Anda di halaman 1dari 13

TEORI BIROKRASI

BAB I

PENGERTIAN DAN KONSEP DASAR BIROKRASI

A. Pengertian
Birokrasi merupakan instrumen penting dalam masyarakat modern yang
kehadirannya tak mungkin terelakkan.
Birokrasi bagi sebagian orang dimaknai sebagai prosedur yang berbelit-
belit,menyulitkan dan menjengkelkan. Namun bagi sebagian yang lain birokrasi dipahami
dari perspektif yang positif yakni sebagai upaya untuk mengatur dan mengendalikan perilaku
masyarakat agar lebih tertib.
Secara etimologi Brokrasi berasal dari istilah ‘buralist’ yang dikembangkan oleh
Reiheer von Stein pada 1821, kemudian menjadi ‘bureaucracy’ yang akhir-akhir ini ditandai
dengan cara-cara kerja yang rasional,impersonal dan legalistic (Thoha, 1995 dalam Hariyoso,
2002)
Birokrasi menurut Evers dalam Zauhar(1996) dapat diklarifikasikan kedalam 3
kategori yaitu:
1. Birokrasi dipandang sebagai rasionalisme prosedur pemerintahan dan aparat
administrasi publik. Makna ini adalah sejalan dengan ide Weber tentang
Birokrasi, dan oleh Evers dinamakan Birokrasi Weber (BW).
2. Birokrasi dipandang sebagai bentuk organisasi yang membengkak dan jumlah
pegawai yang besar. Konsep inilah yang sering disebut Parkinson Law.
3. Birokrasi dipandang sebagai perluasan kekuasaan pemerintah dengan maksud
mengontrol kegiatan masyarakat.

a. Secara positif : Birokrasi sebagai alat yang efisien dan efektif untuk mencapai tujuan
suatu organisasi (privat maupun publik) lebih muda tercapai
b. Secara negatif : Birokrasi sebagai alat untuk memperoleh, mempertahankan dan
melaksanakan kekuasaan.

Berikut ini adalah beberapa pengertian Birokrasi dalam pandangan beberapa pakar:

1. Max Waber
Weber menulis banyak sekali tentang kedudukan pejabat dalam masyarakat modern.
Baginya kedudukan pejabat merupakan tipe peranan sosial yang makin penting. Weber
memandang Birokrasi sebagai birokrasi rasional atau ideal sebagai unsur pokok dalam
rasionalisasi dunia modern, yang baginya jauh lebih penting dari seluruh proses sosial
(Sarundajang 2003)
2. Farel Heady
Birokrasi adalah struktur tertentu yang memiliki karakteristik tertentu: hierarki,
diferensiasi dan kualifikasi atau kompetensi. Hierarki berkaitan dengan struktur jabatan yang
mengakibatkan perbedaan tugas dan wewenang antar anggota. Diferensiasi yang dimaksud
adalah perbedaan tugas dan wewenang antar anggota dalam mencapai tujuan. Sedangkan
kualifikasi atau kompetensi adalah seseorang yang memiliki kompetensi yang diperlukan
untuk melaksanakan tugas dan wewenangnya secara profesional.
3. Hegel
Birokrasi adalah institusi yang menduduki posisi organik yang netral didalam struktur
nasional dan berfungsi sebagai penghubung antar negara yang memanifestasikan kepentingan
umum dan masyarakat sipil yang memiliki kepentingan khusus dalam masyarakat. Peran
birokrasi sangat strategis dalam rangka menyatukan sersepsi dan perspektif antara negara dan
masyarakat sehingga tidak menjadi kekacauan.
4. Karl Marx
Birokrasi adalah Organisasi yang bersifat Parasitic dan Exploitatif. Birokrasi merupakan
instrumen bagi kelas yang berkuasa untuk mengeksploitasi kelas sosial yang lain. Birokrasi
berfungsi untuk mempertahankan privilege dan status quo bagi kepentingan kelas kapasitas.
Dalam pandanga Marx yang berbeda dengan Hegel, birokrasi merupakan sistem yang
diciptakan oleh kalangan atas untuk memberdayai kalangan bawah demi mempertahankan
dan meningkatkan kesejahteraan mereka sendiri.
5. Blau dan Meyer
Birokrasi adalah sesuatu yang penuh dengan kekakuan dan kemandekan struktural, tata cara
yang berlebihan dan penyimpangan sasaran, sifat pengabaian secara otomatis dan menutup
diri terhadap perbedaan pendapat. Dengan demikian Blau dan Mayer melihat bahwa birokrasi
adalah sesuatu yang negatif yang hanya akan menjadi masalah bagi msyarakat.
6. Yahya Muhaimin
Keseluruhan aparat pemerintah, baik sipil maupun militer yang bertugas membantu
pemerintah (untuk memberikan pelayanan publik) dan menerima gaji dari pemerintah karena
statusnya itu.
7. Almond and Powell
Birokrasi pemerintahan adalah sekumpulan tugas dan jabatan yang terorganisir secara formal
berkaitan dengan jenjang yang kompleks dan tunduk pada pembuat peran formal. Birokrasi
juga bisa diartikan sebagai suatu sistem kerja yang berlaku dalam organisasi yang mengatur
interaksi sosial baik kedalam maupun keluar.

