Anda di halaman 1dari 15

KELIPING

Budaya politik

Disusun oleh:
DANIEL
X ALAT BERAT B
SMK HARAPAN
TAHUN AJARAN 2024-2025
BUDAYA POLITIK DI INDONESIA

Pengertian Budaya Politik


Budaya politik diartikan pula sebagai perwujudan nilai-nilai politik yang dianut oleh
sekelompok masyarakat, bangsa atau negara yang diyakini sebagai pedoman dalam
melaksanakan kegiatan-kegiatan kenegaraan.

Beberapa pendapat tentang pengertian budaya politik yang dikemukakan para ahli
antara lain :

Samual Beer
Budaya politik adalah nilai-nilai keyakinan dan sikap-sikap emosi tentang bagaimana
pemerintah seharusnya dilaksanakan dan tentang apa yang harus dilakukan pleh
pemerintah.

Almond dan Verba


Budaya politik adalah suatu sikap orientasi yang khas warga negara terhadap sistem
politik dan aneka ragam bagiannya dan sikap terhadap peranan warga negara yang
ada di dalam sistem itu.

Rusadi Sumintapura
Budaya politik adalah pola tingkah laku individu dab orientasinya terhadap kehidupan
politik yang dihayati oleh para anggota suatu sistem politik
Dua manfaat memahami konsep budaya politik :

Mengetahui sikap-sikap warga negara terhadap sistem politik yang akan


mempengaruhi tuntutan-tuntutan, tanggapannya, dukungannya serta orientasinya
terhadap sistem politik itu.

Dengan memahami hubungan antara budaya politik dengan sistem politik, maksud-
maksud individu melakukan kegiatannya dalam sistem politik atau faktor-faktor apa
yang menyebabkan terjadinya pergeseran politik dapat dimengerti.

Ciri-ciri Budaya Politik

Banyaknya aneka bentuk karakter

Bermacam-macam bentuk kelompok dengan berbagai tingkah lakunya

Diwujudkan oleh perilaku politik atau hanya merupakan konsep / orientasi umum

Macam-macam Budaya Politik

Macam / bentuk politik dipengaruhi oleh latar belakang / faktor penyebab terjadinya
budaya politik itu sendiri, sehingga macam-macam budaya politik dapat dibedakan
sebagai berikut :

Dari bidangnya
Sosial budaya, contohnya Budi Utomo

Ekonomi, contohnya Serikat Islam

Politik, contohnya Indische Partij

Dari sifat / sikap


Kooperatif : kerjasama

Moderat : orang yang mempunyai pikiran tidak ekstrim sehingga banyak diterima
banyak orang

Radikal : perbuatan kasar yang bertentangan dengan norma dan nilai sosial.

1.Tipe – Tipe Budaya Politik yang Berkembang Dalam Masyarakat Indonesia

2.Macam-macam tipologi budaya politik


Budaya politik yang berkembang di dalam masyarakat tentu saja sangat beragam.
Macam-macam tipologi budaya politik yang hendak diuraikan dibawah ini
sesungguhnya merupakan tipe atau model yang didasarkan pada sudut kesejarahan
dan perkembangan sistem politik yang disesuaikan dengan perkembangan kultur dan
struktur masyarakatnya.

Almond dan Powel membagi tiga kategori budaya politik, yaitu :

1.Sistem-sistem primitif yang intermittent (bekerja dengan sebentar-sebentar


istirahat). Sistem ini sangat kecil kemungkinannya untuk mengubah peranannya
menjadi tersepesialisasi atau lebih otonom. Selain ini lebih mencerminkan suatu
kebudayaan yang samar-samar dan bersifat keagamaan.

2.Sistem-sistem tradisional dengan struktur-struktur yang bersifat pemerintahan


politik yang berbeda-berbeda dan suatu kebudayaan subyek

3.Sistem-sistem modern yang ditandai dengan struktur-struktur yang berbeda-


beda(partai-partai politik,kelompok-kelompok kepentingan dan media masa)
berkembang dan mencerminkan kegiatan budaya politik partisipasi.

Alfian mengklasifikasikan sistem budaya politik menjadi empat tipe,yaitu sistem


politik otoriter/totaliter, anarki, demokrasi dan demokrasi dalam tirani.

Ramlan Subakti mengklasifikasikan sistem politik dengan empat macam kriteria,


yaitu otokrasi tradisional, totaliter, demokrasi dan sistem politik negara berkembang.

