Anda di halaman 1dari 32

Dalam

perjalanan

sejarah,

eksistensi

Pancasila

adalah

sebagai

dasar

filsafat

Negara

Republik Indonesia. Indonesia. mengalami berbagai macam interpretasi dan manipulasi poliltik

sesuai dengan kepentingan penguasa demi kokoh dan tegaknya kekuasaan yang berlindung di balik legitimasi ideologi Negara Pancasila. Dengan kata lain Pancasila tidak lagi dijadikan pandangan hidup bangsa dan negara.
Berdasarkan kenyataan tersebut diatas gerakan reformasi berupaya untuk mengembalikan kedudukan dan fungsi Pancasila yaitu sebagai dasar Negara Republik Indonesia yang direalisasikan dalam TAP SI MPR No. XVIII/MPR/1998 disertai dengan pencabutan P-4 dan sekaligus juga pencabutan Pancasila sebagai satu-satunya azas bagi Organisasi Sosial Politik (ORSOSPOL) di Indonesia. Pancasila merupakan pandangan hidup dan falsafah bangsaIndonesia yang mana dahulu pernah akan digantikan keberadaannya dari hati sanubari rakyat Indonesia oleh paham ideology lain.Pancasila adalah pandangan hidup yang ber-Ketuhanan Maha Esa yang artinya bahwa manusia adalah makhluk ciptaan tujan yang wajib percaya dan menyembah-NYA. Pancasila menjunjung tinggi kemanusiaan, keadilan, persatuan, kesatuan, keserasian, keselarasan dan keseimbangan. Pancasila bersifat akomodatif dan menganut system pemerintahan demokrasi berdasarkan kebijaksanaan musyawarah dan mufakat. Pancasila diamalkan melalui pembangunan nasional dalam empat bidang politik, ekonomi, social budaya dan pertahanan keamanan. Dengan mendalami nilai-nilai luhur Pancasila tentu kita sadar dan yakin akan keunggulan Pancasila. Hal-hal tersebut diatas merupakan modal utama untuk menangkal bahaya laten komunisme ataupun latenlaten yang lain. Cara pandang masyarakat mengenai Pancasila mulai masa Orde Baru sampai Orde Reformasi mengalami perkembangan persepsi yang berbeda. Masa Orde Baru dimana penerapan Pancasila dilaksanakan secara konsisten dan terarah walaupun masih banyak penyimpangannya. Dari dulu hingga sekarang kita kenal dengan Wawasan Nusantarayang artinya cara pandang

bangsa Indonesia terhadap diri dan lingkungan nya kini lambat laun pudar dan hampir-hampir siswa sekolah kurang mengerti akan hal ini, itu merupakan salah satu contoh kemunduran dari penerapan dari nilai-nilai Pancasila. Pedoman Penghayatan dan Pengamalan Pancasila yang biasa kita kenal dengan P4 mungkin merupakan salah satu contoh upaya pemerintah dalam menanamkan nilai-nilai luhur yang terkandung dalam Pancasila tapi pada masa reformasi nilai-nilai tersebut mulai pudar dan hilang dalam pandangan masyarakat Indonesia. Pada masa reformasi penghayatan dan pengamalan Pancasila rupanya mulai hilang dari benak warga Indonesia. Ancaman disintegrasi bangsa merupakan salah satu contoh kurangnya pemahaman terhadap nilai luhur Pancasila. Toleransi beragama pun juga mengalami pengapuran. Jadi bila dibandingkan dengan masa reformasi penerapan nilai-nilai luhur Pancasila lebih baik pada masa orde baru yang pelaksanaannya dilakukan dengan konsisten serta tanggungjawab. Tapi mengapa TAP MPR No. 2 tahun 1978 di cabut tanpa harus ada formula penggantinya? Banyak sekali permasalahan yang harus kita sikapi dengan cermat mengenai perlunya kita memahami Pancasila dan bagaimana menjalankannya secara murni dan konsekuen ?

A. PENGERTIAN SARA ( SUKU AGAMA RAS DAN ANTAR GOLONGAN )Sara adalah berbagai pandangan dan tindakan yang didasarkan pada sentimen identitasyang menyangkut keturunan, agama, kebangsaan atau kesukuan dan golongan. Dalampengertian lain SARA dapat di sebut Diskriminasi yang merujuk kepada pelayanan yangtidak adil terhadap individu tertentu, di mana layanan ini dibuat berdasarkan karakteristik yang diwakili oleh individu tersebut. Diskriminasi merupakan suatu kejadian yang biasadijumpai dalam masyarakat manusia, ini disebabkan karena kecenderungan manusianuntuk membeda-bedakan yang lain.SARA Dapat Digolongkan Dalam Tiga Katagori :1. Kategori pertama yaitu Individual : merupakan tindakan Sara yang dilakukan oleh individumaupun kelompok. Termasuk di dalam katagori ini adalah tindakan maupun pernyataanyang bersifat menyerang, mengintimidasi, melecehkan dan menghina identitas diri maupungolongan.2. Kategori kedua yaitu Institusional : merupakan tindakan Sara yang dilakukan oleh suatuinstitusi, termasuk negara, baik secara langsung maupun tidak langsung, sengaja atau tidak sengaja telah membuat peraturan diskriminatif dalam struktur organisasi maupunkebijakannya.3. Kategori ke tiga yaitu Kultural : merupakan penyebaran mitos tradisi dan ide-idediskriminatif melalui struktur budaya masyarakat.B. TINDAKAN TINDAKAN SARASetiap tindakan yang melibatkan kekerasan, diskriminasi dan pelecehan yang didasarkanpada identitas diri dan golongan dapat dikatakan sebagai tidakan SARA. Tindakan inimelecehkan kemerdekaan dan segala hak-hak dasar yang melekat pada manusia. Ketikaseseorang diperlakukan secara tidak adil karena karakteristik suku, antargolongan,kelamin, ras, agama dan kepercayaan, aliran politik, kondisi fisik atau karateristik lainyang diduga merupakan dasar dari tindakan diskriminasi. Diskriminasi langsung, terjadisaat hukum, peraturan atau kebijakan jelas-jelas menyebutkan karakteristik tertentu, seperti jenis kelamin, ras, dan sebagainya, dan menghambat adanya peluang yang sama Diskriminasi tidak langsung, terjadi saat peraturan yang bersifat netral menjadidiskriminatif saat diterapkan di lapangan.C. CONTOH MASALAH SARA SECARA UMUM DI INDONESIASARA akhir-akhir ini muncul sebagai masalah yang dianggap menjadi salah satu sebabterjadinya berbagai gejolak sosial di negara kita. Perkelahian antara suku Madura dan sukuDayak di Kalimantan Barat, perkelahian antara suku Makasar dan penduduk asli Timoryang kemudian berkembang menjadi pergesekan antaragama Katolik dan Islam,merupakan contoh peristiwa SARA (suku, agama, ras, antargolongan) di negara kita.Indonesia terdiri dari pulau-pulau dan suku bangsa, maka masalah SARA merupakan halbiasa.Dalam masalah SARA ada beberapa hal yang perlu dicermati adalah :

Pertama, hubungan antara suku pribumi dan nonpribumi sampai saat ini belum dapatdipecahkan, dan tetap menjadi pemicu potensial timbulnya konflik sosial.

Kedua, SARA muncul kembali sebagai faktor pendorong timbulnya "nasionalisme daerah"berupa upaya memisahkan suatu wilayah dari wilayah Republik Indonesia, meskipunmasalah ini secara historis seharusnya sudah selesai ketika bangsa ini memproklamasikanSumpah Pemuda 1928.

Ketiga, ada gejala bergesernya sebab pemicu: timbulnya gejolak sosial dari masalah SARAke masalah yang bersifat struktural.

Keempat, seimbang antara suku dalam akses mereka pada sumber alam.

Kelima, pada tingkat makro lain seperti belum terciptanya birokrasi yang secara politisnetral.Perspektif seperti ini akan melihat masalah sebenarnya yang kini dihadapi bangsa ini,karena SARA hanya merupakan limbah masalah dasar itu serta wahana mobilisasimasyarakat guna menarik perhatian pemerintah untuk menyelesaikan masalah dasartersebut. Indonesia memang perlu perubahan apabila ingin memasuki abad ke-21 denganutuh sebagai suatu bangsa. SARA tak akan mampu memicu terjadinya suatu ketegangan. apabila tak terkait dengan faktor struktural yang ada dalam masyarakat. Singapura danMalaysia adalah negara multietnik dan multibudaya, namun hubungan antaretnik relatif harmonis. Hipotesis saya, karena Pemerintah Malaysia dan Singapura -bersertaaparaturnya- termasuk pemerintahan yang bersih, baik dari segi ekonomi maupun politik.Karena aparatur kedua pemerintahan itu bersih, maka keadilan pun terjamin.Masih sulit untuk mengatakan bahwa kita telah memiliki suatu pemerintahan yang bersih.Akibatnya, keadilan sulit dicapai.Sekelompok etnik tertentu, yang bekerja sama denganaparatur negara yang tak bersih, mampu lebih cepat memanfaatkan kesempatan yangdiciptakan pemerintah. Hal ini kemudian menimbulkan masalah SARA atau sikap antiterhadap suku tertentu. Tapi kita perlu memahami bahwa masalah tersebut muncul karenakelompok etnik itu mengalami political insecurity dalam masyarakat, sehingga merekaperlu mencari security melalui aliansi dengan aparatur pemerintah yang mengalamieconomic insecurity. Gejala menarik yang terjadi di negara kita, adanya satu birokrasi yangmerupakan bagian suatu organisasi sosial politik (orsospol). Ketidaknetralan birokrasi itudapat memancing ketegangan sosial yang manifestasinya adalah pada tindakan SARA.Contohnya, beberapa gejolak sosial pada Pemilu 1997, seperti terjadi di Pekalongan.Dalam hal ini, kita dapat mendeteksi adanya political insecurity di kalangan aparatur, yaknitakut kehilangan jabatan apabila orsospol tertentu kalah. Political insecurity itu seringdimanifestasikan dalam tingkah laku yang bersifat overakting, yang dapat menimbulkanreaksi keras dari orsospol lain, yang pada akhirnya menimbulkan tindakan SARA.Bagaimanapun, SARA adalah bagian dari bangsa dan negara Indonesia. Kita tak dapatmenghindar dari masalah ini.D. KASUS KONFLIK DI INDONESIABerikut ini akan diuraikan pola pola konflik yang dapat dikatagorikan sebagai konfik yang bernuansa SARA. Sejak runtuhnya pemerintahan Soeharto beberapa daerah diIndonesia, serta di Maluku, NTT, NTB, Kalimantan Barat, dan Sulawesi Tengah, dilandakonflik yang bernuansa SARA. Dalam penjelasan ini akan dipaparkan secara ringkas tigaperistiwa konflik

SARA yang terjadi di Kupang Nusa Tenggara Timur, di Mataram NusaTenggara Barat, dan Sambas di Kalimantan Barat. Tiga peristiwa konflik ini merupakan hasil penelitian yang dilakukan oleh Kantor Menteri Negara Riset dan Teknologiberkerjasama denga LIPI ( Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia ).1. KERUSUHAN DI KUPANG NTTKerusuhan di Kupang NTT terjadi pada tanggal 30 Nopember 1998. Konflik inidisebabkan oleh masalah tergesernya sumber ekonomi penduduk lokal oleh parapendatang, yang juga dipengaruhi konflik agama dan politik. Pergeseran ini jugamenimbulkan masalah lain antara penduduk asli dan pendatang. Stereotip sering munculdan menimbulkan kebencian. percepatan perkembangan perekonomian dan perkembanganagama islam. Hal ini menimbulkan masalah baru yaitu adanya kesenjangan sosial antarapenduduk asli dan pendatang. Penduduk lokal yang mayoritas yang beragama KristenProtestan lebih menyukai sektor birokrasi dibanding bergerak dibidang swasta. Akibatnyatingkat kesejahteraan ekonomi mengikuti dan tergntung pada kenaikan gaji dari pemerinth.Selain itu umumnya banyak y tani dan lain sebaginya. Akibat ini semua terjadiperbandingan tebalik antara pola penguasaan ekonomi dan perbandingan jumlah penduduk.Sumber masalah tersebut pada kenyataannya tidak berdiri sendiri, karena didalammasyarakat terdapat sejumlah sumber lain yang berfungsi sebagai pemercepatanketegangan yaitu memori sosial antar etnik dan suku serta agama dalam konflik historiesdiantara mereka di masa lalu. Agama dan suku juga menjadi basis konflik dalam perebutankekuasaan dan birokrasi di Kupang. selain itu kondisi sosial antar suku agama, ras, dangolongan yang longgar dan rapuh juga ikut mendorong ketegangan.2. KERUSUHAN DI SAMBAS KALIMANTAN BARATKonfik antar etnik seolah olah tidak dapat dilepaskan dari realitas sosial sepanjangsejarah Kalimantan Barat. Ini disebabkan Kalimantan Barat merupakan daerah yangheterogen. kerusuhan etnik yang berlangsung di Kalimantan Barat bersumber dari adanyarivalitas antar etnik yang berlangsung sejak lama. Kerusuhan antar etnik ini sudahberlangsung semenjak tahun 1950-an, kususnya pertikaian antara suku Madura melawansuku Dayak yang nyaris tiada henti. Hubungan antar suku di wilayah Kalimantan Baratpada umumnya tidak dapat berlangsung dengan baik dan harmonis, khususnya antara sukupendatang Madura dan penduduk asli Dayak dan Melayu. Selama berpuluh puluh tahun hubungan antara suku suku yang berkonflik lebih mengemukakan dibanding kerjasama,dan integrasi gkerjasama, dan integrasi gagal terwujud. Antara suku suku yang bertikai jarang ada kerjasama dalam berbagi aktivitas sosial seperti gotongroyong dan sebagainya.Integrasi dan kerjasama tidak terwujud karena adanya konflik kultural maupun polapemukiman yang tersegregasi secara eksklusif. kondisi ini diperparah oleh daya dukunglingkungan yang semakin menurun akibat kerusakan lingkungan dan aparat keamanantidak mampu menjalankan fungsinya sebagai aparat penegak hokum.3.