B. TIPOLOGI BIROKRASI
Tipologi birokrasi dapat dilihat dari berbadai aspek. Menurut Zauhar dilihat dari
perspektif otoritasnya, dikenal dengan adanya birokrasi rasional, birokrasi karismatik dan
birokrasi legal tradisional.
Birokrasi tradisional adalah waktu, yang bersumber pada established belief in the
sanctity of imperial traditions and the legitimacy of the status of those exercising under them.
Sumber legitimasi birokrasi karismatis, adalah kepribadian yang luar biasa yang dimiliki
pemimpin dan bersumber pada devotion to the spesific and exemplary character of an
individual person and to the normative patterns or orde revealed ordained by him. Biroklasi
Legal Rasional bersumber pada aturan yang dibuat untuk mencapai tujuan tertentu. Oleh
karenanya Birokrasi legal nasional bersumber pada the legality of patterns of normative rules
and the right of these elevated to authority under such rules to issue commands. Jenis yang
terakhir ini yang menurut Weber (dalam Zauhar) merupakan unsur terpenting bagi
pertumbuhan dan perkembangan organisasi.
C. PENDEKATAN DALAM MEMAHAMI BIROKRASI
Dalam memahami Birokrasi dapat digunakan 3 pendekatan
1. Birokrasi dipandang sebagai rasionalisme prosedur pemerintahan dan aparat administrasi
publik (Birokrasi Weber). Pemikiran Max Weber yang telah dikupas tuntas oleh Martin
Albrow menjelaskan bahwa weber tidak pernah mendefinisikanbirokrasi. Biasanya ia
telah diasumsikan membuat definisi tersebut dan kegagalannya untuk membuat demikian
bertentangan dengan usahanya untuk mendefinisikan konsep-konsep analisis organisasi
lain.
2. Birokrasi dipandang sebagai organisasi yang membengkak dan jumlah pegawainya besar.
Parkinson Law mengatakan:
i. Setiap pegawai negeri akan berusaha sekuat tenaga meningkatkan jumlah
pegawai bawahannya
ii. Setiap pegawai negeri akan selalu menciptakan tugas baru bagi dirinya sendiri
yang sering diragukan manfaat dan artinya
iii. Karena itu laju birokrasi akan meningkatkan jumlah pegawai akan naik secara
otomatis tidak tergantung dari beban yang diperlukan
3. Birokrasi dipandang sebagai perluasan kekuatab pemerintah dengan maksud mengontrol
kegiatan masyarakat.
BAB II

PEMIKIRAN WEBER

A. PRINSIP-PRINSIP PEMIKIRAN WEBER


Birokrasi Weberian hanya menekankan bagaimana seharusnya mesin birokrasi itu secara
profesional dan rasional dijalankan. Menurutnya, birokrasi dan institusi lainnya dapat dilihat
sebagai “kehidupan kerja yang rutin”. Untuk menyeimbangkan kerja rutin tersebut, ia
memperkenalkan gagasan mengenai “charisma” yang direfleksikan dalam bentuk
kepemimpinan yang kharismatik. Weber mengamati bahwa birokrasi membentuk proses
administrasi yang rutin sama persis dengan mesin pada proses produksi.
Dalam model yang dianjurkan Weber, birokrasi memilili karakteristik ideal pada proses
produksi.
1. Pembagian Kerja/Spesialisasi (division of labor)
2. Adanya prinsip hierarki wewenang (the principle of hierarchy)
3. Adanya sistem aturan (system of rules)
4. Hubungan Impersonal (formalistic impersonality)
5. Sistem karier (career system)