Model budaya politik


Model masyarakat demokratis Industrial

Dalam model ini jumlah partisipasi mencapai 40-60% dari penduduk


dewasa,golongan subjek 30% dan golongan parokial 10%.Dalam sistem ini,cukup
banyak aktivitas politik yang mendukung kompetensi partai politik dan memberikan
suaranya dalam kegiatan pemerintahan.

2.Model sistem otoriter sebagian industrial dan modern


Dalam model ini, terdapat organisasi politik yang merupakan partisipasi politik, tetapi
sebagian besar rakyat hanya sebagian subjek yang pasif, mengakui dan tunduk
kepada pemerintah.Rakyat tidak melibatkan diri dalam urusan negara.Golongan
parokial, petani, dan buruh yang hidup dan bekerja dilapangan pertanian, sedikit
melakukan kontak dengan politik.

3.Model sistem demokratis praindustrial


Dalam model ini, sebagian besar warga negaranya hidup dipedesaan dan buta huruf,
hanya terdapat sedikit sekali partisipasi.

Setelah menyimak uraian diatas, kita dapat mengambil kesimpulan bahwa budaya
politik yang demokratik yaitu budaya politik yang partisipasi akan mendukung
terbentuknya sebuah sistem politik yang demokratik dan stabil.

Tipe-tipe Budaya Politik

Tipe-tipe ( klasifikasi ) budaya politik

Dari pemahaman konsep tentang budaya politik dan hubungannya dengan sistem
politik, menurut Gabriel Almond tipe / klasifikasi budaya politik adalah :

1.Budaya politik Parokial (Parochial Political Culture)


Pada budaya politik ini, tingkat partisipasi politik sangat rendah, hal ini disebabkan
oleh faktor kognitif ( rendahnya tingkat pendidikan)

2.Budaya politik Kaula (Subject Political Culture)


Pada budaya politik ini, masyarakat yang bersangkutan sudah relatif maju (baik sosial
maupun ekonomi) tetapi masih bersifat pasif

3.Budaya politik Partisipan (Participant Political Culture)


Yaitu budaya politik yang ditandai dengan kesadaran politik yang sangat tinggi atau
warga negara berkesadaran penuh dalam kehidupan politik yang mempunyai hak dan
kewajiban serta melaksanakan hak dan kewajiban itu secara bertanggung jawab.

Untuk melahirkan perilaku politik dan partisipasi politik yang baik / memadai, maka
budaya politik yang harus dimiliki adalah tipe budaya politik partisipan, karena pada
tipe inilah sosok warga negara yang sadar akan hak dan kewajibannya yang akan
mendorong perilaku politik yang positif.
Faktor yang mempengaruhi perilaku individu sebagai aktor politik yang dikemukakan
Surbakti yaitu :

•Lingkungan sosial politik yang tak langsung seperti sistem politik, sistem ekonomi,
sistem budaya dan media massa.

•Lingkungan sosial politik langsung yang mempengaruhi dan membentuk


kepribadian individu seperti keluarga, agama, sekolah dan kelompok pergaulan

•Struktur kepribadian yang tercermin dalam sikap individu

•Faktor lingkungan sosial politik:

1.Langsung : berupa situasi yaitu keadaan yang mempengaruhi individu secara


langsung ketika hendak melakukan kegiatan seperti : cuaca, keadaan keluarga,
kehadiran orang, suasana kelompok dan ancaman dengan segala bentuk

2.Tidak langsung berupa sosialisasi, internalisasi dan politisasi yang mempengaruhi


struktur kepribadian atau sikap individu

Hal yang paling utama dalam menyikapi adanya faktor-faktor yang memberikan
pengaruh adalah kemampuan mengatur seefektif mungkin, sehingga dapat
memberikan pengaruh yang positif dalam kerangka perwujudan perilaku politik.

Dalam melaksanakan perilaku politik tidak boleh mengabaikan keberadaan aturan


atau norma yang berlaku dalam kehidupan masyarakat dan negara seperti norma
agama, norma kesusilaan, norma kesopanan dan norma hukum.

