Anda di halaman 1dari 9

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Budaya politik adalah aspek politik dari sistem nilai-nilai yang berkembang
dalam masyarakat yang dipengaruhi oleh suasana zaman saat itu dan tingkat
pendidikan dari masyarakat itu sendiri. Artinya budaya politik yang berkembang
dalam suatu Negara dilatar belakangi oleh situasi, kondisi dan pendidikan dari
masyarakat itu sendiri, terutama pelaku politik yang memiliki kewenangan dan
kekuasaan dalam membuat kebijakan sehingga budaya politik yang berkembang
dalam masyarakat suatu negara akan mengalami perubahan dari waktu ke waktu.

Secara teoritik budaya politik juga dapat diartikan aspek politik dari nilai-nilai yang
terdiri atas pengetahuan adat istiadat, takhayul, dan mitos. Kesemuanya dikenal dan
di akui oleh sebagian besar masyarakat dalam memberikan rasionalisasi untuk
menolak atau menerima nilai-nilai dan norma lain.Budaya politik yang berkembang pada era
demokrasi parlementer sangatberagam, dengan tingginya partisipasi massa dalam menyalurkan
tuntutan mereka,menimbulkan anggapan bahwa seluruh lapisan masyarakat telah berbudaya
politikpartisipan. Anggapan bahwa rakyat mengenal hak-haknya dan dapat melaksanakan
kewajibannya menyebabkan tumbuhnya deviasi penilaian terhadap peristiwa-peristiwa politik
yang timbul ketika itu.

Budaya politik yang berkembang pada era ini masih diwarnai dengan sifat
primordialisme seperti era sebelumnya. Ideologi masih tetap mewarnai periode ini, walaupun
sudah dibatasi secara formal melalui Penetapan Presiden Nomor 7 Tahun 1959 Tanggal 31
Desember 1959 Tentang Syarat-syarat dan penyerderhanaan Kepartaian, tokoh politik
memperkenalkan gagasan Nasionalisme, Agama, dan Komunisme (Nasakom). Mengenai
permasalahan budaya politik yang ada di Indonesia telah ada beberapa peneliti yang meneliti
penelitian budaya politik Indonesia. Menurut Albert Widjaja budaya politik adalah aspek politik
dari sistem nilai-nilai yang terdiri dari ide, pengetahuan, adat istiadat, tahayul dan mitos.
Kesemuanya ini dikenal dan diakui sebagian besar masyarakat. Budaya politik tersebut memberi
rasional untuk menolak atau menerima nilai-nilai dan norma lain. Albert Widjaja menyamakan
budaya politik dengan konsep ideologi yang dapat berarti sikap mental, pandangan hidup, dan
struktur pemikiran Kemudian lebih lanjut Kantaprawira menambahkan bahwasannya “budaya
politik masyarakat sangat dipengaruhi oleh struktur politik, sedangkan daya operasional struktur
politik ditentukan oleh konteks kultural tempat struktur itu berada”.Berkenaan dengan hal itu,
dilihat dari sudut fungsinya secara keseluruhan, Almond dan Verba mengemukakan bahwa
“budaya politik bertujuan untuk memelihara stabilitas sistem politik yang demokratis.  

  Berfungsinya budaya politik dengan baik pada prinsipnya ditentukan oleh tingkat
keserasian antara kebudayaan itu dengan struktur politiknya”.Dengan demikian, apabila struktur
yang mereka dambakan dapat berjalan secara serasi, budaya politik telah dapat berfungsi dengan
baik. Atau dengan kata lain budaya politik suatu bangsa telah mencapai tingkat kematangan.
Semua tipe kebudayaan politik merupakan skala suatu titik awal karena kesenjangan dapat
terjadi dalam bentuk penolakan terhadap seseorang pemegang jabatan dan peranan penting
dalam suatu perubahan sistematik, yaitu peralihan dari suatu kebudayaan politik yang lebih
sederhana menuju pola yang lebih kompleks.Berbagai kebudayaan politik dapat saja tetap
bersifat campuran untuk waktu yang lama. Apabila kebudayaan tetap bersifat campuran, maka
akan terjadi ketegangan.

