Anda di halaman 1dari 37

BAB I

BUDAYA POLITIK INDONESIA

A. PENGERTIAN BUDAYA POLITIK


Budaya politik diartikan sebagai orientasi dasar suatu masyarakat terhadap suatu sistem politik .
untuk lebih mengkhususkan pengertian budaya politik, banyak pakar politik yang memberikan
pendapat mengenai makna budaya politik, diantaranya;
1. Almond dan Powell , menyatakan bahwa budaya politik merupakan suatu konsep yang terdiri
dari sikap, nilai-nilai dan keeterampilan yang sdang berlaku bagi seluruh anggota masyarakat
termasuk pola-pola kecendrungan khusus serta pola-pola kebiasaan terhadap pada kelompok-
kelompok masyarakat.
2. Almond dan Verba, mengemukakan bahwa budaya politik merupakan sikap individu terhadap
sistem politik dan komponen-komponennya, juga sikap individu terhadap peranan yang dapat
dimainkan dalam sebuah sistem politik
3. Rusadi Kantaprawira, merumuskan budaya politik sebagai pola tingkah laku individu dan
orientasinya terhadap kehidupan politik yang di hayati oleh para anggota politik.
Dari uraian diatas , dapat diidentifikasi unsurunsur yang membangun pengertian budaya politik,
yaitu:
1. Orientasi masyarakat terhadap sistem politik dan pemerintah.
2. Menekankan pada dimensi psikologis dan bersifat subjektif
3. Akan membentuk sikap dan perilaku politik yang khas sesuai dengan budaya politik yang
melekat.

B. BUDAYA POLITIK YANG BERKEMBANG DI MASYARAKAT INDONESIA


Pada bagian sebelumnya kalian telah memperoleh pemahaman bahwa kebudayaan yang
dimiliki oleh suatu daerah atau suku bangsa berbeda satu sama lain. Begitu juga dalam hal budaya
politik yang mempunyai karakteristik khas bagi setiap perilaku atau tindakan politik yang ditampilkan
oleh setiap warga masyarakat. Berikut ini di paparkan budaya politik suku bangsa di indonesia.
a. Budaya politik batak
Orang batak terkenal dengan karakternya yang khas dalam menantang hidup.
Dalam.mengemukakan pendapat orang btak cenderung spontan, lugas dan keras serta apa adanya.
Karakterisrik sperti ini sangat diperlukan dalam pembangunan politik di negara kita terutama
dalam penyelenggaran pemerintahan di negara kita.
b. Budaya politik minangkabau
Suku minangkabau terletak di sumatra barat. Sumatra barat adalah daerah luar jawa yang bnyak
menyumbang tokoh di panggung politik nasional, sejak era kolonial sampai era reformasi. Tokoh-
tokoh sumatra barat juga mewakili semua tipe ideologi politik, mulai dari Tan malaka hingga
hamka. Karena itu, sumatra barat memiliki tempat tersendiri dalam sejarah politik di indonesia.
c. Budaya politik sunda
Kebudayaan sunda termasuk salah satu kebudayaan yang berpengaruh di negara kita. Tingkat
keberpengaruhan budaya sunda sangat tinggi terhadap kehidupan warga masyarakat bahkan ajaran
islam yang mayoritas dianut oleh orang sunda dalam proses penyebarannya banyak di pengaruhi
budaya sunda.

C. TIPOLOGI BUDAYA POLITIK

Budaya politik merupakan salah satu komponen tertinggi dalam suatu sistem politik.
1. Tipe-tipe budaya politik
Didalam kehidupan sehari-hari, mungkin kalian akan menemukan beberapa perilaku dalam
kegiatan politik yang menggambarkan orientasi dan peranan suatu kelompok masyarakat
sebagai berikut:

Dalam pemilihan umum, tidak menutup kemungkinan kalian akan menemukan orang
yang mengaku memilih patai tertentu, karna di beri uang oleh pengurus partai yang
bersangkutan.
Ada orang yang selalu mengkritisi kebijakan pemerintah dan sealu memberikan
masukan kepada pemerintah.
Ada juga orang yang hanya peduli pada kepentingan daerah asalnya, dia sama sekali
tidak memperhatikan kepentingan bangsa dan negara.
Ada pula orang yang masa bodo atau tidak peduli dengan berbagai kegiatan politik
yang berlangsung di negaranya.
Keempat contoh diatas merupakan cerminan dari budaya politik suatu masyarakat. Budaya
politik masyarakat merupakan gambaran orientasi dan peranan masyarakat dalam setiap aspek
kehidupan politik. Berkaitan dengan hal tersebut, Almond dan Powell membagi budaya politik
kedalam tiga tipe, yaitu budaya politik parokial, subjek (kaula), dan partisipan. Untuk lebih
jelasnya berikut ini dipaparkan penjelasan ketiga tipe budaya politik tersebut.
a. Budaya Politik Parokial (parochial political culture)
Budaya politik parokial sering diartikan sebagai budaya politik yang sempit. Dikatakan
sempit karena orientasi individu atau masyarakat masih sangat terbatas pada ruang lingkup
yang sempit. Orientasi dan peranan yang dimainkan masih terbatas pada lingkungan atau
wilayah tempat ia tinggal. Dengan kata lain, persoalan-persoalan di luar wilayahnya tidak di
perdulikannya.
Menurut Rusandi kantraprawira, budaya politik parokial biasanya terdapat dalam sistem
politik tradisional dan sederhana, dengan ciri khas yaitu belum adanya spesialisasi tugas atau
peran, sehingga para pelaku politik belum memiliki peranan yang khusus. Dengan kata lain,
satu peranan dilakukan bersamaan dengan peranan yang lain.
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa dalam budaya politik parokial tidak dijumpai
spesialisasi tugas dan peran dalam kegiatan politik. Kalaupun mungkin ada, dalam intnsitas
atau kadar yang masih rendah, sehingga tingkat partisipasi politik masyarakatnya pun masih
rendah.
b. Budaya politik subjek (subject political culture)
Masyarakat atau individu yang bertipe budaya politik subyek telah dimiliki perhatian
dan minat terhadap sistem politik. Hal ini diwujudkan dengan berbagai peran politik yang
sesuai dengan kedudukannya. Akan tetapi peran politik yang dilakukannya masih terbatas
pada pellaksanaan kebijakan-kebijakan pemerintah yang mengatur masyarakat. Individu atau
masyarakat hanya menerima aturan tersebut secara pasrah. Tidak ada keinginan atau hasrat
untuk menilai,menelaah,atau bahkan mengkritisi setiap kebijakan yang dikeluarkan
pemerintah.

c. Budaya politik partisipan (participant political culture)


Budaya politik partisipan merupakan tipe budaya politik yang ideal. Dalam budaya
politik partisipan individu atau masyarakat telah memiliki perhatian, kesadaran, minat serta
peran politik yang sangat luas. Ia mampu memainkan peran politik baik dalam proses
input(yang berupa pemberian tuntutan dan dukungan terhadap sistem politik) mampu dalam
proses output(pelaksana, penilai, dan pengkritik setiap kebijaksanaan dan keputusann politik
pemerintah).
Kondisi yang diciptakan oleh budaya poltik partisipan adalah kondisi masyarakat
yang ideal dengan tingkat partisipan politik yag saangat tinggi. Akan tetapi, hal tersbut dapat
terjadi apabila diupayakan secara optimal oleh segenap lapisan masyarakat dan pemerintah
melalui berbagai kegiatan yang positif.
Tipe-tipe budaya politik diatas merupakan suatu sub-sistem dari kebudayaan yang berlaku
universal. Sehingga tidak bisa terlepas dari pengaruh kebudayaan universal tersebut. Dengan
kata lain, budayya politik merupakan bagian dari kebudayaan masyarakat dengan ciri-ciri
yang khas.

1. Perkembagan tipe budaya politik masyarakat indonesia


Dari uraian diatas kalian telah mendapatkan gambaran mengenai tipe-tipe budaya
politik yang berkembag di masyarakat. Nah, bagaimana dengan budaya politik masyarakat
indonesia sendiri.?
Menurut Rusadi Kantaprawira , budaya politik indonesia sampai saat ini belum mengalami
perubaha. Hal tersebut dapat diartikan, karena menurut hukum-hukum perkembangan
masyarakat, perubahan yang menyangkut kebudayaan cendrung berjalan lambat. Sedangkan
disisi lain, sistem politik indonesia sudah beberapa kali berubah, yaitu dari sitem politik
demokrasi liberal ke sistem politik demokrasi terpimpin dan terakhir beralih ke sistem politik
demokrasi pancasila. Untuk lebih jelasnya, berikut ini dipaparkan kesimpulan sementara
tentang budaya politik indonesia:
Buday politik indonesia disatu pihak masih bersifat parokial-kaula, dan budaya politik
partisipan di lain pihak. Disatu sisi rakyat indonesia masih ketinggalan dalam
menggunaka hak dan menjalankan tanggung jawab politiknya sedangkan disisi lain , para
elit politik menunjuka partisipasi aktifnya dalam setiap kegiatan politik. Dengan demikian
jelas terlihat bahwa budaya politik indonesiia merupakan budaya politik campuuran yang
diwarnai oleh besarna pengruh budaya politik parokial-kaula.
Sifat ikatan primodial masih berakar kuat dalam masyarakat indonesia. Hal ini dapat
dilihat melalui indikatornya berupa sikap mengutamakan kepentingan derah,suku,dan
agamanya. Tanpa melihat kualitas atau kemampuan yang dimiliknya.
Kecendrungan budaya politik indnsia yag masih memegang kuat paternalisme. Salah satu
indikatornya adalah munculnya sifaat bapakisme atau sikap asal bapak senang dalam
setiap hal. Budaya tersebut saat ini sudah mulai berkurang untuk berokrasi dditingkat
pusat akan tetapi ditinggakatn yang lebih bawah budaya tersebut masih berkembang.
Uraian diatas merupakan gambaran nyata budaya politik masyarakat indonesia saat ini.
Meskipun tingkaat partisipasi poltik masyaratkat sudah mulai meningkat, tidak berarti bdaya
partisipan secara murni terlah terwujud, melainkan budaya tersebut merupakan campuran antara
budya politik partisipan, dengan parokial srta subjek(kaula).

D. SOSIALISASI BUDAYA POLITIK


Suatu kebudayaan akan terus berkembang dan tidak akan musnaah jika didalam masyarakat
terjadi proses penanaman nilai-niai kebudayaan kepada setiap anggota masyarakat mulai dari
anak-anak sampai orang tua. Penanaman nilai tersebut dilakukan sebagai upaya untuk
menyadarkan setiap anggota masyarakat bahwa kebudayaan itu penting bagi kehidupan
manusia. Sebagai salah satu subsistem dari kebudayaan, budaya politik dalam
mempertahankan jati dirinya juga memerlukan suatu proses yang menekankan pada
penanaman nilai-nilai politik kepada setiap anggota masyarakat.
Pada bagian ini kalian akan diajak untuk mempelajari materi tentang sosialisasi budaya
politik. Diharapkan kalian mampu mendeskripsikan makna sosialisasi kesadaran politik dan
menguraikan mekanisme sosialisasi pengembangan budaya politik.
1. Makna sosialisasi kesadaran politik
Budaya politik yang berkembang di masyarakat akan selalu berkaitan dengan
kesadaran politik. Pada hakikatnya budaya politik merupakan cerminan dari kesadaran politik
suatu masyarakat terhadap sistem politik yang sedang berlaku. Apa sebeneranya kesadaran politik
itu?
Kesadaran politik atau dalam istilah asing disebut political auwwarness. Menurut M.
Taopan kesadaran politik merupakan proses batin yang menampakan keinsyafan dari setiap warga
negara akan pentingnya urusan kenegaraan dalam kehidupan bernegara.
Kesadaran politik masyarakat tidak hanya diukur dari tingkat partisipsi mereka dalam
kegiatan pemilihan umum. Akan tetapi diukur juga dari peran serta mereka dalam mengawasi atau
mengkoreksi kebijakan dan perilaku pemerintah selama memegang kekuasaan pemerintah.

