Anda di halaman 1dari 30

BAB IX

MENCERMATI POTRET
BUDAYA POLITIK
MASYARAKAT INDONESIA
TUJUAN PEMBELAJARAN:
Memahami makna budaya politik.
Mengidentifikasi klasifikasi budaya poli tik
Mengidentifikasi karakteristik budaya politik
masyarakat Indonesia
Menganalisis karakteristik budaya politik
masyarakat Indonesia
Menyimpulkan makna kesadaran politik.
Menjelaskan makna sosialisasi budaya politik.
Mengidentifikasi mekanisme sosialisasi budaya
politik.
Mengkomunikasikan mekanisme soasialisasi
budaya politik
A. Pengertian Budaya PolitikMenurut Para
ahli :

Gabriel A. Almond dan Sidney Verba :


Budaya politik diartikan sebagai pandangan politik yang
mempengaruhi sikap, orientasi, dan pilihan politik seseorang. Dengan
kata lain, budaya politik merupakan faktor yang mempengaruhi pola
pengambilan keputusan-keputusan politik baik oleh masyarakat
ataupun oleh pemerintah. Nah, faktor-faktor tersebut diantaranya
adalah agama, suku bangsa, sejarah, dan status sosial.

Gabriel A. Almond dan Powell :


dalam bukunya yang berjudul Comparative Politics ; A Developmental
Approach (1966:50) menyatakan bahwa:
Budaya politik merupakan suatu konsep yang terdiri atas sikap, nilai-
nilai dan keterampilan yang sedang berlaku bagi seluruh anggota
masyarakat termasuk pola-pola kecenderungan khusus serta pola-
pola kebiasaan yang terdapat pada kelompok-kelompok masyarakat .
Pemuda dan Pemilu
Perhatikan Peryataan dibawah ini
Dalam Pemilihan Umum, tidak menutup kemungkinan
kalian akan menemukan orang yang mengaku memilih
partai tertentu karena diberi uang oleh pengurus partai
yang bersangkutan. Atau memilih partai yang sama
dengan atasan supaya dinaikkan pangkat.
Ada orang yang selalu mengkritisi kebijakan pemerintah
dan selalu memberikan masukan kepada pemerintah.
Ada juga orang hanya peduli pada kepentingan daerah
asalnya, dia sama sekali tidak memperhatikan
kepentingan bangsa dan negara.
Ada pula orang yang masa bodoh atau tidak peduli
dengan berbagai kegiatan politik yang berlangsung di
negaranya
Menurut Almond dan Powel, orientasi individu
terhadap sistem politik mencakup 3 aspek yaitu :
Orientasi kognitif, yaitu pengetahuan dan
keyakinan tentang sistem politik. Misalnya : tingkat
pengetahuan seseorang tentang jalannya sistem
politik, tokoh pemerintahan dan kebijakan yang
mereka ambil, simbol-simbol kenegaraan, dll.
Orientasi afektif, yaitu aspek perasaan dan
emosional seseorang individu terhadap sistem
politik.
Orientasi evaluatif, yaitu penilaian seseorang
terhadap sistem politik, menunjuk pada komitmen
terhadap nilai-nilai dan pertimbangan-pertimbangan
politik terhadap kinerja sistem politik.
BAGAIMANA BUDAYA
POLITIK
MENURUT ANDA ?
MACAM - MACAM BUDAYA POLITIK
YANG BERKEMBANG DI MASYARAKAT
Budaya politik elit (terdiri dari kaum
pelajar sehingga memiliki pengaruh dan
lebih berperan dalam pemerintahan) dan
budaya politik massa (kurang memahami
politik sehingga mudah terbawa arus).
Menurut Hebert Feith, sistem politik di
Indonesia di dominasi oleh budaya politik
aristokrat Jawa dan wiraswasta Islam.
Menurut C. Geertz di Indonesia terdapat
budaya politik priyayi, santri dan abangan.
TIPE - TIPE BUDAYA POLITIK