Birokrasi seperti yang digambarkan oleh Weber itu memiliki banyak kelebihan diantaranya:

1. Pembagian kerja akan menghasilkan efisiensi.


2. Hierarki wewenang memungkinkan pengendalian ats berbagai ragam jabatan dan
memudahkan koordinasi yang efektif.
3. Aturan main akan menjaminkesinambungan dalam pelaksanaan tugas-tugas pemerintah,
walaupun para pejabatnya berganti-ganti,dan dengan demikian bisa menumbuhkan keajekan
perilaku.
4. Impersonalitas hubungan menjamin pelakuan yang adil bagi semua anggota masyarakat dan
mendorong timbulnya pemerintah yang demokratis.
5. Kemampuan teknis menjaminbahwa hanya orang-orang yang ahli yang akan menduduki
jabatan pemerintahan dan jaminan keberlangsungan jabatan membuat para pejabat itu tidak
mudah dijatuhkan oleh tekanan-tekanan dari luar.

B. OTORITAS LEGAL SEBAGAI DASAR BIROKRASI NASIONAL


KONSEP OTORITAS DAN KEKUASAAN
a. Otoritas
Istilah Otoritas dapat diartikan sebagai wewenang yang diberikan secara sah kepada
seseorang, kelompok ataupun instansi untuk patuh terhadapnya karena didukung oleh
norma dan peraturan yang dibuat
b. Kekuasaan
Konsep kekuasaan secara sederhana dapat dimaknai sebagai kemampuan untuk membuat
orang lain patuh terhadap apa yang kita kehendaki, sehingga dalam hal ini kekuasaan
sangat erat kaitannya dengan politik
c. Tipe-tipe Otoritas
Max Weber mengidentifikasi beberapa tipe hubungan sosial yang terwujud dalam struktur
otoritas yang mapan berdasarkan tindakan sosial yang dilakukan bawahan terhadap
perintah seseoran yang memiliki otoritas.
d. Otoritas Tradisional
Otoritas tradisional merupakan bentuk wewenang atau otoritas yang berlandaskan pada
kesakralan suatu tradisi tertentu yang menyebabkan seseorang patuh terhadap peraturan
yang dibuat oleh pihak pemegang otoritas
e. Otoritas Karismatik
Otoritas karismatik lebih didasarkan pada kualitas seorang pemimpin sebagai pribadi. Hal
tersebut menjadikan dasar bagi otoritas karismatik dengan adanya pengakuan atau
penerimaan masyarakat terhadap kualitas diri orang tersebut seperti sikap heroik ataupun
spiritual yang tinggi.
f. Otoritas Legal Formal
Otoritas jenis ini diberikan pada seseorang ataub kelompok karena terdapat peraturan
yang sah untuk memdapat posisi otoritas. Secara sederhana otoritas dalam tahap ini
terdapat pada seseorang karena suatu posisi sosial memiliki hak untuk mendapat posisi
otoritas karena diatur dalam peraturan yang sah

C. KRITIK TERHADAP KONSEP BIROKRASI WEBER


Disamping berbagai kelebihan yang ada , berikut ini adalah kritik terhadap konsepsi birokrasi
Weber:
1. Birokrasi yang rasional cenderung berimplikasi pada pemisahan orang-orang dari sarana-
sarana produksi yang dapat menumbuhkan formalism dalam organisasi.
2. Sifat kecermatan, keandalan dan kedisiplinan dalam birokrasi rasional dapat
menghancurkan dirinya sendiri
3. Aturan-aturan yang ketat iru dimaksudkan untuk mencapai tujuan mungkin bisa menjadi
tujuan itu sendiri, padahal aturan itu tidak lain sekadar penuntun yang tidak sempurna.
4. Struktur jabaran/kareie yang hierarkis bisa mendorong timbulnya solidaritas kelompok
yang mengakibatkan perlawanan terhadap perubahan yang diperlukan.
5. Norma personalitas pegawai/pejabat dalam menjalankan trugas pelayanannya bisa
menyebabkan timbulnya konflik dengan para pengguna layanan (masyarakat)
6. Tidak ada prinsip/asas yang berlaku abadi, situasi yang berbeda memerlukan sreuktur
birokrasi yang berbeda pula.