KERUSUHAN DI MATARAM NTBSumber masalah kerusuhan di Mataram dan sekitarnya pada tanggal 17 januari 2000, disebabkan oleh provokasi dari para elit politik tertentu yang menyebabkan terjadinyakerusuhan di wilayah tersebut. Kerusuhan di Mataram juga sebagai dampak dari fanatismeagama pemeluknya (terutama Islam di Mataram) berhadapan dengan agresifitaspenyebaran agama Kristen, yang sering memicu konflik berdimensi agama terjadi antarapemeluk Islam dan Hindu, tetapi dalam kehidupan sehari-hari di Mataram pemeluk Hindumampu mengemas pola penyebaran agamanya secara rapi dan tidak menrcolok, sehinggatidak menimbulkan reaksi dari pihak mayoritas. Sementara penyebaran agama Kristendianggap sangat agresif, dengan penonjolan pembangunan rumah ibadah di pusat kota,yang menimbulkan kebencian mayoritas Islam terhadapnya. Apalagi hal itu juga diikutioleh konflik yang terjadi di Ambon antara Islam dan Kristen, membuat hubungan antaraIslam dan Kristen di Mataram menjadi tegang. Kondisi ini diperparah oleh adanyakesenjangan ekonomi antara penduduk lokal yang umumnya muslim dan kaum pendatangyang umumnya nasrani. Konflik ini juga turut dipercepat oleh ketidak siapan aparatkeamanan dalaam mengamankan acara Tabliq Akbar tanggal 17 Januari 2000. Di sampingakar masalah dan faktor pemercepat tersebut, kerusuhan Mataram juga dipicu atau disulutoleh seorang penceramah yang memprovokasi masa pada acara Tabliq Akbar tersebut E. CARA MENCEGAH TERJADINYA SARA1. Dalam membangun perekonomian harus secara tegas ditempuh pendekatan affirmativeaction, yakni memberi kesempatan sebesar-besarnya kepada penduduk pribumi untuk berkembang.2. Pemerintah harus menciptakan aparatur pemerintah yang netral dari segi politis. Korpriharus dianggap sebagai organisasi profesional pegawai negeri sipil, bukan mesin perolehansuara dalam pemilu.3. Terciptanya suatu organisasi bagi kelompok etnik Cina yang dapat memberikanperlindungan politis bagi mereka, sehingga tak perlu mencari perlindungan kepadabirokrasi.4. Menciptakan pemerintahan yang bersih dari segala jenis kecurangan.F. LATAR BELAKANG INDONESIA1. IdentifikasiRepublik Indonesia, negara keempat terpadat di dunia, memiliki 203 juta orang yang hidupdi hampir seribu pulau menetap secara permanen. Banyak kelompok etnis dengan bahasamereka sendiri dan berbagai dialek dalam populasi dari Jawa (sekitar 70 juta) dan Sunda(sekitar 30 juta) di Jawa, untuk masyarakat penomoran dalam ribuan pulau-pulau terpencil.Budaya nasional adalah yang paling mudah diamati di kota-kota, tetapi aspek sekarangmencapai ke pedesaan juga. Perbatasan Indonesia adalah orang-orang dari Hindia Belanda,yang sepenuhnya terbentuk pada awal abad kedua puluh, meskipun imperialisme Belandadimulai pada awal abad ketujuh belas. Budaya Indonesia memiliki akar sejarah, lembaga,adat istiadat, nilai-nilai, dan keyakinan bahwa banyak saham rakyatnya, tetapi juga bekerjadi sebuah kemajuan yang menjalani menekankan khususnya pada awal abad kedua puluhsatu. Nama Indonesia, yang berarti Kepulauan India, diciptakan oleh seorang Inggris, JRLogan, di Malaya pada tahun 1850. Berasal dari bahasa Yunani, Indo

(India) dan nesos (pulau), memiliki paralel di Melanesia, "hitam pulau", Mikronesia, "pulau-pulau kecil",dan Polinesia, "banyak pulau. Kebanyakan pulau multietnis, dengan kelompok besar dankecil membentuk kantong-kantong geografis. Kota dalam kantong-kantong tersebuttermasuk kelompok etnis yang dominan dan beberapa anggota kelompok imigran. Kota kota besar dapat terdiri dari banyak kelompok etnis, beberapa kota memiliki mayoritasyang dominan. Daerah, seperti Sumatera Barat atau Sulawesi Selatan, telah dikembangkanselama berabad-abad melalui interaksi geografi (seperti sungai, pelabuhan, dataran, danpegunungan), interaksi sejarah masyarakat, dan politikadministratif kebijakan. Beberapa,seperti Sumatera Utara, Sulawesi Selatan, dan Jawa Timur adalah etnis campuran untuk berbagai derajat, lainnya seperti Sumatera Barat, Bali, dan Aceh lebih homogen. Beberapadaerah, seperti Sumatera Selatan, Kalimantan Selatan, dan Sulawesi Selatan, berbagi jangka panjang MelayuIslam mempengaruhi pesisir yang memberi mereka fitur budayayang sama, dari seni dan gaun untuk stratifikasi politik dan kelas agama. Masyarakatdataran tinggi atau hulu di wilayah ini memiliki orientasi sosial, budaya, dan agama yangberbeda, tetapi mungkin merasa diri atau terpaksa menjadi bagian dari wilayah itu. Banyak daerah-daerah seperti telah menjadi provinsi pemerintah, seperti halnya tiga yang terakhirdi atas. Lainnya, seperti Bali, belum.2. Lokasi dan GeografiIndonesia, negara kepulauan terbesar di dunia, terletak mengangkang garis katulistiwa didaerah tropis lembab dan meluas sekitar 2.300 mil (3.700 kilometer) timur-barat, hampirsama dengan Amerika Serikat berdekatan. Hal ini dikelilingi oleh samudera, laut, dan selatkecuali jika saham perbatasan pulau dengan Malaysia Timur dan Brunei di Kalimantandengan Papua Nugini di New Guinea, dan dengan Timor Loro Sae di Timor. MalaysiaBarat terletak di Selat Malaka, Filipina terletak timur laut, dan Australia terletak di selatan.Lokasi kepulauan telah memainkan peran besar dalam perkembangan ekonomi, politik,budaya, dan agama di sana. Selama lebih dari dua ribu tahun, kapal dagang berlayar antaraperadaban besar India dan Cina melalui perairan dan pulau-pulau Hindia. Pulau-pulau jugamenyediakan rempah-rempah dan produk hutan untuk perdagangan tersebut. Bagian timurdan monsun barat bolak angin membuat Hindia titik singgah bagi para pedagang dan lain-lain dari negara-negara beragam yang membawa bahasa mereka, ide-ide tentang tatananpolitik, dan seni dan agama mereka. Kerajaan kecil dan kemudian tumbuh besar sebagaiakibat dari, dan sebagai bagian dari, bahwa perdagangan yang besar. Kapal uap diubahbeberapa pola perdagangan, tetapi lokasi strategis wilayah antara Timur dan Asia Selatandan Timur Tengah tetap. Indonesia terdiri dari semua atau bagian dari beberapa terbesar di dunia pulau-Sumatera, Jawa, sebagian Kalimantan (Borneo), Sulawesi (Celebes),Halmahera, dan setengah barat New Guinea (Papua) dan pulau-pulau kecil banyak, bali (ditimur Jawa) paling dikenal. Pulau-pulau ditambah beberapa orang lain memiliki puncak gunung 9.000 kaki (2.700 meter) atau lebih, dan ada sekitar empat ratus gunung berapi,yang seratus aktif. Antara 1973 dan 1990, misalnya, ada dua puluh sembilan letusandirekam, beberapa dengan konsekuensi yang tragis. Lava dan abu vulkanik memberikankontribusi terhadap tanah yang kaya di Sumatera dataran tinggi dan seluruh Jawa dan Bali,yang telah dipelihara budidaya padi selama beberapa ribu tahun. Pulau-pulau batin Jawa,Madura, dan Bali membentuk pusat geografis dan penduduk nusantara.

Jawa, salah satutempat dunia yang paling padat diselesaikan (dengan 2.108 orang per mil persegi [814 perkilometer persegi] pada tahun 1990), menempati 78 persen dari wilayah negara, tetapimenyumbang sekitar 60 persen dari penduduk Indonesia. (Kira-kira seukuran negarabagian New York, penduduk Jawa setara dengan 40 persen dari Amerika Serikat.) Pulau-pulau terluar, yang merupakan barat busur, utara, dan timur yang dalam, memiliki sekitar90 persen dari lahan wilayah negara, tetapi hanya sekitar 42 persen dari populasi. Budayadari pulau-pulau bagian dalam lebih homogen, dengan hanya empat kelompok budayautama: Sunda (Jawa Barat), orang Jawa (Tengah dan Jawa Timur), Madura (di Madura danJawa Timur), dan Bali ( di Bali). Pulau-pulau terluar memiliki ratusan kelompok ethnolinguistic. Hutan pulau batin, begitu banyak, sekarang sebagian besar hilang.Kalimantan, Papua Barat, dan Sumatra masih memiliki hutan yang kaya, meskipun initerancam oleh ekspansi populasi dan eksploitasi oleh penebang kayu untuk penggunaandomestik dan ekspor. Tanah di bawah hutan tidak subur. Beberapa pulau-pulau bagiantimur, seperti Sulawesi dan Sunda Kecil (rantai pulau timur Bali), juga telah kehilanganhutan. Dua jenis pertanian yang dominan di Indonesia: permanen sawah pertanian (sawah) dan ladang pertanian beras, jagung, dan tanaman lainnya.3. Demografi Penduduk Indonesia meningkat dari 119.208.000 pada tahun 1971 menjadi 147.500.000 pada tahun1980, untuk 179.300.000 pada tahun 1990, dan 203.456.000 pada tahun 2000. Sementaraitu tingkat kesuburan menurun dari 4,6 per seribu wanita untuk 3,3; angka kematianmentah turun pada tingkat 2,3 persen per tahun, dan kematian bayi menurun dari 90,3 per seribu kelahiran hidup menjadi 58. Tingkat kesuburan diproyeksikan jatuh ke 2,1 persendalam satu dekade lain, tetapi jumlah penduduk diperkirakan mencapai 253.700.000 padatahun 2020. Sampai dengan pertengahan abad kedua puluh, penduduk Indonesia sebagianbesar pedesaan, tetapi pada awal abad kedua puluh satu, sekitar 20 persen tinggal di kota-kota dan kota-kota dan tiga dari lima orang pertanian. Kota-kota di pulau baik dalam danluar telah tumbuh pesat, dan sekarang ada dua puluh enam kota dengan populasi lebih dari200.000. Seperti di banyak negara berkembang, penduduk Indonesia masih satu muda.Pola-pola di atas nasional, tetapi ada variasi etnis dan regional. Penduduk telahberkembang pada tingkat yang berbeda di daerah yang berbeda karena faktor-faktor sepertikondisi ekonomi dan standar hidup, ketersediaan gizi, dan efektivitas program kesehatanmasyarakat dan keluarga berencana, dan nilai-nilai budaya dan praktek. Migrasi jugamemainkan bagian dalam fluktuasi populasi. Peningkatan migrasi permanen atau musimanke kota-kota disertai pembangunan ekonomi selama tahun 1980 dan 1990, tetapi ada jugamigrasi yang signifikan antara daerah pedesaan sebagai orang meninggalkan tempat-tempat seperti Sulawesi Selatan untuk bekerja lebih produktif atau peluang pertanian diSumatera Tengah atau Kalimantan Timur.4. SimbolismeMotto nasional, Bhinneka Tunggal Ika, adalah ungkapan Jawa kuno biasanyaditerjemahkan sebagai "kesatuan dalam keragaman." Ideologi resmi bangsa ini, pertamakali dirumuskan oleh Presiden Soekarno pada tahun 1945, adalah Pancasila, atau LimaPrinsip: kepercayaan pada Tuhan Yang Maha Esa; kemanusiaan yang adil dan beradab;persatuan Indonesia; kedaulatan rakyat diatur oleh kebijakan yang bijaksana tiba di melaluimusyawarah dan representasi; dan sosial keadilan bagi seluruh rakyat Indonesia. Indonesiadidefinisikan dari awal sebagai pewaris dari Hindia Belanda. Meskipun Papua Barat tetapberada di bawah Belanda sampai tahun 1962, Indonesia melakukan kampanyeinternasional yang sukses untuk mengamankan itu. Pendudukan Indonesia di TimorPortugis Timor

