Anda di halaman 1dari 8

PENGARUH POLITIK IDENTITAS TERHADAP DEMOKRASI DI INDONESIA

(The Influence of Identity Politics on Indonesian Democracy)

I PUTU SASTRA WINGARTA1, BERLIAN HELMY2, DWI HARTONO 3 , I WAYAN MERTADANA 4 ,


REDA WICAKSONO 5
1Tenaga Profesional Lemhannas RI, 2Direktur Pengkajian Ideologi dan Politik Lemhannas RI. 3 Kasubdit
Kepemimpinan Nasional Lemhannas RI, 4Kasubdit Ideologi dan Politik Lemhannas RI, 5Analis Kebijakan Ahli
Muda Lemhannas RI. Email: ditpolitik@gmail.com Telepon: 021-3832442

ABSTRAK
Pasca reformasi kehidupan bangsa indonesia menghadapi tantangan merebaknya politik identitas yang mengedepankan
golongan atau symbol tertentu guna mendapatkan pengaruh politik. Apabila hal ini dibiarkan akan mengganggu
ketahanan nasional dan kualitas demokrasi di indonesia. Fenomena ini perlu dicari solusinya, agar keran demokrasi yang
ada dapat dipergunakan dengan sesuai koridor hukum di indonesia. Oleh karena itu perlu dilakukan kajian strategik
jangka panjang tentang pengaruh politik identitas terhadap demokrasi di indonesia. Kajian ini menggunakan metode
analisis kritis/deskriptif yang dilakukan melalui proses Focus Group Discussion (FGD), berbagai sumber kepustakaan
(studi literatur) dan Round Table Discussion (RTD). Kemunculan politik identitas mencerminkan belum tercapainya
transformasi masyarakat menuju masyarakat yang demokratis. Demokrasi masih bersifat “eksklusif” dan “transaksional”,
belum “transformasional". Belum mengakarnya ideologi Partai Politik di masyarakat mengakibatkan masyarakat tidak
memiliki preferensi pasti dalam memilih, sehingga partai politik saat ini selain menggunakan praktek money politics
untuk mendulang suara, dan juga menggunakan populisme simbol identitas berbasis “agama” dan “non-agama”. Praktek
Politik Identitas secara negatif berpengaruh pada pelaksanaan demokrasi di Indonesia yang masih belum sepenuhnya
sesuai dengan cita-cita demokrasi. Dalam hal ini pemerintah bersama masyarakat perlu meningkatkan edukasi politik
agar tercipta masyarakat yang rasional dan mampu berpartisipasi sesuai koridor demokrasi yang ada di Indonesia.

Kata kunci: Politik Identitas, Populisme, Demokrasi.

ABSTRACT.
Post-reformation, the life of the Indonesian nation is facing the challenge of the spread of identity politics that prioritizes
certain groups or symbols in order to gain political influence. It will disrupt national security and the quality of democracy
in Indonesia. This phenomenon needs to find a solution, so that the existing democratic faucets can be used according to
the legal corridors in Indonesia. Therefore, it is necessary to conduct a long-term strategic study of the influence of
identity politics on democracy in Indonesia. This study uses a critical/descriptive analysis method which is carried out
through a Focus Group Discussion (FGD) process, various literature sources (literature studies) and a Round Table
Discussion (RTD). The emergence of identity politics reflects that the transformation of society towards a democratic
society has not yet been achieved. Democracy is still “exclusive” and “transactional”, not yet “transformational”. Political
party ideology has not yet taken root in society, resulting in people not having a definite preference in choosing, so that
current political parties use the practice of money politics to gain votes, and also use populism, symbol of identity based
on "religion" and "non-religion". The practice of Identity Politics negatively affects the implementation of democracy in
Indonesia which is still not fully in accordance with the ideals of democracy. In this case the government and the
community need to improve political education in order to create a rational society and able to participate in accordance
with the corridors of democracy in Indonesia.

Keywords: Identity Politics, Populism, Democracy.

