Anda di halaman 1dari 12

BAB I

PEMBAHASAN

A. Definisi Birokrasi

B. Organisasi dapat
menjalankan aktivitas
secara baik dikarenakan
unsur-unsur
C. pendukung bekerja
secara terpadu. Konsep
organisasi sebagai suatu
sistem yang
D. berkaitan dengan
sistem yang lebih besar
menjalankan peranan
balikan. Dengan

1
E. demikian organisasi
bergantung pada
lingkungan tidak hanya
untuk masukan tetapi
F. juga untuk
penerimaan keluaran,
Dalam hal ini
organisasi harus bisa
G. mengembangkan
berbagai strategi untuk
menyesuaikan dengan
perkembangan
H. lingkungan. Semua
organisasi memperoleh
sumberdaya dari
lingkungan yang lebih

2
I. luas, demikian
sebaliknya organisasi
memberikan produksi dan
jasa yang menjadi
J. tuntutan lingkungannya.
Dalam konteks teori
sistem, organisasi adalah
satu elemen
K. dari sejumlah elemen
yang berinteraksi secara
interdeoensi, aliran
masukan dan
L. keluaran adalah dasar
dari titik awal dalam
menjelaskan organisasi.
Organisasi

3
M. memperoleh masukan
dari sistem yang lebih
besar yaitu lingkungan,
kemudian
N. mengubah masukan
menjadi bentuk/perilaku
yang berbeda dari
sebelumnya.
O. Pendekatan sistem
memandang organisasi
sebagai suatu kesatuan
yang
P. terdiri dari bagian-
bagian yang saling
berhubungan. Perubahan
yang terjadi dalam

4
Q. satu unsur akan
mempengaruhi dan bahkan
menyebabkan perubahan
pada unsur
R. atau bagian yang
lain. Saling
berhubungan dan
ketergantungan antara
bagian-
S. bagian yang terpisah di
dalam organisasi akan
menjadi lebih produktif
dibandingkan
T. jika bertindak sendiri-
sendiri (Stoner, J.A.F. dan

5
Freeman, R.E. 1992).
Pandangan
U. sistem terhadap tugas
seseorang yang diambil
dalam satu bagian
organisasi akan
V. memperngaruhi bagian
lainnya, ini berarti
apabila berbagai elemen
tersebut
W. berinteraksi, maka akan
membentuk suatu kesatuan
yang menyeluruh.
Lingkungan organisasi diartikan sebagai sesuatu yang tidak
berhingga dan mencakup seluruh elemen yang terdapat di luar
suatu organisasi. Dalam kenyataannya tidak semua elemen
lingkungan tersebut berpengaruh langsung terhadap organisasi.
Birokrasi yang dalam bahasa inggris disebut bureaucracy berasal
dari dua kata yaitu “bureau” yang artinya meja dan “ cratein” berarti
kekuasaan .jadi maksudnya kekuasaan yang berada pada orang-orang

6
yang dibelakang meja. Sedangkan menurut kamus besar bahasa
Indonesia kata “birokrasi “ artinya sistem pemerintahan yang di jalankan
oleh pegawai pemerintah karena telah berpegang pada hierarki dan
jenjang jabatan , cara bekerja atau susunan pekerjaan yang serba
lamban serta menurut tata aturan yang banyak liku – likunya.
Menurut Pryudi Atmosudirdjo dalam Harbani Pasolong(2007: 67)
mengemukakan bahwa birokrasi mempunyai tiga arti yaitu (1) birokrasi
sebagai suatu tipe organisasi tertentu, (2) birokrasi sebagai system
(3)birokrasi sebagai jiwa kerja
Budi Setiono dalam Harbani Pasolong ( 2007:74 ) ,membagi empat
teori birokrasi yaitu :
1.Teori Rasional Administrative Model(RAM)
Dikemukakan oleh weber yang menyatakan bahwa birokrasi yang
ideal ialah birokrasi yang berdasarkan pada system peraturan yang
rasional sebagai organisasi social yang diandalkan ,terukur dan dapat
diprediksikan dan efisien.
2. Teori Power Blok Model (PBM)
Teori yang berdasarkan pemikiran bahwa birokrasi merupakan alat
penghalang atau blok rakyat dalam melaksanakan kekuasaan.
3.Teori Bureaucrati Oversupply Model (BOM)
Yaitu teori berbasis pada pemikiran ideology liberalism yang
muncul pada tahun 1970-an ,oleh William niskanen dalam buku
representative government(1971),sebagai respon terhadap teori
birorasi weber maupun teori marx,. Teori ini juga banyak pembahasan
ahli politik seperti konsep reinventing government ,new public
management , public choise teory,managerialism, teori ini menuntut
agar kapasitas birokrasi dikurangi dan peran yang selama ini dilakukan
hendaknya di delegasikan kepada sector swasta ( privat sector) dan
mekanisme pasar.
4. Teori New Public Service(NPS).