pada tahun 1975, tidak pernah diakui oleh PBB, bertentangan dengangagasan pendiri bangsa. Setelah dua dekade perjuangan pahit ada, Indonesiamengundurkan diri. Sejak tahun 1950 lagu kebangsaan dan lagu-lagu lainnya telahdinyanyikan oleh anak-anak di seluruh negeri untuk memulai hari sekolah; oleh pegawai negeri di upacara pengibaran bendera; melalui radio untuk memulai dan menutuppenyiaran; di bioskop dan televisi, dan pada hari nasional perayaan. Radio dan televisi,milik pemerintah dan dikendalikan untuk sebagian besar paruh kedua abad kedua puluh,diproduksi program nasionalisasi yang beragam seperti pelajaran bahasa Indonesia, tariandaerah dan etnis dan lagu, dan memainkan pada tema nasional. Resmi diakui "pahlawannasional" dari daerah beragam dihormati dalam teks-teks sekolah, dan biografi dan denganpatung bagi perjuangan mereka melawan Belanda, beberapa daerah mengabadikanpahlawan lokal mereka sendiri.5. Sejarah dan Hubungan EtnisA. Munculnya BangsaMeskipun Republik Indonesia hanya lima puluh tahun, masyarakat Indonesia memilikisejarah panjang selama budaya lokal dan lebih luas dibentuk. Sekitar 200 M, negara-negarakecil yang sangat dipengaruhi oleh peradaban India mulai berkembang di Asia Tenggara,terutama di muara sungai besar. Para 500-1000 tahun ke depan melihat negara besarmuncul dengan arsitektur yang megah. Hinduisme dan Buddhisme, sistem penulisan,gagasan tentang kerajaan ilahi, dan sistem hukum dari India disesuaikan dengan adeganlokal. Istilah Sansekerta masuk banyak bahasa Indonesia. Dipengaruhi budaya Hindu diseluruh Asia Tenggara, tetapi hanya satu orang Hindu, orang Bali. Indianized negaramenurun sekitar 1400 Masehi dengan kedatangan pedagang Muslim dan guru dari India,Yaman, dan Persia, dan kemudian Eropa dari Portugal, Spanyol, Belanda, dan Inggris.Semua datang untuk bergabung dengan perdagangan besar dengan India dan Cina. Selamadua abad berikutnya princedoms lokal diperdagangkan, bersekutu, dan berkelahi denganEropa, dan Belanda Perusahaan India Timur menjadi sebuah negara kecil terlibat dalampertempuran lokal dan aliansi untuk mengamankan perdagangan. Belanda East IndiaCompany yang kuat sampai 1799 ketika perusahaan bangkrut. Pada abad kesembilan belasBelanda membentuk pemerintah Hindia Belanda, yang dikembangkan aliansi denganpenguasa di nusantara. Hanya pada awal abad kedua puluh itu pemerintah Hindia Belandamemperluas kekuasaannya dengan cara militer untuk seluruh Indonesia hadir.Pemberontakan sporadis abad kesembilan belas terhadap praktek-praktek Belanda terjadi terutama di Jawa, tapi itu di awal abad kedua puluh bahwa para pemimpin Indonesiaintelektual dan agama mulai mencari kemerdekaan nasional. Pada tahun 1942 Jepangmenduduki Hindia, mengalahkan tentara kolonial dan memenjarakan Belanda dalamkondisi yang keras. Pada tanggal 17 Agustus 1945, menyusul kekalahan Jepang dalamPerang Dunia II, kaum nasionalis Indonesia yang dipimpin oleh Sukarno dan MohammadHatta mendeklarasikan kemerdekaan Indonesia. Belanda tidak menerima dan selama limatahun berjuang republik baru, terutama di Jawa. Kemerdekaan Indonesia didirikan padatahun 1950.B. Identitas Nasional Ukuran IndonesiaDan keragaman etnis telah membuat identitas nasional bermasalah dan diperdebatkan.Identitas didefinisikan di berbagai tingkatan: dengan kewarganegaraan Indonesia; olehpengakuan bendera, lagu kebangsaan, dan lagu-lagu tertentu lainnya; dengan pengakuanhari libur nasional, dan oleh pendidikan tentang sejarah Indonesia dan Pancasila yangdidasarkan bangsa. Sebagian besar ini ditanamkan melalui sekolah dan media, baik yangtelah diatur secara ketat oleh pemerintah selama sebagian

besar tahun-tahun kemerdekaan.Sejarah bangsa telah berfokus pada perlawanan terhadap kolonialisme dan komunismeoleh pahlawan nasional dan pemimpin yang diabadikan dalam nama jalan. Kejayaan dariperadaban masa lalu diakui, meskipun tetap arkeologi terutama dari kerajaan Jawa.C. Hubungan EtnisHubungan etnis di Nusantara telah lama menjadi perhatian. Pemimpin Indonesia mengakuikemungkinan separatisme etnis dan regional dari awal republik. Perang dilancarkan olehpemerintah pusat terhadap separatisme di Aceh, bagian lain dari Sumatera, dan Sulawesipada tahun 1950 dan awal 1960an, dan bangsa diselenggarakan bersama oleh kekuatanmiliter. Hubungan antara pribumi dan Cina di luar negeri telah sangat dipengaruhi olehkebijakan Belanda dan pemerintah Indonesia. Jumlah Cina sekitar empat sampai enam juta,atau 3 persen dari populasi, tetapi dikatakan dapat mengontrol sebanyak 60 persen darikekayaan bangsa. Orang Cina diperdagangkan dan tinggal di pulau-pulau selama berabad abad, tetapi dalam abad kesembilan belas Belanda membawa lebih banyak dari merekauntuk bekerja di perkebunan atau di tambang. Belanda juga mendirikan suatu sistemstratifikasi sosial, ekonomi, dan hukum yang memisahkan Eropa, Asiatics asing dan Indo-Eropa, dan Indonesia asli, sebagian untuk melindungi pribumi sehingga tanah mereka tidak bisa hilang bagi orang luar. Orang Cina memiliki sedikit insentif untuk berasimilasi denganmasyarakat lokal, yang pada gilirannya tidak berminat menerima mereka. Bahkannaturalisasi warga negara Cina menghadapi peraturan ketat, meskipun hubungan bisnisyang erat antara pemimpin Cina dan pejabat Indonesia dan birokrat. Kekerasan periodik diarahkan orang Cina dan properti juga terjadi. Dalam sistem sosial kolonial, perkawinancampuran antara laki-laki Cina dan perempuan pribumi menghasilkan setengah-kasta (peranakan), yang memiliki organisasi mereka sendiri, pakaian, dan bentuk-bentuk seni,dan bahkan koran. Hal yang sama benar untuk orang-orang campuran keturunan Indonesia-Eropa (disebut Indo, untuk pendek). Kelompok ethnolinguistic berada terutama di daerahyang ditetapkan di mana kebanyakan orang berbagi banyak budaya dan bahasa yang sama,terutama di daerah pedesaan. Pengecualian ditemukan di sepanjang perbatasan antarakelompok-kelompok, di tempat-tempat kelompok lain telah pindah secara sukarela atausebagai bagian dari program transmigrasi, dan di kota-kota. Daerah seperti sedikit di Jawa,misalnya, tetapi lebih umum di bagian Sumatera. Perbedaan agama dan etnis mungkinterkait. Indonesia memiliki penduduk Muslim terbesar negara manapun di dunia, dankelompok etnis banyak yang eksklusif Muslim. Kebijakan Belanda diperbolehkanproselitisasi oleh Protestan dan Katolik antara kelompok-kelompok terpisah yangmengikuti agama-agama tradisional, dengan demikian saat ini banyak kelompok etnis yangeksklusif Protestan atau Katolik Roma. Mereka sangat diwakili antara masyarakat huluatau dataran tinggi di Sumatera Utara, Kalimantan, Sulawesi, Maluku, dan Sunda KecilTimur, meskipun banyak orang Kristen juga ditemukan di Jawa dan di antara Cina.Ketegangan muncul ketika kelompok satu agama bermigrasi ke tempat dengan agama yangmapan yang berbeda. Kekuasaan politik dan ekonomi menjadi terkait dengan baik etnisitasdan agama sebagai kelompok mendukung sanak saudara mereka sendiri dan pasanganetnik untuk pekerjaan dan manfaat lainnya. 6. Urbanisme, Arsitektur, dan Penggunaan RuangRaja Jawa lama digunakan monumen dan arsitektur untuk memperbesar kemuliaanmereka, memberikan fokus fisik untuk kerajaan duniawi mereka, dan menghubungkan diridengan supranatural. Dalam tujuh belas melalui abad kesembilan belas Belandamemperkuat posisi pangeran adat melalui siapa mereka diperintah dengan membangunistana megah

mereka. Istana arsitektur dari waktu ke waktu digabungkan Hindu, elemen-elemen Islam, adat, dan Eropa dan simbol dalam berbagai derajat tergantung pada situasilokal, yang masih dapat dilihat dalam istana di Yogyakarta dan Surakarta di Jawa atau diMedan, Sumatera Utara. Arsitektur kolonial Belanda gabungan unsur-unsur kekaisaranRomawi dengan adaptasi terhadap cuaca tropis dan arsitektur pribumi. Benteng Belandadan bangunan awal Jakarta telah dipulihkan. Di bawah Presiden Sukarno serangkaianpatung dibangun di sekitar Jakarta, terutama memuliakan orang-orang, kemudian,Monumen Nasional, Pembebasan Irian Barat (Papua) Monumen, dan Masjid Istiqlal yangbesar didirikan untuk mengungkapkan link ke masa lalu Hindu, puncak dari kemerdekaanIndonesia, dan tempat Islam di negara ini. Patung pahlawan nasional untuk ditemukan dikota-kota daerah. Arsitektur rumah tinggal untuk berbagai kelompok sosial ekonomiperkotaan dibangun pada model yang dikembangkan oleh pemerintah kolonial dandigunakan di seluruh Hindia. Ini gabungan unsur-unsur Belanda (atap genteng highpitched)dengan teras-teras, dapur terbuka, dan pelayan perempat cocok untuk sistem iklim dansosial. Kayu didominasi dalam arsitektur perkotaan awal, tetapi batu menjadi dominanpada abad kedua puluh. Daerah pemukiman tua di Jakarta, seperti Menteng di dekat HotelIndonesia, mencerminkan arsitektur perkotaan yang berkembang pada 1920-an dan 1930-an. Setelah tahun 1950, daerah pemukiman baru terus berkembang ke selatan kota, banyak dengan rumah-rumah yang rumit dan pusat perbelanjaan. Mayoritas orang di banyak kotatinggal di batu kecil dan rumah kayu atau bambu di kelurahan ramai atau senyawa denganakses miskin ke air bersih dan pembuangan limbah yang memadai. Rumah sering eratdiperas bersamasama, terutama di kota-kota besar Jawa. Kota yang memiliki tekanankurang dari migran pedesaan, seperti di Sumatera Barat Padang dan Manado di SulawesiUtara, telah mampu mengelola pertumbuhan mereka. Rumahrumah tradisional, yangdibangun dalam gaya tunggal sesuai dengan kanon adat kelompok-kelompok etnis tertentu,telah penanda etnis. Rumah-rumah seperti ada di berbagai tingkat kemurnian di daerah pedesaan, dan beberapa aspek dari mereka yang digunakan dalam arsitektur perkotaanseperti gedung-gedung pemerintah, bank, pasar dan rumah. Rumah tradisional di desa-desabanyak yang menurun dalam jumlah. Pemerintah Belanda dan Indonesia mendorong oranguntuk membangun "modern" rumah-rumah, struktur persegi panjang dengan jendela. Dibeberapa daerah pedesaan, namun, seperti Sumatera Barat, dikembalikan atau rumah-rumah tradisional yang baru dibangun oleh para migran kota yang berhasil untuk menampilkan keberhasilan mereka. Di daerah pedesaan orang lain menampilkan statusdengan membangun rumah-rumah modern dari batu dan genteng, dengan jendela kacayang berharga. Di kota-kota, rumah-rumah kolonial tua yang direnovasi oleh pemilik baruyang makmur yang menempatkan kontemporer bergaya front di rumah. Kolom romawidisukai di gedung-gedung publik Belanda yang sekarang populer untuk rumah pribadi.7. Makanan dan ekonomia) Makanan di Kehidupan Sehari-hariMasakan Indonesia mencerminkan daerah, etnis, Cina, Timur Tengah, India, dan pengaruhBarat, dan kualitas makanan sehari-hari, kuantitas, Perempuan membawa keranjang buahmenjulang di atas kepala mereka untuk festival kuil di Bali. dan keragaman sangatbervariasi berdasarkan kelas sosial ekonomi, musim, dan kondisi ekologi. Berasmerupakan elemen pokok dalam masakan regional paling dan pusat dari masakanIndonesia secara umum. (Karyawan menerima jatah beras Pemerintah bulanan selain gaji.)Side piring daging, ikan, telur, dan

