Anda di halaman 1dari 20

BUDAYA POLITIK

Oleh Lujeng Indriyani (19103241062)


A. Pengertian Budaya
Politik
Pengertian Budaya politik adalah sikap individu terhadap sistem politik dan
komponen-komponennya, juga sikap individu terhadap peranan
yang dapat dimainkan dalam sebuah sistem politik (Almond dan
Verba, 1963:13).

Orientasi Orientasi kognitif menyangkut pemahaman dan keyakinan individu


terhadap sistem politik dan atributnya
Budaya
Politik
Orientasi afektif menyangkut ikatatan emosional yang dimiliki oleh
individu terhadap sistem politik

Orientasi evaluatif menyangkut kapasitas individu dalam rangka


memberikan penilaian terhadap sistem politik yang sedang berjalan
dan bagaimana peranan individu didalamnya.
B. Tipe-Tipe Budaya
Politik dalam
Masyarakat Indonesia
1. Tipe-Tipe Budaya Politik

■ Gabriel Almond dan Sidney Verba menggeneralisasikan tiga


tipe budaya politik, yaitu budaya politik partisipan
(participant), budaya politik subyek (subject), dan budaya
politik parokial (parochial).
Ciri-Ciri Terdapat dalam masyarakat yang masih tradisional
Budaya Tidak mengharapkan apapun dari sistem politik
Politik
Parokial Peran masyarakat dalam politik bersifat pasif
Frekuensi partisipasi masyarakat dalam politik sangat rendah

Ciri-Ciri Terdapat dalam masyarakat yang sedang berkembang


Budaya Mulai sedikit berharap terhadap sistem politik
Politik
Subyek Peran masyarakat dalam politik sudah lumayan aktif.
Frekuensi partisipasi masyarakat dalam politik sudah lumayan ada.

Ciri-Ciri Terdapat dalam masyarakat yang sudah maju.


Budaya Menaruh harapan yang besar terhadap berjalannya sistem politik
Politik Peran masyarakat dalam politik sangat aktif.
Partisipan
Frekuensi partisipasi masyarakat dalam politik tinggi
2. Tiga Aktor Penentu Budaya Politik

Alfred Stepan Negara (State)


(1996)
Masyarakat politik (political society)

Masyarakat madani (civil society)

Daniel Seluruh harga diri seorang warga itu dipertaruhkan baik dalam kegiatan
Dhakidae sosial, ekonomi, maupun di dalam politik, ketika masyarakat itu
mengorganisasikan dirinya ke dalam bentuk negara
(2001)
memberikan Negara takluk kepada warga dan warga tidak melihat negara sebagai sesuatu
yang menakutkan
ciri-ciri
sebagai Warga menentukan segala-galanya bagi dirinya sendiri dan bagi negara
berikut:
3.Budaya Politik Indonesia

Budaya absh
Politik
Hirarki
Budaya Salah satu budaya politik yang menonjol di Indonesia adalah kecenderungan
Politik pembentukan pola hubungan patronage, yaitu pola hubungan antara patron dan client.
Antara patron dan client terjadi interaksi yang bersifat timbal balik dengan
Patronag mempertukarkan sumberdaya yang dimiliki masing-masing pihak

Budaya Kecenderungan untuk mempertukarkan sumber daya yang dimiliki seseorang penguasa
kepada teman-temannya
Politik Neo-
Patrimonialist Kebijakan sering lebih bersifat partikularistik dari pada bersifat universalistic
i
Hukum merupakan sesuatu yang sekunder bila dibandingkan dengan kekuasaan dari
seorang penguasa
Penguasa politik sering mengaburkan antara kepentingan umum dan kepentingan
pribadi. Pemerintahan orde baru sangat diwarnai model ini.
C. Pentingnya Sosialisasi
Politik dalam
Pengembangan Budaya
Politik
1. Sosialisasi Politik

sosialisasi itu berjalan terus menerus selama


hidup seseorang

sosialisasi politik dapat berujud transmisi dan


pengajaran yang langsung maupun tidak
langsung
2. Kaitan Antara Sosialisasi Politik dan
Budaya Politik