BAB III
SEJARAH BIROKRASI

A. SEJARAH KONSEP BIROKRASI


Konsep birokrasi dimunculkan oleh M De Gourney. Melalui surat tertanggal 1 Juli
1764 yang ditulis Baran de Grim, merujuk pada gagasan Gourney yang mengeluh tentang
pemerintahan yang melayani dirinya sendiri.
Ide tentang birokrasi bukan sesuatu yang baru merupakan kekeliruan kalau kita
mengira konsep ini baru muncul. Keluhan atas pemerintah pun bukan hal baru, yaitu setua
usia pemerintahan itu sendiri. Juga prinsip pemerintah harus dijalankan orang-orang yang
baik dan cakap merupakan ide yang sudah lama berkembang dilingkungan filsuf, baik Barat
maupun Timur.
Derivasi dari istilah birokrasi juga berkembang secara luar biasa selepas periode the
Gourney ini. Muncul istilah birokrat, birokratis, birokratisme, birokratik, dan birokratisasi.

Pelaksanaan Birokrasi Indonesia

Sejarah birokrasi di Indonesia memiliki raport buruk, khususnya semasa orde Baru yang
menjadikan birokrasi sebagai mesin politik. Imbas dari itu semua, masyarakat harus membayar mahal
ketidakpastian waktu dan dengan siapa yang bertanggung jawab adalah beberapa fakta empiris
rusaknya layanan birokrasi.

Mengutip catatan guru besar ilmu politik universitas Airlangga, Ramlan Surbakti mengenai
fenomena birokrasi Indonesia, kewenangan besar dimiliki birokrat sehingga hampir semua aspek
kehidupan masyarakat ditangani birokrasi. Fenomena itu terjadi karena tradisi birokrasi yang dibentuk
sebagai alat penguasa untuk menguasai masyarakat dan segala sumber dayanya. Dengan kata lain,
birokrasi lebih bertindak sebagai pangreh praja daripada pamong praja.

Rendahnya kinerja bisa ditentukan bahwa banyak faktor baik dari dalam ataupun dari luar.
Disisi sejarah perkembangan birokrasi di Indonesia,rendahnya kinerja birokrasi bisa dipahami Dari
latar belakang dan tujuan pembentukan birokrasi, baik dalam zaman kerajaan kerajaan, penjajah dan
orde baru

B. Kedudukan dan posisi birokrasi dalam negara

Birokrat dapat bekerja pada organisasi walaupun bukan berbentuk biro. Pengertian ini
memperbolehkan kita menyebut pada organisasi swasta yang secara intrinsik berbeda dengan biro.
Tidak semua pegawai dalam satu biro dapat menjadi biroktat secara individual birokrat lebih kurang
memiliki ciri efisien,jujur,bekerja keras,teliti, dan nilai-nilai yang pada umumnya berbeda dengan non
birokrat.

Setelah itu dapatlah disimpulkan pengertian birokrasi. Pertama,birokrasi biasanya menunjuk


pada suatu lembaga atau tingkatan lembaga khusus dalam pengertian ini birokrasi dimyatakan sebagai
suatu konsep yang sama dengan biro. Kedua, birokrasi juga dapat berarti sebagai suatu metode
tertentu untuk mengalokasikan sumber daya dalam suatu organisasi yang berskala besar Ketiga,
birokrasi diartikan sebagai “breauness” or” quality that distinguishes beraus fror orhet types of
organization”
C. Reqruitment Birokrasi

Tujuan penetapan formasi sesuai dengan peraturan Pemerintahan No.54 tahun 2003 ada beberapa
tahapan dan persyaratan diantaranya yaitu:

1. Dasar penyusunan formasi

- jenis pekerjaan, yaitu macam macam pekerjaan yangharus dilakukan oleh suatu organisasi dalam
melaksanakan tugas pokoknya

- Perkiraan beban kerja, yaitu frakuensi kegiatan rata rata dari masing masing jenis pekerjaan dalam
jangka waktu tertentu

- Perkiraan kapasitas pegawai, yaitu perkiraan kemampuan rata rata seorang pegawai untuk
menyelesaikan suatu jenis pekerjaan dalam jangka waktu tertentu.