sayuran dan berbagai bumbu dan saus menggunakancabai dan bumbu lainnya menemani beras. Masakan Jawa dan Bali memiliki berbagaiterbesar, sedangkan yang dari Batak telah jauh lebih sedikit, bahkan di rumah makmur, danditandai dengan lebih banyak beras dan lauk sedikit. Dan beras tidak pokok di mana-mana:di Maluku dan Sulawesi bagian itu adalah sagu, dan di Timor Barat itu adalah jagung(jagung), dengan beras yang dikonsumsi hanya untuk acara-acara seremonial. DiantaraRotinese, telapak gula merupakan dasar untuk diet. Indonesia adalah negara kepulauan,tetapi ikan memainkan bagian yang relatif kecil dalam diet banyak orang yang tinggal dipegunungan interior, meskipun transportasi ditingkatkan membuat ikan asin lebih tersediabagi mereka. Pendinginan masih jarang, pasar harian mendominasi, dan ketersediaan pangan mungkin tergantung terutama pada produk lokal. Indonesia kaya buah tropis, tapibanyak daerah telah beberapa pohon buah-buahan dan kapasitas kecil untuk transportasitepat waktu buah. Kota terbesar menyediakan berbagai makanan dan jenis pasar, termasuk supermarket modern, daerah pedesaan jauh lebih sedikit. Di kota-kota, orang-orangmakmur memiliki akses ke berbagai besar sementara orang miskin memiliki pola makanyang sangat terbatas, dengan nasi dan daging biasa dominan. Beberapa daerah pedesaanyang miskin mengalami apa yang orang sebut "kelaparan biasa" setiap tahun sebelumpanen jagung dan padi.b) Makanan Pabean di Acara UpacaraAcara seremonial yang paling mencolok adalah bulan puasa Muslim, Ramadhan. Bahkankurang-jeli Muslim cepat serius dari matahari terbit sampai matahari terbenam meskipunpanas tropis. Setiap malam selama bulan Ramadan, makan baik perayaan diadakan. Bulanberakhir dengan Idul Fitri, hari libur nasional ketika keluarga, teman, tetangga, dan rekankerja mengunjungi rumah masing-masing untuk berbagi memperlakukan makanan(termasuk kunjungan oleh non-Muslim ke rumahrumah Muslim). Dalam ritual tradisional,makanan khusus disajikan kepada roh-roh atau meninggal dan dimakan oleh peserta. RitualJawa di mana-mana, selamatan, ditandai dengan makan antara peraya dan diadakan disegala macam peristiwa, dari kehidupan-siklus ritual pada berkat hal-hal baru yangmemasuki sebuah desa. Siklus-hidup acara, terutama pernikahan dan pemakaman, adalahkesempatan utama untuk upacara di daerah pedesaan maupun perkotaan, dan masing-masing memiliki aspek religius dan sekuler. Pelayanan makanan rumit dan simbolismefitur peristiwa tersebut, namun isinya sangat bervariasi dalam kelompok-kelompok etnisyang berbeda. Di antara Meto Timor, misalnya, peristiwa tersebut harus memiliki dagingdan beras (Sisi-Maka '), dengan laki-laki memasak dan perempuan mantan yang terakhir.Pemakaman yang rumit melibatkan minum campuran lemak babi dan darah yang bukanmerupakan bagian dari makanan sehari-hari dan yang mungkin tidak menggugah selerauntuk banyaknya peserta yang tetap mengikuti tradisi. Pada acara tersebut, tamutamuMuslim diberi makan di dapur terpisah dan meja. Di sebagian besar wilayah Indonesiakemampuan untuk melayani makanan yang rumit untuk banyak tamu adalah tanda perhotelan, kemampuan, sumber daya, dan status keluarga atau klan apakah untuk kurbankerbau dataran tinggi Toraja di pemakaman atau untuk resepsi pernikahan Jawa pada limahotel bintang di Jakarta. Diantara beberapa orang, seperti Batak dan Toraja, bagian darihewan yang disembelih untuk acara tersebut adalah hadiah penting bagi mereka yanghadir, dan bagian dari hewan yang dipilih secara simbolis menandai status penerima.c)

Ekonomi DasarSekitar 60 persen penduduk adalah petani yang memproduksi subsisten dan berorientasipasar tanaman seperti padi, sayuran, buah, teh, kopi, gula, dan rempah-rempah.Perkebunan besar yang dikhususkan untuk kelapa sawit, karet, gula, dan sisel untuk penggunaan domestik dan ekspor, meskipun di beberapa daerah pohon-pohon karetdimiliki dan disadap oleh petani. Hewan ternak umum adalah sapi, kerbau, kuda, ayam,dan, di daerah non-Muslim, babi. Baik air tawar dan memancing laut yang penting bagidesa dan ekonomi nasional. Kayu dan kayu olahan, khususnya di Kalimantan danSumatera, yang penting bagi kedua konsumsi domestik dan ekspor, sementara minyak, gasalam, timah, tembaga, aluminium, dan emas dieksploitasi terutama untuk ekspor. Padazaman kolonial, Indonesia ditandai sebagai memiliki "ekonomi ganda." Satu bagian adalahberorientasi pada pertanian dan kerajinan kecil untuk konsumsi domestik dan sebagianbesar dilakukan oleh orang Indonesia asli, bagian lain adalah perkebunan berorientasiekspor pertanian dan pertambangan (dan industri jasa mendukung mereka), dan didominasioleh Belanda dan Eropa lainnya dan oleh Cina. Meskipun Indonesia kini penting baik dalam aspek ekonomi dan peran Belanda / Eropa tidak lagi begitu langsung, banyak fiturdari bahwa perekonomian ganda tetap, dan bersamaan dengan itu terus ketidakpuasan etnisdan sosial yang timbul dari itu. Salah satu aspek penting dari perubahan selama "OrdeBaru" rezim Suharto (1968-1998) adalah urbanisasi yang cepat dan produksi industri diJawa, di mana produksi barang untuk keperluan rumah tangga dan ekspor berkembangpesat. Ketidakseimbangan sebelumnya di produksi antara Jawa dan Kepulauan Luarberubah, dan pulau sekarang memainkan peran ekonomi di negara ini lebih dalam proporsipopulasinya. Meskipun pembangunan ekonomi antara 1968 dan 1997 dibantu kebanyakanorang, perbedaan antara kaya dan miskin dan antara daerah perkotaan dan pedesaan melebar, lagi terutama di Jawa. Krisis ekonomi yang parah di negara dan daerah setelahtahun 1997, dan ketidakstabilan politik dengan jatuhnya Soeharto, investasi asing diIndonesia berkurang drastis, dan kelas bawah dan menengah, khususnya di kota-kota,paling menderita dari resesi ini.d) Penguasaan Tanah dan PropertiPemerintah kolonial mengakui hak-hak tradisional masyarakat adat dengan tanah danproperti dan mendirikan semicodified "hukum adat" untuk tujuan ini. Di banyak daerah diIndonesia hak atas tanah yang lama dipegang oleh kelompok-kelompok seperti klan,komunitas, atau kelompok kerabat. Individu dan keluarga yang menggunakan tetapi tidak memiliki tanah. Batas-batas tanah komunal dapat diadakan cairan, dan konflik ataspenggunaan biasanya diselesaikan oleh aparat desa, meskipun beberapa perselisihan dapatmencapai pejabat pemerintah atau pengadilan. Di kota-kota dan beberapa daerah pedesaanJawa, kepemilikan hukum Eropa didirikan. Sejak kemerdekaan Indonesia berbagai macam"reformasi tanah" telah dipanggil untuk dan telah bertemu perlawanan politik. Selamarezim Suharto, kelompok ekonomi dan politik yang kuat dan individu yang diperoleh lahanoleh kuasi-hukum sarana dan melalui beberapa kekuatan atas nama "pembangunan," tetapimelayani kepentingan monied mereka di tanah untuk kayu, agro-bisnis, dan peternakan;lokasi bisnis , hotel, dan resor, dan perumahan dan perluasan pabrik. Tanah tersebut seringdiperoleh dengan kompensasi minimal untuk pemilik sebelumnya atau penghuni yangmemiliki sedikit jalur hukum. Hal yang sama dilakukan oleh pemerintah dan perusahaanpublik untuk proyek-proyek besar seperti bendungan dan waduk, taman industri, dan jalanraya. Terutama rentan adalah masyarakat terpencil (dan hewan) di daerah berhutan di manakonsesi kayu ekspor diberikan kepada individu yang berkuasa.e) Kegiatan Komersial Selama Berabad-abadCommerce telah dilakukan antara banyak pulau dan di luar perbatasan nasional saat inioleh para pedagang untuk berbagai kelompok etnis lokal dan asing. Beberapa masyarakatadat seperti Minangkabau, Bugis, dan Makasar terkenal pedagang, seperti Cina. Kapal

berlayar Bugis, yang dibangun seluruhnya dengan tangan dan berbagai ukuran 30-150 ton(27-136 metrik ton), masih membawa barang ke banyak bagian bangsa. Perdaganganantara dataran rendah dan dataran tinggi dan pantai dan daerah pedalaman ditangani olehdan pedagang kecil lainnya dalam sistem pasar yang kompleks Perempuan membawa kayubakar di Flores. Di Indonesia, pria dan wanita berbagi banyak aspek pertanian desa. melibatkan ratusan ribu laki-laki dan perempuan pedagang dan berbagai bentuk transportasi, dari bahu manusia, kuda, gerobak, dan sepeda, untuk minivan, truk, bus, danperahu. Islam menyebar di sepanjang jaringan pasar tersebut, dan pedagang Muslim yangmenonjol dalam perdagangan skala kecil di mana-mana. Pada abad kesembilan belas dankedua puluh Belanda menggunakan Cina untuk link peternakan pedesaan dan perkebunanIndonesia asli kota kecil pasar dan ini untuk kota-kota besar dan kota-kota di manadikendalikan Cina dan Belanda perusahaan komersial besar, bank, dan transportasi.Indonesia Jadi Cina menjadi kekuatan utama dalam perekonomian, mengendalikan hari inidiperkirakan 60 persen kekayaan bangsa meskipun merupakan hanya sekitar 4 persen daripenduduknya. Sejak kemerdekaan, ini telah menyebabkan penekanan etnis Tionghoa,bahasa, pendidikan, dan upacara oleh pemerintah dan kelas dua kewarganegaraan bagimereka yang memilih untuk menjadi warga negara Indonesia. Periodik wabah kekerasanterhadap orang Cina telah terjadi, khususnya di Jawa. Pedagang kecil Muslim, yang merasaterasing di zaman kolonial dan menyambut perubahan dengan kemerdekaan, telah frustrasisebagai Orde Baru Bahasa Indonesia bisnis, pemerintah, dan elit militer aliansi ditempadengan Cina dalam nama "pembangunan" dan untuk keuntungan finansial mereka.f) Industri UtamaIndustri-industri besar di Indonesia melibatkan agro-bisnis, ekstraksi sumberdaya danekspor, konstruksi, dan pariwisata, tapi sektor industri kecil menengah telah dikembangkansejak 1970-an, terutama di Jawa. Ini melayani permintaan domestik untuk barang-barang(dari gelas rumah tangga dan sikat gigi untuk mobil), dan menghasilkan berbagai macambarang berlisensi untuk perusahaan multinasional. Agro-bisnis dan ekstraksi sumber daya,yang masih memasok Indonesia dengan banyak devisa dan dana operasi domestik,terutama di luar pulau, terutama Sumatera (perkebunan, minyak, gas, dan tambang), Kalimantan (kayu), dan Papua Barat (pertambangan). Sektor industri telah tumbuh di Jawa,khususnya di sekitar Jakarta dan Surabaya dan beberapa kota kecil di pantai utara.8. Statifikasi Sosiala) Kelas dan KastaNegara aristokrat dan chiefdoms hierarkis-memerintahkan adalah fitur banyak masyarakatIndonesia untuk milenium terakhir. Masyarakat tanpa sistem politik seperti ada, meskipunsebagian besar memiliki prinsip hierarki. Hindu menyatakan yang kemudian masuk Islamtelah aristokrasi di bagian atas dan petani dan budak di bagian bawah masyarakat.Pangeran di ibukota mereka terkonsentrasi kekuatan sekuler dan spiritual dan ritualdilakukan untuk pemerintah-pemerintah mereka, dan mereka berperang untuk matapelajaran, rampasan dan tanah, dan kontrol perdagangan laut. Belanda Perusahaan IndiaTimur menjadi negara berperang dengan benteng sendiri, militer, dan angkatan laut, danbersekutu dengan negara-negara pribumi dan berjuang. Pemerintah Hindia Belandaberhasil perusahaan, dan Belanda memerintah beberapa daerah langsung dan daerahlainnya secara tidak langsung melalui pangeran asli. Di beberapa daerah mereka ditambahkekuatan pangeran adat dan melebar kesenjangan antara bangsawan dan petani. Di Jawa,Belanda