Nah, bagaimana cara untuk menciptakan kesadaran politik? Salah satunya melalui
sosialisasi politik (political sociallization). Apa sebenarnya sosialisasi politik itu?. Pakar yang
mendefisinikan sosialisaasi politik, diantaranya:
a. Michael rush dan phillip althoff, mengatakan bahwa sosialisasi politik adalah proses
bagaimana memperkenalkan sistem politik pada seseorang dan bagaimana orang tersebut
menentukan tanggapan serta reaksi-reaksinya terhadap gejala-gejala politik.
b. Fred. I Greestain, menyatakan bahwa sosialisasi politik merupakan penanaman informasi,
nilai-nilai, dan praktek-praktek politik yang disengaja dilakukan oleh badan-badan
intruksional secara formal.
Nah, stelah membaca uraian diatas tentunya kalian tlah memperoleh gambaran mengenai
kesadaran politik.

2. Mekanisme sosilisasi buadaya politik


Mekanisme sosialisasi pengembangan budaya politik sama dengn mekanisme sosialisasi
politik, karena budaya politik terbentuk melalui proses sosialisasi politik. Mekanisme sosialisasi
budaya politik mengandung pengrtian berupa cara-cara atau teknik penanaman atau pembentukan
nilai-nilai politik kepada individu atau anggota masyarakat untuk membuat dan mengarahkan orientasi
politik yang telah ada dalam dirinya. Menurut Robert Le Vine terhadap tiga mekanisme sosialisai
pengembangan budaya politik, yaitu imitasi, intruksi, dan motivasi. Imitasi, yaitu proses sosialisasi
melalui peniruan terhadap prilaku yang ditampilkan individu-individu lain, dan merupakan hal yang
amat penting dalam sosialisasi pada anak-anak. Intruksi mengacu pada proses sosialisasi melalui pross
pembelajaran baik secara formal (disekolah) informal (pendidikan di keluarga) maupun dalam bentuk
nonformal (diskusi kelompok maupun organisasi). Sedangkan motivasi merupakan mekanisme proses
yang dikaitkan dengan pengalaman individu pada umumnya yang secara langsung mendorong dirinya
untuk belajar dari pengalaman-pengalamannya mengenai tindakan-tindakan yang sesuai dengan sikap-
sikap dan pendapatannya sendiri.
Ketiga mekanisme diatas tidak bisa berjalan tanpa dibantu oleh agen-agen atau lmbaga-
lembaga yang bertugas menjalakan sosialisasi politik, berikut ini dipapaarkan beberapa agen
sosialisasi politik, yaitu:
a. Keluarga
merupakan agen pertama yang sangat menentukan pola pembentukan nilai-nilai politik bagi
seorang individu. Didalam keluarga ditanamkan bagaimana menghargai kewenangan ayah dan ibu
serta orang yang lebih tua. Anak dapat mendengarkan pembicaraan orang tua mengenai partai politik
atau organisasi tempat kedua orang tuanya menjalankan aktifitas politiknya, serta partai politik yang
dipilih oleh orang tuanya. Dari sinilah nilai-nilai politik ditanamkan kepada anak dan sikap serta
orientasi politik anak sudah mulai terbentuk.
b. Sekolah
Ketika waktunya masuk sekolah disadari atau tidak anak pun tentang nilai-nilai, norma-norma,
dan atribut negaranya. Proses pengetahuan politik siswa mulai terbentuk semenjak taman kanak-
kanak. Disekolah ada gambar presiden, wakil presiden dan tidak jarang dipasang juga gambar tokoh-
tokoh yang lain. Ketika memasuki sekolah dasar sampai ke jenjang sekolah menengah (SMP dan
SMA) bahkan perguruan tinggi, pemahaman nilai-nilai politik siswa terus ditingkatkan terutama
melalui mata pelajaran pendidikan kewarganegaraan. Dengan demikian siswa telah memperoleh
pengetahuan awal tentang kehidupan politik secara dini dan nilai-nilai politik yang benar dari sudut
pandang akademis.
c. Partai politik
Partai politik adalah sekelompok manusia yang terorganisir secara stabil dengan tujuan merebut
atau mempertahankan kekuasaan pemerintahan bagi pimpinan partainya, dan berdasarkan penguasaan
ini memberikan manfaat yaang bersifat adil atau material kepada para anggotanya.
d. Media lainnya
Individu dapat memperoleh sosialisasi politik dari media massa, termasuk televisi, radio, majalah
dan surat kabar, serta dapat mengikuti berbagai seminar, dialog dan debat politik yang

pada hakikatnya merupakan sarana sosialisasi politik. Dalam sistem politik ditandai dengan
peranan negara yang begitu dominan dalam pembentukan nilai dan norma politik, maka keyakinan dan
nilai yang ditanamkan adalaah keyakinan dan nilai yang diyakini oleh penguasa negara, sehingga
budaya politik yang berkembang dalam sistem politik tersebut adalah budaya politik parokial-kaula.

E. BUDAYA POLITIK PARTISIPAN

Partisipan merupakan tipe budaya politik ideal, dimana dalam budaya politik ini orientasi
politik rakyat tidak hanya bersifat kognitif atau afektif saja, tetapi sudah merupakan orientasi politik
yang bersifat evaluatif yang ditandai dengan dimilikinya kemampuan rakyat dalam menilai dan
mengkontrol semua kebijaka dari para pemegang kekuasaan. Setelah mempelajari materi ini
diharapkan kalian mampu memberikan contoh budaya politik partisipan dalam kehidupan
bermasyarakat , berbangsa dan bernegara dan menunjukan budaya politik yang bertentangan dengan
semangat pembangunan politik bangsa.

Contoh gambar budaya politik


BAB II
BUDAYA DEMOKRASI MENUJU MASYARAKAT MADANI

A. PENGERTIAN
kata demokrasi berasal dari dua kata dalam bahasa yunani, yaitu demos yang berarti rakyat,
dan kratos/cratein yang berarti pemerintahan, sehingga dapat diartikan sebagai pemerintahan
rakyat. Kata ini kemudian di serap menjadi salah satu kosa kata dalam bahasa inggris yaitu
democrary. Konsep demokrasi menjadi sebuah kata kunci dalam bidang ilmu politik. Hal ini
menjadi wajar, sebab demokrasi saat ini disebut-sebut sebagai indikator perkembangan politik
suatu negara.
Menurut kamus besar bahasa indonesia, demokrasi merupakan istilah politik yang berarti
pemerintahan rakyat. Hal tersebut bisa diartikan bahwa dalam sebuah negara demokrasi
kekuasaan tertinggi berada ditangan rakyat dan dijalankan langsung oleh mereka atau wakil-wakil
yang mereka pilih dibawah sistem pemilihan bebas .
Dalam pandangan Abraham Linclon, demokrasi adalah suatu sistem peemerintahan dari
rakyat, oleh rakyat dan untuk rakyat. Artinya rakyat dengan serta merta mempunyai kebebasan
untuk melakukan semua aktivitas politik tanpa adanya tekanan dari pihak manapun, karena pada
hakekatnya yang berkuasa adalah rakyat untuk kepentingan bersama.

B. SEJARAH PERKEMBANGAN DEMOKRASI


Robert Dahl adalah orang yang pertama memperkenalkan konsep gelombang demokrasi ini.
Dahl membagi gelombang demokrasi ini ke dalam dua jenis yaitu:
Gelombang demokrasi pertama(demokrasi klasik): konsep negara kota(abad ke 6-3 SM)
Sitem demokrasi pertama kali dimunculkan oleh kaum demokrat di negara kota Athena yang
termasuk kedalam wilayah peradaban Yunani Kuno banyak melahirkan filusuf-filusuf yang
menjadi peletak dasar bagi berbagai disiplin keilmuan, seperti Plato, Ariestoteles,
Chleisthenes(yang dianggap sebagai bapak demokrasi Athena), pericles, dan sebagainya. Hanya
saja sejarah yunani menunjukan bahwa priode demokrasi lebih sering merupakan pengecualian.
Sistem demokrasi pada umumnya di tolak oleh para fisuluf pada waktu itu. Hal ini wajar karena
socrates, yang pada saat ini merupakan guru yang paling dicintainya tewas ditembak mati oleh
rezim demokratis.
Terlepas dari kedudukan demokrasi yang dianggap sebelah mata, akan tetapi fakta
membuktikan bahwa konsep demokrasi yang dijalankan di Athena menjadi acuan perkembangan
demokrasi selanjutnya. Dalam pandangan ramien rais, ada empat prinsip operasional yang cukup
menarik dalam sistem demokrasi Athena, yaitu:
1. Para negara sendiri yang langsung membuat keputusan-keputusan politik dan langsung
mengawasinya.
2. Terdapat persamaan hukum dan politik bagi semua warga negara dalam hal memberikan suara
pada berbagai isu dalam dialog terbuka dan dalam haak untuk menduduki jabatan pemerintahan.
3. Kebebasan politik dan kewarganegaraan dijamin sepenuhnya. Kebebasan berpendapat
merupakan ciri penting dalam dewan dan majelis di Athena.
4. Dalam proses pengambilan keputusan, bila semua argumen telah dipaparkan , pemungutan
suara baru dilakukan.
Pada masa pemerintahan pericles dibentuk tiga lembaga-lembaga politik. Lembaga tertinggi
adalah Sidang Eklesia. Sidang ini wajib dihadiri oleh semua warga negara baik laki-laki maupun
perempuan yang telah berusia dua puluh tahun keatas. Sidang ini meruoakan sarana untuk
menyalurkan kebebasan berbicara dan memberi sumbangan pemikiran dari warganegara.
Gelombang demokrasi kedua(demokrasi modern): Negara Kota Ke Negara Bangsa
Gerakan demokrasi modern disebabkan oleh adanya dua peristiwa sebelumnya. Pertama, yaitu
adanya perluasan sistem politik demokrasi kota yang berkembang di Yunani di berbagai
wilayah yang da di sekitarnya. Peristiwa kedua, yaitu adanya gelombang renaisance diabad
pertengahan yang memberikan pencerahan pemikiran kepada warga negara untuk
mempelajari, memahami dan memperjuangkan nilai-nilai asasi manusia. Menurut Robert
Dahl, terdapat delapan akibat dari adanya gelombag kedua ini, yaitu:
1. Sistem perwakilan
Era demokrasi kuno memiliki wilayah yang relatif kecil, dengan demikian,
pelaksanaan demokrasi langsung menjadi sebuah pilihan yang mungkin dilakukan.
Tetapi, dengan meluasnya wilayah negara, maka geografi sebuah negara dan jumlah
penduduk juga semakin meluas.
1. Perluasan demokrasi yang tidak terbatas
Pada prinsipnya, bagi suatu pemerintah perwakilan, tidak ada negara yang terlalu luas
atau terlalu kecil. Faktor penentu jumlah perwakilan tersebut hayalah perbandingan
jumlah penduduk dengan kebutuhan wakil rakyat itu sendiri.
2. Deokrasi partisipasi
Teknologi yang merupakan salah satu alat yang mempengaruhi perilaku politik suatu
banga.
3. Keanekaragaman
Saat ini para penduduk semakin cenderung memperlihatkan keaneka ragaman dalam
hal-hal yang da hubungannya dengan kehidupan politik.
4. Konflik
Konflik kepentingan baik yang bersifat vertikal maupun horizontal secara langsung
maupun tidak langsung akan mewarnai sistem demokrasi modern.
5. Pluralisme sosial dan organisasi
Akibat selanjutnya dari munculnya sistem poliarki adalah terdapat sejumlah besar
kelompok dan organisasi sosial yang relatif lebih bersifat otonom.

