Anda di halaman 1dari 6

Tugas 2 Tuton Pengantar Ilmu Politik ISIP4212

Ilmu Komunikasi ( Universitas Terbuka )


NAMA : NOVI YUSNIA
NIM : 048815495
JURUSAN : ILMU KOMUNIKASI (S1)
SEMESTER : I (SATU)
ASAL : UPBJJ SURABAYA
1. Bila merujuk pada kategori budaya politik Almond dan Powell, selama tahun 1999 sampai
dengan sekarang, Indonesia berada pada kategori budaya politik yang mana? Uraikan tentang
budaya politik tersebut!

Definisi Budaya Politik


Almond dan Powell mendefinisikan budaya politik sebagai suatu konsep yang terdiri dari
sikap, keyakinan, nilai-nilai, dan keterampilan yang sedang berlaku bagi seluruh anggota
masyarakat. Termasuk di dalamnya pola kecenderungan khusus serta pola kebiasaan yang
terdapat pada kelompok-kelompok masyarakat.
Almond lebih lanjut menjelaskan bahwa istilah budaya politik mengacu pada orientasi
politik, sikap dan peranan masyarakat dalam sebuah sistem politik. Almond dan Powell
menjelaskan bahwa budaya politik mengacu pada beberapa orientasi, yaitu:
• Orientasi Kognitif: Menyangkut pengetahuan dan kepercayaan pada politik, pernanan dan
segala kewajibannya, serta input dan outputnya.
• Orientasi Afektif: Berkaitan dengan masalah perasaan terhadap sistem politik, peran yang
bersangkutan, dan penampilan para aktor politik.
• Orientasi evaluatif: Menyangkut masalah keputusan dan pendapat tentang obyek-obyek
politik yang melibatkan kombinasi standar nilai dan kriteria informasi serta perasaan.
2. Terkait contoh kasus diatas, jelasan alasan Anda pada pilihan kategori budaya politik dari
Almond dan Powell tersebut! Lakukan analisis terhadap pilihan Anda tersebut.

Tipe-tipe Budaya Politik


Bertolak dari pola orientasi kognitif, afektif, dan evaluatif, Almond memunculkan tipe-tipe
kebudayaan politik.

Budaya Politik Parokial


Budaya politik parokial adalah budaya politik yang level partisipasi masyarakatnya masih
sangat rendah. Dipengaruhi oleh tingkat pendidikan yang rendah atau buta huruf.
Ciri-ciri budaya politik parokial adalah:
• Orientasi politik individunya terbatas pada satu wilayah atau lingkup yang kecil dan
sempit.
• Tingkat kesadaran individu terhadap adanya kekuasaan pusat dalam negara sangat rendah.
• Individu tidak mengharapkan apapun dari sistem politik.
• Tidak ada peranan politik yang bersifat khas dan beridri sendiri.
• Biasanya terjadi dalam masyarakat tradisional atau masyarakat pedesaan.
Dalam pemilu baik legislatif maupun eksekutif, untuk di daerah pedalaman masyarakatnya
cenderung melakukan sikap apatis. Hal ini jika ditinjau dari budaya politik yang berkembang
di masyarakat indonesia sekarang menunjukkan adanya budaya politik parokial.

Budaya Politik Kaula atau Subjek


Budaya politik kaula atau subjek adalah budaya politik dalam komunitas atau masyarakat
yang cukup maju baik dari sisi sosial maupun ekonomi, tetapi sikapnya pasif terhadap politik.
Akan tetapi, masyaraktnya sudah mengerti tentang sistem politik dan patuh terhadap undang-
undang. Ciri-ciri budaya politik Kaula adalah:
• Mulai adanya minat dan perhatian terhadap sistem politik.
• Adanya kesadaran penuh terhadap kewenangan pemerintahan.
• Peran politiknya terbatas pada pelaksanaan kebijakan pemerintah dan menerima
kebijakan tersebut dengan pasrah.
• Tidak ada keinginan untuk menilai, menelaah, dan bahkan mengkritisi.
Contohnya adalah ketika ada kebijakan pemerintah terkait jaminan hari tua atau JHT, ia lebih
memilih untuk meyakini dan menerima bahwa kebijakan tersebut adalah yang diguratkan
para pemangku kebijakan untuk masyarakatnya.
Meskipun ada ketidaksukaan terhadap aturan kebijakan tersebut, ia memilih diam dan
menyimpannya sendiri karena ia juga merasa tidak mampu menangani sendiri tanpa
keputusan pemerintah.

Budaya Politik Partisipan


Budaya politik partisipan adalah budaya politik di mana kesadaran masyarakatnya sangat
tinggi untuk aktif dalam aktivitas politik. Budaya politik partisipan adalah budaya politik
paling ideal. Budaya politik partisipan biasanya ada di masyarakat dengan tingkat pendidikan
yang relatif tinggi atau masyarakat di kota-kota besar.
Ciri-ciri budaya politik partisipan adalah:
• Individu atau masyarakatnya memiliki perhatian dan minat yang tinggi terhadap sistem
politik.
• Adanya kesadaran tinggi akan hak dan kewajiban dalam kehidupan politik.
• Masyarakatnya terlibat langsung dalam proses input berupa dukungan atau tuntutan
terhadap sistem politik.
• Adanya peran yang sangat besar dalam proses ouput dengan melaksanakan, menilai, dan
mengkritik kebijakan pemerintah. Adanya sarana transaksi politik di tengah masyarakat

• Adanya peran yang sangat besar dalam proses ouput dengan melaksanakan, menilai, dan
mengkritik kebijakan pemerintah.
• Adanya sarana transaksi politik di tengah masyarakatnya. Salah satu contohnya adalah
ketika melihat tingginya kasus pelecehan dan kekerasan seksual, masyarakat dalam budaya
politik partisipan akan bergerak. Gerakan yang dilakukan seperti, melakukan demonstrasi
untuk mendorong pemerintah mengesahkan undang-undang yang dapat melindungi korba
dan mencegah merebaknya kasus kekerasan seksual.
Sumber Refrensi:
• Rusadi Kantaprawira. 1988. Sistem Politik Indonesia Suatu Model Pengantar. Bandung: CV
Sinar Baru
• Darmawan, Ikhsan. 2015. Mengenal Ilmu Politik. Jakarta: Penerbit Buku Kompas
• Harnawansyah Fadhillah. 2020. Sistem Politik Indonesia. Surabaya: Scopindo Media Pustaka
Saiful, Rusli Yusuf. 2019. Politik dan Kearifan Lokal. Banda Aceh: Syiah Kuala University Press

Anda mungkin juga menyukai