Anda di halaman 1dari 15

I.

PENDAHULUAN

Manusia sebagai suatu makhluk sosial senantiasa ada kecenderungan untuk berinteraksi
dengan sesamanya. Kelompok merupakan perwujudan dari kebutuhan manusia untuk dapat
berinteraksi. Interaksi antar manusia dapat diwujudkan dalam sebuah organisasi. Organisasi
inilah yang nantinya akan membentuk sikap, perilaku serta persepsi seseorang terhadap
sesamannya. Organisasi menurut Mitah Thoha dalam bukunya perilaku organisasi
mengemukakan bahwa organisasi adalah suatu unsur yang kompleks dan oleh karenanya
adanya suatu kebutuhan pemahaman teori yang didukung oleh riset yang empiris sangat
diperlukan sebelum diterapkan dalam mengelola manusia secara efektif.

Istilah organisasi sosial merujuk pada pola-pola interaksi antar orang-orang. Adanya pola
atau regulitas dalam interaksi sosial mengisyaratkan bahwa terdapat hubungan antara
kumpulan individu satu dengan yang lainnya. Oleh karena itu banyak teori yang
mengembangkan suatu anggapan tentang awal mula terbentuknya organisasi. Teori –teori
serta model dalam organisasi ada berbagai macam.

Model organisasi yang dapat saya jelaskan adalah berdasarkan atas desain organisasi menurut
(Gibson, et all, 1994) ada 2 macam model organisasi yaitu organisasi mekanistik dan
organisasi organik, yang akan dijabarkan pada bab selanjutnya. Sedangkan untuk teori
organisasi ada 3 macam yaitu teori structural klasik, teori transisional dan teori mutakhir,
yang akan dijabarkan pada bab selanjutnya.

II. ISI

1. Jelaskan model teori organisasi. Manajemen, dan perilaku organisasi


A. Model Organisasi
1. Model organisasi mekanistik
yaitu model yang menekankan pentingnya mencapai produksi dan efisiensi tingkat tinggi.
Henry Fayol mengajukan sejumlah prinsip yang berkaitan dengan fungi pimpinan untuk
mengorganisasi dan empat diantaranya berhubungan dengan pemahaman model mekanistik
yaitu:
Prinsip Spesialisasi yaitu merupakan sarana terbaik untuk mendayagunakan tenaga individu
dan kelompok.
Prinsip Kesatuan Arah yaitu semua pekerjaan harus dikelompokkan berdasarkan keahlian.
Prinsip Wewenang dan Tanggung jawab yaitu manager harus mendapat pendelegasian
wewenang yang cukup untuk melaksanakan tanggung jawab yang dibebankan kepadanya.

Prinsip Rantai Skalar yaitu hasil alami dari pelaksanaan ketiga prinsip sebelumnya adalah
rantai tingkatan manajer dari peringkat wewenang paling tinggi sampai dengan peringkat
paling rendah. Rantai scalar adalah jalur keseluruhan komunikasi vertical dalam sebuah
organisasi.
Birokrasi mempunyai berbagai arti. Secara tradiusional istilah ini mengacu pada konsep ilmu
politik tentang pemerintahan. Akan tetapi menurut Max Weber struktur birokratik ialah
struktur
yang lebih unggul bila dibandingkan dengan struktur lainnya Weber yakin bahwa untuk
mencapai manfaat desain birokratik secara maksimum harus memiliki karakteristik berikut
yaitu :
Semua tugas dibagi-bagi menjadi pekerjaan yang sangat dispesialisasi.
Setiap tugas dilaksanakan menurut sistem pengaturan abstrak guna menjamin keseragaman
dan koordinasi berbagai tugas yang berbeda.
Setiap anggota atau kantor organisasi hanya bertanggung jawab atas prestasi kerja kepada
satu manajer.
Setiap pegawai organisasi berhubungan dengan pegawai lain dan para klien secra impersonal
dan formal.