C. MACAM-MACAM DEMOKRASI
Demokrasi telah dijadikan sebagai sistem politik yang dianut oleh sebagian besar negara di
dunia. Meskipun demikian, dalam pelaksanaannya berbeda-beda tergantung dari sudut padang
masing-masing. Keanekaragaman sudut pandang inilah yang membuat demokrasi dapat dikenal
dari berbagai macam bentuk. Berikut ini dipaparkan beberpa macam bentuk demokrasi.
a. Berdasarkan titik berat perhatiannya
Dilihat dari titik beratnya yang menjadi perhatiannya, demokrasi dapat dibedakan kedaam tiga
bentuk, yaitu sebagai berikut:
1. Demokrasi formal, yaitu suatu demokrasi yang menjunjung tinggi persamaan dalam
bidang politik, tanpa disertai upaya untuk mengurangi atau menghilngkan kesenjngan
dalam bidang ekonomi.
2. Demokrasi material, yaitu demokrasi yang dititik beratkan pada upaya menghilangkan
perbedaan dalam bidang ekonomi, sedangkan persamaan dalam bidang politik kurang
diperhatikan bahkan kadang-kadang di hilangkan.
3. Demokrasi gabungan, yaitu bentuk demokrasi yang mengambil kebaikan serta
membuang keburukan dari bentuk demokrasi formal dan material.
b. Berdasarkan ideologi
Berdasarkan ideologi yang menjadi landasannya, demokrasi dapat dibedakan ke dalam dua
bentuk, yaitu sebagai berikut:
1. Demokrasi langsung, yaitu paham demokrasi yang mengikut sertakan setiap
warganegaranya dalam permusyawaratan untuk menentukan kebijaksanaan umum
negara atau undang-undang secara langsng.
2. Demokrasi tidak langsung, yaitu paham demokrasi yang dilaksanakan melalui sistem
perwakilan. Penerapan demokrasi seperti ini berkaitan dengan keyakinan suatu negara
yang jumlah penduduknya semakin banyak.

D. PRINSIP-PRINSIP BUDAYA DEMOKRASI


Demokrasi sebagai sistem politik yang saat ini dianut pleh sbagian besar neraga didunia tentu
saja memiliki prinsip-prinsip yang berbeda dengan sistem yang lain.
Lebih lanjut Henry B.Mayo mengungkapkan prinsip dari demokrasi yang akan mewujudkan suatu
sistem politik yang demokratis. Adapun prinsip-prinsip tersebut antar lain adalah:
Menyelesaikan perselisihan dengan damai dan secara melembaga
Menjamin terselenggaranya perubahan secara damai dalam suatu masyarakat yang sedang
berubah
Menyenlenggarakan pergantian pimpinan secara teratur
Membatasi pemakaian kekerasan sampai minimum
Mgengakui serta menganggap wajar adanya keanekaragaman
Menjamin tegaknya keadilan
Kemudian, suatu negara dapat disebut berbudaya demokrasi apabila memiliki soko guru
demokrasi sebagai berikut:
Kedaulatan rakyat
Pemerintahan berdasrkan persetujuan dari yang diperintah
Kekuasaan mayoritas
Hak-hak minoritas
Jaminan hak-hak asasi manusia
Pemiliha yag bebas dan juga jujur
Persamaan didepan hukum
Proses hukum yang wajar
Nilai-nilai toleransi, pragmatisme, kerja sama dan mufakat
Dalam sudut pandang lain, Asykuri Ibnu Chamim mengungkapkan bahwa suatu budaya
demokrasi mengandung prinsip-prinsip sebagai berikut:
Kebebasan menyatakan pendapat
Kebebasan berkelompok
Kebebasan berpartisipasi
Kebebasan antar warga
Kesetaraan gender
Kedaulatn rakyat
Kerja sama
E. PENGERTIAN MASYARAKAT MADANI
Masyarakat madani merupakan konsep yang merujuk pada masyarakat yang pernah
berkembang di Madinah pad zaman nabi muhammad saw, yaitu masyarakat yang mengacu pada
nilai-nilai kebajikan umum yang disebut al-khair
Dalam tradisi Eropa sampai abad ke-18, pengertian civul society dianggap sama dengan
pengertian negara(state) yakni suatu kelompok yang mendominasi seluruh kelompok masyarakat
lain.
Berkenaan dengan pengertian masyarakat madani diatas civil society, para pakar
mengemukakan pandangan yang berbeda, diantranya sebagai berikut:
a. A.S Hikam, berpendapat bahwa civil society secara institusional diartikan sebagai
pengelompokan anggota-anggota masyarakat sebagai warna negara mandiri yang dapat
dengan bebas bertindak aktif dalam wacana dalam praktis mengenai segala hal yang
berkaitan dengan masalah kemasyarakatan pada umumnya
b. Gellner, menunjukan konsep civil society sebagai masyarakat yang terdiri ats berbagai
institusi non-pemerintahan yang otonom dan cukup kuat untuk mengimbangi negara
c. Eisentadt, mengatakan bahwa civil society adalah sebuah masyarakat baik secara
individual maupun secara kelompok, dalam negara yang mampu berinteraksi ddengan
negara secara independen
Bagaimana cara mewujudkan masyarakat madani atau civil society? Untuk mewujudkan
konsep tersebut dalam kehidupan berbagsa dan bernegara, diperlukan brbagai persyaratan
sebagaimana diungkapkan oleh Han Sung-Jun, yaitu:
a. Diakui dan dilindunginya hak-hak individu dan kemerdekaan berserikat serta mandiri dari
negara
b. Adanya ruang publik yang memberikan kebebasan bagi siapa saja dalam
mengartikulasikan isu-isu politik
c. Terdapatnya gerakan kemasyarakatan yang bedrasar pada nilai-nilai budaya tertentu
d. Terdapatnya kelompok inti diantara kelompok-kelompok yang mengakar dalam
masyarakat dan mampu menggerakkan masyarakat dalam melakukan modernisasi sosial-
ekonomi
F. CIRI-CIRI MASYARAKAT MADANI(CIVIL SOCIETY)
Masyarakat madani(civil society) sebagai sebuah tatanan masyarakat yang mandiri dan
menunjukan kemajuan dalam hal peradaban, mempunyai ciri-ciri atau karakteristik tertentu yang
membedakannya dengan bentuk masyarakat lainnya. Sama halnya ketika merumuskan
pengertian masyarakat madani, pakar pun mempunyai pandangan yang berbeda ketika
merumukan ciri-ciri masyarakat madani
Menurut A.S Hikam ada empat ciri utama dari masyarakat madani, yaitu sebagai berikut:
a. Kesukarelaan artinya tidak da paksaan, namun mempunyai komitmen bersama untuk
mewujudkan cita-cita bersama
b. Keswasembadaan, setiap anggota mempunyai harga diri yang tinggi, kemandirian yang kuat
tanpa menggantungkaan pada negara atau lembaga-lembaga negara atau organisasi lainnya
c. Kemadiria yang cukup tinggi dari individu-individu dan kelompok-kelompok dalam
masyarakat, utamanya ketika berhdapan dengan negara
d. Keterkaitan pada nilai-nilai hukum yang disepakati bersama. Masyarakat madani adalah
masyarakat yang berdasarkan hukum dan bukan negara kekuasaan
Dalam sudut pandang lain, Nurcholis Madjid mengemukaakan ciri-ciri masyarakat madanii
sebagai berikut:
a. Semangat egalitarisme atau kesetaraan
b. Keterbukaan
c. Partisipasi seluruh anggota masyarakat
d. Penentuan pemimpinan melalui pemilihan

G. PERWUJUDAN MASYARAKAT MADANI MODEL INDONESIA


Masyarakat Indonesia mempunyai karakteristik yang berbeda dengan negara lainnya,
masyarakat madani Indonesia mempunyai karakteristik sebagai berikut:
a. Kenyataan adanya keanekaragaman budaya Indonesia yang merupakan dasar
pengembangan identitas bangsa indonesia dan kebudayaan nasional.
b. Adanya saling pengertian antara seama anggota masyarakat
c. Toleransi yang tinggi
d. Adanya kepastian hukum
Dari zaman orde lama sampai saat ini, permasalahan perwujudan masyarakat madani di
Indonesia selalu menunjukan hal yang sama. Berikut ini beberapa permasalahan yang bisa menjadi
hambatan sekaligustantangan dalam mewujudkan masyarakat madani model Indonesia, yaitu
sebagai berikut:
a. Semakin berkembang kelas menengah, sehrusnya emakin mandiri sebagai pengimbang
kekuataan negara, kelas menengah ternyata memiliki ketergantungan sangat tinggi
terhadap negara dan belum mampu mengatasi problem kultular yang terbentuk keterkaitan
primordia.
b. Perkembangan Lembaga Swadaya Masyarakat, sebagai tulang punggung masyarakat
madani sangat menggembirakn tetapi dihadapkan pada kenyataan, masih sangat lemah
ketika harus berhadapan dengan kekuatan negara.
c. Pertumpuhan pers sangat pesat dari segi kuantitas maupun teknologi, akan tetapi belum
terjadi perubahan, berarti pada sisi kebebasan pers yang akan menstimulir wacana kreatif
dan dialog bebas warga negara.
d. Kaum cendekiawan makin banyak yng mrasa aman ketika dekat dengan pusat-pusat
kekuasaan.

H. DEMOKRASI DI INDONESIA
Pada bagian ini kalian akan diajak untuk mempelajari materi ini di harapkan kalian mampu
menguraikan prinsip demokrasi pancasila, membandingkan demokrasi yang diterapkan di
indonesia pada masa orla, orba, dan orde reformasi, dan membandingkan pelaksanaan pemilu pada
masa orde lama, orde baru, maupun orde reformasi.
a. Demokrasi yang berkeutuhan yang maha esa
b. Demokrasi dengan kecerdasan
c. Demokrasi yang berkedaultan rakyat
d. Demokrasi dengan rule of law
e. Demokrasi dengan pemisaan kekuasaan negara
f. Demokrasi dengan hak asasi manusia
g. Demokrasi dengan keadilan yang merdeka
h. Demokrasi dengan otonomi daerah
i. Demokrasi dengan kemakmuran
j. Demokrasi yang berkeadilan sosial
Demokrasi pancasila mendasarkan diri pada paham kekeluargaan dan gotong royong yang
ditunjukan untuk:
a. Kesejahteraan rakyat
b. Mendukung unsur-unsur kesadaran ber-ketuhanan yang maha esa
c. Menolak athiesme
d. Menegakkan kebenaran yang berdasarkan budi pekerti yang luhur
e. Mengembangkan kepribadian indonesia
f. Menviptakan keseimbangan perikehidupan individu dan masyarakat, jasmani dan rohani,
lahir dan batin, hubungan manusia dengan sesamanya dan hubungan manusia dengan
tuhannya.
Demikian beberapa nilai lebih demokrasi pancasila yang merupakan corak khas budaya
demokrsi di indonesiia.

I. PEMILIHAN UMUM
a. Pengertian pemilihan umum
Pemilihan umum merupakan sarana politik untuk mewujudkan kehendak rakyat dalam hal
memilih wakil-wakil mereka di lembaga legislatif serta memilih pemegang kekuasaaan eksekutif
baik itu presiden/wakil presiden maupun kepala daerah.
Pemilihan umum memiliki arti penting sebagai berikut:
1. Untuk mendukung atau mengubah personel dlam lembaga legislatif
2. Membentuk dukungan yng mayorits rakyat dalam menentukan pemegang kekuaaan eksekutif
untuk jangka waktu tertentu
3. Rakyat melalui perwakilannya secara berkala dapat mengoreksi atau mengawasi kekuatan
eksekutif
b. Tujuan pemilihan umum
1. Melaksanakan kedaulatan rakyat
2. Sebagai perwujudan hak asasi politik rkyat
3. Untuk memilih wakil-wakil rakyat yang duduk i lembaga legislatif serta memilih presiden dan
wakil presiden
4. Melaksanakan pergantian personel pemerintahan secara aman, damai dan tertib
5. Menjamin kesinambungan pembangunan nasional
c. Sistem pemilihan umum
1. Sistem distrik
Merupakan sistem pemilihan umum dimana wilayah negara terbagi kedalam beberapa daerah
bagian (distrik) pemilihan yang jumlahnya sama dengan jumlah anggota Dewan Perwakilan
Rakyat yang dikehendaki.
2. Sistem proposal
Merupakan sistem pemilihan berdasarkan presentase pada kursi parlemen yang akan dibagikan
kepada organisasi peserta pemilu (opp).
3. Sistem gabungan
Merupakan sistem yang menggabungkan sistem distrik dan proposional. Sistem ini membagi
wilayah negara dalam beberapa daerah pemilihan.
d. Asas-asas pemilihan umum di Indoneia
1. Asas langsung, berarti setiap pemilihan secara langsung memberikan suaranya tanpa perantara
dan tingkatan.