1.2. Rumusan Masalah


Adapun rumusan masalah dalam makalah ini, antara lain:

1. Bagaimana itu Pengertian dari Budaya Politik?


2. Apa saja Pengertian Budaya Politik Menurut Para Ahli?
3. Bagaimana Perkembangan Budaya Politik di Indonesia?
4. Apa saja Macam-macam Budaya Politik di Indonesia?

1.3 Tujuan Penulisan


Dalam setiap makalah pasti memiliki suatu tujuan dalam pembuatannya untuk
memberikan pengertian dan pemahaman materi dalam tiap makalah bagi pembacanya.Adapun
tujuan makalah ini :

1. Mengetahui apa itu pengertian Budaya Politik.


2. Mengetahui Pengertian Budaya Politik Menurut Para Ahli.
3. Mengetahui Perkembangan Budaya Politik di Indonesia.
4. Mengetahui macam-macam dari Budaya Politik di Indonesia.
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Budaya Politik

Budaya politik adalah nilai-nilai, sikap, dan kepercayaan dari masyarakat tertetu yang
diperoleh melalui sosialisasi dan memengaruhi perilaku politik. Budaya politik juga
didefinisikan sebagai sistem kepercayaan, simbol ekspresif, dan nilai nilai yang menggambarkan
situasi di mana tindakan politik dilakukan. Akumulasi pengalaman hostoris dan tradisi dominan
di masyarakat akan menentukan tindakan pemerintah yang paling tepat.

Budaya politik merupakan pola perilaku suatu masyarakat dalam kehidupan bernegara,
penyelenggaraan administrasi negara, politik pemerintahan, hukum, adat istiadat, dan norma
kebiasaan yang dihayati oleh seluruh anggota masyarakat setiap harinya. Budaya politik juga
dapat di artikan sebagai suatu sistem nilai bersama suatu masyarakat yang memiliki kesadaran
untuk berpartisipasi dalam pengambilan keputusan kolektif dan penentuan kebijakan publik
untuk masyarakat seluruhnya.

Ada banyak sarjana ilmu politik yang telah mengkaji tema budaya politik sehingga
terdapat variasi konsep tentang budaya politik yang kita ketahui. Namun bila diamati dan dikaji
lebih jauh, derajat/tingkat perbedaan konsep tersebut tidaklah begitu besar sehingga tetap dalam
satu pemahaman dan rambu- rambu yang sama. Berikut pengertian budaya politik menurut para
ahli:
1. Sydney Verba
Budaya politik menurut Sydney Verba adalah sistem kepercayaan empirik,
simbol ekspresif, dan nilai-nilai yang menentukan situasi di mana suatu aksi politik
dilakukan. Contohnya adalah budaya politik rakyat Amerika dan Jepang yang sangat
berbeda.Rakyat Amerika secara tradisional menolak patuh terhadap siapapun. Mereka
menganggap bahwa itu adalah hak demokrasi mereka sejak lahir untuk mengkritik
bagaimana negara dijalankan. Sedangkan rakyat Jepang cenderung mematuhi otoritas
pejabat negara, meskipun mereka sendiri tidak menyukai korupsi dan
ketidakmampuan para pejabat.
2. Austin Ranney
Austin Ranney mendefinisikan budaya politik sebagai seperangkat pandangan
tentang politik dan pemerintahan yang memiliki pola orientasi-orientasi terhadap
objek-objek politik.
3. Alan R Ball
Budaya politik menurut Alan R Ball adalah suatu susunan yang terdiri dari
sikap, kepercayaan, emosi, dan nilai-nilai masyarakat yang berhubungan dengan
sistem politik dan isu-isu politik.
4. Gabriel Abraham Almond dan George Bingham Powell Almond dan Powell
mengartikan budaya politik sebagai sebuah konsep yang terdiri dari sikap, keyakinan,
nilai-nilai dan keterampilan yang sedang berlaku untuk seluruh anggota masyarakat.
Budaya politik diwujudkan dalam pola-pola kecenderungan eksklusif dan pola-pola
kelaziman yang ada dalam kelompok masyarakat.
5. Robert Dahl
Budaya politik menurut Robert Dahl adalah aspek politik dari sistem nilai-
nilai yang terdiri dari ide, pengetahuan, adat istiadat, dan mitos. Nilai-nilai tersebut
dikenal dan dinyatakan oleh sebagian besar masyarakat. Budaya politik yang sudah
ada kemudian menjadi alat ukur rasional untuk menampik atau menerima nilai dan
norma lain.
6. Dennis Kavanagh
Dennis Kavanagh menafsirkan budaya politik sebagai pengakuan terhadap
lingkungan perasaan dan sikap terhadap sistem politik yang tengah berlangsung.
7. Rusadi Kantaprawira
Budaya politik menurut Rusadi Kantaprawira adalah persepsi manusia, pola,
dan sikap terhadap sekian banyak masalah politik dan peristiwa politik. Sikap tersebut
terbawa ke dalam pembentukan struktur dan proses pekerjaan politik masyarakat
maupun pemerintahan.

