The Civic Culture”. Buku ini berisikan hasil penelitian Almond dan Verba
18.44 WITA)
Pengertian budaya politik sendiri, yaitu Menurut Kamus Besar Bahasa
tingkah laku dan proses politik dalam suatu sistem politik, mencakup cita-
anatara masyarakat bangsa itu dan tidak lain adalah pola tingkah
b) Austin Ranney
i
c) Samuel Beer
d) Alan R. Ball
yang demokratis.
a) Komponen Kognitif
dianut seorang warga pegara menjadi dasar bagi sikap dan perannya
masyarakat Barat.
dengan norma dan aturan yang melekat dalam peran yang lain. Untuk itulah
i
maupun gagasan. Kapan waktunya ia berperan sebagai anggota parlemen
dalam membedakan peranan politik itu dapat dikatakan sebagai salah satu
yaitu:
administrator,
(http://kehudupansaatini.blogspot.co.id/2014/10/hakikat-budaya
WITA)
institusi-institusi politik.
baru.
sangat minim.
Budaya politik kaula atau subjek lebih rendah satu derajat dari budaya
terhadap sistem politik, tetapi keterlibatan mereka dalam cara yang lebih
terhadap proses politik muncul bila mereka telah melakukan kontak dengan
pejabat lokal. Selain itu, mereka juga memiliki kompetensi politik dan
i
Berdasarkan uraian tersebut, dapat disimpulkan ciri budaya kaula atau
politik yang diferensiatif dan aspek output dari sistem itu. Akan
mendekati nol.
pasif.
kognitif.
Tipe budaya kaula atau subjek ini antara lain diterapkan oleh golongan
tetapi secara sederhana hal ini tidak memberi keabsahan kepada mereka.
i
mengorganisasikan diri dalam kelompok-kelompok protes jika terdapat
warga negara yang tinggi dalam menyelesaikan sesuatu hal secara politik.
Warga negara merasa memiliki peran politik. Mereka merasa perlu untuk
politik.
Selain itu, warga negara berperan sebagai individu yang aktif dalam
negara. Oleh karena itu, dalam konteks politik, tipe budaya ini merupakan
sebagai berikut.
mendekati satu.
i
aktif terhadap struktur dan proses politik serta administratif
partisipan, menurut studi Almond dan Verba adalah Inggris dan Amerika
Serikat. Menurut Almond dan Verba, ketiga tipe (partisipan, parokial, dan
Culture)
i
c) Budaya Politik Parokial-Partisipan (The Parochial-Participant
Culture)
parokial.
yang menghendaki sifat partisipan dengan budaya alami yang masih bersifat
parokial. (http://pkn-ips.blogspot.com/2015/07/karakteristik-budaya-politik-
begitu kompleks dan beratnya tugas yang dipikul negara dalam hal ini para
dari tingkat partisipasi mereka dalam kegiatan pemilihan umum. Akan tetapi
diukur juga dari peran serta mereka dalam mengawasi atau mengoreksi
pembinaan.
suatu generasi kepada generasi lain melalui berbagai media perantara seperti
mengenai semua hal tentang politik. Dengan kata lain kesadaran politik
pastisipasi mereka dalam kegiatan pemilu. Akan tetapi diukur juga dari
i
masyarakat mempunyai kesadaran politik berbeda-beda. Kesadaran politik
politik yang dilakukan suatu generasi kepada generasi lain melalui berbagai
media perantara seperti keluarga, sekolah, partai politik, media massa dan
penting dalam sosialisasi melalui proses pembelajaran baik secara formal (di
i
sekolah), informal (pendidikan di keluarga) maupun dalam bentuk
pendapatnya sendiri.
lahir.
(http://majuindonesiakutercinta.blogspot.com/2015/05/hakekat-
WITA)
Indonesia.
pelaku yang berbeda, tetapi tetap memiliki tujuan yang sama, yaitu
i
a) Kegiatan Pemilihan
b) Pendekatan
c) Kegiatan organisasi
d) Mencari hubungan
e) Tindakan kekerasan
ini.
kekerasan ini bukan sesuatu yang terjadi secara kebetulan tetapi didukung
oleh bangunan sistem sosial dan politik yang mendapat legitimasi dari
oposisi. Mereka yang dipandang musuh oleh Negara, yaitu kelompok yang
tidak sesuai dengan politik penguasa maka secara sistematis akan menjadi
verbal, psikologis dan simbolis atau kombinasi dari berbagai aspek tersebut.
Pendapat ini didukung oleh Semin & Fiedler (1996), Berkowitz (1999) dan
Suryabrata (2000).
teori, yaitu teori belajar sosial, teori insting, teori kepribadian, teori kognitif
b) Teori Insting
c) Teori Kepribadian
d) Teori Kognitif
kognitif.
e) Teori Frustasi-Agresi
i
akan dapat merubah nasib mereka (seperti yang disampaikan
pemilu.
cenderung golput.
a) Konvensional
(1) Demorasi.
(2) Konfrontasi.
(3) Mogok.
Politik Bangsa.
perbuatan hukum.
i
Contoh lainnya adalah :
kecurangan.
(https://www.slideshare.net/AmaliaNurShafira/1-cover-makalah,
i
i