Anda di halaman 1dari 11

BIROKRASI RASIONAL

(MAX WEBER)
Dosen Pembina : Prof. Dr. A. Watloly, M. Hum

{ Anggota Kelompok
1. Muawana Latuconsina
2. Zainal Abidin Kaliky
3. Fareha Dewi Putri Alkatiri
4. Nurain Touwe
A. Pendahuluan
 Dalam konteks ini berbicara mengenai birokrasi, tidak lain lazim nya
birokrasi disebut sebagai perilaku dari pemerintah, atau birokrasi adalah
sebuah organisasi pemerintahan yang mempunyai sub-sub struktur,
mempunyai hubungan antara satu dengan yang lain, dan juga
mempunyai tugas dan wewenang dalam mencapai tujuan dan program
yang telah direncanakan.
 Sebagai orang yang berpendidikan, segala bentuk hal yang kita
tentunya harus ada ahli dalam bidang yang ingin kita pelajari untuk di
jadikan refensi, dan juga sebagai pedoman guna untuk membuktikan
bahwa informasi yang kita publikasikan memiliki sumber yang jelas,
tidak dilakukan dengan analisa dan logika kita sendiri tanpa adanya
perbandingan dan pengembangan.
B. Rumusan Masalah

 Apa pengertian birokrasi rasional ?


 Sifat apa yang menonjol dari konsep birokrasi

Max Weber?
 Apa saja Perilaku Birokrasi?
C. Tujuan

  Untuk mengetahui pengertian birokrasi rasional


 Untuk mengetahui Sifat yang menonjol dari konsep
birokrasi Max Weber
 Mengetahui Perilaku Birokrasi
PEMBAHASAN
A. Pengertian Birokrasi Rasional

 Secara etimologi birokrasi yang dalam bahasa inggris


disebut bureaucracy berasal dari dua kata yaitu
“bureau” yang artinya meja dan “cratein” berarti
kekuasaan. Jadi maksudnya kekuasaan yang berada
pada orang-orang yang dibelakang meja. Sedangkan
menurut kamus besar bahasa Indonesia kata
“birokrasi “ artinya sistem pemerintahan yang di
jalankan oleh pegawai pemerintah karena telah
berpegang pada hierarki dan jenjang jabatan.
B. Menurut Max Weber bahwa tipe ideal
birokrasi yang rasional tersebut dilakukan dalam
cara-cara sebagai berikut:
 Pertama, individu pejabat secara personal bebas, akan tetapi
dibatasi oleh jabatannya
 Kedua, jabatan-jabatan itu disusun dalam tingkatan hierarki dari

atas ke bawah dan ke samping.


 Ketiga, tugas dan fungsi masing-masing jabatan dalam hiearki

itu secara spesifik berbeda satu sama lainnya.


 Keempat, setiap pejabat mempunyai kontrak jabatan yang harus

dijalankan. Keempat, setiap pejabat mempunyai kontrak jabatan


yang harus dijalankan.
 Kelima, setiap pejabat diseleksi atas dasar kualifikasi
profesionalitasnya.
 Keenam, setiap pejabat mempunyai gaji termasuk hak
untuk menerima pensiun sesuai dengan tingkatan
hierarki jabatan yang disandangnya.
 Ketujuh, terdapat struktur pengembangan karier yang

jelas dengan promosi berdasarkan senioritas dan merit


sesuai dengan pertimbangan yang obyektif.
 Kedelapan, setiap pejabat sama sekali tidak dibenarkan

menjalankan jabatannya dan resources instansinya


untuk kepentingan pribadi dan keluarganya.
 Kesembilan, setiap pejabat berada di bawah
pengendalian dan pengawasan suatu sistem yang
dijalankan secara disiplin.
PENUTUP
     a. Kesimpulan
   Birokrasi merupakan instrumen penting dalam
masyarakat modern yang kehadirannya tak mungkin
terelakkan. Eksistensi birokrasi ini sebagai konsekuensi logis
dari tugas utama negara (pemerintahan) untuk
menyelenggarakan kesejahteraan masyarakat (social welfare).
Negara dituntut terlibat dalam memproduksi barang dan jasa
yang diperlukan oleh rakyatnya (public goods and services)
baik secara langsung maupun tidak. Bahkan dalam keadaan
tertentu negara yang memutuskan apa yang terbaik bagi
rakyatnya. Untuk itu negara mernbangun sistem administrasi
yang bertujuan untuk melayani kepentingan rakyatnya yang
disebut dengan istilah birokrasi.
b. Saran
Semoga dengan tersusun nya makalah ini dapat
menambah pengetahuan tentang birokrasi
modern  serta menjadi sumber referensi bagi
pembacanya.penulis berharap agar adanya kajian –
kajian  yang lebih mendalam lagi mengenai
birokrasi.
DAFTAR PUSTAKA

 Miftah, Thoha, Perspektif Perilaku Birokrasi. Jakarta:


Rajawali Press, 1991.
 
 Martin, Albrow, Birokrasi. Yogyakarta: PT Tiara Wacana,
1996..

 Agus Dharma, dan Thoha Miftah, Menyoal Birokrasi Publik:


Balai Pustaka, 1999.

 Sondang, Siagian P, Patologi Birokrasi Analisis, Identifikasi


dan Terapinya. Jakarta: Ghalia Indonesia,1994.

Anda mungkin juga menyukai