kepentingan-kepentingan tersebut dalam
kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.

• Pada intinya, politik berperan mengelola konflik yang ada


dalam kehidupan masyarakat untuk mencapai suatu
tujuan bersama.
Relasi Politik dan Masyarakat
• Anton H. Djawamaku (1985: 144) mengatakan bahwa “Pribadi
seorang manusia adalah unit dasar empiris analisis
politik.” Politik selalu hidup di dalam keseharian manusia, karena
sejatinya kita merupakan makhluk sosial yang membutuhkan peran
orang lain dalam mencapai tujuan-tujuan kesejahteraan yang kita
canangkan sebelumnya.

• Dalam kehidupan masyarakat, hampir orang tidak bisa


membedakan, antara politik, dan kekuasaan. Politik dan korupsi
(uang), politik dan kebohongan, politik dan intervensi. Hal ini
disebabkan oleh proses pembodohan politik yang selama ini terjadi
pada masyarakat. Politik tidak lagi dilihat sebagai sarana untuk
mewujudkan kebaikan bersama namun lebih dari itu sebagai usaha
untuk meraih “kekuasaan” dengan jalan mengintervensi dan
memanupulasi.
Politik Adiluhung yang Beradab
•Indonesia sebenarnya memiliki nilai-nilai tradisional yang juga ditanamkan
sejak dahulu, seperti: nilai-nilai budaya, agama, dan adat istiadat yang
bermacam-macam bentuknya dari Sabang hingga Merauke. Nilai-nilai tersebut
sangat dihormati dan dipatuhi oleh segenap elemen masyarakat hingga saat ini
dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara.

•Dalam tradisi sosial budaya masyarakat Sunda yang mendominasi provinsi


Jawa Barat dan Kota Bandung. Nilai-nilai seperti cageur, bener, bageur,
pinter, dan singer merupakan nilai jati diri Sunda yang mampu memberikan
sumbangsih bagi pembangunan karakter bangsa.

•Falsafah “silih asah, silih asih dan silih asuh” merupakan ruh dalam
pengembangan kehidupan masyarakat sunda. kehidupan dalam masyarakat
Sunda senantiasa mengedepankan nilai kebersamaan, yakni maju bersama
dalam intelektualitas (silih asah), kekuatan kasih sayang yang senantiasa
diciptakan dalam segala bentuk hubungan individu satu sama lain (silih
asih), dan sikap mengayomi satu sama lain sebagai bagian yang tak
terpisahkan dalam menciptakan harmonisasi hidup (silih asuh).
• Kegagalan kondisi politik kekinian adalah bukan karena
ketidaksepahaman antara pemerintah dan masyarakat terhadap
situasi politik tertentu, kegagalan itu muncul karena lunturnya
fungsi infrastruktur politik yang diisi oleh lembaga yang
seharusnya melaksanakan pendidikan politik. Masyarakat
cenderung disibukkan dengan tingkah laku para elit politik yang
mempertontonkan perebutan kekuasaan secara tidak sehat.

• Ketiga landasan di atas cukup memberikan satu alasan besar


bahwa identitas politik dalam konteks filosofis Sunda memiliki
makna besar bagaimana kehidupan politik itu harus
dilaksanakan dengan rasa tanggungjawab bersama untuk saling
mencerahkan dan mengingatkan (silih asah), strategi dalam
penguatan identitas politik itu dapat dilakukan dengan cara
saling menyayangi oleh elit politik terhadap rakyat (silih asih),
dan saling memberikan penguatan dalam mempertahankan
nilai-nilai politik (silih asuh). Politik akan memiliki visi
yang progresif jika berdasarkan nilai-nilai budaya luhur
Hak dan Kewajiban Warga Negara dalam
Menciptakan Kondusivitas Politik di Kota Bandung
• Pasal 28J ayat 2 menyatakan : “Dalam menjalankan hak dan
kebebasannya,setiap orang wajib tunduk kepada pembatasan yang
ditetapkan dengan undang-undang dengan maksud untuk
menjamin pengakuan serta penghormatan atas hak kebebasan
orang lain dan untuk memenuhi tuntutan yang adil sesuai dengan
pertimbangan moral, nilai-nilai agama, keamanan, dan ketertiban
umum dalam suatu masyarakat demokratis.”

• Pasal 30 ayat (1) UUD 1945. menyatakan: “tiap-tiap warga negara


berhak dan wajib ikut serta dalam usaha pertahanan dan keamanan
negara.
REFERENSI
• "Toward a Theory of Pernicious Polarization and How It Harms Democracies: Comparative
Evidence and Possible Remedies" Forthcoming in a Special Issue of the Annals of the
American Academy of Political and Social Sciences, guest editors Jennifer McCoy and
Murat Somer, January 2019.

• "Menuju Teori Polarisasi yang Merusak dan Bagaimana Ini Membahayakan


Demokrasi: Bukti Komparatif dan Kemungkinan Penyembuhan" Akan hadir dalam
Edisi Khusus Annals of the American Academy of Political and Social Sciences,
editor tamu Jennifer McCoy dan Murat Somer, Januari 2019.

• Fossati, D (2019) Electoral reform and partisan dealignment in Indonesia. International


Political Science Review. Epub ahead of print 15 April, 2019.
Suseno, Franz Magnis, Etika Dasar Masalah-Masalah Pokok Filsafat Moral, Yogyakarta:

• Chantal Mouffe. 2001 [edisi ke-2]. Hegemony and Socialist Strategy: Towards a Radical
Democratic Politics. London: Verso.
• Suseno, Franz Magnis, Etika Dasar Masalah-Masalah Pokok Filsafat Moral,
Yogyakarta: Kanisius.

• Chantal Mouffe. 2001 [edisi ke-2]. Hegemony and Socialist Strategy: Towards a
Radical Democratic Politics. London: Verso.

• Estimation of Indirect Effects in Political Communication Research. In E. P. Bucy


& R. Lance Holbert

• Kebangkitan Etnis Menuju Politik Identitas. Jakarta: Yayasan Pustaka Obor


Indonesia.
• Budiardjo, Miriam (2008). Dasar-dasar Ilmu Politik. Jakarta : PT.
Gramedia Pustaka Utama Brownhill, Robert dan Patricia Smart. (2009).

• Dasar-Dasar Ilmu Politik. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama

• Mencari Sosok Demokrasi; Sebuah Telaah Filosofis, : Gramedia Pustaka Utama,

• “Dialektika Struktur dan Kultur dalam Proses Pembaharuan Politik Order Baru”.
Analisa. 1984-1988
Terima Kasih

Anda mungkin juga menyukai