Anda di halaman 1dari 21

Budaya, Komunikasi, dan

Sosialisasi politik
Anggota kelompok 4 :
• Hanifiyyah Bagus Raka Pratama - 2110412088

• Shiella Najwa Shaliha - 2110412091

• Zahra Fitria Bahar - 2110412104

• Fahmy Maulana Syahren - 2110412116


Daftar Isi
01 Budaya Politik 02 Komunikasi Politik
- Pengertian - Tipe-Tipe - Pengertian - Dimensi
- Klasifikasi - Tujuan - Bidang Studi - Komunikasi Politik di
- Pembagian - Budaya Politik - Tujuan Indonesia
budaya di Indonesia

03 Sosialisasi Politik
- Pengertian
- Agen
- Tahapan Sosialisasi Politik
01 Budaya Politik
1. Rusadi Sumintapura
Budaya politik tidak lain adalah pola tingkah laku
individu dan orientasinya terhadap kehidupan poltik
yang dihayati oleh para anggota suatu sistem politik.

2. Sidney Verba
Budaya politik adalah suatu sistem kepercayaan
empirik, simbol-simbol ekspresif, dan nilai-nilai yang
menegaskan suatu situasi di mana tindakan politik
dilakukan.

3. Alan R. Ball
Budaya politik adalah suatu susunan yang terdiri dari
sikap, kepercayaan, emosi dan nilai-nilai masyarakat
yang berhubungan dengan sIstem politik dan isu-isu
politik.
Pengertian Budaya Politik,
secara umum :
• Budaya politik merupakan pola perilaku suatu masyarakat
dalam kehidupan bernegara, penyelenggaraan administrasi
negara, politik pemerintahan, hukum, norma kebiasaan yang
dihayati oleh seluruh anggota masyarakat setiap harinya.

• Budaya politik juga dapat diartikan sebagai suatu sistem nilai


bersama suatu masyarakat yang memiliki kesadaran untuk
berpartisipasi dalam pengambilan keputusan kolektif dan
penentuan kebijakan publik untuk masyarakat seluruhnya.
Klasifikasi Budaya politik
1. Daniel J. Elazar mengidentifikasi tiga jenis budaya politik:

● Budaya individualistis – Di mana politik adalah pasar antara individu yang


berusaha memaksimalkan kepentingan diri mereka sendiri, dengan keterlibatan
dan penentangan masyarakat yang minimal terhadap pemerintah, serta tingkat
patronase yang tinggi.

● Budaya moralistik – Dimana pemerintah dipandang penting dan sebagai cara


untuk meningkatkan kehidupan masyarakat.

● Budaya tradisionalistik – Budaya yang berusaha mempertahankan status quo di


mana para elit memiliki semua kekuatan dan partisipasi warga negara tidak
diharapkan.
2. Huntington

Samuel P. Huntington mengklasifikasikan budaya politik


menurut peradaban berdasarkan geografi dan sejarah:

-peradaban barat
-peradaban Jepang
-peradaban Islam
-peradaban hindu
-peradaban Slavia-Ortodoks
-peradaban Amerika Latin
-peradaban Cina
-peradaban Afrika
Pembagian Budaya Politik Secara Umum

● Budaya politik apatis

● Budaya politik mobilisasi

● Budaya politik partisipatif


Tipe-Tipe Kebudayaan
(Menurut Almond dan Verba)

• Budaya Politik Parokial, yang memiliki ciri-ciri:


a. Tidak ada peran-peran politik yang bersifat khusus.
b. Peran-peran pemimpin masyarakatnya sangat berperan
 
• Budaya Politik Subjek/Kawula, yang memiliki ciri-ciri:
a. Frekuensi orientasi yang tinggi
b. Pembuatan kebijakan yang dilakukan pemerintah
tidak terlalu diperhatikan.

• Budaya Politik Partisipan, yang memiliki ciri-ciri:


a. Masyarakat memiliki pengetahuan
b. Berpartisipasi aktif
 
Tujuan mempelajari budaya politik:

• Dapat mengetahui faktor-faktor


penyebab pergerseran politik.

• Dapat menentukan sikap terhadap


sistem polik.
Budaya Politik di Indonesia
● Budaya politik parokial
terlihat pada masyarakat kecil yang umumnya berpendidikan rendah.

