DISUSUN KELOMPOK 6 ;
1. MARNI C1B121134
2. YUNITA PRILIANI TAMBENGI C1B121046
3. INKA ERNAWATI C1B121018
4. DEVIA C1B121056
5. IRA WATI C1B121020
6. ANDI FARHAN. S C1B121052
7. HESTI C1B121014
8. YULI ANDRIAN IMRAN NASIR C1B121164
JURUSAN SOSIOLOGI
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
UNIVERSITAS HALUOLEO
KENDARI
2022
BAB I
PENDAHULUA
A. LATAR BELAKANG
PEMBAHASAN
A. Pengertian Birokrasi
Max Weber menciptakan model tipe ideal birokrasi yang menjelaskan bahwa
suatu birokrasi atau administrasi mempunyai suatu bentuk yang pasti dimana semua
fungsi dijalankan dalam cara-cara yang rasional. Tipe ideal itu menurutnya bisa
dipergunakan untuk membandingkan birokrasi antara organisasi yang satu dengan
organisasi yang lain. Menurut Max Weber bahwa tipe ideal birokrasi yang rasional
tersebut dilakukan dalam cara-cara sebagai berikut:
1. individu pejabat secara personal bebas, akan tetapi dibatasi oleh jabatannya
manakala ia menjalankan tugas-tugas atau kepentingan individual dalam
jabatannya. Pejabat tidak bebas menggunakan jabatannya untuk keperluan dan
kepentingan pribadinya termasuk keluarganya.
2. jabatan-jabatan itu disusun dalam tingkatan hierarki dari atas ke bawah dan ke
samping. Konsekuensinya ada jabatan atasan dan bawahan, dan ada pula yang
menyandang kekuasaan lebih besar dan ada yang lebih kecil.
3. tugas dan fungsi masing-masing jabatan dalam hiearki itu secara spesifik
berbeda satu sama lainnya.
4. setiap pejabat mempunyai kontrak jabatan yang harus dijalankan. Uraian
tugas (job description) masing-masing pejabat merupakan domain yang
menjadi wewenang dan tanggung jawab yang harus dijalankan sesuai dengan
kontrak.
5. setiap pejabat diseleksi atas dasar kualifikasi profesionalitasnya, idealnya hal
tersebut dilakukan melalui ujian yang kompetitif.
6. setiap pejabat mempunyai gaji termasuk hak untuk menerima pensiun sesuai
dengan tingkatan hierarki jabatan yang disandangnya. Setiap pejabat bisa
memutuskan untuk keluar dari pekerjaannya dan jabatannya sesuai dengan
keinginannya dan kontraknya bisa diakhiri dalam keadaan tertentu.
7. terdapat struktur pengembangan karier yang jelas dengan promosi
berdasarkan senioritas dan merit sesuai dengan pertimbangan yang obyektif.
8. setiap pejabat sama sekali tidak dibenarkan menjalankan jabatannya dan
resources instansinya untuk kepentingan pribadi dan keluarganya.
9. setiap pejabat berada di bawah pengendalian dan pengawasan suatu sistem
yang dijalankan secara disiplin.
a. Otoritas Tradisional
b. Otoritas Legal-Rasional
c. Otoritas Kharismatik
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Blau, Peter M., dan Meyer, Marshall W. 1987. Birokrasi dalam Masyarakat
Modern; (edisi kedua), Terj. Jakarta: UI Press
Budi Santoso, Priyo, Birokrasi Pemerintah Orde Baru Perspektif Kultural dan
Struktural. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada,1997.
Ekawati , Ely Nor. "Jurnal Ilmu Politik dan Pemerintahan Lokal ," Legitimasi
Politik Pemerintah Desa (Studi Pengunduran Diri Kepala Desa Di Desa CV Cindai
Alus Kecamatan Martapura Kabupaten Banjar), vol. 01, no. 02, 2012, pp. 60-61.
Thoha Miftah dan Agus Dharma, Menyoal Birokrasi Publik: Balai Pustaka,
1999.
https://www.academia.edu/38679586/Bab_1_Konsep_Birokrasi