ditambah kemegahan pangeran sementara membatasi tanggung jawab otoritasmereka, dan di daerah lain, seperti Sumatra Timur, pemerintah-pemerintah Belanda danmenciptakan garis pangeran untuk kepentingan ekonomi dan politik. Secara umum,pangeran memerintah atas wilayah kelompok etnis mereka sendiri, meskipun beberapadaerah multietnis dalam karakter, terutama yang lebih besar di Jawa atau kerajaankerajaanpelabuhan di Sumatera dan Kalimantan. Pada yang terakhir, pangeran Melayu memerintahatas daerah yang terdiri dari berbagai kelompok etnis. Kerajaan bertingkat dan chiefdomsyang tertanam di sebagian besar Jawa, Sunda Kecil Barat dan bagian Timur Lesser Sunda,Sulawesi Selatan, Maluku bagian, bagian-bagian Kalimantan, dan timur dan tenggarapantai Sumatera. Anggota kelas yang berkuasa mendapatkan kekayaan dan anak-anak daripenguasa pribumi dididik di sekolah-sekolah yang membawa mereka dalam kontak denganrekan-rekan mereka dari bagian lain Nusantara. Tidak semua masyarakat Indonesia adalahsebagai sosial bertingkat seperti yang Jawa. Masyarakat Minangkabau dipengaruhi oleh pola politik kerajaan, tetapi berkembang menjadi sebuah sistem politik yang lebih egaliterdi tanah air nya Sumatera Barat. Batak Sumatera Utara mengembangkan sebuah tatananpolitik egaliter dan etos menggabungkan loyalitas klan sengit dengan individualitas.Masyarakat dataran tinggi atau hulu di Sulawesi dan Kalimantan juga mengembangkantatanan sosial yang lebih egaliter, meskipun mereka dapat dikaitkan dengan dunia luarmelalui penghargaan kepada pangeran pesisir.b) Simbol Stratifikasi SosialBudaya aristokrat Jawa dan Melayu-kerajaan pesisir dipengaruhi ditandai dengan isolasiseremonial dari para pangeran dan bangsawan, upeti oleh petani dan bangsawan yang lebihrendah, menghormati otoritas oleh petani, sumptuary aturan menandai kelas, pemeliharaanoleh regalia supranatural aristokrat kuat, dan budaya pengadilan tinggi seni dan sastra.Belanda pada gilirannya dikelilingi diri dengan beberapa aura yang sama dan aturan sosialdalam interaksi mereka dengan penduduk pribumi, khususnya selama periode kolonialakhir ketika wanita Eropa datang ke Hindia dan Belanda keluarga didirikan. Di Jawakhususnya, kelas dipisahkan oleh penggunaan bahasa yang berbeda tingkat, judul, danaturan pernikahan. Budaya pengadilan aristokrat menjadi teladan perilaku sosialdisempurnakan dalam kontras dengan perilaku kasar atau kasar dari para petani atau non-Jawa. Tipuan dalam komunikasi dan pengendalian diri dalam perilaku publik menjadikeunggulan dari orang halus, gagasan yang menyebar luas di masyarakat. Pengadilan jugapusat teladan untuk musik seni-, tari, teater, pedalangan, puisi, dan kerajinan tangan sepertikain batik, perak. Pengadilan utama menjadi Muslim abad ketujuh belas, tetapi beberapapraktik agama Hindu kuno filosofis dan artistik terus ada di sana atau yang dicampurdengan ajaran Islam. Pada akhir abad kedua puluh kesembilan belas dan awal masyarakatyang lebih kompleks dikembangkan di Jawa dan beberapa bagian lain dari Hindia, yangmenciptakan permintaan yang lebih besar bagi orang-orang yang terlatih dalampemerintahan dan perdagangan dari kelas aristokrat dapat memberikan, dan pendidikanagak lebih luas disediakan. Sebuah kelas pejabat pemerintah urban dan profesionaldikembangkan yang sering ditiru gaya aristokrasi sebelumnya. Dalam dua dekade setelahkemerdekaan, semua kerajaan kecuali kesultanan Yogyakarta dan Surakarta dieliminasiseluruh republik. Namun demikian, perilaku dan pola pikir ditanamkan melalui generasipangeran aturan adat untuk menghormati otoritas, tidak akuntabilitas paternalisme, pemimpin, kekuasaan supernaturalistik, menampilkan pamer kekayaan, pemerintahan olehindividu dan dengan paksa bukan oleh hukum-terus menggunakan pengaruh mereka dalambahasa Indonesia masyarakat.9.

PERKAWINAN, KELUARGA, dan KEKERABATAN

PernikahanOrang-orang di Indonesia memperoleh status orang dewasa penuh melalui pernikahan danorang tua. Di Indonesia, kita tidak bertanya, "Apakah dia (atau dia) menikah,?" Tapi"Apakah dia (atau dia) belum menikah,?" Yang respon yang benar adalah, "Ya" atau"Belum." Bahkan kaum homoseksual berada di bawah tekanan keluarga besar untuk menikah. Masyarakat tertentu di Sumatera dan Indonesia timur praktik affinal aliansi, dimana pernikahan tersebut diatur antara orang-orang di suku patrilineal tertentu atau garisketurunan yang terkait sebagai dekat atau jauh silang-sepupu. Dalam masyarakat hubunganantara istri-memberi dan mengambil istri-klan atau keturunan sangat penting untuk strukturmasyarakat dan melibatkan kewajiban seumur hidup untuk pertukaran barang dan jasaantara kerabat. Batak adalah contoh Sumatera menonjol dari orang-orang semacam. Clankeanggotaan dan aliansi pernikahan antara klan yang penting bagi orang Batak, apakahmereka tinggal di tanah air pegunungan mereka atau bermigrasi ke kota-kota yang jauh.Pernikahan mereka mengabadikan hubungan antara garis keturunan klan atau, meskipunkeinginan individu dan cinta antara orang muda mungkin dipertimbangkan oleh keluargadan sanak, seperti pendidikan mungkin, pekerjaan, dan kekayaan antara urban. Dalammasyarakat tanpa kelompok keturunan lineal, cinta lebih menonjol dalam memimpin oranguntuk menikah, tapi sekali lagi pendidikan, pekerjaan, atau kekayaan di kota, ataukapasitas untuk bekerja keras, menjadi penyedia yang baik, dan memiliki akses ke sumberdaya di desa, juga dipertimbangkan. Di antara orang Jawa atau Bugis, misalnya, semakintinggi status sosial keluarga, orang tua lebih mungkin dan kerabat lainnya akan mengatursebuah pernikahan (atau memveto hubungan potensial). Pada sebagian besar masyarakatIndonesia, pernikahan dipandang sebagai salah satu sarana penting untuk memajukanindividu atau status sosial keluarga (atau kehilangan). Perceraian dan pernikahan kembalipraktekpraktek yang beragam. Kalangan Muslim mereka diatur oleh hukum Islam dan

WarisanPola Warisan yang beragam bahkan dalam masyarakat tunggal. Warisan muslim laki-lakilebih dari perempuan nikmat seperti melakukan kebiasaan-kebiasaan masyarakattradisional (pengecualian yang yang matrilineal di mana hak-hak atas tanah, misalnya,diturunkan antara perempuan). Warisan perselisihan, mirip dengan perceraian, dapatditangani di pengadilan Muslim, pengadilan sipil, atau cara desa adat. Kustom umumnyanikmat laki-laki, tapi praktek yang sebenarnya sering memberikan warisan perempuan.Dalam banyak masyarakat, ada perbedaan antara properti yang diwariskan atau diperoleh,mantan dilewatkan di dalam garis klan atau keluarga, yang terakhir pergi ke anak-anak ataupasangan dari almarhum. Seperti pembagian juga dapat diakui pada perceraian. Di banyak daerah tanah kepemilikan komunal suatu kelompok kerabat atau lokal, sedangkan barangrumah tangga, barang-barang pribadi, atau peralatan produktif keluarga atau propertidiwariskan individu. Di beberapa tempat pohon-pohon ekonomi, seperti karet, mungkinmilik pribadi, sementara lahan komunal beras diadakan. Dengan perubahan kondisiekonomi, ide-ide baru tentang properti, dan meningkatnya permintaan untuk uang,peraturan dan praktik tentang warisan berubah, yang dapat menghasilkan konflik yangsistem hukum kurang terorganisir dan para pemimpin adat lemah tidak dapat denganmudah mengelola.

Grup KinBanyak kelompok etnis di Indonesia memiliki kelompok kekerabatan yang kuatberdasarkan patrilineal, matrilineal, atau keturunan bilateral. Masyarakat tersebut terutamadi Sumatera, Kalimantan, Maluku, Sulawesi, dan Nusa Tenggara Timur Lesser. Keturunanpatrilineal yang paling umum, meskipun matriliny ditemukan dalam beberapa masyarakat,seperti Minangkabau Sumatera Barat dan selatan Tetun dari Timor Barat. Beberapamasyarakat di Kalimantan dan Sulawesi, serta Jawa, memiliki sistem kekerabatan bilateral.Kekerabatan adalah loyalitas primordial di seluruh Indonesia. Memenuhi kewajibankerabat dapat berat, tapi memberikan dukungan penting dalam berbagai aspek kehidupan.Pemerintah atau organisasi lain tidak memberikan jaminan sosial, asuransi pengangguran,perawatan usia tua, atau bantuan hukum. Keluarga, kekerabatan diperpanjang, dan klanmelakukan memberikan bantuan seperti, seperti melakukan hubungan patron-klien dan aliansi antara rekan-rekan. Berkorelasi dengan peran-peran penting dari keluarga dankerabat adalah praktek patrimonialisme keluarga dan etnis, kolusi, nepotisme, danpaternalisme di sektor swasta dan layanan pemerintah.10. SOSIALISASIa. Pemeliharaan Anak dan PendidikanDalam sistem pendidikan pemerintah, umumnya, kuantitas telah berlaku atas kualitas.Fasilitas tetap kurang dilengkapi dan gaji tetap sangat rendah sehingga banyak guru harusmengambil pekerjaan tambahan untuk mendukung keluarga mereka.b. Pendidikan TinggiPemerintah kolonial pendidikan sangat terbatas dalam bahasa Belanda dan vernaculars, danorang-orang terutama dilatih untuk pelayanan sipil dan profesi industri dan kesehatan. Padasaat kemerdekaan pada tahun 1950, republik telah beberapa sekolah atau fakultasuniversitas. Misa pendidikan menjadi prioritas utama pemerintah selama lima dekadeberikutnya. Hari ini banyak orang Indonesia yang telah mendapatkan gelar lanjutan di luarnegeri dan sebagian besar telah kembali untuk melayani negara mereka. Dalam upaya ini,pemerintah telah menerima dukungan besar dari Bank Dunia, badan-badan PBB,pemerintah asing, dan yayasan swasta. Semakin, lebih berpendidikan orang melayani disemua tingkat pemerintahan nasional dan regional, dan sektor swasta telah sangatdiuntungkan dari upaya-upaya pendidikan. Swasta sekolah dasar dan menengah Muslimdan Kristen, universitas dan lembaga, yang ditemukan di kota-kota besar dan pedesaan,menggabungkan mata pelajaran sekuler dan pendidikan agama. Pendidikan tinggi telahmenderita dari sistem kuliah berbasis, laboratorium miskin, kekurangan buku yangmemadai di Indonesia, dan buruknya tingkat kemahiran bahasa Inggris, yang membuatbanyak mahasiswa dari menggunakan buku asing seperti yang tersedia. Penelitian diuniversitas adalah terbatas dan terutama melayani proyek-proyek pemerintah atauperusahaan swasta dan memungkinkan peneliti untuk menambah gaji mereka. Dari akhir1970-an melalui l990s, sekolah dan universitas swasta meningkat dalam jumlah dankualitas dan melayani siswa beragam (termasuk Indonesia Tionghoa yang tidak diterima di universitas pemerintah). Banyak program lembaga-lembaga 'diajarkan di sore dan malamhari oleh anggota fakultas dari universitas pemerintah yang baik dibayar untuk usahamereka. Pendidikan pemerintah kolonial terbatas pada jumlah yang dibutuhkan untuk mengisi posisi-posisi dalam layanan sipil dan masyarakat saat itu. Bahasa Indonesia massapendidikan, dengan filosofi yang berbeda, memiliki efek menghasilkan lulusan lebih dariada pekerjaan yang tersedia, bahkan di saat ekonomi yang kuat. Kerusuhan telah terjadi dikalangan massa dari pelamar kerja yang berusaha untuk tetap di kota-kota tetapi tidak menemukan posisi sepadan dengan