2. Asas umum, berarti pemilihan itu berlaku menyeluruh bagi semua warga negara indonesia
yang memenuhi persyaratan tanpa diskriminasi.
3. Asas bebas, berarti wara negara yang berhak memilih dapat menggunakan haknya dan dijamin
keamanannya untuk melakukan pemilihannya menuruh hati nuraninya tanpa adanya pengaruh,
tekanan dan paksaan dari siapapun dengan cara apapun.
4. Asas rahasia, berarti setiap pemilihan di jamin tidak diketahui oleh siapapun dengan jalan apa
pun siapa yang di pilihnya
5. Asas jujur, berarti dalam penyelenggaraan pemilu, penylenggaraan/pelaksanaan pemerintah
dan partaai politik peserta pemilu, pengawas dan pemantau pemilu termasuk memilih serta
semua pihak yang terlibat secara tidak langsung harus bersikap dan bertindak jujur sesuai
dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku
6. Asas adil, berarti setiap pemilih dan partai politik peserta prmilu mendapatkan perlakuan yang
sama serta bebas dari kecurangan pihak mana pun

Contoh Gambar Budaya Demokrasi Menuju Masyarakat Madani :


BAB III
KETERBUKAAN DAN KEADILAN DALAM KEHIDUPAN BERBAGSA DAN
BERNEGARA

A. Pengertian Keterbukaan
Menurut kamus bahasa Indonesia, kata keterbukaa berasal dari kata buka yang
berarti keadaan terbuka, yaitu suatu keadaan yang memungkin kan masuknya pengaruh-pengaruh
dari luar dirinya atau lingkungannya. Dalam keadaan terbuka, tentu apa saja yang dapat masuk,
sehingga sulit untuk disaring atau dikendalikan. Terpikat dalam kehidupan berbangsa dan
bernegara, maka keterbukaan memiliki dimensi yang luas dan kompleks, yaitu kondisi yang
menunjukan ketidak berdayaan suatu negara yang memiliki batas-batas teritorial dan kedaulatan
untuk menepis masuknya informasi, komunikasi, dan transportasi yang dilakukan oleh masyarakat
diluar perbatasan. Dunia seakan tanpa batas antara satu negara dengan negara lainnya. Kita dapat
mengetahui dengan mudah apa yang terjadi di negara lain dalam segala bidang.
Melalui era keterbukaan inilah setiap bangsa dan negar menuju era baru diman batas-batas
antar negara menjadi semakin kabur, sehingga maningkatkan mobilitas an dinamika masyarakat,
termasuk timbulnya gagasan baru dalam berbagai bidang kehidupan.

B. Pengertian keadilan
Keadilan adalah hak manusia untuk mendapatkan sesuatu hal yang menjadi haknya menjadi orang
lain. Kata keadilan dipergunakan dalam banyak konteks, adakalanya dipergunakan untuk menyebut
hak, perlakuan yang sama dan keseimbangan dan kesebandingan. Secara harfiah, kata keadilan
berasal dari kosa kata Bahasa Arab yaitu adl, yang mengadung arti memberikan sesuatu kepada
setiap orang sesuai dengan hak yang harus diperolehnya, atau menempatkan sesuatu pada
tempatnya, kita Harus mengetahui prnsip-prinsip keadilan yaitu:
a. Selalu memberikan prlakuan yang sama terhadap semua orang yang berbeda dalam persoalan
yang sama
b. Selalu menghormati hak-haak oranglain
c. Selalu berbuat sesuai dengan kaidah-kaidah yang berlaku
d. Senantiasa melakukan perbuatan yag dapat dipertanggung jawabkan secara hukum
e. Mampu melihat bahwa setiap yang adil adalah keadilan yang sesungguhnya
f. Mampu menjauhkan diri dan meluruskan setiap kekeliruan dan kesalahan
Dengan memperthatikan keenam prinsip keadilan itu, kita harus berusaaha berbuat dan berprilaku
adil kepada diri sendiri ataupun kepada oranglain dalam segala kondisi tanpa membeda-bedakan
latarbelakang nyaa.

C. Macam-Macam Keadilan
Keadilan mempunnyai cakupan yang sanagt luas. Keadilan bukan hanya berkaitan dengan bidang
hukum semata, tetapi juga berkaitan dengan bidang ekonomi, bidang politik, bidang keadilan sosial
serta bidang-bidang lainnya. Ariestoteles mengkasifikasikan keadilan kedalam lima kategori, yaitu:
a. Keadilan distributif, yaitu keadilan yang berhubungan dengan distribusi jasa dan kemakmuran
menurut kerja dan kemampuannya. Denga kata lain, hak yang diproleh oleh seseorang tergantung
dari seberapa besar upaya atau usaha yang dilakukannya. Misalnya, beberapa otang pegawai
suatu perusahan memproleh gaji yang berbeda disesuaikan dengan masa kerja, pangkat,jenjang
pendidikan, atau tingkat kesulitan pekerjaannya.
b. Keadilan komunikatif, yaitu keadilan yang berhubugan denga prinsip peramaan hak dan
kewajibanyang diterima oleh setiap orang tanpa melihat jasa-jasa perseorangan. Misalnya,
seseorang yang telah melakukan suatu tindakan kejahatan
c. Keadilan kodrat alam, yaitu keadilan yang bersumber paa hukum alam. Seseorang memberikan
sesuatu sesuai denga yang diberikan oranglain kepada dirinya. Misalnya, seseorang menjawab
salam yang diucapkan oranglain
d. Keadilan konvensional, yaitu keadilan yang mengikat warga negara, sebab keadilan itu
ditetapkan melalui suatu kekuasaan khusus. Dengan kata lain, seorang
e. warga negara dikatakaan telaj berbuat adil secara konvensional, apabila ia telah menaati segala
aturan perudang-undanga yag telah ditetapkan pemerintah. Misalnya, seseorang yag menaati
undang-undang yang diterapka oleh pemerintah
f. Keadilan menurut teori perbaikan, yaitu keadilan yang didasarkan pada upaya seseorang untuk
memulihkan nama baik oranglain yang telah tercemar. Misalnya, seseorang yang berusaha
menciptakan citra(image)
Dalam sudut pandag lain, Plato membedakan keadilan dalam dua bentuk, yaitu:
a. Keadilan moral, yaitu suatu perbuatan dikatakan adil secara moaral apabila telah mampu
memberikan perlakun yang seimbang antara hak dan kewajiban. Misalnya, seorang warga
negara berhak mendpatkan perlakuan yang sama dalam hukum dan pemeritahan
b. Keadilan prosedural, yaitu suatu perbuatan dikatakan adil secara prsedural apabila seseorang
telah mampu melaksanakan perbuatan adil berdasarkan tata cara yang telah ditetapkan

D. Makna keterbukaan dalam kehidupan berbangsa dan bernegara


Keterbukaan mempunyai makna yag begitu mendasar dalam kehidupan berbangsa dan
bernegara. Keterbukaan arus informasi dalam berbagai bidang terutama bidang hukum dann politik
telah menjadi bahan pemikiran bagi setiap negara untuk dapat melaksanakan jaminan keadilan bagi
seluruh warga negara sejalan denga tuntutan supremasi hukum, demokratisasai, dan penegakan
hak-hak asasi manusia.
Keterbukaa dalam kehidupan berbangsa dan bernegara mengandung makna berupa
tuntutan adanya transparasi, akuntabilitas, dan profesionalisme dikalangan aparat pemerintah
secara kinerjanya optimal dan pelayanan kepada publik betul-betul mencerminkan suatu
pemerintahan yang baik. Dengan sikpa terbuka terebut, negara akan terhindar dari berbagai
penyimpangan-penyimpangan yang akan membuat kacau keadaan negara, seperti tindakan korupsi,
kolusi, dan nepotisme serta beerbagai konflik baik yang bersifat vertikal maupun horizontal.
Keterbukaan dalam kehidupan berbagsa dan bernegara akan mencegah negara dari kterpurukan.
Keterbukaan akan tetap menjamin tegaknya pemerintahan yag demokratis, dan senantiasa
mencegah terjadinya pemerintahan mobokrasi atau okhlokrasi, yaitu suattu kondisi pemerintahan
negara yang banyak diwarnai dengan berbagai kekacauan dan kebobrokan dalam segala hal,
sehingga hukum dan keadilan sulit ditegakkan.
Dengan demikian, keterbukaan mempunyai kedudukan yang amat penting dalam
kehidupan berbagsa dan brnegara. Dengan keterbukaaan, cita-cita negara menciptakan
kesejahteraan dan kemakmuran rakyat akan mudah terwujud.

E. Ciri-ciri era keterbukaan


Secara umum era keterbukaan mempunnyai karakteristik atau ciri-ciri sebagai berikut:
a. Batas anatarnegara menjadi kabur, yang ditandai dengan:
1. Masyarakat suatu negara tidak sanggup lagi menegakkan kedaulatan negaranya baik secara
politik,ekonomi maupun teknologi. Negara tidak mampu membendung derasnya pengaruh
negara lain dalam kehidupan warga negara.
2. Adanya kebutuhan dalam negara tersebut untuk menerima dan memaafkan berbagai
pengaruh dari negaara lain baik secra politis, ekonomi maupun teknologi dengan cara
terpaksa atau tidak terpaksa demi terpenuhinya kepentingan warga atau masyarakat itu
sendiri
b. Pesatnya perkembangan informasi, telekomukasi, dan transportasi, yag ditandai dengan:
1. Perumusan kebijakan negara banyak dipengaruhi oleh perkembangan informasi,
telekomunikasi dan informasi
2. Terjadinya perubahan sikap dan prilaku suatu masyarakat atau bagsa terhadap
perkembangan yang terjadi diluar dirinya sebagai akibat tidak dapat terbendungnya
pengaruh yang dibawa oleh struktur-struktur informasi, telekomunikasi, dan transportasi
dari luar.

Pada uraian diatas telah disebutkan berkali-kali bahwa keterbukaan mempunyai


kedudukan yang amat penting dalam kehidupan berbangsa dan bernegara terutama dalam
menjalankan roda pemerintahan negara. Sebuah pemerintahan negara dikatakan melaksanakan
prinsip keterbukaan jika memiliki karakteristik sebagai berikut:
1. Seelalu memegang teguh prinsip akuntabilitas dalam pemerintahannya.
2. Memiliki itikad baik untuk senantiasa melibatkan rakyat dalam setiap rumuskan suatu
kebijakan yang ada hubungannya dengan rakyat secara langsung (uruan dalam negeri)
3. Mempertimbangkan aspirasi rakyat dalam menetapkan kebijakan yang menyangkut urusan luar
negeri, misalnya dalam menjalin hubungan diplomatik dengan negara lain.
4. Senantiasa memberitahukan kebijakan-kebijakan negara yang sifatnya strategi dan langsung
menyentuh serta wajib dikembangkan rakyatnya, misalnya mengenai anggaran pendapat dan
menjalankan negara APBN baik rancangannya realisasinya.
5. Menetapkan kebijakan-kebijakan yang berpihak kepada rakyat, senantiasa menerima saran dan
kritik yang ditujukan kepadanya.
Keenam karakteristik tersebut harus selalu ada jika suatu pemerintahan ingin disebut
melaksanakan prinsip keterbukaan. Keterbukaan merupakan kebutuhan mendasar dari setiap warga
negaranya yang pada akhirnya akan menciptakan kehidupan yang diliputi oleh suasana aman,
tenteram, damai dan adil.

