Anda di halaman 1dari 7

BIROKRASI DAN FUNGSI, REFORMASI BIROKRASI DALAM

ORGANISASI

Dikumpulkan untuk memenuhi tugas makalah Teori Organisasi

Dosen Pengampu:
Hj. Ni’matus Sholihah, M. Ag.

Disusun oleh:
Nadiya Faza Azzahra NIM 06010322014
Natasha Maulidatus Zahro NIM 06010322015

FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN


PRODI MANAJEMEN PENDIDIKAN ISLAM
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN AMPEL SURABAYA
2023
DAFTAR ISI

BAB I PEMBAHASAN .................................................................................1


1.1 Pengertian Birokrasi .................................................................................1
1.2 Fungsi Birokrasi.........................................................................................1
1.3 Reformasi Birokrasi Dalam Organisasi....................................................2
BAB 2 PENUTUP ..........................................................................................5
KESIMPULAN ...............................................................................................5
DAFTAR PUSTAKA .....................................................................................6

ii
BAB I
PEMBAHASAN

1.1 Pengertian Birokrasi


Birokrasi merupakan suatu prosedur yang efektif dan efisien, berdasarkan oleh teori dan
aturan yang telah disepakati atau sesuai dengan tujuan awal oleh suatu organisasi, instansi,
dan lembaga pemerintah.
Adapun menurut pendapat para ahli seperti:
1. Fritz Morstein Mark, Bintaro Tjokroamidjojo (1984) mengemukakan bahwa
birokrasi adalah tipe organisasi yang dipergunakan pemerintah modern untuk
pelaksanaan berbagai tugas yang bersifat spealisasi, dilaksanakan dalam sistem
administrasi yang khususnya oleh aparatur pemerintah.
2. Hagel dan Karl Marx seorang filsuf asal jerman mengemukakan pendapatnya bahwa
birokrasi adalah instrumen melakukan kebebasan atau perubahan sosial. Hegel
berpendapat birokrasi adalah medium yang dipergunakan untuk mengomunikasikan
kepentingan partikultural dengan kepentingan secara “umum”
3. Max Weber. Weber mengkonsepsikan birokrasi sebagai tipe ideal. Hal ini perlu
diperhatikan karena model yang dikembangkan oleh Weber itu tipe ideal, yang dalam
kenyatannyanya tidak akan dijumpai satu birokrasi pun yang memiliki kesamaan
secara sempurna dengan tipe ideal sebagaimana dikemukanan Weber. Tetapi, sejauh
mana suatu birokrasi mendekati karakteristik tipe ideal birokrasi, menjadi tolok ukur
sejauh mana tingkat efisiensinya dapat dicapai secara maksimum sebagaimana
dikonsepsikan Weber. 1 Birokrasi rasional mempunyai beberapa tipe ideal sebagai
berikut:
a. Individu pejabat secara personal bebas, tetapi dibatasi oleh jabatannya
b. Jabatan-jabatan itu disusun dalam tingkatan hierarki.
c. Tugas dan fungsi masing-masing jabatan dalam hierarki itu secara
spesifik berbeda satu sama lain.
d. Setiap pejabat mempunyai kontrak jabatan yang harus dijalankan.
e. Setiap pejabat diseleksi atas dasar kualifikasi profesionalitasnya,
melalui ujian komprehensif.
f. Setiap pejabat mempunyai gaji serta hak untuk menerima pensiunan.
g. Terdapat struktur pengembangan karier yang jelas.
h. Setiap pejabat sama sekali tidak dibenarkan menjalankan jabatannya
untuk kepentingan pribadi.
i. Setiap pejabat berada di bawah pengendalian dan pengawasan suatu
sistem yang dijalankan secara disiplin.

Teori organisasi birokrasi berkembang dalam ranah ilmu sosiologi dan menekankan
pada aspek legal rasional. Legal dalam hal ini dimaknai sebagai bentuk wewenang yang
dirumuskan dengan jelas berkaitan dengan aturan prosedur dan peranan masing – masing
elemen. Sementara rasional, mengacu pada suatu tujuan yang jelas dan ditetapkan bersama.
Salah satu tokoh pengusung teori organisasi klasik adalah Max Weber (21 April 1864 – 14
Juni 1920). Seorang ahli ekonomi politik dan sosiolog jerman. Dalam salah satu karyanya
yang terkenal. The Pretestant Ethic and Spirit of Capitalism dan The Theory of Social and

1
“Konsep birokrasi Max Weber dalam perspektif etika Ibnu Miskawaih - Walisongo Repository,” diakses 4 April
2023, http://eprints.walisongo.ac.id/id/eprint/10335/.