Budaya politik parokial


Budaya politik subjek
Budaya politik partisipan
Budaya politik subjek - parokial
Budaya politik subjek - partisipan
Budaya politik parokial - partisipan
BUDAYA POLITIK PAROKIAL
( PAROCHIAL POLITICAL CULTURE )

Tipe budaya politik yang orientasi politik individu


dan masyarakatnya masih sangat rendah.
Hanya terbatas pada satu wilayah atau lingkup
yang kecil atau sempit.
Individu tidak mengharapkan apapun dari sistem
politik.
Tidak ada peranan politik yang bersifat khas dan
berdiri sendiri.
Biasanya terdapat pada masyarakat tradisional.
BUDAYA POLITIK SUBJEK
( SUBJECT POLITICAL CULTURE )

Masyarakat dan individunya telah mempunyai


perhatian dan minat terhadap sistem politik
Meski peran politik yang dilakukannya masih
terbatas pada pelaksanaan kebijakan-kebijakan
pemerintah dan menerima kebijakan tersebut
dengan pasrah.
Tidak ada keinginan untuk menilai , menelaah
atau bahkan mengkritisi
BUDAYA POLITIK PARTISIPAN
( PARTICIPANT POLITICAL CULTURE )

Merupakan tipe budaya yang ideal.


Individu dan masyarakatnya telah mempunyai
perhatian, kesadaran dan minat yang tinggi
terhadap politik pemerintah.
Individu dan masyarakatnya mampu memainkan
peran politik baik dalam proses input (berupa
pemberian dukungan atau tuntutan terhadap
sistem politik) maupun dalam proses output
(melaksanakan, menilai dan mengkritik terhadap
kebijakan dan keputusan politik pemerintah).
BUDAYA POLITIK SUBJEK PAROKIAL
( PAROCHIAL SUBJECT POLITICAL CULTURE )

Budaya politik yang sebagian besar telah


menolak tuntutan masyarakat feodal atau
kesukuan.
Telah mengembangkan kesetiaan terhadap
sistem politik yang lebih komplek dengan
stuktur pemerintah pusat yang bersifat khusus.
Cenderung menganut sistem pemerintahan
sentralisasi.
BUDAYA POLITIK SUBJEK PARTISIPAN
( PARTICIPANT SUBJECT POLITICAL CULTURE )

Sebagian besar masyarakatnya telah


mempunyai orientasi input yang bersifat
khusus dan serangkaian pribadi sebagai
seorang aktivis.
Sementara sebagian kecil lainnya terus
berorientasi kearah struktur pemerintahan
yang otoriter dan secara relatif mempunyai
serangkaian orientasi pribadi yang pasif.
BUDAYA POLITIK PAROKIAL PARTISIPAN
( PARTICIPANT PAROCHIAL POLITICAL CULTURE )

Berlaku di negara-negara berkembang


yang yang masyarakatnya menganut
budaya dalam stuktur politik parokial.
Tetapi untuk keselarasan diperkenalkan
norma-norma yang bersifat partisipan.
Perhatikan gambar - gambar di bawah ini !

Termasuk tipe
budaya politik
yang manakah
gambar - gambar
tersebut ?
PERKEMBANGAN BUDAYA POLITIK
MASYARAKAT INDONESIA

Indonesia menganut budaya politik yang


bersifat parokial-kaula di satu pihak dan
budaya politik partisipan di pihak lain.
Sikap ikatan primodalisme masih sangat
mengakar dalam masyarakat Indonesia.
Masih kuatnya paternalisme dalam
budaya politik Indonesia.
MAKNA SOSIALISASI KESADARAN
POLITIK

Menurut M. Taopan, Kesadaran politik (political


awwarnes) merupakan proses bathin yang
menampakkan keinsyafan dari setiap warga
negara akan pentingnya urusan kenegaraan
dalam kehidupan bernegara.
Masyarakat harus mendukung pemerintah,
mengingat kompleks dan beratnya beban yang
harus dipikul para penyelenggara negara.
Kesadaran politik dapat terwujud salah satunya
melalui sosialisasi politik.
PENGERTIAN SOSIALISASI POLITIK
( POLITICAL SOCIALIZATION )