Berdasarkan beberapa pengertian tersebut diatas (dalam arti umum atau menurut para
ahli), dapat ditarik beberapa batasan konseptual tentang budaya politik sebagai berikut:

1. Bahwa konsep budaya politik lebih memberikan penekanan pada perilaku-perilaku


nonaktual seperti orientasi, sikap, nilai-nilai dan kepercayaan-kepercayaan.
2. Hal-hal yang diorientasikan dalam budaya politik adalah sisitem politik, artinya
pembicaraan tentang budaya politik tidak pernah lepas dari pembicaraan tentang
sistem politik.
3. Budaya politik merupakan deskripsi konseptual yang menggambarkan komponen-
komponen budaya politik dalam tataran massif,atau mendeskripsikan masyarakat di
suatu Negara atau wilayah, bukan per individu.

Dengan memahami pengertian budaya politik, kita akan memperoleh paling tidak dua
manfaat, yakni:
a) Sikap warga Negara terhadap system politik akan mempengaruhi
tuntutan,tanggapan, dukungan, serta orientasinya terhadap sistem politik itu.
b) Hubungan antara budaya politik dengan system politik atau factor-factor apa yang
menyebabkan terjadinya pergeseran politik dapat dimengerti.
2.2 Perkembangan Budaya politik di Indonesia

Perkembangan budaya politik di Indonesia merupakan bagian dari kebudayaan


masyarakat dengan ciri-ciri yang lebih khas. Istilah budaya politik meliputi masalah legitimasi,
pengaturan kekuasaan, proses gejolak masyarakat terhadap kekuasaan yang memerintah.
Dengan demikian, budaya politik langsung mempengaruhi kehidupan politik dan
menentukan keputusan nasional yang menyangkut pola pengalokasian sumber-sumber daya
masyrakat.

Almond dan verba mendefinisikan budaya politik sebagai suatu siap orientasi
yang khas warga Negara terhadap sistem politik dan aneka ragam bagiannya, dan sikap
terhadap peranan warga Negara yang ada didalam sistem itu. Dengan kata lain bagaimana
distribusi pola-pola orientasi khusus menuju tujuan politik diantara masyarakat bangsa itu.
Budaya Politik Indonesia saat ini adalah Campuran dari Parokial, Kaula, dan Partisipan,
dari segi budaya Politik Partisipan, Semua ciri-cirinya telah terjadi di Indonesia dan ciri-ciri
budaya politik Parokial juga ada yang memenuhi yaitu seperti berlangsungnya pada
masyarakat tradisional dan pada budaya politik kaula ada yang memenuhi seperti warga
menyadari sepenuhnya otoritas pemerintah. Kecendrungan Neo-patrimonisalistik dimana
salah satu kecendrungan dalam kehidupan politik di Indonesia adalah adanya kecendrungan
munculnya budaya politik yang bersifat neo-patrimonisalistik; artinya meskipun memiliki
atribut yang bersifat modern dan rasionalistik seperti birokrasi, perilaku negara masih
memperlihatkan tradisi dan budaya politik yang berkarakter patrimonial. Perkembangan
budaya politik di Indonesia tidak terlepas dari peradaban budaya politik yang terjadi di
Indonesia.