117 | Volume 9 No 4
PENDAHULUAN dihadapi bangsa Indonesia saat ini adalah politik
Identitas yang menjurus kepada disintegrasi
Indonesia merupakan negara dengan
bangsa.
masyarakat majemuk yang berideologi Pancasila,
Demokrasi yang idealnya menampilkan diri
namun pasca reformasi kehidupan bangsa
dengan wajah yang inklusif, equal dan
Indonesia menghadapi tantangan salah satunya
mengutamakan kebabasan hak sipil, justru
adalah merebaknya politik identitas yang
terciderai oleh praktik-praktik politik identitas.
mengedepankan identitas golongan atau symbol
Kondisi ini juga dapat ditemukan di Indonesia,
tertentu guna mendapatkan pengaruh politik.
dimana demokrasi sebagai pintu bagi kebangkitan
Politik identitas pada awalnya muncul pada
politik identitas secara massif melalui bentuk
tahun 1970-an di Amerika Serikat untuk tuntutan
konflik, kekerasaan dan diskriminasi terhadap
perjuangan minoritas, gender, ras yang merasa
kelompok lain.
terpinggirkan. Dalam sejarah manusia digerakan
Politik identitas menguat karena growing
oleh perjuangan untuk pengakuan. Satu-satunya
resentment, akibat pengabaian terhadap
solusi rasional untuk hasrat akan pengakuan
kebutuhan akan pengakuan, entrepreneur of
universal ketika martabat setiap manusia dihargai.
identity, yakni peran aktor-aktor kunci yang
Adanya pengakuan universal ini mendapatkan
memobilisasi dan mempolitisasi identitas. Politik
tantangan lewat bentuk-bentuk pengakuan parsial
identitas mengancam karena Kecenderungan
lain berdasarkan bangsa, agama, sekte, ras, etnis,
membatasi ketimbang membebaskan. Adanya
jenis kelamin, atau individu yang ingin diakui
ambiguitas klaim representasi dan legitimasi,
sebagai superior.
berpotensi dimanipulasi oleh elit untuk mencapai
Pada politik praktis, identitas seringkali
kepentingannya. Fukuyama menggunakan cara
digunakan yang jauh dari nilai persatuan dan
pandang psikologi politik dalam melihat
kesatuan, digunakan sebagai alat politik baik itu
munculnya politik identitas. Secara naluriah,
untuk meraup suara dalam pemilu, mendapatkan
thymos adalah sifat manusia yang mencari
dukungan massa maupun dalam rangka tujuan
pengakuan atas identitas untuk merasa bangga,
politik untuk memisahkan diri dari NKRI. Karena
dihormati dan lain-lain. Sementara Ishotymia
pada dasarnya politik identitas merupakan
adalah tuntutan seseorang untuk mendapatkan
fenomena politik yang menekankan pada
pengakuan dan perlakuan sama dengan orang lain
perbedaan identitas. Tantangan berat yang

118 | Volume 9 No 4
Sedangkan megalothmymia adalah ketika d. Bagaimana solusi mengatasi populisme politik
seseorang merasa harus mendapatkan pengakuan identitas dengan tetap berpegang pada
yang lebih tinggi dibanding orang lain. prinsip-prinsip demokrasi di Indonesia?
Beberapa fenomena politik identitas yang Fenomena ini merupakan tantangan yang
terjadi di era demokrasi antara lain adalah dihadapi dan dicari solusinya agar keran demokrasi
penggunaan politik identitas dibungkus yang ada dapat dipergunakan dengan sesuai
kepentingan agama sebagai alat kelompok koridor hukum di Indonesia. Oleh karena itu perlu
penekan untuk menyuarakan aspirasinya, melihat dilakukan kajian strategik yang memberikan
kondisi masyarakat Indonesia yang belum gambaran, analisis, dan pembahasan serta
sepenuhnya melek politik dan hukum maka rekomendasi tentang bagaimana pengaruh politik
dikhawatirkan merebak sikap emosional yang identitas terhadap demokrasi Indonesia.
mudah tersulut sehingga berakibat timbul konflik
vertikal maupun horizontal yang justru akan
METODE
merugikan keutuhan bangsa Indonesia. Di sisi lain
politik identitas berdasarkan ras juga digunakan Penulisan naskah ini menggunakan metode