F. Penyelenggaraan pemerintah yang tidak transparan


Pemerintah yang tidak transparan merupakan pemerintahan yang mengabaikan prinsip-prinsip
keterbukaan dalam menjalankan roda pemerintahan nya. Bentuk pemerintahan seperti ini cendrung
absolit. Pemerintah dalam bentuk pemerintahan cendrung menjauhkan nilai-nilai demokrasi dalam
kehidupan berbangsa dan bernegara. Hal ini tentu saja bertentangan dengan amanat rakyat yang
selalu menginginkan adanya transparansi atau keterbukaan dalam roda pemerintahan di negaranya.
Atau dengan kata lain, rakyat begitu mendambakan suatu bentuk pemerintahan yang baik dalam
menjalankan roda pemerintahan di negaranya.
1. Perbedaan konsep pemerintah dan pemerintahan
Dalam kamus bahasa indonesia konsep pemerintah atau dalam bahasa inggris disebut
goverment, mengandung arti sebagai lembaga atau orang yang bertugas mengatur dan memajukan
negara dengan rakyatnya. Sedangkan konsep pemerintahan atau dalam bahasa inggris disebut
governing, mengandung arti sebagai hal, cara, hasil kerja memerintah, dan mengatur negara dengan
rakyatnya. Pemerintah dapat dibedakan kedaam dua arti, yaitu sebagai berikut:
a. Pemerintah dalam arti luas, yaitu gabungan semua badan kenegaraan yang berkuasa dan
memerintah diwilayah suatu negara yang meliputi badan eksekutif, legislatif, dan yudikatif. Di
Indonesia, pemerintah masih ditambah dengan badan eksaminatif dan konstitutif. Jadi yang
dimaksud pemerintah dalam arti luas untuk lingkup Indonesia terdiri Presiden dan kabinetnya,
Majelis Permusyawaratan Rakyat, Dewan Perwakilan Rakyat, Dewan Perwakilan Daerah,
Mahkamah Agung, Mahkamah Konstitusi, Komisi Yudisial, Badan Pemeriksa Keuangan, dan
lembaga negara lainnya yang termasuk dalam kekuatan supra-struktur politik Indonesia.
b. Pemerintah dalam arti sempit, yaitu suatu badan yang mempunyai wewenang melaksanakan
kebijakan negara(ekseutif) yang terdiri atas Presiden, Wakil Presiden, dan para Mentri.
Pemerintah termasuk salah satu unsur negara yang bersifat konstitutif. Artinya, negara tidak
mungkin berdiri tanpa adanya pemerintah. Pemerintah suatu negara mempunyai kedaulatan atau
kekuasaan untuk mengatur negara baik kedaulatan kedalam maupun kedaulatan keluar. Kedaulatan
yang dipunyai oleh pemerintah suatu negara bersifat tunggal, utuh, asli, dan abadi(permanen).
Dengan demikian, dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa antara konsep pemerintah dan
penerintahan terdapat perbedaan yang cukup mendasar. Pemerintah menunjukan pada bentuk organ
negara, sedang pemerintahan lebih mengarah kepada fungsi atau tugas yang dilakukan oleh
pemerintah.
2. Konsepsi pemerintahan
Selain konsep pemerintah dan pemerintahan, dalam pelaksanaan kekuasaan negara dikenal juga
konsepsi kepemerintahan atau dalam bahasa Inggris disebut
governence. Menurut kamus besar Bahasa Indonesia, kepemerintahan atau governence merupakan
tindakan, fakta, pola dari kegiatan atau penyelenggaraan pemeritahan. Banyak sekali pakar
administrasi negara yang memberikan pandanganya terhadap konsepsi pemerintahan atau
governence di antaranya:
a. Kooiman, menyatakan bahwa kepemerintahan lebih merupakan serangkaian proses interaksi
sosial politik antara pemerintah denga masyarakat dalam berbagai bidang yang berkaitan
dengan kepentingan masyarakat dan intervensi pmerintah atas kepentingan-kepentingan
tersebut.
b. Osborne dan Gaebler, mendefinisikan governence sebagai proses dimana kita memecah kan
masalah bersama dan memenuhi kebutuhan masyarakat
c. Meuthia Genie dan Rahman, mengatakan bahwa kepemerintahan merupakan pengelolaan
sumber daya ekonomi dan sosial yang melibatkan negara dan sektor non-pemerintah dalam
suatu usaha kolektif
d. Pinto, mengungkapka bahwa istilah governence mengandung arti: praktik penyelenggaraan
kekuasaan dan kewenangan oleh pemerintah dalam pengelolaan urusan pemerintahan secara
umum dan pembangunan ekonomi khususnya.
Kepemerintahan atau governence melibatkan berbagai pelaku, yang terdiri dari:
a. Negara dan Pemerintahan, yaitu keseluruhan lembaga politik dan sektor publik. Peran dan
tanggung jawabnya terletak dalam bidang hukum, pelayanan publik, desentralisasi, transparansi,
dan pemberdayaan masyarakat, penciptaan pasar yang kompetitif, pembagunan pemerintah
yang kondusif bagi tercapainya tujuan pembaguna baik dalam level lokal, nasional dan
internasional.
b. Sektor swasta, yaitu perusahaan swasta yang aktif dalam transaksi pasar, seperti industri
perdagangan, perbankan, koperasi dan sektor informal lainnya.
c. Masyarakat Madani, yaitu kelompok masyarakat yang berinteraksi secara sosial, politik, dan
ekonomi. Dalam konteks kenegaraan, masyarakat merupakan subjek pemerintahan,
pembangunan, dan pelayanan publik yang berinteraksi secara sosial, politik, dan ekonomi.
3. Pengertian kepemerintahan yang baik
Istilah kepemerintahan yag baik dalam ilmu administrasi negara sering disebut dengan istilah
good governence,. Istilah tersebut, pada saat sekarang sering menjadi topik pembicaraan oleh
semua kalangan mulai dari rakyat biasa, akademisi sampai pada politisi. Good governence
merupakan tuntutan yang ditujukan kepada pemerintahan yang berkuasa.
Arti good dalam istilah good governence, mengandung dua pengertian. Pertama, nilai-nilai
yang menjunjung tinggi keinginan/kehendak rakyat, dan nilai-nilai yang dapat meningkatkan
kemampuan rakyat dalam mencapai tujuan nasional, kemandirian, pembangunan berkelanjutan,
dan keadilan sosial. Kedua, aspek-aspe fungsional dari pemerintahan yang efektif dan efisien
dalam pelaksanaan tugasnya untuk mencapai tujuan-tujuan tersebut. Berdasarkan pengertian
tersebut, kepemerintahan yang baik berorientasi pada dua hal, yaitu:
a. Orientasi ideal negara yang diarahkan pada pncapaian tujuan internasional, yaitu mengacu pada
demokratisasi dengan unsur berupa akuntabilitas, otonomi, devolusi(pendelegasian wewenang)
kekuasaan pada daerah, dan adanya mekanisme kontrol oleh pemerintah.
b. Pemerintah yang berfungsi ideal, yaitu secara efektif dan efisien melakukan upaya pencapaian
tujuan nasional. Hal ini bergntung pada sejauh mana pemerintah memiliki kompetesi, struktur,
dan mekanisme politik, serta administrasi yang berfungsi secra efektif dan efisien.
4. Prinsip-prinsip kepemerintahan yang baik
UNDP mengemukakan bahwa prinsip-prinsip yang harus anut dan dikembangkan dalam praktek
penyelenggaraan kepemerintahan yang baik adalah mencakup:
a. Partisipasi(partisipation), yaitu keikutsertaan masyarakat dalam proses pembuatan keputusan,
kebebasan berserikat dan berpendapat,serta kebebasan untuk berpartisipasi secara konstruktif.
b. Aturan hukum(rule oflaw), yaitu hukum harus adil tanpa pandang bulu, ditegakkan dan
dipatuhi secara utuh, terutama aturan hukum tentang hak asasi manusia.
c. Transparan(transparancy),yaitu adanya kebebasan aliran informasi dalam berbagai proses
kelembagaan sehingga mudah diakses oleh mereka yang membutuhkan.
d. Daya tanggap(responsiveness), yaitu proses yang dilakukan disetiap institusi harus diarahkan
pada upaya untuk melayani berbagai pihak yang berkepentingan.
e. Berorieentasi pada konsensus(consensus oriented), yaitu menjadi perantara kpentingan-
kepentingan yang berbeda untuk memproleh pilihan terbaik bagi kepentingan yang lebih luas.
f. Kesetaraan(equity), yaitu memberikan kesempatan yang sama baik kepada laki-laki maupun
perempuan dalam upaya meningkatkan dan memelihara kualitas hidupnya.
Osborne dan Gaebler dalam bukunnya yang berjudul REINVENTING GOVERMENT
mengungkapkan beberapa prinsip kepemerintahan yang baik,yaitu:
a. Pemerintah berperan sebagai pengendali dan bukan sebagai pendayung
b. Pemerintah lebih berperan dalam memberdayakan masyarakat dari pada melayani
c. Pemerintah menciptakan iklim persaingan yang sehat terutama dalam pelaksanaan pelayanan
kepada masyarakat
d. Pemerintah lebih berorientasi kepada misi dan bukan kepada aturan pelaksanaan-pelaksanaan
tugas yang kaku
e. Pemerintah lebih berorientasi pada hasil
f. Pemerintah lebih berorientasi pada pemenuhan kebutuhan masyarakat bukan kepentingan
birokrasi itu sendiri
Di dalam praktek penyelenggaraan pemerintahan di Indonesia, prinsip-prinsip kepemerintahan
yang baik terdapat dalam Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 28 Tahun 1999 tentag
penyelenggaraan Negara Yang Bersih dan Bebas Korupsi, Kolusi, dan Nepotisme. Dalam pasal 3
dan penjelasannya ditetapkan asas-asas umum pemrintahan yang mencakup:
a. Asas Kepastian Hukum, yaitu mngutamakan peraturan perundang-undangan, kepatutan, dan
keadilan sebagai dasar setiap kebijakan penyelenggaraan negara.
b. Asas Tertib Penyelenggaraan Negara, yaitu mengedepankan keteraturan, keserasian, dan
keseimbangan dan landasan penyelenggaraan negara.
c. Asas Kepentingan Umum, yaitu mengendahulukan kesejahteraan umum dengan cara yang
aspiratif, akomodatif, dan selektif.
d. Asas Keterbukaan, yaitu membuka diri terhadap hak-hak masyarakay untuk memproleh
informasi yang benar, jujur, dan tidak diskriminatif tentang penyelenggaraan negara dengan
tetap memperhatikan perlindungan atas hak asasi pribadi, golongan, dan rahasia negara
e. Asas Proporsionalitas, yaitu mengutamakan keseimbangan antara hak dan kewajiban
penyelenggaraan negara
f. Asas profesionalitas, yaitu mengutamakan keahlian yang berlandasan kode etik dan ketentuan
peraturan perundang-undangan yang berlaku
g. Asas Akuntabilitas, yaitu bahwa setiap kegiatan dan hasil akhir kegiatan penyelenggraan
negara harus dapat dipertanggung jawabkan kepada masyarakat atau rakyat sebagai pemegang
kedaulatan tertinggi negara sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan yang
berlaku.
5. Pemerintahan yang tidak transparan
a. Indikator pemeritahan yang tidak transparan
Pemerintahan yang tidak transparan merupakan bentuk pemerintahan yang mengabaikan
prinsip keterbukaan dan cendrung melupakan nila-nilai demokrasi dalam menjalankan roda
pemerintahannya. Pemerintahan yang tidak transaparan merupakan wujud pengingkaran
terhadap konsepsi kepemerintahan yang baik.
b. Dampak penyelenggaraaan pemerintaha yang tidak transparan
Pemerintahan yang tidak transparan merupakan bentuk pemerosotan dari bentuk pemerintahan
yang demokratis. Bentuk pemerintahan ini selalu berpengaruh kepada kehidupan berbangsa dan
bernegara yang serba kacau dan diliputi oleh berbagai penyimpanan.
Pemerintahan yang tidak transparan sangat berbahaya jika diwujudkan dalam penyelenggaraan
negara. Berikut ini beberapa dampak ataau akibat dari penyelenggaraan pemerintahan yang
tidak transparan, yaitu:
1. Masyarakat tidak berdaya dan terkekang dengan berbagai aturan dan doktrin
2. Penguasa atau pemerintah cenderung bertindak otoriter
3. Masyarakat mempunyai posisi tawar yang lemah dan lebih banyak hidup dalam ketakutan dan
tekanan
4. Pemerintah yang sangat tertutup dengan segala keburukannya, sehingga masyarakat tidak tahu
terhadap apa yang terjadi dinegaranya
5. Segala pelayanan publik sarat dengan korupsi, kolusi, dan nepotisme
Hal-hal diatas sangat berbahaya jika dibiarkan saja. Oleh karena itu, perlu dilakukan upaya yang
intensif dari seluruh warga negara untuk mencegah terjadinya praktek penyelenggaraan
pemerintahan yang tidak transparan.
Contoh Gambar Keterbukaan Dan Keadilan Dalam Kehidupan Berbagsa Dan
Bernegara