pandangan mereka tentang diri mereka sebagai lulusan.Mahasiswa telah aktivis politik dari tahun 1920 hingga saat ini. Rezim Orde Barumelakukan usaha besar untuk memperluas kesempatan pendidikan sementara jugamempengaruhi kurikulum, mengendalikan kegiatan siswa, dan menunjuk anggota fakultaslentur untuk posisi administrasi. Kampus baru dari Universitas Indonesia dekat Jakarta, danUniversitas Hasanuddin dekat Makassar, misalnya, dibangun jauh dari lokasi merekasebelumnya di pusat kota ini, untuk mengekang mobilisasi dan berbaris.11. AgamaI. Keyakinan AgamaIndonesia memiliki penduduk Muslim terbesar di negara mana pun, dan pada tahun 1990penduduk dilaporkan 87 persen Muslim. Ada minoritas Kristen terdidik dan berpengaruh(sekitar 9,6 persen dari populasi pada 1990), dengan sekitar dua kali lebih banyak ProtestanKatolik. Orang Bali masih mengikuti bentuk Hindu. Kultus Mistik mapan di kalangan elitJawa dan kelas menengah, dan anggota kelompok etnis masih mengikuti sistemkepercayaan tradisional. Resmi pemerintah mengakui agama (agama) untuk menyertakanIslam, Kristen, Hindu, dan Buddha, sementara sistem kepercayaan lain yang disebut hanyaitu, keyakinan (kepercayaan). Mereka yang memegang keyakinan tunduk pada konversi;pengikut agama tidak. Kepercayaan pada roh leluhur, roh yang beragam tempat, dan relik kuat ditemukan antara kedua petani dan orang-orang berpendidikan dan di antara banyak pengikut dari agama-agama dunia; ilmu sihir dan ilmu sihir juga memiliki percaya merekadan praktisi. Rezim kolonial memiliki hubungan yang tidak nyaman dengan Islam,sebagaimana pemerintah Indonesia. Yang pertama dari Pancasila memuji Allah (tuhan),

tetapi tidak dengan nama Allah. Pembangkang ingin menjadikan Indonesia sebagai negaraMuslim, tetapi mereka tidak menang. Jawa adalah mayoritas Muslim, meskipun banyak yang Katolik atau Protestan, dan banyak orang Cina di Jawa dan tempat lain beragamaKristen, terutama Protestan. Orang Jawa terkenal akan sebuah kepatuhan yang kurang ketatuntuk Islam dan orientasi yang lebih besar untuk agama Jawa, campuran Islam dan Hindudan keyakinan animis sebelumnya. Orang Sunda Jawa Barat, sebaliknya, yang rajinMuslim. Lain mencatat orang-orang Muslim adalah Aceh Sumatera Utara, orang Indonesiapertama yang menjadi Muslim, orang Minangkabau, meskipun matriliny mereka,sedangkan Banjar Kalimantan Selatan, orang Bugis dan Makassar Sulawesi Selatan, yangSumbawans dari Kepulauan Sunda Kecil, dan orang-orang Ternate dan Tidor di Maluku.Belanda berusaha untuk menghindari bergaya Eropa konflik antara Protestan dan Katolik dengan menetapkan daerah-daerah tertentu untuk konversi oleh masing-masing darimereka. Jadi hari ini Batak Sumatera, Dayak Kalimantan, Toraja dan Menado di Sulawesi,dan Ambon Maluku adalah Protestan, orangorang Flores dan Timor Barat Tetun adalahKatolik.12. Seni dan Humaniora

Dukungan Untuk SeniDi masa lalu di Jawa dan Bali, kerajaan atau orang-orang kaya menjadi pendukung utamadari seni. Mereka melanjutkan dukungan mereka, tetapi lembaga lain bergabung denganmereka. Belanda mendirikan Masyarakat Batavia untuk Seni dan Ilmu Pengetahuan padatahun 1778, yang mendirikan Museum Nasional yang terus menampilkan artefak darikebudayaan nasional. Nasional Belanda didirikan Archive berusaha untuk melestarikanwarisan sastra, meskipun dana miskin dan bahaya cuaca tropis dan serangga. Selamabeberapa dekade terakhir, museum budaya regional dibangun menggunakan danapemerintah nasional dan provinsi dan beberapa bantuan asing. Pelestarian tradisi seni dankerajinan dan benda-benda, seperti rumah arsitektur, batik dan tie-dye tenun, ukiran kayu,perak dan emas bekerja, patung, wayang, dan keranjang, berada di bawah ancaman dariseni internasional dan pasar kerajinan, tuntutan lokal untuk uang tunai, dan mengubahnilai-nilai asli. Sebuah perguruan tinggi untuk guru seni, didirikan pada tahun 1947 didirikan pada tahun 1951 menjadi Institut Teknologi Bandung; Academy of Fine Artsdidirikan di Yogyakarta pada tahun 1950, dan Institut Kesenian Jakarta Pendidikan dimulaipada tahun 1968. Akademi telah sejak didirikan di tempat lain, seni adalah bagian dariberbagai universitas dan lembaga pelatihan guru, dan sekolah swasta untuk musik dan taritelah didirikan. Galeri pribadi untuk pelukis dan desainer batik banyak sekali di Yogyakartadan Jakarta. Akademi dan institut seni tradisional mempertahankan serta mengembangkanbentukbentuk baru teater, musik, dan tari. Warisan sastra Sastra. Indonesia yangmencakup berabad-abad kelapa, bambu, dan manuskrip serat lainnya dari masyarakatmelek beberapa, seperti Melayu, Jawa, Bali, Bugis, Rejang, dan Batak. Para Nagarakrtagama abad keempat belas adalah puisi panjang memuji Raja Hayam Wuruk danmenggambarkan struktur sosial dari kehidupan dan kerajaan-Nya, Majapahit. I La Galigo dari Bugis, yang menelusuri petualangan pahlawan budaya mereka, Sawerigading, adalahsalah satu puisi terpanjang di dunia epik. Pada zaman kolonial beberapa literaturditerbitkan dalam bahasa daerah, yang paling berada di Jawa, tapi ini dihentikan setelahkemerdekaan Indonesia. Pejabat rumah untuk penerbitan paling awal sastra Indonesiaadalah Balai Pustaka, didirikan di Batavia pada tahun 1917. Kebudayaan nasionaldinyatakan dan, dalam beberapa hal dibentuk, melalui berbicara Melayu-Indonesia (yangdipahami oleh banyak orang) dan surat kabar, pamflet, puisi, novel, dan cerita pendek bagimereka yang bisa membaca. Pada saat kemerdekaan, produksi sastra tidak besar, tetapitelah berkembang jauh sejak 1950-an. Tradisi sastra sekarang kaya, tetapi harus dicatatbahwa membaca untuk kesenangan atau pencerahan adalah belum menjadi bagian daribudaya Indonesia rata-rata perkotaan dan memainkan sedikit jika ada bagian dalamkehidupan orang desa. Indonesia telah melek huruf dan pendidikan dasar luas upaya besarbangsa, namun di wilayah pedesaan banyak keaksaraan fungsional negara terbatas. Untuk siswa untuk memiliki banyak buku yang tidak umum, universitas masih berorientasi padacatatan kuliah daripada membaca siswa; dan perpustakaan yang kurang lengkap. Dalamkonflik antara politik kiri dan sayap kanan dari 1950-an dan awal 1960-an, organisasipenulis ditarik ke dalam keributan. Dalam antikomunis pembersihan dari akhir 1960-an,beberapa penulis yang telah berpartisipasi dalam organisasi-organisasi sayap kiri dipenjara.Yang paling terkenal adalah Pramoedya Ananta Toer, seorang nasionalis yang juga telahdipenjarakan oleh Belanda 1947-1949. Dia terdiri buku sebagai cerita-cerita untuk sesama tahanan di pengasingan di Pulau Buru 1965-1979. Ia dibebaskan dari Buru dan menetap diJakarta, tetapi tetap di bawah tahanan kota. Empat dari novel nya,

Tetralogi Buru, yangditerbitkan antara 1980 dan 1988 di Indonesia, adalah film dokumenter kaya kehidupan diturn-of-abadkolonial Jawa. Mereka dilarang di Indonesia selama Orde Baru. Pram (karenaia umumnya dikenal, berima dengan Tom) menerima PEN Kebebasan-to-Write Award pada1988 dan Penghargaan Magsaysay pada tahun 1995. Dalam terjemahan bahasa Inggris, Tetralogi Buru menerima pujian kritis, dan setelah berakhirnya Orde Baru pada tahun1999, Pram membuat tur Amerika Serikat. Dia adalah satu-satunya novelis Indonesia telahmenerima pengakuan seperti luar negeri. MAKALAHILMUSOSIALBUDAYASARA( SENI, AGAMA, RAS, DAN ANTAR GOLONGAN )KELOMPOK : 171. Luthfi Hianata ( 104674215 )2. Anindya Wayan P ( 104674216 )3. Chindana Pratika H ( 104674217 )4. Ismi Nafila S ( 104674218 )5. Itsnaini Nur R ( 104674219 )UNIVERSITASNEGERISURABAYAFAKULTASILMUSOSIALJURUSAN PMPKNPRODI S-1 ILMU ADMINISTRASI NEGARA

1. Menhankam LB Moerdani/ 30.05.91/Dikpol Generasi Muda DPP KNPI, Cibubur. Dibutuhkan perhatian yang serius terhadap masalah SARA (suku, agama, ras, dan antar golongan) serta ketahanan nasional. Karena ketahanan terhadap dua hal itu belum teruji dengan keras, seperti halnya pada masalah politik, ekonomi, dan ideologi. Jika selama ini gangguan terhadap masalah SARA dan ketahanan nasional sosial teratasi, itu karena mekanisme pengendalian dan kesiagaan ABRI. Karenanya pada era mendatang, aktualisasi ketahanan nasional dalam bentuk pembangunan sosial budaya perlu mendapat perhatian. Bahkan beberapa waktu yang lalu saya sarankan agar dijadikan salah satu logo pembangunan mendatang. 2. Dr. Kuntowijoyo/02.06.91/Yogyakarta. Mudah terbakarnya isu-isu yang berkaitan dengan SARA sebenarnya tidak karena perbedaan diantara segmen-segmen dalam masyarakat yang berhubungan dengan SARA, melainkan karena kesenjangan ekonomi, politik,

maupun budaya yang melatarbelakanginya. Untuk mengatasi masalah SARA tidak bisa hanya menekan gejalanya saja. Dalam kaitan ini meliter tidak akan mampu mengatasi akar-akar persoalan SARA secara sendirian. Karena dibawah isu-isu SARA yang muncul ke permukaan, sebenarnya ada persoalanpersoalan lain, dan itulah yang harus dicarikan pemecahannya. Dalam hal ini masalah kesenjanganlah yang harus cepat diatasi. Sebagai ilustrasi ia mencontohkan di Bangka dan Kalbar, tidak pernah muncul kasus-kasus SARA karena tingkat kesejahteraan ekonomi antara golongan keturunan Cina dan pribumi relatif sama. Pluralisme yang kita anut adalah pluralisme yang positif. Semua kelompok bebas mengekspresikan diri. Perbedaan ekspresi tidak bisa dikatakan sektarianisme. Mantan Gubernur Lemhanas, Sayidiman Suryohadiprojo/02.06.91/Yoygakarta. Ketahanan nasional Indonesia terhadap masalah SARA dan sosial sangat tergantung kepada kondisi dinamis bangsa kita yang didalamnya ada ketangguhan dan keuletan. 3. KH Abdurrachman Wahid/07.07.91/seminar sosialisasi antar etnis. Untuk mempercepat pembauran antar etnis di Indonesia, maka persamaan pandangan, saling belajar, dan saling menghormati antar kelompok etnis sangat diperlukan. Karena hingga kini secara historis, masalah pembauran golongan peranakan etnis Tionghoa, India, dan Eropa masih sulit membaur dengan mayoritas pribumi. Sulitnya tiga golongan etnis ini untuk membaur, tidak hanya persoalan budaya maupun sejarah. Juga karena politik Belanda yang memecah belah, sehingga dikalangan etnis pribumi maupun etnis Cina menjadi trauma dan ketakutan yang berlebihan. Pembauran antar etnis tidak berarti melakukan dinosidi (pembunuhan budaya besar-besaran) terhadap budaya golongan etnis minoritas. Disinilah perlunya sarana atau peluang untuk memahami budaya luhur kedua belah pihak, karena dengan saling memahami budaya luhur antar etnis itu, akan lebih mempercepat pembauran. Kesenjangan budaya dan ekonomi maupun politik antara etnis mayoritas pribumi dengan etnis minoritas, merupakan permasalahan bersama yang masih harus dicarikan jalan keluarnya. Golongan pribumi Islam mayoritas sekarang ini jauh tertinggal, sehingga menimbulkan rasa rendah diri. Ketertinggalan ekonomi golongan pribumi mayoritas bisa diperbaiki bersama-sama, asal saling membuka diri.