kelompok separatis untuk kepentingan analisis kritis/ deskriptif yang dilakukan melalui

memerdekakan diri dari pangkuan Republik proses Focus Group Discussion (FGD),

Indonesia. pengumpulan data/fakta dan pendalaman materi

Berdasarkan latar belakang terkait dengan ke lokus Provinsi Sumatera Utara dan Provinsi

populisme politik identitas, maka rumusan Sulawesi Selatan, berbagai sumber kepustakaan

permasalahannya adalah “Bagaimana pengaruh (studi literatur) dan Round Table Discussion

politik identitas terhadap demokrasi Indonesia?” (RTD) dengan menghadirkan berbagai tokoh

Adapun pertanyaan kajian disusun sebagai berikut: Eksekutif, Legislatif, Yudikatif, Akademisi, Tokoh

a. Bagaimana fenomena populisme politik Agama, Tokoh Masyarakat dan Tokoh Media Massa

identitas yang terjadi dalam kehidupan untuk membahas secara komprehensif, integral,

demokrasi di Indonesia? dan holistik segala permasalahan berkaitan dengan

b. Bagaimana corak ideologi partai politik pengaruh politik identitas terhadap demokrasi

Indonesia dalam mengelola fenomena politik Indonesia.

identitas?
c. Apa potensi ancaman populisme politik
identitas terhadap demokrasi di Indonesia ?

119 | Volume 9 No 4
“murah dan meriah”, karena didukung oleh media

HASIL DAN PEMBAHASAN sosial yang dapat dengan cepat menyebarkan


informasi. Media sosial ditempatkan sebagai
Fenomena munculnya populisme politik
sarana strategis bagi para pihak berkepentingan
identitas yang terjadi dalam kehidupan
untuk menyebarkan informasi yang isinya belum
demokrasi di Indonesia tentu benar dan akurat, bahkan cenderung
Demokrasi saat ini seperti “pedang bermata mencampurkan antara “fakta” dan “opini” (post
dua”, karena selain memberikan kontribusi bagi truth).
peningkatan kesejahteraan dan kemajuan Praktik politisasi identitas senantiasa muncul
demokrasi, sekaligus sebagai peluang untuk pada tahun politik, baik itu pada tingkat pemilihan
melakukan perbuatan melawan hukum yang kepala daerah bahkan pemilihan presiden.
bertentangan dengan etika politik sehingga justru Permasalahan praktik politisasi identitas pada
dapat mengancam kehidupan demokrasi maupun pemilu di Indonesia dapat mempengaruhi
ketahanan nasional suatu bangsa. ketahanan nasional, karena praktik tersebut
Kemunculan politik identitas dalam setiap berpotensi mengarah pada dampak yang
momen pertarungan politik mencerminkan belum berlawanan dengan tujuan demokrasi dan
tercapainya transformasi masyarakat menuju menjurus pada perpecahan yang menyebabkan
masyarakat yang demokratis dan belum terjadinya instabilitas politik dan disintegrasi
terciptanya demokrasi yang terarah. Demokrasi bangsa Indonesia.
yang berjalan hingga saat ini masih bersifat
Corak ideologi partai politik di Indonesia
“eksklusif” dan “transaksional”, belum
dalam kaitannya dengan fenomena politik
“transformasional”. Berbagai faktor yang menjadi
pendorong politik identitas adalah keragaman identitas

Indonesia, Media sebagai aktor politik, Bisnis Terkait corak ideologi partai politik
konsultan dan buzzer, Literasi medsos yang Indonesia dalam mengelola fenomena politik
rendah, Tingkat pendidikan yang rendah, identitas. Corak ideologi partai politik di Indonesia
Kesadaran Bela Negara yang rendah, serta yang memiliki identitas politik tertentu adalah
penegakan hukum yang lemah. sebuah “keniscayaan”. Agama adalah salah satu
Penyebab masih digunakannya politik isu yang akan terus menegaskan perbedaan
identitas pada kontestasi pemilu adalah sebagai ideologi di antara corak partai-partai di Indonesia.
“jalan pintas” untuk memperoleh suara secara Corak ideologi partai politik “tidak perlu