BAB IV
HUBUNGAN INTERNASIONAL DAN ORGANISASI INTERNASIONAL

A. HUBUNGAN INTERNASIONAL
Hubungan internasional atau hubungan antarbangsa merupakan interaksi
manusia antarbangsa baik secara individu maupun kelompok, dilakukan baik secara
langsung maupun secara tidak langsung dan dapat berupa persahabatan, persengketaan,
permusuhan ataupun peperangan.
Beberapa pendapat mengenai pengertian Hubungan Internasional, diantaranya:
1. J.C. Johari
Hubungan internasional merupakan sebuah studi tentang interaksi yang
berlansung diantara negara-negara berdaulat disamping itu juga studi tentang pelaku-
pelaku non negara (non states actors) yang prilakunya memiliki dampak terhadap tugas-
tugas.Negara
2..Couloumbis.dan.Wolfe
Hubungan internasional adalah studi yang sistematis mengenai fenomena-fenomena
yang bisa diamati dan mencoba menemukan variabel-variabel dasar untuk menjelaskan
prilaku serta mengungkapkan karakteristik-Karakteristik atau tipe-tipe hubungan antar
unit-unit social
3. Mochtar Masoed
Hubungan internasional merupakan hubungan yang sangat kompleksitas karena
didalamnya terdapat atau terlibat bangsa-bangsa yang masing-masing berdaulat
sehingga memerlukan mekanisme yang lebih rumit dari pada hubungan antar kelompok.
4. Tulus Warsito
Hubungan internasional adalah studi tentang interaksi dari politik luar negeri dari
beberapa negara.
5. Drs.R.Soeprapto
Hubungan internasional adalah sebagai spesialisasi yang mengintegritaskan cabang-
cabang pengetahuan lain yang mempelajari segi-segi internasional kehidupan sosial
umat manusia.
6. Anonymous
Hubungan internasional adalah studi hubungan tentang unit-unit sebagai bentuk inter-
relasi bagian-bagian biasanya mengacu pada sistem intern negara-negara. Dalam hal ini
diakui adanya adanya peranan-peranan aktor-aktor non states seperti PBB, MNC,
kelompok teroris namun tidaklah sepenting state atau negara.
7. Para Tradisionalis
Hubungan internasional serupa dengan diplomasi dan strategi serta kerjasama dan
konflik atau secara lebih sederhana hubungan internasional merupakan studi tentang
perang dan damai.
8. Drs.R Soeprapto
Hubungan internasional studi yang orientasinya bersifat efektif (orientasi pasca perilaku )
yang sering mengkombinasikan unsur-unsur pendekatan ilmiah dengan tujuan yang
jelasnilainya seperti mensubtitusikan perang dengan metode-metode perdamaian untuk
menyelesaikan pertikaian, pengendalian penduduk, perlindungan terhadap lingkungan,
pemberantasan penyakit, kemelaratan manusia.
9. Trygive Mathisen
Hubungan internasional merupakan semua aspek internasional dari kehidupan sosial
umat manusia, dalam arti semua tingkah laku manusia yang terjadi atau berasal dari
suatu negara dapat mempengaruhi tingkah laku manusia di negara lain.
10. Kenneth W.Thompson
Hubungan internasional adalah studi tentang rivalitas amtar bangsa beserta kondisi-
kondisi dan institusi-institusi yang memperbaiki atau memperburuk rivalitas tersebut.

B. Wujud dari Hubungan Internasional :


a. Individual ( turis mahasiswa pedagang yang mengadakan kontak-kontak pribadi
sehingga timbul kepentingan timbal balik di antara mereka ).
b. Antar kelompok (Lembaga social dan keagamaan dan perdagangan yang melakukan
kontak secara insidental, periodik atau permanen)
c. Hubungan antar Negara ( negara yang satu dengan negara lainmengadakan
kerjasama dalam bidang ekonomi, kebudayaan, tekhnologi, dll ).

C. Sifat Hubungan Internasional :


a. Persahabatan
b. Persengketaan
c. Permusuhan
d. Peperangan

D. Dampak suatu negara yang mengucilkan diri dari pergaulan antar bangsa
Suatu negara pada dasarnya sama dengan manusia yang tidak dapat hidup
sendiri dan selalu memerlukan manusia lain. Suatu negara tidak mungkin memenuhi
semua kebutuhan sendiri akan tetapi selalu memerlukan kerjasama dengan negara lain di
dunia ini.

Sumber kekuatan yang dimiliki oleh suatu Negara akan berbeda-beda,ada yang
kaya akan sumber daya alam, memiliki jumlah penduduk yang banyak,dan ada pula yang
mengandalkan jumlah ilmuwan. Kelebihan semacam ini akan berpengaruh pada posisi
suatu Negara dalam hubungan internasional.
Faktor yang menentukan dalam proses hubungan internasional baik Bilateral maupun
Multilateral, antara lain adalah :
Kekuatan nasional
Jumlah penduduk
Sumber daya alam
Letak geografis
Jika suatu Negara memiliki ke empat factor ini maka Negara tersebut tidak akan
banyak terpengaruh pada hubungan internasional, Akan tetapi jika keempat faktor ini
lemah maka suatu Negara akan sangat membutuhkan hubungan internasional.
Beberapa dampak suatu Negara yang tidak mau bergaul dengan Negara lain :
Jauh dari pergaulan antarbangsa.
Menghambat pencapaian tujuan nasionalnya.
Tidak mampu menyelesaikan masalah-masalah yang dihadapi di berbagai bidang
kehidupan.
Ketinggalan zaman atau sulit menyesuaikan diri dengan kemajuan zaman yang
sudah memasuki era globalisasi.
Masyarakatnya statis dan sulit berkembang.
Timbulnya segala macam ancaman (tidak aman).
Organisasi internasional tidak akan peduli terhadap masalah yang timbul dalam
negara tersebut.
Diberhentikannya bantuan dari negara-negara atau bangsa-bangsa terhadap negara
tersebut.
Negara akan terkebelakang dari segi ilmu pengetahuan dan teknologi
Rakyatnya cendrung miskin
Tanpa investasi asing pertumbuhan ekonomi berjalan lambat
Bila menghadapi bencana besar, sulit mengatasi tanpa bantuan dan kerjasama
dengan Negara lain.

Dengan demikian sangatlah rugi jika suatu negara tidak ikut bergabung dengan
organisasi internasional. Jika negara itu masih kecil, kalau ikut menjalin HI, maka tidak
menutup kemungkinan bagi negara itu untuk lebih berkembang dan maju. Begitu pula
dengan masalah keamanan di negara tersebut dengan adanya HI maka setiap
permasalahan yang dihadapi dapat diselesikan dengan bantuan dari negara-negara lain.
Maka hubungan internasional itu sangat penting dan sangat diperlukan dalam kehidupan
berbangsa dan bernegara, baik oleh negara yang masih kecil maupun negara yang sudah
berkembang dan maju.

E. Penting hubungan internasional bagi suatu negara


Tidak satupun bangsa di dunia ini dapat membebaskan diri ketergantungan dengan
bangsa dan negara lain. Menurut Mochtar Kusumaatmaja hubungan dan kerjasama antar
bangsa itu timbul karena adanya kebutuhan yang disebabkan oleh pembagian kekayaan
alam dan perkembangan industri yang tidak merata di dunia.
Arti penting hubungan internasional bagi suatu negara antara lain karena faktor-
faktor sebagai berikut :
Faktor internal :
Yaitu adanya kekhawatiran terancam kelangsungan hidupnya baik
melalui kudeta maupun intervensi dari negara lain.

Faktor eksternal :
1. Yaitu ketentuan hukum alam yang tidak dapat dipungkiri bahwa suatu negara tidak
dapat berdiri sendiri, tanpa bantuan dan kerja sama dengan negara lain.
Ketergantungan tersebut, terutama dalam upaya memecahkan masalah-masalah
ekonomi, politik, hukum, sosial budaya, pertahanan dan keamanan.
2. Untuk membangun komunikasi lintas bangsa dan negara guna mewujudkan kerja
sama yang produktif dalam memenuhi berbagai kebutuhan yang menyangkut
kepentingan nasional negara masing-masing.
3. Mewujudkan tatanan dunia baru yang dapat memberikan manfaat bagi
kesejahteraan dan perdamaian yang abadi bagi warga masyarakat dunia.
Hubungan kerjasama antar negara (internasional) di dunia diperlukan guna
memenuhi kebutuhan hidup dan eksistensi keberadaan suatu negara dalam tata
pergaulan internasional, di samping demi terciptanya perdamaian dan kesejahteraan
hidup yang merupakan dambaan setiap manusia dan negara di dunia. Setiap negara
sudah barang tentu memiliki kelebihan, kekurangan dan kepentingan yang berbeda.
Hal-hal inilah yang mendorong dilakukannya hubungan dan kerjasama
internasional.
Kerjasama antar bangsa di dunia didasari atas sikap saling menghormati dan saling
menguntungkan. Kerjasama internasional antara lain bertujuan untuk :
Memacu pertumbuhan ekonomi setiap negara.

Menciptakan saling pengertian antar bangsa dalam membina dan menegakkan

perdamaian dunia.
Menciptakan keadilan dan kesejahteraan sosial bagi seluruh rakyatnya.

F. Sarana Hubungan Internasional


Suatu hubungan antarbangsa dan negara akan dapat berlangsung dengan baik
apabila terdapat pedoman-pedoman yang menjadi landasan berpijak. Pedoman-pedoman
internasional, harus dipatuhi pihak-pihak yang mengadakan hubungan baik tertulis
maupun tidak tertulis. Beberapa sarana penting dalam membangun hubungan
internasional adalah sebagai berikut :
1) Asas-Asas dalam Hubungan Internasional
Menurut hugo de groot, bahwa dalam hubungan internasional asas persamaan
derajat merupakan dasar yang menjadi kemauan bebas dan persetujuan dari beberapa
atau semua negara. Tujuannya adalah untuk kepentingan bersama dari mereka yang
menyatukan diri di dalamnya. Dalam hubungan internasional, dikenal beberapa asas
yang didasarkan pada daerah dan ruang lingkup berlakunya ketentuan hukum bagi
daerah dan warga negara masing-masing.
Ada 3 (tiga) asas dalam hubungan internasional yang antara satu dengan lainnyan saling
mempengaruhi :
Asas teritorial
Asas ini didasarkan pada kekuasaan negara atas daerahnya. Menurut asas ini, negara
melaksanakan hukum bagi semua orang dan semua barang yang ada di wilayahnya. Jadi,
terhadap semua barang atau orang yang berada di luar wilayah tersebut, berlaku hukum
asing (internasional) sepenuhnya.
Asas kebangsaan
Asas ini didasarkan pada kekuasaan negara untuk warga negaranya. Menurut asas ini,
setiap warga negara di manapun ia berada, tetap menapat perlakuan hukum dari
negaranya. Asas ini mempunyai kekuatan exteritorial. Artinya hukum dari negara
tersebut tetap berlaku juga bagi warga negaranya, walaupun berada di negara asing.

