Anda di halaman 1dari 16

PERBANDINGAN NEGARA BERKEMBANG DAN MAJU

(Konsep Perbandingan Geopolitik, Sosial Budaya dan Ekonomi Negara-negara Maju dan
Berkembang)

DISUSUN OLEH:

HIFAH NADIYAH

FATHIN MUKHTAR

RIDHA KHAIRANI

KELAS: PAI 2 SEMESTER V

DOSEN PENGAMPU: RAHMAT RIFA’I LUBIS MPd.I

MATA KULIAH : PERBANDINGAN PENDIDIKAN

PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUMATERA UTARA

T.A 2019
BAB I

PENDAHULUAN

Pendidikan memiliki perhatian utama bagi setiap negara, karena dengan adanya
pendidikan maka dapat diukur sejauh mana kemampuan suatu bangsa. Berbagai cara
ditingkatkan untuk menggapai tingginya kualitas pendidikan. Antara lain caranya adalah
dengan melakukan survey terhadap studi didalam dan luar negeri.

Biasanya tingkat pendidikan dilihat dari kualitas negara tersebut, maju atau
berkembang. Negara berkembang identik dengan tingkat kualitas pendidikan yang kurang baik.
sedangkan negara maju kualitas pendidikannya sangat mumpuni. Tetapi, sebelum melihat
tingkat kualitas pendidikan di suatu negara, maka ada beebagai aspek yang harus dibandingkan
oleh negara berkembang dari proses politiknya, sosial budaya ataupun ekonomi suatu negara
maju.

Dengan mengetahui geopolitik, sosial budaya serta ekonomi, maka negara berkembang
akan bisa mencontoh dan meneladani kebijakan yang diterapkan suatu negara berkembang.

Politik, sosial budaya, dan ekonomi adalah hal pertama yang dapat dijadikan deskripsi
dalam menentukan perkembangan suatu pendidikan. Apabila ketiga aspek ini baik, maka
pendidikan pasti juga akan berkualitas. Penjelasan lebih mendalam akan kami jelaskan di
makalah ini sebagai perbandingan antara negara berkembang dan maju.

1
BAB II

PERBANDINGAN NEGARA BERKEMBANG DAN MAJU

A. Konsep Perbandingan Geopolitik


1. Pengertian Geopolitik
Geopolitik berasal dari bahasa Yunani geo yang berarti bumi yang menjadi wilayah
hidup, sedangkan politik berasal dari kata polis yang berarti kesatuan masyarakat yang
berdiri sendiri atau Negara dan teia yang berarti urusan politik bermakna kepentingan
umum warga Negara suatu bangsa. Dengan kata lain, geopolitik dimaknai sebagai ilmu
penyelenggaraan Negara yang setiap kebijakannya dikaitkan dengan masalah geografi
wilayah atau tempat tinggal suatu bangsa.1
Menurut Gabriel Almond dan Sidney dan Verba, budaya politik (Geopolitik) adalah
suatu sikap orientasi yang khas dari warganegara terhadap sistem politik dengan aneka
ragam bagiannya dan sikap terhadap peranan warga Negara di dalam sistem politik
tersebut. Dengan kata lain, berbagai Negara mempunyai pola keyakinan, nilai-nilai dan
sikap politik yang sangat berbeda dan di dalam Negara-negara tersebut elemen budaya
politik terbentuk oleh pengalaman hidup, pendidikan dan kelas sosial.2
Almond dan Verba membagi orientasi budaya politik menjadi tiga bagian, yaitu:
a. Orientasi Kognitif , merupakan pengetahuan masyarakat tentang sistem politik,
peran, dan segala kewajibannya, termasuk pengetahuan mengenai kebijakan-
kebijakan yang dibuat oleh pemerintah.
b. Orientasi Afektif, merupakan perasaan masyarakat terhadap sistem politik dan
perannya, serta para actor dan penampilannya. Sebagai bentuk aplikasinya yaitu
perasaan masyarakat untuk menolak atau menerima sistem politik atau
kebijakan yang dibuat.
c. Orientasi Evaluatif, merupakan keputusan dan pendapat masyarakat tentang
objek-objek politik yang secara tipikal melibatkan nilai-nilai moral yang ada
dalam masyarakat dengan kriteria informasi dan perasaan yang mereka miliki.3