120 | Volume 9 No 4
dikuatirkan” dan merupakan hal yang “lumrah” tidak berhak mendapatkan perlakuan setara
sebagai cara untuk menggaet dukungan dan suara oleh negara, dan
yang sah secara hukum. Namun dalam praktiknya,
c. Psikologi sosial masyarakat. Masyarakat
partai politik memainkan politik identitas hanya
menjadi mudah tersinggung, gampang
semata-mata untuk mendulang suara dalam
terbakar emosi, dan rentan terprovokasi.
kepentingan “electoral vote”. Permasalahannya
muncul ketika corak ideologi partai politik
Politik identitas juga dapat menjadi ancaman
“dimanipulasi” dan “dieksploitasi” sedemikian rupa
dalam hajatan demokrasi yakni:
secara berlebihan untuk kepentingan “politik
a. Politik identitas berpotensi mengecilkan
sempit” kelompoknya saja.
bahkan menghilangkan identitas lain yang
Di samping itu, Belum mengakarnya ideologi
hidup di masyarakat,
Partai Politik di masyarakat mengakibatkan
b. Politik identitas menutupi perdebatan
masyarakat tidak memiliki preferensi pasti dalam
program kerja berkualitas, dan
memilih, sehingga partai politik saat ini selain
c. Politik identitas lebih banyak memecah belah
menggunakan praktek money politics untuk
daripada mempersatukan masyarakat. Para
mendulang suara, dan juga menggunakan
pendukung merasa identitas mereka adalah
populisme simbol identitas berbasis “agama” dan
kelompok pilihan ciptaan “terbaik” yang akan
“non-agama”.
menyelesaikan masalah di daerahnya.
Menurut Siti Kholisoh, politik identitas dapat
Populisme dan Politik Identitas
membawa beberapa dampak antara lain:
Di Indonesia, politik identitas lebih terkait
a. Polarisasi sosial. Kelompok identitas
dengan masalah etnisitas, agama, ideologi, dan
Masyarakat terpecah, tantangan
kepentingan-kepentingan lokal. Dalam kerangka
mengembalikan agar masyarakat bersatu
historis, politik identitas di Indonesia lebih
kembali sebagai bangsa yang berbeda tetap
bermuatan etnisitas, agama, dan ideologi politik.
satu tujuan (Bhinneka Tunggal Ika),
Politik identitas yang berlebihan dan
b. Perlakuan tidak setara. Pembatasan terhadap
bermuara pada konflik SARA tidak saja berimplikasi
kebebasan berbicara dan menghambat
pada kualitas demokrasi tapi juga mengancam
partisipasi bebas warga negara dalam
persatuan dan kesatuan bangsa. Hal yang paling
demokrasi. pesan bahwa kelompok tertentu
penting adalah bagaimana kita dapat membangun
adalah warga kelas rendah (subhuman) dan
pondasi demokrasi yang kokoh agar tidak mudah
karena itu tidak hanya berbahaya tetapi juga