Pekerjaan dalam organisasi birokratik didasarkan atas kualifikasi teknis dan terlindung dari
pemberhentian secarab sewenang-wenang.
Model mekanistik sangat efisien karena karakteristik strukturnya. Model ini sangat kompleks
karena menekankan pada spesialisasi kerja, sangat disentralisasikan karena menekankan
wewenang dan tanggung jawab, sangat formal karena menekankan fungsi sebagai dasar
utama departementalisasi. Karakteristik dan praktek organisasi ini mendasari model
organisasi yang diterapkan secara luas. Namun, model mekanistik bukan satu-satunya model
yang diterapkan

2. Model Organik
Yaitu menekankan pada pentingnya mencapai keadaptasian dan perkembangan tingkat tinggi.
Desain organisasi ini kurang mengandalkan peraturan dan prosedur, wewenang yang
disentralisasikan atau spesialisas yang tinggi.
Model organik desain organisasi merupakan kontars dari model mekanistik. Karakteristik dan
praktek organisasi yang mendasari model organik sama sekali berbeda dari karakteristik dan
praktek yang mendasari model mekanistik. Perbedaan yang paling mencolok antara kedua
model itu berasal dari criteria keefektifan yang berbeda yang ingin diusahakan sebesar-
besarnya oleh masing-masing model. Jika model mekanistik berusaha untuk mencapai
efisiensi dan produksi secara maksimum, maka model organik berusaha untuk mencapai
keluwesan dan keadaptasian yang maksimum. Organisasi organik bersifat luwes dan dapat
beradaptasi dengan tuntutan perubahan lingkungan karena desain organisasinya mendorong
untuk lebih mendayagunakan potensi manusia.
Desain organisasi yang menimbulkan rasa berharga dan motivasi serta mempermudah
keluwesan dan keadaptasian biasanya memiliki karakteristik berikut :

Desain itu relative sederhana karena tidak memerlukan spesialisasi, melainkan menekankan
kepada peningkatan cakupan pekerjaan.

No Struktur Model Mekanistik Struktur Model Organik


1 Proses kepemimpinan tidak mencakup Proses kepemimpinan mencakup
persepsi tentang keyakinan dan persepsi tentang keyakina dan
kepercayaan. Bawahan merasa tidak kepercayaan antara atasan dan bawahan
bebas mendiskusikan masalah dengan dalam segala persoalan. Bawahan
atasan merasa bebas mendiskusikan masalah
dengan atasan

3 Proses motivasi hanya menyadap motif Proses komunikasi berlangsung


fisik, rasa aman, dan ekonomik melalui sedemikian rupa sehingga informasi
perasaan takut dan sanksi mengalir secra bebas keseluruh
organisasi yaitu ke atas, kebawah dan
kesamping.

4 Proses interaksi bersifat tertutup dan Proses interaksi bersifat terbuka dan
ekstensif.
terbatas

5 Proses pengambilan keputusan hanya Proses pengambilan keputusan


terjadi di tingkat puncak dilaksanakan di semua tingkatanmelalui
proses kelompok.

6 Proses penyusunan tujuan dilakukan di Proses penyusunan tujuan mendorong


tingkat puncak organisasi tanpa timbulnya partisipasi kelompok untuk
mendorong adanya partisipasi menetapkan sasaran yang tinggi

7 Proses kendali dipusatkan dan Proses kendali menyebar ke seluruh


menekankan upaya memperhalus organisasi dan menekankan pemecahan
kesalahan atas kekeliruan yang terjadi. masalah dan pengendalian diri sendiri.

B. Teori Organisasi

1. Teori Organisasi Struktural Klasik


Berlo (1960) menyarankan bahwa komunikasi berhubungan dengan organisasi sosial melalui
3
cara :
Pertama sistem sosial dihasilkan lewat komunikasi. Keseragaman perilaku dan tekanan untuk
menyesuaikan diri dengan norma-norma dihasilkan diantara anggota-anggota kelompok

Kedua bila sistem sosial telah berkembang ia menentukan komu ikasi anggota-anggotanya.
Sistem sosial ini mempengaruhi bagaimana, ke, dan dari siapa. Status sosial seseorang dalam
sistem, misalnya , meningkatkan kemungkinan berbicara kepada orang-orang yang punya
status setara dan mengurangi kemungkinan komunikasi dengan orang-orang yang berstatus
jauh lebih tinggi dan jauh lebih rendah.
Ketiga pengetahuan mengenai suatu sistem sosial dapat membantu kita membuat prediksi
yang akurat mengenai orang-orang tanpa mengetahui lebih banyak daripada peranan-peranan
yang mereka duduki dalam sistem.
Ciri-ciri suatu organisasi terbirokrasi yang ideal menurut Max Weber yaitu ;
Suatu organisasi terdiri dari hubungan-hubungan yang ditetapkan antara jabatan-jabatan

Tujuan atau rencana organisasi terbagi dalam tugas-tugas. Ketentuan kewajiban dan tanggung
jawab melekat pada jabatan, job description tentu saja merupakan salah satu metode untuk
memenuhi karakteristik ini.
Kewenangan untuk melaksanakan kewajiban dioberikan kepada jabatan.Weber menyebutnya
kewenangan legalyaitu yang disyahkan oleh kepercayaan akan supremasi hukum.
Garis-garis kewenangan dan jabatan diatur menurut suatu tatanan hierarkis.