1
Sunarso, Tarik Ulur Kekuasaan Pusat dan Daerah: Studi tentang UU otonomi daerah di Indonesia,
Yogyakarta: Rineka Cipta,2006,h.195
2
Gabriel A.Almond dan Sydney Verba, Budaya Politik, Jakarta: Rajawali Press, 2010, h.36
3
Jurnal “Budaya Politik Negara Maju dan Negara Berkembang: Suatu Perbandingan” Transformasi
No.27 Tahun 2015, Volume 1 Halaman 32

2
2. Tipe-tipe budaya politik
a. Budaya politik parokial
1) Orientasi masyarakat terhadap dimensi penentu budaya politik mendekati
nol atau tidak memiliki perhatian sama sekali.
2) Tidak ada peran politik yang bersifat khusus.
3) Peran pemimpin masyarakatnya sangat berperan baik dalam bidang
politik,ekonomi dan keagamaan.
4) Partisipasi masyarakat sangat bergantung pada pemimpinnya.

b. Budaya politik subjek, yang memiliki ciri-ciri:


1) Frekuensi orientasi yang tinggi terhadap pengetahuan sistem politik secara
umum dan objek output atau pemahaman mengenai penguatan kebijakan
yang dibuat oleh pemerintah.
2) Pembuatan kebijakan yang dilakukan pemerintah tidak terlalu diperhatikan.
3) Masyarakat sudah memiliki pengetahuan yang cukup tentang sistem politik.

c. Budaya politik partisipan


1) Masyarakat sudah memiliki pemahaman yang baik mengenai penentu budaya
politik.
2) Masyarakat memiliki pengetahuan yang memadai mengenai sistem politik
secara umum tentang peran pemerintah dalam membuat kebijakan beserta
penguatan.
3) Berpartisipasi aktif dalam proses politik yang berlangsung
4) Masyarakat sudah ikut terlibat dalam sistem politik pemerintahan.4

Gabriel Almond, Sidney Verba, Seymour Martin Lipset, Robert Dahl dan Alex
Inkeles mengidentifikasi orientasi-orientasi dalam budaya politik diperlukan oleh
pengembangan dan pemeliharaan demokrasi, untuk menanggulangi salah satu dilema sentral
demokrasi, yaitu menyeimbangi pemecahan dan konflik dengan kebutuhan akan konsensus.
(Larry Diamond, Develoving Democrary: Toward Consolidation) , sementara Lucien Pye
menyatakan bahwa gagasan tentang budaya politik adalah sikap-sikap, sentimen-sentimen dan

4
Ibid, h.34

3
kognisi-kognisi yang mengungkapkan dan mengatur prilaku politik dalam suatu masyarakat
dimana pola-pola yang koheren saling menguatkan satu sama lain.

Larry Diamond bahwa budaya politik adalah keyakinan, sikap, nilai, ide, sentimedan
evaluasi suatu masyarakat tentang sistem politik negara mereka dan peran masing-masing
individu dalam sistem itu. Sementara itu, Samuel Beer menyatakan bahwa budaya politik
adalah nilai-nilai keyakinan dan sikap-sikap emosi tentang bagaimana pemerintahan
seharusnya dilaksanakan oleh pemerintah.

Berdasarkan beberapa pengertian tersebut diatas, maka dapat ditarik batasan


konseptual tentang budaya politik sebagai berikut: pertama, secara umum budaya politik dibagi
atas budaya politik apatis, budaya politik mobilisasi dan budaya politik partisifasi. Kedua,
bahwa konsep budaya politik lebih mengedepankan aspek-aspek non-prilaku aktual seperti
tindakan, tetapi lebih menekankan pada berbagai prilaku non-aktual seperti orientasi, sikap,
nilai dan kepercayaan. Ketiga, hal-hal yang harus diorientasikan dalam budaya politik adalah
sistem politik. Dan keempat, budaya politik merupakan deskripsi konseptual yang
menggambarkan komponen-komponen budaya politik dalam jumlah besar atau masyarakat.

