1) Individu pejabat secara personal bebas, akan tetapi dibatasi oleh
jabatannya manakala ia menjalankan tugas-tugas atau kepentingan individual dalam jabatannya. 2) Jabatan-jabatan itu disusun dalam tingkatan hierarkhi dari atas ke bawah dan ke samping. 3) Tugas dan fungsi masing-masing jabatan dalam hierarkhi itu secara spesifik berbeda satu sama lainnya. 4) Setiap pejabat mempunyai kontrak jabatan yang harus dijalankan. Sehingga uraian tugas (job description) masing-masing pejabat merupakan domain yang menjadi wewenang dan tangungjawab yang harus dijalankan sesuai kontrak. 5) Setiap pejabat diseleksi atas dasar kualifikasi profesionalitasnya, idealnya hal tersebut dilakukan melalui ujian yang kompetitif. 6) Setiap pejabat mempunyai gaji termasuk hak untuk menerima pension sesuai dengan tingkatan hierakhi jabatan yang disandangnya. 7) Terdapat struktur pengembangan karier yang jelas dengan promosi berdasarkan senioritas dan merit sesuai dengan pertimbangan yang obyektif. 8) Setiap pejabat sama sekali tidak dibenarkan menjalankan jabatannya dan resourse instansinya untuk kepentingan pribadi dan keluarganya. 9) Setiap pejabat berada di bawah pengendalian dan Karakterisktik Birokrasi 1. Adanya pembagian kerja yang jelas di dalam sebuah struktur birokrasi, dengan adanya spesialisasi-spesialisasi dalam tugas kerja. 2. Adanya prinsip hirarki di dalam organisasi birokrasi, sehingga kantor yang lebih rendah berada di dalam pengawasan kantor yang lebih tinggi. 3. Kegiatan birokrasi dilakukan melalui kaidah-kaidah abstrak yang konsisten atau dengan kata lain adanya uniformitas di dalam melakukan pekerjaannya. 4. Dalam menjalankan tugasnya, seorang birokrat harus melakukannya dengan impersonalitas formalistik, ‘sine ira et studio,’ yakni tanpa kebencian atau kegairahan, tanpa antusiasme atau afeksi. Memberikan pelayanan yang sama terhadap seluruh masyarakat, tanpa ada kedekatan pribadi yang tercipta, untuk terciptakan unsur keadilan dalam memberikan pelayanan. Di dalam elemen birokrasi baik yang 9 maupun yang pain, Weber memberikan sebuah analisis fungsional birokrasi, yakni : (1) sebuah struktur sosial dijelaskan dengan cara memperlihatkan bagaimana setiap elemen-elemennya memberikan konribusi terhadap efektifitas birokrasi; (2) Weber ingin lebih meletakkan birokrasi itu sebagai mesin daripada dilihat sebagai suatu organisme yang mempunyai kontribusi organic sebuah negara; (3) Sehingga Birokrasi itu cocok diterapkan pada kondisi yang rutin dan regular. Dalam pandangan David Beentham (1975), Weber memperhitungkan 3 elemen pokok dalam konsep birokrasinya, yakni : (1) Birokrasi dipandang sebagai kekuatan yang independen dalam masyarakat, sepanjang birokrasi mempunyai kecenderungan yang melekat pada penerapan fungsi sebagai instrument teknis tersebut. (2) Birokrasi dipandang sebagai instrument teknis dari pemerintah; (3) Pengembangan dari sikap ini karena para birokrat tidak mampu memisahkan perilaku mereka dari kepentingannya sebagai suatu kelompok masyarakat particular. (4) Syarat yang ditetapkan oleh Weber berkisar melihat hal-hal di dalam mana organisasi sendiri ( in world looking) bukannya melihat factor- factor di luar (out world looking) yg bisa mempengaruhi sistem birokrasi. Perspektif Hegel • Administrasi negara (birokrasi) sebagai suatu jembatan yang menghubungkan antara negara (pemerintah) dengan masyarakatnya. • Masyarakat itu terdiri dari kelompok-kelompok professional, usahawan, dan lain kelompok yang mewakili bermacam-macam kepentingan particular (khusus). • Birokrasi pada posisi untuk menjembatani bagaimana kepentingan- kepentingan particular yang bersumber dari kelompok-kelompok kepentingan yang ada di kehidupan masyarakat untuk dapat terakomodasi dalam kepentingan general (kepentingan umum). • Ingat pendapat Anderson (1982), 5 factor mengapa birokrasi lebih bisa mewarnai proses pengambilan kebijakan, dan lebih efektif berperan menjadi mediator dalam kehidipan masyarakat Perspektif Karl Marx • Tidak ada itu kepentingan umum (general), yang ada adalah kepentingan particular (khusus) yang mendominasi kepentingan particular lainnya. • Kepentingan particular yang memenangkan perjuangan klas sehingga menjadi klas yang mendominasi, klas yang dominan. • Birokrasi adalah negara atau pemerintah itu sendiri. Birokrasi merupakan instrument yang dipergunakan oleh klas yang dominan untuk melaksanakan kekuasaan dominasinya atas kelas-kelas sosial lainya. Birokrasi memihak kelas particular yang mendominasi tersebut. • Siapa DIA ? Kapitalis. • Dapat terjadi bahwa Birokrasi menjadi kekuatan sosial sendiri yang mengaleanasi dari filosofi pembuatnya, yakni menjadi kekuatan otonom dan operasif yang dirasakan oleh mayoritas rakyat atau dalam kondisi yang sama, masyarakat minilai birokrasi sebagai kekuatan yang misterius. Disatu pihak birokrasi berbuat baik mengatur dan melayani kehidupan rakyat akan tetapi dipihak lain itu diluar jangkuan rakyat untuk dapat mampu mengontrolnya. • Birokrasi itu kurang mengemukakan inisiatif dan imajinasi, dan tidak adanya keberanian mengambil resiko pertangguung jawaban. Kemudian, apakah kita tidak memerlukan Birokrasi Hampir semua masyarakat di negara manapun, memandang bahwa tindakan pemerintah dengan kebijkaan publiknya dijalankan melalui birokrasi, krn diakui bahwa : merupakan cara terbaik untuk menciptakan otorisasi dan menetapkan paraturan yang mengikat semua pihak. Birokrasi pemerintah merupakan instutusi yang bisa memberikan peran politik dalam memecahkan konflik politik yang timbul di antara orang dan kelompok orang-orang. Salah satu fungsi fundamental/dasar dari eksistensi pemerintah dan yang berkuasa adalah mengendalikan dan mengelola konflik internal (dalam negeri) agar tidak berlarut menjadi perang saudara, yang dapat dimanfaatkan untuk kejayaaan negara. Bagaimana mengetahui negara itu JAYA. Fungsi fundamental kedua adalah mempertahankan kemerdekaan dari ancaman musuh dari luar.
Manajemen konflik dalam 4 langkah: Metode, strategi, teknik-teknik penting, dan pendekatan operasional untuk mengelola dan menyelesaikan situasi konflik