Suatu sistem aturan dan regulasi yang umum tetapi tegas yang ditetapkan secara formal
mengatur tindakan dan fungsi jabatan dalam organisasi.
Prosedur dalam organisasi bersifat formal dan impersonal yakni peraturan-peraturan
organisasi berlaku bagi setiap orang.
Suatu sikap dan prosedur untuk menerapkan suatu system disiplin yang merupakan bagian
dari organisasi.

Anggota organisasi harus memisahkan kehidupan pribadi dan kehidupan organisasi.


Pegawai dipilih untuk bekerja dalam organisasi berdasarkan kualifikasi teknis dll
Meskipun pekerjaan dalam birokrasi berdasarkan kecakapan teknis, kenaikan jabatan
dilakukan berdasarkan senioritas dan prestasi kerja.

Meskipun analisis Weber tentang teori organisasi dapat menguraikan banyak organisasi yang
beroperasi dewasa ini, sejumlah pemikiran dan teori lain memberikan sumbangan untuk
memahaami cara kerja organisasi dan khususnya komunikasi organisasi. Dua teori disamping
teori komunikasi memberikan pandangan yang berguna, yaitu teori manajemen dan teori
organisasi. Terkadang para penulis membuat sedikit perbedaan antara teori pengelolaan dan
teori pengorganisasian. Karena kedua teori ini sering sangat mirip, tapi terkadang berbeda.
Kita akan menguraikan teori klasik manajemen secara singkat, teori yang sesuai dengan teori
formal Weber mengenai organisasi.

Weber dan Taylor menyajikan teori organisasi dan manajemen dapat secara langsung dilacak
ke minat pengawasan secara fungsional. Secara bersama Weber dan Taylor membahas
anatomi organisasi formal yang dapat disebut sebagai teori structural klasik. Pendekatan
Taylor terhadap manajemen dilakukan di sekitar 4 unsur kunci yaitu :
Pembagian kerja, menyangkut tentang bagaimana tugas, kewajiban dan pekerjaan organisasi
didistribusikan. Dalam pengertian birokratik kewajiban perusahaan secara sistematis
dibebankan kepada jabatan-jabatan dalam suatu tatanan spesialisasi menurun.
Proses Skalar dan Fungsional, berkaitan dengan pertumbuhan vertical dan horizontal
organisasi.
Proses scalar menunjukkan rantai perintah atau dimensi vertical organisasi.

Struktur, berkaitan dengan hubungan-hubungan logis antara berbagai fungsi dalam


organisasi.
Teori-teori klasik berfokus pada dua struktur dasar yang disebut dengan Lini dan Staf
Struktur Tinggi dan Struktur Datar, terdapat berbagai bentuk struktur organisasi, namun pada
dasarnya terbgai dua yaitu struktur datar dan horizontal.

Rentang Pengawasan, menunjukkan jumlah bawahan yang berada di bawah pengawasan


seorang atasan. Meskipun sering dinyatakan bahwa jumlah bawahan yang dapat diawasi
seorang manajer adalah lima atau enam orang dalam praktek rentang pengawasan tersebut
bervariasi.

2. Teori Transisional
Membahas teori klasik mengenai organisasi dan manajemen ke teori system dan perilaku
yang lebih mutakhir.