3. Geopolitik Negara Maju


Geopolitik di negara maju cenderung berbeda, sesuai dengan bagaimana
masyarakatnya. Misalnya di Amerika ciri budaya Politiknya:
a. Masyarakatnya cenderung menganut budaya politik partisipan dimana masyarakat
mengerti bahwa mereka secara masing-masing individu mempunyai hak dan
kewajiban terhadap politik.
b. Negara federaldengan sistem pemerintahan demokrasi konstitusional.
c. Amerika memegang tiga cabang kekuasaan secara otonom yaitu, legislative,
eksekutif dan yudikatif

Dalam sejarah politik di Amerika Serikat, sistem pemilihan Simple Plurality dari
distrik yang tunggal terlihat lebih menonjol tetapi tidak direrapkan dalam UUD. Dalam hal
ini terdapat tahapan pemilihan presiden di Amerika Serikat yaitu:

a. Nominasi
b. Konvensi Nasional
c. Pemilihan Nasional.

4
Jadi didalam politik amerika serikat, rakyat memiliki hak yang tinggi untuk
berdaulat. Geopolitik pastinya akan berbeda disetiap negara karena dilihat dari sector
masyarakatnya maupun falsafah yang diambil. Biasanya sebuah negara akan menganut
sistem politik yang sesuai dengan bangsa tersebut.5

4. Geopolitik Negara Berkembang


Sebagaimana negara maju, negara berkembang pun memiliki perkembangan
geopolitik yang berbeda sesuai dengan wilayah, masyarakat dan falsafah yang dianut suatu
negara. Diantara Geopolitik yang kami contohkan adalah dari Indonesia, yaitu:
a. Budaya politik tradisional, yaitu budaya yang memprioritaskan suatu budaya dari
etnis tertentu. Sebagai contoh, ketika soeharto memimpin negeri ini selama lebih
dari 3 dekade, masyarakat etnis jawa cukup mendominasi pusat-pusat kekuasaan
penting.
b. Budaya politik islam, yaitu lebih mendasarkan idenya pada keyakinan dan nilai
agama islam. Biasanya kelompok santri yang mempelopori budaya ini.
c. Budaya politik Modern, lebih bersifat netral tanpa mendasarkan pada budaya atau
agama tertentu. Budaya politik ini dikembangkan pada masa pemerintahan orde
baru yang bertujuan untuk stabilitas dan keamanan dan kemajuan.

Tiga ciri tipe budaya politik yang berkembang di Indonesia


a. Hirerarki yang tegas atau ketat
b. Kecenderungan patronage, hubungan dengan yang berkuasa dan rakyat biasa.
c. Kecenderungan Neo-Patrimonalistik yaitu perilaku negara masih memperlihatkan
tradisi dan budaya politik yang berkarakter patrimonial.

Indonesia menganut budaya politik yang bersifat parokial-kaula, disatu pihak


dan budaya politik partisipan di pihak lain. Sikap ikatan primodalisme masih sangat
mengakar dalam masyarakat indonesia dan juga masih kuatnya paternalisme dalam
budaya politik Indonesia.
Dari perbandingan politik di negara maju dan berkembang di berbagai negara
tertentu, ternyata memiliki budaya politik yang khas sebagai ciri dan identitas negara.
masing masing negara berupaya bertransformasi menuju politik yang demokratis dengan

5
Ibid, h.35

5
menggunakan budaya politik yang sudah mengakar didalam masyarakat, sehingga
negara-negara tersebut mencapai apa yang dicita-citakan untuk kepentingan rasional.
Dalam konteks perbandingan ini, indonesia dapat dikatakan akan mendekati
perkembangan budaya politik demokratis Amerika Serikat dan China/Tionghoa.
Indonesia sudah menerapkan pemilu yang demokratis dan sudah menerapkan pemilihan
calon presiden melalui konvensi nasional. Dengan demikian, Indonesia dipastikan
memiliki budaya politik yang relatif maju dan ingin belajar disetiap tahapan-tahapan
menuju negara demokratis.6

B. Konsep Perbandingan Sosial Budaya

1. Pengertian Sosial
Sosial adalah keseharian yang digunakan untuk menunjuk sesuatu yang dipahami
secara umum dalam masyarakat. Sosial haruslah ditinjau sebagai semua kegiatan yang ada
hubungannya dengan masyarakat luas. Sesuai dengan perkataan asalnya sozius yang berarti
teman.7
Jadi, sosial merupakan hubungan antara individu satu dengan individu lainnya.
Manusia merupakan makhluk sosial, dalam artian saling membutuhkan satu sama lain.
Tidak ada manusia yang mampu hidup sendiri tanpa bantuan orang lain dan tanpa
bersosialisasi.