1
Economic Organization. Weber menjelaskan mengenai karakteristik birokrasi yang tersusun
atas hal – hal berikut ini2:
1. Pembagian Kerja
2. Hirarki wewenang
3. Program Rasional
4. Sistem Prosedur
5. Sistem aturan dan hak kewajiban
6. Hubungan antra pribadi yang bersifat impersonal

1.2 Fungsi Birokrasi


Fungsi birokrasi adalah memberikan stabilitas dan kesinambungan dalam sistem politik
atau dalam dunia pendidikann. Hal ini kadang dipandang sangat penting di negara-negara
berkembang. Karena keberadaan birokrasi merupakan salah satu cara atau usaha untuk
mempertahankan kekuasaan dengan dapat mempertahankan kekuasaan guna untuk mencapai
tujuan dari suatu organisasi, sedangkan dalam pendidikan birokrasi sangat penting untuk
dapat membantu mempermudah dalam memberikan pelayanan pendidikan yang pasti akan
mempengaruhi upaya peningkatan suatu pendidikan. Birokrasi berjalan dengan sistem
tertutup yang berarti setiap dimasudkan menjadi formal dan kaku untuk menjaga ketertiban.
hal itu salah satu faktor penggerak dalam birokrasi. 3
Birokrasi mengadakan beberapa fungsi yang sangat kuat, yang seringkali diketahui
sebagai hal-hal yang dapat menguntungkan dalam organisasi. Hal ini meliputi spesialisasi,
struktur, kemungkinan untuk meramalkan dan stabilisasi, rasionalisasi, dan bagian dari
demokrasi. Birokrasi dapat mengadakan segi-segi seperti ini menjadi sangat diperlukan
karena segi-segi demikian memang telah diduga sangat diperlukan4.
1. Spesialisasi
Mungkin birokrasi menggunakan spesialisasi untuk mencapai peningkatan
produktivitas. Dalam masyarakat modern seseorang dapat mencapai keahlian yang
terbatas pada tingkat pekerjaan. Birokrasi memungkinkan seseorang menjadi
spesialisasi di bidang di mana dia mempunyai keahlian5.
2. Struktur
Birokrasi memberikan bentuk atau segi pembentuk pada suatu organisasi yaitu dengan
jalan membuat strukturnya. Tugas atau kewajiban setiap posisi dengan jalan ini dapat
digambarkan. Dalam hal ini terdapat suatu hirarki pimpinan yang bertanggung jawab
pada setiap tingkatan bagi kegiatan unit-unit bawahan. Penyusunan itu memberikan
suatu hubungan kegiatan yang logis. Dan ini merupakan suatu sarana pemenuhan bagi
keter-batasan individu pada jangkauan sesuatu pekerjaan pada rentangan
kompetensinya. Seperti misalnya dalam hal ini kehati-hatian sangat diperlukan untuk
tidak terlalu memberi persetujuan antara para bawahan terhadap seorang manajer.
3. Kemungkinan meramalkan dan kestabilan
Kekuasaan, pengaturan, penyusunan, aspek-aspek profesional dan unsur unsur
birokrasi lainnya yang memungkinkannya untuk memberikan ramalan yang mantap

2
Leonardo Budi Hasiholan, “TEORI ORGANISASI SUATU TINJAUAN PERSPEKTIF SEJARAH,” Dinamika Sains 10,
no. 24 (2012), http://jurnal.unpand.ac.id/index.php/dinsain/article/view/86.
3
Suyudi Suyudi, “Peran Birokrasi Bagi Suatu Oganisasi,” Media Aplikom 2, no. 2 (2012): 34–39,
https://doi.org/10.33488/1.ma.2012.2.88.
4
Dicky Wisnu U.R, Teori Organisasi "Struktur dan Desain (UMMPress, 2019).
5
Lili Romli, “MASALAH REFORMASI BIROKRASI,” Civil Service Journal 2, no. 2 November (2008),
https://jurnal.bkn.go.id/index.php/asn/article/view/149.

2
dan kestabilan bagi suatu organisasi. Birokrasi merupakan suatu sarana yang baik
untuk pencapaian kestabilan pada pengalaman yang berharga.
4. Rasionalitas
Birokrasi membawa kerasionalan pada suatu organisasi. Dalam suatu birokrasi
keputusan keputusan dibuat menurut tujuan (tidak berat sebelah) dan secara umum
menyetujui kriteria tidak dengan perubahan fikiran yang tiba-tiba, yang bertingkah,
atau-pun yang mendukung satu pihak. Menurut Weber, suatu Organisasi yang rasional
bersandar pada kepercayaan dalam kelegalitasan pola-pola kekuasaan atau peraturan
yang normatif dan hak dari mereka yang diangkat di bawah kekuasaan peraturan yang
demikian untuk menghasilkan perintah- perintah. Rasionalitas tentunya merupakan
suatu hubungan yang dikatakan rasional bagi seseorang tidak berlaku demikian bagi
atau pada orang lain, dan demikian sebaliknya.
5. Demokrasi
Birokrasi itu menunjang demokrasi dengan penekanannya pada kompetensi teknis
sebagai basis utama untuk memperoleh dan mempertahankan suatu pekerjaan atau
jabatan. Perlindungan, keinginan memilih sesuatu, kebiasaan, dan basis-basis
perantara lainnya tidak mempunyai dampak negatif; kemampuan seseorang dalam hal
ini memperhitungkan segala sesuatunya