Ketua Bakom PKB Dati I Jawa Timur Prof Lukas Widiyanto /07.07.91/ Surabaya. Bila masalah etnis tidak ditangani secara benar, maka masalah etnis akan tetap menjadi permasalahan yang menghambat pembauran. Tidak bisa ditangani sepihak, karena masalahnya cukup kompleks. Bangsa Indonesia tidak pernah merasa rasialistik, sekalipun ada yang mengatakan seperti itu. Secara Antropologis Bangsa Indonesia berasal dari Bangsa Negrito, namun realitasnya sekarang berbeda " ganteng-ganteng ". Sulitnya golongan peranakan Tionghoa membaur dengan golongan mayoritas karena peranakan ya tetap peranakan. Dengan Indonesia sukar membaur, dengan Cina sendiri sukar. Mengenai golongan minoritas peranakan Tionghoa yang status sosial ekonominya lebih tinggi dibanding golongan mayoritas karena sebenarnya perantau-perantau Cina tersebut tidak punya keahlian khusus, sehingga salah jalan satu-satunya adalah berdagang. 4. Menpan Sarwono Kusumaatmadja/09.07.91/Seminar Perkoperasian DPP Golkar, Bandung. Dalam mengatasi kesenjangan ekonomi, Bangsa Indonesia jangan terjebak pada pola pikir dikotomis yang membedakan bentuk badan usaha maupun sentimen primordial berdasar SARA (Suku, Agama, Ras dan antargolongan). Disamping akan mengaburkan faktor utama yang jadi sumber kesenjangan ekonomi, pola pikir dikotomis cenderung mengancam kesatuan persatuan bangsa dan keutuhan negara. Pembangunan berkelanjutan secara politis hanya bisa dijamin oleh basis ekonomi yang kuat dan lebar. 5. Wakil Ketua CCPIT ( Dewan Promosi Perdagangan Internasional Cina), Cui Yushan. Dalam pertemuannya dengan Presdir PT Bakrie & Brothers/09.08.91/Jakarta. Pengusaha RRC menyatakan sangat mengerti adanya masalah SARA yang muncul seiring dengan perkembangan dalam perekonomian Indonesia. Sebab itu, untuk sedikit meredam permasalahan, pengusaha RRC ( Republik Rakyat Cina ) akan bersedia melakukan kerja sama bisnis dengan pengusaha pribumi Indonesia, bukan hanya dengan nonpri.

Aburizal mengatakan agar pengusaha RRC jangan hanya melakukan usaha patungan dengan pengusaha nonpri tetapi juga dengan pengusaha pribumi. 6. Pangab Jenderal Try Sutrisno/11.11.92/ Situbondo. Minta kepada masyarakat untuk menghindarkan timbulnya berbagai bentuk wawasan yang cenderung mengotak-ngotakan masyarakat ke dalam suatu pandangan yang sempit atas dasar asal usul keturunan, suku, agama, profesi dan lain sebagainya. Adanya isu memecah belah antar umat beragama maupun interen agama masing-masing hendaknya terus diwaspadai, karena tidak mustahil memang sengaja dihembuskan oleh oknum atau kelompok yang ingin mengacaukan suasana ketentraman yang telah berhasil dicapai demi kepentingan politik mereka sendiri.

7. Basis Susilo Dosen Jurusan Hubungan Internasional FISIP Universitas Airlangga/26.11.92/Jakarta. Kerusuhan masyarakat yang ditimbulkan kesenjangan sosial ekonomi yang bisa terjadi bila pembangunan nasional tidak berhasil memperkecil ketidakadilan sosial ekonomi.Yang mendorong kemungkinan timbulnya separatisme di Indonesia bukan campur tangan asing dalam arti suatu negara, melainkan dalam bentuk desakan-desakan ide-ide yang muncul dari masyarakat negara lain. Potensial separatisme di Indonesia diakui Basis masih cukup besar. Titik rawannya pada masalah SARA yang dilokalisasi secara geografis. Artinya, bila masalah SARA kemudian dikembangkan dan ditumpangtindihkan dengan dimensi geografis dapat muncul separatisme. Dalam perjalanan sejarah Indonesia pernah ada hal semacam ini . Contoh munculnya isu SARA yang kemudian dilokalisir di daerah Aceh, Maluku menyebabkan lahirnya gerakan separatisme. Disinilah Basis menegaskan perlunya perhatian terhadap masalah Indonesia bagian timur (IBT). Ketertinggalan secara ekonomis dan sosial daerah IBT bisa menyebabkan kekecewaan yang akhirnya terpintal pada ideologi separatisme. 8. PANGDAM V Jaya Mayjen K. Harseno/09.12.92/ Jakarta.

Mengajak para alim ulama dan pemuka agama di Jakarta ikut menjaga kestabilan dan keamanan. Dalam melaksanakan tanggung jawab itu yang mendesak sekarang adalah menenteramkan para pelajar . Sebab ada petunjuk para pelajar diadu domba dengan isu agama, sehingga sangat rawan jika tidak bisa dikendalikan dan diyakinkan bahwa meraka dijadikan korban adu domba oleh tangan-tangan jahil. Isyu agama yang dikembangkan untuk menyulut perkelahian, yakni dibakarnya kitab suci, setelah diselidiki oleh yang berwajib, ternyata tidak benar. 9. Ketua PP Muhammadiyah H.A. Azhar Basyir, MA/13.12.92/ Rapat Pleno/Jakarta. Menghimbau umat Islam dan seluruh komponen bangsa lainya untuk tetap menjaga keutuhan dan persatuan nasional. Berkaitan dengan itu pula PP Muhammadiyah mengharapkan agar masyarakat tidak terpengaruh atau terpancing oleh isyu dan usaha provokatif yang bertujuan menggoyahkan kesatuan bangsa, khususnya kerukunan umat beragama. 10. Kepala Staff AD Jenderal TNI Wismoyo Arismunandar/12.01.94/ Acara malam . gembira bersama masyarakat Sulawesi Selatan/ Ujung Pandang. Mengantisipasi, dalam tahun-tahun mendatang, setidaknya lima tahun kedepan, kepentingan pribadi maupun golongan akan begitu menonjol. Masalah agama tampaknya juga akan dipergunakan sebagai alat pemicu perpecahan bangsa. Prof Dr Mochtar Kusuma Atmadja, mantan Menlu /22.04.94/ Malam Silaturahmi Masyarakat Hukum/Jakarta. Pernyataan Kemlu RRC mengenai kerusuhan berbau SARA di Medan, yang intinya meminta agar pemerintah Indonesia memperhatikan dan menjaga keselamatan para warga negara Indonesia keturunan Cina, dinilai wajar dan bukan mencampuri urusan dalam negeri Indonesia. Menteri Luar Negeri Ali Alatas Dalam tanggapannya terhadap penyataan jubir Kemlu RRC mengharapkan agar pemerintah Cina tidak meragukan tekad dan kemampuan RI menyelesaikan kerusuhan di Medan. Tekad untuk segera meredakan kekacauan itu dapat dilihat dari pernyataan Presiden dan pejabat tinggi terkait lainya agar pihak berwenang segera

mengambil tindakan tegas, karena aksi unjuk rasa pekerja itu menjurus pada pengrusakan dan pertentangan SARA. 11. Wang Guangying, Kemlu RRC/21.04.94/ Jumpa Pers mingguan/ Jakarta. Kemlu RRC meminta , agar Indonesia meredam demonstrasi dan kekerasan anti Cina terhadap urusan dalam negeri RI. Permintaan itu justru menunjukan perhatian Cina, karena adanya hubungan baik RI-Cina. 12. Prof. Dr. Mursal Esten,Guru Besar FPBS IKIP Padang/11.06.94/ Seminar Sastra/ Bengkulu. Sentimen kesukuan dan perbedaan etnis sebetulnya tidak perlu terlalu dikhawatirkan lagi sebagai ancaman. Justru yang harus diwaspadai adalah terjadinya kesenjangan sosial yang cukup tajam di masyarakat. Masalah kesukuan sudah banyak berubah. Perubahan ini tidak saja dalam hal kebisaan, tetapi juga terhadap tata pergaulan dan masalah sosial budaya lainnya. Dalam kondisi seperti itu, yang perlu dikhawatirkan dan diwaspadai adalah masalah kesenjangan sosial. Oleh karenanya peningkatan kesejahteraan dan pemerataan tetap dikedepankan. Jika tidak, inilah yang bakal mengundang kerawanan dan reaksi sosial. 13. Prof. Samuel P. Huntington/16.08.94/ Jakarta. Untuk dapat tampil sebagai negara maju dan kuat Indonesia harus mewaspadai potensi-potensi konflik tersebut dan mendeteksinya secara cermat untuk kalau mungkin mengubahnya menjadi unsur kesatuan yang memperkokoh negara Indonesia yang merdeka dan demokrati Dalam hal mengantisipasi dia lebih memfokuskan analisisnya pada kles (Clash) peradaban daripada kles ideologi dan ekonomi. Perdaban yang dimaksud adalah entitas kultural yang unsur-unsurnya berupa bahasa, sejarah agama, adat istiadat, lembaga-lembaga yang menentukan indentitas manusia. 14. Kepala Badan Koordinasi Intelijen Negara ( Kabakin), Sudibyo/14.01.95/Jakarta

Masalah primordialisme hingga saat ini diperkirakan akan tetap merupakan kerawanan yang perku diwaspadai. 15. Tarmizi Taher, Menteri Agama/19.09.95/Bandung. Forum komunikasi dan konsultasi antarumat beragama di Timor Timur, kemungkinan besar akan segera diwujudkan. Pembentukan Forum itu akan didorong oleh pemerintah untuk membicarakan sekaligus menyelesaikan masalah-masalah yang mungkin timbul dalam hubungan antarumat beragama di Timtim. 16. Menteri Agama, Tarmizi Taher /18.09.95/Acara peringatan ulang tahun ke18 Badan Koordinasi Pemuda Remaja Mesjid Indonesia (BKPRMI)/Bandung. Menyesalkan dan mengutuk pembakaran rumah Ibadah. Tidak satu pun agama dan Tokoh Agama dapat membenarkan perusak dan pembakar Rumah Ibadah. Namun sebagai manusia dan bangsa yang beragama kita masih terus bersyukur kepada Tuhan Yang Maha Esa bahwa kasus SARA Timtim dapat segera diatasi dan dilokalisir. 17. Prof Dr Juwono Sudarsono, Guru Besar FiSIP-UI dan Wakil Gubernur (Lemhanas) /01.11.95/Jakarta. Usaha mengembangkan Civil Society (masyarakat warga) sebagai prasyarat demokrasi memang harus terus menerus dilakukan. Namun dalam rangka pengembangan kehidupan demokrasi yang lebih sehat, pengembangan masyarakat warga itu harus disertai pula oleh usaha pengembangan civil competence (kemampuan untuk menjadi warga) yang intinya adalah toleransi. Toleransi berarti menghargai perbedaan pendapat, tidak serta merta mencuigai kelompok lain, menghargai perbedaan orang lain, baik perbedaan profesi, maupun perbedaan suku, agama dan ras, karena semuanya adalah sesama anggota dalam suatu masyarakat warga. Berkembangnya masyarakat warga yang tidak disertai peningkatan kemampuan untuk menjadi warga, justru akan menimbulkan gangguan atau ancaman terhadap kehidupan demokrasi yang sehat. Selain itu juga menimbulkan konflik berlarut-larut, misalnya seperti yang terjadi di India. Usaha mengembangkan masyarakat warga sejajar dengan peningkatan kemampuan warga itu akan lebih terasa lagi urgensi dalam masyarakat yang bersifat majemuk, seperti halnya masyarakat Indonesia.

18 Kapuspen ABRI Brigjen TNI, Suwarno Adiwijoyo/29.12.95/Pertemuan Seksi Hankam/ Jakarta. Pihak ABRI menilai tahun 1996 mendatang pihak-pihak tertentu akan terus memanfaatkan isu SARA (suku, agama, ras dan antar golongan) untuk memecah belah Bangsa. Dinamika masyarakat, khususnya aktivitas LSM (Lembaga Swadaya Masyarakat) diperkirakan juga akan tetap meningkat. Semua itu, tentunya meminta peningkatan kewaspadaan seluruh lapisan masyarakat. Dan khusus mengenai kegiatan LSM, ABRI juga sesungguhnya tidak selalu bersilang pendapat. Yang tidak dikehendaki ABRI adalah kegiatan SLM yang merugikan pemberdayaan masyarakat. Yakni, yang kegiatannya mengarah pada penanaman rasa kebencian dan bersifat destruktif. 19. Wakil Presiden, Try Sutrisno /04.07.96/Seminar Nasional Tantangan dan Peluang Pemuda Indonesia menghadapi Era Globalisasi/ Jakarta. Hal yang paling rawan dan mudah menggoyahkan persatuan dan kesatuan Bangsa adalah permasalahan SARA (suku, agama, ras dan antargolongan). Sebab itu, setiap permasalahan SARA harus dapat diselesaikan secara tuntas sedini mungkin, dengan lebih dulu memahami akar permasalahannya oleh semua pihak yang terkait secara arif dan bijaksana melalui cara musyawarah untuk mencapai mufakat. 20. Mensesneg, Moerdiono/10.10.96/ Situbondo. Pemerintah sangat menyesalkan peristiwa kerusuhan yang terjadi di Situbondo, Jawa Timur. Untuk itu Pemerintah mengharapkan, masyarakat dapat menahan diri, tidak mudah terpancing oleh isu, hasutan maupun desas desus yang menyesatkan, serta meminta seluruh pemimpin umat masing-masing untuk mencegah terjadinya peristiwa serupa. Ditegaskan, peristiwa Situbondo itu bisa merusak kerukunan hidup beragama yang selama ini sudah dibangun, dipelihara dan dikembangkan dengan sungguh-sungguh sebagai pengamalan Panccasila, tepatnya sila pertama ketuhanan Yang Maha Esa.