7
Teori NPS memandang bahwa birokrasi adalah alat rakyat dan
harus tunduk pada kepada apapun suara rakyat ,sepanjang suara itu
rasioanal dan legimate secara normative dan konstitusional sebab
birokrasi menjalankan tugas sebagai pelayan public.

B. Dimensi Birokrasi Organisasi

Dimensi birokrasi organisasi yang dikemukakan oleh WEBER


merupakan bentuk ideal dari organisasi birokratis, yaitu:

1. Adanya pengeturan maupun keorganisasian fungsi-fungsi resmi


yang saling terkait, oleh aturan, yang menjadikan fungsi-fungsi resmi itu
suatu kesatuan yang utuh. Peraturan dan prosedur operasi yang baku
(standar operating procedures) menyebabkan kegiatan organisasi dapat
dilaksanakan dengan cara rutin dan pasti

2. Adanya pembagian kerja yang jelas dalam organisasi, setiap


anggota organisasi mempunyai tugas yang jelas dan juga mempunyai dan
juga wewenang (otoritas) yang seimbang dengan tugas yang harus
dijalankan.

3. Adanya pengorganisasian yang mengikuti prinsip hirarki, yaitu


tingkatan yang lebih rendah diawasi dan diatur oleh tingkatan yang lebih
tinggi, sehingga tersusun suatu hirarki otoritas dan tingkatan yang tertinggi
hingga tingkatan terendah dalam organisasi. Susunan hirarki otoritas itu
dinamakan juga rangkaian pemerintah (chain of command)

4. Adanya system penerimaan dan penempatan karyawan (anggota


organisasi) yang didasarkan kemampuan teknis, tanpa memperhatikan
sama sekali koneksi, hubungan keluarga maupun favoritism

8
5. Adanya pemisahan antara pemilikan alat produksi maupun
administrasi dari kepemimpinan organisasi.

6. Adanya objektivitas dalam melaksanakan tugas yang berkaitan


dengan suatu jabatan dalam organisasi

7. Kegiatan administrasi, keputusan-keputusan dan peraturan


dalam organisasi selalu dituangkan dalam bentuk tertulis.

Kebanyakan dimensi tersebut tampak dijalankan oleh banyak


organisasi yang ada disekeliling kita, hirarki otoritas, pembagian tugas dan
penggunaan dokumen tertulis.

Pada umumnya pengaruh dari ukuran organisasi terhadap tingkat


birokrasi dibagi menjadi 2, yaitu: organisasi besar dan organisasi kecil.
Terutama perbedaan pada beberapa dimensi dari strukturnya seperti:

1. Formalisasi

Organisasi besar prosedur formal memberikan kesempatan bagi


pimpinan untuk melakukan pengawasan yang impersonal terhadap
karyawannya. Sedangkan pada organisasi kecil pengawasan terhadap
karyawan dapat dilakukan secara langsung oleh pimpinan perusahaan
karena karyawan yang perlu diperhatikan jumlahnya tidak besar.

2. Sentralisasi

Sentralisasi menunjukkan tingkatan dalam organisasi yang diberikan


wewenang untuk mengambil keputusan. Pada organisasi yang
mempunyai tingkat sentralisasi yang tingkat keputusan-keputusan pada
umumnya dibuat hanya pada puncak organisasi. Jika organisasi
mempunyai tingkat sentralisasi rendah keputusan yang serupa dapat

9
diambil pada tingkatan yang lebih rendah. Pada organisasi besar tingkat
sentralisasi lebih rendah dari pada organisasi kecil.

