Anda di halaman 1dari 5

1. Howard J.

Wiarda, seorang ilmuwan politik dan ahli hubungan internasional,


mengemukakan pandangan bahwa penerapan sistem pemerintahan diktator dapat berdampak
negatif pada pembangunan ekonomi dan kemiskinan di negara-negara yang menerapkannya.

Menurut Wiarda, sistem pemerintahan diktator cenderung menciptakan lingkungan yang


tidak kondusif untuk pertumbuhan ekonomi dan pembangunan sosial. Hal ini terutama
disebabkan oleh beberapa faktor, seperti:

Kurangnya transparansi: Dalam sistem pemerintahan diktator, keputusan-keputusan penting


seringkali dibuat oleh satu orang atau kelompok kecil tanpa melibatkan partisipasi publik atau
perwakilan rakyat. Hal ini dapat menyebabkan korupsi dan kebijakan yang tidak
menguntungkan rakyat secara keseluruhan.

Ketidakstabilan politik: Karena kekuasaan dalam sistem pemerintahan diktator seringkali


tidak stabil, terjadi perubahan dalam kebijakan yang seringkali berdampak negatif pada
ekonomi dan kehidupan sosial masyarakat.

Kurangnya kebebasan berbicara: Di bawah pemerintahan diktator, rakyat seringkali tidak


memiliki kebebasan untuk menyampaikan pendapat dan kritik terhadap pemerintah. Hal ini
dapat menghambat inovasi dan perkembangan dalam berbagai sektor.

Karena faktor-faktor ini, Wiarda berpendapat bahwa sistem pemerintahan diktator cenderung
membatasi kemajuan sosial dan ekonomi di negara-negara yang menerapkannya, yang pada
akhirnya dapat menyebabkan kemiskinan dan ketertinggalan. Namun, penting untuk diingat
bahwa faktor-faktor lain seperti sumber daya alam, faktor sejarah, geopolitik dan kebijakan
ekonomi juga dapat mempengaruhi status suatu negara sebagai negara termiskin.

2. Menurut Howard J. Wiarda, Bank Dunia menghadapi kesulitan dalam membuat klasifikasi
beberapa negara penghasil minyak di Timur Tengah. Hal ini disebabkan oleh beberapa faktor
yang perlu dipertimbangkan, antara lain:

Sumber Daya Alam yang Melimpah: Negara-negara di Timur Tengah memiliki cadangan
minyak yang sangat besar dan menjadi sumber penghasilan utama bagi pemerintah dan
masyarakat. Karena itu, sulit untuk menilai status ekonomi dan sosial suatu negara hanya
berdasarkan pendapatan per kapita atau angka kemiskinan.
Pola Distribusi Kekayaan: Distribusi kekayaan di negara-negara penghasil minyak di Timur
Tengah tidak merata, dan sebagian besar keuntungan dari penjualan minyak dikontrol oleh
kelompok kecil di pemerintahan atau bisnis yang terkait. Hal ini dapat memperburuk
kesenjangan sosial dan ekonomi di dalam negeri.

Faktor Kebijakan Pemerintah: Beberapa negara penghasil minyak di Timur Tengah


menerapkan kebijakan yang berbeda dalam pengelolaan kekayaan alam dan pembangunan
ekonomi. Misalnya, Uni Emirat Arab dan Qatar menekankan pengembangan sektor non-
minyak seperti pariwisata dan keuangan, sementara Arab Saudi lebih fokus pada
pengembangan industri minyak dan gas.

Pengaruh Geopolitik: Timur Tengah memiliki geopolitik yang kompleks, yang melibatkan
faktor-faktor seperti hubungan internasional, konflik regional, dan keamanan nasional. Hal ini
dapat memengaruhi kemampuan negara untuk mengembangkan ekonomi dan kesejahteraan
sosial.

Dalam konteks ini, Wiarda berpendapat bahwa Bank Dunia harus mempertimbangkan
berbagai faktor tersebut untuk membuat klasifikasi yang akurat dan terperinci tentang negara
penghasil minyak di Timur Tengah. Ini termasuk pengembangan indikator sosial dan
ekonomi yang lebih luas dan mendalam, serta pemahaman yang lebih baik tentang faktor-
faktor politik dan geopolitik yang mempengaruhi pembangunan di negara-negara ini.

3. Howard J. Wiarda berpendapat bahwa terdapat hubungan positif antara demokrasi dan
kemajuan negara-negara di Eropa Barat, Amerika Utara, Persemakmuran Inggris, dan Jepang.
Beberapa faktor yang mendukung pandangan ini antara lain:

Stabilitas Politik: Negara-negara demokrasi cenderung lebih stabil secara politik, dengan
adanya sistem yang dapat menjamin pemilihan umum yang adil dan bebas. Karena stabilitas
politik yang lebih tinggi, negara-negara ini dapat menciptakan lingkungan yang kondusif
untuk pertumbuhan ekonomi dan kemajuan sosial.