2. Pengertian Budaya
Budaya atau kebudayaan berasal dari bahasa sansekerta yaitu Budhayyah, yang
merupakan bentuk jamak dari Budhi (budi atau akal) diartikan sebagai hal-hal yang
berkaitan dengan budi dan akal manusia, dalam bahasa Inggris kebudayaan disebut culture
culture yang berasal dari bahasa latin colere yaitu mengolah atau mengerjakan dapat
diartikan juga sebagai mengolah tanah atau bertani, kata culture juga kadang sering
diterjemahkan sebagai kultur dalam bahasa indonesia.
Kunjaraningrat mengatakan bahwa budaya berasal dari bahasa sansekerta yaitu
budhayyah bentuk jamak dari buddhi yang berarti budi atau akal,8

6
Ibid, h.39
7
Astrid S. Susanto, Pengantar Sosiologi dan Perubahan Sosial, Jakarta: Binacipta,1983, h.9
8
Koentjaraningrat, Kebudayaan, mentalitas dan Pembangunan, Jakarta: gramedia Pustaka, 1993 h. 9

6
3. Pengertian Sosial Budaya
Jika dilihat dari pengertian diatas yang telah dipaparkan, maka sosial budaya adalah
suatu hubungan kemasyarakatan dan hubungan antara orang yang satu dengan lainnya yang
dengan atass dasar akal dan budi luhur membentuk suatu budaya yang baik. misalnya etika
berbicara yang sopan. Hal ini merupakan salah satu bentuk keluaran dari sosial budaya
dalam bermasyarakat.

4. Sosial Budaya Negara Berkembang


Sebagaimana kita tahu, bahwa sosial budaya di negara berkembang juga berbeda-
beda sesuai dengan kondisi negara masing-masing. Tetapi dapat kami simpulkan dari
berbagai informasi yang dibaca:
a. Sosial di negara berkembang sangat kental, orang-orang sangat mengedepankan
komunikasi dan tingkat kepedulian tinggi. Kebanyakan dari sikap sosial ini
menimbulkan kerugian tersendiri karena banyak yang menggunakan sosialisasi
untuk membicarakan hal-hal yang tidak penting.
b. Budaya di negara berkembang sangat kental, dapat dibuktikan dengan berbagai
macam bentuk budaya yang dikembangkan seperti etika. Biasanya negara
berkembang sangat menjunjung tinggi berbudaya dala ber etika dan aspek lainnya.
c. Sosial budaya di negara berkembang umumnya sangat hangat dan tingkat
kepedulian antara orang satu dengan yang lainnya sangat tinggi.

5. Sosial Budaya Negara Maju


Sosial budaya disetiap negara berbeda-beda, sesuai dengan bagaimana tradisi
disuatu negara.namun, yang dapat kami simpulkan dari informasi yang terkait adalah:
a. Kehidupan masyarakatnya tidak terlalu mementingkan sosialisasi antara satu
dengan lainnya, dengan kata lain orang-orang berbicara hal-hal yang penting dan
bermanfaat saja tanpa membuang kata-kata.
b. Orientasi negara maju terletak pada pencapaian sehingga sosial budaya tidak terlal
menjadi patokan mereka
c. Budaya di negara maju cenderung berdasarkan keinginan saja, dengan kata lain
bebas.

7
C. Perbandingan Ekonomi Negara Maju dan Berkembang
1. Pengertian Ekonomi
Ekonomi atau economics dalam banyak literature ekonomi disebutkan berasal dari
bahasa Yunani yaitu kata Oikos atau Oiku dan Nomos yang berarti peraturan rumah tangga.
Dengan kata lain ekonomi adalah semua yang menyangkut hal-hal yang menyangkut peri
kehidupan dalam rumah tangga tentu saja yang dimaksud dan dalam perkembangannya
kata rumah tangga bukan hanya sekedar merujuk pada satu keluarga yang merujuk pada
suami, istri dan anak-anaknya, melainkan rumah tangga yang lebih luas yaitu rumah tangga
bangsa, negara dan dunia.9
Ekonomi memiliki peranan yang penting dan merupakan sektor dari segala
permasalahan. Saat ekonomi baik, maka otomatis negara akan dapat mengatur segala aspek
dengan baik. Tanpa terkecuali pendidikan, serta kesejahteraan rakyatnya masing-masing
di suatu negara.