Oleh karena itu, pemerintah sangat menyesalkan kejadian tersebut dan mengharapkan agar peristiwa seperti itu tidak terulang kembali di mana pun dan kapan pun. Kebebaasan beragama merupakan hak asasi manusia yang paling asasi. Kebebasan itu juga bukan pemberian pemerintah ataupun golongan. Karena itu, Pemerintah sungguh-sungguh mengharapkan agar masyarakat dapat menahan diri dan tidak mudah terpancing oleh isu, hasutan maupun desas desus yang menyesatkan. Sedang kepada seluruh pemimpin umat, pemerintah mengharapkan pula agar mereka dapat lebih meningkatkan lagi pembimnaan umatnya masing-masing untuk mencegah terjadinya peristiwa serupa dikemudian hari. 21. Menteri Agama, Tarmizi Taher/15.01.97/Munas VII Badan Komunikasi Pemuda Remaja Mesjid Indonesia (BKPRMII)/Bandung. Penyiaran agama dengan agresivitas tinggi merupakan salah satu pemicu timbulnya peristiwa SARA (suku, agama, ras dan antargolongan). Dalam kaitan itu, para Tokoh Agama di Indonesia perlu lebih memasyarakatkan kerangka teologis di rumah masing-masing demi terjaminnya kerukunan hidup antarumat beragama. Asospol ( Kaasospol ) ABRI Mayjen TNI, Budi Harsono Mensinyalir masalah agama - disamping suku- sebagai isu yang paling sensitif dijadikan alat pemicu keonaran. Rentetan kasus Situbondo, Tasikmalaya dan Sangau Ledo (Sambas) dicontohkannya sebagai peristiwa yang semula bertendensi agama dan suku. 22. PanglimaKodam II Sriwijaya Mayjen TNI, Susilo Bambang Yudhoyono/ 17.01.97/Pertemuan tertutup dengan semua perwira se garnizun/ Plembang. Munculnya kelompok yang berkeinginan untuk melakukan perombakan (reformasi) dakam tatanan dan sistem politik yang berlaku, dan kelompok yang ingin menciptakan kerusuhan-kerusuhan seperti yang terjadi belakangan ini, perlu diwaspadai. Sebab, ancaman yang akan menganggu pelaksanaan Pemilu 1997 dan Sidang Umum MPR 1988, diperkirakan datang dari itu.

Dalam menghadapi tantangan dan kemungkinan ancaman yang diperkirakan itu, pihaknya berkepentingan mengamati akar-akar konflik dan kantungkantung masalah yang mungkin mengganggu tegaknya stabilitas dan keamanan di wilayah Sumbangsel (Sumatera bagian Selatan yang meliputi Jambi, Bengkulu, Sumatera Selatan dan Lampung). Mempelajari dan mengevaluasi kasus-kasus yang berkaitan dengan aspek politik dan keamanan seperti kejadian di Situbondo, Tasikmalaya dan Sangau Ledo, sudah saatnya seluruh prajurit meningkatkan langkah antisipasi, deteksi dini dan cegah dini. 23. Wakil Presiden, Try Sutrisno/23.01.97/Kunjungan Departemen Pertahanan Keamanan / Jakarta. Berbagai bentuk gangguan keamanan dan ketertiban masyarakat (Kamtibmas), seperti pelanggaran disiplin, pelanggaran hukum, perkelahian antar pelajar dan kenakalan antar remaja, intensitasnya semakin tinggi. Begitu pula masalah kerusuhan yang ditimbulkan oleh masalah suku, agama, ras dan antar golongan (SARA), mulai menggejala, karena adanya campur tangan dari pihak-pihak yang tidak bertanggungjawab. Semua itu menuntut kita untuk semakin meningkatkan kewaspadaan, melalui peningkatan deteksi dini, penyebarluasan informasi dan komuikasi sosial, serta memperkukuh kemanunggalan ABRI - rakyat. 24. Ketua Bakorstanasda Sumatra Bagian Selatan (Sumbangsel), Mayjen TNI Susilo Bambang Yudhoyono/ 24.01.97/Rapat Berkala Bakorstanasda Sumbangsel. Permasalaha SARA di Bengakulu sudah diatasi dengan baik, dalam arti cepat dan tepat. Begitu juga dengan benturan antara Perusahaan kelapa sawit dan penduduk lokal di Bangka dan Musirawas (Sumsel, unjukrasa di Jambi, unjukrasa angkutan kota di Lampung dan Palembang). 25. Asisten Sosial Politik Kepala Staf Sosial Politik (Assospol Kasospol) ABRI, Mayjen TNI Budi Harsono/26.01.97/ Ceramah dihadapan umat Budha di Megamendung/ Bogor. Keragaman Budaya dan agama yang dimiliki Bangsa Indonesia ditinjau dari kaca mata stabilitas nasional, berpotensi timbulkan konflik.

Sebab itu, kerukunan, baik intern antarumat beragama maupun antarumat beragama dengan pemerintah, merupakan sesuatu yang sangat penting yang perlu terus dibina. 26. Kepala Staf TNI AD (KASAD), Jenderal TNI R. Hartono/17.02.97/Acara Halal Bihalal dengan seluruh jajaran Sipil dan Militer/ Jakarta. Konflik SARA (suku, agama, ras dan antargolongan) menyusul kerusuhan yang terjadi di Kalimantan Barat, ternyata juga diakibatkan hasutan oknum-oknum yang sengaja datang dari Jawa Timur. Konflik SARA itu telah mengakibatkan sekitar 300 warga tewas, dan menimbulkan kerugian material yang besar. Bahkan hingga kini masih terdapat puluhan ribu pengungsi yang harus ditangani oleh pemerintah untuk selanjutnya dikembalikan ke daerah asalnya masing-masing di Kalimantan Barat. 27. Dr. TH Sumartana, Ketua Interfidei/ Lembaga Dialog Antar Agama (Dian), 17.02.97/ Aula NU Situbondo. Agama dan para pemeluknya diharapkan bisa memberi sumbangan terbaik guna menciptakan masyarakat yang demokratis, dialogis, terbuka dan komunikatif. Dengan demikian, dialog antar seluruh warga masyarakat, khususnya dialog antaragama menjadi amat relevan. Beberapa tampat di negeri ini dilanda kerusuhan massal yang mengandung aspek SARA. Peristiwa Dili, Sangau Ledo, Rengasdengklok,Tasikmalaya dan Situbondo merupakan peristiwa yang perlu dicermati dengan seksama. Kejelian kita dalam memandang perisrtiwa-peristiwa tersebut akan sangat menentukan bagaimana memahami dan menyingkapi kejadian tersebut. Melalui dialog antaragama akan dapat membuka komunikasi pada tatanan kehidupan agama secara menyeluruh, baik pada tingkat lembaga, doktrin maupun tingkat kehidupan umat. Dialog adalah sebuah cara yang paling cocok dengan nilai-nilai keagamaan yang amat menghargai kemanusiaan. Dalam perspektif peristiwa-peristiwa kerusuhan tersebut di atas, maka agaknya perlu ditambahkan kerukunan yang ke empat. Yaitu kerukunan di antara elit di negeri ini, baik elit ekonomi, maupun sosial dan politik. Sebab, apabila elit politik tersebut tidak mampu rukun dan saling menjegal satu dengan yang lain maka yang akan menjadi korban adalah rakyat banyak. Jadi ancaman yang paling berbahaya dari republik ini, apabila kalangan elite

sudah tidak mampu menghidupkan semangat kerukunan di antara mereka sendiri. 28. Prof. Dr Loekman Soetrisno, Guru Besar Universitas Gadjah Mada (UGM) Yogyakarta/ 29.07.97/Diskusi Forum Wacana Muda Interfidei/ Yogyakarta. Suatu hal yang menarik di Indonesia adalah, birokrasi merupakan bagian dari suatu organisasi sosisl politik (orsospol) tertentu. Padahal ketidaknetralan birokrasi itu dapat memancing ketegangan sosial, yang manifestasinya pada tindakan suku, agama, ras dan antargolongan (SARA). SARA adalah bagian dari bangsa dan negara Indonesia yang tidak dapat dihindari. Tetapi ia berpendapat, SARA dapat dicegah agar tidak menjadi sumber kerawanan. Pencegahannya misalnya, dalam membangun perekonomian harus secara tegas menempuh pendekatan affirmative action, yakni memberikan kesempatan sebesar-besarnya kepada penduduk pribumi untuk berkembang. Selain itu, Pemerintah harus menciptakan aparat Pemerintah yang netral dari segi politis. Korpri harus dianggap sebagai organisasi profesional PNS, dan bukan sebagai mesin perolehan suara dalam pemilu. Hotman Siahaan, Kerusuhan atau perlawanan massa terjadi bukan soal agama, tetapi diakibatkan karena longgarnya struktur sosial yang tercipta dalam masyarakat. Kekerasanbisa datang dari atas, masalahnya sangat sulit bagi kita untuk mendeteksinya. Kita hanya mampu berprasangka. Jika ada kesadaran pada masyarakat, itu bukan karena kesadaran struktural tetapi karena birokrasi. Dikatakan, kerusuhan yang terjadi di Indonesia merupakan realitas sosial sebagai upaya perlawanan hegemini. 29. Ketua Cabang Jawa Timur Yayasan Haji Karim Dei, Hj Leony Fatimah Putri Wong Kam Fu/21.09.97/Penyerahan Surat Keputusan/ Surabaya. Pembauran merupakan salah satu bentuk jawaban bagi upaya menghapus perbedaan pribumi dan non pribumi. Masyarakat bisa ikut mendorong upaya dalam kehidupan sosial atau profesional, dan bukan malah dikucilkan. Sejak semula pembauran merupakan bentuk jalan keluar yang baik untuk menuntaskan perbedaan. Terutama perbedaan etnis, agama dan asal usul yang mengakibatkan timbulnya perbedaan pribumi dan nonpribumi.

30. Kepala Staf TNI AD (KSAD), Jenderal TNI Wiranto/09.02.98/ Acara Penyerahan Penghargaan Kepada Pembina dan Kader Penegak Disiplin (KPD) terbaik tahun 1998. Mengingatkan kepada seluruh kalangan masyarakat agar dalam menghadapi masa keprihatinan bangsa karena krisis ekonomi akibat gejolak moneter saat ini, hendaknya tidak menyebarkan sentimen suku, agama, ras danantargolongan (SARA). Ini penting karena, sejak awal bangsa ini telah sepakat untuk hidup bersama dalam kebhinekaan, untuk membangun bangsa dan negara. Kalau sampai ini dilakukan, ini keliru. Kita harus lawan dan menetralisirnya. Sentimen SARA itu tidak boleh. Bangsa kita telah menjadi bangsa yang besar dan bisa membangun karena telah berhasil menyatukan berbagai perbedaan suku, agama maupun ras dalam satu kesatuan yang utuh. Jangan rusak ini karena kepentingan-kepentingan yang sempit. Perbedaan-perbedaan yang ada dalam bangssa Indonesia baik itu perbedaan etnik, agama, ras, perbedaan derajat maupun kondisi ekonomi, telah berhasil disatukan pemerintah selama ini sebagai kekuatan untuk membangun bangsa dan negara seperti sekarang ini. Kalau ada langkah-langkah, hasutan-hasutan serta keinginan untuk kembali mengkotak-kotakkan masyarakat, kan ini jelas keliru. Semua isu yang beredar serta berkembang di masyarakat perlu dianggap sebagai sampah. Keadaan sekarang tidak terlalu rawan. Namun ada berbagai pihak yang berusaha menyebarkan isu kepada masyarakat, sehingga membuat terpecah belah. Karenanya anggap saja isu itu sebagai sampah. Yang dikhawatirkan, bila isu tersebut masuk dalam opini masyarakat. Ini sangat berbahaya. Karena yang namanya isu, itu tidak benar dan sumbernya tidak jelas. Yang namanya rumours, isu serta selebaran gelap, itu kan sumbernya dari pihak yang berniat menjelek-jelekkan. Kalau niat menjelekan diterima lantas mendapat tanggapan, tentunya hal itu mengikut kehendak penyebar isu. Langkah inilah yang tidak bagus. Karena itu kita semua perlu membentengi masyarakat dari isu-isu tersebut.

Untuk menghindari perpecahan perlu dilakukan penyatuan secara utuh dari berbagai perbedaan baik etnis, agama, ras, derajat dan kondisi ekonomi. Bangsa kita merupakan bangsa yang sudah besar sekaligus sudah bisa membangun. Dari perbedaan itu, telah disatukan di dalam Bhineka Tunggal Ika.

Anda mungkin juga menyukai