Anda di halaman 1dari 4

MAKALA

TEORI BIROKRASI

Makala ini untuk memenuhi tugas mata kuliah pengantar administrasi publik yang diampuh oleh

Vivi venti vera sulila, SE M.Si

Di susun oleh :
Kelompok , kelas E

FAKULTAS ILMU SOSIAL


JURUSAN ADMINISTRASI PUBLIK
UNIVERSITAS NEGERI GORONTALO
BABA I
PENDAHUALUNAN

A. Latar belakang
Manusia adalah makhluk sosial yang cenderung untuk hidup bermasyarakat serta
mengatur dan mengorganisasikan kegiatannya dalam mencapai suatu tujuan. Tetapi karena
keterbatasan kemampuan manusia menyebabkan manusia tidak dapat mencapai tujuan tanpa
kerja sama. Hal inilah yang mendasari manusia untuk hidup dalam organsasi.
Organisasi mempunyai banyak definisi, karena organisasi dapat di pandang dari berbagai
perspektif. Tetapi bagaimanapun ada semacam kesepakatan pendapatan dalam kenyataan
bahwa organisasi pada umumnya dikembangkan sebagai instrumen bagi pencapaian tujuan
tertentu dan cenderung dalam situasi dimana orang-orang menyadari manfaat organisasi
sebagai suatu jalan terbaik dengan pelaksanaan kegiatan kolektif
Dalam memahami teori organisasi klasik, maka nama besar Weber akan sulit untuk
dilepaskan. Tokoh paradigma interpretatif yang menjadi sangat populer dengan buah
pemikirannya, yakni Karakteristik Organisasi Weberian (Organisasi Formal), akan selalu
identik dengan kata kunci „birokrasi‟, karena memang pada konsepnya terdapat konsep
birokrasi yang mendetail.
Kata birokrasi mula-mula berasal dari kata legal-rasional. Organisasi disebut rasional
dalam hal penetapan tujuan dan perancangan organisasi untuk mencapai tujuan tersebut.
Menurut Weber, bentuk organisasi birokratik merupakan bentuk yang paling efisien
Dalam dunia pendidikan, sebuah organisasi sangat diperlukan dalam rangka
memperlancar fungsi dan proses pendidikan. Dalam menjalankan fungsi organisasi
pendidikan tidaklah dapat dipisahkan dengan birokrasi. Pada dasarnya, birokrasi ini
hakikatnya adalah salah satu perangkat yang fungsinya untuk memudahkan pelayanan
publik. Birokrasi digunakan untuk dapat membantu mempermudah dalam memberikan
layanan pendidikan yang pasti akan mempengaruhi dalam upaya peningkatan mutu
pendidikan. Birokrasi merupakan instrumen pembangunan pendidikan. Kekuatan birokrasi
Indonesia sebetulnya bisa menjadi mesin penggerak yang luar biasa apabila mampu
didayagunakan untuk memajukan kesejahteraan rakyat. Jika birokrasi dijalankan dengan
benar, konsisten dan bertanggungjawab, maka kualitas pendidikan akan maju.

B. Rumusan masalah
1. Apa pengertian dari organisasi birokrasi, dan birokrasi organisasi
2. Bagaimana hubungan antara dimensi birokrasi?
3. Bagaimana birokrasi dalam dunia pendidikan?
4. Bagaimana birokrasi di Indonesia
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Organisasi, Birokrasi dan Birokrasi Organisasi