Proses bagaimana memperkenalkan sistem


politik pada seseorang dan bagaimana
seseorang tersebut menentukan tanggapan
serta reaksi-reaksinya terhadap gejala-gejala
politik (Michael Rush dan Phillip Althoff).
Suatu proses perkembangan seseorang untuk
mendapatkan orientasi-orientasi politik dan pola-
pola tingkah lakunya (David Easton dan Jack
Dennis).
Proses pembentukan sikap dan orientasi politik
anggota masyarakat (Ramlan Surbakti).
Suatu proses belajar dimana setiap individu
memperoleh orientasi-orientasi berupa
keyakinan, perasaan dan komponen-komponen
nilai pemerintahan dan kehidupan politik. Dari
sudut pandang masyarakat, sosialisasi politik
adalah cara memelihara atau mengubah
kebudayaan politik (Jack Plano).
Proses dimana sikap-sikap dan nilai-nilai politik
ditanamkan kepada anak-anak sampai mereka
dewasa dan orang-orang dewasa tersebut
direkrut ke dalam peranan-peranan politik
tertentu (Almond dan Powell).
Pada hakekatnya
sosialisasi politik Adalah

proses untuk memasyarakatkan nilai -nilai


atau budaya politik ke dalam suatu
masyarakat.
MEKANISME SOSIALISASI BUDAYA
POLITIK
Menurut Robert Le Vine ada 3 (tiga) mekanisme
pengembangan budaya politik:

Imitasi, proses sosialisasi melalui peniruan


terhadap perilaku yang ditampilkan individu-
individu lain. Sosialisasi pada masa kanak-kanak
merupakan hal amat penting.
Instruksi, mengacu pada proses sosialisasi
melalui proses pembelajaran formal, informal
maupun nonformal.
Motivasi, proses sosialisasi yang berkaitan
dengan pengalaman individu.
Metode Sosialisasi Politik dapat
berupa:

a. Pendidikan Politik, yaitu proses dialog antara


pemberi dan penerima pesan sehingga
masyarakat mengenal dan memperoleh nilai,
norma dan simbol politik negaranya.
b. Indoktrinasi politik, yaitu proses sepihak
ketika penguasa memobilisasi dan
memanipulasi warga masyarakat untuk
menerima nilai, norma, dan simbol yang
dianggap baik dan ideal oleh penguasa
AGEN - AGEN SOSIALISASI
POLITIK

Keluarga
Sekolah
Kelompok pergaulan
Lingkungan kerja
Media masa
Partai politik
Partai Politik menurut Pasal 1 angka 1 Undang-
Undang RI Nomor 2 Tahun 2011
Partai politik adalah organisasi yang bersifat
nasional dan dibentuk oleh sekelompok warga
negara Indonesia secara sukarela atas dasar
kesamaan kehendak dan cita-cita untuk
memperjuangkan dan membela kepentingan politik
anggota, masyarakat, bangsa dan negara, serta
memelihara keutuhan Negara Kesatuan Republik
Indonesia berdasarkan Pancasila dan Undang-
Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun
1945.
FUNGSI PARPOL
1) Komunikasi politik. Dengan fungsi ini partai politik berperan sebagai
penyalur aspirasi rakyat, menggabungkan berbagai kepentingan dan
merumuskan kepentingan yang menjadi dasar kebijaksanaannya. Selanjutnya
partai politik akan memperjuangkan agar aspirasi rakyat tersebut dapat
dijadikan kebijakan umum oleh pemerintah.
2) Sosialisasi politik. Dengan fungsi ini partai politik berperan sebagai sarana
untuk memberikan penanaman nilai-nilai, norma dan sikap serta orientasi
terhadap persoalan politik tertentu. Partai politik mendidik anggotaanggotanya
untuk menjadi manusia yang sadar akan tanggungjawabnya sebagai warga
negara dan menempatkan kepentingan pribadi dibawah kepentingan nasional.
Sosialisasi politik yang dilakukan partai politik bisanya dalam bentuk ceramah-
ceramah penerangan, kursus kader dan sebagainya.
3) Rekruitmen politik. Dengan fungsi ini partai politik mencari dan mengajak
orang-orang berbakat untuk turut aktif dalam kegiatan politik sebagai anggota
anggota dari partai.
4) Pengatur konflik. Dengan fungsi ini partai politik berfungsi untuk mengatasi
berbagai macam konflik yang muncul sebagai konsekuensi dari negara
demokrasi yang di dalamnya terdapat persaingan dan perbedaan pendapat
PENGERTIAN PARTISIPASI
POLITIK