- Kebijakan pelaksanaan pekerjaan, yaitu kebijakan pelaksanaan pekerjaan apakah dilaksankan sendiri
ataukan diborongkan (outsourcing).

- Jenjang dan jumlah jabatan dan pangkat yang tersedia dalam suatu organisasi mempunyai pengaruh
dalam penyusunan formasi

- Alat yang tersedia atau diperkirakan dalam melaksanakan tugas

2. Sistem penyusunan formasi

- sistem sama yakni sistem yang menentukan jumlah dan kualitas yang sama baik semua unit
organisasi yang sama

- Sistem ruang lingkup yakni suatu sistem yang menentukan jumlah dan kualitas berdasarkan jenis,
sifat dan beban kerja yang dipikulkan pada unit organisasi itu.

3. Analisis kebutuhan pegawai

4. Anggaran belanja negara

D. Teori Representatif Bureaucracy

Birokrasi representatif sebagai birokrasi publik yang menjamin keterwakilan masyarakat


dalam birokrasi negara ini menghubungkan antara konsep birokrasi dan demokrasi.

Birokrasi Representatif

Konteks pembicaraan mengenai Birokrasi Representatif ini menyinggung permasalahan


Representasi Pasif dan Aktif. Jika birokrat sekadar mencerminkan latar belakang sosial publik yang
dilayaninya, maka hal tersebut merupakan Representasi Pasif. Representasi Aktif muncul tatkala
seorang birokrat bertindak serupa dengan kepentingan mereka yang diwakili.

Frederick Mosher menandaskan yang dimaksud birokrasi representatif adalah keterwakilan


yang berkenaan dengan asal usul seseorang dan derajat pada mana,secara kolektif mereka
mncerminkan keseluruhan pemimpinnya dilayanan itu, merupakan perwakilan luas dari seluruh
kalangan masyarakat.

Faktor-Faktor Pendorong Birokrasi Representatif

1. Peningkatan keragaman etnik, rasial, dan gerontology di suatu masyarakat

2. Peningkatan keragaman lahan kerja berdasarkan gender

3. Perkembangan kesaling bergantungan kominitas global, yang mendorong keragaman pengetahuan,


pemahaman dan apresiasi atas perbedaan manusia

4. Peningkatan keragaman teknologi dibalik distribusi barang dan jasa publik.

BAB IV
KONSEP BIROKRASI MODERN

A. Konsep Birokrasi Modern Albrow

Dalam kehidupan sehari-hari istilah birokrasi setidak-tidaknya dimaknai sebagai berikut

1. Bureaucracy as Rational Organization


Birokrasi sebagao organisasi rasional. Dalam pengertian ini birokrasi dimaknai
sebagai suatu organisasi yang rasional dalam melaksanakan setiap aktivitasnya. Setiap
tindakan birokrasi hendaknya mengacu pada pertimbangan-pertimbangan rasional.
2. Bureaucracy as Organizational Inefficiency
Birokrasi sebagai pemborosan yang dilakukan oleh organisasi. Pemborosan yang
dimaksud adalah pemborosan dalam segi waktu, tenaga, financial maupun sumber daya
lainnya.
3. Bureaucracy as Rule by Official
Birokrasi sebagai aturan yang dijalankan oleh para pejabat. Birokrasi merupakan
seperangkat aturan yang dijalankan oleh para pejabat dalam rangka memberikan pelayanan
kepada masyarakat.
4. Bureaucracy as Publib Administrasion
Birokrasi sebagai administrasi publik. Birokrasi dalam hal ini disamaartikan dengan
administrasi publik adalah proses pengelolaan sumber daya publik untuk dimanfaatkanbagi
kepentingan masyarakat.
5. Bureaucracy as Administration by Official
Birokrasi sebagai administrasi yang dilaksanakan oleh para pegawai. Dalam hal ini
pemahaman terhadap makna birokrasi hampir sama dengan Bureaucracy as rule by official
dan Bureaucracy as public administration.