121 | Volume 9 No 4
tergoyahkan oleh berbagai dinamika proses menimbulkan krisis kepercayaan masyarakat
demokrasi. terhadap demokrasi”. Perilaku dengan kesadaran
Politik identitas yang terjadi di Indonesia politik masyarakat yang masih rendah dalam
juga mengarah kepada populisme bersentimenkan berinteraksi di sosial media memberikan dampak
agama, dalam pertarungan politik baik pilkada negatif terhadap edukasi politik dan nilai
2017 dan pemilu 2019, konfrontasi antar dua demokrasi Pancasila. Realitas politik seperti itu
kekuatan ekstrem politik identitas seolah merupakan “early warning” bagi kehidupan
meniadakan ruang moderasi (wasathiyyah) atau demokrasi di Indonesia dan peringatan keras bagi
”jalan tengah” (middle way) yang mengedepankan kian memudarnya fondasi persatuan dan kesatuan
rasionalitas dan kematangan berpikir. bangsa. Oleh karena itu, kita harus menumbuh
Keberpihakan terhadap salah satu pihak kembangkan dan menjaga iklim “budaya
seolah wajib dan berdiri di tengah seolah demokrasi” yang sesuai dengan nilai-nilai
kesalahan. Alhasil, dinamika demokrasi tidak Demokrasi Pancasila.
menyisakan ruang dialogis yang memadai. Indonesia dalam konteks politik identitas
Sebaliknya, justru ketegangan, kebencian, dan kemudian dinilai sedang mengalami suatu potensi
sikap saling curiga kian menguat di tengah konflik relasi antara agama dan negara. Politik
masyarakat. Realitas politik seperti itu merupakan identitas diminati oleh elite politik di Indonesia,
peringatan keras bagi kian memudarnya fondasi terlebih agama, sebagai “alat” jitu untuk meraup
persatuan dan kesatuan bangsa. suara pemilih. Agama memang memiliki efek
Politik identitas juga memunculkan terhadap keikutsertaan politik. Dalam demokrasi
fenomena garis kuasa mayoritas atas minoritas politik identitas memang diperbolehkan, tetapi
berwajah tirani spiritualisme, kelompok mayoritas ketika politik identitas itu dilakukan berlebihan
akan memanfaatkan kondisinya untuk maka akan memiliki pengaruh-pengaruh yang tidak
mendapatkan keuntungan politik atas minoritas, baik, terlebih di Indonesia yang mana
seperti melalui slogan “pilih yang mayoritas”. masyarakatnya beragam, baik dari ras, suku, dan
Politik identitas sengaja dibangun oleh elite politik agama. Oleh karena itu perlu dikedepankan narasi
untuk mempertahankan kekuasaan dan pengaruh, inklusif bahwa negara tidak bertentangan dengan
serta powersharing yang dibangun atas dasar agama dan bahkan merupakan tugas negara untuk
identitas. melindungi kebebasan menjalankan agama, negara
Di sisi lain, media sosial dapat memfasilitasi warga negara untuk dapat beribadah
“mempertajam perpecahan bangsa” dan “dapat sesuai tuntutan agama, bahkan dalam regulasi dan

122 | Volume 9 No 4
sistem tidak sedikit aturan yang telah mengadopsi tegas terhadap penyebaran konten politik identitas
aturan-aturan agama seperti di dalam yang menggunakan isu Suku, Agama, Ras dan
Undang-Undang Perkawinan. Antar Golongan (SARA) dalam pemilu di semua
Politik identitas pada akhirnya merupakan level baik secara lisan, tertulis maupun dalam
fenomena yang sangat kompleks karena terkait bentuk media lainnya.
dengan kepentingan politik sampai kepada hal Selain itu pemerintah juga dapat melakukan
yang bersifat ideologis. Politik identitas dapat pemantapan nilai-nilai kebangsaan kepada seluruh
diatasi dengan pendekatan Multikulturalisme komponen bangsa disertai “buku pedoman” agar
cosmopolitan, dimana terbentuknya masyarakat masyarakat dapat menghayati dan mengamalkan
kosmopolit yang tidak terlalu mementingkan nilai praksis Empat Konsensus Berbangsa dan
identitas. Dalam masyarakat ini akan berusaha Bernegara (Pancasila, UUD 1945, NKRI, dan
menghilangkan sama sekali batas-batas kultur Bhinneka Tunggal Ika).
sehingga setiap anggota secara individu maupun Karakteristik ideologi partai politik di
kelompok tidak lagi terikat oleh budaya tertentu. Indonesia sangat beragam yang mencerminkan
Kebebasan menjadi jagoan utama dalam kemajemukan masyarakat. Untuk menghindari
keterlibatan dan eksperimen pengetahuan partai politik terjebak ke dalam politik identitas
intelektual serta mengembangkan kehidupan dapat dilakukan pelatihan wawasan kebangsaan
kulturalnya masing-masing secara bebas. dan uji wawasan kebangsaan kepada calon peserta
pemilu agar memiliki kesadaran untuk tidak