Teori Perilaku
Teori Komunikasi Kewenangan Chester Bernard mempublikasikan The function of the
executivenya yaitu pikiran-pikiran baru muncul. Ia menyatakan bahwa organisasi adalah
system orang, bukan struktur yang direkayasa secara mekanis. Definisi Bernard mengenai
organisasi formal suatu system kegiatan 2 orang atau lebih yang dilakukan secara sadar dan
terkoordinasikan menitikberatkan konsep system dan konsep orang. Bernard juga
menyatakan bahwa kewenagan merupakan suatu fungsi kemauan untuk bekerja sama.
Teori Hubungan ManusiawiKesimpulan yang berkembang dari studi Hawthorne
menyebutkan Efek Hawthorne yaitu : (1) Perhatian terhadap orang-orang boleh jadi
mengubah sikap dan perilaku mereka (2) Moral dan produktifitas dapat meningkat apabila
para pegawai mempunyai kesempatan untuk berinteraksi satu sama lainnya. Menurut Mayo
sering disebut sebagai orang yang memulai pergerakan hubungan manusiawi (human
relations movements). Sebenarnya Perrow (1973) menyatakan bahwa dengan berdasarkan
pandangan Bernard dan Mayo pergerakan hubungan manusiawi muncul setelah perang dunia
ke II.

Teori Fusi Bakke dan Argyris, sadar akan banyaknya masalah dalam rangka memuaskan
minat manusia yang berlainan dan dalam rangka memenuhi tuntutan penting struktur
birokrasi, Bakke (1950) menyarankan suatu proses fusi. Ia berpendapat bahwa organisasi
hingga suatu tahap tertentu mempengaruhi individu , sementara pada saat yang sama
individupun mempengaruhi organisasiu.
Teori Peniti Penyambung Likert, Rensis Likert berjasa mengembangkan suatu model terkenal
dengan sebutan model penit penyambung yang menggambarkan struktur organisasi. Konsep
peniti penyambung berkaitan dengan kelompok-kelompok yang tumpang tindih.

Teori Sistem
Setiap pembahasan mengenai suatu system menyangkut interdependensi. Jelasnya
menunjukkan
bahwa terdapat suatu kesalingtergantungan diantara komponen atau satuan suatu system.

Nonsumativitas menunjukkan bahwa suatu system tidak sekedar jumlah dari bagian-
bagiannya.
Unsur-unsur struktur, fungsi dan evolusi Keterbukaan

Hirarki.
Teori Sistem Sosial Katz dan Kahn, pendapat mereka bahwa struktur sosial berbeda dengan
struktur mekanis dan biologis
Adhokrasi dan Teori Buck Bogers, organisasi formal disinggung dalam analisis ini.

3. Teori Mutakhir
Dua macam teori mutakhir yang mencerminkan perubahan dalam pemikiran yang selama ini
dianut oleh organisasi :

Teori Weik mengenai Pengorganisasian, Weik mengatakan bahwa ortganisasi adalah kata
benda, yang juga merupakan suatu mitos.dst, Fokusnya jelas yaitu pengorganisasian alih-alih
organisasi. Proses pengorganisasian menghasilkan apa yang dinamakan organisasi.
Penekanannya terletak pada aktivitas dan proses. Peranan orang-orang dan perilaku mereka
dikemukakan dalam pembahasan teori perilaku dan teori system. Ada tiga tahap utama dalam
proses organisasi Weik (1979) yaitu :
Tahap Pemeranan secara sederhana berarti bahwa para anggota organisasi menciptakan ulang
organisasi lingkungan mereka dengan menetukan dan merundingkan makna khusus bagi
suatu peristiwa.

Seleksi yaitu aturan-aturan dan siklus komunikasi digu8nakan untuk memnentukan


pengurangan yang sesuai dengan ketidakjelasan.

Tahap Retensi yaitu memungkinkan organisasi menyimpan informasi mengenai cara


organisasi itu memberi respon atas berbagai situasi.
Teori Kultural Organisasi, Walaupun para pemerhati perilaku organisasi cenderung berharap
terlau banyak dari teori-teori rasional tentang perilaku manusia telah mengecewakan dalam
meramalkan perilaku. Prinsip-prinsip yang berasal dari teori seperti ini lebih banyakl
merupakan kepercayaan dasar daripada seperangkat aturan yang dapat diandalkan.
Penjelasan-penjelasan

yang mengikuti pandangan objektif mengenai dunia cenderung menerangkan kulit luar
organisasi tetapi tidak menyinggung jiwa organisasi.Konsep budaya menurut Sonya
Sackmann menjabarkan 3 perspektif budaya secara luas mengenia budaya yang diterapkan
pada situasi ortganisasi yang berhubungan dengan pengelolaan yaitu (1) perspektif holistic,
(2) perspektif variabel dan (3) perspektif kognitif.