Perkembangan tipe budaya politik sejalan perkembangan sistem politik yang berlaku

Berpartisipasi sesuai aturan yang berlaku berarti melibatkan diri secara aktif dan
positif sesuai dengan kadar kemampuan yang dimilikinya. Oleh karena itu, cara
berpolitik yang ditunjukkan oleh warga masyarakat akhir-akhir ini terutama pasca
gerakan reformasi adalah dalam hal bentuk yang beragam, tidak sekedar
memberikan suara dalam pemilu saja, melainkan sudah semakin luas pada berbagai
bentuk politik lainnya seperti :

Aktif dalam partai politik

Melakukan demonstrasi menuntut keadilan

Terlibat dalam lembaga swadaya masyarakat untuk turut serta memberikan


pengawasan terhadap jalannya pemerintah
Jadi dapat disimpulkan tipe budaya politik masyarakat akhir-akhir ini menunjukkan
kecenderungan meningkat secara kuantitas dan kualitas diantaranya adalah :

1.Kritis dalam menyikapi berbagai kebijakan pemerintah

2.Aktif dalam parpol

3.AktifdalamkegiatanLembagaSwadayaMasyarakat ( LSM )

4.Diskusipolitik

Pentingnya Sosialisasi Pengembangan Budaya Politik

Alasan yang melatar belakangi, mengkaji sosialisasi politik dalam politik kenegaraan
adalah :

•Sosialisasi politik dapat berfungsi untuk memelihara agar suatu sistem berjalan
dengan baik dan positif, denan demikian merupakan alat agar individu sadar dan
merasa cocok dengan sistem serta kultur ( budaya ) politik yang ada

•Sosialisasi politik ingin menunjukkan relevansinya dengan sistem politik dan data
mengenai orientasi anak-anak terhadap kultur politik orang dewasa dan
pelaksanaannya di masa mendatang mengenai sistem politik

Mekanisme Sosialisasi Budaya Politik

Alat yang dapat dijadikan perantara dalam sosialisasi politik antara lain :

1.Keluarga

Wadah penanaman ( sosialisasi ) nilai-nilai politik yang paling efisien dan efektif
adalah keluarga. Dalam keluarga, orang tua dan anak sering melakukan obrolan
ringan tentang segala hal menyangkut politik, sehingga tanpa disadari terjadi transfer
pengetahuan dan nilai-nilai politik tertentu yang diserap si anak.

2.Sekolah

Di sekolah melalui pelajaran Civics Education (Pendidikan Kewarganegaraan)


Peserta didik dan Pendidiknya saling bertukar informasi dan berinteraksi dalam
membahas topik-topik tertentu yang mengandung nilai-nilai politik teoritis dan
praktis. Dengan demikian Peserta didik telah memperoleh pengetahuan awal tentang
kehidupan berpolitik secara dini dan nilai-nilai politik yang benar dari sudut pandang
akademis.
3.Partai Politik

Sebagai suatu kelompok yang terorganisir yang anggota-anggotanya mempunyai


orientasi, nilai-nilai dan cita-cita yang sama, partai politik merupakan salah satu
bentuk penyaluran cara berpolitik. Salah satu fungsi partai politik dalam sosialisasi
politik adalah memainkan peran sebagai agen sosialisasi politik, yang berarti partai
politik tersebut setelah merekrut para anggota kader dan simpatisannya, mampu
menanamkan nilai-nilai dan norma-norma dari satu generasi ke generasi berikutnya
baik saat kampanye maupun secara periodik.

Partai pilitik harus mampu menciptakan image ( citra ) memperjuangkan kepentingan


umum agar dapat dukungan luas dari masyarakat.

Fungsi dan tujuan partai politik dalam undang-undang no. 31 tahun 2002 terdapat
dalam :

Pasal 6 Tujuan Partai Politik adalah

Tujuan umum partai politik adalah

1.Mewujudkan cita-cita nasional bangsa Indonesia sebagaimana dimaksud dalam


Pembukaan UUD 1945 alinea IV

2 Mengembangkan kehidupan demokrasi berdasarkan Pancasila dengan menjunjung


tinggi kedaulatan rakyat dan NKRI

3.Mewujudkan kesejahteraan bagi seluruh rakyat Indonesia.

•Tujuan khusus partai politik adalah memperjuangkan cita-cita dalam kehidupan


bermasyarakat, berbangsa dan bernegara

•Tujuan partai politik sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan ayat (2) diwujudkan
secara konstitusional

1.Pasal 7 Partai Politik Berfungsi sebagai Sarana

2.Pendidikan politik bagi anggotanya dan masyarakat luas agar menjadi warga negara
Republik Indonesia yang sadar akan hak dan kewajibannya dalam kehidupan
bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.