2. Ekonomi Negara Maju


Sebuah negara maju, negara industry, atau more Economically Developed Country
(MEDC). Adalah sebuah negara berdaulat yang memiliki ekonomi yang sangat maju dan
teknologi infrastruktur relative canggih dibandingkan dengan negara-negara industry
lainnya yang masih kurang. Secara umum, kriteria untuk mengevaluasi tingkat
pembangunan ekonomi yang biasa digunakan adalah Pertumbuhan Produk Domestik
Bruto, pertumbuhan pendapatan perkapita, tingkat industrialisasi, jumlah infrastruktur dan
standar umum hidup. Kriteria negara maju dapat diperoleh apabila dinegara tersebut sudah
tidak ada lagi:
a. Orang yang memiliki tingkat harapan hidup yang rendah
b. Orang yang memiliki pendidikan kurang
c. Orang yang memiliki pendapatan kurang.

Kofi Annan, mantan sekretaris Jenderal PBB mendefinisikan negara maju sebagai
“salah satu yang memungkinkan semua warganya untuk menikmati kehidupan yang sehat
dan bebas dan dalam kehidupan yang aman.”

Namun menurut Divisi Statistik PBB, tidak ada konvensi yang menetapkan untuk
mengelompokkan negara atau daerah “maju” dan “berkembang” dimaksudkan untuk

9
Iskandar Putong, Economics Pengantar Micro dan Makro, Jakarta: Wacana Media, 2010, h.1

8
kenyamanan statistic dan tidak selalu mengungkapkan penilaian tentang tahap capaian oleh
suatu negara atau daerah tertentu dalam proses pembangunan.

Yang disebut sebagai negara-negara maju apabila memiliki ekonomi pasca-


ekonomi, yang berarti sector jasa tersedia lebih banyak dan sector industry. Hal ini akan
terlihat berbeda/kontras dengan negara-negara berkembang, yang sedang dalam proses
industrialisasi dan hampir seluruhnya agrarian. Menurut dana moneter Internasional,
negara maju mempunyai 65,8% dari PDB nominal global. Pada tahun 2013. Sepuluh
negara dengan ekonomi PDB nominal terbaik, mereka adalah Amerika Serikat, Jepang,
Jerman, Prancis, Inggris, Italia, Korea Selatan, Kanada, Spanyol Australia. 10

3. Ekonomi Negara Berkembang


Secara umum, tidak ada kesepakatan atau kriteria yang khusus, apa yang dimaksud
dengan negara sedang berkembang atau negara maju, tetapi sebagai pembanding
digunakan PDB per kapita untuk melihat perbedaan tersebut.
Negara-negara yang lebih maju dibandingkan negara-negara berkembang lainnya
disebut negara industry, tetapi yang belum menunjukkan tanda-tanda negara maju, sering
dikategorikan dibawah istilah negara industry baru, seperti:Afrika Selatan, Mexico, Brazil
India, Filipina, Indonesia, Thailand.
Menurut penulis seperti Walt Whitman Rostow, negara-negara berkembang berada
dalam masa transisi dari gaya hidup tradisional menuju gaya hidup modern yang dimulai
pada masa revolusi industry pada abad ke-18 dan ke-19.
IMF menggunakan sistem klasifikasi fleksibel untuk mengklasifikasi negara
tersebut maju atau sedang berkembang melalui:
1. Tingkat pendapatan perkapita
2. Tingkat disersifikasi eksportir apabila 70% dari pendapatan ekspor adalah
minyak masih dalam kelompok negara yang sedang berkembang.
3. Tingkat integrasi ke dalam sistem keuangan global.
Bank dunia mengklasifikasikan negara menjadi 4 kelompok pendapatan. Ini
diterapkan pada 1 juli 2011, menurut PNG/GNI perkapita dengan
menggunakan rentang pendapatan sebagai berikut:

10
Windhu putra, Perekonomian Indonesia Penerapan Beberapa Teori Ekonomi Pembangunan di
Indonesia, Depok: PT. Raja Grafindo Persada, 2018, h.15-16.