● Budaya politik kawula


lazimnya terjadi pada masyarakat menengah ke atas dengan jenjang
pendidikan yang lebih tinggi dan memiliki minat dan perhatian pada
isu- isu politik

● Budaya politik partisipan


tampak pada anggota masyarakat yang merasa mempunyai pengaruh
sekecil apapun dalam pembuatan keputusan pemerintah.

●  Kecendrungan Neo-patrimonialistik
02 Komunikasi Politik
Pengertian
“Komunikasi politik berbeda dengan politik komunikasi”

• Komunikasi politik
Politik sebagai pesan-pesan komunikasi

• Politik Komunikasi
Pengkajian komunikasi dari aspek politiknya. 
Bidang Studi Komunikasi Politik
Bidang komunikasi politik difokuskan pada 4 bidang utama:

1. Kampanye pemilu
2. Operasi pemerintah
3. Konten media
4. Proses komunikasi

Menurut James Chesebro, ada lima pendekatan kritis


terhadap komunikasi politik kontemporer:

1. Machiavellian - yaitu hubungan kekuasaan


2. Ikonik - simbol itu penting
3. Ritualistik - Sifat tindakan politik yang berlebihan dan dangkal - manipulasi simbol.
4. Konfirmasi - aspek politik dilihat sebagai orang yang kita dukung
5. Dramatistik - politik dibangun secara simbolis. (Kenneth Burke)
Tujuan Komunikasi Politik
1. Secara umum :

Sarana penyampaian pesan-pesan politik dalam sebuah sistem politik


tertentu oleh komunikator politik kepada komunikan politik.

2. Secara khusus :

● Citra Politik
● Pendapat umum
● Partisipasi Politik
● Sosialisasi Politik
● Pendidikan Politik
● Rekrutmen Politik
Dimensi Komunikasi Politik
Komunikasi politik dibagi menjadi empat dimensi
waktu:

1. Pada masa sebelum Pemilu (election)


2. Pada saat melaksanakan kekuasaan
3. Pada saat ingin mempertahankan kekuasaan
4. Pada saat mengkritisi kekuasaan (oposisi)
Komunikasi Politik di Indonesia
Indonesia masih menghadapi sejumlah kendala dalam hal
implementasi media baru pada bidang politik.

• Persoalan kesenjangan teknologi khususnya antara desa dan


kota.

• Rendahnya tingkat pemahaman masyarakat tentang potensi


sekaligus konsekuensi dari media baru sendiri.

• Para elit politik belum mampu menggunakan media baru


sebagai sarana kampanye politik dan komunikasi politik mereka
karena rendahnya tingkat adopsi teknologi di tingkat elit politik.
03 Sosialisasi Politik

Pengertian
Sosialisasi politik diartikan sebagai suatu
proses bagaimana memperkenalkan sistem
politik pada seseorang dan bagaimana orang
tersebut menentukan tanggapan serta reaksi-
reaksinya terhadap gejala politik.
Agen Sosialisasi Politik

2. Rekan 4. Media Massa

1. Keluarga
3. Sekolah
Tahapan Sosialisasi Politik

a. Pengenalan nilai dan pola tingkah


laku politik.

b. Melakukan seleksi dan


pemantapan nilai dan pola tingkah
laku politik.

c. Institusionalisasi nilai dan pola


tingkah laku politik
Studi Kasus

Dalam sosialisasi politik, kerapkali medsos digunakan sebagai


alat propaganda politik, sedangkan dalam hal kaderisasi politik
terbentuk grup-grup yang tertarik dengan masalah politik serta
mengangkat isu-isu politik. Mengenai akselerasi komunikasi
politik, sudah sangat jelas bahwa media sosial "sangat
diperhitungkan" untuk saat ini. Namun jika ditelaah lebih jauh,
mungkin medsos ini lebih berafiliasi kepada kelompok penekan
(pressure group) yang turut andil dalam menyumbang lahirnya
pandangan atau opini dalam masyarakat. Opini yang terbelah
antara yang pro dan kontra biasanya lebih mudah disalurkan
melalui media sosial ini. Bagaimana pendapat anda?
THANK YOU !

Anda mungkin juga menyukai