Asas kepentingan umum


Asas ini didasarkan pada wewenang negara untuk melindungi dan mengatur kepentingan
dalam kehidupan bermasyarakat. Dalam hal ini, negara dapat menyesuaikan diri dengan
semua keadaan dan peristiwa yang bersangkut paut dengan kepentingan umum. Jadi,
hukum tidak terikat pada batas-batas wilayah suatu negara.
Apabila ketiga asas ini tidak diperhatikan, akan timbul kekacauan hukum dalam
hubungan antar bangsa (internasional). Oleh sebab itu, antara satu negara dengan
negara lain perlua ada hubungan yang teratur dan tertib dalam bentuk hukum
internasional. Walaupun demikian, kerapkali masih terdapat masalah dan pertikaian-
pertikaian yang perlu dipecahkan. Misalnya persoalan dwi-kewarganegaraan, batas-batas
negara, wajib militer dan wajib pajak.
Disebut demikian karena dimiliki setiap negara dan terikat pada aturan dan
prosedur yang baku, baik secara nasional, maupun internasional. Sarana hubungan
internasional yang formal itu meliputi :

a. Depatemen luar negeri


b. Perwakilan diplomatik
c. Perwakilan konsuler
Sarana Informal
2) Faktor-Faktor Penentu dalam Hubungan Internasional
a. Kekuatan nasional (national power)
b. Jumlah penduduk
c. Sumber daya
d. Letak geografis
Berdasarkan faktor-faktor tersebut, dapat dipahami bagaimana suatu negara
mengadakan hubungan internasional.
Pertama : Jika suatu negara telah memiliki 4 faktor kekuatan tersebut dengan
baik, mereka relatif longgar untuk tidak mengadakan hubungan internasional.
Kedua : Namun bila suatu negara yang memiliki 4 faktor kekutan tersebut
lemah, mereka harus mengadakan hubungan internasional.
3) Sarana Formal
Disebut demikian karena dimiliki setiap negara dan terikat pada aturan dan prosedur
yang baku, baik secara nasional, maupun internasional. Sarana hubungan internasional
yang formal itu meliputi :
a. Depatemen luar negeri
b. Perwakilan diplomatik
c. Perwakilan konsuler
4) Sarana Informal
Disebut demikian karena penggunaannya tidak dimonopoli negara, ruang geraknya
bebas bagi semua pelaku, memiliki aturan dan prosedur yang sangat luwes, baik nasional
maupun internasional. Sarana hubungan internasional yang informal itu meliputi :
a. Alat komunikasi canggih
Bila memilki sarana, kita dapat melakukan hubungan internasional. Sarana yang
harus kita miliki adalah alat komunikasi canggi, bisa berupa telepon kabel, ponsel,
internet, dan sebagainya. Dengan sarana-sarana tersebut kita dapat berkomunikasi
dengan orang tua, saudara, sahabat, kenalan dan lain-lainnya.
b. Pertandingan olahraga internasional
Saat ini penyelenggaraan pertandingan olahraga internasional semakin sering.
Penyebabnya adalah perkembangan olahraga itu sendiri. Hampir setiap cabang olahraga
memiliki perserta dari berbagai negara di dunia. Berbagai bangsa bertemu dan terjadilah
hubungan internasional melalui olahraga yang bersangkutan.
c. Sarana informal lainnya
Setiap tahunnya banyak orang Indonesia pergi ke Mekkah di Arab Saudi untuk
melakukan umrah maupun haji. Ketika orang Indonesia menunaikan ibadah umrah dan
haji di Mekkah, mereka juga melakukan hubungan dengan orang-orang dari berbagai
negara di dunia. Bisa disebut mereka melakukan hubungan internasional. Ada juga orang
Indonesia yang pergi ke luar negeri untuk bekerja, menempuh pendidikan, dan berwisata.
Dalam hal ini, pekerjaan, pendidikan, dan pariwisata menjadi sarana informal hubungan
internasional.

G. Pola Hubungan Antarbangsa


Ada tiga macam pola hubungan antar bangsa, yaitu:
Penjajahan suatu bangsa atas bangsa lain, ketergantungan suatu bangsa atas bangsa lain
dan hubungan sama derajat.
Pola Penjajahan:
Penjajahan pada hakekatnya adalah penghisapan oleh suatu bangsa atas bangsa lain
yang ditimbulkan oleh perkembangan paham kapitalis, di mana negara penjajah
membutuhkan bahan mentah bagi industrinya dan juga pasar bagi hasil industrinya. Inti
dari penjajahan ini adalah penguasaan wilayah bangsa lain.
Pola Ketergantungan:
Umumnya terjadi pada negara-negara berkembang yang karena kekurangan modal
dan tekhnologi untuk membangun negaranya, terpaksa mengandalkan bantuan negara-
negara maju yang akhirnya mengakibatkan ketergantungan pada negara-negara maju
tersebut. Pola hubungan ini dikenal sebagai neo-kolonialisme (penjajahan dalam bentuk
baru).
Pola Hubungan Sama Derajat:
Pola hubungan ini sangat sulit diwujudkan, namun merupakan pola hubungan yang
paling ideal karena berusaha mewujudkan kesejahteraan bersama, sesuai dengan jiwa
sila kedua Pancasila, yang menuntut penghormatan atas kodrat manusia sebagai
makhluk yang sederajat tanpa memandang ideologi, bentuk negara ataupun sistem
pemerintahannya. Politik luar negeri bebas aktif yang kita pilih menghindarkan bangsa
kita jatuh ke paham kebangsaan yang sempit atau Chauvinisme yang mengagung-
agungkan bangsa sendiri namun memandang rendah bangsa lain. Juga menghindarkan
pahamKosmopolitisme yang memandang seluruh dunia sebagai negeri yang satu dan
sama sehingga mengabaikan negeri sendiri.
Dalam menjalankan politik luar negeri yang bebas aktif ini bangsa Indonesia menjalin
pergaulan dan kerjasama antar bangsa, dipimpin oleh presiden sebagai kepala
negara.Dalam melakukan kerjasama dan hubungan internasional ini presiden dibantu
oleh departemen luar negeri yang dipimpin seorang menteri luar negeri, para duta dan
konsul yang diangkat presiden untuk negara-negara lain serta duta-duta dan konsul-
konsul negara lain yang diterima oleh presiden. Hak mengangkat duta dan konsul ini
sesuai dengan Pasal 13 Undang-Undang Dasar 1945 dipegang oleh presiden dengan
memperhatikan pertimbangan DPR. Dalam menerima duta dan konsul negara lain,
presiden juga harus meminta persetujuan dari kepala negara asal duta dan konsul
tersebut dalam bentuk Surat Kepercayaan (lettre de credance).
1. Banga Indonesia bebas bergaul dengan bangsa manapun.
2. Dalam pergaulan itu bangsa indonesia tidak Intervensi atau tidak mencampuri urusan
dalam negeri negara lain.
3. Dalam pergaulan itu terjadi saling memberi dan menerima bantuan dan pertolongan
yang tidak mengikat.

H. Landasan dan Pengertian Politik Luar Negeri Indonesia


a. Landasan Politik Luar Negeri Indonesia
Landasan ideal Pancasila, landasan kostitusional/struktural UUD 1945, dan landasan
operasional Tap MPR tentang GBHN, UU No. 37 Tahun 1999 tentang Hubungan Luar
Negeri , Keppres, Peraturan Menteri.

a. Pengertian Politik Luar Negeri


Menurut Sumpena Prawirasaputra, politik luar negeri adalah sekumpulan kebijakan
suatu negara untuk mengatur hubungan-hubungan luar negerinya, yang merupakan
bagian dari kebijakan nasional dan semata-mata untuk mengabdi kepada kepentingan
nasional.
Menurut UU No. 37 Tahun 1999, politik luar negeri adalah kebijakan, sikap dan langkah
pemerintah RI yang diambil dalam melakukan hubungan dengan negara lain, organisasi
internasional, serta subyek hukum internasional lainnya dalam rangka menghadapi
masalah internasional guna mencapai tujuan nasional.
Prinsip-prinsip politik luar negeri Bebas-Aktif :
Bebas, bebas menentukan sikap dan pandangan terhadap masalah-masalah
internasionalnya. Aktif, aktif memperjuangkan terbinanya perdamaian dunia, ketertiban
dunia, serta menciptakan keadilan sosial.
Perwakilan Negara di Luar Negeri :
A. Perwakilan Diplomatik :
Adalah lembaga kenegaraan di luar negeri yang bertugas dalam membina
hubungan politik dengan negara lain. Tugas ini dilakukan oleh perangkat diplomatik
yang meliputi duta besar, duta, kuasa usaha dan atase-atase.
Dalam praktik internasional ada dua jenis perwakilan diplomatik :
1. Kedutaan Besar, yang ditugaskan tetap pada suatu negara tertentu untuk saling
memberikan hubungan rutin antar negara tersebut.
2. Perutusan Tetap, yang ditempatkan pada suatu organisasi internasional (PBB)
B.Tingkatan dan Kepangkatan Perwakilan Diplomatik :
Tingkatan dan kepangkatan perwakilan diplomatik menurut menurut Kongres di
Aachen tahun 1918 sbb :
1. Duta Besar ( Ambassador) adalah tingkatan tertinggi dalam perwakilan diplomatik.
Duta Besar memiliki kekuasaan penuh dan luar biasa dan ditempatkan pada negara
yang punya hubungan erat dan banyak hubungan timbal balik. Dalam beberapa hal
seorang duta besar dapat memutuskan sesuatu yang menyangkut negaranya tanpa
berkonsultasi dengan kepala negaranya terlebih dahulu.
2. Duta (Gerzant) adalah setingkat lebih rendah dari duta besar, biasanya ditempatkan
pada negara yang tidak banyak hubungan timbal balik dan derajat kereratan
hubungan lebih rendah dari pada negara yang mengirim duta besar. Segala persoalan.
Segala persoalan yang menyangkut ke dua negara, seorang duta harus
dikonsultasikan terlebih dahulu dengan pemerintah negaranya.
3. Menteri Presiden (Minister President) adalah mereka yang tidak dianggab sebagai
wakil kepala negara, tetapi hanya ditempatkan untuk mengurus urusan-urusan
negaranya.
4. Kuasa Usaha (Charge Daffair), kuasa usaha tidak diperbantukan kepada kepala
negara, tetapi kepada menteri luar negeri negara penerima. Berhubungan dengan
kepala negara negara penerima melalui menteri luar negeri negara penerima.
5. Atase-atase, adalah tenaga ahli kedutaan, ada atase militer. atase perekonomian,
atase pendidikan dan kebudayaan, dll.
Kesimpulan :
Hubungan dan kerjasama antar bangsa muncul karena tidak meratanya
pembagian kekayaan alam dan perkembangan industri di seluruh dunia sehingga terjadi
saling ketergantungan antara bangsa dan negara yang berbeda.Karena hubungan dan
kerjasama ini terjadi terus menerus, sangatlah penting untuk memelihara dan
mengaturnya sehingga bermanfaat dalam pengaturan khusus sehingga tumbuh rasa
persahabatan dan saling pengertian antar bangsa di dunia.

Contoh Gambar Hubungan Internasional Dan Organisasi Internasional :


BAB V
SISTEM HUKUM DAN PERADILAN INTERNASIONAL

A. PENGERTIAN SISTEM PERADILAN INTERNASIONAL


Kata sistem dalam kaitannya dengan peradilan internasional adalah unsur-unsur
atau komponen-komponen lembaga peradilan internasional yang secara teratur saling
berkaitan sehingga membentuk suatu kesatuan dalam rangka mencapai keadilan
internasional. Komponen-kompenen tersebut terdiri dari mahkamah internasional,
mahkamah pidana internasional dan panel khusus dan spesial pidana internasional.
Setiap sistem hukum menunjukkan empat unsur dasar, yaitu: pranata peraturan,
proses penyelenggaraan hukum, prosedur pemberian keputusan oleh pengadilan dan
lembaga penegakan hukum. Dalam hal ini pendekatan pengembangan terhadap sistem
hukum menekankan pada beberapa hal, yaitu: bertambah meningkatnya diferensiasi
internal dari keempat unsur dasar system hukum tersebut, menyangkut perangkat
peraturan, penerapan peraturan, pengadilan dan penegakan hukum serta pengaruh
diferensiasi lembaga dalam masyarakat terhadap unsur-unsur dasar tersebut.
Dengan demikian tinjauan perkembangan hukum difokuskan pada hubungan
timbal balik antara diferensiasi hukum dengan diferensiasi sosial yang dimungkinkan
untuk menggarap kembali peraturan-peraturan, kemampuan membentuk hukum, keadilan
dan institusi penegak hukum. Diferensiasi itu sendiri merupakan ciri yang melekat pada
masyarakat yang tengah mengalami perkembangan. Melalui diferensiasi ini suatu
masyarakat terurai ke dalam bidang spesialisasi yang masing-masing sedikit banyak
mendapatkan kedudukan yang otonom. Perkembangan demikian ini menyebabkan
susunan masyarakat menjadi semakin komplek. Dengan diferensiasi dimungkinkan untuk
menimbulkan daya adaptasi masyarakat yang lebih besar terhadap lingkungannya.
Sebagai salah satu sub-sistem dalam masyarakat, hukum tidak terlepas dari
perubahan-perubahan yang terjadi masyarakat. Hukum disamping mempunyai
kepentingan sendiri untuk mewujudkan nilai-nilai tertentu di dalam masyarakat terikat
pada bahan-bahan yang disediakan oleh masyarakatnya. Dengan demikian dapat
dikatakan bahwa hukum sangat dipengaruhi oleh perubahan yang terjadi di sekelilingnya.
Menurut Wolfgang Friedmann perubahan hukum dalam masyarakat yang sedang
berubah meliputi perubahan hukum tidak tertulis (common law), perubahan di dalam
menafsirkan hukum perundang-undangan, perubahan konsepsi mengenai hak milik
umpamanya dalam masyarakat industri moderen, perubahan pembatasan hak milik yang
bersifat publik, perubahan fungsi dari perjanjian kontrak, peralihan tanggung jawab dari
tuntutan ganti rugi ke ansuransi, perubahan dalam jangkauan ruang lingkup hukum
internasional dan perubahan-perubahan lain.