3.Menciptakan iklim yang kondusif serta sebagai perekat persatuan dan kesatuan
bangsa untuk menyejahterakan masyarakat.
4.Menyerap, menghimpun dan menyalurkan aspirasi politik masyarakat secara
konstitusional dalam merumuskan dan menerapkan kebijakan negara

5.Partisipasi politik warga negara

6.Rekrutmen politik dalam proses pengisian jabatan politik melalui mekanisme


demokrasi dengan memperhatikan kesetaraan dan keadilan gender.

Secara umum partai politik mempunyai fungsi sebagai sarana :

1.Komunikasi politik : partai politik berperan sebagai penyalur aspirasi rakyat

2.Sosialisasi politik : partai politik berperan sebagai sarana untuk memberikan


penanaman nilai-nilai, norma dan sikap serta orientasi terhadap persoalan politik
tertentu

3.Rekruitmen : Partai politik mencari dan mengajak orang 0rang untuk turut aktif
dalam kegiatan politik sebagai anggota-anggota dari partai

4.Pengatur konflik : partai politik berfungsi untuk mengatasi berbagai macam konflik
yang muncul sebagai konsekuensi dari negara demokrasi yang didalamnya terdapat
persaingan dan perbedaan pendapat

Klasifikasi partai menurut jumlahnya

1.Sistem partai tunggal (one party system)

Dalam suatu negara penganut paham demokrasi terdapat satu partai politik atau
beberapa ppartai politik namun hanya satu dintara partai-partai itu yang yang
memiliki kedudukan dominan

2.Sistem dwi partai (two party sistem)

3.Sistem ini biasanya hanya ada dua partai yang mendominasi kehidupan kepartaian
dalam suatu negara

4.Sistem multi partai (multi party sistem)

Penganut sistem banyak partai,antara lain disebabkan keanekaragaman dalam


komposisi masyarakat
Macam-macam partai politik ditinjau dari orientasinya

•Partai afeksi,yaitu partai yang dibentuk oleh sekelompok orang sebagai


penghormatan atau tanda kecintaan terhadap seseorang yang dihormati atau
dicintai.

•Partai kepentingan,yaitu partai yang dibentuk oleh sekelompok orang untuk


memperjuangkan kepentingan anggotanya.

•Partai ideologi,yaitu partai yang dibentuk oleh sekelompok orang berdasarkan cita-
cita politik dan persamaan agama.

Macam-macam partai politik ditinjau dari sikap menghadapi kondisi dalam negara

•Partai radikal, yaitu partai yang dibentuk oleh orang-orang yang tidak puas pada
keadaan politik yang sedang berlangsung.

•Partai progresif, yaitu partai yang dibentuk oleh orang-orang yang tidak puas pada
sistem politik yang sedang berlangsung dan ingin mengadakan
perubahan(reformasi).

•Partai reaksioner, yaitu partai yang dibentuk oleh orang-orang yang tidak puas
dengan sistem politik yang sedang berlangsung dan ingin mengembalikan kepada
sistem politik semula.

•Partai konservatif, yaitu partai yang dibentuk oleh orang-orang yang merasa puas
dengan sistem politik yang sedang berlangsung dan ingin tetap mempertahankannya.

Macam-macam partai politik ditinjau dari sikap komposisi dan fungsi keanggotaan

•Partai kader, yaitu partai elite atau tradisional, dalam hal ini partai menekankan
kepada dukungan dari orang-orang terkemuka, lebih memerhatikan kualitas daripada
kuantitas.

•Partai massa, yaitu suatu partai politik yang keunggulannya didasarkan pada jumlah
anggotannya dan pendukungnya terdiri atas berbagai aliran politik dalam masyarakat.