3. Kompleksitas

Kompleksitas mencangkup kompleksitas vertical yang menunjukkan


jumlah tingkatan dalam organisasi, dan kompleksitas horizontal
menunjukkan banyaknya bagian dari organisasi. Organisasi besar
ternyata menunjukkan tingkat komplesitas yang lebih besar dari pada
organisasi organisasi kecil.

4. Rasio Administratif

Rasio administrative yaitu perbandingan jumlah anggota kelompok


pimpinan terhadap jumlah keseluruhan anggota organisasi. Pada
organisasi kecil rasio administratifnya rendah, berarti bahwa jumlah
pimpinan dalam organisasi kecil sebanding dengan kegiatan yang harus
diselesaikan. Pada organisasi besar diperlukan lebih komunikasi sehingga
memerlukan petugas yang lebih banyak.

C.   Kriteria Birokrasi Organisasi

Weber dalam Harbani Pasolong ( 2007 : 72 ), menyusun


karakteristik birokrasi menjadi 7, sebagai berikut:
1. Spesialisasi pekerjaan , yaitu semua pekerjaan dilakukan dalam
kesederhanaan,rutinitas ,dan mendefinisikan tugas dengan baik.
2. Hierarki kewenangan yang jelas, yaitu sebuah struktur multi
tingkat yang formal,dengan posisi hierarki atau jabatan, yang memastikan

10
bahwa setiap jabatan yang lebih rendah berada dibawah supervise dan
control dari yang lebih tinggi.
3. Formalisasi yang tinggi , yaitu semua anggota organisasi
diseleksi dalam basis kualifikasi yang didimonstrasikan dengan pelatiah,
pendidikan, atau latihan formal.
4. Pengambilan keputusan mengenai penempatan pegawai yang
didasrkan atas kemampuan, yaitu pengambilan keputusan tentang seleksi
dan promosi didasarkan atas kualifikasi teknik ,kemampuan dan prestasi
para calon.
5. Bersifat tidak pribadi ( impersonalitas ), yaitu sanksi – sanksi
diterapak secara seragam dan tanpa perasaan pribadi untuk menghindari
keterlibatan denga kepribadian individual dan preferensi pribadi para
anggota.
6. Jejak karier bagi para pegawai, yaitu para pegawai diharapkan
mengejar karier dalam organisasi. Sebagai imbalan atas komitmen
terhadap karier tersebut, para pegawai mempunyai masa jabatan, artinya
mereka akan dipertahankan meskipun mereka kehabisan tenaga atau jika
kepandaiannya tidak terpakai lagi.
7. Kehidupan organisasi yang dipisahkan dengan jelas dari
kehidupan pribadi , yaitu pejabat tidak bebas menggunakan jabatan nya
untuk keperluan pribadinya termasuk keluarganya.

PENUTUP

A. Kesimpulan
Berdasarkan uraian-uraian di atas, pada bab ini dapat
dikemukakan beberapa pokok kesimpulan sebagai berikut:

11
1. Organisasi birokratis merupakan jenis organisasi yang mempunyai
karakteristik yang sesuai bagi sebuah masyarakat industry, baik untuk
lembaga pemerintah, maupun untuk organisasi usaha.
2. Ada dua pandangan dalam merumuskan birokrasi. Pertama,
memandang birokrasi sebagai alat atau mekanisme. Kedua, memandang
birokrasi sebagai instrumen kekuasaan.
3. Dimensi-dimensi birokrasi lainnya juga saling mempengaruhi satu
sama lain dan menyebabkan organisasi menjadi lebh birokratis pada
dimensi-dimensi tertentu

DAFTAR PUSTAKA

http://www.academia.edu/5160506/MAKALAH_BIROKRASI
https://www.scribd.com/doc/229618490/makalah-Birokrasi

12

Anda mungkin juga menyukai