1.3 Reformasi Birokrasi Dalam Organisasi


Era reformasi ini, birokrasi di Indonesia tidak banyak mengalami perubahan, baik
pemerintah pusat maupun pemerintah daerah. Perilaku birokrasi pada era reformasi mirip
dengan orde baru. Meskipun pemerintah pusat banyak mengeluarkan kebijakan tentang
reformasi birokrasi, namun perilaku birokrasi tidak banyak berubah. Birokrasi di Indonesia
masih bersifat patrimonialisme. 6
Sejak adanya era reformasi, berbagai isu yang dilontarkan oleh pakar terkait dengan
bagaimana mewujudkan tata pemerintahan yang baik (good govermence), diantaranya
melakukan reformasi birokrasi. Secara empiris birokrasi identik dengan aparatur pemerintah
yang memiliki tiga dimensi yaitu, Organisasi, Sumber daya manusia, Manejemen. Kira-kira
dari tiga dimensi tersebut dapat di tambah dengan “pola pikir kultural”. Perilaku birokrasi
timbul apabila terjadi interaksi antara karakteristik individu dengan karakteristik birokrasi,
apalagi dengan berbagai isu yang berkembang dan penegakan hukum saat ini yang berkaitan
dengan jalur birokrasi.
Budaya organisasi didefinisikan sebagai sesuatu hal yang menjadi pedoman oleh semua
anggota reformasi dalam menghadapi permasalahan organisasi untuk mencapai tujuan
organisasi. Banyaknya permasalahan birokrasi, terutama terkait dengan pelayanan public
menjadi alasan utama bagi pemerintah untuk melakukan reformasi birokrasi. Dalam
prosesnya, reformasi birokrasi dapat dikatakan tertinggal jauh dibandingkan reformasi
masalah hukum, masalah politik, dan masalah ekonomi. Selain itu, permasalahan seputar
reformasi birokrasi semakin kompleks dan perlu segera di tangani. Dan salah satu upaya
pemerintah untuk mendukung reformasi tersebut menitikberatkan pada peningkatan
pelayanan public. (reformasi birokrasi,dan etika pelayanan public

6
Romli.

3
BAB 2
PENUTUP

KESIMPULAN
Birokrasi merupakan pelayanan yang di berikan oleh suatu organisasi atau
pemerintahan kepada masyarakat. Selama ini masyarakat menganggap bahwa
birokrasi adalah alat atau system bagi suatu organisasi yang mempunyai aturan sendiri
dan di dukung oleh undang-undangnya sendiri. Oleh karena itu birokrasi dapat
bekerja keras untuk melayani masyarakat. Selanjutnya reformasi birokrasi perlu
dilaksanakan agar birokrasi mampu melaksanakan tugasnya dengan lebih efisien dan
efektif sehingga dapat terwujud pemerintahan yang bersih dan tata Kelola suatu
organisasi atau pemerintahan yang bersih dan baik.

4
DAFTAR PUSTAKA

Hasiholan, Leonardo Budi. “TEORI ORGANISASI SUATU TINJAUAN PERSPEKTIF


SEJARAH.” Dinamika Sains 10, no. 24 (2012).
http://jurnal.unpand.ac.id/index.php/dinsain/article/view/86.
“Konsep birokrasi Max Weber dalam perspektif etika Ibnu Miskawaih - Walisongo
Repository.” Diakses 4 April 2023. http://eprints.walisongo.ac.id/id/eprint/10335/.
Romli, Lili. “MASALAH REFORMASI BIROKRASI.” Civil Service Journal 2, no. 2
November (2008). https://jurnal.bkn.go.id/index.php/asn/article/view/149.
Suyudi, Suyudi. “Peran Birokrasi Bagi Suatu Oganisasi.” Media Aplikom 2, no. 2 (2012): 34–
39. https://doi.org/10.33488/1.ma.2012.2.88.
U.R, Dicky Wisnu. Teori Organisasi "Struktur dan Desain. UMMPress, 2019.

Anda mungkin juga menyukai