Gambaran sementara tentang budaya politik Indonesia, yang tentunya harus di telah dan
di buktikan lebih lanjut, adalah pengamatan tentang variabel sebagai berikut :
a) Konfigurasi subkultur di Indonesia masih aneka ragam, walaupun tidak sekompleks yang
dihadapi oleh India misalnya, yang menghadapi masalah perbedaan bahasa, agama, kelas,
kasta yang semuanya relative masih rawan/rentan.
b) Budaya politik Indonesia yang bersifat Parokial-kaula di satu pihak dan budaya politik
partisipan di lain pihak, di satu segi masa masih ketinggalan dalam mempergunakan hak
dan dalam memikul tanggung jawab politiknya yang mungkin di sebabkan oleh isolasi
dari kebudayaan luar, pengaruh penjajahan, feodalisme, bapakisme, dan ikatan
primordial.
c) Sikap ikatan primordial yang masih kuat berakar, yang di kenal melalui indikatornya
berupa sentimen kedaerahan, kesukaan, keagamaan,perbedaan pendekatan terhadap
keagamaan tertentu; purutanisme dan non puritanisme dan lain-lain.
d) Kecendrungan budaya politik Indonesia yang masih mengukuhi sikap paternalism dan
sifat patrimonial; sebagai indikatornya dapat di sebutkan antara lain bapakisme, sikap
asal bapak senang.
e) Dilema interaksi tentang introduksi modernisasi (dengan segala konsekuensinya) dengan
pola-pola yang telah lama berakar sebagai tradisi dalam masyarakat.

Hirarki yang tegar/ketat dimana masyarakat Jawa, dan sebagian besar masyarakat lain di
Indonesia, pada dasarnya bersifat hirarkis. Stratifikasi sosial yang hirarkis ini tampak dari adanya
pemilahan tegas antara penguasa (wong gedhe) dengan rakyat kebanyakan (wong cilik). Masing-
masing terpisah melalui tatanan hirarkis yang sangat ketat. Alam pikiran dan tatacara sopan
santun diekspresikan sedemikian rupa sesuai dengan asal usul kelas masing-masing.Penguasa
dapat menggunakan bahasa 'kasar' kepada rakyat kebanyakan. Sebaliknya, rakyat harus
mengekspresikan diri kepada penguasa dalam bahasa 'halus'. Dalam kehidupan politik, pengaruh
stratifikasi sosial semacam itu antara lain tercemin pada cara penguasa memandang diri dan
rakyatnya.·
Kecendrungan Patronage dimana pola hubungan Patronage merupakan salah satu
budaya politik yang menonjol di Indonesia. Pola hubungan ini bersifat individual. Dalam
kehidupan politik, tumbuhnya budaya politik semacam ini tampak misalnya di kalangan pelaku
politik. Mereka lebih memilih mencari dukungan dari atas daripada menggali dukungan dari
basisnya.
Kecendrungan Neo-patrimonisalistik dimana salah satu kecendrungan dalam kehidupan
politik di Indonesia adalah adanya kecendrungan munculnya budaya politik yang bersifat neo-
patrimonisalistik; artinya meskipun memiliki atribut yang bersifat modern dan rasionalistik
seperti birokrasi, perilaku negara masih memperlihatkan tradisi dan budaya politik yang
berkarakter
patrimonial.

Ciri-ciri birokrasi modern:


 Adanya suatu struktur hirarkis yang melibatkan pendelegasian wewenang dari atas ke
bawah dalam organisasi,
 Adanya posisi-posisi atau jabatan-jabatan yang masing-masing mempunyai tugas dan
tanggung jawab yang tegas,
 Adanya aturan-aturan, regulasi-regulasi,dan standar-standar formalyang mengatur
bekerjanya organisasi dan tingkah laku anggotanya,
 Adanya personel yang secara teknis memenuhi syarat, yang dipekerjakan atas dasar
karier, dengan promosi yang didasarkan pada kualifikasi dan penampilan.