9
a. Negara berpenghasilan rendah memiliki GNI per kapita US 1.026 atau kurang.
b. Negara berpenghasilan menengah kebawah memiliki GNI per kapita antara US
1.026 dan US 4.036
c. Negara berpenghasilan menengah ke atas memiliki GNI per kapita antara US
4.036 dan US 12.476.
d. Negara berpenghasilan tinggi memiliki GNI diatas US 12.476.11

a. Pasar Tenaga Kerja di Negara Berkembang


Salah satu perintang pembangunan ekonomi di negara sedang berkembang
adalah adanya ledakan penduduk. Sehingga dengan adanya perintang
pembangunan ekonomi maka muncullah teori penduduk optimum.
Aspek yang perlu diperhatikan di negara yang sedang berkembang antara lain:
1. Tingkat perkembangan penduduk yang tinggi
Pertumbuhan penduduk malah menambah masalah perkembangan
ekonomi. Dalam negara yang sedang berkembang terdapat perbandingan yang
tinggi antara jumlah manusia dengan jumlah faktor produksi yang memengaruhi
perkembangan penduduk yang cepat akan menimbulkan masalah. Laju
pertumbuhan penduduk secara kuantitatif diukur sebagai presentasi
pertumbuhan bersih terhadap jumlah penduduk karena pertumbuhan alami
natural dan migrasi internasional bersih. Pertumbuhan natural adalah perbedaan
antara kelahiran dan kematian.
2. Struktur umur yang tidak flexible
3. Distribusi penduduk tidak seimbang dan tidak merata
4. Tenaga kerja tidak terdidik dan terlatih
5. Tren fertilitas dan Moralitas
Perbedaan laju pertumbuhan penduduk di negara berkembang dan di
negara maju disebabkan oleh tingkat kelahiran di negara berkembang lebih
tinggi daripada negara maju. Sedangkan angka kematian di negara berkembang
lebih tinggi daripada negara maju. Hal ini disebabkan karena umumnya di
negara berkembang masyarakatnya menikah pada usia muda. Tingkat angka
kelahiran rendah di negara yang distribusinya merata sedangkan di negara
berkembang sebaliknya.12

11
Ibid, h. 16-18
12
Ibid, h.92

10
6. Penduduknya berusia muda
Angka beban tanggungan adalah antara banyaknya orang yang
produktif dengan orang yang tidak produktif. Negara berkembang memiliki
beban angka tanggungan yang tinggi karena besarnya jumlah penduduk yang
berusia muda. Proporsi beban penduduk yang berusia muda tidak
menguntungkan karena
a. Golongan usia muda cenderung untuk memperkecil angka penghasilan
per kapita
b. Banyaknya alokasi faktor-faktor produksi ke arah investasi susial
bukan kapital.
c. Distribusi penduduk yang tidak seimbang.

Urbanisasi biasanya terjadi karena tingkat upah lebih menarik di kota


daripada tingkat upah di desa. Di negara sedang berkembang mengakibatkan
tidak meratanya perkembangan ekonomi antara sektor industri dengan sektor
pertanian. Keinginan untuk mencapai perkembangan yang seimbang antara
kedua sektor merupakan masalah yang tidak mudah diatasi, karena adanya
keharusan dalam membagi jumlah tabungan yang terbatas, diantara investasi
sosial dan investasi kapital yang produktif.13

7. Kualitas tenaga kerja yang rendah


Rendahnya kualitas penduduk merupakan penghalang pembangunan
ekonomi suatu negara. Hal ini disebabkan karena rendahnya tingkat pendidikan
dan tingkat pengetahuan tenaga kerja. Pendidikan merupakan faktor penting
bagi berhasilnya pembangunan ekonomi di suatu negara. Menurut schumaker
pendidikan merupakan sumber daya yang terbesar manfaatnya dibanding faktor-
faktor produksi lainnya.14

8. Ledakan penduduk
Dari pengalaman yang ada, laju pertumbuhan penduduk selalu
meningkat bagi dunia secara keseluruhan. Disamping itu, jumlah penduduk yang
besar secara absolut akan bertambah cepat daripada jumlah penduduk yang

13
Ibid, h.93
14
Ibid, h. 94

11
kecil, walaupun laju pertumbuhannya sama. Faktor utama yang menentukan
perkembangan penduduk adalah:
a. Tingkat kematian
Ada 4 faktor yang menyumbangkan terhadap tingkat penurunan
kematian pada umumnya.
1) Adanya kenaikan standar hidup sebagai akibat kemajuan teknologi
dan meningkatnya produktivitas tenaga kerja serta tercapainya
perdamaian dunia yang cukup lama
2) Adanya perbaikan pemeliharaan kesehatan umum maupun kesehatan
individu
3) Adanya kemajuan dari ilmu kedokteran serta diperkenalkannya
lembaga-lembaga kesehatan umum yang modern.
4) Meningkatnya penghasilan riil per kapita sehingga orang mampu
membiayai hidupnya.