SIMPULAN menggunakan politik identitas dalam kontestasi


politik.
Dalam rangka mengatasi fenomena politik
Kemudian partai politik untuk membuat
identitas yang terjadi dalam kehidupan demokrasi
laporan akuntabilitas secara periodik baik
di Indonesia Pemerintah, dalam hal ini Kemendagri
keuangan maupun kinerja yang dipublikasi kepada
RI dan Kemenkominfo RI serta Pemimpin Partai
masyarakat, untuk menciptakan budaya politik
Politik agar lebih bersinergi dalam meningkatkan
yang rasional dan partisipatif, serta membuka opsi
edukasi politik, khususnya dalam hal literasi politik
pilihan seluas-luasnya agar tidak terjadi polarisasi
dan literasi digital, untuk meningkatkan kapasitas
yang tajam di masyarakat yang dapat memicu
pengetahuan dan kemampuan berpikir kritis
politik identitas.
masyarakat. Kemudian Pemerintah perlu
Populisme dan politik identitas apabila
memperjelas aturan, disertai dengan sanksi yang
dibiarkan akan menjadi ancaman terhadap

123 | Volume 9 No 4
demokrasi di Indonesia yang mengedepankan Press.
persatuan walaupun terdapat perbedaan. Untuk Frenki. 2021. Analisis Politisasi Identitas dalam
mengatasi potensi ancaman tersebut dapat Kontestasi Politik pada Pemilihan Umum di
dilakukan menyadarkan masyarakat agar tidak Indonesia. As-Siyasi Journal of Constitutional
terjebak dalam mentalitas "mayoritas merasa Law. ejournal.radenintan.ac.id
minoritas" (majority with minority complex) yang Hurriyah. 2021. Pengaruh Politik Identitas
ditiupkan oleh kelompok tertentu. Negara perlu terhadap Demokrasi di Indonesia. Puskapol
membuka ruang dialog yang terbuka dan UI. Jakarta.
seluas-luasnya dalam membangun saling Kholisoh, S. 2021. Politik Identitas dan Siar
kesepahaman untuk meyakinkan kesetaraan dan Kebencian: Partisipasi Masyarakat Sipil.
kesempatan yang sama bagi partisipasi dan Lemhannas RI.
keadilan dalam berdemokrasi. Lukman, F. 2021. Politik Identitas dalam Demokrasi
Kemudian, perlunya kampanye “politik di Indonesia. Jakarta.
harmoni” yang diserukan oleh pemerintah untuk Romli, L. 2021. Politik Identitas dan Problerm
merawat kebhinnekaan, dan "fatwa haram" Konsolidasi Demokrasi. Lemhannas RI.
penggunaan politik identitas yang bersifat merusak Sari, E. 2016. Kebangkitan Politik Identitas Islam
(destruktif), serta rejunevasi terhadap nilai-nilai Pada Arena Pemilihan Gubernur Jakarta.
semboyan “Bhinneka Tunggal Ika” yang menjadi KRITIS. Jurnal Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
konsensus dasar kehidupan berbangsa dan Universitas Hasanuddin. Volume 2 No. 2.
bernegara. Yaitu melakukan pembaharuan pada Soenjoto, W. P. P. 2019. Eksploitasi Isu Politik
“nilai instrumen” dan “nilai praksis” dari semboyan Identitas Terhadap Identitas Politik Pada
Bhinneka Tunggal Ika yang disesuaikan dengan Generasi Milenial. Journal of Islamic Studies
perkembangan lingkungan strategis. and Humanities Vol. 4, No. 2.STITNU Al
Hikmah Mojokerto.

DAFTAR PUSTAKA Sofyan, B. T. 2021. Pengaruh Politik Identitas


terhadap Demokrasi di Indonesia.
Anam, H. F. 2019. Politea Jurnal Pemikiran Politik
Lemhannas RI.
Islam STAIN Kudus.
Umam, A. K. 2021. Tantangan Populisme dan
Benhabib, S. (Ed). 1996. Democracy and
Politik Identitas di Indonesia. Lemhannas RI.
difference: Contesting the boundaries of the
Yuhastihar. 2021. Pengaruh Politik Identitas
political. New Jersey: Princeton University
terhadap Demokrasi di Indonesia. Jakarta.

124 | Volume 9 No 4

Anda mungkin juga menyukai