2.3 Macam-Macam Budaya Politik di Indonesia

Budaya politik merupakan sistem nilai dan keyakinan yang dimiliki bersama oleh
masyarakat. Budaya politik dilihat melalui sikap orientasi yang khas dari warga negara terhadap
sistem politik dan semua bagiannya.Pola tingkah laku individu dan orientasinya terhadap
kehidupan politik yang dihayati oleh anggota suatu sistem politik. Sehingga dapat terlihat
bagaimana pola-pola khusus yang ada di masyarakat dapat didistribusikan untuk mencapai
tujuan politik di antara masyarakat bangsa itu. Budaya politik dalam masyarakat secara garis
besar dibedakan ke dalam tiga macam budaya politik. Berikut tiga macam budaya politik:

1. Budaya Politik Apatis


Budaya politik apatis adalah budaya politik suatu masyarakat yang apabila dilihat
dari partisipasinya terhadap pemerintahan dan negara sangat rendah. Sifat-sifat dalam
budaya politik apatis adalah tidak peduli, masa bodoh, dan pasif. Sebagian besar
masyarakat dalam budaya politik ini memiliki tingkat pendidikan yang rendah atau fungsi
sosialisasi politik tidak menjangkaunya. Salah satu faktornya adalah letak wilayahnya
yang sangat terpencil. Akan tetapi, ada pula budaya politik apatis yang disengaja karena
kejenuhan masyarakat dengan politik dan menganggap partisipasi yang dilakukan tidak
lagi memberi manfaat atau tidak berguna.
Contoh Budaya Politik Apatis Jika seseorang bersikap menolak kehadiran politik di
wilayahnya serta memiliki pandangan buruk terhadap pemilihan umum, hal itu berarti ia
memiliki orientasi politik yang bersifat apatis.Contoh ini jika dilihat dari sisi orientasi
budaya politiknya, maka sikap menolak dan memiliki pandangan buruk terhadap
kehadiran politik adalah bagian dari orientasi afektif karena melibatkan perasaan.
Perasaan tersebut bisa berupa penolakan atau penerimaan sistem politik tersebut.
Contoh lain budaya politik apatis adalah sikap tahu tetapi tidak mau tahu masyarakat,
tidak pernah terjadi aksi protes atau unjuk rasa, masyarakat tidak mampu mengenal
sistem politik, dan hilangnya semangat nasionalisme.
2. Budaya Politik Mobilisasi
Budaya politik mobilisasi adalah budaya politik suatu masyarakat di mana sikap atau
pola tingkah laku masyarakatnya sengaja didorong atau dimobilisasi agar ikut
berpartisipasi dalam kegiatan politik. Para pelaku politik praktis biasanya mengorganisir
sekelompok masyarakat untuk mengikuti keinginan kelompok politik tertentu atau partai
politik tertentu tanpa mempertimbangkan pilihan berdasarkan hati nurani masyarakat.
Dengan adanya dorongan, individu dan kelompok dalam budaya politik mobilisasi akan
bergerak dan mengikuti aturan yang berlaku.
Contoh Budaya Politik Mobilisasi adalah mobilisasi politik dalam pemilihan kepala
desa. Mobilisasi dapat dilakukan secara langsung dan tidak langsung. Mobilisasi
langsung dapat berupa kampanye terbuka, intimidasi, atau pemberian fasilitas yang
bersifat transaksional.Sedangkan contoh mobilisasi tidak langsung dapat berupa
memengaruhi opini publik melalui media sosial. Misalkan, seorang calon kepala desa
memberikan dorongan kepada warganya agar memilihnya dalam pemilihan kepala desa.
Apabila warga tidak memberikan suara untuknya, ia melakukan intimidasi dengan
mengancam akan mempersulit pekerjaannya dan keluarganya. Hal semacam ini terus
terjadi dalam kurun waktu yang lama dan terus menerus, sehingga masyarakatnya merasa
terbiasa dengan hal tersebut. Maka, mobilisasi semacam ini lama kelamaan membudaya
di tengah masyarakatnya.
3. Budaya Politik Partisipatif
Rasa kedekatan antarsuku yang tinggi, rendahnya kepercayaan terhadap hal-hal lain