b. Tingkat kelahiran.
Di negara industri pertumbuhan penduduk berlangsung terus
disamping adanya penurunan tingkat kelahiran, misalnya di Prancis,
Amerika dan Inggris, tingkat kelahirannya menurun sejak abad ke 19. Hanya
setelah perang dunia kedua tingkat kelahiran meningkat dan mempercepat
tingkat pertambahan penduduk. Tingkat kelahiran lebih dihubungkan
dengan perkembangan ekonomi melalui pola-pola kebudayaan seperti: umur
perkawinan, status wanitanya, kedudukannya antara rural dan urban serta
sifat-sifat dari sistem famili yang ada.

c. Migrasi
Migrasi memiliki peranan dalam menentukan tingkat pertumbuhan
penduduk. Oleh karena itu pertumbuhan penduduk tidak dapat
diperhitungkan hanya dari tingkat kematian saja. Bagi negara berkembang
negara migrasi bukan berarti peningkatan atau pengurangan jumlah
penduduk.
Dengan adanya tingkat penurunan kematian yang cepat dan tetap
tingginya kelahiran serta kurang efektifnya migrasi, maka pertumbuhan

12
penduduk akan cepat dan mengakibatkan terjadinya ledakan penduduk
negara berkembang.15

15
Ibid, h. 95

13
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Dari paparan yang telah dibahas di makalah, maka kesimpulan dari makalah kami
adalah:
1. Negara maju adalah negara yang memiliki laju perekonomian, industri yang maju
lalu dari segi pendidikan dan teknologi lebih canggih.
2. Negara berkembang adalah negara yang tingkat pertumbuhan penduduk tinggi,
sedangkan pendapatan perkapita rendah.
3. Geopolitik adalah ilmu yang membahas tentang wilayah dan politik didalam suatu
negara. Geopolitik disuatu negara berbeda antara negara satu dengan negara
lainnya.
4. Sosial budaya di negara maju cenderung kurang diperhatikan, karena mereka lebih
memperhatikan aspek ekonomi serta perkembangan industri yang pesat untuk
menghasilkan pendidikan yang berkualitas.
5. Sosial budaya di negara berkembang lebih menjadi acuan bagi negara
berkembang.
6. Ekonomi sangat berpengaruh bagi perkembangan suatu negara, jika ekonomi nya
baik maka otomatis berbagai aspek di negara akan baik semua, terkhusus
pendidikan. Karena ekonomi merupakan sumber dari berbagai masalah.

B. Saran
Hendaklah bagi setiap negara memperhatikan ketiga aspek ini untuk memperbaiki
pendidikan yang berada disetiap daerah. Negara berkembang hendaklah lebih berusaha lagi
menanggulangi berbagai aspek diatas agar negaranya menjadi maju dan berkualitas dalam
bidang pendidikan serta teknologi yang canggih.

14
DAFTAR PUSTAKA

Almond, Gabriel A dan Sydney Verba, Budaya Politik, Jakarta: Rajawali Press, 2010
Jurnal “Budaya Politik Negara Maju dan Negara Berkembang: Suatu Perbandingan”
Transformasi No.27 Tahun 2015, Volume 1
Koentjaraningrat, Kebudayaan, mentalitas dan Pembangunan, Jakarta: gramedia
Pustaka, 1993.
Putong,Iskandar, Economics Pengantar Micro dan Makro, Jakarta: Wacana Media,
2010
Putra, Windhu,Perekonomian Indonesia Penerapan Beberapa Teori Ekonomi
Pembangunan di Indonesia, Depok: PT. Raja Grafindo Persada, 2018.
Sunarso, Tarik Ulur Kekuasaan Pusat dan Daerah: Studi tentang UU otonomi daerah
di Indonesia, Yogyakarta: Rineka Cipta,2006
Susanto,Astrid, Pengantar Sosiologi dan Perubahan Sosial, Jakarta: Binacipta,1983.

15

Anda mungkin juga menyukai