Anda di halaman 1dari 17

MK Birokrasi & Governancy publik

Oleh
Suardi Mukhlis
KONTRAK BELAJAR

1. KEHADIRAN MINIMAL 70 %
2. KEAKTIFAN KELAS ( DISKUSI, BERTANYA,
MENJAWAB)
3. ETIKA DI KELAS, PAKAIAN SEPATU, KEMEJA, ROK
BAGI WANITA, CP BAGI PRIA
4. UJIAN ,QUIS, MID TES, FINAL TEST
5. TUGAS-TUGAS (KELOMPOK DAN INDIVIDU)
6. MENJAGA KEBERSIHAN RUANG KELAS
kriteria Penilaian
1. Keaktifan di Kelas 25%
2. Tugas-tugas (Kelompok dan Individu) 30%
3. Ujian ,Quis, Mid Tes, Final Test 35 %
4. Absensi (Kehadiran) 10%
5. Kehadiran minimal 70%
6. Kehadiran Kurang dari 50% Nilai tidak Keluar
Teori Birokrasi

Istilah birokrasi diperkenalkan


ole Baron de Grimm dan
dimunculkan oleh Vincen de
Gourney melalui suratnya
tertanggal 1 juli 1764 yg ditulis
Baron de Grimm , merujuk
gagasan Gourney yang mengeluh
tentang pemerintahan yg
melayanai dirinya sendiri.
Ide tentang birokrasi bukan
sesuatu yang baru. Merupakan
kekeliruan kalau mengira konsep ini
baru muncul. Keluhan atas
pemerintah pun bukan hal baru,
yaitu setua usia pemerintahan itu
sendiri. Juga, prinsip pemerintah
harus dijalankan orang-orang yang
baik dan cakap merupakan ide yang
sudah lama berkembang
dilingkungan filsuf, baik Barat
maupun Timur.
Pengertian Birokrasi
Jika mendengar kata birokrasi, yang ada dalam benak
pikiran bahwasanya kita berhadapan dengan suatu
prosedur yang berbelit-belit, dari meja satu ke meja
lainnya, yang ujung-ujungnya adalah biaya yang
serba mahal (hight cost). Pendapat demikian tidak
dapat disalahkan seluruhnya. Akan tetapi, apabila
orang-orang yang duduk dibelakang meja, taat pada
prosedur dan aturan serta berdisiplin dalam
menjalankan tugasnya, birokrasi akan berjalan lancar
dan "biaya tinggi" akan dapat dihindarkan.
Untuk mengeliminasi pemikiran yang demikian, mari
sejenak mencerna pendapat para ahli mengenai apa
sebenarnya yang dimaksud dengan birokrasi.
1. Birokrasi yang dalam bahasa Inggris, bureaucracy, berasal dari
kata bureau (berarti meja) dan cratein (berarti kekuasaan),
artinya kekuasaan berada pada orang-orang yang di belakang
meja.
2. Menurut Bintoro Tjokroamidjojo (1984) Birokrasi dimaksudkan
untuk mengorganisasi secara teratur suatu pekerjaan yang harus
dilakukan oleh banyak orang. Dengan demikian, tujuan dari
adanya birokrasi agar pekerjaan dapat diselesaikan dengan cepat
dan terorganisasi. Bagaimana suatu pekerjaan yang banyak
jumlahnya harus diselesaikan oleh banyak orang sehingga tidak
terjadi tumpang tindih di dalam penyelesaiannya, dan inilah
yang sebenarnya menjadi tugas dari birokrasi.
3. Dengan mengutip pendapat Fritz Morstein Marx, Bintoro
Tjokroamidjojo (1984) mengemukakan bahwa birokrasi adalah
tipe organisasi yang dipergunakan pemerintahan modern untuk
pelaksanaan berbagai tugas yang bersifat spesialisasi,
dilaksanakan dalam sistem administrasi yang khususnya oleh
aparatur pemerintahan.
4. Blau dan Page (1956) mengemukakan birokrasi sebagai tipe dari suatu