•Tipe partai tengah,yaitu partai yang menggunakan organisasi massa sebagai alat
pendukung partai.
Peran Serta Budaya Politik Partisipan

1. Peran serta budaya politik partisipan


2. Partisipasi Politik

Partisipasi politik adalah kegiatan seseorang atau kelompok orang untuk ikut serta
secara aktif dalam kehidupan politik,seperti memilih pimpinan nagara atau upaya-
upaya mempengaruhi kebijakan pemerintah. Kegiatan seseoran dalam partai politik
merupakan suatu bentuk partisipasi politik.Partisipasi politik mencakup semua
kegiatan sukarela seseorang dalam turut serta pada proses pemilihan pemimpin-
pemimpin politik baik secara langsung maupun tak langsung turut serta dalam
pembentukan kebijakan umum.Kegiatan-kegiatan partisipasi politik ini mencakup :

1.Kegiatan memilih dalam pemilu

2.Menjadi anggota golongan politik seperti partai politik,kelompok penekan,dan


kelompok kepentingan.

3.Duduk dalam lembaga politik seperti DPR

4.Mengadakan komunikasi dengan wakil rakyat yang duduk dalam badan itu

5.Berkampanye dan menghadiri kelompok diskusi dan sebagainya

Menurut Myron Weiner,terdapat lima penyebab timbulnya gerakan kearah partisipasi


lebih luas dalam proses politik,yaitu:

•Modernisasi dalam segala bidang kehidupan yang mengakibatkan masyarakat


makin banyak menuntut untuk ikut serta dalam kekuasaan politik

•Perubahan-perubahan struktur sosial.Masalah siapa yang berhak berpartisispasi


dan pembuatan keputusan politik menjadi penting dan mengakibatkan perubahan
dalam pola partisipasi politik

•Pengaruh kaum intelektual dan komunikasi masa modern.Ide demokratisasi


partisipasi telah menyebar ke bangsa-bangsa baru sebelum mereka
mengembangkan modernisasi dan industrialisasi yang cukup matang

•Konflik antar kelompok pemimpin pilitik.Jika timbul konflik antar elit maka yang
dicari adalah dukungan rakyat
Keterlibatan pemerintah meluas dalam urusan sosial, ekonomi, dan kebudayaan.
Meluasnya ruang lingkup aktivitas pemerintah sering merangsang timbulnyatuntutan-
tuntutan yang terorganisasi akan kesepakatan untuk ikut serta dalam pembuatan
keputusan politik

Menurut Wasistiono ada 3 unsur yang harus dipenuhi warga negara untuk
berpartisipasi dalam kegiatan berbangsa, bernegara dan berpemerintah yaitu :

1.Adanya rasa kesuka relaan ( tanpa paksaan).

2.Ada keterlibatan secara emosional.

3.Memperoleh manfaat secara langsung maupun tidak langsung dari keterlibatannya.

Pengertian partisipasi politik yang dikemukakan oleh para ahli antara lain :

•Huntington

Partisipasi politik adalah kegiatan warga negara untuk mempengaruhi terhadap


kebijakan pemerintah.

•Russ dan Althoff

Partisipasi politik adalah keterlibatan individu dalam sistem politik.

•Herbert Mc Closky

Partisipasi politik adalah kegiatan-kegiatan sukarela dari warga melalui mana mereka
mengambil bagian dalam proses pemilihan penguasa dan secara langsung terlibat
dalam proses pembentukan kebijakan umum.

•Norman H. Nie dan Sidney Verba.

Partisipasi politik adalah kegiatan pribadi warga negara yang legal, yang sedikit
banyak langsung bertujuan untuk mempengaruhi seleksi pejabat-pejabat negara dan
/ atau tindakan-tindakan yang mereka ambil.

•Prof. Miriam Budiharjo.

Partisipasi politik merupakan kegiatan seseorang dalam partai politik.

Ruang lingkup partisipasi politik dalam bentuk hirarkhis (berjenjang) dari yang rendah
ke yang tinggi menurut Rush dan Althoff sebagai berikut :

1.Voting

2.Aktif dan diskusi politik


3.Terlibat dalam rapat umum

4.Demonstrasi

5.Menjadi anggota pasif suatu organisasi semua politik

6.Menjadi anggota aktif suatu organisasi semua politik

7.Keanggotaan pasif suatu organisasi politik

8.Keanggotaan aktif suatu oraganisasi politik

9.Mencari jabatan politik

10.Menduduki jabatan politik atau administrasi

Bentuk – bentuk Partisipasi Politik


Bentuk-bentuk partisipasi politik menurut Gabriel Almond sebagai berikut :

Konvensional

Pemberian suara(voting)

Diskusi politik

Kegiatan kampanye

Membentuk dan bergabung dalam klp kepentingan

Komunikasi individual dengan pejabat politik

Non Konvensional

1.Pengajuan petisi

2.Berdemontrasi

3.Konfrontasi,mogok

4.Tindakan kekerasan terhadap manusia :penculikan , pembunuhan, perang gerilya

5.Tindak kekerasan politik terhadap harta benda: perusakan, pemboman,


pembakaran.