Kebebasan Ekonomi: Negara-negara demokrasi cenderung lebih terbuka dalam hal


perdagangan dan investasi, serta memiliki sistem ekonomi yang lebih inklusif. Hal ini
memungkinkan masyarakat dan bisnis untuk berkembang dan berinovasi, sehingga dapat
mempercepat pertumbuhan ekonomi.
Pendidikan dan Inovasi: Negara-negara demokrasi biasanya memiliki sistem pendidikan yang
lebih baik, yang mendorong masyarakat untuk berpartisipasi dalam pembangunan nasional.
Hal ini dapat meningkatkan tingkat inovasi dan pengetahuan, sehingga dapat mempercepat
pertumbuhan ekonomi.

Kepemimpinan dan Akuntabilitas: Negara-negara demokrasi cenderung memiliki


kepemimpinan yang lebih responsif terhadap kebutuhan dan aspirasi rakyat, serta sistem yang
lebih akuntabel dan terbuka. Hal ini dapat memastikan bahwa sumber daya dan kebijakan
nasional digunakan dengan efektif untuk memajukan negara.

Namun, Wiarda juga mengakui bahwa demokrasi bukan satu-satunya faktor yang
mempengaruhi kemajuan negara-negara tersebut. Ada banyak faktor lain, seperti sejarah,
kebijakan ekonomi, sumber daya alam, dan geopolitik yang juga memainkan peran penting
dalam pembangunan nasional.

4. Menurut Howard J. Wiarda, dalam mempelajari perbandingan politik, sangat penting untuk
menghindari bahaya etnosentrisme. Etnosentrisme adalah pandangan atau sikap yang
menganggap budaya atau sistem politik sendiri sebagai yang terbaik dan paling superior,
sehingga mengabaikan atau merendahkan budaya atau sistem politik lain.

Untuk menghindari bahaya etnosentrisme, seorang yang mempelajari perbandingan politik


dapat melakukan beberapa hal, antara lain:

Memahami Konteks Lokal: Sebelum membandingkan suatu sistem politik, seorang


pembanding politik harus memahami konteks lokal dan sejarah budaya dan politik di negara
tersebut. Hal ini akan membantu menghindari interpretasi yang terlalu sempit atau salah
mengenai sistem politik di negara tersebut.

Pendekatan Komparatif: Seorang pembanding politik harus menggunakan pendekatan yang


komparatif dalam membandingkan sistem politik di negara-negara yang berbeda. Hal ini
dapat membantu menghindari pemahaman yang terlalu terfokus pada keunggulan atau
kekurangan sistem politik tertentu.

Toleransi Terhadap Keragaman: Seorang pembanding politik harus memiliki toleransi


terhadap keragaman budaya dan politik di negara-negara yang berbeda. Hal ini akan
membantu menghindari pandangan yang merendahkan atau mengabaikan budaya atau sistem
politik tertentu.

Menghindari Stereotipe dan Generalisasi yang Berlebihan: Seorang pembanding politik harus
menghindari menggunakan stereotipe atau generalisasi yang berlebihan dalam
membandingkan sistem politik di negara-negara yang berbeda. Hal ini dapat membantu
menghindari pemahaman yang salah atau terlalu sempit mengenai suatu sistem politik.

Dengan mengikuti prinsip-prinsip ini, seorang yang mempelajari perbandingan politik dapat
menghindari bahaya etnosentrisme dan memperoleh pemahaman yang lebih luas dan akurat
tentang sistem politik di berbagai negara

5. Menurut Howard J. Wiarda, perbandingan politik dapat memberikan kontribusi yang besar
bagi keberhasilan suatu negara dalam upayanya menjalin hubungan dengan negara lain dalam
percaturan politik internasional. Berikut adalah beberapa kontribusi perbandingan politik
yang dijelaskan oleh Wiarda:

Memperoleh Pemahaman yang Lebih Mendalam: Dengan membandingkan sistem politik di


berbagai negara, suatu negara dapat memperoleh pemahaman yang lebih mendalam tentang
kondisi politik, sosial, dan budaya di negara lain. Hal ini akan membantu negara tersebut
dalam menyusun kebijakan luar negeri yang tepat dan efektif.

Mengetahui Kelebihan dan Kekurangan Sistem Politik: Dengan membandingkan sistem


politik di negara lain, suatu negara dapat mengetahui kelebihan dan kekurangan sistem
politiknya sendiri, serta memperoleh inspirasi untuk melakukan reformasi atau perbaikan
pada sistem politiknya.

Memperoleh Informasi tentang Kebijakan dan Praktik Terbaik: Dengan membandingkan


sistem politik di negara lain, suatu negara dapat memperoleh informasi tentang kebijakan dan
praktik terbaik dalam berbagai bidang, seperti politik luar negeri, ekonomi, dan sosial. Hal ini
dapat membantu negara tersebut dalam meningkatkan kualitas kebijakan dan praktiknya
sendiri.

Memperkuat Kerjasama dan Diplomasi: Dengan memahami kondisi politik dan budaya di
negara lain, suatu negara dapat memperkuat kerjasama dan diplomasi dengan negara tersebut.
Hal ini akan membantu negara tersebut dalam membangun hubungan yang saling
menguntungkan dan mempromosikan perdamaian dan keamanan internasional.

Dengan memanfaatkan kontribusi perbandingan politik ini, suatu negara dapat memperoleh
keuntungan dalam upayanya menjalin hubungan dengan negara lain dalam percaturan politik
internasional, serta meningkatkan kualitas kebijakan dan praktiknya sendiri

Anda mungkin juga menyukai