organisasi yang dimaksudkan untuk mencapai tugas-tugas administratif
yang besar dengan cara mengoordinasikan secara sistematis (teratur)
pekerjaan dari banyak orang. Jadi, menurut Blau dan Page, birokrasi
justru untuk melaksanakan prinsip-prinsip organisasi yang ditujukan
untuk meningkatkan efesiensi adminstratif, meskipun kadang dlm
pelaksanaanya birokrstisasi kadang mengakibatkan adanya
ketidakefesienan
5. Dengan mengutip pendapat Mouzelis, Ismani (2001)mengemukakan
bahwa dalam birokrasi terdapat aturan-aturan yang rasional, struktur
organisasi dan proses berdasarkan pengetahuan teknis dan dengan
efisiensi yang setinggi-tingginya. Dari pandangan demikian, tidak
sedikit pun alasan untuk menganggap birokrasi itu jelek dan tidak
efisien.
6. Dengan mengutip Blau dan Meyer, Dwijowijoto (2004) menjelaskan
bahwa birokrasi suatu lembaga yg sangat kuat dgn kemampuan untuk
meningkatkan kapasitas-kapasitas potensial terhadap hal-hal yg baik dan
buruk dalam keberadaannya sebagai instrumen administrasirasional
yang netral pada skala yang besar
Karakteristik Birokrasi
Seperti halnya telah diuraikan di atas, bahwa birokrasi
dimaksudkan sebagai kekuasaan dipegang oleh orang-orang
yang berada di belakang meja karena segala sesuatunya diatur
secara legal dan formal oleh para birokrat. Diharapkan
pelaksanaan kekuasaan tersebut dapat dipertanggungjawabkan
dengan jelas karena setiap jabatan diurus oleh orang (petugas)
yang khusus.Sebagaimana dinyatakan oleh Blau dan Page, bahwa
birokrasidimaksudkan untuk melaksanakan tugas-tugas
administrasi yang besar, hal itu hanya dapat berlaku pada
organisasi besar seperti organisasi pemerintahan. Karena pada
organisasi pemerintahan, segala sesuatunya diatur secara
formal, sedangkan pada organisasi kecil hanya diperlukan
hubungan informal. Selama ini, banyak pakar yang meneliti dan
menulis tentang birokrasi bahwa fungsi staf pegawai
administrasi harus memiliki cara-cara yang spesifik agar lebih
efektif dan efisien, sebagaimana dirumuskan berikut (Syafiie,
1.Kerja yang ketat pada peraturan (rule);
2.Tugas yang khusus (spesialisasi);
3. Kaku dan sederhana (zakelijk);
4.Penyelenggaraan yang resmi (formal);
5.Pengaturan dari atas ke bawah (hierarkhis) yang telah
ditetapkan oleh organisasi/institusi;
6.Berdasarkan logika (rasional);
7.Tersentralistik (otoritas);
8.Taat dan patuh (obedience);
9.Tidak melanggar ketentuan (discipline);
10.Terstruktur (sistematis);
11.Tanpa pandang bulu (impersonal).
Hal tersebut merupakan prinsip dasar dan
karakteristik yang ideal dari suatu birokrasi.
Karakteristik tersebut idealnya memang dimiliki
oleh para birokrat (pegawai negeri sipil) agar
tugas-tugas administrasi yang besar dapat
dilaksanakan secara efektif dan efisien sehingga
tujuan organisasi dapat tercapai sesuai yang
direncanakan. Dengan demikian, pendapat
sebagian masyarakat selama ini yang cenderung
negatif, paling tidak dapat diluruskan.