di luar etnisnya, serta tidak sadar akan kehadiran pemerintah pusat, merupakan ciri-ciri
masyarakat yang berbudaya politik partisipatif. Budaya politik partisipatif adalah budaya
politik di mana masyarakatnya berorientasi pada struktur input, proses, dan output dari
sistem politik. Masyarakatnya sangat aktif dalam kegiatan politik. Dalam budaya politik
partisipatif, masyarakat menyadari akan hak dan kewajibannya dalam dunia politik dan
memiliki kesadaran politik yang sangat tinggi. Contoh Budaya Politik Partisipatif
Contoh budaya politik partisipatif adalah: Memberikan suara dalam pemilihan umum
atau pemilu. Melakukan unjuk rasa untuk menyuarakan aspirasi. Ikut aktif menjadi
anggota partai politik. Aktif dalam musyawarah untuk mencapai mufakat dalam rapat
desa. Di lingkungan sekolah, budaya politik partisipatif ditunjukkan dengan mengikuti
pemilihan ketua OSIS.
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Dari penulisan dan pembahasan yang ada dapat disimpulkan bahwa: 1.) Budaya politik
merupakan pola perilaku suatu masyarakat dalam kehidupan bernegara, penyelenggaraan
administrasi negara, politik pemerintahan, hukum, adat istiadat, dan norma kebiasaan yang
dihayati oleh seluruh anggota masyarakat setiap harinya. Budaya politik juga dapat di artikan
sebagai suatu sistem nilai bersama suatu masyarakat yang memiliki kesadaran untuk
berpartisipasi dalam pengambilan keputusan kolektif dan penentuan kebijakan publik untuk
masyarakat seluruhnya. 2.) Menurut Ranney, budaya politik memiliki dua komponen utama,
yaitu orientasi kognitif (cognitive orientations)dan orientasi afektif (affective orientation).
Sementara itu, Almond dan Verba dengan lebih komprehensif mengacu pada apa yang
dirumuskan Parsons dan Shils tentang klasifikasi tipe-tipe orientasi.3.) Budaya politik di
Indonesia merupakan perwujudan nilai-nilai yang dianut oleh masyarakat Indonesia yang
diyakini sebagai pedoman dalam melaksanakan kegiatan kegiatan polituk kenegaraan. Budaya
politik Indonesia selalu berubah mengikuti perkembangan zaman. Tetapi itu hanya terjadi pada
daerah perkotaan dan pedesaan yang telah maju, sedangkan pada daerah-daerah terpencil itu
tidak terjadi perubahan karena kurangnya pendidikan dan informasi. 4.) Kecendrungan Neo-
patrimonisalistik dimana salah satu kecendrungan dalam kehidupan politik di Indonesia adalah
adanya kecendrungan munculnya budaya politik yang bersifat neo- patrimonisalistik; artinya
meskipun memiliki atribut yang bersifat modern dan rasionalistik seperti birokrasi,perilaku
negara masih memperlihatkan tradisi dan budaya politik yang berkarakter patrimonial.

3.2 Saran
Berkaitan dengan kesimpulan di atas, maka dikemukakan saran bahwa peserta didik
hendaknya dapat membaca dan memahami sekaligus dapat mempelajari perkembangan budaya
politik di Indonesia lainnya, hal ini untuk mendorong motivasi dan kreatifitas siswa dalam
mempelajari dan memahami semua aspek budaya politik dalam kehidupan sehari-hari.
DAFTAR PUSTAKA

http://webcache.googleusercontent.com/search?q=cache:RinMBopCr-oJ:scholar.unand.ac.id/
49122/2/BAB%2520I.pdf+&cd=1&hl=id&ct=clnk&gl=id

https://www.google.com/search?
q=pengertian+budaya+politik&oq=pengertian+&aqs=chrome.0.69i59j69i57j35i39j0i433i512l3j6
9i60l2.3581j0j7&sourceid=chrome&ie=UTF-8

https://id.wikipedia.org/wiki/Budaya_politik

https://nasional.kompas.com/read/2022/02/17/00150021/budaya-politik--pengertian-
karakteristik-orientasi-tipe

https://nasional.kompas.com/read/2022/03/18/01000041/macam-macam-budaya-politik-dan-
contohnya?page=all

Anda mungkin juga menyukai