Kegiatan yang dilakukan oleh warga negara


baik secara individu maupun
secarakolektif, atas dasar keinginan
sendiri maupun atas dorongan dari pihak
lain yang tujuannya untuk mempengaruhi
keputusan politik yang akan diambil oleh
pemerintah, agar keputusan tersebut
menguntungkan.
BENTUK – BENTUK PARTISIPASI
POLITIK

Samuel Huntington dan Joan M. Nelson


mengidentifikasi 4 (empat) bentuk
paertisipasi politik:

Kegiatan pemilihan
Lobbying
Kegiatan organisasi
Mencari koneksi
Tindakam kekerasan
Kegiatan pemilihan, yang mencakup memberikan suara, sumbangan-sumbangan
untuk kampanye, bekerja dalam suatu pemilihan, mencari dukungan bagi
seorang calon, atau melakukan tindakan yang bertujuan mempengaruhi hasil
proses pemilihan.
Lobbying, yaitu upaya-upaya perorangan atau kelompok untuk menghubungi
pejabat-pejabat pemerintah dan pemimpin-pemimpin politik dengan maksud
untuk mempengaruhi keputusan-keputusan mereka mengenai persoalanpersoalan
yang menyangkut sejumlah besar orang
Kegiatan organisasi, yang menyangkut partisipasi sebagai anggota atau pejabat
dalam suatu organisasi dengan tujuan utamanya untuk mempengaruhi proses
pengambilan keputusan oleh pemerintah.

Mencari koneksi, yaitu tindakan perorangan yang ditujukan terhadap pejabat-pejabat


pemerintah dan biasanya dengan maksud memperoleh manfaat yang hanya
dirasakan oleh satu orang atau beberapa orang saja.

Tindakan kekerasan, yaitu upaya untuk mempengaruhi proses pengambilan


keputusan yang dilakukan pemerintah dengan jalan menimbulkan kerugian fisik
terhadap pejabat pemerintahan atau harta benda. Kekerasan dapat ditujukan untuk
mengubah pimpinan politik (dalam bentuk kudeta dan pembunuhan), mempengaruhi
kebijaksanaan pemerintah (dalam bentuk huru-hara dan pemberontakan, atau
mengubah seluruh sistem politik (dalam bentuk revolusi). Kekerasan hanya dilakukan
setelah tertutupnya kesempatan berpartisipasi politik secara damai.
CONTOH PERAN AKTIF DALAM KEHIDUPAN
POLITIK

Lingkungan keluarga, misal : musyawarah keluarga;


pemesang atribut kenegaraan pada hari besar nasional;
membaca dan mengikuti berbagai berita di media masa
dan elektronik.
Lingkungan sekolah, misal : pemilihan ketua kelas, ketua
osis, dan lain - lain; pembuatan AD - ART dalam setiap
organisasi yang diikuti; forum-forum diskusi atau
musyawarah; membuat artikel tentang aspirasi siswa.
Lingkungan masyarakat, misal : partisipasi dalam forum
warga; pemilihan ketua RT, RW, dsb.
Lingkungan bangsa dan bernegara, misal : menggunakan
hak pilih dalam pemilu; menjadi anggota aktif dalam
partai politik; ikut aksi unjuk rasa dengan damai, dan
sebagainya.

Anda mungkin juga menyukai