Pandangan pembentukan pemahaman subjektif memandang budaya sebagai konteks yang


dibangun secara simbolik, yang memungkinkan orang-orang untuk memahami berbagai
peristiwa.Organisasi adalah perilaku simbolik dan eksistensinya bergantung pada makna
Bersama dan pada penafsiran yang diperoleh melalui interaksi manusia.

B. Teori Manajemen.
Teori Manajemen Menurut Para Ahli
a. James A.F Stoner
Menurut James A.F Stoner manajemen adalah proses perencanaan, pengorganisasian,
pemantauan, dan pengarahan terhadap usaha anggota-anggota dalam sebuah organisasi,
pemanfaatan sumber daya, dan pencapaian target organisasi yang sudah ditentukan.

b. Peter E. Drucker
Menurut Peter E. Drucker manajemen adalah alat serbaguna yang mengatur bisnis dan
manajer yang mengatur pekerja dan pekerjaannya

C. Pengertian Teori Perilaku Organisasi Menurut Para Ahli


Berikut Ini Pengertian Perilaku Organisasi Menurut Para Ahli :
Indriyo Gito Sudarmo dan Nyoman Sudita (1997)
Bidang ilmu yang mempelajari tentang interaksi manusia dalam organisasi yang meliputi
studi secara sistematis tentang perilaku struktur dan proses dalam organisasi

Keith Davis dan John Newstrom (1985)


Telaah dan aplikasi pengetahuan tentang bagaimana orang-orang bertindak di dalam
organisasi.
Gibson dan kawan-kawan (1996)
Bidang studi yang mencangkup teori, metode dan prinsip-prinsip dari berbagai disiplin guna
mempelajari persepsi individu, nilai-nilai, dan tindakan-tindakan saat bekerja dalam
kelompok dan dalam organisasi secara keseluruhan, menganalisa akibat lingkungan eksternal
terhadap organisasi studinya, misi dna sasaran serta strategi.

D. Stephen P.Robins (2001)


Bidang yang menyelidiki pengaruh yang ditimbulkan oleh individu, kelompok dan struktur
terhadap perilaku (manusia) di dalam organisasi dengan tujuan menerapkan pengetahuan
yang dapat untuk meningkatkan efektivitas organisasi.

Kesimpulannya yang dapat diambil dari uraian di muka adalah bahwa perilaku
keorganisasian
adalah suatu studi tentang apa yang dikerjakan oleh orang-orang dalam organisasi dan
bagaimana perilaku orang-orang tersebut dapat mempengaruhi kinerja organisasi dengan
bahan kajiannya adalah sikap manusia terhadap pekerjaan, terhadap rekan kerja, imbalan ,
kerjasama dan yang lainnya.

Fred Luthan
Menurut Fred Luthan, Perilaku organisasi didefinisikan sebagai Studi dan aplikasi dari
pengetahuan tentang bagaimana orang, individu dan kelompok bertindak dalam organisasi.

“Organizational Behavior (OB) is the study and application of knowledge about how people,
individuals, and groups act in organizations”

Ia menafsirkan hubungan manusia dan organisasi dalam bentuk keseluruhan dari seorang
manusia, Selurh kelompok, dan seluruh organisasi dan seluruh sistim sosial (system
approach).
Sikap organisasi sangat penting bagi manajemen sumber daya manusia, karena sikap ini akan
mempengaruhi perilaku –perilaku organisasi. Sikap – sikap yang berkaitan dengan kepuasan
kerja dan memfokuskan pada sikap karyawan terhadap keseluruhan (Luthan, 1985).
Mathis-John H. Jackson,
Perilaku organisasi adalah bagaimana anggota organisasi yakin dan menerima tujuan
organisasional, serta berkeinginan untuk tinggal bersama atau meninggalkan perusahaan yang
tercermin dalam tindak tanduk dalam organisasi tersebut.

Griffin dan kawan-kawan,


Perilaku organisasi (organisational behavior) adalah sejauh mana seseorang individu
mengenal dan terikat pada organisasinya. Seseorang individu yang memiliki komitmen tinggi
kemungkinan akan melihat dirinya sebagai anggota sejati organisasi.

Allen dan Meyer,


Ada tiga Dimensi komitment perilaku organisasi adalah :
Komitmen efektif (effective comitment): Keterikatan emosional karyawan, dan keterlibatan
dalam organisasi

Komitmen berkelanjutan (continuence commitment): Komitmen berdasarkan kerugian yang


berhubungan dengan keluarnya karyawan dari organisasi. Hal ini mungkin karena kehilangan
senioritas atas promosi atau benefit, Komitmen normatif (normative commiment): Perasaan
wajib untuk tetap berada dalam organisasi karena memang harus begitu; tindakan tersebut
merupakan hal benar yang harus dilakukan.