11
Tipe Ideal Birokrasi
Prinsip pembagian kerja
Kegiatan-kegiatan reguler yang diperlukan untuk mencapai tujuan
organisasi dibagi dalam cara-cara tertentu sebagai tugas-tugas jabatan.
Dengan adanya prinsip pembagian kerja yang jelas, pelaksanaan
pekerjaan dilakukan oleh tenaga-tenaga spesialisasi dalam setiap
jabatan, sehingga pekerjaan dapat dilaksanakan dengan tanggung jawab
penuh dan efektif.
Struktur hierarkis
Pengorganisasian jabatan-jabatan mengikuti prinsip hierarkis, yaitu jabatan
yang lebih rendah berada di bawah pengawasan atau pimpinan dari jabatan
yang lebih atas. Pejabat yang lebih rendah kedudukannya harus
mempertanggungjawabkan setiap keputusannya kepada pejabat atasannya.
Aturan dan Prosedur
Pelaksanaan kegiatan didasarkan pada sistem
peraturan yang konsisten. Sistem standar tersebut
dimaksudkan untuk menjamin adanya keragaman
pelaksanaan setiap tugas dan kegiatan tanpa melihat
jumlah orang yang terlibat di dalamnya.
Prinsip netral (tidak memihak)
Pejabat yang ideal dalam suatu birokrasi melaksanakan kewajiban
dalam semangat formalistic impersonality (formal nonpribadi),
artinya tanpa perasaan simpati atau tidak simpati. Dalam prinsip
ini, seorang pejabat dalam menjalankan tugas jabatannya terlepas
dari pertimbangan yang bersifat pribadi. Dengan menghilangkan
pertimbangan yang bersifat pribadi dalam urusan jabatan,
berarti suatu prakondisi untuk sikap tidak memihak dan juga
untuk efisiensi.
Penempatan didasarkan atas karier
Penempatan kerja di dalam organisasi birokrasi didasarkan pada
kualifikasi teknis dan dilindungi terhadap pemberhentian
sewenang-wenang. Dalam organisasi birokrasi, penempatan kerja
seorang pegawai didasarkan atas karier. Ada sistempromosi,
biasanya atas dasar senioritas atau prestasi, atau kedua – duanya.
Kebijaksanaan kepegawaian demikian dimaksudkan untuk
meningkatkan loyalitas kepada organisasi dan tumbuhnya esprit
de corps atau jiwa korps di antara para anggotanya.
Birokrasi murni
Pengalaman menunjukkan bahwa tipe
birokrasi yang murni dari organisasi
administrasi dilihat dari segi teknis dapat
memenuhi efisiensi tingkat tinggi.
Mekanisme birokrasi yang berkembang
sepenuhnya akan lebih efisien daripada
organisasi yang tidak seperti itu atau
yang tidak jelas birokrasinya.
Selanjutnya, menurut Sondang P. Siagian,
paradigma birokrasi yang ideal, agar
semakin mampu menyelenggarakan
fungsinya dengan tingkat efesiensi,
efektivitas, dan produktivitas yang
semakin tinggi, birokrasi pemerintahan
harus selalu berusaha agar seluruh
Perinsip Birokrasi
Prinsip kejelasan misi
Misi birokrasi diangkat dari tujuan nasional di segala bidang
kehidupan masyarakat, berbangsa, dan bernegara. Birokrasi memiliki
serangkaian tugas utama yang harus dilaksanakannya, baik yang sifatnya
pengaturan yang selalu
harus berdasarkan peraturan perundang-undangan dan
dioperasionalkan secara transparan, maupun dalam berbagai bentuk
pelayanan masyarakat yang harus memenuhi persyaratan benar, ramah,
cepat, tetapi sekaligus akurat.
Prinsip kejelasan fungsi
Sebagai paradigma, fungsi merupakan rincian misi yang harus diemban.
Kejelasan fungsi tidak terbatas pada rumusan hal-hal tertentu yang menjadi
tanggung jawab fungsional suatu instansi. Meskipun sangat penting, hal
ini
juga sebagai upaya untuk menjamin bahwa:
1. dalam birokrasi tidak terjadi tumpang tindih danfungsi
diselenggarakan oleh lebih dari satu instansi;
2. tidak ada fungsi yang terabaikan karena tidak jelas induknya;
3. menghilangkan persepsi tentang adanya fungsi yang penting kurang
penting dan tidak penting;
Prinsip kejelasan aktivitas
Yang dimaksud dengan aktivitas birokrasi adalah kegiatan yang
dilakukan dalam penyelenggaraan tugas fungsi satuan kerja
dalam birokrasi. Prinsip ini hams mendapat perhatian
yang terletak pada kenyataan bahwa setiap kali
para anggota birokrasi terlihat dalam aktivitas yang
mubazir, setiap itu pula terjadi pemborosan. Padahal,
karena terbatasnya sarana, prasarana, waktu, dan dana yang
tersedia, pemborosan merupakan tindakan yang tidak
pernah dapat dibenarkan.
Prinsip kesatuan arah
Merupakan kenyataan bahwa jajaran birokrat terlibat dalam berbagai
aktivitas, baik yang ditujukan kepada berbagai pihak di luar birokrasi, yaitu
masyarakat luas maupun bagi kepentingan instansi yang bersangkutan
Perinsip kesatuan perintah
Salah satu wewenang yg dimiliki oleh setiap orang yg menduduki jabatan
manajareial adalah memberikan perintah kepada bawahannya.
Prinsip Desentralisasi
Prinsip yg berkaitan erat dgn pendelegasian wewenang adalah penerapan
desentralisasi
Prinsip keseimbangan wewenang dan tanggung jawab
Wewenang dan tanggung jawab adalah kewajiban untuk memikulsegala
TERIMA KASIH

17

Anda mungkin juga menyukai