Karena faktor-faktor ini, Wiarda berpendapat bahwa sistem pemerintahan diktator cenderung
membatasi kemajuan sosial dan ekonomi di negara-negara yang menerapkannya, yang pada
akhirnya dapat menyebabkan kemiskinan dan ketertinggalan. Namun, penting untuk diingat
bahwa faktor-faktor lain seperti sumber daya alam, faktor sejarah, geopolitik dan kebijakan
ekonomi juga dapat mempengaruhi status suatu negara sebagai negara termiskin.
2. Menurut Howard J. Wiarda, Bank Dunia menghadapi kesulitan dalam membuat klasifikasi
beberapa negara penghasil minyak di Timur Tengah. Hal ini disebabkan oleh beberapa faktor
yang perlu dipertimbangkan, antara lain:
Sumber Daya Alam yang Melimpah: Negara-negara di Timur Tengah memiliki cadangan
minyak yang sangat besar dan menjadi sumber penghasilan utama bagi pemerintah dan
masyarakat. Karena itu, sulit untuk menilai status ekonomi dan sosial suatu negara hanya
berdasarkan pendapatan per kapita atau angka kemiskinan.
Pola Distribusi Kekayaan: Distribusi kekayaan di negara-negara penghasil minyak di Timur
Tengah tidak merata, dan sebagian besar keuntungan dari penjualan minyak dikontrol oleh
kelompok kecil di pemerintahan atau bisnis yang terkait. Hal ini dapat memperburuk
kesenjangan sosial dan ekonomi di dalam negeri.
Pengaruh Geopolitik: Timur Tengah memiliki geopolitik yang kompleks, yang melibatkan
faktor-faktor seperti hubungan internasional, konflik regional, dan keamanan nasional. Hal ini
dapat memengaruhi kemampuan negara untuk mengembangkan ekonomi dan kesejahteraan
sosial.
Dalam konteks ini, Wiarda berpendapat bahwa Bank Dunia harus mempertimbangkan
berbagai faktor tersebut untuk membuat klasifikasi yang akurat dan terperinci tentang negara
penghasil minyak di Timur Tengah. Ini termasuk pengembangan indikator sosial dan
ekonomi yang lebih luas dan mendalam, serta pemahaman yang lebih baik tentang faktor-
faktor politik dan geopolitik yang mempengaruhi pembangunan di negara-negara ini.
3. Howard J. Wiarda berpendapat bahwa terdapat hubungan positif antara demokrasi dan
kemajuan negara-negara di Eropa Barat, Amerika Utara, Persemakmuran Inggris, dan Jepang.
Beberapa faktor yang mendukung pandangan ini antara lain:
Stabilitas Politik: Negara-negara demokrasi cenderung lebih stabil secara politik, dengan
adanya sistem yang dapat menjamin pemilihan umum yang adil dan bebas. Karena stabilitas
politik yang lebih tinggi, negara-negara ini dapat menciptakan lingkungan yang kondusif
untuk pertumbuhan ekonomi dan kemajuan sosial.
Namun, Wiarda juga mengakui bahwa demokrasi bukan satu-satunya faktor yang
mempengaruhi kemajuan negara-negara tersebut. Ada banyak faktor lain, seperti sejarah,
kebijakan ekonomi, sumber daya alam, dan geopolitik yang juga memainkan peran penting
dalam pembangunan nasional.
4. Menurut Howard J. Wiarda, dalam mempelajari perbandingan politik, sangat penting untuk
menghindari bahaya etnosentrisme. Etnosentrisme adalah pandangan atau sikap yang
menganggap budaya atau sistem politik sendiri sebagai yang terbaik dan paling superior,
sehingga mengabaikan atau merendahkan budaya atau sistem politik lain.
Menghindari Stereotipe dan Generalisasi yang Berlebihan: Seorang pembanding politik harus
menghindari menggunakan stereotipe atau generalisasi yang berlebihan dalam
membandingkan sistem politik di negara-negara yang berbeda. Hal ini dapat membantu
menghindari pemahaman yang salah atau terlalu sempit mengenai suatu sistem politik.
Dengan mengikuti prinsip-prinsip ini, seorang yang mempelajari perbandingan politik dapat
menghindari bahaya etnosentrisme dan memperoleh pemahaman yang lebih luas dan akurat
tentang sistem politik di berbagai negara
5. Menurut Howard J. Wiarda, perbandingan politik dapat memberikan kontribusi yang besar
bagi keberhasilan suatu negara dalam upayanya menjalin hubungan dengan negara lain dalam
percaturan politik internasional. Berikut adalah beberapa kontribusi perbandingan politik
yang dijelaskan oleh Wiarda:
Memperkuat Kerjasama dan Diplomasi: Dengan memahami kondisi politik dan budaya di
negara lain, suatu negara dapat memperkuat kerjasama dan diplomasi dengan negara tersebut.
Hal ini akan membantu negara tersebut dalam membangun hubungan yang saling
menguntungkan dan mempromosikan perdamaian dan keamanan internasional.
Dengan memanfaatkan kontribusi perbandingan politik ini, suatu negara dapat memperoleh
keuntungan dalam upayanya menjalin hubungan dengan negara lain dalam percaturan politik
internasional, serta meningkatkan kualitas kebijakan dan praktiknya sendiri