6. Bureaucracy as the Organization


Birokrasi sebagai Organisasi. Organisasi yang dimaksudkan adalah organisasi
memiliki struktur dan aturan-aturan yang jelas dan formal yang memiliki sistem kerja yang
melibatkan banyak orang.
7. Bureaucracy as Modern Society
Birokrasi merupakan ciri masyarakat modern. Bagi masyarakat modern keberaturan
merupakan sebuah kemestian. Keberaturan itu dapat dicapai jika dilaksanakan oleh suatu
institusi formal yang dapat mengendalikan perilaku menyimpang masyarakat.

B. Sulitnya Beradaptasi pada Sistem Birokrasi Modern

Menuju Profesionalisasi administrasi publik

Administrasi publik telah dikenal sejak mulai adanya sistem politik disuaru negara. Fungsinya adalah
u tul mencapai tujuan para pembuat tujuan politik.

Max Weber mengidentifikasi ciri ciri birokrasi mofern dalam bentuk yang ideal dan menyebut
birokrasi tersebut sebagai birokrasi yang rasional dan berdasarkan pada hukum rasional legal
bureaucracy.
Yang menarik dari batasan birokrasi modern tersebut adalah, bagaimana attitude para penyelenggara
birokrasi piblik dapar beradaptasi pada model Birokrasi mofern yang sangat menekankan
profesionalitas

Profesinalisasi pemayanan afministrasi publik antara lain dapat dilakukan dengan membiarkan
pelayanan administrasi dikelola melalui manajemen ilmiah sehingga dapat diterapkan prinsip prinsip
efisiensi.

C. Sistem Birokrasi Singapura

Singapura adalah sebuah negara kota yang terletak diujung selatan Semenanjung Malaysia, 137
kilometer sebelah utara khatulistiwa, diselatan Malaysia negara bagian johor dan itara kepulauan riau
Indonesia.

Gambaran Birokrasi Singapura Secara Umum

Pemerintah memainkan peran yang sangat aktif di masyarakat dalam mengelola dan mengembangkan
ekonomi. Tubuh pemerintah dan kementrian mereka dibagi kedalam dua kategori yaitu kementrian
reguler dan kepgawaian negara, keduanya berkonsentrasi pada tugas tugas administrasi rutin.

Sejak 1984 terdapat 83 perundang undangan yang mempekerjakan 56.000 orang l. Tahun 1987,
sekitar 125.000 tenaga kerja adalah pegawai publik.

10 best Practices di kepegawaian negara Singapura

1. Meritokrasi

2. Awal 1970-an tinjauan efisiensi dan efektivitas menyiapkan diri untuk Manajement Services
Departemen (MSD)

3. Pertengahan 1970-an rencana tinjauan kementrian oleh MSD

4. Akhir tahun 1970-ankomputerisasi dan menyiapkan komputer nasional dewan

5. Pertengahan 1980-an kinerja penganggaran dan akhir 1980-an Performance Indicators ditampilkan
di Buku Anggaran

6. Pertengahan 1980-an manajemen akuntansi dan kegiatan berbasis Costing

7. Awal hingga pertengahan 1990-an gaji PNS dipatok terhadap sektor swasta dan pada saat yang
sama menyingkirkan konsep The Oron Rice Bowl

8. Pendirian 1990-an Corporatisation/privatisasi dan perundang undangan

9. Menjalankan perusahaan milik negara semata mata atas dasar komersial


10. Pertengahan tahun 1990-an PS 21 (Layanan umum untuk abad ke 21)

Sistem kepegawaian Singapura

Tidak semua pegawai negara dan lembaga lembaga publik atau perusahaan berstatus PNS.
Penggunaan istilah ini biasanya diperuntukkan bagu karyawan yang bekerja di departemen
pemerintah dan instansi terkait. Kepegawaian Singapura direkrut berdasarkan prestasi individu
melalui persaingan yang adil dan terbuka. Selama perekrutan, kepegawaian singapura akan
membandingkan kualifikasi calon pegawai,pengalaman kerja, kualitas pribadi seperti kepemimpinan,
inisiatif dan kemampuan komunikasi dengan oersyaratan pekerjaan dan budaya organisasi.