6.Revolusi

Berbagai bentuk partisipasi politik tersebut dapat dilihat dari berbagai kegiatan
warganegara yang mencakup antara lain:
1.Terbentuknya organisasi-organisasi politik maupun organisasi masyarakat sebagai
bagian dari kegiatan sosial, sekaligus sebagai penyelur aspirasi rakyat yang ikut
menentukan kebijakan negara

2.Lahirnya LSM sebagai kontrol sosial maupun pemberi masukan terhadap kebijakan
pemerintah

3.Pelaksanaan pemilu yang memberikan kesempatan kepada warganegara untuk


dipilih atau memilih misalnya berkampanye,menjadi pemilih aktif, menjadi anggota
DPR, menjadi calon preisiden dan wapres yang dipilih langsung

4.Munculnya kelompok kontemporer yang memberi warna pada sistem input dan
output kepada pemerintah, misalnya melalui unjuk rasa, protes, demons-trasi dan
sebagainya.

Adapun faktor-faktor pendukung partisipasi politik adalah :

1.Pendidikan politik,dalam pandangan Alfian pendidikan politik dapat diartikan


sebagai usaha yang sadar untuk mengubah proses sosialisasi politik masyarakat
sehingga memahami dan menghayati betul-betul nilai-nilai yang terkandung dalam
suatu sistem politik yang idial

2.Kesadaran politik, Drs Taupan, menyatakan bahwa kesadaran politik adalah suatu
proses batin yang menempatkan keinsyafan dari setiap warganegara akan urgensi
urusan kenegaraan dalam kehidupan bermasyarakat dan bernegara. Tingkat
kesadaran politik masyarakat tidak sama, tergantung kepada tingkat pendidikannya

3.Budaya politik,merupakan perwujudan nilai-nilai politik yang dianut oleh


sekelompok masyarakat,bangsa atau negara yang diyakini sebagai pedoman dalam
melaksanakan kegiatan-kegiatan politik kenegaraan

4.Sosialisasi politik, yakni proses pembentukan sikap dan orientasi politik pada
anggota masyarakat.

Budaya politik partisipasi dalam kehidupan bermasyarakat berbangsa dan bernegara

Pada saat pemilu kamu tentu menyaksikan proses pemungutan suara, ini adalah
salah satu contoh partisipasi politik rakyat dalam menentukan kebijakan pemerintah
dalam hal memilih peminpin. Dalam kehidupan demokrasi, rakyat memiliki hak
dalam hal berbagai bidang kehidupan, seperti bidang politik, ekonomi, sosial, budaya
maupun hankam. Dalam hal pelaksanaannya, penyaluran hak harus disertai aturan-
aturan yang harus ditaati dan itu merupakan kewajiban. Dalam demokrasi Pancasila
justru kewajibanlah yang harus diutamakan, oleh karena itu dalam demokrasi
Pancasila rakyat diberikan kebebasan, namun kebebasan yang bertanggung jawab.
Artinya kebebasan yang harus disertai dengan memperhatikan kebebasan orang lain.

Sikap dan perbuatan yang demokratis adalah musyawarah untuk mencapai mufakat.
Secara teknik operasional kegiatan partisipasi politik dapat berupa :

1.Bidang politik :

•Ikut memilih dalam pemilu.

•Menjadi anggota aktif dalam partai politik, kelompok penekan,dan kelompok


kepentingan tertentu.

•Duduk dalam lembaga politik, seperti MPR, DPR, Presiden dan sebagainya.

•Mengadakan komunikasi dengan wakil rakyat.

•Mempengaruhi para pembuat keputusan, sehingga hasil keputusan sesuai dengan


aspirasi rakyat.

2.Bidang ekonomi

•Menciptakan sektor-sektor ekonomi produktif baik dalam bentuk jasa, barang,


tranfortasi, komunikasi dan sebagainya.

•Menciptakan produk-produk unggulan yang inovatif, kreatif dan kompetitif.

•Kesadaran membayar pajak secara teratur demi kesejahteraan dan kemajuan


bersama.

Anda mungkin juga menyukai