1. Mahkamah Internasional
MI adalah organ utama lembaga kehakiman PBB, yang kedudukan di Den Haag,
Belanda. Mahakamah ini didirikan pada tahun 1945 berdasarkan piagam PBB, dan mulai
berfungsi sejak tahun 1946 sebagai pengganti MIP. Fungsi utama MI adalah untuk
menjelaskan kasus-kasus persengkataan intersional yang subjeknya adalah negara. Statuta
adalah hukum-hukum yang terkandung.
a) Komposisi Mahkamah Internasional (MI)
Pasal 9 Statuta MI menjelaskan, komposisi MI terdiri dari 15 hakim. Ke-15 calon
hakim tersebut direkrut dari warga negara anggota yang dinilai cakap dibidang hukum
internasional, untuk memilih anggota mahkamah dilakukan pemungutan suara secara
independen oleh majelis MU dan Dewan Keamanan (DK). Biasanya 5 hakim MI berasal
dari anggota tetap DK PBB, tugasnya untuk memeriksa dan memutuskan perkara yang
disidangkan baik yang bersifat sengketa maupun yang bersifat nasihat.
Mahkamah Internasional terdiri dari 15 hakim, dua merangkap ketua dan wakil
ketua, masa jabatan 9 tahun. Anggotanya direkrut dari warga Negara anggota yang dinilai
cakap di bidang hukum internasional. Lima berasal dari Negara anggota tetap Dewan
Keamanan PBB seperti Cina, Rusia, Amerika serikat, Inggris dan Prancis.
b) Fungsi utama Mahkamah Internasional (MI)
Fungsi Mahkamah Internasional: Adalah menyelesaikan kasus-kasus
persengketaan internasional yang subyeknya adalah Negara. Ada 3 kategori Negara,
yaitu:
Negara anggota PBB, otomatis dapat mengajukan kasusnya ke Mahkamah
Internasional.
Negara bukan anggota PBB yang menjadi wilayah kerja Mahkamah
intyernasional. Dan yang bukan wilayah kerja Mahkamah Internasional boleh
mengajukan kasusnya ke Mahkamah internasional dengan syarat yang ditentukan
dewan keamanan PBB.
Negara bukan wilayah kerja (statute) Mahkamah internasional, harus membuat
deklarasi untuk tunduk pada ketentuan Mahjkamah internasional dan Piagam PBB.

c) Yurisdiksi Mahkamah Internasional


Yuridikasi Mahkamah Internasional : Adalah kewenangan yang dimilki oleh
Mahkamah Internasional yang bersumber pada hokum internasional untuk meentukan
dan menegakkan sebuah aturan hukum. Kewenangan atau Yuridiksi ini meliputi:
Memutuskan perkara-perkara pertikaian (Contentious Case).
Memberikan opini-opini yang bersifat nasehat (Advisory Opinion).
Yuridikasi menjadi dasar Mahkamah internasional dalam menyelesaikan sengketa
Internasional. Beberapa kemungkinan Cara penerimaan Yuridikasi sbb :
Perjanjian khusus, dalam mhal ini para pihak yang bersengketa perjanjian khusus
yang berisi subyek sengketa dan pihak yang bersengketa. Contoh kasus Indonesia
degan Malaysia mengenai Pulau Sipadan dan Pulau Ligitan.
Penundukan diri dalam perjanjian internasional, Para pihak yang sengketa
menundukkandiri pada perjanjian internasional diantara mereka, bila terjadi
sengketa diantara para peserta perjanjian.
Pernyataan penundukan diri Negara peserta statute Mahkamah internasional,
mereka tunduk pada Mahkamah internasional, tanpa perlu membuat
perjanjiankhusus.
Keputusan Mahkamah internasional Mengenai yuriduksinya, bila terjadi sengketa
mengenai yuridikasi Mahkamah Internasional maka sengketa tersebut diselesaikan
dengan keputusan Mahkamah Internasional sendiri.
Penafsiran Putusan, dilakukan jika dimainta oleh salah satu atau pihak yang
bersengketa. Penapsiran dilakukan dalambentuk perjanjian pihak bersengketa.
Perbaikan putusan, adanya permintaan dari pihak yang bersengketa karena adanya
fakta baru (novum) yang belum duiketahui oleh Mahkamah Internasional.
B. PERADILAN-PERADILAN LAINNYA DI BAWAH KERANGKA
PERSERIKATAN BANGSA-BANGSA

1. Mahkamah Pidana Internasional (The International Criminal Court, ICC)


MPI adalah Mahkamah Pidana Internasional yang berdiri permanen berdasarkan
traktat multilateral, yang mewujudkan supremasi hukum internasional yang memastikan
bahwa pelaku kejahatan berat internasional di pidana. MPI disahkan pada tanggal 1 Juli 2002,
dan dibentuk berdasarkan Statuta Roma yang lahir terlebih dahulu pada tanggal 17 Juli 1998.
Tiga tahun kemudian, yaitu tanggal 1 Juli 2005 Statuta MPI telah diterima dan diratifikasi
oleh 99 negara. Sama seperti MI, MPI berkedudukan di Den Haag, Belanda.
2. Yurisdiksi MPI
Yurisdiksi atau kewenangan yang dimiliki oleh MPI untuk menegakkan aturan
hukum internasional adalah memutus perkara terbatas terhadap perilaku kejahatan
berat oleh warga negara dari negara yang telah meratifikasi statuta mahkamah.
Pasal 5-8 statuta mahkamah menentukan 4 (empat) jenis kejahatan berat, yaitu
sebagai berikut:
a) Kejahatan genosida (the crime of genocide), yaitu tindakan jahat yang berupaya
untuk memusnahkan keseluruhan atau sebagian dari suatu bangsa, etnik, ras
ataupun kelompok keagamaan tertentu.
b) Kejahatan terhadap kemanusiaan (crime against humanity), yaitu tindakan
penyerangan yang luas atau sistematis terhadap populasi penduduk sipil tertentu.
c) Kejahatan perang (war crimes), yaitu
Tindakan berkenaan dengan kejahatan perang, khususnya apabila dilakukan
sebagai bagian dari suatu rencana atau kebijakan atau sebagai bagian dari
suatu pelaksanaan secara besar-besaran dari kejahatan tersebut.
Semua tindakan terhadap manusia atau hak miliknya yang bertentangan
dengan konvesi jenewa.
Kejahatan serius yang melanggar hukum konflik bersenjata internasional
(misal menyerang objek-objek sipil , bukan objek militer, membombardir
secara membabi-buta suatu desa atau penghuni bangunan-bangunan tertentu
yang bukan objek militer).
d) Kejahatan agresi (the crime of aggression), yaitu tindakan kejahatan yang
berkaitan dengan ancaman terhadap perdamaian.

C. PROSES HUKUM YANG ADIL ATAU LAYAK


Di dalam pelaksanaan peradilan pidana, ada satu istilah hukum yang dapat
merangkum cita-cita peradilan pidana, yaitu due process of law yang dalam bahasa
Indonesia dapat diterjemahkan menjadi proses hukum yang adil atau layak.
Secara keliru arti dari proses hukum yang adil dan layak ini seringkali hanya
dikaitkan dengan penerapan aturan-aturan hukum acara pidana suatu Negara pada seorang
tersangka atau terdakwa. Padahal arti dari due process of law ini lebih luas dari sekedar
penerapan hukum atau perundang-undangan secara formil.
Pemahaman tentang proses hukum yang adil dan layak mengandung pula sikap
batin penghormatan terhadap hak-hak yang dipunyai warga masyarakat meskipun ia
menjadi pelaku kejahatan. Namun kedudukannya sebagai manusia memungkinkan dia
untuk mendapatkan hak-haknya tanpa diskriminasi. Paling tidak hak-hak untuk didengar
pandangannya tentang peristiwa yang terjadi, hak didampingi penasehat hukum dalam
setiap tahap pemeriksaan, hak memajukan pembelaan dan hak untuk disidang dimuka
pengadilan yang bebas dan dengan hakim yang tidak memihak.
Konsekuensi logis dari dianutnya proses hukum yang adil dan layak tersebut ialah
sistem peradilan pidana selain harus melaksanakan penerapan hukum acara pidana sesuai
dengan asas-asasnya, juga harus didukung oleh sikap batin penegak hukum yang
menghormati hak-hak warga masyarakat.
Dengan keberadaan UU No.8 Tahun 1981, kehidupan hukum Indonesia telah
meniti suatu era baru, yaitu kebangkitan hukum nasional yang mengutamakan
perlindungan hak asasi manusia dalam sebuah mekanisme sistem peradilan pidana.
Perlindungan hak-hak tersebut, diharapkan sejak awal sudah dapat diberikan dan
ditegakkan. Selain itu diharapkan pula penegakan hukum berdasarkan undang-undang
tersebut memberikan kekuasaan kehakiman yang bebas dan bertanggung jawab.
Namun semua itu hanya terwujud apabila orientasi penegakan hukum dilandaskan
pada pendekatan sistem, yaitu mempergunakan segenap unsur yang terlibat didalamnya
sebagai suatu kesatuan dan saling interrelasi dan saling mempengaruhi satu sama lain.
KESIMPULAN
1. Kata sistem dalam kaitannya dengan peradilan internasional adalah unsur-unsur
atau komponen-komponen lembaga peradilan internasional yang secara teratur
saling berkaitan sehingga membentuk suatu kesatuan dalam rangka mencapai
keadilan internasional. Komponen-kompenen tersebut terdiri dari mahkamah
internasional, mahkamah pidana internasional dan panel khusus dan spesial pidana
internasional.
2. Peradilan-Peradilan Lainnya di Bawah Kerangka Perserikatan Bangsa-bangsa
terdiri dari :
a) Mahkamah Pidana Internasional (The International Criminal Court, ICC)
b) Mahkamah Kriminal Internasional untuk Bekas Yugoslavia (The International
Criminal Tribunal for the Former Yugoslavia/ICTY)
c) Mahkamah Kriminal untuk Rwanda (International Criminal Tribunal for
Rwanda)
3. Panel khusus pidana internasional (PKPI) dan Panel spesial pidana internasional
(PSPI) adalah lembaga peradilan internasional yang berwenang mengadili para
tersangka kejahatan berat internasional yang bersifat tidak permanen (ad hoc).
Artinya selesai mengadili, peradilan ini dibubarkan.
4. Di dalam pelaksanaan peradilan pidana, ada satu istilah hukum yang dapat
merangkum cita-cita peradilan pidana, yaitu due process of law yang dalam
bahasa Indonesia dapat diterjemahkan menjadi proses hukum yang adil atau layak.
SARAN
Kepentingan nasional sangat menentukan dalam hubungan antar Negara dan merupakan

bahan baku bagi politik luar negeri. Kepentingan inilah yang diadu di arena Internasional,

dan yang sering menimbulkan sengketa. Oleh sebab itulah diperlukan sistem hukum dan

peradilan internasional, sehingga semua sengketa dapat terselesaikan, baik dengan cara damai,

maupun dengan kekerasan.

Contoh Gambar Sistem Hukum Dan Peradilan Internasional :

1
DAFTAR PUSTAKA

BAB IV

2
https://halil4.wordpress.com/2010/03/07/hubungan-dan-organisasi-internasional/
http://www.zonasiswa.com/2014/11/organisasi-internasional-pengertian.html
https://prezi.com/gjofeldjgnpx/hubungan-internasional-dan-organisasi-internasional/
https://id.scribd.com/document/81643890/Hubungan-Internasional-Dan-Organisasi-Internasional

BAB V
http://halil-materipkn.blogspot.co.id/2010/04/sistem-hukum-dan-peradilan.html
http://iwak-pithik.blogspot.co.id/2016/11/sistem-hukum-dan-peradilan-internasional.html
http://exorcistsmansa.blogspot.co.id/2013/03/sistem-hukum-dan-peradilan-internasional.html

Anda mungkin juga menyukai