Kewarganegaraan:

Singapur mempertimbangkan calon dari semua bangsa untuk semua posisi, kecuali mereka yang
memiliki masalah sensitif, dengan catatan pemohon harus berkewarganegaraan Singapura.

Skema Pelayanan

Pegawai sipil diklarifikasikan kedalam skema pelayanan, masing-masing memiliki karakteristik


pekerjaan atau darrah fungsional berbeda. Terdapat persyaratan pendidikan minimal untuk masuk
kedalam setiap skema untuk menjamin kualitas dan kaliber perekrutan legaeau pelayanan publik.
Petugas dalam skema yang sama memperoleh gaji, keuntungan dan proses rektut karir yang sama.

BAB V

PERANAN DAN TUGAS BIROKRASI


A. Peranan Dan Tugas Birokrasi

Peranan diartikan sebagai perwujudan dan seperangkat harapan dari serangkaian tingkah laku
dinamis, yang berkaitan dengan hak dan kewajiban yang melekat pada siatu status atau kedudukann.
Sedangkan fungsi diartikan sebagai berlangsungnya suatu proses atau berjalannya suatu kegiatan yang
melekat pada komponen atau bagian serta kedudukan tertentu.

Berikut ialah fungsi Birokrasi:

1. Melaksanakan pelayanan publik

2. Pelaksana pembangunan yang profesional

3. Perencana, pelaksana, dan pengawas kebijakan

4. Alat perintah untuk melayani kepentingan masyarakat dan bukan merupakan bagian dari kekuatan
politik

Berikut ialah Peran Birokrasi:

1. Sejalan dengan tujuan pemerintah

2. Melaksanakan kegiatan dari program tercapainya visi dan misi pemerintah dan negara

3. Melayani masyarakat melaksanakan pembangunan dengan netral dan profesional

4. Menjalankan manajemen pemerintahan mulai dari perencanaan, pengawasan, evaluasi, koordinasi,


sinkronisasi, represif, prefentif, antisipatif, resolusi,dll

5. Birokrasi sering sekali dipandang negatif karna kinerja mereka cenderung menyusahkan
masyarakat

6. Masyarakat berpendapat bahwa birokrasi adalah alat penindas masyarakat miskin dan hanya
membela kepentingan orang kaya. Namun demikian birokrasi tetap dibutuhkan masuarakat sebagai
penghubung antar negara dan masyarakat

B. Peran Birokrat Muda Sebagai Agen Utama Reformasi Birokrasi

1. Menggerakkan birokrat muda

Generasi muda yang bekerja sebagai aparat birokrasi menjadi tumpuan dan penyelenggara birokrasi.
Berbagai terobosan dan keberanian perlu dilankukan oleh birokrat muda guna mempercepat laju
perubahan yang dicita citakan. Beberapa aspek determinasi kinerja birokrasi yang perlu diperhatikan
adalah sebagai berikut:

1. Keberanian melakukan diskresi


2. Orientasi terhadap perubahan

3. Melawan paternalisme

4. Etika pelayanan publik

5. Kontrol dan pengaduan publik

6. Sistem insentif

C. Birokrasi dan Politik

Macridis mengatakan semua negara yang sudah maju industrinya, ruang lingkup aktivitasnya luas
sekali, baik di negeri demokrasi maulun di negara non demokrasi.

Maceidis melihat akibatnya ialah terdapat perlengkapan yang besar sekali, suatu birokrasi, sebagai
suatu badan yang terdiri dari berjuta juta pegawai yang menjalankan tigasnya, karena itu menurut dia
menjalankan tugas tersebut adalah Civil Service

Civil service; memerlukan pengetahuan teknis dan spesifik, suatu organisasi dan rasional berciri
cirikan hal hal sebagai berikut:

1. Ditentukan dengan jelas wewenang dan bidang tugasnya

2. Suatu hirarki antara bawahan dan atasan

3. Adanya sistem penunjukan dan promosi

4. Adanya latihan dan upgrading atas pengetahuan dan keterampilan

5. Dengan gaji tertentu

Anda mungkin juga menyukai