Meluasny
Pengertian Menurut Almond proses
sosialisasi, yaitu proses
a Konvensional (voting,
pengajaran nilai-nilai partisipasi diskusi politik
dansebaginya)
masyarakat, dalam hal ini
nilai-nilai dan kebudayaan politik
politik, kepada warga negara. Non-konvensional
Kebudayaan politik meliputi (demonstrasi, tindak
sikap-sikap dari warga suatu kekerasan, dan sebaginya)
negara terhadap kehidupan
pemerintahan dan politiknya.
3. Sarana Sosialisasi
PolitikPengaruh dari keluarga adalah dalam hal
Keluarga Media
Massa Memberikan informasi tentang
pembentukan sikap terhadap wewenang kekuasaan peristiwa-peristiwa politik, media masa
juga menyampaikan, langsung maupun
tidak langsung, nilai-nilai utama yang
Sekolah Memberikan pengetahuan kepada kaum muda dianut oleh masyarakatnya
tentang dunia politik dan peranan mereka di
dalamnya
Memberikan pandangan yang lebih konkrit tentang
lembaga-lembaga politik dan hubungan-hubungan Kontak-
Partai politik, kampanye pemilihan
politik Kontak
Politik
umum, krisis-krisis politik luarnegeri
Saluran pewarisan nilai-nilai dan sikap-sikap Langsung dan perang, dan daya tanggap badan-
terhadap aturan main politik yang tak tertulis badan pemerintah terhadap tuntutan-
Mempertebal kesetiaan terhadap sistem politik dan tuntutan individu dan kelompok-
memberikan simbol-simbol umum untuk kelompok dapat mempengaruhi
menunjukkan tanggapan yang ekspresif terhadap kesetiaan dan kesediaan mereka untuk
sistem itu mematuhi hokum.
Kelompok Mensosialisasikan anggota-anggotanya dengan
Pergaulan cara mendorong atau mendesak mereka untuk
menyesuaikan diri terhadap sikap-sikap atau
tingkah laku yang dianut oleh kelompok itu
D. Menerapkan Budaya
politik Partisipan
1. Perilaku Politik Sesuai Aturan
Adalah Cermin Budaya Politik
Partisipan
■ Perilaku politik yang sesuai aturan baik yang dilakukan
pemerintah maupun masyarakat adalah dengan
berperilaku sesuai dengan fungsinya masing-masing. Bagi
pemerintah sesuai dengan fungsi pemerintahan
(suprastruktur politik) dan bagi masyarakat sesuai dengan
fungsi-fungsi politik (infrastruktur politik). Begitu pula
perilaku politik sesuai aturan adalah yang dilakukan
dengan cara-cara yang legal, mandiri dan santun beradab
(lunak) atau bersifat konvensional (kelaziman yang diakui
dan dilakukan masyarakat)
2. Komunikasi Politik yang Baik
Adalah Cermin Budaya Politik
Partisipan
■ Komunikasi politik merupakan suatu proses penyampaian informasi
atau pesanpesan politik baik dari pemerintah kepada rakyat
maupun dari rakyat kepada pemerintah.
■ Pesan-pesan politik dari pemerintah kepada rakyat pada umumnya
antara lain mencakup: 1. Sosialisasi seluruh kebijakan publik. 2.
Meningkatkan loyalitas dan integrasi nasional. 3. Memotivasi
partisipasi dalam program pembangunan. 4. Mematuhi atau
menerapkan peraturan perundang-undangan.
3. Menerapkan Budaya Politik
Partisipan dalam Masyarakat
Penerapan budaya politik partisipan dalam kehidupan masyarakat antara lain
tampak adanya sikap dan perilaku sebagai berikut:
1) Menghargai pluralisme, sehingga menyikapi perbedaan/konflik sebagai sesuatu
yang wajar dan mengelolanya sebagai sesuatu yang bermanfaat bagi kehidupan
bersama.
2) Menentukan pemimpin dengan cara pemilihan yang melibatkan anggota
masyarakat
3) Ada kepercayaan akan persamaan hak, yang tercermin dengan tidak adanya
perlakuan diskriminatif atas dasar kaya-miskin, pangkat-tidak berpangkat, laki-
laki dan perempuan.
4) Melibatkan warga dalam pengambilan keputusan yang menyangkut kehidupan
bersama (termasuk anak-anak pun sebagai bagian dari masyarakat
diikutsertakan/didengarkan aspirasinya dalam pengambilan keputusan yang
menyangkut nasibnya).
4. Menerapkan Budaya Politik
Partisipan di Sekolah
Penerapan budaya partisipan dalam proses belajar
Penerapan budaya politik partisipan di sekolah mengajar di sekolah, dapat dicontohkan sebagai
dapat di beri contoh sebagai berikut: berikut:
1) Kepala sekolah dalam membuat peraturan 1) Guru terbuka untuk menerima kritikan sehingga
sekolah melibatkan aspirasi dari kalangan proses belajar melahirkan partisipasi belajar yang
siswa/OSIS, guru, dan karyawan, serta orang tinggi dari siswa.
tua siswa, bahkan perwakilan masyarakat di 2) Siswa mematuhi tata tertib di kelas, namun juga
lingkungan sekolah/komite sekolah. tetap kritis.
3) Saling menghargai perbedaan pendapat.
2) Setelah peraturan sekolah diambil keputusan,
maka semua pihak harus mematuhi, namun 4) Di kelas ada kebebasan menunjukkan identitas
tetap harus kritis budaya masing-masing
5) Tidak ada perlakuan diskriminatif di kelas karena
3) Apabila peraturan sekolah tersebut dinilai alasan perbedaan jenis – kelamin, kaya-miskin,
tidak aspiratif, maka para siswa atau yang lain maupun agama.
bisa memberikan masukan kepada Kepala 6) Ada saling percaya/tidak saling curiga di antara
Sekolah untuk dilakukan perbaikanperbaikan. guru siswa; siswa dengan siswa,
5. Menerapkan Budaya Politik
Partisipan dalam Pemerintahan
1) Unjuk rasa yang dilakukan rakyat/masyarakat ditujukan kepada
pemerintah.
2) Masyarakat mendatangani DPR/DPRD untuk mengadukan
berbagai masalah kebijakan yang merugikan mereka
3) Memberikan suara dalam pemilihan anggota BPD, kepala desa;
ketua RT/RW.
4) Musyawarah untuk melakukan kerja bakti untuk membersihkan
dan memelihara kelestarian lingkungan hidup untuk menjaga
kesehatan dan mengurangi bahaya banjir serta kerusakan alam.
5) Menyatakan pendapat untuk melakukan kontrol kepada
pemerintah melalui surat pembaca di surat kabar
6. Pemilu Berkualitas Bukti Adanya
Budaya Politik Partisipan