Ada dua pengertian yang sering kali dipergunakan untuk maksud yang sama, yakni
pengertian organisasi dan pengertian institusi. Keduanya sebenarnya berbeda. Organisasi
lebih menunjukkan ikatan-ikatan struktural, sedang institusi lebih menampilkan ikatan-ikatan
normatif sosial.
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia kata “birokrasi” artinya sistem pemerintahan
yang di jalankan oleh pegawai pemerintah karena telah berpegang pada hierarki dan jenjang
jabatan, cara bekerja atau susunan pekerjaan yang serba lamban serta menurut tata aturan
yang banyak liku-likunya.
Menurut Pryudi Atmosudirdjo (dalam Pasolong, 2007) mengemukakan bahwa birokrasi
mempunyai tiga arti yaitu (1) birokrasi sebagai suatu tipe organisasi tertentu, (2) birokrasi
sebagai sistem, (3) birokrasi sebagai jiwa kerja.
Birokrasi merupakan salah satu bidang kajian yang menarik berbagai kalangan baik di sektor
publik maupun di sektor bisnis. Hal ini menarik karena peran birokrasi sangat besar dan
mengalami variasi dalam merealisasikan tujuan yang ditetapkan. Jadi, sekalipun masyarakat
kerap mengkritisi birokrasi, namun tidak dapat melepaskan diri dari cengkeraman birokrasi
(Dharma, 2010).
Birokrasi harus dicerna sebagai satu fenomena sosiologis. Dan birokrasi sebaiknya
dipandang sebagai buah dari proses rasionalisasi. Konotasi atau anggapan negatif terhadap
birokrasi sebenarnya tidak mencerminkan birokrasi dalam sosoknya yang utuh. Birokrasi
adalah salah satu bentuk dari organisasi, yang diangkat atas dasar alasan keunggulan teknis,
di mana organisasi tersebut memerlukan koordinasi yang ketat, karena melibatkan begitu
banyak orang dengan keahlian-keahlian yang sangat bercorak ragam. Ada tiga
kecenderungan dalam merumuskan atau mendefinisikan birokrasi, yaitu pendekatan
struktural, pendekatan behavioral (perilaku) dan pendekatan pencapaian tujuan.
Apa yang telah dikerjakan oleh Max Weber adalah melakukan konseptualisasi sejarah
dan menyajikan teori-teori umum dalam bidang sosiologi. Di antaranya yang paling
menonjol adalah teorinya mengenai birokrasi. Cacat-cacat yang sering kali diungkapkan
sebenarnya lebih tepat dicerna sebagai disfungsi birokrasi. Dan lebih jauh lagi, birokrasi itu
sendiri merupakan kebutuhan pokok peradaban modern. Masyarakat modern membutuhkan
satu bentuk organisasi birokratik. Pembahasan mengenai birokrasi mempunyai kemiripan
dengan apa yang diamati oleh teori organisasi klasik.
Dalam membahas mengenai otoritas Weber mengajukan 3 tipe idealnya yang terdiri dari
otoritas tradisional, karismatik dan legal rasional. Otoritas tradisional mendasarkan diri pada
pola pengawasan di mana legitimasi diletakkan pada loyalitas bawahan kepada atasan.
Sedang otoritass kharismatik menunjukkan legitimasi yang didasarkan atas sifat-sifat pribadi
yang luar biasa. Adapun otoritas legal rasional kepatuhan bawahan di dasarkan atas legalitas
formal dan dalam yurisdiksi resmi. Kelemahan dari teori Weber terletak pada keengganan
untuk mengakui adanya konflik di antara otoritas yang disusun secara hierarkis dan sulit
menghubungkan proses birokratisasi dengan modernisasi yang berlangsung di negara-negara
sedang berkembang. Tapi diluar dari semua itu Weber mengemukakan organisasi birokratis
merupakan jenis organisasi yang mempunyai karakteristik yang sesuai bagi sebuah
masyarakat industri, baik untuk lembaga pemerintah, maupun untuk organisasi usaha.
Birokrasi yang pada dasarnya merupakan unsur pelaksana dalam pelaksanaan tugas-tugas
yang telah ditetapkan oleh pemerintah dituntut untuk dapat melaksanakan tugas dan
fungsinya sesuai dengan apa yang menjadi tuntutan masyarakat sehingga tidak terlepas dari
perilaku birokrasi. Perilaku birokrasi tidak dapat terlepas dari komponen yang mendasari
perilaku organisasi yakni adanya dorongan jiwa yang mempengaruhi pelaku organisasi
(orang yang memimpin atau yang memberikan pelayanan) maupun perilaku yang memang
telah menjadi standar baku suatu organisasi.
B.

Anda mungkin juga menyukai