Perilaku Oganisasi adalah ilmu tentang individu dan kelompok dalam suatu organisasi.
“Organizational behavior is the study of individuals and groups in organizations”.

2. Jelaskan ukuran efektivitas organisasi dan analisis evektivitas organisasi sector public di

Indonesia.
Ukuran efektivitas organisasi dari sudut pencapaian tujuan dalam pengertiannya adalah
sebagai misi akhir dari tujuan organisasi. Salah satunya adalah banyak dari kriteria evaluasi
yang digunakan ternyata relatif tidak stabil setelah beberapa waktu, yaitu kriteria yang
dipakai untuk mengukur efektivitas organisasi pada waktu tertentu mungkin tidak tepat lagi
atau menyesatkan pada waktu berikutnya.
Hal ini terjadi karena pendekatan keanekaragaman terhadap masalah yang merintangi usaha
pengukuran yang meliputi 1) kriteria evaluasi yang ada sering tidak mantap, 2) untuk
perspektif waktu yang berbeda-beda (jangka pendek versus panjang), 3) kriteria seringkali
bertentangan satu sama lain, 4) sebagian kriteria tidak dapat diterapkan pada jenis-jenis
organisasi tertentu, 5) sebagian kriteria mungkin sulit diukur dengan tepat. Yang penting
ialah setiap usaha untuk menilai tingkat efektivitas organisasi yang berlaku saat ini harus
didahului oleh analisis yang teliti mengenai kemungkinan pembatasan atau bidang kesalahan
yang tidak dapat dipisahkan dari setiap usaha evaluasi. Jika dalam penilaian didapatkan
kriteria evaluasi yang tidak tepat, penilaian yang dihasilkan mungkin tidak ada gunanya

Analisis evektifitas Organisasi sector public di Indonesia

Efektifitas Organisasi merupakan tingkatan pencapaian organisasi atas tujuan jangka pendek
(tujuan) dan jangka panjang (means/cara), yang dipilih berdasarkan konstituensi strategis,
minat evaluasi, dan tingkat kehidupan organisasi. Organisasi efektif apabila dapat memenuhi
tuntutan dari konstituensi yang berada di lingkungan organisasi. Lingkungan ini dapat
mengancam atau bisa juga dapat mendukung kelangsungan hidup organisasi.
Untuk menganalisis efektifitas suatu organisasi dapat dilakukan menggunakan amoebagrams.
Amoebagrams akan memberi pandangan tentang bagaimana satu konstituensi atau
sekumpulan konstituensi menilai performa organisasi atas kedelapan kriteria keefektifan,
berikut ini:
Delapan kriteria tersebut diaplikasikan ke dalam sebuah grafik atau diagram dengan konsep
dasarnya sebagai berikut :

Untuk mengaplikasikannya pada sebuah organisasi, maka konstituen pada organisasi tersebut
harus melakukan pengisian Kuisioner singkat tentang Nilai-nilai Bersaing.
Nilailah organisasi yang dikaji dengan menetapkan tingkatan persetujuan Anda terhadap
setiap pertanyaan dibawah ini
Sebagai contoh, setelah konstituen melakukan pengisian kuisioner tersebut, di bawah ini
adalah hasilnya :
III PENUTUP

Model organisasi ada 2 macam yaitu model organisasi mekanistik dan model organisasi
organik. Model organisasi mekanistik yaitu model yang menekankan pentingnya mencapai
produksi dan efisiensi tingkat tinggi. Sedangkan Model organisasi organis yaitu Yaitu
menekankan pada pentingnya mencapai keadaptasian dan perkembangan tingkat tinggi.
Desain organisasi ini kurang mengandalkan peraturan dan prosedur, wewenang yang
disentralisasikan atau spesialisas yang tinggi.Model organik desain organisasi merupakan
kontars dari model mekanistik

Teori organisasi ada 3 macam yaitu teori organisasi Sruktural Klasik, Teori Organisasi
Transisional dan Teori Organisasi Mutakhir, masing-masing memilki karakteristik dan
pendapat yang berbeda-beda dari para pakarnya.

Anda mungkin juga menyukai