Penyelenggaraan pemilu yang baik adalah proses dimana


semua asas dalam kebijakan pemilu ditegakkan, yakni Jurdil
dan Luber
7. Kesadaran Politik Pemilih yang Tinggi sebagai Bukti
Budaya Politik Partisipan

■ Yang harus dilakukan oleh elemen gerakan pembaruan tidak sekedar


memastikan proses pemilu berjalan dengan jujur dan adil, melainkan : (1)
Memastikan bahwa yang bertarung memperebutkan kursi parlemen dan kursi
presiden, adalah mereka yang memiliki komitmen dengan pembaruan
(reformasi). (2) Memastikan bahwa mereka yang sudah duduk di parlemen dan
kursi presiden, benarbenar bekerja untuk kepentingan rakyat, dan bukan
sebaliknya.
■ Usaha-usaha yang dapat dilakukan: (1) Mempersiapkan masyarakat, khususnya
yang ada di lapis bawah, seperti masyarakat desa, agar bisa hadir dalam pemilu
secara benar. (2) Mempersiapkan keterlibatan rakyat dalam proses
penyelengraan pemilu, terutama untuk memastikan bahwa pemilu berjalan
dengan jujur dan adil. (3) Mempersiapkan keterlibatan rakyat dalam proses
monitoring (pemantauan) kinerja dari parlemen (khususnya parlemen daerah)
yang terbentuk.

Anda mungkin juga menyukai